Oleh:
I KETUT GUNADA
1815012035
(Seminar Hasil)
Arsitektur
Fakultas Teknik
Universitas Lampung
2023
Latar Belakang ⬣ Terminal Induk Rajabasa Tipe A di
Kota Bandar Lampung saat ini
Provinsi Lampung terletak di ujung selatan mengalami kendala ketidak sesuainya
Pulau Sumatera yang menjadi peran utama dengan standar lokasi terminal tipe A
dari jalur trasportasi darat yang akan menuju yang ada pada Peraturan Pemerintah
dan menyebrang dari Pulau Sumatera ke No.79 tahun 2013 tentang jaringan lalu
Pulau Jawa atau sebaliknya lintas dan angkutan jalan. (Dian &
Azaria, 2018)
• Kota Bandar Lampung merupakan daerah ⬣ Tim Badan Pembangunan Nasional
perkotaan di Provinsi Lampung yang (Bapenas) menilai lokasi terminal
melayani dan berfungsi sebagai konektifitas Rajabasa terjepit antara Terminal
penting bagi trasportasi Nasional (PP RI
Terminal tipe C milik Pemerintah Kota
No.13 Tahun 2017).
Bandar Lampung.
LATAR BELAKANG
Pemilihan tapak dan penataan Pendekatan Arsitentur Neo-Vernakular: Sebuah Gaya
kembali lokasi terminal merupakan Arsitektur Tradisional yang Mengakomodasi perkembangan
arsitektur di Indonesia kedepannya. Dimana hal ini sejalan
salah satu solusi yang dapat di dengan Perda No.2 Tahun 2008 Provinsi Lampung yang
lakukan sebagai peran pemerintah mewajibkan pemakaian ornamen khas Lampung pada
bangunan publik
dalam menyediakan wadah
trasportasi dan melengkapi sistem Menerapkan prinsi TOD: Transit Oriented Development
(TOD) merupaka solusi bagi pemerintah dalam menciptakan
transportasi yang ada.
kawasan terpadu dari berbagai kegiatan fungsional kota atara
Sistem hubungan lokal dan atar lokal
Transportasi
02 Hasil Study data yang akan diterapkan pada perancangan
terminal Bus Tipe A di Provinsi Lampung dengan prinsip-
prinsip TOD dan pendekatan Neo-Vernakular untuk
01 Terminal memberikan wadah playanan transportasi yang terkoneksi,
nyaman dan melestarikan kebudayaan Lampung
Rumusan Tujuan Manfaat
Masalah Perancangan Perancangan
Klasifikasi Terminal
Klasifikasi Terminal
03
aman Fasilitas Umum
Terminal
5. Sekecil munkin mempengaruhi kondisi lalu
lintas pada jaringan jalan sekitarnya
TINJAUAN UMUM
03
aman Fasilitas Umum
Terminal
5. Sekecil munkin mempengaruhi kondisi lalu
lintas pada jaringan jalan sekitarnya
TINJAUAN UMUM
• Pola aktifitas area muat di
dalam terminal
01 Linier
02 Sawtooth
03 Drive-through
04 Pull-in/back-out
TINJAUAN UMUM
Persyaratan Lokasi Terminal
Tipe A
• Berada di ibu kota provinsi, kotamadya maupun kabupaten dalam
jaringan antar kota antar provinsi.
• Berada dalam jalan arteri, kelas jalan sekurangnya kelas III A.
• Jarak antar terminal tipe A sekurang-kurangnya 20 km di Pulau
Jawa, 30 km di Pulau Sumatera dan 50 km di pulau lainnya.
• Luas lahan tersedia sekurang-kurangnya 5 Ha untuk Pulau Jawa
dan Sumatera dan 3 HA untuk pulau lainnya.
TINJAUAN UMUM
TOD
(Transit Oriented
Prinsip Manfaat TOD
development)
TOD memiliki tiga aspek yaitu
1. Berjalan Kaki (walk)
density berkaitan dengan kepadatan 1. Mengurangi kemacetan lalu
2. Bersepeda (cycle)
kawasan atau intensitas pemanfaatan lintas.
3. Menghubungkan (connect)
lahan yang tinggi, diversity 2. Meminimalkan polusi udara
4. Angkutan Umum (transit)
berkaitan dengan keberagaman 3. Meningktakan kualitas
5. Pembaruan (mix)
penggunaan lahan dan jenis aktivitas hidup.
6. Memadatkan (Densify)
pada kawasan dan design berkaitan 4. Meningkatkan mobilisasi.
7. Merapat (compact)
dengan desain kawasan yang ramah
8. Beralih (shift)
terhadap pejalan kaki dan pesepeda
TINJAUAN UMUM
Penerapan
Arsitektur Neo- Ciri-ciri Arsitektur Arsitektur Neo-
Vernakular Neo-Vernakular Vernakular
Arsitektur Neo-Vernakular 1. Mengandung unsur Penerapan elemen arsitektur
merupakan suatu penerapan elemen komunikatif yang bersikap yang sudah ada dan
arsitektur yang telah ada baik fisik mengalami pembaruan
lokal atau popular.
(bentuk, konstruksi) maupun non menuju suatu karya yang
2. Membangkitkan kembali
fisik (konsep, filosofi, tata ruang)
kenangan historic. modern. melestarikan unsur-
dengan tujuan melestarikan unsur-
3. Berkonteks urban. unsur lokal yang telah
unsur lokal kemudian sedikit
4. Menerapkan kembali teknik terbentuk secara empiris oleh
mengalami pembaruan menuju
suatu karya yang lebih modern ornamentasi. tradisi dan mengembang-
tanpa menghilanghilangkan nilai-nilai 5. Bersifat representasional kannya menjadi suatu
tradisi. langgam yang modern.
(mewakili seluruhnya)
Metode Perancangan
ALUR PERANCANGAN
ANALISIS PERANCANGAN
1. Analisi Kontekstual
2. Pemilihan Tapak
3. Analisi SWOT
4. Analisis Makro Tapak
5. Analisis Mikro Tapak
6. Analisis Fungsional
7. Analisis Besaran Ruang
8. Analisis Hubungan Ruang
Analisis Perancangan
Kriteria Pemilihan Tapak
Analisis Kontekstual
Menurut Peraturan Pemerintah Republik
Analisi ini mencakup data umum Provinsi
Indonesia Nomor 79 Tahun 2013 Tentang
Lampung serta ketersediaanya dalam bidang
Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
trasportasi.
Kabupaten Lampung Selatan yang memiliki
Berdasarkan PM 24 tahun 2021 tentang
bermacam fasilitas transportasi terutama melalui
Plabuhan Bakauheni, Bandara Radin Inten II dan
Penyelenggaraan Terminal Penumpang
masuk aktivitas transportasi darat melalui Tahun 2021 Tentang Rencana Pembangunan
Lokasi: Desa Candi Mas, Kec. Lokasi: Jl. Lintas Sumtra, Merak Lokasi: Sabah Balau, Tj.
Natar, Kabupaten Lampung Batin, Kec. Natar Lampung Bintang, Kab. Lampung Selatan
Selatan selatan Luas:4.5 Ha
Luas:16 Ha Luas:10 Ha
Batasan site:
Batasan site: Batasan site: Utara :Itera
Utara :Stasiun Rejosari Utara :Pemandian Air panas Selatan : Jl. Endro Suratmin
Selatan : Chandra Natar Selatan : Pemukiman Warga Timur : Lahan Kosong
Timur : Persawahan Timur : Persawahan Barat : Pemukiman
Barat : Jl. Lintas Sumatera Barat : Jl. Lintas Sumatera
& pemukiman
Pemilihan Tapak
SITE
Tapak mempunyai luas total 100.000 Berdasarkan peraturan tersebut maka diperoleh perhitungan
m2 dengan bentuk simetris atau yang direncanakan sebagai berikut :
cenderung bebentuk Persegi Panjang. Luas Lahan = 100.000m2
Tapak berada di kawasan lingkup KDB = 40% x 100.000 m2 = 40.000 m2 ( Maksimal)
transportasi yang ada di Kabupaten KLB = 2,4 x 100.000 m2 = 240.000 m2 ( Maksimal )
Lampung Selatan Natar. RTH = 60% x 100.000 m2 = 60.000 m2 ( Minimal )
Analisis Tapak
Analisa SWOT
Strength Weakness
(Kekuatan) (kelemahan)
• Berada di jalan arteri sekunder dengan aksesibilitasi yang mudah. • Berjarak 10 km ke Kota
Dilalui oleh berbagai macam kendaraan Bandar Lampung dan pusat
• Dekat dengan pasilitas trasportasi seperti stasiun dan bandara udara pendidikan
• Ukuran lahan yang luas dan berbentuk persegi • Belum ada jalur pedestrian
• Berada pada kawasan industri • Lahan Sedikit berkontur
• Berjarak 4.6 km ke dari gerbang tol Trans Sumatera (Natar) • Topograpi lahan kosong
• Topografi lahan yang mendukung ( tidak terlalu berkontur) persawahan
• Fasilitas utilitas seperti listrik dan drainase dikawasan tersebut • Minim vegetasi di area tapak
sudah memadai
• Kawasan disekitarnya adalah kawasan hijaun dan permukiman
Analisis Tapak
Analisa SWOT
Opportunity
S+O W+O
(Peluang)
• Berada di jalan jenis arteri • Ukuran lahan yang luas • Peletakan orientasi
sekunder dengan intensitas arus dapat menjadi peluang massa bangunan
lalulintas yang cukup tinnggi untuk meningkatkan menjauhi area jalan
kapasitas dan memenuhi utama ( sumber
• Mendukung kegiatan pelayanan
kebutuhan ruang di dalam kebisingan)
trasportasi di Provinsi Lampung terminal bus • Menambah fungsi
• Area tapak dekat dengan fasilitas • Tata letak massa bangunan kawasan
pendukung bangunan seperti akan mengahdap ke arah
stasiun kreta, bandara udara, yang memiliki view yang
wisata air panas, supermarket menarik
Analisis Tapak
Analisa SWOT
Threat
S+T W+T
(Ancaman)
• Fasilitas umum seperti lampu • Memberikan penerangan • Memfasilitasi tempat
penerangan jalan masih disekitar tapak untuk untuk pejalan kaki di
sangat minim mendukung aktivitas pengguna area tapak agar dapat
• Memicu meningkatnya di malam hari guna memberikan
intensitas arus lalulintas meminimalisir kriminalitas di kenyamanan pengguna
disekitar tapak lokasi tapak trasportasi
• Kawasan berlokasi di kwasan • Penataan sirkulasi keluar • Penanaman pohon
persawahan masuk kendaraan dan area sebagai reduksi suara
perkir yang terekspos dan panas
Analisis Tapak
SIANG HARI
11.00-14.00
BARAT
15.00-18.00 SITE
TIMUR
06.00-10.00
Fungsi Tersier
Analisis Fungsional Fungsi
bangunan terminal
adalah seluruh kegiatan
Fungsi Primer Fungsi Skunder
yang mendukung
Fungsi Fungsi
beropeasinya bangunan
bangunan terminal adalah bangunan terminal
terminal. Fungsi ini
sebagai tempat berangkat adalah sebagai tempat
bertujuan untuk
ataupun transit bagi pemantauan banyaknya
meningkatkan
penumpang yang akan kendaraan umum yang
kenyamanan, keamanan,
berpergian ke suatu beroperasi oleh dan kepuasan pengguna
wilayah atau kota tujuan pemerintah. terminal bus, serta
para penumpang.
memberikan nilai tambah
bagi pengunjung dan
masyarakat setempat.
Analisis Perancangan
MENUKARKAN MENUKARKAN
TIKET MENUNGGU NAIK BUS TIKET MENUNGGU NAIK BUS
5. Agen PO
DATANG
PULANG
7. Petugas Keamanan
ISTIRAHAT DATANG PARKIR MENJAGA PULANG
PARKIR
KEAMANAN
TERMINAL
MELAYANI
PENJUALAN TIKET
MENATA DISPLAY
ISTIRAHAT
9. Montir
a. Agen Ojek
MEMPERBAIKI BUS DATANG
b. Taksi/trevel
DATANG
PARKIR
ISTIRAHAT DATANG
MENUNGGU
MENUNGGU PARKIR
MENJEMPUT MEMBAYAR
PENUMPANG RETRIBUSI PULANG MENJEMPUT MEMBAYAR
PENUMPANG PULANG
RETRIBUSI
Analisis Perancangan
Lantai 1 Lantai 2
Perancangan Tapak
Zona Publik
Zona publik pada area terminal ini digunakan untuk area terminal kota dan taksi. Orientasi
terminal kota menghadap ke bagian jalan utama atau protokol kota, hal ini dipilih karena
untuk memudahkan calon penumpang mengakses terminal dari bahu jalan atau pedestrian
jalan protokol kota.
Perancangan Tapak
Konnsep Sirkulasi dan
Pencapaian
AREA
KEDATANGAN DAN
KEBERANGKATAN
BUS AKDP
AREA
AREA KEBERANGKATAN
KEDATANGAN BUS BUS AKAP
AKAP
Konsep sirkulasi pada bangunan Terminal yaitu menerapkan pola linier, Sirkulasi masuk dan keluar
kendaraan diletakkan pada ujung sisi kanan dan kiri tapak untuk memberikan akses masuk dan keluar
kendaraan lebih mudah dan menanggulangi terjadinya crossing pada jalur kendaraan
Konsep Perancangan
Konsep Bangunan
Menerapkan unsur budaya yaitu Rumah Adat Lampung yang memiliki
nama Nuwo Sesat dimana memiliki ciri bangunan panggungPada rumah
adat Lampung juga mempunyai filosofi kepala (atap), badan (ruang) dan
kaki (umpak & kolom) pada arsitekturnya.
Kepala Kepala
Badan Badan
Kaki Kaki
Konsep Perancangan
Fasad Bangunan Konsep Struktur
Struktur Atap
Pemilihan konsep fasad didasari dengan bentuk rumah Nuwo sesat Balai Agung
Adat Lampung yang didukung dengan penerapan ornamentasi lampung. Bentuk atap
menggunakan bentuk atap limasan dengan atap pelana yang besar dengan
bumbungan yang tinggi merupakan bentuk dasar dari atap rumah tradisonal lampung
Struktur Tengah
Pada area depan rumah adat lampung memiliki atap yang
berbentuk segitiga digunakan untuk area tangga yang
bernama atap rurun agung yang dilengkapi ornament-
ornament dan ukiran perahu khas adat lampung, difungsikan
sebagai area entrance yang mendukung massa utama serta
memiliki fungsi sebagai entrance utama pada bangunan.
Struktur bawah
Konsep Perancangan
Konsep Sistem Utilitas