C. DASAR HUKUM
1. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 2128 Tahun 2018 tentang Rencana Induk
Perkeretaapian Nasional
2. Perda DIY Nomor 5 Tahun 2019 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah DIY 2019-2039
3. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 8 Tahun 2017 Tentang Rencana
Induk Perkeretaapian Provinsi Tahun 2017– 2036
4. Perda Kabupaten Sleman Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Sleman Tahun 2011-2031
5. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2010 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Yogyakarta 2010-2029
6. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 04 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Bantul Tahun 2010 – 2030
Seluruh rencana, rancangan, aturan, dan mekanisme dalam penyusunan Dokumen RTBL harus
merujuk pada pranata pembangunan yang lebih tinggi, baik pada lingkup kawasan, kota, maupun
wilayah. Kedudukan RTBL dalam pengendalian bangunan gedung dan lingkungan sebagaimana
digambarkan dalam diagram 1 pada halaman berikut:
Diagram 1: Kedudukan RTBL dalam Pengendalian Bangunan Gedung dan Lingkungan
Kawasan Perencanaan
Kawasan perencanaan mencakup suatu lingkungan/kawasan dengan luas 5-60 hektar (Ha),
dengan ketentuan sebagai berikut:
• kota metropolitan dengan luasan minimal 5 Ha.
• kota besar/sedang dengan luasan 15-60 Ha.
• kota kecil/desa dengan luasan 30-60 Ha.
Kawasan yang kelompok kami pilih adalah kawasan stasiun Tugu yang merupakan kawasan kota
besar dan merupakan kawasan terbangun.
Sesuai dengan ketentuan yang tercantum di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung pasal 27 ayat (2), struktur dan sistematika dokumen RTBL sebagaimana digambarkan
dalam diagram 2 pada halaman berikut:
Diagram 2: Struktur dan Sistematika Dokumen RTBL
BAGIAN II PROGRAM BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
A. UMUM
Stasiun Kereta Api Tugu terletak di sisi sebelah barat jalan poros Keraton-Tugu Pal Putih atau
berada di sebelah barat Stasiun Lempuyangan. Sampai sekarang Stasiun Tugu menjadi stasiun
utama di Kota Yogyakarta. Keberadaan bangunan tersebut menjadi landmark atau penanda
kawasan yang menonjol. Bentuk bangunan Stasiun Tugu Yogyakarta memiliki ciri khas
tersendiri. Bangunan stasiun diapit oleh jalur-jalur kereta api dan terowongan bawah tanah yang
menghubungkan peron utara dengan peron selatan. Bagian depan bangunan yang sekaligus pintu
masuk utama stasiun ini menghadap ke arah timur, tepatnya ke arah jalan Mangkubumi (Margo
Utomo) yang merupakan poros Kota Yogyakarta. Dari awal pembangunannya, Stasiun Tugu
terletak di lokasi strategis yang merupakan pusat perekonomian Yogyakarta yaitu daerah Pecinan
dan Pasar Beringharjo. Stasiun ini memiliki beberapa bangunan penunjang seperti gudang muat
tinggi sisi selatan, bangunan telekomunikasi, bangunan rumah sinyal, pusat reservasi tiket kereta
api, bangunan induk stasiun, gedung kantor kas, dipo induk kereta, dipo lokomotif, bengkel
lokomotif, gedung muat tinggi sisi utara, bangunan resort jalan, jembatan, dan rel.
2. Manfaat
a. Menjadi kawasan pusat komersial karena berada dekat dengan Pecinan dan Pasar
Beringhargo
b. Area serbaguna karena berada di posisi strategis
c. Menyediakan berbagai fasilitas publik untuk mempermudah menunjang area pusat wisata
d. Aksesibilitas
3. Komponen-komponen Analisis
a. Perkembangan Sosial-Kependudukan
Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya Kota Yogyakarta sudah penuh penduduk dan
banyak yang sudah menjadi area pemukiman tinggi. Stasiun Tugu masuk kedalam
daerah Kota Yogyakarta dengan Gedongtengen sebagai kecamatannya. Pada tahun 2020,
menurut databoks daerah Gedongtengen memiliki jumlah penduduk 16.484 jiwa. Mata
pencaharian masyarakat adalah pegawai kantor dan pengusaha seperti di bidang jasa,
FnB, dll.
Daerah sekitar stasiun Tugu merupakan daerah perdagangan dan jasa juga perkantoran,
ditandai oleh ramainya perekonomian disana dengan adanya beberapa hotel dan toko
pusat oleh-oleh Jogja, rumah makan, dan sebagainya. Menurut tabel disamping, daerah
sekitar stasiun Tugu ditandai dengan warna abu-abu yang berarti daerah perdagangan dan
jasa. Terdapat daerah kepadatan sedang dan tinggi di selatan dan utara stasiun tugu
berhimpitan dengan perdagangan dan jasa.
4. Prinsip-prinsip Analisis
5. Hasil Analisis