PENDAHULUAN
menaikkan penumpang, perpindahan intra dan atau antar moda transportasi serta
Kota Maumere yang berada di Propinsi Nusa Tenggara Timur merupakan wilayah
strategis yang memiliki hubungan erat dengan wilayah di Nusa Tenggara lainnya. Kota
ini berada di poros jalan negara ( Trans Flores ) yang menghubungkan Kota Larantuka di
sebelah timur dan kota Ende di sebelah selatan. Kota ini juga terletak pada poros jalan
propinsi yang menghubungkan Kota Magepanda di sebelah utara / barat dan kota Nelle/
di sebelah selatan yang menjadikan kota ini sebagai pusat koleksi dan distribusi hasil
hasil pertanian, perkebunan dan barang barang dagangan lainnya dari daerah daerah
belakangnya.
1
Kota Maumere dapat dikatakan sebagai salah satu pintu gerbang utama keluar
masuknya barang, jasa, dan orang di Pulau Flores karena tersedianya fasilitas fasilitas
transportasi seperti Bandar Udara Wai Oti yang menghubungkan Kota Maumere dengan
Kota Kupang, Ujung Pandang, Denpasar serta Surabaya dan Pelabuhan Laut Sadang Bui
kota kota sedaratan Pulau Flores adalah Terminal Madawat. Jumlah terminal yang ada
saat ini baru 2 ( dua ) unit, yaitu di Kelurahan Madawat dan di Kelurahan Kota Uneng.
Terminal Madawat merupakan terminal Tipe B sedangkan terminal yang berada di Kota
Uneng merupakan sub terminal. Terminal Madawat ini terletak di sebelah selatan Kota
Maumere, sehingga merupakan jalur utama masuknya Angkutan Kota Dalam Propinsi (
Dalam perkembangannya sendiri, Kota Maumere tidak dapat dilepaskan dari setiap
perubahan yang terjadi. Salah satunya adalah dalam peningkatan jumlah penduduk.
antara lain kendaraan terutama kendaraan umum baik angkuatn pedesaan, angkutan kota
maupun Angkutan Kota Dalam Propinsi. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena sebagian
besar penduduk yang berada di Kota Maumere merupakan pendatang yang pada
2
umumnya berada di Kota Maumere karena adanya keinginan untuk mencari lapangan
Berdasarkan hasil survei yang didapat dari Dinas Perhubungan Kabupaten Sikka,
terjadi peningkatan kebutuhan akan kendaraan sampai akhir tahun 2007. Karena adanya
luar terminal.
merupakan titik awal serta akhir keberangkatan kendaraan umum dari dan ke
terminal.
3
Luar
area
terminal
d. Tingkat polusi yang meninggi baik udara, suara maupun tanah sehingga
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka sebagai acuan desainnya, terminal ini
iklim yang ada. Selain itu dapat pula dilihat dari sikap masyarakat lokal terhadap fungsi
4
1.2 Rumusan Masalah
Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur yang bersifat multifungsional dengan
menambahkan fasilitas berupa toko toko kecil; dengan arsitektur tradisional Sikka
1.3 Tujuan
menambahkan fasilitas berupa toko toko kecil; dengan arsitektur tradisional kabupaten
1.4 Sasaran
5
6. Melakukan studi tentang fungsi, konstruksi dan estetika arsitektur tradisional
Kabupaten Sikka.
1.5 Lingkup
Tenggara Timur meliputi / dibatasi pada hal yang berhubungan dengan site
- Bangunan yang bersifat multi fungsional dibatasi pada letak bangunan, sirkulasi,
tipe B dibatasi pada jalur entrance dan exit pada kendaraan di terminal
- Prinsip prinsip sirkulasi dan pencapaian penumpang bis tipe B dibatasi pada
sirkulasi dan pencapaian penumpang pada kendaraan, jalur masuk dan keluar
6
1.6 Metode
1. Wawancara
terminal penumpang bis Madawat tipe B, pemakai jasa terminal penumpang bis
Madawat tipe B.
2. Observasis
3. Studi Pustaka
Kabupaten Sikka
1. Kuantitatif
nomerik
2. Kualitatif
dari, misalnya :
7
1. Peraturan / Keputusan Menteri Perhubungan
terminal, dengan arsitektur tradisional Sikka sebagai konsep yang diterapkan pada
bangunan.
BAB 1 PENDAHULUAN
bangunan
8
BAB 4 ANALISIS MENUJU KONSEP REDESIGN TERMINAL
TENGGARA TIMUR