Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kota Pekanbaru merupakan ibukota provinsi Riau, Indonesia.
Secara geografis kota Pekanbaru memiliki posisi strategis karena berada
tepat di tengah provinsi Riau dan di jantung pulau Sumatera. Letak
strategis ini menjadikan Kota Pekanbaru sebagai pusat ekonomi terbesar
di pulau Sumatera bagian timur sehingga pemerintah gencar-gencarnya
melakukan pengembangan infrastruktur serta jaringan transportasi. Pada
periode 2012-2017 Pekanbaru memiliki visi “Terwujudnya Pekanbaru
Sebagai Kota Metropolitan Madani”, sedangkan pada periode kedua visi
Pekanbaru menjadi “Terwujudnya Pekanbaru Smart City”. Kedua visi ini
saling berkaitan, yaitu smart city merupakan lanjutan dari konsep
pembangunan kota metropolitan pada periode pertama. Metropolitan yang
untuk fisik kotanya seperti pengembangan sistem transportasi yang maju,
dan madani adalah konsep masyarakat unggul.
Menurut Pemerintah Pusat, perkembangan dan dinamika Kota
Pekanbaru dinilai sangat cocok dan siap untuk implementasi berbagai pilot
project (proyek percontohan) dalam mengatasi berbagai permasalahan
perkotaan, pengembangan kebijakan, dan kegiatan strategis nasional
khususnya di bidang infrastruktur perkotaan, pelayanan publik, dan
kebijakan lainnya. Salah satu program strategis nasional tersebut adalah
Pilot Project Angkutan Umum Massal yang ditetapkan oleh Kementrian
Perhubungan dan dalam pelaksanaannya tidak hanya dalam perbaikan
kualitas namun perbaikan mindset masyarakat untuk menggunakan
angkutan umum. (riaupos.jawapos.com, 2019)
Menurut Dinas Perhubungan dengan adanya sistem transportasi
yang baik akan menjadikan kota lebih baik. Beberapa sararan yang
diharapkan, yaitu tersedianya suatu sistem angkutan transportasi darat

1
yang teratur, tersedianya fasilitas dan kemudahan angkutan umum di
lingkungan, m eningkatnya dan memperluas jaringan transportasi yang
telah ada dan layak guna juga mengurangi kemacetan dan kecepatan
perjalanan, serta meningkatnya peralatan dan sistem angkutan umum agar
bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan semua sektor. (Dinas perhubungan,
2001)
Terminal Bandar Raya Payung Sekaki adalah terminal Angkutan
Umum Antar Provinsi (AKAP) dan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP)
yang terletak di Kota Pekanbaru, Riau. Lokasi terminal Bandar Raya
Payung Sekaki adalah kawasan “Segitiga Emas” terusan jalan Nangka
Ujung. Kawasan segitiga emas ini dikelilingi oleh jalan arteri primer jalan
Siak II atau jalan Air Hitam, jalan Arengka II/ Rajawali Sakti dan terusan
jalan Nangka Ujung. Lokasi terminal berada di pinggiran kota
dengantujuan agar pembangunan di Kota Pekanbaru merata dan kegiatan
masyarakat tidak bertumpu di pusat kota. Terminal ini dibangun untuk
menggantikan terminal Terminal Mayang Terurai yang terletak di Jalan
Nangka (Tuangku Tambusai). Alasan pemindahan terminal ini
dikarenakan lokasi terminal yang lama sudah tidak layak atau sudah tidak
efisien lagi karena mengganggu aktifitas di sekitar terminal tersebut.
Pemindahan ini tidak menjadikan Terminal Bandar Raya Payung
Sekaki sebagai solusi dari terminal sebelumnya justru menimbulkan
beberapa masalah karena pengolahan yang tidak optimal. Hal ini
tergambar dari permasalahan-permasalahan yang ada, yaitu letak terminal
BRPS tidak strategis yang jauh dari pusat kota maupun pemukiman warga,
pengemudi/supir bus menaik turunkan penumpang di luar terminal karena
rute/jalur yang dilalui adalah pemukiman warga, sehingga banyak
bermunculan terminal bayangan.
Dengan permasalahan yang ada serta mengantisipasi pesatnya
perkembangan yang akan terjadi, maka dibutuhnya terminal yang dapat
mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut untuk mendukung kota
Pekanbaru sebagai pusat lintasan jaringan orientasi dan perpindahan antar

2
moda transportasi dengan akses ke sistem jaringan tranportasi lainnya.
Selain itu, untuk mewujudkan visi kota Pekanbaru, pengembangan
terminal ini berorientasi pada penggunaan campuran atau mix used.
Dengan begitu tidak hanya lalu lintas harian (LHR) terminal yang
meningkat, perekonomian di daerah juga dapat berkembang.
Maka dari itu telah direncanakan untuk merancang Terminal Bus
Tipe A Kota Pekanbaru dengan pendekatan Arsitektur Neo
Vernakular Melayu yang mentransformasikan beberapa bentuk arsitektur
tradisional Melayu ke dalam bentuk baru tanpa mengubah maknanya dan
berorientasi pada penggunaan campuran atau mix used.. Dengan ini
diharapkan mampu menghidupkan kembali citra dari sebuah terminal
sehingga meningkatkan penggunaan transportasi umum serta
meningktakan perekonomian daerah.

1.2. Identifikasi Masalah

1. Pelanggaran dan permasalahan tentang kegiatan di luar terminal dan


ketertiban daerah
(Disebutkan).
2. Penurunan minat pengguna terminal karena lokasi yang jauh dan
tampilan yang memudar serta meningkatnya pengguna kendaraan
pribadi daripada angkutan umum.

1.3. Batasan Masalah

1. Menggunakan pendekatan perencanaan dengan pola sirkulasi pada


penataan tapak serta penghubung pada bangunan. Sirkulasi pada
bangunan dan tapak
2. Melakukan kegiatan terminal maupun penginapan yang terpusat
dalam satu kawasan. Penyediaan fasilitas terminal dan pendukungnya.

3
3. Menggunakan pendekatan Arsitektur Neo-Vernakular Melayu untuk
tampilan bangunan terminal.mengambil trma arsi melayu

1.4. Rumusan Masalah

Bagaimana merancang sebuah terminal bus yang mampu


menghidupkan kembali citra dari sebuah terminal dengan standar
pelayanan terminal bus tipe A serta dapat meningkatkan perekonomian
daerah dengan tampilan Arsitektur Neo-Vernakular Melayu untuk
menarik minat masyarakat jika ada data.

1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Tujuan dan manfaat dari penyelesaian (yg benar) tugas akhir ini
adalah menghasilkan planning dan programming Terminal Bus Tipe A
dengan pendekatan Arsitektur Neo-Vernakular Melayu.
Soft drawing dan ... drawing

Anda mungkin juga menyukai