NEGERI
MALANG
1841320146
KELAS 3 MRK 6
Dosen Pengajar
ABSTRAK
Stasiun sebagai bangunan publik memiliki nilai perekonomian dari dua sisi, baik dari
pihak pengelola PT. Kereta Api Indonesia (Persero) maupun masyarakat sekitar dan
pendatang yang turut ikut mencari nafkah dari adanya stasiun, sehingga dengan adanya
stasiun dapat menopang kehidupan perekonomian mereka. Hal kontra yang tak luput dari
perhatian adalah dampak yang ditimbulkan oleh aktifitas perekonomian warga sekitar adalah
timbulnya kekumuhan dan kesemerawutan pada kawasan. Oleh karena itu, perlu untuk
dilakukan adanya revitalisasi kawasan tanpa mengganggu lifecycle yang sudah terbentuk,
serta melakukan pemberdayaan pedagang dengan mewadahi dan memfasilitasi dalam
perancangan revitalisasi Stasiun Wlingi.
Perancangan dan revitalisasi Stasiun Wlingi merupakan bagian dari upaya untuk
menjaga dan melestarikan bangunan cagar budaya yang telah ada, serta dalam kaitanya
untuk memaksimalkan potensi kawasan yang dimiliki oleh Stasiun Wlingi, sehingga dengan
perancangan revitalisasi pada beberapa aspek diharapkan mampu membawa dampak yang
lebih signifikan, menciptakan kawasan area stasiun yang lebih tertata dan terpadu serta dapat
membangkitkan geliat perekonomian di Kabupaten Blitar.
Tinjauan Lokasi
Stasiun Wlingi (WG) +274 m, merupakan stasiun kereta api kelas II yang terletak di
Beru, Wlingi, Blitar. Stasiun ini merupakan stasiun yang berada paling barat di Daerah
Operasi VIII Surabaya lintas Bangil-Kertosono, serta stasiun kereta api terbesar di Kabupaten
Blitar. Stasiun Wlingi memiliki empat jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus
dan jalur 3 yang sering digunakan untuk melayani keberangkatan maupun kedatangan kereta
api yang rangkaiannya cukup panjang.
Pokok Bahasan
1) Gambar layout stasiun
2) Fungsi dari masing- masing bagian stasiun
3) Menjelaskan apakah layout stasiun tersebut sudah sesuai aturan? Apakah perlu
ada perbaikan untuk layout stasiun kondisi existing? (lengkapi dengan
gambar).
4) Apakah revisi yang ditawarkan, (Revitalisasi) untuk memperbaiki layout
stasiun tersebut
Berikut adalah gambar site plan dan layout Stasiun Wlingi, ditinjau dari gambar site
plan tersebut, stasiun wlingi terletak sedikit masuk dari jalur utama, Jl. Nasional III. Posisi
area stasiun berada di Jl. Stasiun, lokasi stasiun berdekatan dan dikelilingi oleh pemukiman
penduduk serta pertokoan. Di depan stasiun terdapat simpang tiga, simpang tiga tersebut
merupakan pertemuan dua jalur one way dari dan menuju ke jalan utama, Jl. Nasional III.
Untuk jalur menuju ke jalur utama dapat diakses satu arah melalui jalan stasiun ( posisi pada
layout adalah jl. Stasiun bagian atas). Kemudian untuk akses menuju stasiun dapat diakses
satu arah dari jalan Nasional III ataupun dari Jl. KH Samanhudi, masuk langsung ke Jl.
Stasiun ( posisi pada layout jl. Stasiun bagian bawah ).
Muka stasiun berada tepat di Jl. Stasiun, terdapat pelataran parkir, taman, serta
bangunan utama. Dibelakang bangunan utama terdapat tiga jalur rel, serta peron diantara jalur
rel. Lalu pada daerah batas Ruwasja bersinggungan langsung ke pemukiman dan pertokoan
penduduk sejauh kurang lebih 15-20 m diukur dari Rumaja.
Untuk detail informasi gambar site plan dan layout yang lebih jelas, telah kami lampirkan file
gambar dalam format pdf dengan resolusi yang lebih baik, telah kami sertakan dalam pengumpulan
pada google classroom, gambar pada file ini hanya sebagai pelengkap dan tambahan informasi.
c) Peron
Peron (dari bahasa Belanda: perron) merupakan jalan kecil yang sejajar dengan rel
kereta api, sebagai tempat lalu lalang penumpang di stasiun kereta api, halte kereta
api, atau tempat pemberhentian transportasi rel lainnya.
Peron adalah tempat naik-turun para penumpang di stasiun, jadi peron adalah lantai
pelataran tempat para penumpang naik-turun dan jalur rel melintas di stasiun.
Sekarang ada dua macam konstruksi lantai peron, yaitu yang dibuat sebelum Perang
Dunia II umumnya dengan lantai rendah; sedangkan bentuk kedua adalah yang
dibangun setelah Proklamasi umumnya dengan lantai modifikasi yang ditinggikan.
Pada stasiun kecil umumnya ada dua macam lantai peron, yang asli berlantai rendah
dan yang telah disesuaikan dengan lantai tinggi. Pada peron Stasiun Wlingi termasuk
pada jenis peron rendah.
d) Ruang Tunggu
Diperuntukkan bagi pengunjung stasiun, utamanya penumpang yang menunggu
jadwal keberangkatan.
f) Ruang Operasional
Meliputi ruang sinyal dan ruang teknik, PPKA (Pengatur Perjalanan Kereta Api)
beserta peralatannya, seperti sinyal, wesel, telepon, telegraf, dan lain sebagainya.
h) Jalur Rel
Pada umumnya, stasiun kecil memiliki tiga jalur rel kereta api yang menyatu pada
ujung-ujungnya. Penyatuan jalur-jalur tersebut diatur dengan alat pemindah jalur yang
dikendalikan dari ruang PPKA. Selain sebagai tempat pemberhentian kereta api,
stasiun juga berfungsi bila terjadi persimpangan antar kereta api sementara jalur
lainnya digunakan untuk keperluan cadangan dan langsir. Pada stasiun besar,
umumnya memiliki lebih dari 4 jalur yang juga berguna untuk keperluan langsir. Pada
halte umumnya tidak diberi jalur tambahan serta percabangan. Pada masa lalu, setiap
stasiun memiliki pompa dan tangki air serta jembatan putar yang dibutuhkan pada
masa kereta api masih ditarik oleh lokomotif uap. Stasiun wlingi memiliki tiga jalur
rel kerata api, dengan spesifikasi demikian termasuk dalam kategori stasiun kecil.
Karena keberadaan stasiun kereta api umumnya bersamaan dengan keberadaan sarana
kereta api di Indonesia yang dibangun pada masa zaman Belanda, maka kebanyakan
stasiun kereta api merupakan bangunan lama yang dibangun pada masa itu. Sebagian
direstorasi dan diperluas, sedangkan sebagian yang lain ditetapkan sebagai bangunan
cagar budaya. Kebanyakan kota besar, kota kabupaten, dan bahkan kecamatan di Jawa
dihubungkan dengan jalur kereta api sehingga di kota-kota tersebut selalu dilengkapi
dengan stasiun kereta api.
Jalur pelayanan dari Stasiun Wlingi :
i) Transportasi Penghubung
Terdapat sarana transportasi penghubung terintegrasi di front area stasiun, terdapat
transportasi tradisional becak yang biasanya sudah stand by di depan stasiun, adapula
tukang ojek konvensional, ojek online, serta angkutan umum.
j) Toilet
Sudah menjadi kebutuhan utama sebagai pelengkap fasilitas umum, untuk
memberikan kenyamanan kepada pengunjung, toilet di Stasiun Wlingi sendiri
merupakan bangunan tambahan yang sebelumnya belum ada pada bangunan asli
zaman belanda, untuk memenuhi kebutuhan masa kini di tambahkanlah toilet disisi
barat bangunan utama.
b) Persyaratan Penempatan
Pembangunan stasiun kereta api lokasinya sesuai dengan pola operasi perjalanan
kereta api, menunjang operasional sistem perkeretaapian, tidak mengganggu
lingkungan, memiliki tingkat keselamatan dan keamanan berdasarkan ketentuan yang
berlaku.
Halaman depan berfungsi sebagai perpindahan dari sistem transportasi jalan baja, ke
sistem transpotasi jalan raya atau sebaliknya. Kondisi front area Stasiun Wlingi jika
ditinjau dari segi peraturan sedikitnya masih kurang sesuai, terdapat adanya area
pelataran parkir namun masih terlalu sempit dan kurang mampu memuat kendaraan
pengunjung dalam jumlah besar, tidak ada penanda area untuk pangkalan atau
terminal kendaraan umum, area parkir serta area bongkar muat barang, sehingga
terjadi kesemerawutan pada front area stasiun wlingi. Front area berhubungan
langsung dengan jalur kendaraan umum, lebar front area diukur dari sisi terluar
bangunan kira kira 5-6 meter ke sisi terluar jalan raya, kondisi ini terlalu mepet dan
bisa berpotensi menimbulkan kemacetan di jalanan depan area stasiun.
2. Bangunan Stasiun
Gedung Kegiatan Pokok :
a) Ruang depan atau vestibule, mulai dari pintu masuk ke dalam langsung menuju ke
area hall dan bersinggungan langsung dengan area loket dan ruang tunggu, pada
bagian ini sudah sangat baik untuk area akses masuk sistem one way, sehingga
lalu lalang pengunjung lebih teratur, sesuai aturan juga sudah terpenuhi setelah
pintu masuk terdapat akses menuju peron yang telah dilengkapi dengan pagar
pembatas, yang hanya dibuka untuk calon penumpang ketika kereta sudah tiba dan
berhenti dengan aman.
b) Loket, untuk perletakkan layout loket sudah sesuai berada disudut area hall
ataupun ruang depan, sehingga aktifitas transasksi yang berlangsung tidak
mengganggu area lalu lalang menuju ruang tunggu ataupun aktifitas masuk
menuju ke area peron.
B
A B
d) Ruang Tunggu
Ruang tunggu dari arah pintu masuk berada di sebelah kanan, dilengkapi dengan
kursi untuk pengunjung, area ruang tunggu dekat dengan pintu pagar pembatas
akses menuju peron, sehingga akses pengunjung ke peron lebih dekat, ruang
tunggu dengan peron dibatasi dengan dinding yang sangat tinggi dengan lubang
ventilasi di ujung atas dinding, memberi sekat pada ruang tunggu dengan peron
sehingga lebih aman.
3) Peron
Berikut adalah peron Stasiun Wlingi meliputi penempatan peron, panjang peron dan
lebar peron.
Panjang Peron
Panjang peron pada Stasiun Wlingi direncanakan dengan panjang sekitar 246
meter, diharapkan panjang peron tersebut dapat mengakomodir dan dapat
memberikan kenyamanan pada penumpang KA dengan pertimbangan panjang
rangkaian KA terpanjang untuk angkutan penumpang yaitu sepanjang 246
meter.
Persyaratan lainnya yang harus diperhatiakan untuk peron yakni Lantai peron
tidak menggunakan material yang licin.
Ditinjau dari berbagai aspek kriteria sebenarnya Stasiun Wlingi sudah menerapkan standar
operasional maupun teknis dengan cukup baik, namun untuk meningkatkan pelayanan dan
kepuasan pelanggan perlu adanya upgrade pada beberapa bagian tubuh stasiun dengan
memperhatikan beberapa aspek, utamanya aspek pelestarian, perekonomian dan pelayanan
publik.
Berikut adalah poin-poin utama gagasan perencanaan revitalisasi Stasiun Wlingi yang
perlu dilakukan :
Masalah utama yang merusak citra pada front area stasiun Wlingi
utamanya disebabkan oleh banyaknya aktifitas pedagang kaki lima,
serta letak pertokoan yang berada disekitar area halaman stasiun
yang terkesan kurang tertata dan alakadarnya, hal ini tentunya
merusak estetika dan ketertiban area stasiun.
3. Fasilitas penunjang
Karena revitalisasi terhadap bangunan pokok terbatas, perlu
dimaksimalakan dan dialihkan untuk revitalisasi pada fasilitas
penunjangnya, sehingga fungsi operasianal stasiun tetap mumpuni dan
berjalan dengan baik.
Loket
untuk pelayanan loket masih dilakukan oleh tenaga manusia, yang
cenderung terkesan lama, dan kurang praktis. Sering terjadi antrian
Toilet
Keberadaan toilet sangatlah penting guna meningkatkan
kenyamanan pengunjung, toilet yang tersedia di stasiun wlingi
jumlahnya sangat terbatas kurang maksimal melayani kebutuhan
pengunjung.
Solusi dan gagasan revitalisasi :
Rambu dan lampu lalu lintas kereta api, sinyal berangkat, sinyal muka,
sinyal masuk dan pembatas kecepatan. Keberadaan rambu dan lampu lalu
lintas sangatlah penting bagi kelancaran dan keselamatan sistem
transportasi, untuk menunjang hal tersebut stasiun wlingi dilengkapi
dengan rambu dan lampu lalu lintas kereta api sebagai penanda dan
peringatan kepada pengunjung agar selalu aman dan senantiasa berhati hati
di lingkungan stasiun.
Terdapat pula sistem persinyalan didekat area stasiun secara mekanik
maupun elektrik. Fasilitas operasi merupakan bagian penting yang
diharuskan ada pada perkertaapian. Fasilitas operasi ini digunakan untuk
mendukung keamanan, keselamatan dan kelancaran perjalanan kereta api.
Fasilitas operasi kereta api meliputi peralatan persinyalan atau sistem
persinyalan. Sinyal merupakan alat atau perangkat yang digunakan untuk
menyampaikan perintah bagi pengaturan perjalanan kereta api dengan
peragaan dan/atau warna. sinyal ini berupa papan/lengan yang digerakan
secara mekanik yaitu naik dan turun untuk memberikan perintah kepada
masinis kereta api. Persinyalan mekanik menggunakan sistem interlocking
mekanik dan sinyal berbentuk semaphore berbentuk lengan. Sementara
sistem persinyalan Stasiun Wlingi adalah menggunakan sistem persinyalan
mekanik.
Untuk jalur rel jika dirasa perlu dan kapasitas penumpang naik, bukan tidak
mungkin lagi untuk penambahn jalur baru.
KESIMPULAN
Demikian gagasan rencana revitalisasi yang dapat kami tawarkan, secara keseluruhan
saran revitalisasi adalah tidak mengubah bentuk asli bangunan cagar budaya stasiun
wlingi, tetap menjaga dan merawat kelestarian bangunan, dan dipilih solusi membangun
areal bangunan utilitas penunjang yang baru untuk stasiun wlingi. Pembangunan
diselaraskan baik dari segi desain dan fungsi dengan bangunan yang lama, dengan
memanfaatkan lahan diseberang stasiun ( informasi lahan dapat ditinjau pada gamabar side
plan).
Utamanya dalam rencana gagasan revitalisasi ini adalah untuk meningkatakan
pelayanan, kenyamanan dan keamanan terhadap pengguna moda transportasi kereta api,
meningkatkan produktifitas dan efisiensi kegiatan di stasiun wlingi, penataan dan
penertiban lingkungan stasiun wlingi, modernisasi stasiun secara sistem maupun teknis,
menambah jaringan bisnis PT.KAI, mengembalikan dan menghidupkan kembali citra
Stasiun Wlingi, memberdayakan kreatifitas dan produk ekonomi masyarakat sekitar
stasiun, mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat Kabupaten Blitar secara
keseluruhan.