Anda di halaman 1dari 14

Dr. Eng. Ir. IB Ilham Malik, ST., MT., ATU.

ASOSIASI TENAGA AHLI KONSTRUKSI INDONESIA


DOSEN PERENCANAAN WILAYAH & KOTA LAMPUNG

Seminar Online Barrataga Series 027


Teori manajemen, rekayasa, struktur dan transportasi/jalan
Serta aplikasinya pada proyek konstruksi

Sabtu, 30 Januari 2021, Jam 07.30 – 12.00 WIB


 Kota metropolitan menurut OECD jika penduduknya 500 ribu
– 1,5 juta orang
 Sumatera sebagai pulau dengan penduduk terbanyak ke-2
setelah Pulau Jawa, memiliki beberapa metropolitan:
 Bandarlampung
 Palembang
 Batam
 Pekanbaru
 Padang
 Medan (sudah sejak lama menjadi metropolitan)

 Tantangan:
 Jarak antar kota sangat jauh sehingga sulit menyatu.
 Dibutuhkan pendekatan: tumbuh mandiri ATAU dihubungkan
 Ada tiga growth pole yang dihubungkan dengan jalan tol,
yaitu:
 Jakarta sebagai pusat bisnis
 Bogor sebagai wisata
 Tangerang dan Merak sebagai kawasan industry

 Tol Jakarta Bogor : Tahun 1978


 Tol Jakarta – Merak : Tahun 1984
1980-2019?
?
? 1980-2019?
Merak /
Cilegon 1984 ? Jakarta

1978
?
? 1980-2019?
1. Jalan tol dibangun utk menghubungkan 3 growth pole
2. Ketika dihubungkan, bagaimana kondisi awal dan
saat ini pada isu ekonomi, SDM, infrastruktur, kualitas
ruang, dan perkembangan kotanya? Bogor
3. Interaksi (ketergantungan) antar wilayah?
4. Bogor, Serang, dan Tangsel = metropolitan baru
Populasi
Land use
Ekonomi

Merak /
Cilegon

Jakarta

1. Bagaimana perkembangan di internal dan


eksternal setiap growth pole? Apa yang
berkembang dan apa yang tidak
berkembang?
2. Bagaimana perubahan (ruang / land use Bogor
dan ekonomi) pada koridor?
1984 1994

2007 2019
 Sebagai isu pulau masa kini
Hal yg terjadi pada Serang/Cilegon – Jakarta – Bogor setelah
jalan tol dibangun dapat menjadi referensi perkembangan
pada kota / daerah lain yang memiliki tol baru
Sample utk Sumatera
Terbanggi

Metro

Labuhan
Bandara Kotabaru
Maringgai
“aero city” Lampung

Bandar
Lampung

Kalianda

Bakauheni

Identifikasi dan planning perencanaan


di masa depan harus sudah disiapkan
dan tiap segmen tol harus dibuatkan
road map growth pole
Direncanakan sebagai
Metropolitan baru oleh
Pemerintah pusat
?
Palembang

Case 2 1. Zona layanan toll sumatera sangat besar.


Membutuhkan penanganan dan pendekatan
Perbandingan skala baru.
2. Growth pole baru sangat dibutuhkan krn
distance dan area sangat besar. Penduduk
tersebar acak (mega sprawl)
3. Jumlah penduduk masih rendah, lahan luas,
sector industry dan jasa masih belum
? berkembang.

Bdr Lampung

? ?
Jakarta

Cilegon
Case 1
 Komparasi dan evaluasi akan membantu mengarahkan
program masa depan menjadi lebih baik
 Apa yang terjadi di Jakarta Bogor Merak dapat menjadi
referensi perkembangan koridor dan metropolitan baru yang
dipengaruhi oleh pembangunan infrastruktur (jalan tol)
 Konsepsinya:
 Brand kota ditetapkan secara terintegrasi
 Pembangunannya harus terkoordinir
 Jumlah dan proporsi penduduk dan ruang harus diarahkan sejak
awal (kajian dan rencana detail menjadi penting diwujudkan)
 Integralisasi program pembangunan kota dengan juga
memperhatikan keunikannya.
Pembangunan toll bersamaan dengan pembangunan mega
growth pole agar memicu growth pole lain yang lebih kecil

Metropolitan Eksisting
Metropolitan baru
Metropolitan potensial
Koridor ekonomi

Metropolitan
Dan infrastruktur

1. Koridor ekonomi nasional tetap perlu


menjadi salahsatu referensi penting
dalam penyusunan dan pelaksanaan
program pembangunan
2. Infrasyruktur dan suprastruktur
dibangun sejalan dengan target
rancangan koridor ekonomi
3. Center growt pole di Sumatera harus
Pemerintah memiliki diperbanyak karena penduduk
rencana membangun sedikit dan tersebar. Kegiatan
“metropolitan baru”. 2 ekonomi mendorong sebaran pusat
diantaranya ada di Sumatera pertumbuhan. Tantangan!
yaitu Medan dan
Palembang. Apakah cukup?
 Laju perubahan pada ekonomi wilayah, populasi dan land use akibat
pembangunan tol harus diukur pada rentang waktu tertentu. Kondisi
yang pernah terjadi harus menjadi referensi untuk menilai trend
perubahan di kawasan lain.
 Tiap daerah yang dilalui oleh jalan tol (provinsi dan kabupaten/kota)
harus diasistensi oleh perguruan tinggi setempat dan jajaran
pemerintah pusat pada hal:
 Dokumen tata ruang
 Dokumen RPJP dan RPJM
 Renstra
 Penyusunan APBD
 Dokumen lainnya
Untuk memastikan ada keselaran perencanaan dan pembangunan untuk
menjawab imbas pembangunan jalan tol sehingga dapat memacu kemajuan
ekonomi.
 Studi harus diperbanyak oleh semua pihak sebagai acuan dalam
membuat rancangan, sehingga langkah teknis dan sosek dapat
dilaksanakan dengan benar dan baik.

Anda mungkin juga menyukai