BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
-Kota Semarang merupakan kota pariwisata. Dibutuhkannya LRT untuk mendukung
perkembangan pariwisata.
-Bandara A Yani sebagai gerbang masuk ke semarang, butuh dukungan transportasi
Kota Semarang sebagai Ibukota Provinsi Jawa Tengah memiliki potensi yang besar di
bidang perekonomian dan pariwisata, Kemajuan di bidang tersebut dapat dilihat dari data
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Semarang, yang mencatat bahwa kunjungan wisatawan
mancanegara (wisman) yang datang dari Bandara Ahmad Yani semakin meningkat.
Data BPS Kota Semarang, kunjungan wisman ke Kota Semarang selama 2019 sebanyak
24.279 wisman. Jumlah tersebut meningkat sebesar 6,68 % (persen) dibanding tahun 2018
yang hanya 22.759 wisman. Adapun kunjungan wisman pada Desember 2019 tercatat
paling tinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya yakni mencapai 2.627 wisman.
Angka tersebut diprediksi akan terus bertambah setiap tahunya, selain karena potensi –
potensi objek pariwisata yang menarik di Kota Semarang seperti objek wisata Kawasan Tugu
Muda dan Kota Lama serta masih banyak objek lainya, kenaikan jumlah wisatawan juga
disebabkan oleh proyek Pembangunan daerah komersial dan pariwisata “Pearl of Java”
yang saat ini masih berjalan. POJ (Pearl of Java) city diproyeksikan menjadi pusat bisnis dan
perdagangan, dan sejumlah pusat rekreasi.
Jumlah kenaikan wisatawan telah diantisipasi dengan dibukanya Bandara Ahmad Yani
menjadi Bandara dengan status Internasional, dengan penambahan terminal baru yang
sudah beroperasi sejak Juni 2018 dan berganti nama menjadi Bandar Udara Internasional
Jenderal Ahmad Yani.
Bandara Ahmad Yani nantinya diposisikan sebagai bandara bisnis dan industri sekaligus
menjadi pintu masuk utama wisatawan mancanegara maupun lokal. Bandara tersebut
Fakultas Arsitektur & Desain
mengusung konsep bandara terapung yang dipadukan dengan konsep "eco-green airport"
sehingga menjadikan bandara ini sebagai bandara dengan terminal terapung pertama di
Indonesia.
Sebagai bandara dengan taraf Internasional, Bandara Ahmad Yani didukung dengan
berbagai fasilitas penunjang dan pengembangan, beberapa fasilitas tersebut telah tertuang
dalam Materplan pengembangan Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani, dan
diantaranya terdapat rencana pengembangan kereta bandara. Kereta bandara ini
diharapkan akan menampung dan menghubungkan sekaligus menjadi pengurai masalah
kemacetan yang ada di Kota Semarang. Proyek Pembangunan Kereta Bandara tersebut akan
menghubungkan Bandara Ahmad Yani dengan Kawasan Heritage dan Pariwisata Tugu
Muda, dimana Kawasan tersebut merupakan pusat kota dan pariwisata Kota Semarang.
1. Bagaimana menjadikan stasiun kereta yang adaptive dari segi struktur, pengolahan
ruang dan pelingkup bangunan dengan keadaan tapak yang berada di daerah rawa.
2. Bagaimana menjadikan stasiun kereta bandara yang fleksibel dengan kebutuhan dan
pengolahan ruang serta luasan dengan rencana pengembangan kedepan.
3. Bagaimana menjadikan stasiun kereta sebagai sarana yang mengakomodasi
kebutuhan transportasi pengguna dengan standar, kenyamanan dan keamanan yang
efektif.
Fakultas Arsitektur & Desain
1.3 Tujuan
-Mendukung kemajuan bandara dan pariwisata
-Menciptakan stasiun LRT yang memenuhi SNI dan dapat dikembangkan
Tujuan penyusunan Landasan Program Perancangan dan Perencanaan ini adalah sebagai
landasan dan pedoman dalam proses perencanaan dan perancangan Stasiun Kereta Api
Bandar Udara Ahmad Yani Semarang sebagai penunjang perkembangan pariwisata Kota
Semarang. Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang ada dengan penekanan pada
perancangan dan perencanaan desain yang spesifik, sehingga menjadi landasan dan
pedoman dalam mendesain.
BAB 2
GAMBARAN UMUM
2.1 Gambaran Umum Proyek
Proyek Pembangunan Stasiun LRT
LRT ( Light Rail Transit ) adalah salah satu sistem Kereta Api Penumpang yang beroperasi
dikawasan perkotaan yang konstruksinya ringan dan bisa berjalan bersama lalu lintas lain atau
dalam lintasan khusus, disebut juga tram.
Keunggulan LRT di atas moda transportasi publik lainnya bertumpu pada kapasitas
angkut dan kecepatan. LRT mampu mengangkut sekira 350 orang per kereta. Dua kali lebih
besar daripada kapasitas angkut bus . LRT sanggup bergerak lebih cepat daripada bus dan KRL.
Jalur LRT melayang sehingga tidak bersilangan dengan jalur moda transportasi lain seperti KRL
atau bus angkutan. Kereta LRT pertama yang beroperasi di Indonesia terdapat di Kota
Palembang, berbarengan dengan Event Asian Games 2018.
LRT atau Light Rail Transit merupakan proyek pembangunan prasarana transportasi
massal yang diharapkan dapat menjadi pemutus mata rantai permasalahan transportasi yang
ada di Indonesia.
Fakultas Arsitektur & Desain
Tingkat kepadatan penduduk yang sangat tinggi ditambah dengan rasio kesibukan yang
juga tinggi berbanding lurus dengan kebutuhan infrastruktur transportasi yang dituntut
semakin berkembang. Sehingga diharapkan sarana transportasi yang ada dapat mengimbangi
tingkat populasi yang kian bertambah. Dalam rangka mendukung dan memenuhi kebutuhan
tersebut, diperlukan sistem transportasi massal / public transportation system yang efektif,
efisien dan terintegrasi agar dapat menekan penggunaan kendaraan pribadi sehingga dapat
Pada tahun 2017, Presiden Indonesia melalui Perpres No 58 Tahun 2017 tentang
Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional menerbitkan daftar Proyek Strategis
Nasional (PSN) yang memuat 245 proyek dan 2 program. Proyek pembangunan serentak ini
juga memacu pembangunan – pembangunan lainya di berbagai daerah. Di Provinsi Jawa
Tengah sendiri, Proyek Pengembangan Bandar Udara Ahmad Yani sendiri termasuk dalam
rencana Percepatan Proyek Strategis Nasional tersebut.
Pengembangan di Bandar Udara Ahmad Yani ini telah tertuang dalam Masterplan
perencanaan, diantaranya pengembangan untuk beberapa fasilitas bandara seperti
penambahan dan perluasan Apron, Masjid, Parkir, Terminal baru, serta Stasiun Kereta Bandara.
Stasiun LRT Kereta Bandara sendiri termasuk dalam rencana pengembangan Tahap 1
Fase 2, dengan rencana pelaksanaan tahun 2018 – 2027. Proyek LRT Kereta Bandara ini sendiri