Anda di halaman 1dari 24

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
1.2Tujuan dan Sasaran
1.3Manfaat
1.4Ruang Lingkup
1.5Metode Pembahasan
1.5.1 Metode Deskriptif
1.5.2 Metode Dokumentatif
1.5.3 Metode Komparatif
1.6Sistematika Pembahasan
1.7Alur Pikir
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1Tinjauan Umum Stasiun Kereta
2.1.1
efinisi Stasiun Kereta
2.1.2
jarah dan Perkembangan Stasiun Kereta
2.1.3
pologi dan Jenis Stasiun Kereta
2.1.4
doman Perencanaan Stasiun Kereta
2.1.5
nalisa Pengunjung
2.1.6
nalisa Aktifitas
2.1.7
nalisa Fasilitas
2.1.8
ganisasi Ruang
2.2Tinjauan Penekanan Desain
2.2.1
ngertian Hi-Tech
2.2.2
nsip Hi-Tech
2.3Studi Banding
2.3.1
asiun Ambarawa
2.3.2
asiun Cirebon
2.3.3
asiun Pasar Senen
BAB III TINJAUAN LOKASI
TUGAS AKHIR 135 | MONALISA SAPUTRI - 21020112130141 | REVITALISASI
KAWASAN STASIUN BRINGIN

3
4
4
4
4
4
4
4
5
6
7
7
D
7
Se
7
Ti
7
Pe
8
A
9
A
9
A
9
Or
10
11
Pe
11
Pri
11
11
St
11
St
12
St
15
17

3.1Tinjauan Umum Kabupaten Semarang


3.1.1
njauan Detail Lokasi
3.2Kebijakan Pengembangan Tata Ruang Wilayah
DAFTAR PUSTAKA

TUGAS AKHIR 135 | MONALISA SAPUTRI - 21020112130141 | REVITALISASI


KAWASAN STASIUN BRINGIN

17
Ti
17
18
21

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 The Seamless Journey
10
Gambar 2.2 Organisasi kegiatan menggunakan kereta api
10
Gambar 2.3 Museum Kereta Api Ambarawa
12
Gambar 2.4 Peron Kereta Api Ambarawa
12
Gambar 2.5 Perencanaan Stasiun Cirebon
13
Gambar 2.6 Bird Eye Perencanaan Stasiun Cirebon
13
Gambar 2.7 Perspektif Perencanaan Stasiun Cirebon
14
Gambar 2.8 Detail Tampak Perencanaan Stasiun Cirebon
14
Gambar 2.9 Perspektif Depan Stasiun Pasar Senen
15
Gambar 2.10 Emplasemen Stasiun Pasar Senen
15
Gambar 2.11 Suasana Peron Jalur 4 Stasiun Pasar Senen
16
Gambar 3.1 Data Wisatawan Kabupaten Semarang tahun 2014
19
Tabel 3.2 Rekapitulasi Data Wisatawan (Wisata Buatan) Kabupaten Semarang
20

TUGAS AKHIR 135 | MONALISA SAPUTRI - 21020112130141 | REVITALISASI


KAWASAN STASIUN BRINGIN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Semakin disadari bahwa moda transportasi massal yang paling efektif
hingga saat ini merupakan kereta. Dengan mengingat begitu besar jumlah
penduduk di Indonesia, terkhusus di Pulau Jawa ini. Sehingga dalam
sejarahnya, NIS pun pada jamannya untuk pertama kalinya yang
mempelopori pembangunan perkeretaapian di Jawa, sebagai moda
transportasi angkutan umum dan barang.
Di atas semua itu, pembangunan kereta cepat adalah bagian dari visimisi Presiden dalam Nawacita untuk meningkatkan daya saing bangsa
melalui pembangunan infrastruktur transportasi modern, yang akan
mempercepat mobilitas warga. Kereta cepat adalah juga salah satu
jawaban bagi upaya untuk melakukan efisiensi energi di masa depan
sebab melalui moda transportasi massal berbasis rel, terdapat kesempatan
untuk menekan pemborosan energi fosil seperti yang terjadi dengan bus
kota atau pesawat terbang.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap warisan sejarah, PT KA (Persero)
membentuk Unit Pusat Pelestarian dan Benda Bersejarah. Unit semacam ini
merupakan yang pertama dibentuk oleh sebuah Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) dan PT KAI (Persero) menjadi pelopor dalam megupayakan
pelestarian aset perkeretaapian baik yang bersifat aset peninggalan
berwujud maupun aset yang tidak berwujud. Tujuannya agar dapat
dimanfaatkan sekaligus mendukung kegiatan ekonomi, sosial, budaya serta
pendidikan secara berkesinambungan. Melalui perbaikan dan perawatan
aset-aset bersejarah, usaha tersebut juga merupakan investasi untuk
membangun pencitraan perusahaan. Selama kurun waktu 2009 hingga
2015, unit ini sudah memugar lebih dari 100 stasiun besar yang bernilai
sejarah.
Berdasarkan rekomendasi stategis 2015 - 2019 Pembangunan
Perkeretaapian antar Kota Pulau Jawa 2015 2019 termasuk didalamnya
yaitu akan diadakan kegiatan lanjutan reaktivasi jalur KA antara Kedungjati
Tuntang dan peningkatan jalur KA antara Tuntang Ambarawa.
Antara jalur Kedungjati Tuntang inilah terdapat stasiun Bringin yang
dibangun hampir bersamaan dengan pembukaan jalur kereta api
Ambarawa-Kedungjati tahun 1873. Stasiun Bringin berada di tengah kedua
stasiun besar tersebut. Jalur itu dibangun untuk kepentingan pengangkutan
hasil bumi dan keperluan militer karena tepat di depan Stasiun Bringin ini
terdapat Pasar Bringin yang menjadi pusat keramaian Namun saat ini
kondisinya sudah tidak terawat dan mulai dijadikan sarang burung walet
semenjak tidak digunakan lagi mulai dari tahun 1976.
Mengingat pentingnya dan bersejarahnya Stasiun Bringin ini
sebenarnya, maka dibutuhkan revitalisasi (perencanaan dan perancangan)
terhadap stasiun ini agar dapat digunakan kembali. Jalur Kedungjati
Ambarawa dibangun pada bulan November 1868 dan mulai dibuka untuk
umum pada tanggal 21 Mei 1873. Pada tahun 1976 jalur lintas Kedungjati

TUGAS AKHIR 135 | MONALISA SAPUTRI - 21020112130141 | REVITALISASI


KAWASAN STASIUN BRINGIN

Tuntang dinonaktifkan karena okupansi penumpang yang terus menurun,


sedangkan Stasiun Ambarawa dijadikan sebagai Museum Kereta Api
Ambarawa.
Reaktivasi jalur Kedungjati-Tuntang dimulai 14 Januari 2013 bertujuan
untuk meningkatkan kunjungan wisata dan mobilitas masyarakat dengan
menggunakan jalur kereta api. Selain menghidupkan jalur kereta api, juga
dibangun dan dipugar kembali stasiun antara lain Tempuran, Gogodalem
dan Bringin. Keunikan jalur reaktivasi ini di antaranya tidak ada perlintasan
sebidang, palang pintu dan penjaga perlintasan karena sudah dibangun fly
over dan under pass.
1.2
Tujuan dan Sasaran
1.2.1 Tujuan
Dapat dirumuskan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan
dalam merevitalisasi kawasan dan Stasiun Bringin guna reaktivasi
jalur kereta api Ambawara-Kedungjati
1.2.2 Sasaran
Meredesain Stasiun Bringin beserta peron dan kelengkapan
sebuah stasiun wisata dan umum

Mendesain kawasan Stasiun Bringin dengan berupa museum dan


taman guna menambah daya tarik pengunjung

1.3
Manfaat
1.3.1 Subyektif
Memenuhi syarat mengikuti mata kuliah Tugas Akhir pada Jurusan
Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro dan semakin
mendalami ilmu Arsitektur langsung dengan praktik mendesain.
1.3.2 Obyektif
Desain kawasan dan Stasiun Bringin dapat menjadi suatu masukan
dan pemecahan masalah yang dapat digunakan sebagai bahan
rekomendasi perencanaan yang lebih matang bagi Pemerintah
Daerah, PT KAI dan stakeholder lainnya selaku pengelola dan
penanggungjawab
dalam
memenuhi
kebutuhan
masyarakat
Kabupaten Semarang.
1.4

Ruang Lingkup
1.4.1 Substansial
Ruang lingkup pemahasan secara substansial meliputi aspek-aspek
arsitektural perencanaan dan perancangan Kawasan dan Stasiun
Bringin. Masalah yang berada di luar lingkup arsitektural akan
dibahas seperlunya dengan batasan sepanjang hal tersebut masih
dianggap relevan.
1.4.2 Spasial
Ruang lingkup pembahasan secara spasial merupakan pemilihan
lokasi/tapak perencanaan dan perancangan Kawasan dan Stasiun
Bringin direncanakan berada di Kabupaten Semarang, Kecamatan
Bringin.

TUGAS AKHIR 135 | MONALISA SAPUTRI - 21020112130141 | REVITALISASI


KAWASAN STASIUN BRINGIN

1.5

Metode Pembahasan
1.5.1 Metode Deskriptif
Metode yang dilakukan dengan pengumpulan data. Pengumpulan
data dilakukan dengan cara : studi pustaka/studi literatur, data dari
instasi terkait, observasi lapangan serta pengumpulan data melalui
media internet.
1.5.2 Metode Dokumentatif
Metode yang dilakukan dengan mendokumentasikan data yang
menjadi bahan penyusunan laporan ini. Cara pendokumentasian data
adalah dengan memperoleh gambar visual melalui foto-foto yang
dihasilkan.
1.5.3 Metode Komperatif
Metode yang dilakukan dengan mencari preseden yang relevan dan
dipelajari untuk memperoleh referensi pemecahan masalah kemudian
dijadikan pembanding dengan Stasiun yang telah berhasil
direvitalisasi sebelumnya.

1.6
Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dan penyusunan Kawasan dan Stasiun Bringin ini
adalah sebagai berikut :
Bab I
PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat, ruang
lingkup
pembahasan,
metode
pembahasan,
sistematika
pembahasan yang mengungkapkan permasalahan secara garis
besar serta alur pikir dalam penyusunan Landasan Program
Perencanaan dan Perancangan (LP3A)
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang tinjauan umum Kawasan dan Stasiun Bringin,
tinjauan fasilitas wisata, tinjauan penekanan desain pada filosofi
desain High Tech, teori-teori dan studi banding yang digunakan
untuk mendukung perencanaan dan perancangan Kawasan dan
Stasiun Bringin beserta kesimpulannya

BAB III

TINJAUAN LOKASI
Membahas tentang tinjauan Kecamatan Bringin berupa data-data
fisik dan nonfisik seperti letak dan kondisi geografis, potensi
wisata dan kebijakan yang berlaku dalam tata ruang wilayah di
Kabupaten Semarang.

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

1.7

TUGAS AKHIR 135 | MONALISA SAPUTRI - 21020112130141 | REVITALISASI


KAWASAN STASIUN BRINGIN

1.7

Alur Pikir
AKTUALITA :
- Stasiun Bringin merupakan bangunan warisan kolonial Belanda yang
mengandung nilai historis yang dapat menjadi potensi wisata
- Stasiun Bringin terletak di sekitar pusat keramaian Kecamatan
Bringin (dekat dengan Pasar Bringin)
- Stasiun Bringin yang terletak di Kecamatan Bringin yang memiliki
potensi wisata dalam bentuk agrowisata
URGENSI :
- Bangunan stasiun Bringin kini mulai dijadikan sarang bagi burung
walet dan mulai tergusur keberadaan kawasannya oleh keramaian
pasar
- Dibutuhkan perbaikan dan tambahan sarana akomodasi kawasan
stasiun Bringin untuk mendukung pengembangan pariwisata di
Kabupaten Semarang
ORIGINALITAS :
perencanaan dan perancangan revitalisasi kawasan stasiun Bringin yang
mampu meningkatkan pelayanan fasilitas agrowosata dan dapat
TUJUAN, SASARAN DAN RUANG LINGKUP
F
E
E
D
B
A
C
K

DATA LAPANGAN
DATA
:
STUDI
STUDI PUSTAKA :
- Tinjauan Stasiun BANDING
- :Tinjauan Stasiun
Kereta
- Stasiun Ambarawa,
Kereta
- Tinjauan Rencana Tuntang,
Tata
- Pasar
Tinjauan
Agrowisata
Senen
- Tinjauan
High Tech
Ruang Wilayah dan JR Kyoto
Station
- Tinjauan Site - Referensi
Design

ANALISA :
- Kebutuhan Revitalisasi Kawasan Stasiun Bringin
- Pelaku dan aktifitas dalam Revitalisasi Kawasan Stasiun Bringin
- Kebutuhan Ruang dan fasilitas berdasarkan standar perencanaan
dan perancangan
- Pengolahan tapak (sirkulasi, perparkiran)
- Pendekatan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang
mengacu pada aspek-aspek kontekstual, fungsional, arsitektural,

kompilasi data dari seluruh tinjauan yang berisi kesimpulan dan batasan
mengenai revitalisasi kawasan stasiun bringin
DESAIN REVITALISASI KAWASAN STASIUN BRINGIN

TUGAS AKHIR 135 | MONALISA SAPUTRI - 21020112130141 | REVITALISASI


KAWASAN STASIUN BRINGIN

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Tinjauan Umum Stasiun Kereta


2.1.1 Definisi Stasiun Kereta
Stasiun/stasiun/ n tempat menunggu bagi calon penumpang
kereta api dan sebagainya; tempat perhentian kereta api dan
sebagainya;
Stasiun kereta adalah tempat untuk menaikkan dan menurunkan
penumpang yang menggunakan jasa transportasi kereta. Selain
stasiun, pada masa lalu dikenal juga dengan halte kereta yang
memiliki fungsi nyaris sama dengan stasiun kereta. Untuk
daerah/kota yang baru dibangun mungkin stasiun portabel dapat
dipergunakan sebagai halte kereta.
2.1.2 Sejarah dan Perkembangan Stasiun Kereta Bringin
Kehadiran kereta
api pertama
di Indonesia mulai
hadir
sejak Tanam
Paksa hingga
saat
ini.
Perusahaan
yang
dinasionalisasikan, Djawatan
Kereta
Api (DKA)
berdiri
setelah
kemerdekaan
Indonesia,
tepatnya
pada
tanggal 28
September 1945 atau sekitar sebulan setelah proklamasi.
Stasiun Bringin (BGN) merupakan stasiun kereta api nonaktif yang
terletak di Bringin, Kabupaten Semarang. Stasiun ini terletak pada
wilayah Daerah Operasi IV Semarang.
Sejak
robohnya
jembatan
kereta
api
yang
menghubungkan Kedungjati dengan Ambarawa, praktis stasiun dan
jalur ini ditutup pada tahun 1976. Stasiun ini dulu merupakan stasiun
ramai karena berada tak jauh dari Pasar Bringin. Saat ini stasiun dan
rumah dinas kepala stasiun ini menjadi sarang burung walet.
Bangunan-bangunan pun dibangun sembarangan di area sekitar
stasiun yang terbuat dari kayu jati ini. Papan nama stasiun ini pun
sudah lama hilang. Bangunan utama stasiun ditutup dengan
semen,dan bekas tuas penggerak wesel pun berkarat.
Saat ini bangunan stasiun ini sedang dirombak, karena Jalur
kereta
api
Kedungjati-Ambarawa sedang
dibangun
kembali.
Rencananya stasiun dan jalur ini sudah bisa dioperasikan kembali dan
dilewati kereta api lagi setelah 40 tahun mati suri.
2.1.3 Tipologi dan Jenis Stasiun Kereta
Menurut jenisnya, stasiun kereta terdiri atas :
a. Stasiun penumpang;
b. Stasiun barang; dan/atau
c. Stasiun operasi
Stasiun kereta terdiri atas :
a. Emplasemen stasiun
- Jalan rel
- Fasilitas pengoperasian kereta

TUGAS AKHIR 135 | MONALISA SAPUTRI - 21020112130141 | REVITALISASI


KAWASAN STASIUN BRINGIN

- Drainase
b. Bangunan stasiun
- Gedung
- Instalasi pendukung
- Peron
Stasiun penumpang dikelompokkan dalam :
a. Kelas besar, jumlah angka kredit lebih dari 70
b. Kelas sedang, jumlah angka kredit lebih dari 50 s/d 70
c. Kelas kecil, jumlah angka kredit kurang dari 50
Fasilitas stasiun kereta api umumnya terdiri atas:
Pelataran parkir di muka stasiun
Tempat penjualan tiket, dan loket informasi
Peron atau ruang tunggu
Ruang kepala stasiun, dan
Ruang PPKA (Pengatur Perjalanan Kereta Api) beserta
peralatannya, seperti sinyal, wesel (alat pemindah jalur),
telepon, telegraf, dan lain sebagainya.
Stasiun besar biasanya diberi perlengkapan yang lebih banyak
daripada stasiun kecil untuk menunjang kenyamanan penumpang
maupun calon penumpang kereta api, seperti ruang tunggu (VIP ber
AC), restoran, toilet, mushola, area parkir, sarana keamanan
(Polsuska), sarana komunikasi, dipo lokomotif, dan sarana pengisian
bahan bakar. Pada papan nama stasiun yang dibangun pada
zaman Belanda, umumnya dilengkapi dengan ukuran ketinggian ratarata wilayah itu dari permukaan laut, misalnya Stasiun Bandung di
bawahnya ada tulisan plus-minus 709 meter.
Dipo lokomotif (KBBI: depot lokomotif) adalah tempat menyimpan,
menyiapkan, melakukan pemeriksaan, memelihara, dan perbaikan
ringan agar lokomotif siap untuk melakukan tugasnya menarik
rangkaian kereta api. Untuk melakukan semua kegiatan itu, dipo
dilengkapi dengan bangunan, jalan rel khusus untuk pemeliharaan
dan pencucian, gudang persediaan suku cadang atau komponen,
fasilitas pendukung, dan pegawai pengelola dipo. Dipo Lokomotif
Ambarawa, ABR, Daop IV Semarang, Kereta wisata uap
2.1.4 Pedoman Perencanaan Stasiun Kereta
Adapun faktor penentu Perancangan dalam pendekatan ini adalah
sebagai berikut :
a. Adanya potensi lokasi yang dapat dikembangkan untuk
memenuhi kebutuhan fasilitas Penumpang kereta api di Stasiun
Bringin
b. Lokasi perancangan disesuaikan dengan kebijakan Pemerintah
Kabupaten Semarang dalam perencanaan pembangunan.
c. Pemilihan tapak untuk Stasiun Kereta api adalah pencapaian
harus mudah dan dapat dilalui oleh kendaraan baik roda 2,
roda 4 ataupun lebih
TUGAS AKHIR 135 | MONALISA SAPUTRI - 21020112130141 | REVITALISASI
KAWASAN STASIUN BRINGIN

d. Perancangan ini merupakan suatu sistem agar Stasiun kereta


api yang dibangun dapat berfungsi sesuai dengan ketentuan
dan persyaratan yang ada.
e. Besaran ruang perancangan ini didasarkan pada studi
literature, survey lapangan, studi banding dan analisa dari
unsur penentu, pelaku, kegiatan, ruang, fasilitas, lokasi serta
tapak yang dibutuhkan.

2.1.5 Analisa Pengunjung


Pelaku kegiatan yang berada di Jetak Educational Dairy Farm dan
Resort Hotel sebagai berikut :
a. Pengelola
Terdiri dari pihak manajemen perkeretaapian dan pekerjanya.
Pihak ini yang bertugas mengelola sarana dan prasarana yang
terdapat pada bangunan dan yang menyediakan pelayanan
transportasi.
b. Pengunjung
Terdiri dari wisatawan yang berkunjung ke daerah Kecamatan
Bringin guna menikmati keindahan alamnya ataupun wisatawan
yang hendak berpergian ke objek wisata lain di sekitar
Kecamatan Bringin.
Penumpang
Pengantar
2.1.6 Analisa Aktifitas
Aktifitas yang direncanakan di Jetak Educational Dairy Farm dan
Resort Hotel akan dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Aktifitas pelayanan
Aktifitas pelayanan adalah aktifitas melayani penumpang kereta
api baik yang menggunakan jasa transportasi maupun hanya
menikmati pemandangan lanskap dan menggunakan fasilitas
restoran/cafe dan toko yang disediakan kawasan stasiun oleh
manajemen termasuk karyawan dan mengkoordinasi karyawan
oleh manajemen perkeretaapian
b. Aktifitas Wisata
Aktifitas wisata adalah aktifitas calon penumpang kereta api yang
menikmati fasilitas kereta api yang disediakan seperti ruang
tunggu, tempat makan, tempat souvenir/bengkel souvenir.
2.1.7 Analisa Fasilitas
Kawasan Stasiun Bringin merupakan sarana akomodasi dan wisata
bagi wisatawan yang berkunjung ke daerah Kecamatan Bringin
maupun yang melewati Jalur Semarang Solo. Fasilitas yang akan
direncanakan pada Kawasan Stasiun Bringin adalah antara lain :
a. Fasilitas Publik
Fasilitas yang dapat dinikmati secara publik atau bersama sama
dengan pengunjung lain di Kawasan Stasiun Bringin antara lain
TUGAS AKHIR 135 | MONALISA SAPUTRI - 21020112130141 | REVITALISASI
KAWASAN STASIUN BRINGIN

1
0

- Hall
- Peron/Ruang tunggu
- Restaurant
- Cafe Coffee
- Musholla
- Lavatory
- Lahan Parkir
b. Fasilitas Service
Fasilitas yang digunakan untuk memanajemen Kawasan Stasiun
Bringin guna mendukung dalam melayani tamu dan wisatawan.
Fasilitas tersebut antara lain :
- Ruang administrasi
- Kitchen
- Pergudangan
- ME Room
2.1.8 Organisasi Ruang

Gambar 2.1 The Seamless Journey


Sumber : Amtrak Station Program and Planning Guidelines

TUGAS AKHIR 135 | MONALISA SAPUTRI - 21020112130141 | REVITALISASI


KAWASAN STASIUN BRINGIN

1
1

Gambar 2.2 Organisasi kegiatan menggunakan kereta api


Sumber : Amtrak Station Program and Planning Guidelines

2.2

Tinjauan Tematik/Penekanan Desain


2.2.1 Pengertian High Tech dalam Desain Arsitektur
High tech merupakan buah pemikiran modern abad ke-20 yang
mempopulerkan pengunaan material industri. Wujudnya dipaparkan
dalam buku yang berjudul High Tech: The Industrial Style and Source
Book for The Home oleh Joan Kron pada tahun 1978. Buku ini
menunjukkan bagaimana memadukan produk industri seperti sistem
rak gudang dan penutup lantai pabrik untuk sebuah rumah. Dalam
arsitektur sangat banyak digunakan istilah high-tech untuk
menginterpretasikan sebuah sistem teknologi yang digunakan pada
suatu bnagunan dan semakin populer digunakan pada awal 1970
untuk menggambarkan keberhasilan teknologi canggih yang dicapai
pada saat itu seperti yang terlihat pada arsitektur Pusat Georges
Pompidou, Paris (1972-7) karya Renzo piano dan Richard rogers yang
memperlihatkan penggunaan material-material kaca dan logam
dengan mengekspose secara transparan bentuk bentuk jaringan
dalam bangunan serta berbagai fungsi-fungsi layanan seperti
eskalator,walkways dan ornament-ornamen diluar gedung.
2.2.2 Prinsip High Tech dalam Desain Arsitektur
Dalam tulisannya Charles Jenks mengenai arsitektur High-tech, The
Battle of High-tech, Great Building with Great Fault. Charles Jenks
juga menuliskan 6 karakteristik High-tech building, yang intinya
sebagai berikut:
a. Inside out.
Bagian Interior yang diperlihatkan keluar dengan penggunaan
material penutup yang transparan, seperti kaca. Fungsi-fungsi
yang umumnya tertutup/ditutupi namun ditonjolkan keluar, seperti
fungsi servis dan utilitas.
b. Celebration of process.
Penekanan terhadap pemahaman mengenai konstruksinya
sehingga muncul suatu pemahaman dari seorang awam ataupun
seorang ilmuwan. Sebagai catatan yang ditulis oleh Charles Jenks
mengenai Norman Foster, yaitu ciri khas dari pekerjaan Norman
Foster yang terkesan dapat mengungkapkan sesuatu yang lebih

TUGAS AKHIR 135 | MONALISA SAPUTRI - 21020112130141 | REVITALISASI


KAWASAN STASIUN BRINGIN

1
2

daripada arsitek manapun dalam cara penyelesaian dengan ideide cemerlangnya yang mengembangkan suatu rancangan sesuai
dengan zamannya sehingga kegunaan dan tampak dari bangunan
tersebut merupakan suatu mekanisme yang sempurna.
c. Transparan, pelapisan dan pergerakan.
Ketiga kualitas keindahan ini hampir selalu ditonjolkan secara jelas
tanpa terkecuali, kegunaan yang lebih luas dari kaca yang
transparan dan tembus cahaya, pelapisan dari pipa-pipa saluran,
tangga dan struktur, serta penekanan pada escalator dan lift
sebagai suatu unsur yang bergerak merupakan karateristik dari
bangunan high-tech.
d. Pewarnaan yang cerah dan merata.
Hal ini ditujukan untuk memberikan perbedaan yang jelas
mengenai jenis struktur dan utilitas, juga untuk mempermudah
para
teknisi
dalam
membedakannya
dan
memahami
penggunaannya secara efektif. Pada karya Richard Rogers yaitu
bangunan Pampidou Center dan Inmos Factory menggunakan
warna-warna yang cerah.
e. A light weight filigree of tensile members.
Baja-baja tipis penopang merupakan kolom Doric dari bangunan
Hi-tech , sekelompok kabelkabel baja penopang dapat membuat
mereka lebih ekspresif dalam pemikiran mengenai penyaluran
gaya-gaya pada struktur.
f. Optimistic confidence in a scientific cultural
Bangunan Hitech dapat mewakili kebudayaan/peradaban masa
depan yang serba scientific, sehingga pada saat itu tetap bisa
dipakai dan tidak ketinggalan zaman. Hasilnya lebih mendalam
pada suatu metode kerja, perlakuan pada material, warna-warna
dan pendapatan, dibandingkan dengan prinsip-prinsip komposisi.
2.3

Studi Banding Proyek Sejenis


2.4.1 objek studi banding I Stasiun Ambarawa
Museum Kereta Api Ambarawa adalah sebuahstasiun kereta
api yang
sekarang
dialihfungsikan
menjadi
sebuah museum diAmbarawa, Jawa
Tengahyang
memiliki
kelengkapankereta api yang pernah berjaya pada zamannya. Salah
satu kereta api uap dengan lokomotif nomor B 25 02 dan B 25
03 buatanMaschinenfabriek
Esslingen,
serta B
51
12buatan Hannoversche Maschinenbau AG sampai sekarang masih
dapat menjalankan aktivitas sebagai kereta api wisata.Kereta api
uap bergerigi ini sangat unik dan merupakan salah satu dari tiga
yang masih tersisa di dunia. Dua di antaranya ada
di Swiss danIndia. Selain koleksi-koleksi unik tadi, masih dapat
disaksikan berbagai macam jenis lokomotif uap dari seri B, C, D
hingga jenis CC yang paling besar (CC 50 29, Schweizerische
Lokomotiv und Maschinenfabrik/Swiss Locomotive and Machine
Works) di halaman museum.

TUGAS AKHIR 135 | MONALISA SAPUTRI - 21020112130141 | REVITALISASI


KAWASAN STASIUN BRINGIN

1
3

Gambar 2.3 Museum Kereta Api Ambarawa


Sumber : dokumentasi pribadi

Gambar 2.4 Peron Kereta Api Ambarawa


Sumber : dokumentasi pribadi
2.4.2 obyek studi banding 2 Stasiun Cirebon
Stasiun Cirebon terletak di Kecamatan Kejaksan, kota Cirebon.
Posisi stasiun di Daerah Operasi (DAOP) III Cirebon ini termasuk
strategis karena berada tidak jauh dari persimpangan dua jalur
yaitu menuju Purwokerto-Kroya dan jalur utara ke arah Semarang.
Sebagai stasiun besar, semua kereta api kelas komersial (bisniseksekutif) berhenti di stasiun ini. Stasiun Cirebon merupakan tipe
stasiun satu sisi, di mana posisi emplasemen sejajar dengan
bangunan stasiun.

TUGAS AKHIR 135 | MONALISA SAPUTRI - 21020112130141 | REVITALISASI


KAWASAN STASIUN BRINGIN

1
4

Gambar 2.5 Perencanaan Stasiun Cirebon


Sumber : http://heritage.kereta-api.co.id/

Gambar 2.6 Bird Eye Perencanaan Stasiun Cirebon


Sumber : http://heritage.kereta-api.co.id/

TUGAS AKHIR 135 | MONALISA SAPUTRI - 21020112130141 | REVITALISASI


KAWASAN STASIUN BRINGIN

1
5

Gambar 2.7 Perspektif Perencanaan Stasiun Cirebon


Sumber : http://heritage.kereta-api.co.id/

Gambar 2.8 Detail Tampak Perencanaan Stasiun Cirebon


Sumber : http://heritage.kereta-api.co.id/

TUGAS AKHIR 135 | MONALISA SAPUTRI - 21020112130141 | REVITALISASI


KAWASAN STASIUN BRINGIN

1
6

2.4.3 obyek studi banding 3 Stasiun Pasar Senen

Gambar 2.9 Perspektif Depan Stasiun Pasar Senen


Sumber : http://heritage.kereta-api.co.id/
Stasiun Pasar Senen (PSE, +4,7 m) atau juga biasa disebut Stasiun
Senen adalah stasiun kereta api yang terletak di Kecamatan Senen,
Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia. Terletak di wilayah ramai di dekat
Gelanggang Remaja Planet Senen dan pusat perbelanjaan Pasar Senen,
stasiun ini terutama melayani kereta api kelas bisnis dan kelas ekonomi
tujuan Purwokerto, Kutoarjo, Yogyakarta, Semarang, Solo, Malang, dan
Surabaya. Selain itu, Stasiun Pasar Senen juga melayani perjalanan KRL
Commuter Line tujuan Kemayoran, Duri, Tanah Abang, Sudirman,
Manggarai sampai dengan Stasiun Bogor.

Gambar 2.10 Emplasemen Stasiun Pasar Senen


Sumber : http://heritage.kereta-api.co.id/
1
TUGAS AKHIR 135 | MONALISA SAPUTRI - 21020112130141 | REVITALISASI
KAWASAN STASIUN BRINGIN
7

Gambar 2.11 Suasana Peron Jalur 4 Stasiun Pasar Senen


Sumber : http://heritage.kereta-api.co.id/

TUGAS AKHIR 135 | MONALISA SAPUTRI - 21020112130141 | REVITALISASI


KAWASAN STASIUN BRINGIN

1
8

BAB III
TINJAUAN LOKASI
3.1 Tinjauan Umum Lokaasi
Kabupaten Semarang dilintasi jalan negara yang menghubungkan
Yogyakarta dan Surakarta dengan Kota Semarang atau lebih dikenal
dengan "JOGLOSEMAR". Angkutan umum antarkota dilayani dengan bus
dengan terminal Sisemut (Ungaran), Bawen, dan Ambarawa. Beberapa
rute angkutan regional adalah jurusan Semarang - Solo, Semarang Yogyakarta, dan Semarang - Purwokerto. Beberapa rute lokal adalah
jurusan Semarang - Ambarawa, Semarang - Salatiga, dan Salatiga Ambarawa.
Jarak dari Kabupaten Semarang ke :
a. Keadaan Geografis
Kabupaten Semarang secara geografis berada pada jalur lintas
pariwisata JOGLOSEMAR (JOGJA-SOLO-SEMARANG) dengan batas
wilayah sebelah timur Kabupaten Temanggung dan Kabupaten
Kendal, sedang sebelah utara berbatasan dengan Kota Semarang.
KOORDINAT : 110 14' 54,74" - 110 39' 3" BT dan 7 3 57
7 30 0 LS
LUAS DAERAH : 996,09 Km2
b. Keadaan Topografi
Wilayah Kabupaten Semarang merupakan wilayah dataran rendah
dengan perbukitan dan pegunungan berada pada ketinggian ratarata 636 m diatas permukaan air laut. Titik tertinggi berada pada
1459 m yaitu pada kecamatan Getasan dan terendah pada 31 m di
kecamatan Ungaran.
c. Keadaan Klimatologis
Curah hujan rata-rata mencapai 2,288 mm dan curah hujan tertinggi
terjadi pada bulan Januari dan terendah pada bulan April dengan
suhu berkisar pada 23 C sampai 26 C.
3.1.1 Tinjauan Detail Lokasi

TUGAS AKHIR 135 | MONALISA SAPUTRI - 21020112130141 | REVITALISASI


KAWASAN STASIUN BRINGIN

1
9

3.2 Kebijakan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Semarang


Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 6 Tahun
2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Semarang
Tahun 2011-2031 yaitu :
Mengembangkan kawasan pertanian produktif melalui sistem agropolitan
terutama di Kecamatan Sumowono, Bandungan, Jambu, Getasan, Suruh,
Susukan, Kaliwungu, Pabelan, Bringin dan Bancak didukung penyediaan
infrastruktur penunjang; dan mengembangkan kawasan pariwisata berbasis
budaya, alam dan agrowisata terutama di Kecamatan Bandungan,
Sumowono, Ambarawa, Tuntang, Banyubiru, Ungaran Barat, Ungaran Timur
dan Getasan (Pasal 5)
Melakukan revitalisasi dan pengembangan jalur kereta api untuk jalur
komuter dan wisata pada jalur kereta api Bedono-Ambarawa-TuntangBringin-Kedungjati, serta pengembangan dan revitalisasi stasiun kerta api di
Tuntang, Ambarawa, Bringi, Jambu dan Bedono untuk mendukung pariwisata
(Pasal 5)
Pusat Pelayanan Kegiatan (PPK) meliputi perkotaan Bergas, Pringapus,
Bandungan, Sumowono, Jambu, Banyubiru, Tuntang, Getasan, Pabelan,
Susukan, Kaliwungu, Bancak dan Bringin; kawasan agropolitan meliputi
kawasan Sumowono, Bandungan, Jambu, Getasan, Suruh, Susukan,
Kaliwungu, Pabelan, Bringin dan Bancak (Pasal 8)
PPK Bawen, Bergas, Pringapus, Bandungan, Sumowono, Jambu, Banyubiru,
Tuntang, Getasan, Pabelan, Susukan, Kaliwungu, Bancak dan Bringin
berfungsi sebagai pusat pelayanan permukiman, perdagangan dan jasa,
serta pengembangan ekonomi lokal skala Kecamatan; kawasan agropolitan
TUGAS AKHIR 135 | MONALISA SAPUTRI - 21020112130141 | REVITALISASI
KAWASAN STASIUN BRINGIN

2
0

Sumowono, Bandungan, Jambu, Getasan, Suruh, Susukan, Kaliwungu,


Pabelan, Bringin dan Bancak berfungsi sebagai pusat pelayanan, pemasaran
produk pertanian lokal, pengembangan industri pertanian (agroindustri),
dan/atau pariwisata berbasis pertanian (agrowisata). (Pasal 8)
Rencana jalan kolektor primer sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
meliputi ruas : Jalan Karangjati Pringapus Bringin (Pasal 12)
Rencana terminal angkutan penumpang sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a meliputi : pengembangan terminal penumpang tipe C di kawasan
perkotaan Bringin, Sruwen, Suruh, Pringapus, Bancak, Banyubiru,
Ambarawa, Kaliwungu, kawasan pariwisata Bandungan, Candi Gedongsongo
dan Kopeng. (Pasal 13)
Rencana pengembangan jaringan jalur kereta api komuter dan wisata
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, adalah konservasi dan
revitalisasi jaringan jalur kereta api wisata dan pengembangan kereta api
komuter meliputi : jalur kereta api wisata dan komuter ruas Kedungjati
Bringin Tuntang Ambarawa (Pasal 14)
Rencana pembangunan waduk atau embung sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b, dilakukan pada : Sungai Gajihan / Gujahan di Desa
Gogodalem Kecamatan Bringin, Sungai Senjoyo di Desa Lebak Kecamatan
Bringin, Sungai Jambe di Desa Gogodalem Kecamatan Bringin, Sungai
Senjoyo di Desa Pakis Kecamatan Bringin (Pasal 18)
Kawasan cagar budaya, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf d,
meliputi : lingkungan bangunan non gedung; dan lingkungan bangunan
gedung dan halamannya. Lingkungan bangunan gedung dan halamannya
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b, meliputi : Stasiun Kereta Api
Bringin di Kecamatan Bringin, Gereja Desa Nyemoh di Kecamatan Bringin,
Masjid Kuno Gogodalem di Kecamatan Bringin (Pasal 27)
Luas keseluruhan kawasan peruntukan hutan produksi sebagaimana
dimaksud ayat (1) kurang lebih 9.301 (sembilan ribu tiga ratus satu) hektar,
meliputi : hutan produksi tetap seluas kurang lebih 7.612 (tujuh ribu enam
ratus dua belas) hektar yang tersebar di Kecamatan Bergas, Kecamatan
Ungaran Barat, Kecamatan Ungaran Timur, Kecamatan Pringapus,
Kecamatan Bringin, dan Kecamatan Bancak. (Pasal 31)
Kawasan peruntukan pertambangan mineral bukan logam dan batuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdapat pada : kawasan
sekitar Sungai Senjoyo di Kecamatan Bringin dan Kecamatan Bancak (Pasal
34)
Kawasan peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c terdapat di Kecamatan Bringin dan
Kecamatan Bancak (Pasal 34)

TUGAS AKHIR 135 | MONALISA SAPUTRI - 21020112130141 | REVITALISASI


KAWASAN STASIUN BRINGIN

2
1

Kawasan peruntukan pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30


huruf f diarahkan pada pembentukan WPP yang dapat memenuhi kebutuhan
wisatawan sesuai potensi dan daya tarik wisata wilayah tersebut. WPP 4
meliputi Kecamatan Tengaran, Susukan, Suruh, Pabelan, Bringin, Bancak
dan Kaliwungu dengan pusat pengembangan di kawasan Tengaran dengan
potensi daya tarik wisata meliputi : Mata Air Senjoyo, Candi Klero, Sumber
Api Abadi Boto, Makam Ki Ageng Cukilan dan Umbul Ngrancah Udanwuh
Kaliwungu. (Pasal 36)
3.3 Perkembangan Proyek Di Lokasi
3.3.1 Data Pengunjung

Gambar 3.1 Data Wisatawan Kabupaten Semarang


tahun 2014
Sumber : Laporan Kunjungan Wisatawan Tahun 2014 DINAS
PEMUDA OLAHRAGA, KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

Jumlah Wisatawan
Buatan Kabupaten
Semarang
(2014)
Target Wisatawan
Buatan Kabupaten
Semarang

Wism
an

2985
4477

Wisnus

Jumlah
Wisataw
an

Jumlah
Wisataw
an /hari

Jumlah
Wisatwan /
Destinasi
Wisata (13)

2.052.9
27

2.055.91
2

5632

433

3.079.3
90

3.083.86
8

8448

650

TUGAS AKHIR 135 | MONALISA SAPUTRI - 21020112130141 | REVITALISASI


KAWASAN STASIUN BRINGIN

2
2

(2030)
Tabel 3.2 Rekapitulasi Data Wisatawan (Wisata Buatan)
Kabupaten Semarang
Sumber : Laporan Kunjungan Wisatawan Tahun 2014 DINAS
PEMUDA OLAHRAGA, KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

TUGAS AKHIR 135 | MONALISA SAPUTRI - 21020112130141 | REVITALISASI


KAWASAN STASIUN BRINGIN

2
3

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Amtrak Station Program and Planning Guidelines, 2013, Mei
Badan Pusat Statistik. 2015. Kabupaten Semarang Dalam Angka Tahun 2014.
Kabupaten Semarang : DINAS PEMUDA OLAHRAGA, KEBUDAYAAN DAN
PARIWISATA KABUPATEN SEMARANG
Departernen Perhubungan Ditjen Perhubungan Darat Tahun 1995

TUGAS AKHIR 135 | MONALISA SAPUTRI - 21020112130141 | REVITALISASI


KAWASAN STASIUN BRINGIN

2
4

Anda mungkin juga menyukai