Anda di halaman 1dari 18

POLITEKNIK

NEGERI
MALANG

TUGAS MATA KULIAH KONSTRUKSI BANGUNAN SIPIL

GAGASAN PERANCANGAN REVITALISASI STASIUN WLINGI


THE REVITALISATION DESIGN OF WLINGI RAILWAY STATION

ADITYA WICAKSONO (02)

1841320146

KELAS 3 MRK 6

Dosen Pengajar

DWI RATNANINGSIH, ST., MT

PROGRAM STUDI D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
MALANG 2020

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI MALANG
POLITEKNIK
NEGERI
MALANG

ABSTRAK
Stasiun sebagai bangunan publik memiliki nilai perekonomian dari dua sisi, baik dari
pihak pengelola PT. Kereta Api Indonesia (Persero) maupun masyarakat sekitar dan
pendatang yang turut ikut mencari nafkah dari adanya stasiun, sehingga dengan adanya
stasiun dapat menopang kehidupan perekonomian mereka. Hal kontra yang tak luput dari
perhatian adalah dampak yang ditimbulkan oleh aktifitas perekonomian warga sekitar adalah
timbulnya kekumuhan dan kesemerawutan pada kawasan. Oleh karena itu, perlu untuk
dilakukan adanya revitalisasi kawasan tanpa mengganggu lifecycle yang sudah terbentuk,
serta melakukan pemberdayaan pedagang dengan mewadahi dan memfasilitasi dalam
perancangan revitalisasi Stasiun Wlingi.
Perancangan dan revitalisasi Stasiun Wlingi merupakan bagian dari upaya untuk
menjaga dan melestarikan bangunan cagar budaya yang telah ada, serta dalam kaitanya
untuk memaksimalkan potensi kawasan yang dimiliki oleh Stasiun Wlingi, sehingga dengan
perancangan revitalisasi pada beberapa aspek diharapkan mampu membawa dampak yang
lebih signifikan, menciptakan kawasan area stasiun yang lebih tertata dan terpadu serta dapat
membangkitkan geliat perekonomian di Kabupaten Blitar.

Tinjauan Lokasi
Stasiun Wlingi (WG) +274 m, merupakan stasiun kereta api kelas II yang terletak di
Beru, Wlingi, Blitar. Stasiun ini merupakan stasiun yang berada paling barat di Daerah
Operasi VIII Surabaya lintas Bangil-Kertosono, serta stasiun kereta api terbesar di Kabupaten
Blitar. Stasiun Wlingi memiliki empat jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus
dan jalur 3 yang sering digunakan untuk melayani keberangkatan maupun kedatangan kereta
api yang rangkaiannya cukup panjang.

Pokok Bahasan
1) Gambar layout stasiun
2) Fungsi dari masing- masing bagian stasiun
3) Menjelaskan apakah layout stasiun tersebut sudah sesuai aturan? Apakah perlu
ada perbaikan untuk layout stasiun kondisi existing? (lengkapi dengan
gambar).
4) Apakah revisi yang ditawarkan, (Revitalisasi) untuk memperbaiki layout
stasiun tersebut

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI MALANG
POLITEKNIK
NEGERI
MALANG

1.Gambar Layout Stasiun Wlingi

Berikut adalah gambar site plan dan layout Stasiun Wlingi, ditinjau dari gambar site
plan tersebut, stasiun wlingi terletak sedikit masuk dari jalur utama, Jl. Nasional III. Posisi
area stasiun berada di Jl. Stasiun, lokasi stasiun berdekatan dan dikelilingi oleh pemukiman
penduduk serta pertokoan. Di depan stasiun terdapat simpang tiga, simpang tiga tersebut
merupakan pertemuan dua jalur one way dari dan menuju ke jalan utama, Jl. Nasional III.
Untuk jalur menuju ke jalur utama dapat diakses satu arah melalui jalan stasiun ( posisi pada
layout adalah jl. Stasiun bagian atas). Kemudian untuk akses menuju stasiun dapat diakses
satu arah dari jalan Nasional III ataupun dari Jl. KH Samanhudi, masuk langsung ke Jl.
Stasiun ( posisi pada layout jl. Stasiun bagian bawah ).
Muka stasiun berada tepat di Jl. Stasiun, terdapat pelataran parkir, taman, serta
bangunan utama. Dibelakang bangunan utama terdapat tiga jalur rel, serta peron diantara jalur
rel. Lalu pada daerah batas Ruwasja bersinggungan langsung ke pemukiman dan pertokoan
penduduk sejauh kurang lebih 15-20 m diukur dari Rumaja.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI MALANG
POLITEKNIK
NEGERI
MALANG

Untuk detail informasi gambar site plan dan layout yang lebih jelas, telah kami lampirkan file
gambar dalam format pdf dengan resolusi yang lebih baik, telah kami sertakan dalam pengumpulan
pada google classroom, gambar pada file ini hanya sebagai pelengkap dan tambahan informasi.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI MALANG
POLITEKNIK
NEGERI
MALANG

2. Bagian dan Fungsi Fasilitas Stasiun Wlingi


Karena stasiun yang saya tinjau merupakan stasiun kecil, tidak banyak fasilitas
pendukung seperti pada stasiun besar. Stasiun besar biasanya diberi perlengkapan yang lebih
banyak daripada stasiun kecil untuk menunjang kenyamanan penumpang maupun calon
penumpang kereta api, seperti ruang tunggu (VIP ber AC), restoran, toilet, mushola, area
parkir, sarana keamanan (polisikhusus kereta api), sarana komunikasi, dipo lokomotif, dan
sarana pengisian bahan bakar. Pada papan nama stasiun yang dibangun pada zaman Belanda,
umumnya dilengkapi dengan ukuran ketinggian rata-rata wilayah itu dari permukaan laut,
misalnya Stasiun Wlingi di bawahnya ada tulisan plus-minus 274 meter.
Pada Stasiun Wlingi sendiri terdapat beberapa fasilitas inti yang ditujukan untuk kebutuhan
pelayanan umum, keperluan operasional maupun teknis yakni sebagai berikut :
a) Pelataran parkir di muka stasiun / front area
Pelataran parkir digunakan untuk menampung kendaraan pengunjung atau
penumpang stasiun, serta adapula difungsikan untuk kendaraan karyawan.
Front area stasiun wlingi terdiri dari area parkir, hall atau vestibule, tempat pangkalan
sarana transportasi terintegrasi tradisional yakni becak.

b) Tempat penjualan tiket, dan loket informasi


Digunakan untuk melengkapi fasilitas transaksi, melayani pembelian pembatalan tiket
perjalanan, melayani reservasi, maupun menukarkan tiket yang telah dibeli secara
online. Sebagai loket informasi fungsinya untuk menjalin adanya komunikasi yang
informatif, menghimpun dan menyampaikan kepada pengunjung informasi yang
dibutuhkan, mulai dari penjadwalan, informasi kereta, tujuan, dan informasi lain
berkenaan dengan informasi stasiun dan perkeretaapian.

c) Peron
Peron (dari bahasa Belanda: perron) merupakan jalan kecil yang sejajar dengan rel
kereta api, sebagai tempat lalu lalang penumpang di stasiun kereta api, halte kereta
api, atau tempat pemberhentian transportasi rel lainnya.
Peron adalah tempat naik-turun para penumpang di stasiun, jadi peron adalah lantai
pelataran tempat para penumpang naik-turun dan jalur rel melintas di stasiun.
Sekarang ada dua macam konstruksi lantai peron, yaitu yang dibuat sebelum Perang
Dunia II umumnya dengan lantai rendah; sedangkan bentuk kedua adalah yang
dibangun setelah Proklamasi umumnya dengan lantai modifikasi yang ditinggikan.
Pada stasiun kecil umumnya ada dua macam lantai peron, yang asli berlantai rendah
dan yang telah disesuaikan dengan lantai tinggi. Pada peron Stasiun Wlingi termasuk
pada jenis peron rendah.

d) Ruang Tunggu
Diperuntukkan bagi pengunjung stasiun, utamanya penumpang yang menunggu
jadwal keberangkatan.

e) Ruang Administratif Kepala Stasiun dan Staff


Digunakan untuk kepala stasiun dan staff berkantor, mengkoordinasi dan
melaksanakan jalannya kegiatan di area stasiun.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI MALANG
POLITEKNIK
NEGERI
MALANG

f) Ruang Operasional
Meliputi ruang sinyal dan ruang teknik, PPKA (Pengatur Perjalanan Kereta Api)
beserta peralatannya, seperti sinyal, wesel, telepon, telegraf, dan lain sebagainya.

g) Plakat informasi dan pengumuman


Memberikan informasi seputar jadwal keberangkatan, nama kereta, peraturan tata
tertib dan keamanan di stasiun

h) Jalur Rel
Pada umumnya, stasiun kecil memiliki tiga jalur rel kereta api yang menyatu pada
ujung-ujungnya. Penyatuan jalur-jalur tersebut diatur dengan alat pemindah jalur yang
dikendalikan dari ruang PPKA. Selain sebagai tempat pemberhentian kereta api,
stasiun juga berfungsi bila terjadi persimpangan antar kereta api sementara jalur
lainnya digunakan untuk keperluan cadangan dan langsir. Pada stasiun besar,
umumnya memiliki lebih dari 4 jalur yang juga berguna untuk keperluan langsir. Pada
halte umumnya tidak diberi jalur tambahan serta percabangan. Pada masa lalu, setiap
stasiun memiliki pompa dan tangki air serta jembatan putar yang dibutuhkan pada
masa kereta api masih ditarik oleh lokomotif uap. Stasiun wlingi memiliki tiga jalur
rel kerata api, dengan spesifikasi demikian termasuk dalam kategori stasiun kecil.
Karena keberadaan stasiun kereta api umumnya bersamaan dengan keberadaan sarana
kereta api di Indonesia yang dibangun pada masa zaman Belanda, maka kebanyakan
stasiun kereta api merupakan bangunan lama yang dibangun pada masa itu. Sebagian
direstorasi dan diperluas, sedangkan sebagian yang lain ditetapkan sebagai bangunan
cagar budaya. Kebanyakan kota besar, kota kabupaten, dan bahkan kecamatan di Jawa
dihubungkan dengan jalur kereta api sehingga di kota-kota tersebut selalu dilengkapi
dengan stasiun kereta api.
Jalur pelayanan dari Stasiun Wlingi :

 Penataran : melayani tujuan Surabaya Kota lewat Kepanjen, Malang, Lawang,


bangil, Porong, Sidoarjo, Wonokromo, Surabaya Gubeng
 Rapih Dhoho : Surabaya Kota lewat Blitar, Tulungagung, Kediri, Kertosono,
Mojokerto, Surabaya Gubeng
 Matarmaja : Semarang – Pasarsenin
 Senja Malang : Semarang – Pasarsenin
 Malabar : Yogyakarta – Bandung
 Gajayana : Yogyakarta – Gambir

i) Transportasi Penghubung
Terdapat sarana transportasi penghubung terintegrasi di front area stasiun, terdapat
transportasi tradisional becak yang biasanya sudah stand by di depan stasiun, adapula
tukang ojek konvensional, ojek online, serta angkutan umum.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI MALANG
POLITEKNIK
NEGERI
MALANG

j) Toilet
Sudah menjadi kebutuhan utama sebagai pelengkap fasilitas umum, untuk
memberikan kenyamanan kepada pengunjung, toilet di Stasiun Wlingi sendiri
merupakan bangunan tambahan yang sebelumnya belum ada pada bangunan asli
zaman belanda, untuk memenuhi kebutuhan masa kini di tambahkanlah toilet disisi
barat bangunan utama.

3. Kesesuaian Layout Stasiun Wlingi dengan peraturan yang ada


a) Persyaratan Teknis
Menjamin konstruksi, material, desain, ukuran dan kapasitas bangunan sesuai dengan
standar kelayakan, keselamatan dan keamanan serta kelancaran sehingga seluruh
bangunan stasiun dapat berfungsi secara handal dalam kurun waktu sesuai umur
teknis bangunan.

b) Persyaratan Penempatan
Pembangunan stasiun kereta api lokasinya sesuai dengan pola operasi perjalanan
kereta api, menunjang operasional sistem perkeretaapian, tidak mengganggu
lingkungan, memiliki tingkat keselamatan dan keamanan berdasarkan ketentuan yang
berlaku.

1. Halaman depan / Front Area

Halaman depan berfungsi sebagai perpindahan dari sistem transportasi jalan baja, ke
sistem transpotasi jalan raya atau sebaliknya. Kondisi front area Stasiun Wlingi jika
ditinjau dari segi peraturan sedikitnya masih kurang sesuai, terdapat adanya area

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI MALANG
POLITEKNIK
NEGERI
MALANG

pelataran parkir namun masih terlalu sempit dan kurang mampu memuat kendaraan
pengunjung dalam jumlah besar, tidak ada penanda area untuk pangkalan atau

terminal kendaraan umum, area parkir serta area bongkar muat barang, sehingga
terjadi kesemerawutan pada front area stasiun wlingi. Front area berhubungan
langsung dengan jalur kendaraan umum, lebar front area diukur dari sisi terluar
bangunan kira kira 5-6 meter ke sisi terluar jalan raya, kondisi ini terlalu mepet dan
bisa berpotensi menimbulkan kemacetan di jalanan depan area stasiun.

2. Bangunan Stasiun
Gedung Kegiatan Pokok :

 Lokasi sesuai dengan pola operasi perjalanan kereta api.


 Menunjang operasional sistem perkeretaapian.
 Tata letak ruang sesuai dengan alur proses kedatangan dan keberangkatan
penumpang kereta api serta tidak mengganggu pengaturan perjalanan kereta api.
 Tidak mengganggu Iingkungan.
 Terjamin keselamatan dan keamanan operasi kereta api.
Gedung Kegiatan Penunjang Stasiun Kereta Api dan Gedung Jasa Pelayanan Khusus
di Stasiun Kereta Api

 Lokasi sesuai dengan pola operasi stasiun kereta api.


 Tata letak ruang tidak menggangu alur proses kedatangan dan keberangkatan
penumpang kereta api dan pengaturan perjalanan kereta api.
 Menunjang kegiatan stasiun kereta api dalam rangka pelayanan pengguna jasa
stasiun.
 Terjamin keselamatan dan keamanan operasi kereta api.

a) Ruang depan atau vestibule, mulai dari pintu masuk ke dalam langsung menuju ke
area hall dan bersinggungan langsung dengan area loket dan ruang tunggu, pada
bagian ini sudah sangat baik untuk area akses masuk sistem one way, sehingga
lalu lalang pengunjung lebih teratur, sesuai aturan juga sudah terpenuhi setelah
pintu masuk terdapat akses menuju peron yang telah dilengkapi dengan pagar
pembatas, yang hanya dibuka untuk calon penumpang ketika kereta sudah tiba dan
berhenti dengan aman.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI MALANG
POLITEKNIK
NEGERI
MALANG

b) Loket, untuk perletakkan layout loket sudah sesuai berada disudut area hall
ataupun ruang depan, sehingga aktifitas transasksi yang berlangsung tidak
mengganggu area lalu lalang menuju ruang tunggu ataupun aktifitas masuk
menuju ke area peron.

c) Fasilitas Administratif, dan fasilitas operasional


Perletakan ruang lebih privat dari area pengunjung agar kegiatan administrastif
serta operasinal dan teknis stasiun berjalan dengan baik tanpa intervensi, terletak
pada ruang ruang khusus pada bangunan utama yang saling terintegrasi, meliputi
ruang kantor kepala stasiun, staff, dan ruang operasional PPKA.

B
A B

d) Ruang Tunggu
Ruang tunggu dari arah pintu masuk berada di sebelah kanan, dilengkapi dengan
kursi untuk pengunjung, area ruang tunggu dekat dengan pintu pagar pembatas
akses menuju peron, sehingga akses pengunjung ke peron lebih dekat, ruang
tunggu dengan peron dibatasi dengan dinding yang sangat tinggi dengan lubang
ventilasi di ujung atas dinding, memberi sekat pada ruang tunggu dengan peron
sehingga lebih aman.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI MALANG
POLITEKNIK
NEGERI
MALANG

3) Peron
Berikut adalah peron Stasiun Wlingi meliputi penempatan peron, panjang peron dan
lebar peron.

 Penempatan dan Batas Aman Peron


Peron Stasiun wlingi direncanakan berada pada sela – sela jalur kereta api
dengan jenis penempatan island platform. Penempatan peron ini terletak
diantara jalur I dan II serta jalur diantara jalur II dan III . Pada setiap sisi jalur
kereta api diharapkan terdapat akses untuk naik dan turun kereta, sehingga
mobilitas penumpang tidak akan terganggu. Jarak aman peron dari as jalur
kereta api sesuai dengan PM No. 29 tahun 2011 adalah 1600 mm. Kemudian,
pada bagian tepi peron diberikan batas aman peron sejauh 350 mm dari tepi
peron yang berfungsi sebagai daerah aman ketika kereta api lewat dan
menghindari terjadinya kecelakaan.

 Panjang Peron
Panjang peron pada Stasiun Wlingi direncanakan dengan panjang sekitar 246
meter, diharapkan panjang peron tersebut dapat mengakomodir dan dapat
memberikan kenyamanan pada penumpang KA dengan pertimbangan panjang
rangkaian KA terpanjang untuk angkutan penumpang yaitu sepanjang 246
meter.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI MALANG
POLITEKNIK
NEGERI
MALANG

 Lebar Peron Stasiun


Untuk merencanakan lebar peron stasiun maka diperlukan data prakiraan
jumlah penumpang. Data tersebut didapat berdasarkan Peraturan Menteri
Perhubungan tentang Rencana Induk Perkeretaapian Nasional yaitu prakiraan
jumlah penumpang kereta api sebesar sekian orang/tahun.
Berdasarkan data jumlah penumpang tersebut, maka dapat direncanakan lebar
peson stasiun. Berdasarkan hasil dari perhitungan didapatkan lebar peron
sekian m, kemudian sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan No. 29
Tahun 2011, hasil perhitungan tersebut harus dibandingkan dengan lebar
peron minimal yang ada sesuai dengan jenis penempatan peron. Untuk peron
island platform jenis peron tinggi disyaratkan memiliki lebar minimal 2 meter.
Pada layout Stasiun Wlingi tersebut juga digunakan lebar peron 2 meter,
ukuran peron ini telah memenuhi syarat disesuaikan dengan kapasitas lalu
lalang penumpang agar memberikan kenyamanan dan keselamatan kepada
para penumpang kereta api.

 Persyaratan lainnya yang harus diperhatiakan untuk peron yakni Lantai peron
tidak menggunakan material yang licin.

 Peron sekurang-kurangnya dilengkapi dengan:


1. lampu;
2. papan petunjuk jalur;
3. papan petunjuk arah; dan
4. batas aman peron
Pada Stasiun Wlingi standarisasi untuk peron sudah terpenuhi dengan baik,
sudah sesuai dengan peraturan dan regulasi yang berlaku.

Dapat disimpulkan bahwa secara teknis dan operasional standar Stasiun


Wlingi, sebagai sebuah stasiun kecil sudah terpenuhi dengan baik, untuk kelaikan
desain perencanaan dan keamanan untuk pengunjung sebagian besar telah terpenuhi
dan sesuai dengan peraturan yang ada. Namun untuk penataan layout existing perlu
disempurnakan lagi, perlu adanya penataan ulang pada front area yang meliputi
pelataran parkir, terminal/ tempat pangkalan angkutan umum, perbaikan dan
menambah area vegetasi.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI MALANG
POLITEKNIK
NEGERI
MALANG

4. Revisi yang ditawarkan, (Revitalisasi) untuk memperbaiki layout Stasiun Wlingi

Ditinjau dari berbagai aspek kriteria sebenarnya Stasiun Wlingi sudah menerapkan standar
operasional maupun teknis dengan cukup baik, namun untuk meningkatkan pelayanan dan
kepuasan pelanggan perlu adanya upgrade pada beberapa bagian tubuh stasiun dengan
memperhatikan beberapa aspek, utamanya aspek pelestarian, perekonomian dan pelayanan
publik.

Berikut adalah poin-poin utama gagasan perencanaan revitalisasi Stasiun Wlingi yang
perlu dilakukan :

1. Penataan ulang front area / halaman depan stasiun


 Terminal kendaraan umum, halte dan area parkir

Terminal atau halte sebagai tempat menaikkan dan menurunkan


penumpang bagi angkutan maupun kendaraan umum, pada Stasiun
Wlingi sendiri masih belum ada fasilitas ini secara khusus, pada
umumnya penumpang kendaraan berhenti di depan teras stasiun, hal
ini menimbulkan kesemerawutan dan mengganggu lalu lalang bagi
calon penumpang. maka dari itu dalam perancangan nanti akan
dibuatkan fasilitas tersebut tepat di sebelat timur depan area
bangunan, tidak jauh dari area parkir dan pintu akses masuk,
sehingga diharapkan mampu mengurangi kemacetan.

Area parkir teralulu sempit dan tidak tertata dengan baik,


pengunjung cenderung memarkir kendaraannya didepan akses pintu
masuk stasiun, tidak ada pembatasan zona antara kendara roda 4
dan roda 2, area parkir tidak dikelola dengan baik, hal ini tentunya
mengganggu kenyamanan dan merusak estetika lingkungan.

Solusi dan gagasan revitalisasi :

Dibuatkan pangkalan dan halte untuk angkutan umum secara layak


dan tertata di depan pelataran stasiun untuk drop calon penumpang,
area parkir dapat dibangun diseberang maupun tetap berada didepan
area stasiun, jika dibuat baru maka akan memanfaatkan lahan
diseberang stasiun yang biasa digunakan oleh PKL berdagang,
sekaligus dibangunkan pusat kegiatan ekonomi diseberang stasiun.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI MALANG
POLITEKNIK
NEGERI
MALANG

 Area pertokoan dan warung pedagang di dekat area stasiun

Masalah utama yang merusak citra pada front area stasiun Wlingi
utamanya disebabkan oleh banyaknya aktifitas pedagang kaki lima,
serta letak pertokoan yang berada disekitar area halaman stasiun
yang terkesan kurang tertata dan alakadarnya, hal ini tentunya
merusak estetika dan ketertiban area stasiun.

Solusi dan gagasan revitalisasi :

Pedagang kaki lima akan disediakan tempat baru, akan dilakukan


penataan ulang kawasan meliputi penertiban pertokoan dan warung,
akan disediakan dan dibangunkan satu bangunan khusus yang
mampu mewadahi aktifitas perekonomian yang sudah ada, proses
pembangunan diselaraskan dan disesuaikan dengan kebutuhan
pedagang agar tidak timbul penolakan, serta mampu memenuhi
aspirasi pedagang dan tidak merugikan keberlangsungan kegiatan
ekonomi pedagang.
Dibuatkan sekaligus pusat oleh oleh, dalam upaya memberdayakan
dan membangun produk serta kreatifitas masyarakat sekitar.
Pembangunan bangunan baru ini akan diletakkan di depan stasiun,
letak proyek bersebrangan dari stasiun agar tidak mengganggu
kelestarian bangunan stasiun lama, akan diberikan layanan dan
kemudahan akses bagi pengunjung untuk menjangkau area
perekonomian tersebut, akan dibangun pula jembatan
penyeberangan dari lingkungan stasiun ke area pedagang.
Bangunan baru selain sebagai pusat ekonomi, juga akan
dimanfaatkan untuk penambahan fasilitas penunjang bagi calon
penumpang di stasiun wlingi, akan diberikan akses dan fasilitas
untuk beribadah, ruang belajar, ruang kebudayaan ( informasi
seputar sejarah stasiun dan Kab.Blitar ), perpustakaan, area
bermain, area olahraga, penginapan, foodcourt maupun ATM.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI MALANG
POLITEKNIK
NEGERI
MALANG

2. Bangunan pokok stasiun


Untuk revitalisasi pada bangunan pokok dirasa kurang perlu, karena
bangunan pokok sepenuhnya masuk dalam kategori cagar budaya, sehingga
untuk revitalisasi bangunan yang dapat dilakukan terbatas dan
diminimalkan, untuk bangunan utama lebih diutamakan pada pelestarian
dan perawatan bangunan secara berkala.

3. Fasilitas penunjang
Karena revitalisasi terhadap bangunan pokok terbatas, perlu
dimaksimalakan dan dialihkan untuk revitalisasi pada fasilitas
penunjangnya, sehingga fungsi operasianal stasiun tetap mumpuni dan
berjalan dengan baik.

 Loket
untuk pelayanan loket masih dilakukan oleh tenaga manusia, yang
cenderung terkesan lama, dan kurang praktis. Sering terjadi antrian

panjang pada jam-jam tertentu karena jumlah loket yang dapat


melayani pengungjung sangat terbatas, ukuran ruang loket stasiun
wlingi tergolong kecil, jika dilayani oleh tenaga manusia
menjadikan pergerakannya kurang luwes.

Solusi dan gagasan revitalisasi :

Diterapkannya teknologi terbaru untuk loket, loket yang


sebelumnya menggunakan tenaga manusia, bisa digantikan dengan
mesin, dengan ukuran ruang loket yang sempit jika digantikan
dengan teknologi mesin, maka ruang tersebut dapat dimaksimalkan
untuk jumlah pelayanan teknologi mesin dengan skala perbandingan
dua kali lipat dari sebelumnya. Perlu adanya penambahan ATM
pembayaran yang sebelumnya belum ada, untuk menunjang
keperluan dan kemudahan transaksi penumpang. Penamabahan
ATM dapat diletakkan berdekatan dengan loket.

 Ruang Tunggu Penumpang


Ruang tunggu penumpang pada Stasiun Wlingi cenderung
sederhana dan tidak terlalu luas, berkonsep semi outdoor, dengan
sistem ventilasi yang masih minim.

Solusi dan gagasan revitalisasi :

Perlu diupgrade lagi ruang tunggunya dengan penggantian kursi


yang lebih layak dan nyaman, penambahan tanaman vegetasi (green
concept) untuk menyejukkan sirkulasi udara dalam ruangan,
penambahan sistem pencahayaan, penambahan pendingin ruangan

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI MALANG
POLITEKNIK
NEGERI
MALANG

berupa kipas angin atau blower, diberikan sarana hiburan berupa


Televisi ( memuat tayangan tayangan edukasi PT.KAI (Persero)).
Hiburan-hiburan kebudayaan Indonesia maupun informasi lainnya.
Penambahan ruang tunggu dan penambahan ruang tunggu khusus
kelas VIP.

 Toilet
Keberadaan toilet sangatlah penting guna meningkatkan
kenyamanan pengunjung, toilet yang tersedia di stasiun wlingi
jumlahnya sangat terbatas kurang maksimal melayani kebutuhan
pengunjung.
Solusi dan gagasan revitalisasi :

Ditambahkan lagi jumlah toilet untuk pengunjung, maupun staff,


karena jumlahnya masih minim, perlu adanya sekat pemisah untuk
penempata toilet pria dan wanita, jaraknya agak lebih dijauhkan,
lalu untuk melayani kebutuhan difabel perlu ditambahkan pula toilet
khusus difabel, beserta rangkaian akses dan jalur khusus difabel.
Peningkatan kebersihan toilet, setelah dilakukan revitalisasi
pelayanan kebersihan lebih ditingkatkan lagi.

 Ruang ibadah, dan kantin


Sejauh ini belum ada fasilitas terkait.

Solusi dan gagasan revitalisasi :

Ditinjau dari kondisi area ruangan bangunan utama yang sudah


difungsikan secara keseluruhan, tidak memungkinkan untuk
penambahan area ini, akan disediakan pada bangunan yang baru di
depan stasiun, sesuai opsi awal yang telah kami rencanakan.

 Ruang Fasilitas Administratif, Ruang Kepala Stasiun dan Staff


Kondisi ruang kerja dalam kondisi cukup baik, ruangan terletak
jauh dari aktifitas penumpang, privasi kegiatan administrasi dapat
terjaga dari ruang publik.

Solusi dan gagasan revitalisasi :

Penataan ulang interior ruang kerja agar tidak menimbulkan


kejenuhan bagi para pegawai yang bekerja untuk meningkatkan

efektifitas dan produktifitas bekerja, penataan tanpa mengganggu


keorisinilitas bangunan, terbatas pada tata letak dan fungsi ruang
secara maksimum, penambahan fasilitas penunjang seperti
pendingin ruangan berupa AC, tanaman vegetasi (green concept).

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI MALANG
POLITEKNIK
NEGERI
MALANG

 Ruang Operasional ( Ruang Sinyal dan Teknik )


Berkaitan dengan ruang PPKA, gardu sinyal dan telekomunikasi,
Memiliki peran yang sangat vital atas keluar dan masuknya kereta
api ke dalam stasiun, serta komunikasi antar stasiun guna mengatur
perlintasan dan pengecekan perlintasan yang akan digunakan.

Solusi dan gagasan revitalisasi :


Penataan ulang interior ruang kerja agar tidak menimbulkan
kejenuhan bagi para pegawai yang bekerja untuk meningkatkan
efektifitas dan produktifitas bekerja, penataan tanpa mengganggu
keorisinilitas bangunan, terbatas pada tata letak dan fungsi ruang
secara maksimum, penambahan fasilitas penunjang seperti
pendingin ruangan berupa AC, tanaman vegetasi (green concept).
Yang terpenting satu lagi adalah modernisasi perangkat yang
digunakan untuk aktifitas operasional stasiun.

Penambahan atau penggantian sistem persinyalan dari mekanik


menjadi elektrik.

4. Fasilitas Operasi dan Persinyalan

Rambu dan lampu lalu lintas kereta api, sinyal berangkat, sinyal muka,
sinyal masuk dan pembatas kecepatan. Keberadaan rambu dan lampu lalu
lintas sangatlah penting bagi kelancaran dan keselamatan sistem
transportasi, untuk menunjang hal tersebut stasiun wlingi dilengkapi
dengan rambu dan lampu lalu lintas kereta api sebagai penanda dan
peringatan kepada pengunjung agar selalu aman dan senantiasa berhati hati
di lingkungan stasiun.
Terdapat pula sistem persinyalan didekat area stasiun secara mekanik
maupun elektrik. Fasilitas operasi merupakan bagian penting yang
diharuskan ada pada perkertaapian. Fasilitas operasi ini digunakan untuk
mendukung keamanan, keselamatan dan kelancaran perjalanan kereta api.
Fasilitas operasi kereta api meliputi peralatan persinyalan atau sistem
persinyalan. Sinyal merupakan alat atau perangkat yang digunakan untuk
menyampaikan perintah bagi pengaturan perjalanan kereta api dengan
peragaan dan/atau warna. sinyal ini berupa papan/lengan yang digerakan
secara mekanik yaitu naik dan turun untuk memberikan perintah kepada
masinis kereta api. Persinyalan mekanik menggunakan sistem interlocking
mekanik dan sinyal berbentuk semaphore berbentuk lengan. Sementara
sistem persinyalan Stasiun Wlingi adalah menggunakan sistem persinyalan
mekanik.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI MALANG
POLITEKNIK
NEGERI
MALANG

Untuk itu perlu di upgrade untuk sistem persinyalan, dialihkan ke


sistem elektrik, sistem persinyalan ini lebih modern dibandingkan
dengan sistem sinyal mekanik. Sinyal elektrik adalah sinyal isyarat
seperti halnya lampu lalu lintas yang mengatur jalan tidaknya kereta
api. Pada sistem persinyalan elektrik warna merah menuntukan
indikasi tidak aman sehingga kereta api harus berhenti, warna kuning
menuntukan indikasi hati – hati, sementara warna hijau menunjukan
indikasi aman dan kereta api bisa berjalan.
Jenis sinyal dan ketentuannya
Sinyal berangkat adalah sinyal yang menandakan kereta api boleh
melanjutkan pemberangkatan. Sinyal berangkat terletak didepan arah
kereta api urutan sinyal pada saat kereta api menuju ke stasiun adalah
sebagai berikut.
o Sinyal muka, terletak pada 1 – 1,5 km dari stasiun. Sinyal ini
berfungsi memberikan informasi akan sinyal berikutnya
yaitu sinyal masuk/sinyal langsir, dan juga digunakan untuk
memberikan tanda aman kepada masinis bahwa kereta api
boleh mendekati stasiun atau tidak.
o Sinyal masuk, letak sinyal ini berada setelah sinyal muka
yaitu didekat stasiunarah kereta akan masuk emplasemen
stasiun. Sinyal ini berfungsi untuk memberikan petunjuk
kepada masinis bahwa kereta api boleh memasuki stasiun.
o Sinyal berangkat, terletak didepan arah berangkat kereta api,
lampu hijaumenandakan jika kereta api boleh melakukan
pemberangkatan ke stasiun berikutnya.
o Sinyal pembatas kecepatan, sinyal ini satu dengan sinyal
masuk dan terletak dibagian paling atas. Jika sinyal utama
berwarna hijau atau kuning dan sinyal pembatas kecepatan
menyala atau menunjukan angka tertentu masinis boleh
menjalankan kereta apinya (di wesel atau jalur) dengan
kecepatan puncak sesuai dengan angka yang ditunjukkan
dikalikan 10, jika sinyal utama berwarna hijau atau kuning
dan sinyal pembatas kecepatan tidak menyala (padam),
masinis boleh menjalankan kereta apinya dengan kecepatan
puncak sesuai dengan warna sinyal.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI MALANG
POLITEKNIK
NEGERI
MALANG

5. Peron, Emplasemen dan Jalur Rel

Solusi dan gagasan revitalisasi :

Untuk peron dan emplasemen perlu dimodifikasi dan dinaikkan untuk


memudahkan naik turunnya penumpang, ditambahkan pencahayaan untuk
area peron agar lebih terang dan meningkatkan keamanan penumpang pada
malam hari.

Untuk jalur rel jika dirasa perlu dan kapasitas penumpang naik, bukan tidak
mungkin lagi untuk penambahn jalur baru.

KESIMPULAN

Demikian gagasan rencana revitalisasi yang dapat kami tawarkan, secara keseluruhan
saran revitalisasi adalah tidak mengubah bentuk asli bangunan cagar budaya stasiun
wlingi, tetap menjaga dan merawat kelestarian bangunan, dan dipilih solusi membangun
areal bangunan utilitas penunjang yang baru untuk stasiun wlingi. Pembangunan
diselaraskan baik dari segi desain dan fungsi dengan bangunan yang lama, dengan
memanfaatkan lahan diseberang stasiun ( informasi lahan dapat ditinjau pada gamabar side
plan).
Utamanya dalam rencana gagasan revitalisasi ini adalah untuk meningkatakan
pelayanan, kenyamanan dan keamanan terhadap pengguna moda transportasi kereta api,
meningkatkan produktifitas dan efisiensi kegiatan di stasiun wlingi, penataan dan
penertiban lingkungan stasiun wlingi, modernisasi stasiun secara sistem maupun teknis,
menambah jaringan bisnis PT.KAI, mengembalikan dan menghidupkan kembali citra
Stasiun Wlingi, memberdayakan kreatifitas dan produk ekonomi masyarakat sekitar
stasiun, mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat Kabupaten Blitar secara
keseluruhan.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI MALANG

Anda mungkin juga menyukai