Anda di halaman 1dari 68

LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR

REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Garut 2019-2024 terdapat beberapa isu strategis
urusan pariwisata, salah satunya adalah dukungan infrastruktur (akses,
transportasi, petunjuk mencapai lokasi) yang terintegrasi di lokasi-lokasi
wisata. Terkait isu tersebut, pemerintah Kabupaten Garut telah
menyiapkan beberapa strategi dan kebijakan dengan pendekatan
kewilayahan. Salah satu strategi pemerintah Kabupaten Garut adalah
rencana reaktivasi jalur kereta api Cibatu – Garut – Cikajang.
Reaktivasi jalur kereta api Cibatu – Garut – Cikajang ini merupakan
salah satu program dari PT Kereta Api Indonesia (KAI). Pemerintah
melakukan reaktivasi jalur tersebut guna mendukung perkembangan
pariwisata dan perekonomian di Jawa Barat. Jalur kereta api Cibatu –
Garut – Cikajang yang menyentuh ketinggian +1.246 mdpl, pertama
kali dibuka pada tahun 1930 dan ditutup pada tahun 1982 dan 1983.
Jalur kereta api Cibatu – Garut – Cikajang ditargetkan dibuka
kembali pada tahun 2020. Dari beberapa stasiun yang terdapat di
sepanjang jalur tersebut, Stasiun Garut Kota yang termasuk stasiun
kelas II merupakan stasiun yang diprioritaskan pembangunannya
karena termasuk dalam projek reaktivasi jalur tahap pertama. Rencana
reaktivasi jalur Cibatu – Garut – Cikajang serta Stasiun Garut Kota juga
tertera pada Peta Rencana Jaringan Prasarana Kabupaten Garut 2011-
2031.

IMAM DZAKI NS - 10415006 1


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

Gambar 1.1 Peta Rencana Jaringan Prasarana Kabupaten Garut

Sumber : RTRW Kabupaten Garut 2011-2031

1.2. Permasalahan
Berikut beberapa permasalahan utama yang mempengaruhi proses
perancangan.
a. Kurang baiknya kualitas bangunan heritage yang ada di kawasan
stasiun.
b. Kurangnya fasilitas untuk kegiatan pokok dan pelayanan publik di
kawasan stasiun yang sesuai dengan standar dan ketentuan yang
berlaku.
c. Tidak adanya fasilitas yang memiliki nilai ekonomi dan nilai wisata di
kawasan stasiun yang dapat mencerminkan ciri khas Kabupaten
Garut.

IMAM DZAKI NS - 10415006 2


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

1.3. Maksud dan Tujuan


a. Maksud
Maksud dari redevelopmet Stasiun Garut Kota ini adalah
memvitalkan kembali kawasan Stasiun Garut Kota dengan
meningkatkan kualitas fisik kawasan dan menjaga nilai sejarah yang
ada.
b. Tujuan
Tujuan dari redevelopmet Stasiun Garut Kota ini adalah:
1. Melestarikan bangunan cagar budaya yang ada di dalam
kawasan stasiun.
2. Membuat bangunan baru yang mampu mewadahi kegiatan
pokok dan pelayanan publik stasiun sesuai dengan standar dan
ketentuan yang berlaku.
3. Membuat area komersil yang mampu mewadahi kegiatan jual
beli dan kuliner yang berkaitan dengan ciri khas Kabupaten
Garut.
1.4. Pendekatan
Untuk keperluan pengumpulan data yang berkaitan dengan
perancangan, dilakukan beberapa pendekatan di antaranya:
a. Studi pustaka/ studi literatur mengenai perancangan stasiun.
b. Studi banding beberapa stasiun sejenis.
c. Observasi lapangan ke lokasi tapak.
d. Permohonan data ke beberapa instansi terkait.
1.5. Lingkup atau Batasan
Lingkup pembahasan difokuskan pada hal-hal yang berkaitan
dengan perencanaan dan perancangan bangunan stasiun ditinjau dari
disiplin ilmu arsitektur.

IMAM DZAKI NS - 10415006 3


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

1.6. Kerangka Berpikir


Pengumpulan
Data
Primer Sekunder
Analisis
Fungsi Tapak
Tema

Konsep

Sintesis

Gambar 1.1 Kerangka berpikir

1.7. Sistematika Laporan


Sistematika dari laporan perancangan Stasiun Garut Kota ini adalah
sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Memuat latar belakang, maksud, tujuan, masalah
perancangan, pendekatan, lingkup dan batasan, serta
kerangka berpikir dalam perancangan Stasiun Garut Kota dan
sistematika penulisan laporan tugas akhir.
BAB II. DESKRIPSI PROJEK
Memuat penjelasan umum, program kegiatan, kebutuhan
ruang, serta studi banding mengenai proyek perancangan
Stasiun Garut Kota.

IMAM DZAKI NS - 10415006 4


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

BAB III. ELABORASI TEMA


Memuat pengertian, interpretasi tema serta studi banding
mengenai tema sejenis.
BAB IV. ANALISIS
Memuat tentang analisis fungsi bangunan serta analisis tapak.
BAB V. KONSEP RANCANGAN
Memuat konsep dasar tapak dan bangunan.
BAB VI. HASIL RANCANGAN
Memuat gambar-gambar serta penjelasan mengenai hasil
rancangan.

IMAM DZAKI NS - 10415006 5


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

BAB II

DESKRIPSI PROJEK

2.1. Umum
a. Definisi stasiun
Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 33 Tahun
2011 Tentang Jenis, Kelas, dan Kegiatan di Stasiun, stasiun kereta
api adalah tempat pemberangkatan dan pemberhentian kereta api.
b. Fungsi stasiun
Stasiun kereta api sebagaimana dimaksud pada pasal 35 ayat
3 Undang – Undang Perkeretaapian Nomor 33 Tahun 2007
berfungsi sebagai tempat kereta api berangkat atau berhenti untuk
melayani :
1. naik turun penumpang;
2. bongkar muat barang; dan/atau
3. keperluan operasi kereta api.
Menurut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 22 Tahun
2003, stasiun juga dapat digunakan sebagai tempat untuk keperluan
kereta api bersilang,bersusulan, berangkat dan berhenti.
c. Jenis stasiun menurut ukuran
1. Stasiun kecil, merupakan stasiun yang hanya mempunyai
sedikit rel dan biasanya hanya dilalui oleh kereta api cepat.

Gambar 2.1 Gambar Stasiun Kecil


Sumber: Subarkah (1981)

IMAM DZAKI NS - 10415006 6


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

2. Stasiun sedang, merupakan stasiun tempat kereta api cepat


berhenti yang terdapat gudang-gudang barang dan dapat
melayani penumpang jarak jauh.

Gambar 2.2 Gambar Stasiun Sedang


Sumber: Subarkah (1981)

3. Stasiun besar, merupakan stasiun yang melayani banyak


keberangkatan dan pemberhentian kereta serta memiliki
fasilitas yang lengkap.

Gambar 2.3 Gambar Stasiun Besar


Sumber: Subarkah (1981)

d. Pengaturan zona pelayanan


Zona pelayanan stasiun menurut Pedoman Standarisasi Stasiun
Kereta Api Indonesia dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Zona I, merupakan tempat steril yang disediakan untuk
penumpang yang sudah memiliki tiket dan akan langsung
memasuki kereta sehingga tidak terlalu lama menunggu pada
Zona I ini. Zona I adalah area peron dengan standarisasi yang
telah ditentukan.

IMAM DZAKI NS - 10415006 7


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

2. Zona II, merupakan area untuk calon penumpang yang sudah


memiliki tiket dan biasanya pada Zona II ini penumpang dapat
menunggu kereta api datang hingga berjam-jam. Zona II adalah
setiap ruang pelayanan yang berada di dalam stasiun setelah
calon penumpang melewati tempat pemeriksaan tiket.
3. Zona III, merupakan area umum bagi pengantar, penjemput
dan calon penumpang. Zona III adalah setiap ruang pelayanan
yang berada sebelum Zona II atau tempat pemeriksaan tiket.
e. Pengaturan sirkulasi
1. Sirkulasi penumpang
Sirkulasi penumpang pada stasiun harus di atur supaya tidak
terhambat dan harus memperhatikan hal-hal seperti:
 Tidak adanya tabrakan pada akses masuk dan akses keluar
penumpang sehingga memudahkan penumpang untuk naik
dan turun kereta api.
 Pintu masuk pada bangunan stasiun tidak menyatu dengan
pintu keluar stasiun sehingga tidak ada penumpukan orang
pada area pintu.
 Ukuran pintu masuk dan keluar cukup besar untuk
bangunan stasiun sehingga
2. Sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan
Kawasan stasiun harus memiliki sirkulasi yang teratur untuk
pejalan kaki maupun kendaraan sehingga:
 Tidak terjadi tabrakan jalur masuk dan keluar kendaraan di
area parkir motor maupun parkir mobil.
 Tidak terjadi tabrakan jalur pejalan kaki dengan jalur
kendaraan.
 Memberikan drop off untuk pengendara mobil pada
bangunan stasiun

IMAM DZAKI NS - 10415006 8


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

 Sirkulasi kendaraan harus di atur pada depan stasiun untuk


mendukung pergantian moda transportasi.
Untuk pejalan kaki, perlu disediakan trotoar ataupun pedestrian
yang aman, nyaman, dan menerus sehingga memungkinkan
banyak orang berpindah dari satu tempat ke tempat lain
(Rohmawati dan Natalia, 2018).
f. Lokasi dan luas lahan
Stasiun Garut Kota terletak di Jl. Mawar No.54, Pakuwon,
Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut. Luas kawasan
perancangan kurang lebih sebesar 14000 m2. Luas dan batas
kawasan perancangan diambil berdasarkan rencana pembangunan
pemerintah serta kondisi eksisting yang terlihat. Jika melihat kondisi
eksisting yang ada, kawasan perancangan telah bersih dari
bangunan – bangunan yang sebelumnya berfungsi sebagai pasar
dan pertokoan.

Gambar 2.4 Batas Kawasan Perancangan


Sumber : Google Maps

IMAM DZAKI NS - 10415006 9


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

g. Peraturan setempat
Jika dilihat dari Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Garut,
lokasi tapak termasuk dalam Kawasan Budidaya yang diperuntukan
bagi permukiman. Regulasi yang berlaku di daerah tersebut adalah
sebagai berikut.
KDB : Maksimum 60%
KLB : Maksimum 2
RTH : Minimum 30%

Gambar 2.5 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Garut


Sumber : RTRW Kabupaten Garut 2011-2031

h. Pemilik dan sumber dana


Pemilik proyek adalah PT Kereta Api Indonesia (KAI). Program
pendanaan reaktivasi jalur KA berasal dari kombinasi APBN, KAI,
dan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).

IMAM DZAKI NS - 10415006 10


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

2.2. Program Kegiatan


Ruang – ruang yang terdapat di stasiun merupakan tempat yang
mewadahi berbagai aktivitas pelayanan jasa angkutan kereta api.
Secara umum, ruangan pada bangunan stasiun dibagi sesuai dengan
fungsinya meliputi:
a. Ruang untuk Kegiatan Pokok
Ruang yang berfungsi untuk kegiatan pokok adalah ruang yang
difungsikan untuk kegiatan yang behubungan langsung dengan jasa
angkutan kereta api di dalam bangunan stasiun. Ruang kegiatan
pokok dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Ruang Petugas Operasional
 Ruang Kepala Stasiun
 Ruang Wakil Kepala Stasiun
 Ruang Pemimpin Perjalanan Kereta Api (PPKA)
 Ruang Pengawas Peron
 Ruang Keuangan
 Ruang Serbaguna
 Ruang Peralatan
 Ruang UPT Kru KA
 Ruang Istirahat Kru KA
 Ruang Petugas Keamanan
 Ruang Petugas Kebersihan
2. Ruang Pelayanan dan Publik
 Ruang Hall
 Ruang Loket
 Ruang Pelayanan Informasi
 Ruang Tunggu VIP
 Ruang Tunggu Eksekutif
 Ruang Tunggu Umum

IMAM DZAKI NS - 10415006 11


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

 Ruang Peron
 Ruang Pelayanan Kesehatan
 Ruang Toilet Umum
 Ruang Sholat / Mushola
 Ruang untuk Ibu Menyusui
b. Ruang untuk Kegiatan Penunjang dan Jasa Pelayanan Khusus
Ruang ini merupakan ruang yang diperuntukan bagi kegiatan
kegiatan komersial yang secara langsung maupun tidak langsung
menunjang kegiatan jasa angkutan kereta api di stasiun. Ruang
yang dimaksud antara lain:
1. Ruang Pertokoan
2. Ruang Restoran
3. Ruang Parkir Kendaraan
4. Ruang Gudang
5. Ruang Penitipan Barang
6. Ruang Bongkar Muat Barang
7. Ruang ATM
8. Ruang Reservasi Hotel dan Travel

IMAM DZAKI NS - 10415006 12


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

2.3. Kebutuhan Ruang


Ruangan-ruangan pada bangunan stasiun memiliki ukuran yang
sesuai dengan aktifitas dan pelayanan yang berbeda-beda. Penentuan
ukuran ruang harus mempertimbangkan beberapa hal yang
berpengaruh didalamnya seperti, aksesibilitas, kenyamanan dan
keamanannya. Berikut standar luas minimum ruang berdasarkan kelas
stasiun.
Tabel 2.1 Standar luas ruang berdasarkan kelas stasiun

Luas Ruangan (m2) Berdasarkan Kelas


Nama Ruang Stasiun
Besar Sedang Kecil
Ruang Kepala Stasiun 30 24 20
Ruang Wakil Kepala Stasiun 15 15 -
Ruang Pemimpin Perjalanan
25 18 18
Kereta Api (PPKA)
Ruang Pengawas Peron 4 - -
Ruang Keuangan 20 16 -
Ruang Serbaguna 100 50 -
Ruang Peralatan 16 12 8
Ruang UPT Kru KA 24 - -
Ruang Istirahat Kru KA 30 25 -
Ruang Petugas Keamanan 15 12 8
Ruang Petugas Kebersihan 9 9 6
Ruang Hall 250 150 60
Ruang Loket 25 12 6
Ruang Pelayanan Informasi 15 12 9
Ruang Tunggu VIP 90 - -
Ruang Tunggu Eksekutif 75 60 -
Ruang Tunggu Umum 600 160 40
Ruang Pelayanan Kesehatan 25 15 15
Ruang Toilet Umum 54 45 30
Ruang Sholat / Mushola 49 30 20
Ruang untuk Ibu Menyusui 15 10 -
Sumber: PT. KAI (2012)

IMAM DZAKI NS - 10415006 13


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

Berikut contoh standar layout masing-masing ruang yang tertera pada


pada tabel 2.1.
a. Ruang kepala stasiun

Gambar 2.6 Contoh Ruang Kepala Stasiun


Sumber: PT. KAI (2012)
b. Ruang wakil kepala stasiun

Gambar 2.7 Contoh Ruang Wakil Stasiun


Sumber: PT. KAI (2012)

IMAM DZAKI NS - 10415006 14


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

c. Ruang PPKA

Gambar 2.8 Contoh Ruang PPKA


Sumber: PT. KAI (2012)
d. Ruang penjaga peron

Gambar 2.9 Contoh Ruang Penjaga Peron


Sumber: PT. KAI (2012)

IMAM DZAKI NS - 10415006 15


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

e. Ruang administrasi

Gambar 2.10 Contoh Ruang Administrasi


Sumber: PT. KAI (2012)
f. Ruang serbaguna

Gambar 2.11 Contoh Ruang Serbaguna


Sumber: PT. KAI (2012)

IMAM DZAKI NS - 10415006 16


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

g. Ruang alat

Gambar 2.12 Contoh Ruang Alat


Sumber: PT. KAI (2012)
h. Ruang pekerja

Gambar 2.13 Contoh Ruang Pekerja


Sumber: PT. KAI (2012)

IMAM DZAKI NS - 10415006 17


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

i. Ruang istirahat pekerja

Gambar 2.14 Contoh Ruang Istirahat Pekerja


Sumber: PT. KAI (2012)
j. Ruang keamanan

Gambar 2.15 Contoh Ruang Keamanan


Sumber: PT. KAI (2012)

IMAM DZAKI NS - 10415006 18


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

k. Ruang hall

Gambar 2.16 Contoh Ruang Hall


Sumber: PT. KAI (2012)
l. Ruang loket

Gambar 2.17 Contoh Ruang Loket


Sumber: PT. KAI (2012)

IMAM DZAKI NS - 10415006 19


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

m. Ruang informasi

Gambar 2.18 Contoh Ruang Informasi


Sumber: PT. KAI (2012)
n. Ruang tunggu VIP

Gambar 2.19 Contoh Ruang Tunggu VIP


Sumber: PT. KAI (2012)

IMAM DZAKI NS - 10415006 20


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

o. Ruang tunggu eksekutif

Gambar 2.20 Contoh Ruang Tunggu Eksekutif


Sumber: PT. KAI (2012)
p. Ruang tunggu umum

Gambar 2.21 Contoh Ruang Tunggu Umum


Sumber: PT. KAI (2012)

IMAM DZAKI NS - 10415006 21


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

q. Ruang kesehatan

Gambar 2.22 Contoh Ruang Kesehatan


Sumber: PT. KAI (2012)
r. Toilet

Gambar 2.23 Contoh Toilet


Sumber: PT. KAI (2012)

IMAM DZAKI NS - 10415006 22


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

s. Mushola

Gambar 2.24 Contoh Mushola


Sumber: PT. KAI (2012)

2.4. Studi Banding Proyek Sejenis


Studi banding dilakukan terhadap 2 stasiun yang sejenis yaitu
Stasiun Purwakarta dan Stasiun Cibatu yang sama-sama berstatus
stasiun kelas II/ menengah. Aspek pengamatan berfokus pada fasilitas
serta standar ruang yang telah dikaji sebelumnya.
a. Stasiun Purwakarta
Stasiun Purwakarta berada di Jalan Kolonel Kornel Singawinata
No. 1, Kel. Nagritengah, Kec. Purwakarta, Kab. Purwakarta, Jawa
Barat. Lokasi stasiun berada di pusat kota dengan ditunjang akses
angkutan umum ke beberapa daerah. Adanya angkutan umum
memudahkan pengguna stasiun mencapai daerah yang ingin dituju.

IMAM DZAKI NS - 10415006 23


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

Gambar 2.25 Pintu masuk Stasiun Purwakarta

Pada bagian depan bangunan terdapat tangga dan ramp yang


sesuai standar menuju pintu masuk stasiun. Sebenarnya terdapat
dua pintu yang dapat digunakan sebagai pintu masuk ataupun pintu
keluar yang cukup besar, namun hanya satu pintu yang digunakan
karena keterbatasan lahan di dalam stasiun. Akibatnya pada jam
sibuk, sirkulasi masuk dan keluar penumpang berbenturan.
Ruang hall yang ada tidak terlalu besar, diperkirakan mampu
menampung kurang lebih 60 orang (berdasarkan jumlah antrian dan
tempat duduk). Dengan kapasitas yang sekarang, ruang hall dirasa
tidak mampu menampung banyaknya calon penumpang terlihat
pada jam jam sibuk keberangkatan ruang hall sangat penuh sesak
dengan minimnya sirkulasi udara. Jika dibandingkan dengan standar
ruang hall yang ditetapkan, ruang hall di sini belum memenuhi
minimal standar luas ruang.

IMAM DZAKI NS - 10415006 24


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

Gambar 2.26 Loket Stasiun Purwakarta

Terdapat 2 loket yang beroperasi di Stasiun Purwakarta, 1 loket


melayani tujuan jarak dekat, dan 1 lagi melayani tujuan jarak jauh.
Jika dibandingkan dengan standar pelayanan yang ada, loket masih
kurang karena seharusnya ada minimal ada 3 loket yang melayani
KA Eksekutif, KA Ekonomi, dan KA dalam kota. Akibat kurangnya
loket terjadi antrian panjang sampai keluar area hall pada saat jam-
jam sibuk keberangkatan kereta.

Gambar 2.27 Ruang tunggu Stasiun Purwakarta

IMAM DZAKI NS - 10415006 25


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

Ruang tunggu di area peron diperkirakan mampu menampung


lebih dari 60 orang (berdasarkan jumlah tempat duduk dan ruang
kosong yang tersedia). Tempat duduk yang tersedia tidak sesuai
dengan jumlah calon penumpang yang menunggu, akibatnya
banyak orang yang harus menunggu dengan cara berdiri namun
untuk waktu yang tidak lama. Jika dibandingkan dengan standar
ruang tunggu yang ditetapkan, ruang tunggu di sini belum memenuhi
minimal standar luas ruang.

Gambar 2.28 Peron Stasiun Purwakarta

Jenis peron yang ada di sini merupakan peron sedang dengan


ketinggian sekitar 40 cm diatas rel. Jalan menuju peron rata sejajar
dengan rel, sehingga dapat dilalui kursi roda. Ukuran lebar dan
material lantai peron telah sesuai dengan standar yang ditetapkan,
namun tidak terdapat overkaping yang dapat melindungi
penumpang dari cuaca panas dan hujan. Overkaping hanya terdapat
di area ruang tunggu.

IMAM DZAKI NS - 10415006 26


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

Untuk fasilitas toilet, terdapat 2 toilet pria dan 2 toilet wanita di


dekat ruang tunggu umum berdekatan dengan mushola. Tidak
terdapat toilet khusus difabel. Jumlah toliet yang ada tidak
memenuhi standar minimal yang mengharuskan adanya 5 toilet pria
dan 5 toilet wanita serta 1 toilet difabel.
Terdapat mushola di dekat ruang tunggu umum yang tidak
terlalu luas namun memenuhi standar minimal yang menyediakan
ruang sholat untuk 4 orang pria dan 4 orang wanita. Terdapat juga
ruang layanan kesehatan dan ruang khusus menyusui. Ruangan
tidak terlalu besar dan cukup tertutup.

Gambar 2.29 Area retail Stasiun Purwakarta

Untuk area retail, terdapat satu toko di dalam bangunan utama


stasiun. Terdapat juga beberapa toko yang disediakan di luar
bangunan utama namun masih dalam lingkungan stasiun. Toko-toko
tersebut menjual aneka kuliner khas dan oleh-oleh.

IMAM DZAKI NS - 10415006 27


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

Gambar 2.30 Area parkir Stasiun Purwakarta

Area parkir motor dan mobil yang cukup luas namun tidak
memiliki pengamanan yang baik. Terdapat area penitipan motor di
dekat area parkir walaupun tidak cukup luas. Jika dibandingkan
dengan standar luas minimal parkir yang ditetapkan, luas parkir di
sini dirasa tidak mencukupi untuk menampung parkir minimal 100
mobil pribadi.
b. Stasiun Cibatu
Stasiun Cibatu berada di Jalan Ampera, Desa Sindangsari, Kec.
Cibatu, Kab. Garut, Jawa Barat. Lokasi stasiun berada di pinggiran
kota tanpa adanya akses kendaraan umum selain ojek. Hal tersebut
berdampak pada sulitnya pencapaian menuju stasiun.

Gambar 2.31 Pintu masuk Stasiun Cibatu

IMAM DZAKI NS - 10415006 28


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

Pada bagian depan terdapat tangga dan ramp yang sesuai


standar menuju pintu masuk stasiun. Hanya terdapat satu pintu
besar berupa teralis besi yang digeser. Pintu ini sebenarnya kurang
estetik jika dilihat, namun dari segi fungsi masih cukup baik.

Gambar 2.32 Ruang hall Stasiun Cibatu

Ruang hall yang ada tidak terlalu besar, diperkirakan mampu


menampung kurang lebih 50 orang (berdasarkan jumlah antrian dan
tempat duduk). Tempat duduk di area hall jumlahnya cukup banyak
karena ruang hall difungsikan juga sebagai ruang tunggu umum
setelah membeli tiket, walapun sebenarnya ada ruang tunggu
khusus di area dalam dekat peron. Jika dibandingkan dengan
standar ruang hall yang ditetapkan, ruang hall di sini belum
memenuhi minimal standar luas ruang.
Di Stasiun Cibatu hanya terdapat 1 loket yang melayani semua
tujuan. Jika dibandingkan dengan standar pelayanan yang ada, loket
masih kurang karena seharusnya ada minimal ada 3 loket yang
melayani KA Eksekutif, KA Ekonomi, dan KA dalam kota. Akibat
kurangnya loket terjadi antrian panjang sampai keluar area hall pada
saat jam-jam sibuk keberangkatan kereta.

IMAM DZAKI NS - 10415006 29


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

Gambar 2.33 Ruang tunggu Stasiun Cibatu

Ruang tunggu diperkirakan mampu menampung lebih dari 50


orang (berdasarkan jumlah tempat duduk dan ruang kosong yang
tersedia). Tempat duduk yang tersedia tidak sesuai dengan jumlah
calon penumpang yang menunggu, akibatnya banyak orang yang
harus menunggu dengan cara berdiri namun untuk waktu yang tidak
lama. Jika dibandingkan dengan standar ruang tunggu yang
ditetapkan, ruang tunggu di sini belum memenuhi minimal standar
luas ruang.

Gambar 2.34 Peron Stasiun Cibatu

IMAM DZAKI NS - 10415006 30


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

Jenis peron yang ada merupakan peron sedang dengan


ketinggian sekitar 40 cm diatas rel. Ukuran lebar dan material lantai
peron telah sesuai dengan standar yang ditetapkan, namun tidak
terdapat jalan yang terarah menuju peron, elevasi ruang tunggu dan
rel tidak sejajar sehingga tidak dapat dilalui kursi roda. Terdapat
overkaping pada area ruang tunggu hingga peron yang menjadi nilai
lebih.
Untuk fasilitas toilet, terdapat 2 toilet pria dan 2 toilet wanita
yang terpisah dari bangunan utama dan berjauhan dengan mushola.
Tidak terdapat toilet khusus difabel. Jumlah toliet yang ada tidak
memenuhi standar minimal yang mengharuskan adanya 5 toilet pria
dan 5 toilet wanita serta 1 toilet difabel.
Terdapat mushola di dekat ruang tunggu umum yang tidak
terlalu luas namun memenuhi standar minimal yang menyediakan
ruang sholat untuk 4 orang pria dan 4 orang wanita. Terdapat pos
kesehatan di yang terpisah dengan bangunan utama stasiun, namun
lokasinya cukup jauh dari bangunan utama stasiun.

Gambar 2.35 Ruang menyusui Stasiun Cibatu

IMAM DZAKI NS - 10415006 31


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

Terdapat ruang menyusui di dekat ruang hall. Ruangan sangat


tertutup untuk menjaga privasi. Tidak terdapat toko di dalam
bangunan utama stasiun. Terdapat beberapa toko di luar lingkungan
stasiun, termasuk dalam area permukiman warga. Beberapa toko
yang ada menjual beragam jenis kuliner dan oleh-oleh.

Gambar 2.36 Area parkir Stasiun Cibatu

Area parkir motor dan mobil yang cukup luas. Jika dibandingkan
dengan standar luas minimal parkir yang ditetapkan, luas parkir di
sini dirasa telah mencukupi namun parkir yang ada sangat tidak
teratur dan tidak memiliki pengamanan yang baik. Tidak terdapat
area penitipan kendaraan.

IMAM DZAKI NS - 10415006 32


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

BAB III

ELABORASI TEMA

3.1. Pengertian Kontekstual Juxtaposisi


Bangunan utama Stasiun Garut Kota merupakan bangunan
heritage yang termasuk kategori bangunan cagar budaya. Walaupun
beberapa bagian bangunan sudah rusak, bangunan tersebut memiliki
nilai sejarah yang harus tetap dipertahankan. Untuk memaksimalkan
potensi yang ada pada bangunan herritage tersebut, perlu adanya
metode konservasi yang adaptif namun tetap mempertahankan karakter
bangunan tersebut.
Ada beberapa pendekatan fisik guna menyikapi bangunan
bersejarah, salah satunya adalah pendekatan kontekstual juxtaposisi.
Menurut Romdhoni (2012), kontekstual juxtaposisi merupakan salah
satu cara yang baik untuk diterapkan pada bangunan tua ataupun
bersejarah untuk mengembalikan ataupun menciptakan ruang-ruang
baru dengan cara menambahkan struktur baru, konstruksi, material,
langgam, tekstur ataupun warna di dalamnya.
Dengan penambahan elemen baru dan penambahan sesuatu yang
berbeda, akan mempertegas adanya sesuatu perubahan, juga dapat
menonjolkan bangunan yang telah ada sebelumnya. Dengan demikian
diharapankan dapat menciptakan rasa memiliki dan mempertegas nilai,
makna, dan arti tempat tersebut baik kepada pengguna, pemilik dan
pengelola bangunan, ataupun lingkungan tersebut.

IMAM DZAKI NS - 10415006 33


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

3.2. Interpretasi Tema


Untuk menciptakan sebuah bangunan baru dengan pendekatan fisik
yang kontras terhadap bangunan heritage yang ada, terdapat beberapa
aspek yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Hubungan antar massa bangunan baru dan lama
Terdapat beberapa metode untuk menyesuaikan bangunan baru
dengan bangunan lama, yaitu :
1. Bangunan baru menaungi bangunan lama

Gambar 3.1 Bangunan baru yang menaungi bangunan lama


Sumber: Romdhoni (2012)

2. Bangunan baru menyatu dengan bangunan lama

Gambar 3.2 Bangunan baru yang menyatu dengan bangunan lama


Sumber: Romdhoni (2012)

3. Bangunan baru berdampingan dengan bangunan lama

Gambar 3.3 Bangunan baru yang berdampinagn dengan bangunan lama


Sumber: Romdhoni (2012)

IMAM DZAKI NS - 10415006 34


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

b. Skala bangunan
Skala bangunan baru dapat lebih kecil ataupun lebih besar
disesuaikan dengan bangunan lama yang ada. Bangunan baru
harus mampu mempertegas identitas serta nilai yang ada pada
bangunan lama. Bangunan baru sebisa mungkin tidak menghalangi
visual bangunan lama. Bangunan baru dapat dijadikan latar atau
objek dari bangunan lama.

Gambar 3.4 Perbandingan skala bangunan juxtaposisi


Sumber: Romdhoni (2012)

IMAM DZAKI NS - 10415006 35


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

c. Material
Penggunaan material sangat berpengaruh terhadap tampilan
visual bangunan. Penggunaan material baru terhadap bangunan
dapat memberi kesan modern yang kontras terhadap bangunan
lama. Permainan dinding masif dan transparan juga cukup
berpengaruh dalam membentuk kesan kontras. Material kaca dan
baja pada umumnya banyak digunakan karena memiliki efek refleksi
terhadap lingkungan sekitar.
3.1. Studi Banding Tema Sejenis
Studi banding dilakukan pada 2 bangunan yang menggunakan
pendekatan kontekstual juxtaposisi. Bangunan yang dipilih adalah
Louvre Museum di Prancis dan King’s Cross Station di Inggris.
Keduanya telah terbukti berhasil dalam menggabungkan unsur
bangunan baru dan lama secara kontras. Aspek pengamatan berfokus
pada hubungan antar massa bangunan, skala bangunan, serta material.
a. Le Grand Louvre /I. M. Pei
Museum Louvre berada di kota Paris, Prancis. Bangunan
barunya terlihat sangat kontras dengan bangunan heritagenya dari
segi bentuk, skala, serta materialnya. Bangunan baru museum
dibuat terpisah dan terletak di tengah bangunan heritage yang
mengelilinginya. Bangunan baru berfungsi sebagai penghubung ke
setiap sisi bangunan heritage yang ada.

IMAM DZAKI NS - 10415006 36


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

Gambar 3.5 Siteplan Museum Louvre


Sumber: Archdaily.com

Bangunan baru berbentuk limas segi empat yang presisi


menghadap ke 4 sisi bangunan heritagenya. Skala bangunan baru
lebih kecil jika dibandingkan bangunan heritagenya. Bangunan baru
disini ditujukan sebagai objek dari bangunan heritage
disekelilingnya.

Gambar 3.6 Eksterior Museum Louvre


Sumber: Archdaily.com

Material yang digunakan didominasi oleh material modern yang


transparan dan memiliki efek refleksi seperti kaca dan baja.
Penggunaan material yang transparan terlihat sangat kontras
dengan bangunan heritage disekelilingnya yang didominasi dinding
masif. Penggunaan material transparan disini juga berfungsi agar
bangunan baru tidak menghalangi visual bangunan heritagenya.

IMAM DZAKI NS - 10415006 37


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

b. King’s Cross Station /John Mcaslan + Partners


King’s Cross Station merupakan stasiun besar di London,
Inggris yang bangunan utamanya merupakan bangunan heritage
yang dipadukan dengan bangunan baru yang modern. Bangunan
baru dibuat menyelimuti bangunan heritage yang ada. Bentuknya
yang setengah lingkaran memusat pada bangunan heritage.

Gambar 3.7 Siteplan King’s Cross Station


Sumber: Archdaily.com

Skala bangunan baru setara dengan bangunan lama, tidak lebih


tinggi ataupun lebih rendah. Bangunan heritagenya cenderung tidak
terlihat dari jarak yang cukup jauh, hanya dapat dinikmati dari jarak
dekat. Dari jarak dekat terlihat bangunan heritage yang seolah
dinaungi oleh struktur bangunan barunya.

Gambar 3.8 Eksterior King’s Cross Station


Sumber: Archdaily.com

IMAM DZAKI NS - 10415006 38


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

Material yang digunakan antaralain baja, panel alumunium, dan


kaca. Material-material tersebut memberikan kesan baru dan
modern terhadap bangunan barunya. Material yang digunakan lebih
terkesan ringan dan transparan, kontras dengan bangunan
heritagenya yang didominasi dinding masif.

IMAM DZAKI NS - 10415006 39


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

BAB IV

ANALISIS

4.1. Analisis Fungsional


Stasiun Garut Kota merupakan salah satu stasiun yang direaktivasi
sebagai pusat kegiatan kawasan yang berorientasi pada transportasi
publik. Kawasan stasiun pada umumnya terdiri atas beberapa ruang
komunal, tempat dimana masyarakat melakukan berbagai macam
aktivitas mulai dari naik turun kereta atau sekedar bersosialisasi,
berbelanja, dan bersantap kuliner. Ruang komunal dapat berupa
taman, jalan umum, atrium, ruang tunggu, serta ruang-ruang umum lain
baik indoor maupun outdoor (Susanti, A. dan Natalia, T.W., 2018).
Menurut Lang dalam Abioso dkk (2018), ruang komunal dalam
lingkungan binaan memiliki keterkaitan dengan organisasi sosial
disekitarnya. Oleh karena itu, perencanaan ruang komunal harus
memperhatikan kegiatan atau aktivitas penggunanya. Pelaku, kegiatan,
serta lokasi secara sinergis membentuk Behavior Setting. Behavior
Setting diartikan sebagai struktur lingkungan binaan yang dapat
mempengaruhi perilaku para pelaku kegiatan yang berlangsung di
dalamnya (Abioso, 2014).
a. Studi aktivitas pengguna stasiun
Berikut hasil analisis pola aktivitas dari berbagai macam pengguna
stasiun.
1. Aktivitas pengelola dan petugas stasiun

IMAM DZAKI NS - 10415006 40


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

2. Aktivitas pengantar / penjemput

3. Aktivitas penumpang naik

4. Aktivitas penumpang turun

b. Program ruang
Dengan adanya beberapa bangunan heritage yang
direkonstruksi kembali, dapat mewadahi sebagian besar ruang
untuk kegiatan pokok dan pelayanan stasiun. Bangunan baru yang
dibuat difungsikan sebagai pelengkap fasilitas yang belum ada
sebelumnya seperti peron, kantor, dan retail. Area retail akan
dilengkapi beberapa fasilitas yang mampu mewadahi berbagai
kegiatan untuk interaksi sosial seperti cafe, restoran, plaza, area
duduk atau nongkrong, dan area hiburan lainnya. Dengan adanya
fasilitas tersebut, pengunjung akan mendapatkan pengalaman
berbelanja yang lebih menyenangkan (Natalia dan Kusuma, 2013).

IMAM DZAKI NS - 10415006 41


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

Berikut analisis ruang yang dibutuhkan dalam kawasan


perancangan Stasiun Garut Kota.
Tabel 4.1. Kebutuhan ruang Stasiun Garut Kota

STANDAR
NAMA BESARAN JUMLAH
NO KAPASITAS KETERANGAN
RUANG RUANG RUANG
(m2)
Ruang untuk Kegiatan Pokok
1 Ruang KS 24 1 kepala 1
stasiun 6
tamu

2 Ruang 15 1 wakil 1
WKS kepala
stasiun
1 petugas
administrasi
3 tamu

3 Ruang 18 2 petugas 1 Terdapat 1


PPKA ppka toilet di dalam
ruangan.

4 Ruang 16 2 petugas 1 Terdapat


Keuangan keuangan brankas di
2 tamu dalam ruangan.

5 Ruang 50 1
Serbaguna

6 Ruang 12 1 petugas 1
Peralatan 2 tamu

7 Ruang 25 6 petugas 1 Terdapat 1


Istirahat Kru toilet di dalam
KA ruangan, serta
beberapa
tempat tidur.

8 Ruang 12 1 petugas 1 Terdapat 1


Petugas 4 tamu toilet di dalam
Keamanan 1 tahanan ruangan, serta
1 ruang
tahanan.

IMAM DZAKI NS - 10415006 42


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

9 Ruang 9 3 petugas 1
Petugas
Kebersihan

10 Ruang Hall 150 1

11 Ruang 12 4 petugas 1
Loket tiket

12 Ruang 12 2 orang 1
Pelayanan petugas
Informasi 5 orang tamu

13 Ruang 60 40 orang 1
Tunggu
Eksekutif

14 Ruang 160 1
Tunggu
Umum

15 Ruang 15 1 petugas 1 Terdapat ruang


Layanan kesehatan pemeriksaan di
Kesehatan 2 tamu dalam ruangan.

16 Lavatory 45 5 pria 1 Terdapat 5


5 wanita toilet pria, 5
1 difabel pria toilet wanita, 1
1 difabel toilet difabel
wanita pria, 1 toilet
difabel wanita,
4 urinoir, 2
wastafel

17 Ruang 30 4 pria 1 Terdapat ruang


Mushola 4 wanita wudhu dan
tempat alat di
dalam ruangan.

18 Ruang Ibu 10 5 orang 1 Terdapat toilet


Menyusui dan wastafel di
dalam ruangan

19 Peron 2250 1 Terdapat 2


peron dengan
panjang setara
10 gerbong
kereta.

IMAM DZAKI NS - 10415006 43


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

Ruang untuk Kegiatan Penunjang dan Jasa Pelayanan Khusus


Pertokoan 28 1 Berupa
di Dalam minimarket
Stasiun ataupun retail
21
penyedia
makanan cepat
saji.
Pertokoan 672 24 Berupa retail
di Luar yang
Stasiun menyediakan
oleh-oleh khas
22
garut, kerajinan
kulit, serta
kuliner khas
garut.
Parkir 2016 100 mobil 1
pribadi
24
10 taksi
150 motor
Halte 75 1
25
Angkot
26 Gudang 28 1
27 R. Genset 20 1
28 R. Panel 2 1
Jumlah 5766 51

c. Organisasi ruang
Berikut diagram korelasi secara makro dari beberapa zona yang ada
di dalam kawasan Stasiun Garut Kota.

IMAM DZAKI NS - 10415006 44


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

Berikut diagram korelasi mikro dari beberapa ruang di dalam


masing-masing zona.
1. Zona kantor

2. Zona penerima

3. Zona pelayanan stasiun

IMAM DZAKI NS - 10415006 45


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

4. Zona service

5. Zona retail

6. Zona parkir

IMAM DZAKI NS - 10415006 46


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

4.2. Analisis Kondisi Lingkungan


a. Kondisi eksisting tapak
Di dalam area tapak terdapat beberapa bangunan heritage yang
harus dipertahankan keberadaannya karena termasuk dalam
kategori bangunan cagar budaya. Dari beberapa bangunan heritage
yang ada, bangunan utama Stasiun Garut Kota yang lama menjadi
bangunan yang paling baik kondisinya. Bangunan tersebut sempat
beralih fungsi menjadi kantor sekretariat salah satu ormas di Garut
sebelum akhirnya digunakan kembali sebagai stasiun.

Gambar 4.1 Fasade Bangunan Stasiun Garut Kota

Setelah sempat beralih fungsi, banyak perubahan pada bentuk


bangunan utama stasiun lama. Banyak tambahan ruang yang
sebelumnya tidak ada sehingga mengurangi originalitas bangunan
heritagenya. Walaupun terlihat lebih baik dari bangunan heritage
lainnya, masih terlihat kerusakan di beberapa bagian bangunan.
Bagian bangunan yang perlu diperbaiki antara lain bagian langit –
langit, dinding, serta kusen pintu dan jendela.

IMAM DZAKI NS - 10415006 47


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

Gambar 4.2 Kondisi Bangunan Utama Stasiun

Sama seperti bangunan utama stasiun lama, 3 bangunan yang


dulunya berfungsi sebagai bangunan pendukung aktivitas stasiun
harus tetap dipertahankan. Kondisi bangunan – bangunan ini lebih
buruk dari bangunan utama stasiun lama. Alasan dipertahankannya
bangunan – bangunan pendukung ini karena memiliki nilai sejarah
serta ornamen unik pada bagian fasadenya.

Gambar 4.3 Kondisi Bangunan Pendukung Stasiun

IMAM DZAKI NS - 10415006 48


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

Jalur kereta yang dulu digunakan sebenarnya sudah mulai


tenggelam tertutup oleh struktur bangunan yang sebelumnya
menduduki area tersebut, namun setelah diratakan dan digali,
terlihat ada 3 jalur kereta (1 jalur lurus). Jalur yang sudah ada tidak
akan langsung digunakan kembali, melainkan diambill materialnya
untuk kemudian ditata kembali mengingat sudah tersedianya
beberapa struktur baru yang dibangun seperti bantalan rel.

Gambar 4.4 Kondisi Jalur Kereta Lama


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Setelah dilakukan pengamatan terhadap kondisi fisik bangunan


heritage yang ada, perlu dilakukan langkah preservasi dengan
upaya restorasi untuk mengembalikan kondisi bangunan ke kondisi
asalnya dengan menghilangkan tambahan-tambahan yang ada
serta mengadakan kembali unsur-unsur semula yang telah hilang.
Langkah tersebut bertujuan untuk memperbaiki kondisi fisik
bangunan sehingga laik digunakan kembali. Di sisi lain langkah
tersebut juga bertujuan untuk mempertahankan nilai sejarah yang
ada.

IMAM DZAKI NS - 10415006 49


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

b. Kondisi lingkungan sekitar tapak

Keterangan:
1. Ramayana Mall Garut 6. Vihara 10. Kantor Pertahanan
2. IBC 7. Gereja Advent 11. KODIM
3. Garut Plaza 8. Masjid KODIM 12. KODIM
4. Islamic Center 9. Kantor BKP Garut 13. SMPN 1 Garut
5. Gereja Santa Maria
Gambar 4.5 Peta situasi sekitar tapak

Dalam konteks Transit Oriented Development skala kecil, radius


kawasan yang harus dilayani stasiun adalah 400 meter. Dalam
radius tersebut terdapat berbagai macam fungsi bangunan mulai
dari hunian, komersil, tempat ibadah, pemerintahan sampai dengan
pendidikan. Dengan cukup luasnya area yang dilayani, perlu
disediakannya fasilitas publik dan komersil di kawasan stasiun
sebagai tempat interaksi yang mempunyai daya tarik.

IMAM DZAKI NS - 10415006 50


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

c. Pencapaian

Gambar 4.7 Peta pencapaian ke lokasi tapak

Lokasi tapak berada di antara 3 jalan arteri yaitu Jl. Pramuka di


sisi barat, Jl. Bank di sisi selatan, dan Jl. Mandalagiri di sisi timur.
Pada sisi utara juga terdapat jalan lingkungan yang tidak terlalu
besar yaitu Jl. Mawar. Dengan adanya jalan di keempat sisi tapak
menjadi potensi dalam hal kemudahan pencapaian sehingga perlu
disediakannya akses masuk dari keempat sisi tersebut.
d. Pedestrian

Gambar 4.6 Peta pedestrian di sekitar tapak

IMAM DZAKI NS - 10415006 51


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

Pedestrian hanya terdapat di sepanjang Jl. Pramuka dan Jl.


Bank. Kondisinya cukup baik namun di beberapa titik fungsinya
disalahgunakan sebagai tempat berjualan pedagang kaki lima
(PKL). Untuk memciptakan kemudahan akses bagi pejalan kaki dan
penyandang disabilitas, perlu disediakan pedestrian yang layak di
sekitar area tapak. Selain itu, perlu disediakannya tempat khusus
PKL di area tapak agar nantinya para PKL tidak berjualan di
sembarang tempat.
e. Orientasi tapak

Gambar 4.8 Peta orientasi tapak

Orientasi tapak memanjang dari arah barat ke timur sejajar


dengan jalur kereta api dan menghadap ke arah utara dan selatan.
Orientasi bangunan di dalam kawasan stasiun juga memanjang dari
arah barat ke timur dan menghadap ke arah utara dan selatan.
Dengan orientasi seperti ini memungkinkan adanya banyak bukaan
di arah utara dan selatan pada bangunan baru untuk
memaksimalkan pencahayaan alami dan memperoleh kenyamanan
termal.

IMAM DZAKI NS - 10415006 52


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

BAB V

KONSEP PERANCANGAN

5.1. Zonasi

Keterangan
Zona penerima Zona service
Zona pelayanan stasiun Zona retail
Zona kantor Zona Parkir

Gambar 5.1 Peta zonasi

Perletakan zona yang ada merupakan hasil dari analisis fungsi dan
organisasi ruang yang telah dibuat sebelumnya. Bangunan heritage
stasiun lama difungsikan sebagai area penerima dan pelayanan
stasiun. Sementara bangunan heritage yang lain difungsikan sebagai
kantor dan juga retail.

IMAM DZAKI NS - 10415006 53


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

5.2. Sirkulasi

Keterangan
Sirkulasi mobil Sirkulasi karyawan
Sirkulasi motor Sirkulasi service

Gambar 5.2 Pola sirkulasi kendaraan

Sirkulasi kendaraan pengunjung dibuat sesederhana mungkin agar


terciptanya kemudahan akses kendaraan. Adanya drop off
memungkinkan kendaraan menaik turunkan penumpang tepat di depan
pintu masuk stasiun. Sirkulasi kendaraan karyawan dan kendaraan
service dibuat terpisah agar tidak berbenturan dengan sirkulasi
pengunjung.

IMAM DZAKI NS - 10415006 54


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

Keterangan
Sirkulasi pengunjung Sirkulasi penumpang turun
Sirkulasi penumpang naik Sirkulasi service

Gambar 5.3 Pola sirkulasi pengguna stasiun

Pengunjung umum memiliki akses ke kawasan stasiun dari keempat


sisi tapak. Dari sisi utara pengunjung dapat mengakses stasiun melalui
jembatan penyeberangan yang dilengkapi dengan elevator. Sementara
ketiga sisi lainnya dapat diakses melalui pedesrian yang disediakan.
Penumpang naik dan penumpang turun disediakan jembatan
penyeberangan yang dilengkapi elevator sebagai sarana perpindahan
antar peron. Sirkulasi service dibuat terpisah dan memiliki koridor
tersendiri sehingga tidak mengganggu aktivitas naik turunnya
penumpang.

IMAM DZAKI NS - 10415006 55


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

5.3. Gubahan Massa

Keterangan
Massa bangunan heritage
Massa bangunan baru
Gambar 5.4 Gubahan massa

Bangunan heritage yang ada dalam tapak sepenuhnya


dipertahankan dan direstorasi sehingga bentuk dan fasadenya hampir
sama dengan kondisinya terdahulu. Bentuk massa bangunan baru
stasiun dibuat seolah menaungi bangunan heritage yang ada.
Bangunan baru dibuat lebih tinggi namun tetap tidak menghalangi
bangunan heritage yang ada.

IMAM DZAKI NS - 10415006 56


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

5.4. Skala Bangunan

Gambar 5.5 Tampak depan stasiun

Bangunan baru yang memiliki 2 lantai, lebih tinggi dibandingkan


bangunan heritage yang hanya memiliki 1 lantai. Bangunan baru yang
lebih tinggi seolah menjadi latar dari bangunan heritagenya. Dengan
demikian bangunan baru tetap terlihat megah juga menonjolkan
bangunan heritagenya.
5.5. Material dan Warna

Gambar 5.6 Perspektif eksterior stasiun

IMAM DZAKI NS - 10415006 57


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

Material pada bangunan baru stasiun didominasi oleh material


modern yang terkesan ringan dan memiliki efek refleksi dan transparan
seperti baja, kaca, serta alumunium. Penggunaan material tersebut
bertujuan untuk menciptakan kesan kontras antara banyaknya dinding
masif pada bangunan heritage dengan banyaknya penggunaan material
transparan seperti kaca. Banyaknya penggunaan kaca pada bangunan
baru bertujuan untuk memaksimalkan pemanfaatan cahaya alami serta
merefleksikan bangunan heritage yang ada di depannya.
5.6. Struktur dan Konstruksi

Gambar 5.7 Perspektif sistem struktur dan konstruksi

Sistem struktur yang digunakan pada bangunan baru merupakan


sistem struktur rangka batang yang memadukan antara konstruksi baja
dan konstruksi beton. Pada area peron, digunakan sistem struktur
bentang lebar dan gelagar dengan konstruksi baja. Penggunaan
struktur bentang lebar pada area peron bertujuan meminimalisir adanya
kolom di area peron yang cukup mengganggu sirkulasi penumpang.

IMAM DZAKI NS - 10415006 58


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

5.7. Utilitas

Keterangan
Sistem air bersih
Sistem air kotor
Sistem air hujan
Gambar 5.8 Sistem utilitas stasiun

Sumber air bersih diperoleh dari PDAM lalu ditampung dalam


ground water tank (GWT) kemudian didistribusikan menggunakan
pompa. Air kotor dari closet dan urinoir ditampung di septic tank lalu
difilter pada sumur resapan kemudian dialirkan menuju riol kota.
Sedangkan untuk air hujan dari atap langsung dialirkan menuju riol kota.

IMAM DZAKI NS - 10415006 59


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

BAB VI

HASIL RANCANGAN

6.1. Gambar – gambar Hasil Perancangan


a. Blokplan

Gambar 6.1 Blokplan

b. Siteplan

Gambar 6.2 Siteplan

IMAM DZAKI NS - 10415006 60


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

c. Denah

Gambar 6.3 Denah Lantai 1

Gambar 6.4 Denah Lantai 2

d. Tampak

Gambar 6.5 Tampak Selatan

IMAM DZAKI NS - 10415006 61


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

Gambar 6.6 Tampak Utara

Gambar 6.7 Tampak Timur

Gambar 6.8 Tampak Barat

IMAM DZAKI NS - 10415006 62


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

e. Potongan

Gambar 6.9 Potongan A

Gambar 6.10 Potongan B

Gambar 6.11 Potongan C

IMAM DZAKI NS - 10415006 63


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

f. Detail prinsip

Gambar 6.12 Potongan Prinsip

IMAM DZAKI NS - 10415006 64


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

g. Sistem struktur

Gambar 6.13 Perspektif sistem struktur

h. Sistem utilitas

Keterangan:
Sistem air bersih
Sistem air kotor
Sistem air hujan

Gambar 6.14 Isometri sistem utilitas

IMAM DZAKI NS - 10415006 65


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

i. Perspektif keseluruhan

Gambar 6.15 Perspektif keseluruhan 1

Gambar 6.15 Perspektif keseluruhan 2

j. Perspektif eksterior

Gambar 6.16 Perspektif eksterior 1

IMAM DZAKI NS - 10415006 66


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

Gambar 6.17 Perspektif eksterior 2

k. Perspektif interior

Gambar 6.18 Perspektif interior 1

Gambar 6.19 Perspektif interior 2

IMAM DZAKI NS - 10415006 67


LAPORAN STUDIO TUGAS AKHIR
REVELOPMENT STASIUN GARUT KOTA

6.2. Foto – foto Maket

IMAM DZAKI NS - 10415006 68

Anda mungkin juga menyukai