PENDAHULUAN
1
yang teratur, tersedianya fasilitas dan kemudahan angkutan umum di
lingkungan, m eningkatnya dan memperluas jaringan transportasi yang
telah ada dan layak guna juga mengurangi kemacetan dan kecepatan
perjalanan, serta meningkatnya peralatan dan sistem angkutan umum agar
bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan semua sektor. (Dinas perhubungan,
2001)
Terminal Bandar Raya Payung Sekaki adalah terminal Angkutan
Umum Antar Provinsi (AKAP) dan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP)
yang terletak di Kota Pekanbaru, Riau. Lokasi terminal Bandar Raya
Payung Sekaki adalah kawasan “Segitiga Emas” terusan jalan Nangka
Ujung. Kawasan segitiga emas ini dikelilingi oleh jalan arteri primer jalan
Siak II atau jalan Air Hitam, jalan Arengka II/ Rajawali Sakti dan terusan
jalan Nangka Ujung. Lokasi terminal berada di pinggiran kota
dengantujuan agar pembangunan di Kota Pekanbaru merata dan kegiatan
masyarakat tidak bertumpu di pusat kota. Terminal ini dibangun untuk
menggantikan terminal Terminal Mayang Terurai yang terletak di Jalan
Nangka (Tuangku Tambusai). Alasan pemindahan terminal ini
dikarenakan lokasi terminal yang lama sudah tidak layak atau sudah tidak
efisien lagi karena mengganggu aktifitas di sekitar terminal tersebut.
Pemindahan ini tidak menjadikan Terminal Bandar Raya Payung
Sekaki sebagai solusi dari terminal sebelumnya justru menimbulkan
beberapa masalah karena pengolahan yang tidak optimal. Hal ini
tergambar dari permasalahan-permasalahan yang ada, yaitu letak terminal
BRPS tidak strategis yang jauh dari pusat kota maupun pemukiman warga,
pengemudi/supir bus menaik turunkan penumpang di luar terminal karena
rute/jalur yang dilalui adalah pemukiman warga, sehingga banyak
bermunculan terminal bayangan.
Dengan permasalahan yang ada serta mengantisipasi pesatnya
perkembangan yang akan terjadi, maka dibutuhnya terminal yang dapat
mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut untuk mendukung kota
Pekanbaru sebagai pusat lintasan jaringan orientasi dan perpindahan antar
2
moda transportasi dengan akses ke sistem jaringan tranportasi lainnya.
Selain itu, untuk mewujudkan visi kota Pekanbaru, pengembangan
terminal ini berorientasi pada penggunaan campuran atau mix used.
Dengan begitu tidak hanya lalu lintas harian (LHR) terminal yang
meningkat, perekonomian di daerah juga dapat berkembang.
Maka dari itu telah direncanakan untuk merancang Terminal Bus
Tipe A Kota Pekanbaru dengan pendekatan Arsitektur Neo
Vernakular Melayu yang mentransformasikan beberapa bentuk arsitektur
tradisional Melayu ke dalam bentuk baru tanpa mengubah maknanya dan
berorientasi pada penggunaan campuran atau mix used.. Dengan ini
diharapkan mampu menghidupkan kembali citra dari sebuah terminal
sehingga meningkatkan penggunaan transportasi umum serta
meningktakan perekonomian daerah.
3
3. Menggunakan pendekatan Arsitektur Neo-Vernakular Melayu untuk
tampilan bangunan terminal.mengambil trma arsi melayu