Anda di halaman 1dari 19

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Perkembangan dan pengembangan
pusat pertumbuhan ekonomi yang
saat ini lebih banyak terpusat di
pulau

Jawa

dilakukan
pusat

sudah

saatnya

pemekaran

wilayah

pengembangan

pertumbuhan
didsarkan

pada

dan

ekonomi

yang

kompetensi

ini

daerah, adalah satu satu yang


menjadi latar belakang munculnya
gagasan masterplan pusat pengembangan ekonomi baru di berbagai
wilayah di tanah air, salah satunya di wilayah Sei Semangke, Kabupaten
Simalungun, Sumatera utara .
Untuk membangun sektor industri agar mampu berkembang dalam
arena persaingan seperti saat ini dan sekaligus menjadikannya sebagai
motor penggerak perekonomian nasional di masa depan, maka sektor
industri perlu memiliki daya saing yang tinggi yaitu daya saing karena
kuatnya struktur, tingginya peningkatan nilai tambah dan produktivitas
disepanjang rantai nilai produksi, dan dukungan dari seluruh sumber
daya produktif yang dimiliki suatu wilayah .
Pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh Kementerian Perindustrian
juga telah membuat Kebijakan Pengembangan Industri Nasional (KPIN)
untuk mewujudkan Visi Pembangunan Industri Nasional yaitu agar pada
tahun 2020 Indonesia telah menjadi sebuah Negara Industri Maju Baru.
Strategi

yang

dilakukan

di

antaranya

adalah

sebagai

berikut:

Peningkatan Nilai Tambah dan Produktivitas; Pengembangan Klaster


Industri; Pengembangan Lingkungan Bisnis yang Nyaman/Kondusif;
Laporan Akhir | I-1

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

Pembangunan Industri yang Berkelanjutan; Persebaran Industri; dan


Pengembangan Industri Kecil dan Menengah.
Salah satu bentuk program yang dapat menjawab hampir semua
strategi-strategi

tersebut

diatas

adalah

pengembangan

Kawasan

Ekonomi Khusus (KEK). KEK merupakan kawasan dengan batas tertentu


dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
ditetapkan

untuk

menyelenggarakan

fungsi

perekonomian

dan

memperoleh fasilitas tertentu. Fungsi KEK adalah untuk melakukan dan


mengembangkan

usaha

di

bidang

perdagangan,

jasa,

industri,

pertambangan dan energi, transportasi,maritim dan perikanan, pos dan


telekomunikasi, pariwisata, dan bidang lain. Sesuai dengan hal tersebut,
KEK terdiri atas satu atau beberapa zona, antara lain zona pengolahan
ekspor, logistik, industri, pengembangan teknologi, pariwisata, dan
energi yang kegiatannya dapat ditujukan untuk ekspor dan untuk dalam
negeri.
Kawasan Sei Semankei di wilayah Kabupaten Simalungan adalah salah
satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara memiliki keunggulan
tersendiri

dalam

hal

rencana

pengembangan

wilayah

tersebut.

Penguasaan tanah rencana pengembangan telah dikuasai sepenuhnya ,


dekat dengan infrastrktur pelabuhan/ sea port dan dekat dengan pusat
energi yaitu pembangkit listrik PLTA dan moda transpotrasi darat yang
relative telah terbentuk jaringan yang minimal telah tersedia serta
kompetensi inti daerah yaitu kelapa sawit/ oleo sebagai bahan dasar
pengembangan industri hulu ke hilir .
Dengan diusulkannya pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus di Sei
Mangkei Simalungun ,maka diharapkan mampu memberikan nilai
tambah bagi pengembangan industrinya yang pada akhirnya akan
berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sebagai awal
syarat pengembangan, maka diperlukan penyusunan Master Plan dalam
upaya memberikan arahan pengembangan dalam pembangunannya.

Laporan Akhir | I-2

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei


1.2 Tujuan dan Sasaran

1.2.1 Tujuan
Tujuan dari pekerjaan ini adalah tersusunnya masterplan Kawasan
Ekonomi Khusus Sei Mangkei , Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara .
1.2.2 Sasaran
Sasaran dari pekerjaan ini adalah tersusunnya konsepsi pengembangan
kawasan Eknomi Khusus Sei Mangkei, Simalungun yang sesuai dengan
tata ruang dan berwawasan lingkungan.
1.3 Ruang Lingkup
Ruang Lingkup kegiatan Penyusunan Master Plan Pengembangan
Kawasan Ekonomi Khusus

di Sei Mangkei , Kabupaten Simalungun

adalah :
1.

Melakukan survei dan pengumpulan data ke Kabupaten /


lokasi kegiatan guna mengkaji kondisi wilayah perencanaan.

2.

Melakukan analisis industri (kelompok dan jenis industri


potensial yang berpeluang dikembangkan di kawasan
ekonomi khusus) dengan mempertimbangkan :
a). Potensi Sumber Daya Alam (mengacu potensi industri
daerah dengan menggunakan pendekatan pohon
industri).
b). Potensi industri eksisting dan industri unggulan.

3.

Mengkaji kebijakan serta upaya yang dilakukan pemerintah


daerah Kabupaten Simalungun dalam pengembangan
industri daerah.

4.

Mengkaji segi - segi kelayakan ekonomis dan teknis


pengembangan kawasan ekonomi khusus ditinjau dari :
a).

Aspek internal (pertimbangan kelayakan hanya dilihat


dari kegiatan industri) seperti kecenderungan jenis
industri
yang
tumbuh,
ketersediaan
prasarana,
ketersediaan
sumberdaya
manusia
yang
sesuai
kebutuhan perusahaan.

b). Aspek ekternal seperti kondisi hiterland, persaingan


dengan daerah lainnya dalam hal persaingan jenis

Laporan Akhir | I-3

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

industri yang akan dikembangkan


fungsi zona, stabilitas keamanan.

dimasing-masing

c). Aspek lokasi (jarak, kemiringan, layanan jaringan jalan,


jaringan utilitas dan sebagainya).
d). Standar teknis perencanaan yang perlu dipahami baik
dari segi perencanaan tata letak maupun penyediaan
infrastruktur.
5.

Menyusun konsepsi penyediaan sarana dan prasarana


sebagai faktor pendukung utama pengembangan kawasan
ekonomi khusus. Dalam hal ini diperlukan gambaran fungsi
sarana dan prasarana yang tersedia seperti jaringan
jalan/transportasi, jaringan listrik, air bersih, jaringan
komunikasi, jaringan pengelolaan limbah, sistem drainase
dan lain-lain.

6.

Menyusun konsep fungsional tata ruang meliputi :


a). Arah dan kebijakan tata ruang daerah.
b). Konsep dan strategi pengembangan kawasan ekonomi
khusus.
c). Melakukan analisis kesesuaian lokasi, ketersediaan
lahan, ketersedian sarana dan prasarana, analisis
pembangunan dan pengembangan.

7.

Menyusun gambar desain Master Plan Pengembangan


Kawasan ekonomi khusus, mencakup orientasi kawasan
perencanaan 1:250 000

8.

Menyusun Master Plan Kawasan ekonomi khusus.

1.4 Metodologi
1.4.1 Pola Pikir
Kawasan ekonomi khusus akan di ajukan oleh pemerintah Kabupaten
Belitung

dan

akan

dikembangkan

sebagai

kawasan

potensial

pengembangan ekonomi baru sekaligus kawasan pertumbuhan baru di


selatan

Kabupaten

Belitung.

Untuk

menjadi

kawasan

potensial

pengembangan ekonomi khusus Kabupaten Belitung perlu disiapkan

Laporan Akhir | I-4

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

masterplan kawasan sebagai kelengkapan pengajuan kawasan ekonomi


khusus.
1.5. Pendekatan
Penyusunan materi Master Plan Kawasan inustri Sei Mangkei dilakukan
dengan berdasarkan kepada beberapa pendekatan, yaitu:
A. Pendekatan Fungsional Wilayah
Dalam kegiatan ini pendekatan fungsional wilayah adalah pendekatan
yang

dalam

merencanakan

suatu

wilayah/kawasan

tetap

mempertimbangkan kebijaksanaan pembangunan yang lebih tinggi


seperti

RTRWN,

RTRWP,

RTRW

Kabupaten

serta

Kebijaksanaan

Pembangunan Pemerintah Daerah. Dengan kebijaksanaan regional


tersebut dapat diprediksi peran dan fungsi yang diemban kawasan,
yang

secara

otomatis

akan

mempengaruhi

kegiatan

yang

akan

dikembangkan di dalam wilayahnya atau kawasannya.


Kegiatan penataan ruang tidak terlepas dari pendekatan aspek wilayah
(spasial) dimana dalam aspek ini selain terdapat sinkronisasi kebutuhan
ruang, juga bagaimana kemampuan menampung kegiatan di masa
yang akan datang. Pendekatan mencakup beberapa aspek, seperti :

Kedudukan wilayah perencanaan dalam konteks yang lebih luas


(regional, atau antar-regional dan provinsi);

Struktur ruang dan pusat pengembangan wilayah;

Keterkaitan dengan wilayah secara lebih luas dan keterkaitan


antar wilayah;

Sistem perhubungan wilayah dan

Daya dukung wilayah.

Dengan pendekatan ini dimaksudkan agar pola pembangunan lebih


terpadu dan terintegrasi serta terencana dan terstruktur dengan baik.
Namun

demikian

disesuaikan

pendekatan

dengan

aspek

perkembangan

ini

yang

akan
saat

dipadukan
ini

terjadi

atau
serta

Laporan Akhir | I-5

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

paradigma-paradigma

baru

dalam

perencanaan

dan

pelaksanaan

pembangunan.
B. Pendekatan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan
Pendekatan ini dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan ekosistem
dalam memanfaatkan sumber daya alam. Sehingga kriteria teknis
kawasan, baik budidaya maupun lindung dalam pemanfaatannya harus
mempertimbangkan aspek dampak yang ditimbulkan bila dimanfaatkan.
Dengan mempertimbangkan ekologi lingkungan maka pendekatan
dasar penataan ruang yang baik akan menciptakan pembangunan
berkelanjutan. Hal ini untuk mendukung kriteria dari kawasan ekonomi
khusus yang tercantum dalam UU No. 39 tahun 2009 tentang Kawasan
Ekonomi Khusus, pasal 4.
C. Pendekatan Ekonomi Wilayah
Dalam pendekatan ini dimaksudkan untuk menentukan industry apa
yang dapat dikembangkan di Kawasan industri Sei Mangkei dengan
melakukan

analisis

Simalungun

dan

pertumbuhan

ekonomi

mempertimbangkan

regional

kabupaten

sektor-sektor

bangkitan

ekonominya. Dari kecenderungan ekonomi ini kemudian akan dikaitkan


dengan regional yang lebih luas sebagai perbandingan sehingga keluar
seberapa besar kemampuan Kabupaten Simalunguin untuk berkembang
dari sektor industri.
D. Pendekatan Studi Banding
Pendekatan ini merupakan pendekatan untuk melihat keberhasilan dan
kekurangan dari kawasan ekonomi khusus atau kawasan industri
general terdahulu atau sejenisnya di dunia. Melihat pola perkembangan
dan pengembangannya untuk menjadi referensi dalam menyusun
masterplan Kawasan indsuistri Sei Mangkei

dengan menyesuaikan

karakternya.
E. Pendekatan Perencanaan Tapak
Laporan Akhir | I-6

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

Pendekatan ini dimaksudkan untuk menentukan fungsi ruang di dalam


kawasan

dengan

mempertimbangkan

kegiatan

yang

akan

direncanakan. Efisiensi lahan sebagai ruang kegiatan diintergrasikan


menjadi satu kesatuan yang utuh dengan penghubung jaringan jalan.
Pendekatan

ini

dilakukan

untuk

menentukan

penempatan

ruang

berdasarkan kegiatan pada kawasan.


F. Pendekatan Kebutuhan Pengembangan

Pendekatan ini dilakukan dalam melakukan identifikasi dan analisa


kebutuhan pengembangan jenis industri yang akan dikembangkan dan
prasarana sarana kawasan perencanaan. Pendekatan yang dilakukan
dalam menentukan prediksi kebutuhan pengembangan prasarana dan
sarana perkotaan melalui pendekatan Development Needs dan Basic
Needs.
Pendekatan Development Needs digunakan dalam melakukan prediksi
kebutuhan pengembangan prasarana dan sarana, dimana prediksi
tersebut

dilakukan

berdasarkan

kajian

kebutuhan

pengembangan

industri baik melalui standar atau kriteria kebutuhan pengembangan


maupun kondisi eksisting dan masa depan yang mempengaruhinya
seperti lingkungan fisik, kelayakan ekonomi, dan kebijakan. Pendekatan
ini yang akan menentukan peran dan fungsi dari kawasan perencanaan
ke depannya. Sementara pendekatan Basic Needs didasarkan pada
pemenuhan kebutuhan dasar kawasan perencanaan sampai akhir tahun
perencanaan.
1.6 Metodologi Pentahapan Pekerjaan
Metodologi

pentahapan

pekerjaan

akan

terkait

dengan

rencana

pelaksanaan pekerjaan melalui suatu pentahapan. Untuk itu, penjelasan


mengenai metodologi penyusunan Master Plan Kawasan Industri Sei
Mangkei dibagi sesuai dengan kebutuhan penanganan kegiatan yang
ada

pada

masing-masing

tahapan.

Adapun

tahapan

yang

akan

dilakukan adalah :
a.

Persiapan,
Laporan Akhir | I-7

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

b.

Kajian awal

c.

Pengumpulan Data dan Kompilasi Data,

d.

Kajian Kelayakan umum dan analisa

e.

Penyusunan konsep pengembangan

f.

Penyusunan dan Penyempurnaan masterplan

Pendekatan dan metodologi yang akan digunakan dalam pelaksanaan


pekerjaan pada dasarnya akan mengacu pada skema keterkaitan
kegiatan dalam tiap tahapan pelaksanaan pekerjaan .
1. Tahap Persiapan; Tahap ini merupakan tahap awal pekerjaan untuk
melakukan

persiapan

dalam

pelaksanaan

mengkoordinasi tim, memantapkan

pekerjaan,

seperti

metodologi, menyusun rencana

kerja rinci, serta menyusun rancangan survey. Pada tahap persiapan ini,
kegiatan yang perlu dilakukan antara lain:
A.

Pemantapan Pendekatan dan Metodologi

Merupakan kegiatan untuk memantapkan metodologi yang telah


disepakati dengan Tim Supervisi yang nantinya akan menjadi
pegangan selanjutnya dalam pelaksanaan pekerjaan.
Kegiatan ini dilakukan dengan cara desk study serta mekanisme
koordinasi.
Output dari kegiatan ini berupa metodologi yang akan digunakan
sebagai dasar dalam penyusunan rencana kerja.
B.

Pemantapan Desain Survey

Merupakan kegiatan untuk memantapkan desain pelaksanaan


survey sesuai dengan metodologi yang telah disepakati oleh tim
dan hasil koordinasi dengan Tim Supervisi.
Kegiatan ini dilakukan dengan cara desk study serta mekanisme
koordinasi.
Output dari kegiatan ini berupa desain survey, yaitu daftar
pertanyaan, serta daftar data yang akan dicari dan sumber
datanya.
C.

Persiapan Pelaksanaan Survey


Laporan Akhir | I-8

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

Merupakan kegiatan untuk mempersiapkan tim terjun ke lokasi


perencanaan, yaitu kawasan sei mangkei . Termasuk di dalamnya
adalah menyiapkan peralatan survey yang diperlukan serta surat
pengantar pelaksanaan survey dari Pemberi Kerja, koordinasi
dengan

PTPN

III,

dan

menyiapkan

surveyor

yang

akan

melaksanakan kegiatan tersebut


Kegiatan ini dilakukan dengan mekanisme koordinasi.
Output yang dihasilkan berupa kelengkapan pelaksanaan survey,
secara teknis dan non-teknis
2. Tahap Kajian awal; merupakan kajian dari data yang ada untuk
menjadi bahan pengambi keputusan. Data yang terkait berasal dari
berbagai sumber terlebih dari PTPN III karena semua inisiatif berasal
dari PTPN III .Data meliputi data yang bersifat spasial dimana
Kawasan sudah masuk kedalam bagian tata ruang, kebijakan
Kawasan di Kabupaten Simalungun sudah diakomodasi atau belum
serta kebijakan-kebijakan yang sifatnya sektoral menjadi pendukung.
Deliniasi kawasan menjadi penting ketika penyusunan masterplan
membutuhkan ruang untuk direncanakan secara spasial, harus ada
kejelasan deliniasi tersebut baik dari BPN maupun pemerintah
daerah sendiri.
3. Tahap Pengumpulan data; Tahap ini merupakan tahap untuk
melakukan pengumpulan data, baik secara sekunder maupun primer.
Pada tahap ini pula dilakukan kompilasi terhadap data dan informasi
yang berhasil dikumpulkan. Kegiatan kompilasi pada dasarnya adalah
upaya mensistematisasikan data dan informasi ke dalam kelompokkelompok kajian agar dapat dengan mudah dibaca dan dianalisis.
A.

Survey Primer

Merupakan kegiatan pengumpulan data-data primer yang


dilakukan dengan cara observasi lapangan dan wawancara
semi-terstruktur.

Laporan Akhir | I-9

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

Kegiatan ini dilakukan dengan pendekatan eksplorasi dan


partisipatif, khususnya untuk kegiatan wawancara.

Output dari kegiatan ini berupa data dan informasi mengenai


kondisi

fisik

alamiah,

fisik

binaan,

dan

sosial

ekonomi

masyarakat.
B.

Survey Sekunder

Merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data dan informasi


secara sekunder, baik berupa survey instansional maupun
kepustakaan.

Kegiatan ini dilakukan dengan pendekatan eksplorasi.

Output dari kegiatan ini berupa kumpulan data dan informasi,


berupa

peraturan

pengembangan

perundang-undangan

terkait,

data-data

terkait,

numerik,

kebijakan
peta-peta,

termasuk buku-buku teori, artikel, jurnal, tulisan, laporan, serta


studi-studi

terkait

penataan

ruang

Kawasan

ekonomi

kabupaten,

khusus,

konsep

dokumen

pembangunan

berkelanjutan, pengembangan wilayah, pembangunan sosial


ekonomi, insentif disinsentif, dll.
C.

Kompilasi Data

Mengelompokkan data dan informasi menurut kategori aspek


kajian seperti : data fisik (ekologi), data kependudukan, data
kebijakan, dll;

Menyortir data-data setiap aspek tersebut agar menjadi


sederhana dan tidak terjadi duplikasi;

Mendetailkan desain pengolahan dan kompilasi data dari


desain studi awal sehingga tercipta form-form isian berupa
tabel-tabel, konsep isian, peta tematik dll;

Mengisi dan memindahkan data yang telah tersortir ke dalam


tabel-tabel isian dan peta isian tematik;

Melakukan pengolahan data berupa penjumlahan,pengalian,


pembagian, persentase dsb baik bagi data primer maupun
sekunder.
Laporan Akhir | I-10

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

Kegiatan ini dilakukan dengan cara desk study.

Output dari kegiatan ini berupa kumpulan data dan informasi


yang telah tersistematisasi ke dalam kategori-kategori sesuai
kebutuhan analisis

4. Tahap Aspek kelayakan umum dan analisa; aspek ini membahas


kawasan dari sisi lokasi, regional serta industri apa yang potensial
dikembangkan di Kawasan ini dengan mempertimbangkan kondisi
eksisting

seperti

ketersediaan

sumber

daya

alam

(jika

memanfaatkan potensi alam, bentang alam), sumber daya manusia


(ketersediaan tenaga kerja), prospek industry yang berkembang,
ketersediaan

infrastruktur

di

sekitar

kawasan,

hal

ini

akan

mempengaruhi keberlanjutan Kawasan industri nantinya. setelah


data tersedia perlu dilakukan analisa untuk mendapatkan justifikasi
kriteria

pengembangan

Kawasan

dari

aspek

keruangan,

pengembangan industri dan ekonomi. Dalam analisa ini juga akan


dilakukan studi referensi/preseden untuk memberikan gambaran
pengembangan Kawasan industri new generation di belahan dunia,
dari aspek keberhasilan maupun kelemahan.
5. Tahap penyusunan Konsep pengembangan; dari hasil analisa
akan dihasilkan konsep pengembangan kawasan industri

Sei

Mangkei dengan mempertimbangkan potensi dan permasalahan


yang

ada.

Konsep

pengembangan

ini

menjadi

bahan

untuk

menyusun masterplan kawasan industrri Sei Mangkei . Konsep


pengembangan ini perlu di diskusikan dahulu dengan pemerintah
daerah Belitung supaya aspirasi dapat diakomodasi karena Kawasan
Sei Mangkei nantinya akan dikembangkan oleh pemerintah daerah
setempat dan stake holder lainnya sehingga apa yang di harapkan
dan di inginkan pemerintah daerah diakomodasi pada konsep
tersebut.

Laporan Akhir | I-11

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

6. Tahap Penyusunan Masterplan Kawasan Industri Sei Mangkei


; dari hasil konsep dan disepakati oleh pemerintah daerah maupun
Kementerian Perindustrian maka disusun rencana detailnya berupa
rencana-rencana dari pola ruang, struktur ruang hingga strategi
pengembangan KEK tersebut.
1.4.4 Metode Penanganan Pekerjaan
Metode yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan ini pada
prinsipnya dilakukan secara simultan sekaligus berkesinambungan
untuk mencapai penyusunan masterplan Kawasan Industri Sei Mangkei ,
adapun metode penanganan pekerjaan, adalah:
1. Pemetaan
Pemetaan peta kawasan dilakukan untuk mendapatkan deliniasi
kawasan. Peta dasar berupa peta standar dari Bakosurtanal
dengan skala 1: 25.000 dan peta foto satelit dengan resolusi
minimal 2,5 meter. Dengan menggunakan tenaga surveyor juga
akan dapat diperoleh informasi lainnya yang tidak dapat diperoleh
dari image melalui satelit. Mengingat kebutuhan peta ini sangat
penting maka diasumsikan sudah tersedia dan akan menjadi peta
kerja bagi tenaga ahli lainnya untuk memenuhi kebutuhan
informasi dilapangan.
2. Pencatatan Lapangan
Pencatatan

di

lapangan

dimaksudkan

untuk

mendapatkan

informasi mengenai kondisi lingkungan daerah ataupun infromasi


lain yang akan dijadikan lokasi KEK. Pencatatan juga dilakukan
dengan menggunakan GPS untuk keakurasian titik penting.
3. Dokumentasi Foto dan Video
Dokumentasi foto (digital) dan video diharapkan akan membantu
catatan yang dilakukan oleh surveyor yang mengamati kondisi
lingkungan Kawasan indsutri Sei Mangkei .
4. Diskusi

Laporan Akhir | I-12

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

Diskusi ini merupakan diskusi kelompok yang bersifat terbatas


dan fokus pada satu topik pembahasan, diskusi yang dimaksud
disini adalah forum bertukar pikiran, tanya jawab, pemberian
masukan dalam rangkaian proses pekerjaan Penyusunan Master
Plan kawasan industri generasi ke tiga . Hasil diskusi ini adalah
diperolehnya informasi-informasi yang tersembunyi yang tidak
dapat digali dari pengamatan lapangan dan survey sekunder.
Diskusi dilakukan antara tim dengan Tim Supervisi, juga antara
tim dengan stakeholders terkait lainnya di tingkat pusat dan
daerah,

yaitu

pada

saat

melakukan

pembahasan

Laporan

Pendahuluan, Laporan Semi Rampung, dan Laporan Akhir. Diskusi


ini sekaligus sebagai arena pensosialisasian kegiatan pekerjaan
ini.
1.7. Metode Pengumpulan Data dan Informasi
Metode pengumpulan data dan informasi untuk penyelesaian pekerjaan
penyusunan Masterplan Kawasan Insustri Generasi Ke Tiga Sei Mangkei
adalah:
1.

Survey Primer
Survey primer dilakukan dengan observasi lapangan, penghitungan,
dan penyebaran kuesioner. Survey observasi lapangan terkait
dengan pengenalan dan pengamatan kondisi lapangan, baik aspek
fisik lingkungan binaan maupun aspek non budi daya alamiah.
Pelaksanaan wawancara semi terstruktur merupakan pengumpulan
data

yang

bersumber

langsung

dari

sumber

data

dengan

menggunakan teknik wawancara. Dalam teknik wawancara terdapat


alternatif cara sebagai berikut:
a. Teknik wawancara langsung pada tempat alamat responden
b. Teknik wawancara pada tempat kegiatan masyarakat seperti,

tempat-tempat umum, jalan, lingkungan perumahan, dll.

Laporan Akhir | I-13

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei


c. Teknik seminar atau diskusi dengan mengundang responden yang

kompeten
Untuk kegiatan ini, teknik wawancara yang akan digunakan adalah
diskusi dengan mengundang responden yang kompeten didalam
kawasan ekonomi khusus. Wawancara ini dilakukan kepada para
pelaku pembangunan yang berkepentingan di kawasan perencanaan,
yaitu:
a. Pemerintah Daerah setempat / PTPN III serta dinas-dinas terkait;
b. Masyarakat, diwakili oleh aparat kelurahan, kecamatan, tokoh
masyarakat dan wakil organisasi/kelompok profesi;
2.

Survey Sekunder
Survey sekunder dilakukan dengan mendatangi instansi terkait dan
sejumlah instansi lain yang dapat menyediakan data yang berkaitan
dengan pelaksanaan studi untuk meminta sejumlah dokumentasi
data dari institusi terkait dengan kawasan industri Sei Mangkei . Data
yang dikumpulkan dapat berupa peta grafis, data teks dan numerik,
data teknis engineering, hasil studi, dokumen perencanaan serta
kebijaksanaan dan peraturan.

1.8. Metode Analisa


1. Superimpose Peta
Analisis superimpose peta adalah analisis yang cukup sederhana,
dimana

beberapa

peta

tematik

ditumpang-tindihkan

untuk

mendapatkan suatu hasil analsis tertentu. Utamanya metode


analisis ini dipergunakan untuk melakukan deliniasi zona dari
suatu

wilayah

Misalnya,

jika

perencanaan
analisis

sesuai

dengan

superimpose

tujuan

zonasi.

dimaksudkan

untuk

mendeliniasi areal yang di konservasi maka kriteria konservasi


yang diterjemahkan dalam peta tematik saling disuperimpose.
Dari hasil superimpose, zona yang dikonservasi adalah zona yang
memenuhi semua atau mayoritas kriteria konservasi. Selanjutnya
jika diperlukan adanya klasifikasi konservasi dapat dilakukan
deliniasi sesuai dengan tingkat pemenuhan kriteria. Pekerjaan ini
Laporan Akhir | I-14

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

akan lebih mudah apabila peta yang dipergunakan sudah berupa


data digital dimana dengan perangkat lunak Arc Info atau Map
Info superimpose dapat dilakukan dengan mudah.
2. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah suatu analisis untuk menjelaskan
sesuatu hal yang perlu mendapat kejelasan. Dengan menguraikan
dan menjabarkan suatu hal/kebijakan/kondisi maka akan lebih
jelas keadaannya sehingga tindakan yang akan diambil dapat
dicermati sebab akibatnya.
Metode

analisis

ini

akan

berbagai kebijakan terkait

dipergunakan

untuk

menguraikan

dengan pengembangan Kawasan

ekonomi khusus Belitung. Dengan menguraikan kebijakan dalam


RTRWN, RTRWP dan RTRWK maka akan diketahui dengan lebih
jelas tentang fungsi, peran dan kedudukan Kawasan Ekonomi
Khusus Belitung.
3. Analisis Kebutuhan Fasilitas dan Utilitas
Untuk menghitung kebutuhan fasilitas dan utilitas dalam rangka
pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus akan menggunakan
standar kebutuhan atau standar pelayanan dari setiap komponen
fasilitas dan utilitas.
Kesulitan dalam menganalisis kebutuhan fasilitas dan utilitas
adalah kurang tersedianya standar teknis yang mendukung
analisis. Bila menggunakan literatur asing yang memiliki lebih
lengkap standar teknis, kemungkinan tidak sesuai dengan pola
kebutuhan kita.
4. Analisis hubungan fungsional
Analisis ini dilakukan untuk menentukan kegiatan apa saja yang
semestinya ada di dalam KEK dan mengkaitkan antar kegiatan.
Analisa hubungan fungsional mempertimbangkan:

Karakteristik kegiatan kawasan

Perilaku pemakai

Teknologi yang akan digunakan

Peraturan/standar desain
Laporan Akhir | I-15

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

5. Analisis tapak
Analisa tapak merupakan kegiatan riset praperancangan yang
memusatkan pada kondisi-kondisi yang ada, dekat pada sebuah
hamparan lahan serta penyelidikan atas seluruh karakter pada
lahan yang akan kembangkan.
Peran utama dari analisa tapak dalam perencanaan adalah
memberikan informasi mengenai lahan sebelum memulai konsepkonsep

pengembangan

sebagai

bahan

pemikiran

tentang

bangunan yang nantinya digabungkan berdasarkan tanggapantanggapan terhadap kondisi-kondisi luar.


Persoalan tapak antara lain: lokasi, ukuran, bentuk, kontur,
utilitas, tata wilayah, garis sempadan, lalu lintas, pemandangan
ke dan dari tapak dll.
Data tapak yang harus diolah menjadi informasi tapak tersebut
adalah:
a. Lokasi
Meliputi peta kawasan yang memperlihatkan lokasi tapak
dalam hubungan dengan wilayah yang lebih luas. Peta
regional ini juga dapat memperlihatkan jarak dan waktu
tempuh terhadap fungsi-fungsi yang berkaitan dengan
fungsi kawasan.
b. Tautan
Menggambarkan lingkungan sekitar tapak yang langsung
berbatasan yang mungkin menimbulkan suatu dampak
pada

kegiatan

kawasan

nantinya,

namun

harus

memperhatikan pula kondisi masa lalu, masa sekarang


maupun presdiksi ke depan.
c. Ukuran dan tata wilayah
Meliputi aspek-aspek dimensional tapak, batas-batas tapak,
lokasi dan jalur penembusan dan klasifikasi kewilayahan
dengan

semua

implikasinya

seperti

garis

sempadan,

koefisien dasar bangunan, batasan ketinggian, ketentuan


parkir, tata guna lahan dll.
Laporan Akhir | I-16

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

d. Undang-undang
Meliputi ketentuan hukum, batasan, kebijakan daerah,
kepemilikan dll
e. Keistimewaan fisik alamiah
Meliputi kontur, pola drainase, tipe tanah, daya dukung,
pepohonan, batuan, sungai, puncak bukit, lembah, kolam
dll.
f. Keistimewaan buatan
Meliputi kondisi-kondisi pada kawasan seperti bangunan
disekitar

atau

didalam

kawasan,

kegiatan

yang

ada,

jaringan jalan dll.


g. Sirkulasi
Menggambarkan seluruh pola-pola pergerakan kendaraan
dan pejalan kaki diatas dan disekitar kawasan
h. Utilitas
Meliputi tipe, kapasitas dan lokasi dari seluruh utilitas yang
berada pada, berdampingan dengan dan dekat dengan
kawasan seperti jaringan listrik, gas, air bersih, telepon dan
sistem jaringan lainnya yang sudah ada.
i. Manusia
meliputi suatu analisis atas lingkungan sekitar kawasan
berupa aspek non fisik seperti kependudukan, karakteristik
masyarakat.
j. Iklim
Meliputi seluruh kondisi iklim yang berhubungan seperti
curah hujan, kelembaban, variasi suhu sepanjang bulan dan
dalam setahun, angin, matahari, siklus, bencana alam.
Dari analisa tapak ini akan dihasilkan rencana pola ruang yang
lebih detil meliputi: ukuran kavling, penempatan pintu keluarmasuk, penempatan infrastruktur, penempatan blok kegiatan.
1.9. Keluaran
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah tersusunnya Rencana
Induk (Master Plan) pengembangan kawasan Industri Generasi ke tiga
Laporan Akhir | I-17

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

Sei Mangkei yang mencakup aspek kebijakan, aspek potensi industri,


aspek teknis, aspek ruang, dan aspek kelembagaan.
1.9.1.Sistematika Penyajian Laporan
Penyajian yang akan dilakukan didalam Laporan Akhir ini terdiri dari 7
(delapan) bab, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, tujuan dan sasaran, ruang lingkup, metodologi
kegiatan, ouput dan jenis laporan serta sistematika penyajian laporan.
BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN KEBIJAKAN
Menjelaskan tentang tinjauan teoritis kawasn ekonomi khusus dan
perkembangan industri. Selain itu didalam bab ini menguraikan tinjauan
kebijakan yang terkait dengan penyusunan masterplan KI Generasi
ketiga Sei Mangkei .
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN
Pada

bab

II

ini

akan

menjabarkan

gambaran

umum

wilayah

perencanaan yang dibagi menjadi:


1. Gambaran umum lokasi pengembangan ; menguraikan
kondisi fisik dasar; sosial kependudukan yaitu jumlah dan
distribusi serta
utilitas

seperti

telekomunikasi;

struktur penduduk; prasarana sarana dan


jaringan

jalan,

perekonomian

listrik,

wilayah

air

dan

bersih,
kebijakan

pembangunan di Kabupaten Simalungun .


2. Potensi dan masalah Kabupaten Simalungun dilihat dari
aspek regional dan sumber daya alam
3. Gambaran umum Kawasan Ekonomi Khusus; menguraikan
gambaran umum kawasan calon kawasan ekonomi khusus
yang terdiri dari ketersediaan infrastruktur, penggunaan
lahan eksisting serta kondisi bentang alamnya.
BAB IV

ANALISIS PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI SEI

MANGKEI

Laporan Akhir | I-18

Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

Bab ini menguraikan analisis tapak, analisis potensi dan peluang


pengembangan industri di dalam kawasan, analisis kebutuhan ruang,
analisis kebutuhan infrastruktur dan analisis kelembagaan.
BAB V KONSEP MASTER PLAN KAWASAN INDUSTRI SEI MANGKEI
Bab V ini menguraikan tentang rumusan prinsip-prinsip penggunaan
lahan hasil analisis atau tujuan tertentu penggunaan lahan kedalam
kebijakan ruang
BAB VI MASTER PLAN KAWASAN INDUSTRI SEI MANGKEI
Bab ini menguraikan konsep skenario pengembangan, rencana struktur
dan pola ruang kawasan, rencana kebutuhan infrastruktur dan rencana
kelembagaan.

Laporan Akhir | I-19

Anda mungkin juga menyukai