Anda di halaman 1dari 170

PEMERINTAH KOTAPADANG

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA)


Jl
.RayaByPass(SampingTRBAirPacah)
Tel
p.(0751)463884-463885-463886,Fax.(0751)463886Padang

Pek
erj
aan:
Revi
ew Mast
erpl
anJar
inganTel
ekomunikasi

LAPORAN AKHIR
L OKASI:
KOTAPADANG
TAHUNANGGARAN2 015
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

1.1 LATAR BELAKANG


Sejalan dengan perkembangan teknologi dan industri telekomunikasi berbagai macam
sistem komunikasi nirkabel dan/atau bergerak bermunculan. Hal ini mengikuti alur masyarakat
modern dengan mobilitas dan tuntutan untuk konsisten dalam efisiensi disegala aspek. Hal ini
juga yang berdampak terhadap meningkatnya tuntutan terhadap peningkatan pelayanan,
kualitas dan kuantitas disektor komunikasi dan informasi.
Komunikasi adalah suatu interaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang
mengatur lingkungannya dengan membengun hubungan antar sesama melalui pertukaran
informasi untuk menguatkan sikap dan tingkahlaku orang lain serta berusaha mengubah
mengubah sikap dan tingkah laku itu (Lukiati Komala, 2009: 73). Sedangkan telekomunikasi
menurut Peraturan Bersama Empat Menteri (No. 18 Tahun 2009, No. 07/PRT/M/2009, No.
19/Per/M.KOMINFO/03/2009, No. 3/P/2009) adalah setiap pemancaran, pengiriman dan/atau
penerimaan dari setiap informasi dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara, dan
bunyi melalui system kawat, optik, radio, atau sistem elektromagnetik lainnya. Dan menara
telekomunikasi, yang selanjutnya disebut menara, adalah bangun-bangun untuk kepentingan
umum yang didirikan di atas tanah, atau bangunan yang merupakan satu kesatuan konstruksi
dengan bangunan gedung yang dipergunakan untuk kepentingan umum yang struktur fisiknya
dapat berupa rangka baja yang diikat oleh berbagai simpul atau berupa bentuk tunggal tanpa
simpul, dimana fungsi, desain dan konstruksinya disesuaikan sebagai sarana penunjang
menempatkan perangkat telekomunikasi.
Di Kota Padang kebutuhan akan layanan telekomunikasi terutama layanan data selular
terus mengalami peningkatan yang relatif besar dari tahun ketahun. Dampak dari peningkatan
layanan telekomukasi tersebut tentu saja dibarengi dengan tingginya pendirian tower
telekomunikasi di Kota Padang.

I - 1 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Agar tidak terjadi pembangunan menara telekomunikasi yang sporadis, maka pada
tahun 2011 pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Padang, menyusun Masterplan Tower
Bersama sebagai pedoman untuk pendirian menara telekomunikasi. Pendirian menara
telekomunikasi diatur untuk daerah permukiman/kepadatan bangunan renggang, daerah
permukiman/kepadatan bangunan sedang dan daerah permukiman/kepadatan bangunan
padat.
Dari tahun 2011 sampai dengan sekarang ini perkembangan dibidang infrastruktur
telekomunikasi juga mengalami kemajuan yang sangat pesat, sehingga perlu adanya Review
Masteplan Jaringan Telekomunikasi. Disamping itu peraturan-peraturan pemerintah yang
terkait dengan pendirian menara telekomunikasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah perlu
dimasukkan pada masterplan pada Review Masteplan Jaringan Telekomunikasi.
Di Kota Padang layanan data telekomunikasi sekarang tidak hanya melalui layanan data
selular tetapi juga telah berkembang dalam bentuk lain berupa jaringan fiber optic yang
meliputi layanan Network, Hosting, Cable TV, Content Production, dan Data Centre.
Sama halnya dengan tower telekomunikasi, jaringan fiber optic ini juga perlu
pengaturan agar dapat bermanfaat secara optimal di Kota Padang.
Dengan perkembangan teknologi dan adanya berbagai regulasi sebagaimana diuraikan
diatas maka dipandang penting dibuat suatu kajian untuk mensinkronkan antara regulasi dan
teknologi sebagai acuan bagi pemerintah Kota Padang dalam mengambil kebijakan dan
pedoman bagi penyedia layanan telekomunikasi.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN


Maksud dari pekerjaan ini adalah Mereview Masterplan Tower Bersama dan Jaringan
Telekomunikasi di Kota Padang yang sudah dilakukan pada tahun 2011, sedangkan tujuan dari
pekerjaan ini adalah:
1. Menghasilkan dokumen perencanaan masterplan tower bersama dan Jaringan
Telekomunikasi yang lebih baik dan aplikatif sebagai pedoman dalam mengambil
kebijakan pembangunan tower telekomunikasi di kota Padang
2. Membuat rencana ruang untuk tower bersama dan jaringan telekomunikasi di Kota
Padang untuk kawasan Budidaya dan Kawasan Lindung.
3. Menyediakan ruang yang sesuai dengan tata ruang Kota Padang untuk jenis tower
bersama dan jaringan telekomunikasi yang akan dibangun.
4. Membagi ruang untuk setiap jenis tower dan jaringan telekomunikasi yang akan
dibangun di Kota Padang

I - 2 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

1.3 RUANG LINGKUP

1.3.1 Ruang Lingkup Materi Kegiatan


Ruang lingkup materi kegiatan dalam Peyusunan Review Masterplan Jaringan
Telekomunikasi Kota Padang 2015 ini adalah:
1. Pendahuluan
2. Kajian teori dan kebijakan jaringan telekomunikasi
3. Kajian wilayah perencanaan
4. Potensi dan permasalahan pengembangan
5. Rencana zonasi pemanfaatan ruang pembangunan tower dan jaringan telekomunikasi
6. Kelembagaan dan perizinan pembangunan tower telekomunikasi

1.3.2 Lingkup Kawasan Perencanaan


Kawasan perencanaan dalam kegiatan Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015 ini adalah wilayah daratan yang secara administrasi termasuk
kedalam wilayah Kota Padang. Yakni dengan luas 694,96 Km2 dengan batas wilayah sebagai
berikut:
Sebelah Utara berbatas dengan Kabupaten Padang Pariaman
Sebelah Selatan berbatas dengan Kabupaten Pesisir Selatan
Sebelah Timur berbatas dengan Kabupaten Solok
Sebelah Barat berbatas dengan Selat Mentawai

Untuk lebih jelasnya mengenai kawasan perancanaan berikut ini adalah peta kawasan
perencanaan

I - 3 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Gambar 1.1 Peta Administrasi

I - 4 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN


Berikut ini adalah sistematika penulisan pada Laporan Akhir dalam kegiatan Review
Masterplan Jaringan Telekomunikasi Kota Padang 2015,
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini berisikan latar belakang, maksud, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai
dalam kegiatan Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi Kota Padang.

Bab II Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi Di Kota Padang Tahun 2011


Bab ini berisi tentang hal-hal yang akan direview pada Masterplan Jaringan
Telekomunikasi Di Kota Padang Tahun 2011

Bab III Pengumpulan Data


Pada bab gambaran umum berisikan tentang kondisi Kota Padang dan Jaringan Tower
serta Telekomunikasi di Kota Padang.

BAB IV Analisis Data


Pada bab ini berisi tentang analisis perumusan tujuan, kebijakan, dan strategi pendirian
tower telekomunikasi, analisis kondisi fisik lingkungan Kota Padang analisis struktur dan
pola ruang Kota Padang analisis kebutuhan tower telekomunikasi dan jaringan
telekomunikasi di Kota Padang serta analisis kesesuaian ruang dengan kebutuhan tower
telekomunikasi di Kota Padang.

Bab V Perumusan Konsepsi Dan Konsep


Pada bab ini berisi tentang konsep-konsep mengenai telekomunikasi dan hal –hal yang
berkaitan dengan telekomunikasi.

Bab VI Ketentuan Teknis


Bab ini berisi tentang pengawasan dan pemantauan mengenai jaringan telekomunikasi
di Kota Padang

Bab VII Penutup


Bab isi berisikan tentang teuan dan rekomendasi terhadap jaringan
telekomunikasi di Kota Padang

I - 5 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................................................................... 1

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN ............................................................................................ 2

1.3 RUANG LINGKUP............................................................................................................................... 3

1.3.1 Ruang Lingkup Materi Kegiatan ......................................................................................... 3

1.3.2 Lingkup Kawasan Perencanaan .......................................................................................... 3

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN ........................................................................................................... 5

I - 6 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Pada tahun 2009 Empat Menteri Republik Indonesia yakni Menteri Dalam Negeri,
Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Komunikasi Dan Informatika Dan Kepala Badan Koordinasi
Penanaman Modal Mengeluarkan Peraturan Bersama tentang Pedoman Pembangunan Dan
Penggunaan Bersama Menara Telekomunikasi. Berkaitan dengan hal tersebut dan sejalan
dengan perkembangan industry komunikasi dan informatik khususnya telekomunikasi melalui
seluler Pemerintah Kota Padang melakukan kegiatan Penyusunan Masterplan Jaringan
Telekomunikasi pada tahun 2011. Satu tahun berselang, pemerintah Kota Padang menerbitkan
Perwako Kota Padang No. 9 tahun 2012 tentang Penataan, Pembangunan Dan Pengelolaan
Menara Telekomunikasi.

Berdasarkan hal tersebut. ada beberapa hal yang belum sesuai untuk diaplikasikan pada
saat sekarang ini dan bebrapa tahun yang akan datang. hal-hal yang belum sesui tersebut perlu
dievaluasi pada kegiatan Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi Di Kota Padang Tahun
2015. Berikut adalah hal-hal yang dievaluasi pada kegiatan sebelumnya, yakni Penyusunan
Masterplan Jaringan Telekomunikasi Di Kota Padang Tahun 2011

2.1 MASTERPLAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI TAHUN 2011


Pada bab evaluasi ini konsultan mengelompokkan kegiatan Penyusunan Masteplan
Jaringan Telekomunikasi Di Kota Padang Tahun 2011 menjadi dua kelompok yaitu,
administrasi, sebaran tower telekomunikasi dan fisik rancang bangunan tower telekomunikasi.

Berikut adalah penjelasan lebih lanjut:

1. Administrasi

a. Ketentuan Perizinan dan Kelembagaan

II - 1 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Pengurusan perizinan dan kelembagaan jaringan telekomunikasi pada kegiatan


Masterplan Jaringan Telekomunikasi Kota Padang Tahun 2011 telah ada. Namun,
fungsi pembinaan, pengendalian dan pengendalian masing-masing instansi yang
terlibat dalam pengurusan izin pendirian tower telekomunikasi belum tertuang pada
masterplan tersebut.

b. Insentif dan Disinsentif

Insentif dan disinsentif pada kegiatan Masterplan Jaringan Telekomunikasi Kota


Padang Tahun 2011 telah ada. Yakni mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia nomor 45 tahun 2008 tentang Pedoman Pemberian Insentif dan
Pemberian Kemudahan Penanaman Modal di Daerah, pemberian insentif dan
pemberian kemudahan diberikan kepada penanam modal yang sekurang-kurangnya
memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut:

 Memberikan kontribusi bagi peningkatan pendapatan masyarakat.

 Memberikan kontribusi bagi peningkatan pelayanan publik.

 Termasuk pembangunan infrastruktur.

 Melakukan alih teknologi.

Ditinjau dari peran dan fungsinya, penyediaan jasa telekomunikasi tidak hanya
bermotif bisnis, namun kegiatan ini perlu diakui memberikan kontribusi dalam
menunjang aktifitas usaha masyarakat luas sehingga berfungsi pula sebagai penyedia
infrastruktur layanan publik. Pertimbangan ini sudah memadai agar selayaknya
pelaku usaha/operator menara telekomunikasi diberikan kemudahan (insentif).

Lebih lanjut dalam PP No. 45 tahun 2008 diatas, pemberian insentif dapat berupa:

 Pengurangan, keringanan, atau pembebasan pajak daerah.

 Pengurangan, keringanan, atau pembebasan retribusi daerah, mengacu pada


Permenkominfo No. 2 tahun 2008, maka retribusi yang dapat dipungut
pemerintah daerah hanya berupa retribusi IMB, sehingga tidak dimungkinkan
lagi retribusi di luar IMB. Hal ini merupakan bentuk insentif pemerintah
terhadap pelaku usaha telekomunikasi.

 Pemberian dana stimulan.

 Pemberian bantuan modal.

II - 2 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Sedangkan pemberian kemudahan dapat berbentuk

 Penyediaan data dan informasi peluang penanaman modal

 Penyediaan sarana dan prasarana.

 Penyediaan lahan atau lokasi, apabila dimungkinkan Pemda menyediakan lokasi


(asset pemda) untuk dijadikan menara bersama dengan pola kerjasama yang saling
menguntungkan.

 Pemberian bantuan teknis.

 Fasilitasi kerjasama antar operator/vendor.

 Percepatan pemberian perizinan bagi menara telekomunikasi yang akan dijadikan


menara bersama.

 Termasuk perangkat ini adalah pemutihan atau pemberian kompensasi terhadap


menara telekomunikasi yang sudah beroperasi sebelum adanya
masterplan/kebijakan menara bersama.

Sedangkan pemberian disinsentif diberlakukan terhadap pemanfaatan ruang menara


telekomunikasi yang tidak sesuai dengan ketentuan masterplan penataan tower
bersama dan ketentuan penataan ruang lainnya (RTRW, RDTR serta peraturan ruang
lainnya). Adapun arahan pemberian disinsentif adalah sebagai berikut:

 Pengenaan tarif perizinan yang lebih tinggi terhadap menara yang jaraknya tidak
sesuai ketentuan jarak minimal.

 Tidak memberikan perpanjangan izin terhadap menara yang terlanjur tidak sesuai
dengan rencana penataan ruang/masterplan penataan menara bersama.

 Tidak menerbitkan izin pemanfaatan ruang menara telekomunikasi yang akan


dilakukan di dalam kawasan lindung.

 Tidak memberikan perpanjangan izin terhadap menara yang terlanjur tidak sesuai
dengan rencana penataan ruang/masterplan penataan tower bersama.

 Pencabutan izin yang sudah diberikan karena adanya perubahan pemanfaatan


ruang budidaya menjadi lindung.

 Tidak memberikan perpanjangan izin atau pencabutan izin yang sudah diberikan
bagi menara yang tidak mau sharing menjadi menara bersama.

II - 3 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Setiap pemanfaatan ruang harus mendapat izin sesuai dengan rencana tata ruang dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perubahan pemanfaatan lahan harus
melalui prosedur khusus yang berbeda dari prosedur reguler/normal. Dalam masa
transisi tahapan rencana, izin khusus dapat diberikan apabila dampak kegiatan yang
dimohon negatif dan atau kecil.

Permohonan perubahan pemanfaatan ruang yang disetujui harus dikenakan disinsentif


berupa denda (development charge) sesuai jenis pelanggaran rencana tata ruang.
Pengenaan biaya dampak pembangunan (development impactfee) sesuai dengan
eksternalitas yang harus diatasi dan upaya mengembalikannya ke kualitas sebelum
kegiatan tersebut dibangun.

Insentif dan disinsentif diatas merupakan reward and punishment bagi pelaku
usaha/operator menara telekomunikasi. Namun, pada uraian diatas yang dikutip dari
dokumen masteplan jaringan telekomunikasi kota padang tahun 2011 belum tercantum
siapa/instansi apa yang menjadi pemberi dan menjadi penanggung jawab bahwa
insentif dan disinsentif tersebut telah dilakukan atau belum.

c. Arahan Sanksi

Arahan sanksi pada Masteplan Jaringan Telekominikasi Di Kota Padang Tahun 2011
telah secara rinci menuliskan tentang sanksi jika terjadi pelanggaran ketentuan
perizinan. Sanksi yang tersebut adalah berupa sanksi administratif, sanksi perdata, dan
sanksi pidana. Namun, sanksi-sanksi tersebut belum terlaksana dan belum jelas instansi
apa di pemerintahan Kota Padang yang memberikan sanksi kepada pelaku
usaha/operator menara seluler.

d. Peralihan dan Pola Penambahan Menara Pembantu

Pada Masterplan Jaringan Telekomunikasi Di Kota Padang Tahun 2011 pemasangan


menara pemancara dan menara pembantu diperkenankan. Namun, belum dijelaskan
proses perizinan pembangunannya dan kepada siapa pengajuan pendiriannya tujukan,
siapa yang bertanggung jawab sebagai pengawas dan pengendali.

e. Arahan Menara Kemuflase

Menara telekomunikasi kamuflase adalah penyesuaian bentuk menara telekomunikasi


yang diselaraskan dengan lingkungan dimana menara tersebut berada.

II - 4 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Pada lokasi tertentu dan pada kawasan pusat kota dengan kepadatan tinggi,
pembangunan menara telekomunikasi bersama apabila dimungkinkan menurut hasil
kajian secara teknis maka bentuk dan desain menara wajib berwujud menara
telekomunikasi kamuflase serta bangunan pendukungnya diselaraskan dengan estetika
lingkungan dan/atau kawasan setempat yang juga merupakan bagian dari menara
telekomunikasi bersama.

Kawasan tertentu yang dimaksud merupakan kawasan yang sifat dan peruntukannya
memiliki karakteristik tertentu, antara lain kawasan bandar udara, kawasan
pengawasan militer, kawasan cagar budaya, kawasan pariwisata atau kawasan hutan
lindung. Dengan demikian arahan menara kamulflase akan meliputi kawasan sebagai
berikut:

 Kawasan pusat kota lama dan kawasan perkantoran senggaran

 Kawasan strategis

Pada pelaksanaannya pemilik menara diberikan kebebasan dalam merancang bentuk


menara kamulflase sesuai dengan estetika lingkungan sekitar dan tanpa mengganggu
fungsi teknis antena.

Teknik kamulflase atau teknik penyembunyian site (steatlh site), tidak boleh
menghilangkan fungsi dari akibat dari penempatan site tersebut. Prinsip dari steatlh site
dilakukan dengan mengaburkan pandangan mata menggunakan warna-warna atau
motif yang membaur dengan lingkungan sekitarnya.

2. Fisik Rancang Bangunan Tower Telekomunikasi

a. Peletakan

Sebagai suatu fasilitas publik yang melayani masyarakat banyak, lokasi menara
telekomunikasi harus tersebar merata sesuai kemampuan jangkauan pelayanannya.
Oleh karenanya, secara umum menara telekomunikasi dapat terletak diberbagai zona
peruntukan. Namun, pada Masteplan Jaringan Telekomunikasi di Kota Padang Tahun
2011 belum dijelaskan secara rinci zona yang terlarang untuk dibangun menara
telekomunikasi.

II - 5 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

b. Pola Penyebaran

Faktor efisiensi dan keefektifan pelayanan menuntut penggunaan bersama menara


telekomunikasi pada lokasi tertentu. Penggunaan satu menara telekomunikasi untuk
beberapa provider akan mengurangi jumlah menara sehingga lebih efisien tanpa
mengurangi layanan. Dengan demikian, sebaran menara pun dapat diberi batas dan
dikonsentrasikan pada titik-titik tertentu.

Kondisi eksisting pada beberapa menara telekomunikasi telah menerapkan memakai


tower bersama-sama dengan provider lain. Namun, belum seluruh tower
telekomunikasi yang ada di Kota Padang dijadikan tower bersama.

c. Rancang Bangunan

Pengaturan rancang bangun menara telekomunikasi mengikuti ketentuan konstruksi


bangunan yang diatur dalam peraturan bangunan setempat. Obyek pengaturan
meliputi bangunan menara, bangunan penunjang dan pagar. Selain harus memenuhi
ketentuan keselamatan konstruksi bangunan, perlu diperhatikan pula keserasian
bangunan terhadap lingkungan, baik bentuk tampilan, maupun warna. Rancang
bangunan bisa juga dengan menggunakan menara monopole agar nampak lebih baik.

Berdasarkan kajian tersebut diatas maka berikut ini adalah perbandingan antara
Masterplan Jaringan Telekomunikasi di Kota Padang Tahun 2011 dengan Review Masterplan
Jaringan Telekomunikasi di Kota Padang Tahun 2015. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut ini

Tabel 2.1
Komparasi Masterplan Jaringan Telekomunikasi Di Kota Padang Tahun 2011 dengan
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi Di Kota Padang Tahun 2015
No. Masterplan Jaringan Telekomunikasi 2011 Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi 2015
1 Pengurusan perizinan dan kelembagaan jaringan Telah memaparkan tentang fungsi dan tanggung jawab
telekomunikasi telah ada. Namun, fungsi masing-masing instansi berdasarkan Peraturan
pembinaan, pengendalian dan pengendalian Bersama Empat Menteri
masing-masing instansi yang terlibat dalam (No. 18 Tahun 2009, No. 07/PRT/M/2009, No.
pengurusan izin pendirian tower telekomunikasi 19/Per/M.KOMINFO/03/2009, No. 3/P/2009) dan
belum ada Perwako Padang No. 9 Tahun 2012.
Serta telah menjelaskan tentang pengawasan baik
dalam proses perizinan, pelaksanaan dan perpanjangan
jaringan telekomunikasi

II - 6 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

No. Masterplan Jaringan Telekomunikasi 2011 Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi 2015
2 Belum mengkaji sebaran menara telekomunikasi Telah mengkaji sebaran menara telekomunikasi
eksisting berdasarkan Surat Edaran Direktorat eksisting berdasarkan Surat Edaran Direktorat Jenderal
Jenderal Penataan Ruang Tentang Petunjuk Teknis Penataan Ruang Tentang Petunjuk Teknis Kriteria
Kriteria Lokasi Menara Telekomunikasi Lokasi Menara Telekomunikasi
3 Belum memiliki data sebaran menara Telah memiliki data sebaran menara telekomunikasi
telekomunikasi berdasarkan pola ruang berdasarkan pola ruang
Sumber: Hasil Analisis, 2015

II - 7 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

2.1 MASTERPLAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI TAHUN 2011 ........................................... 1

Tabel 2.1 ............................................................................................................................................................ 6

Komparasi Masterplan Jaringan Telekomunikasi Di Kota Padang Tahun 2011 dengan


Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi Di Kota Padang Tahun 2015 .......................... 6

II - 8 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

II - 9 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Taun 2015

3.1 KONDISI FISIK


3.1.1 Letak Geografis Dan Administrasi
Padang merupakan Ibukota Provinsi Sumatera Barat, dengan luas daratan Kota Padang
adalah 694,96 Km², terletak pada 100005’05’’ BT – 100034’09’’ BT dan 00044’00’’ LS - 01008’35’’
LS. Batas-batas administrasi wilayah Kota Padang, adalah:
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Padang Pariaman.
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Solok.
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pesisir Selatan.
 Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Mentawai.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berkut ini

III - 1 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Taun 2015

Gambar 3.1 Peta Administrasi Kota Padang

III - 2 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Taun 2015

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 1980, luas wilayah Kota Padang
secara administratif adalah 694,96 km². Wilayah Kota Padang yang sebelumnya terdiri dari 3
kecamatan dengan 15 Kampung, dikembangkan menjadi 11 Kecamatan dengan 104 Kelurahan.
Dengan adanya UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang diikuti oleh
Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 terjadi penambahan luas administrasi menjadi
1.414,96 km² (720,00 km² di antaranya adalah wilayah laut) dan penggabungan beberapa
kelurahan, sehingga menjadi 104 kelurahan. Dari sebelas kecamatan tersebut, ada 6 (enam)
kecamatan yang merupakan kecamatan pesisir, yaitU Kecamatan Lubuk Kilangan, Lubuk
Begalung, Padang Selatan, Padang Barat, Padang Utara dan Koto Tangah. Nama ibu kota
kecamatan dan jumlah kelurahan di masing-masing Kecamatan dapat dilihat pada Tabel 3.1
berikut ini:
Tabel 3.1
Ibukota Kecamatan dan Jumlah Kelurahan Menurut Kecamatan pada Tahun 2013

Ibu Kota Jumlah


No Kecamatan
Kecamatan Kelurahan
A. Kecamatan Pesisir: 63
1. Bungus Teluk Kabung Pasar Laban 6
2. Lubuk Begalung Lubuk Begalung 15
3. Padang Selatan Mata Air 12
4. Padang Barat Purus 10
5. Padang Utara Lolong Belanti 7
6. Koto Tangah Lubuk Buaya 13
B. Kecamatan Non-Pesisir: 41
7. Lubuk Kilangan Bandar Buat 7
8. Padang Timur Simpang Haru 10
9. Nanggalo Surau Gadang 6
10. Kuranji Pasar Ambacang 9
11. Pauh Pasar Baru 9
Jumlah 104
Sumber: Padang Dalam Angka Tahun 2014

Tabel 3.2
Luas Wilayah Kota Padang Menurut Kecamatan

Luas
No Kecamatan
Km2 %
1 Bungus Teluk Kabung 100.78 14.50
2 Lubuk Kilangan 85.99 12.37
3 Lubuk Begalung 30.91 4.45
4 Padang Selatan 10.03 1.44
5 Padang Timur 8.15 1.17
6 Padang Barat 7.00 1.01
7 Padang Utara 8.08 1.16
8 Nanggalo 8.07 1.16

III - 3 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Taun 2015

Luas
No Kecamatan
Km2 %
9 Kuranji 57.41 8.26
10 Pauh 146.29 21.05
11 Koto Tangah 232.25 33.42
Jumlah 694.96 100.00
Sumber: Kota Padang Dalam Angka Tahun 2014

Gambar 3.2
Grafik Luas Wilayah Kota Padang Menurut Kecamatan

Bungus Teluk Kabung

Lubuk Kilangan

Lubuk Begalung

Padang Selat an

Padang Timur

Padang Barat

Padang Ut ara

Nanggalo

Kuranji

Pauh

Kot o Tangah

Sumber: Kota Padang dalam Angka Tahun 2014

Dari tabel dan grafik di atas dapat diketahui bahwa kecamatan yang paling luas
daerahnya adalah Kecamatan Koto Tangah dengan luas daerah 232,25 Km2 atau 33, 42 % dari
luas wilayah Kota Padang.

3.1.2 Penggunaan Lahan


Tercatat bahwa pada Tahun 2013 penggunaan lahan di Kota Padang didominasi oleh
hutan seluas 35.448 Ha, kebun campuran seluas 13.829,92 Ha, serta permukiman seluas
6.625,24 Ha. Untuk lebih jelasnya penggunaan lahan Kota Padang dapat dilihat pada tabel 3.3
berikut ini
Tabel 3.3
Luas Lahan Kota Padang Menurut Jenis Penggunaannya Tahun 2013

Luas Lahan
No. Jenis Penggunaan
(Ha) (%)
1 Tanah Perumahan 6,625.24 9.53
2 Tanah Perusahaan 242.51 0.35
3 Tanah Industri termasuk 702.25 1.01
PT. Semen Padang
4 Tanah Jasa 715.32 1.03
5 Sawah Beririgasi Teknis 4,934.00 7.10

III - 4 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Taun 2015

Luas Lahan
No. Jenis Penggunaan
(Ha) (%)
6 Sawah Non Irigasi 200.03 0.29
7 Ladang/Tegalan 952.75 1.37
8 Perkebunan Rakyat 2,147.50 3.09
9 Kebun Campuran 13,829.92 19.90
10 Kebun Sayuran 1,343.00 1.93
11 Peternakan 26.83 0.04
12 Kolam Ikam 100.80 0.15
13 Danau Buatan 2.25 0.00
14 Tanah Kosong 28.67 0.04
15 Tanah Kota 16.00 0.02
16 Semak 1,546.48 2.23
17 Rawa/Hutan Mangrove 120.00 0.17
18 Jalan Arteri dan Jalan 135.00 0.19
Kolektor
19 Hutan Lebat 35,448.00 51.01
20 Sungai dan lain-lain 379.45 0.55
Jumlah 69,496.00 100.00
Sumber : Padang Dalam Angka Tahun 2014

III - 5 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Taun 2015

Gambar 3.3 Peta Guna Lahan Kota Padang

III - 6 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Taun 2015

3.1.3 Hidrologi
Wilayah Kota Padang dilalui oleh banyak aliran sungai besar dan kecil. Terdapat tidak
kurang dari 23 aliran sungai yang mengalir di wilayah Kota Padang dengan total panjang
mencapai 155,40 Km (10 sungai besar dan 13 sungai kecil). Umumnya sungai-sungai besar dan
kecil yang ada di wilayah Kota Padang ketinggiannya tidak jauh berbeda dengan tinggi
permukaan laut. Kondisi ini mengakibatkan cukup banyak bagian wilayah Kota Padang yang
rawan terhadap banjir/genangan.
Wilayah Kota Padang terbagi dalam 6 Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu : DAS Air
Dingin, DAS Air Timbalun, DAS Batang Arau, DAS Batang Kandis, DAS Batang Kuranji, dan DAS
Sungai Pisang.

3.1.4 Topografi
Wilayah Kota Padang memiliki topografi yang bervariasi, perpaduan daratan yang
landai dan perbukitan bergelombang yang curam. Sebagian besar topografi wilayah Kota
Padang memiliki tingkat kelerengan lahan rata-rata >40%. Ketinggian wilayah Kota Padang dari
permukaan laut juga bervariasi, mulai 0 m dpl sampai >1.000.m dpl.
Kawasan dengan kelerengan lahan antara 0 – 2% umumnya terdapat di Kecamatan
Padang Barat, Padang Timur, Padang Utara, Nanggalo, sebagian Kecamatan Kuranji, Kecamatan
Padang Selatan, Kecamatan Lubuk Begalung dan Kecamatan Koto Tangah. Kawasan dengan
kelerengan lahan antara 2 – 15% tersebar di Kecamatan Koto Tangah, Kecamatan Pauh dan
Kecamatan Lubuk Kilangan yakni berada pada bagian tengah Kota Padang dan kawasan dengan
kelerengan lahan 15% – 40% tersebar di Kecamatan Lubuk Begalung, Lubuk Kilangan, Kuranji,
Pauh dan Kecamatan Koto Tangah. Sedangkan kawasan dengan kelerengan lahan lebih dari
40% tersebar di bagian Timur Kecamatan Koto Tangah, Kuranji, Pauh, dan bagian Selatan
Kecamatan Lubuk Kilangan dan Lubuk Begalung dan sebagian besar Kecamatan Lubuk
Kilangan. Kawasan dengan kelerengan lahan >40% ini merupakan kawasan yang telah
ditetapkan sebagai kawasan hutan lindung. Untuk lebih jelasnya dapat dulihat pada tabel dan
peta berikut ini
Tabel 3.4
Luas Daerah dan Ketinggian Daerah Menurut Kecamatan Tahun 2013

Luas Daerah Tinggi


No Kecamatan Daerah ( m
Km2 % dpl )
A. Kecamatan Pesisir: 389,05 55,98 –
1. Bungus Teluk Kabung 100,78 14,50 0 – 850

III - 7 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Taun 2015

Luas Daerah Tinggi


No Kecamatan Daerah ( m
Km2 % dpl )
2. Lubuk Begalung 30,91 4,45 8 – 400
3. Padang Selatan 10,03 1,44 0 – 322
4. Padang Barat 7,00 1,01 0–8
5. Padang Utara 8,08 1,16 0 – 25
6. Koto Tangah 232,25 33,42 0 – 1.600
B. Kecamatan Non- 305,91 44,02 –
Pesisir:
7. Lubuk Kilangan 85,99 12,37 25 – 1.853
8. Padang Timur 8,15 1,17 4 – 10
9. Nanggalo 8,07 1,16 3–8
10. Kuranji 57,41 8,26 8 – 1.000
11. Pauh 146,29 21,05 10 – 1.600
Jumlah 694,96 100,00 –
Sumber: Kota Padang dalam Angka Tahun 2014

III - 8 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Taun 2015

Gambar 3.4 Peta Ketinggian Kota Padang

III - 9 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Taun 2015

Gambar 3.5 Peta Kelerengan Kota Padang

III - 10 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Taun 2015

3.1.5 Geologi
Geologi wilayah Kota Padang dibentuk oleh endapan permukaan, batuan vulkanik dan
intrusi serta batuan sedimen dan metamorf. Secara garis besar jenis batuan tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Aliran yang tak teruraikan (Qtau)
2. Alluvium (Qal)
3. Kipas Alluvium (Qt)
4. Tufa Kristal (QTt)
5. Andesit (Qta) dan Tufa (QTp)
6. Batu Gamping (PTls)
7. Fillit, Batu Pasir, Batu Lanau Meta (PTps)
Wilayah Kota Padang terdiri dari 7 (tujuh) jenis tanah tersebut, tersebar di seluruh
wilayah. Dari semua jenis tersebut yang terluas adalah jenis tanah latosol mencapai 46,70%.
Secara umum daya dukung batuan tersebut di atas bervariasi dari rendah sampai tinggi. Daya
dukung masing-masing jenis batuan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.5
Jenis Batuan Dan Daya Dukungnya

No Simbol Jenis Batuan Daya Dukung

Qtau Aliran yang tak teruraikan ; jenis batuan vulkanik yang tak dipisah
1. rendah
aliran lahar, konglomerat dan endapan koluvium
2. Qal Alluvium; terdiri dari lempung, pasir, kerikil, pasir dan bongkahan rendah - sedang
Kipas alluvium; terdiri rombakan batuan andesit berupa bongkahan
3. Qt sedang - tinggi
dari gunung api
Tufa Kristal; Jenis batuan tufa basal, tufa abu, lapili, tufa basal berkaca,
4. QTt sedang - tinggi
dan pecahan lava .
Qta dan
5. Andesit dan Tufa sedang - tinggi
QTp
6. PTls Batu Gamping; dari lunak sampai keras sedang - tinggi
Fillit, kwarsit, batu lanau meta. Lokasi terlihat pada singkapan sekitar
7. PTps Koto Lalang jalan ke arah Solok yang mendasari bukit-bukit dan sedang
pegunungan yang landai
Sumber : RTRW Kota Padang 2010-2030

Wilayah Kota Padang dapat dibedakan atas 4 satuan kawasan morfologi/ bentang alam
yaitu:
a. Satuan Kawasan Dataran Rendah yang dapat dibagi atas :
 Satuan Kawasan Dataran Aluvial Pantai yang terletak di bagian barat dan barat
laut kota Padang dengan ketinggian berkisar antara 0 sampai 10 m dpl (dari
permukaan laut) dan memiliki lereng 0–3%.

III - 11 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Taun 2015

 Satuan Kawasan Dataran Aluvial Sungai yang terletak pada ketinggian antara 2
sampai 50 m dpl dengan tingkat kemiringan 3–5 %.
 Satuan Kawasan Dataran Aluvial Rawa yang terdapat di beberapa lokasi
kawasan aluvial sungai. Ketinggian kawasan ini berkisar antara 0 sampai 3 m
dpl dengan tingkat kemiringan lahan 3–10 %.
b. Satuan Kawasan Morfologi Bergelombang Lemah terletak pada kawasan dengan
ketinggian antara 80 sampai 100 m dari permukaan laut dengan tingkat
kemiringan 3–10 %.
c. Satuan Kawasan Morfologi Bergelombang Perbukitan yang sebagian besar
terdapat dibagian Timur kawasan dataran aluvium.

III - 12 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Taun 2015

Gambar 3.6 Peta Jenis Tanah Kota Padang

III - 13 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Taun 2015

3.1.6 Klimatologi
Suhu udara rata-rata Kota Padang sepanjang tahun 2013 berkisar antara 21,6ºC –
32,1ºC dan kelembaban udara rata-rata berkisar antara 77% - 94%. Curah hujan rata-rata
bulanan Kota Padang pada tahun 2013 sebesar 289,85 mm. Curah hujan tertinggi terjadi pada
bulan November dengan curah hujan 895 mm dan terendah pada bulan Mei dengan curah hujan
73,1 mm.

3.1.7 Rawan Bencana Alam


 Gempa Bumi
Pusat-pusat gempa tektonik di Kota Padang terbentuk di sepanjang jalur gempa
mengikuti zona subduksi sepanjang 6.500 km di sebelah Barat Pulau Sumatra.
Tumbukan Lempeng Samudera Hindia dan Lempeng Australia yang menyusup di
bawah Lempeng Eurasia membentuk Zona Benioff, yang secara terus menerus
aktif bergerak berarah Barat - Timur yang merupakan zona bergempa dengan
seismisitas cukup tinggi. Kondisi ini menyebabkan Kota Padang menjadi daerah
tektonik giat dan merupakan sumber gempa merusak.
Frekuensi kejadian gempa dari tahun 1900 hingga 1963 relatif sedikit, sedangkan
dari tahun 1963 hingga 1995 terjadi peningkatan. Gempa berkekuatan lebih besar
dari 6,5 skala Richter di permukaan, berpeluang besar menyebabkan deformasi di
daratan dan di dasar laut.
Zona tektonik aktif yang terbentuk dari penujaman lempeng di sebelah Barat
Pulau Sumatera juga dapat dilihat dari adanya gunung api aktif yang muncul di
sepanjang jalur patahan aktif di bagian sisi Barat Pulau Sumatera yang bergerak
geser kanan (dextral strike slip fault). Jalur patahan Sumatera yang juga biasa
disebut dengan Patahan Semangka sepanjang 1.650 Km, menyebabkan blok
sebelah kiri pulau Sumatera bergerak ke Utara sedangkan yang di sebelah kanan
bergerak ke Selatan serta melahirkan kepulauan busur dalam (inner island arc)
seperti Pulau Nias, Mentawai, Enggano, Pisang dan sebagainya. Gempa vulkanik di
Kota Padang disebabkan posisi Kota Padang yang berada di dekat 3 gunung api
aktif, yaitu Gunung Talang, Marapi dan Tandikek.

 Erosi Pantai/Abrasi
Salah-satu faktor penyebab tingginya laju abrasi pantai di daerah Pasir Parupuk
disebabkan oleh konstruksi yang dibangun di pantai seperti pemecah gelombang
III - 14 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Taun 2015

(creep). Pada umumnya konstruksi ini akan menghadang aliran litoral (litoral
drift) alami di wilayah pantai tersebut, yang berarti terganggunya pemasokan air
ke pantai di bagian hilir aliran lithoral tersebut. Kondisi semacam ini akan memicu
proses abrasi yang terjadi di wilayah tersebut.
Pada umumnya pantai yang ada di Kota Padang kebanyakan adalah pantai pasir
yang terdiri dari kwarsa dan feldspar, bagian yang paling banyak dan paling keras
sisa-sisa pelapukan lahan atas (upland). Untuk daerah pasir di sekitar Kampus
Universitas Bung Hatta, sisa-sisa terumbu karang yang dominan. Pantai ini
dibatasi hanya di daerah tempat gerakan air yang kuat mengangkut partikel-
partikel yang halus dan ringan. Untuk pantai di sekitar Kampus Universitas Bung
Hatta, ekosistemnya termasuk terumbu karang yang dari segi tipenya termasuk
kepada jenis terumbu karang tepi (fringing reef), yang mempunyai kedalaman
kurang dari 40 meter.
 Longsor
Hasil analisis tingkat bahaya longsoran lahan pada daerah Kota Padang
menunjukkan sebagian besar daerahnya memiliki tingkat bahaya longsoran lahan
yang sedang dan tinggi. Tingkat bahaya longsoran lahan yang rendah umumnya
terdapat pada daerah dataran alluvial dan dataran alluvial pantai dengan lereng 0-
8%, sedangkan tingkat bahaya longsoran lahan sedang terdapat pada daerah
lereng-kaki pegunungan, kompleks perbukitan vulkanik, dan kompleks
pegunungan vulkanik.
Tingkat bahaya longsoran lahan tinggi hampir terdapat pada setiap Kecamatan di
Kota Padang, kecuali Kecamatan Padang Utara dan Padang Timur. Hal ini
disebabkan karena pada daerah tersebut umumnya memiliki topografi daerah
yang datar dengan kemiringan lereng sebagian besar berkisar 0 - 8%, sehingga
tidak memiliki potensi untuk mengalami longsor. Penggunaan lahan permukiman
dan prasarana publik pada daerah ini umumnya terkonsentrasi pada daerah yang
memiliki topografi datar. Tingkat risiko longsoran lahan tinggi yang memiliki
luasan terbesar terdapat pada Kecamatan Padang Selatan dengan luas 16 Ha,
sedangkan tingkat bahaya longsoran lahan yang rendah umumnya terdapat pada
setiap kecamatan yang ada di Kota Padang. Tingkat bahaya longsoran lahan yang
rendah ini umumnya terdapat pada daerah yang memiliki penggunaan lahan
berupa non permukiman, sehingga apabila terjadi longsoran lahan tidak
menimbulkan korban jiwa.
 Gelombang Tsunami

III - 15 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Taun 2015

Solusi mekanisme fokal dari beberapa pusat gempa, umumnya menunjukkan tipe
sesar naik. Sumber patahan seperti ini jika mempunyai magnitude lebih besar dari
atau sama dengan 7 Skala Richter sangat berpotensi sebagai pembangkit
gelombang tsunami
Letak Kota Padang yang berada di Pantai Barat Sumatera, yang berbatasan
langsung dengan laut terbuka (Samudera Hindia) dan zona tumbukan aktif dua
lempeng menjadikan Padang salah-satu kota paling rawan bahaya gelombang
Tsunami. Gempa tektonik sepanjang daerah subduksi dan adanya seismik aktif,
dapat mengakibatkan gelombang yang luar biasa dahsyat. Dari catatan sejarah
bencana, gelombang tsunami pernah melanda Sumatera Barat pada tahun 1.797
dan tahun 1.833.
 Banjir
Kota Padang dilihat dari geomorfologinya merupakan perpaduan antara bentuk
lahan pebukitan vulkanik bagian Timur, bentuk lahan aluvial bagian Tengah dan
bentuk lahan marin bagian Barat. Daerah bagian Timur merupakan perbukitan
vulkanik yang lebih tinggi dari daerah bagian Tengah dan Barat, sehingga daerah
bentuk lahan aluvial dan marin yang dilalui oleh beberapa sungai besar seperti
Batang Bungus, Batang Arau, Batang Kuranji dan Batang Air Dingin serta masih
ada lagi 18 sungai kecil lainnya yang mempunyai aliran permanen sepanjang
tahun, sering mengalami banjir. Hal ini didukung lagi bahwa Kota Padang
merupakan daerah tropis mempunyai curah hujan yang cukup tinggi rata-rata
300 mm per bulan dengan rata-rata hari hujan 15 - 16 hari per bulan. Apalagi
luapan sungai tersebut bersamaan dengan terjadinya pasang di laut.
Tingkat bahaya banjir di Kota Padang dapat dibedakan menjadi bahaya banjir
tinggi dan sedang. Tingkat bahaya banjir tinggi umumnya tersebar pada daerah
dataran yang memiliki satuan bentuk lahan dataran banjir, dataran aluvial, rawa
belakang, dan depresi antar gisik.
Tingkat bahaya banjir terbesar terdapat pada Kecamatan Koto Tangah dengan
luas daerah 790 ha. Tingkat bahaya banjir sedang yang terbesar terdapat pada
Kecamatan Kuranji dengan luas daerah 802 Ha.
Tingginya tingkat bahaya banjir Kota Padang umumnya disebabkan oleh curah
hujan yang tinggi dan kejadian pasang surut air laut di Kota Padang. Pasang surut
di Kota Padang memiliki tipe pasang surut ganda campuran, dalam artian dalam
satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali mengalami surut air laut. Kejadian
banjir di Kota Padang sering bertepatan dengan kejadian pasang naik, sehingga air

III - 16 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Taun 2015

yang akan mengalir ke laut terhambat karena bertemunya dua massa air, yaitu
massa air tawar dan massa air laut ini yang sering menyebab-kan banjir.

3.2 KONDISI KEPENDUDUKAN

3.2.1 Jumlah Dan Sebaran Penduduk

Jumlah penduduk Kota Padang adalah sebanyak 854.336 jiwa.Jumlah penduduk


tersebut tersebar ke dalam 11 wilayah kecamatan Kota Padang.Jumlah penduduk
terbanyak terlihat pada Kecamatan Koto Tangah, Kuranji dan Lubuk Begalung.
Sedangkan kecamatan yang terendah jumlah penduduknya adalah Kecamatan Bungus
Teluk Kabung dan Kecamatan Lubuk Kilangan. Perkembangan jumlah penduduk dalam
5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.6
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Padang Pada Tahun 2007-2013 (jiwa)

No Kecamatan 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

1 Bungus Teluk
23.592 24.116 24.417 22.896 23.142 23,360 23.858
Kabung
2 Lubuk Kilangan 42.585 43.531 44.552 48.850 49.751 50,249 51.847
3 Lubuk Begalung 104.323 106.641 109.793 106.432 108.018 109,584 113.217
4 Padang Selatan 61.967 63.345 64.458 57.718 57.386 58,320 58.780
5 Padang Timur 85.279 87.174 88.510 77.868 77.932 77,989 78.789
6 Padang Barat 60.102 61.437 62.010 45.380 46.060 46,411 45.781
7 Padang Utara 74.667 76.326 77.509 69.119 69.275 69,979 70.051
8 Nanggalo 57.523 58.801 59.851 57.275 57.731 58,232 59.137
9 Kuranji 117.694 120.309 123.771 126.729 128.835 130,916 135.787
10 Pauh 52.502 53.669 54.846 59.216 60.553 61,755 64.864
11 Koto Tangah 157.956 161.466 166.033 162.079 165.633 167,791 174.567

Jumlah 838.190 856.815 875.750 833.562 844.316 854,336 876.678


Sumber : BPS, Padang dalam Angka 2014

Tabel 3.7
Perkembangan dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Padang Tahun 2003 – 2013

No. Kecamatan Penduduk (Jiwa) Laju

III - 17 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Taun 2015

Pertumbuhan
2003 2013 Penduduk
pertahun (%)
A. Kecamatan Pesisir :

1. Bungus Teluk Kabung 22,164 23,858 0,74


2. Lubuk Begalung 93,203 113,217 1,96
3. Padang Selatan 57,342 58,780 0,25
4. Padang Barat 56,680 45,781 -2,16
5. Padang Utara 69,479 70,051 0,08
6. Koto Tangah 141,638 174,567 2,11
B. Kecamatan Non-Pesisir:
7. Lubuk Kilangan 38,734 51,847 2,96
8. Padang Timur 79,413 78,789 -0,08
9. Nanggalo 53,171 59,137 1,07
10. Kuranji 105,370 135,787 2,57
11. Pauh 47,956 64,864 3,07
Jumlah 765,450 876,678 1,37
Sumber : Padang dalam Angka Tahun 2014

3.3 EKONOMI
Perekonomian Kota Padang sekarang bertumpu kepada Sektor Pengangkutan dan
Komunikasi serta Perdagangan, Hotel, dan Restoran. Kontribusi sektor Pengangkutan dan
Komunikasiini terhadap PDRB Kota Padang tahun 2011 adalah Rp 6.659,03 Milyar atau sekitar
24,18 % dari total PDRB Kota Padang. Kemudian untuk sektor Perdagangan, Hotel, dan
Restoran adalah Rp 5.886,47 Milyar atau sekitar 21,37 % dari total PDRB Kota Padang tahun
2011. Sedangkan Sektor Pertanian hanya Rp 1.615,75 Milyar atau sekitar 5,87 % dari total
PDRB Kota Padang tahun 2011, dan khusus untuk Subsektor Perikanan memberikan kontribusi
sebesar Rp 968,08 Milyar atau sekitar 3,51 % dari total PDRB Kota Padang tahun 2011. Namun
demikian bila dilihat dari tahun 2007 sampai 2011, kontribusi Subsektor Perikanan meningkat
setiap tahunnya, yaitu dari 3,31 % pada tahun 2007 menjadi 3,51 % pada tahun 2011. Untuk
lebih jelasnya tentang kontribusi berbagai sektor atau lapangan usaha terhadap PDRB Kota
Padang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.8
PDRB (Milyar Rupiah) dan Kontribusinya (Persentase) Kota Padang Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha 2007 – 2013

Lapangan 2012 2013


No 2007 2008 2009 2010 2011
Usaha
978,26 1.160,39 1.250,73 1.430,25 1.615,75
Pertanian 1.786,21 2.044,73
1. (5,63) (5,76) (5,73) (5,82) (5,87)
a. Tanaman 247,34 283,32 303,08 3.516,73 397,07 442,94 502,13

III - 18 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Taun 2015

Lapangan 2012 2013


No 2007 2008 2009 2010 2011
Usaha
Pangan dan (1,42) (1,41) (1,39) (1,43) (1,44)
Holtikultura
8,99 10,46 11,05 12,63 14,16
b. Perkebunan 15,35 17,23
(0,05) (0,05) (0,05) (0,05) (0,05)
141,98 167,29 180,88 203,93 229,40
c. Peternakan 254,34 290,55
(0,85) (0,83) (0,83) (0,83) (0,83)
5,52 6,16 6,33 6,6
d. Kehutanan 7,04 (0,02) 7,53 7,89
(0,03) (0,03) (0,03) (0,03)
574,43 693,15 749,38 855,42 968,08
e. Perikanan 1.066,05 1.226,91
(3,31) (3,44) (3,43) (3,48) (3,51)
2. Pertambangan 300,95 352,03 381,05 415,82 458,11
514,60 593,86
dan Penggalian (1,73) (1,75) (1,74) (1,69) (1,66)
3. Industri 2.668,74 3.072,48 3.269,94 3.661,50 4.036,80
4.387,19 4.951,58
Pengolahan (15,36) (15,25) (14,97) (14,89) (14,66)
4. Listrik, Gas, dan 392,70 434,84 456,83 491,65 528,76
577,75 648,55
Air Bersih (2,26) (2,16) (2,09) (2,00) (1,92)
792,99 912,13 994,63 1.200,54 1.403,91
5. Bangunan 1.605,23 1.881,49
(4,57) (4,53) (4,55) (4,88) (5,10)
Perdagangan,
3.607,72 4.207,80 4.553,22 5.199,79 5.886,47
6. Hotel, dan 6.600,51 7,744.46
(20,77) (20,89) (20,85) (21,15) (21,37)
Restoran
Pengangkutan 4.251,10 4.867,88 5.307,50 5.943,98 6.659,03
7. 7.470,52 8.904,91
dan Komunikasi (24,47) (24,17) (24,31) (24,18) (24,18)
Keuangan,
1.467,69 1.736,04 1.912,89 2.119,16 2.343,01
8. Persewaan, dan 2.659,75 3.037,32
(8,45) (8,62) (8,76) (8,62) (8,51)
Jasa Perusahaan
2.909,03 3.398,64 3.710,27 4.123,69 4.611,01
9. Jasa-jasa 5.106,22 6.053,63
(16,75) (16,87) (16,99) (16,77) (16,74)
17.369,18 20.142,22 21.837,05 24.586,38 27.542,86
PDRB 31.136,59 35.860,56
(100,00) (100,00) (100,00) (100,00) (100,00)
Keterangan : ( ) = Angka dalam kurung menujukkan kontribusi
Sumber : Padang Dalam Angka 2014

Tabel 3.9
PDRB (Milyar Rupiah) dan Kontribusinya (Persentase) Kota Padang Atas Dasar Harga Konstan
2000 Menurut Lapangan Usaha 2007 – 2011

Lapangan
No 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Usaha
521,84 552,96 583,18 612,53 645,54
Pertanian 680,47 715,95
(5,13) (5,12) (5,14) (5,10) (5,05)
a. Tanaman
144,11 152,37 160,84 168,27 176,79
Pangan dan 185,43 193,47
(1,42) (1,41) (1,42) (1,40) (1,38)
Hortikultura
4,79 5,04 5,30 5,57 5,86
b. Perkebunan 6,16 6,49
1. (0,05) (0,05) (0,05) (0,05) (0,05)
79,18 82,29 85,36 88,33 91,30
c. Peternakan 94,99 98,92
(0,78) (0,76) (0,75) (0,73) (0,71)
3,24 3,28 3,31 3,35 3,38
d. Kehutanan 3,42 3,46
(0,03) (0,03) (0,03) (0,03) (0,03)
290,52 309,98 328,37 347,02 368,22
e. Perikanan 390,46 413,61
(2,86) (2,87) (2,89) (2,89) (2,88)
Pertambangan 156,19 165,25 173,46 185,32 198,15
2. 211,78 229,59
dan Penggalian (1,54) (1,53) (1,53) (1,54) (1,55)

III - 19 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Taun 2015

Lapangan
No 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Usaha
Industri 1.705,20 1.787,05 1.854,25 1.938,43 2.033,22
3. 2.119,22 2.234,97
Pengolahan (16,77) (16,55) (16,34) (16,12) (15,89)
Listrik, Gas, dan 176,33 191,46 203,48 214,89 227,54
4. 241,01 253,38
Air Bersih (1,73) (1,77) (1,79) (1,79) (1,78)
430,86 458,91 481,03 517,21 558..43
5. Bangunan 613,49 672,32
(4,24) (4,25) (4,24) (4,30) (4,37)
Perdagangan,
2.249,14 2.351,21 2.432,01 2.544,65 2.684,51
6. Hotel, dan 2.839,12 3.009,11
(22,12) (21,78) (21,44) (21,17) (20,99)
Restoran
Pengangkutan 2.426,34 2.623,52 2.805,27 3.029,07 3.280,00
7. 3.561,59 3.813,23
dan Komunikasi (23,87) (24,30) (24,73) (25,20) (25,64)
Keuangan,
805,85 864,31 915,99 977,18 1.047,09
8. Persewaan, dan 1.132,51 1.202,95
(7,93) (8,00) (8,07) (8,13) (8,19)
Jasa perusahaan
1.693,99 1.802,60 1.896,97 2.002,32 2.117,71
9. Jasa-jasa 2.238,18 2.385,18
(16,66) (16,69) (16,72) (16,66) (16,55)
10.165,74 10.797,26 11.345,64 12.021,60 12.792,18
PDRB 13.637,63 14.516,71
(100,00) (100,00) (100,00) (100,00) (100,00)
Keterangan :( ) = Angka dalam kurung menunjukkan kontribusi
Sumber : Padang dalam Angka, 2014

3.4 KONDISI SOSIAL BUDAYA


Salah-satu ciri masyarakat Minangkabau adalah sistem kekerabatannya yang bersifat
matrilineal.Sistem sosial atas kehidupan kekerabatan yang menganut sistem garis keturunan
ibu ini menjadikan garis keturunan dan harga benda-benda diperhitungkan melalui garis ibu
bukan garis bapak, sehingga yang berkuasa atas seluruh kelompok keluarga adalah saudara
laki-laki seorang wanita dan bukan suaminya. Dalam sistem kekerabatan ini terdapat tiga unsur
yang paling dominan, yaitu (a) garis keturunan menurut garis ibu, (b) perkawinan harus dengan
kelompok lain, di luar kelompok sendiri yang saat ini dikenal istilah eksogami matrilineal, dan
(c) ibu memegang peran sentral dalam pendidikan, pengamanan kekayaan dan kesejahteraan
keluarga (Amir, 2005:9).
Aspek sosial budaya lainnya yang penting di Minangkabau adalah adanya kepala-kepala
suku yang diangkat menjadi penghulu atau kepala kaum atau kepala suku.Kepala suku disebut
penghulu suku dan berkuasa sepenuhnya secara adat terhadap kaumnya dan segala urusan
sukunya tidak dapat dicampuri oleh orang atau kaum di luar sukunya.Sebagai masyarakat yang
menganut pahamkekeluargaan, orang Minangkabau dilingkupi oleh lembaga-lembaga yang
dijiwai oleh sistem tersebut dalam mengatur kehidupan sosial, budaya dan ekonomi
masyarakatnya.
Bagi masyarakat Minangkabau, tanah terutama sawah memiliki arti sangat penting
secara ekonomi dan budaya, karena sawah merupakan sumber produksi dan lambang kekayaan
bagi masyarakat tersebut.Di Minangkabau sawah menjadi harta pusaka yang keberadaannya
III - 20 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Taun 2015

harus dipelihara bersama. Pengerjaan sawah dilakukan dengan cara gotong-royong dalam
bentuk kelompok-kelompok yang saling bekerja sama mengerjakan sawah mereka secara
bergantian. Tanah bagi masyarakat Minangkabau bukanlah milik pribadi, tapi milik keluarga
atau kaum (ulayat), sehingga ditemukan adanya tanah pusaka atau tanah ulayat yang tidak
mudah diperjualbelikan. Berbeda dengan daerah pesisir, tanah adalah milik perseorangan
sehingga dapat diperjualbelikan sesuai keinginan pemiliknya.Namun, ketika sawah tidak
sanggup lagi memberikan kecukupan secara ekonomi, karena pertumbuhan penduduk yang
semakin meningkat menjadikan tidak sedikit secara perlahan kaum laki-laki meletakkan
tanggung-jawab ke kaum ibu.Hal ini disebabkan sudah semakin banyak keluarga yang tidak lagi
bergantung pada hasil sawah.Kaum laki-lakinya mulai meninggalkan rumah untuk pergi
merantau, kaum perempuan yang mengusahakan dan mengolah sawah.
Kota Padang sebagai ibukota Provinsi melalui RPJP 2005-2020 telah menyusun program
kegiatan untuk mendukung terwujudnya cita-cita kembali ke nagari dan kembali ke surau
dengan cara :
 Mendorong peningkatan peran dan fungsi lembaga Ninik Mamak, Alim Ulama
dan Cadiak Pandai (tali tigo sapilin, tungku tigo sajarangan) dalam pembinaan
anak kemenakan dan anak nagari khususnya, dan masyarakat dalam arti luas.
 Mengembangkan dan memberikan mata pelajaran BAM (Bumi Alam
Minangkabau) sejak dari tingkat SD sampai dengan Perguruan Tinggi.
 Mendorong aktivitas keagamaan dan perayaan hari besar agama.
Untuk terlaksananya program kegiatan ini harus didukung oleh sarana dan prasarana
yang memadai, baik dari segi kelembagaan maupun mekanisme pelaksanaan.

3.5 JARINGAN TELEKOMUNIKASI

3.5.1 Jumlah Tower Telekomunikasi Di Kota Padang Versi DISHUBKOMINFO


Kota Padang

Berikut ini adalah jumlah tower telelkomunikasi di Kota Padang menurut


DISHUBKOMINFO
Tabel 3.10
Jumlah Tower Telekomunikasi Perkecamatan di Kota Padang

Provider Jumlah
NO Kecamatan Lainnya
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 (unit)
1 Lubuk Kilangan 5 3 4 12
2 Padang Barat 3 5 10 1 3 1 23
3 Koto Tangah 13 20 13 3 7 4 2 3 65
4 Pauh 2 6 4 1 3 1 17
5 Lubuk 5 7 7 5 1 2 1 28
III - 21 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Taun 2015

Provider Jumlah
NO Kecamatan Lainnya
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 (unit)
Begalung
6 Padang Timur 2 4 8 2 1 17
7 Kuranji 11 7 12 5 2 2 1 1 41
8 Padang Utara 2 2 14 1 1 3 1 1 1 3 29
9 Nanggalo 7 1 7 1 2 1 19
10 Padang Selatan 1 5 4 1 1 2 1 1 1 1 18
Bungus Teluk
11
Kabung 1 1 5 7
Total 276
Sumber: Dinas Perhubungan Dan Komunikasi Dan Informatika Kota Padang, 2015

Keterangan:

1 PT. P0RTELINDO
2 PT. TOWER BERSAMA
3 PT TELKOMSEL
4 PT AXIS
5 PT DAYA MITRA KOMUNIKASI
6 PT INDOSAT
7 PT XL AXIATA. TBK
8 PT. Infrasys Persada
PT.HUTCHINSON CP
9 TELECOMUNICATION
10 Era Bangun Towerindo
11 TarraCell
12 Centratama Menara Indonesai

Tabel 3.11
Sebaran Menara Telekomunikasi Di Kecamatan Bungus Teluk Kabung

Jenis
No Provider Jalan Kelurahan
Menara
1 PT.PROTELINDO Cindakir Teluk Kabung Utara Tower
PT.TOWER RT.03 RW. 01 Teluk Kabung Selatan Tower
2 BERSAMA
PT.TELKOMSEL Padang-Painan Bukit Teluk Kabung Selatan Tower
3 Lampu
4 PT.TELKOMSEL Kayu Aro RT.02 RW .V Bungus Barat Tower
5 PT.TELKOMSEL Raya Padang-Painan Teluk Kabung Selatan Tower
6 PT.TELKOMSEL Jaruai RT.01 RW.IV Bungus Barat Tower
7 PT.TELKOMSEL Kopral Iskandar Teluk Kabung Selatan Tower
Sumber: Dinas Perhubungan Dan Komunikasi Dan Informatika Kota Padang, 2015

Tabel 3.12
Sebaran Menara Telekomunkasi Di Kecamatan Nanggalo

Jenis
No Provider Jalan Kelurahan
Menara
1 PT.PROTELINDO Kurao Pagang Kurao Pagang Tower
2 PT.PROTELINDO Raya Pagang Kurao Pagang Tower
III - 22 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Taun 2015

Jenis
No Provider Jalan Kelurahan
Menara
3 PT.PROTELINDO Gajah Mada Kampung Olo Tower
4 PT.PROTELINDO Gurun Laweh Dalam Gurun Laweh Tower
5 PT.PROTELINDO Gunung Ledang,Kamp. Gurun Laweh Tower
Bandar Gadang
6 PT.PROTELINDO Fisika Komp. PGRI Kampung Olo Pole
7 PT.PROTELINDO Gurun Laweh Gurun Laweh Tower
8 PT.TOWER BERSAMA Jamal Jamil Pondok Surau Gadang Tower
Kopi
9 PT.TELKOMSEL Surau Gadang Surau Gadang Tower
10 PT.TELKOMSEL Jhoni Anwar No.45 Kampung Lapai Pole
RT.04 RW.04
11 PT.TELKOMSEL Lubuk Bayu Timur Kurao Pagang Tower
RT.02 RW.03 No.N97
12 PT.TELKOMSEL Teknologi VIII RT.03 Surau Gadang Tower
RW.01
13 PT.TELKOMSEL Gajah Mada No.6 RT.01 Kampung Olo
RW. 02
14 PT.TELKOMSEL Gajah Mada No.64 Kampung Olo Tower
RT.01 RW. 05
15 PT.TELKOMSEL Raya Siteba No.3 Surau Gadang Pole
16 PT.CENTRATAMA Medan Ai No.9 Surau Gadang Pole
MENARA INDONESIA
17 PT.CENTRATAMA Jl.Raya Pasar Siteba Surau Gadang Pole
MENARA INDONESIA No.20 RT.2 RW.2
18 PT.CENTRATAMA Jl.Gajah Mada No.16 A Pole
MENARA INDONESIA
19 PT.INDOSAT SDN 010 ITP Jl.Gajah Kampung Olo Tower
Mada RT.003/04
20 PT.INDOSAT jamal Jamil RT.05/01 Surau Gadang Tower
21 PT.ERA BANGUN Sawah Liat Kampung Olo Pole
TOWERINDO
22 PT.DAYAMITRA Raya Pagang Kurao Pagang Tower
TELEKOMUNIKASI
Sumber: Dinas Perhubungan Dan Komunikasi Dan Informatika Kota Padang, 2015

Tabel 3.13
Sebaran Menara Telekomunikasi Di Kecamatan Kuranji

Jenis
No Provider Jalan Kelurahan
Menara
1 PT.PROTELINDO By pass Sungai Sapih Tower
2 PT.PROTELINDO Rumah Tigo Ruang Lubuk Lintah Tower
3 PT.PROTELINDO Kampung Baru Sungai Sapih Tower
4 PT.PROTELINDO Raya Sungai Sarik Gu nung Sarik Tower
5 PT.PROTELINDO Bandes Pasar Ambacang Tower
6 PT.PROTELINDO Kampung Tanjung Gunung Gunung Sarik Tower
Sarik RT.02/RW.02
7 PT.PROTELINDO Bandes Anduring Tower
8 PT.PROTELINDO Simpang Akhirat Kuranji Tower
9 PT.PROTELINDO Ampang Ampang Tower
10 PT.PROTELINDO Kampung Baru Gunung Sarik Tower
11 PT.PROTELINDO Kampung Kelawi Lubuk Lintah Tower
III - 23 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Taun 2015

Jenis
No Provider Jalan Kelurahan
Menara
12 PT.TOWER BERSAMA Durian Taruang Pasar Ambacang Tower
13 PT.TOWER BERSAMA Andalas Timur RT 03/02 Anduring Tower
14 PT.TOWER BERSAMA By Pass KM 13 RT 02/RW Sungai Sapih Tower
05
15 PT.TOWER BERSAMA M.Yunus RT 03/RW 08 Tower
16 PT.TOWER BERSAMA Kalumbuak RT 02/RW 04 Kalumbuk Tower
17 PT.TOWER BERSAMA Tanah Sirah Kampung Kalumbuk Tower
Tanah Sirah
18 PT.TOWER BERSAMA Jl.Raya Kuranji -Belimbing Kuranji Tower
RT 04/RW01
19 PT.TEKOMSEL Simpang Rambutan Kalumbuk Tower
20 PT.TEKOMSEL Manggis RY Ujung Kuranji Tower
21 PT.TEKOMSEL Bandes Surau Balai No.45 Anduring Tower
RT .1/RW IV
22 PT.TEKOMSEL Tunggang RT 05/ RW 02 Pasar Ambacang Tower
23 PT.TEKOMSEL Jl.Balai Baru RT 01 RW 05 Sungai Sapih Tower
24 PT.TEKOMSEL Lolong Karan Sungai Sapih Tower
25 PT.TEKOMSEL Rimbo Tarok Gunung Sarik Tower
26 PT.TEKOMSEL By pass KM.13 RT.01 RW. Sungai Sapih Tower
03
27 PT.TEKOMSEL Raya Belimbing RT.01 RW. Kuranji Tower
04
28 PT.TEKOMSEL Taduh RT. 08 RW. III Korong Gadang Tower
29 PT.TEKOMSEL Raya Lolo RT. 01/01 Gunung Sarik Tower
30 PT.TEKOMSEL DR.M.Hatta RT.01 RW.01 Pasar Ambacang Tower
31 PT.INFRAYS PERSADA Jl.Sungai Sapih RT.002 Sungai Sapih Tower
RW.003
32 PT.INDOSAT Komp. Perumnas Kuranji Tower
Belimbing
33 PT.INDOSAT Surau Balai Anduring Tower
34 PT.HUTCHINSON CP Jl.Raya Kunci Korong Korong Gadang Tower
TELECOMMUNICATION Gadang RT.2 RW. 1
35 PT.XL AXIATA. TBK Taratak Paneh Korong Gadang Tower
36 PT.XL AXIATA. TBK Raya Belimbing Kuranji Tower
37 PT.DAYAMITRA Simpang Tui Raya Kuranji Tower
TELEKOMUNIKASI
38 PT.DAYAMITRA Jl.Korong Gadang Kuranji Tower
TELEKOMUNIKASI
39 PT.DAYAMITRA Manunggal Kalumbuk Tower
TELEKOMUNIKASI
40 PT.DAYAMITRA Jl. Durian Tigo Batang Korong Gadang Tower
TELEKOMUNIKASI
41 PT.DAYAMITRA Jl. Raya Gunung Sarik Gunung Sarik Tower
TELEKOMUNIKASI RT.01 RW.03
Sumber: Dinas Perhubungan Dan Komunikasi Dan Informatika Kota Padang, 2015

Tabel 3.14
Sebaran Menara Telekomunikasi di Kecamatan Pauh

Jenis
No Provider Jalan Kelurahan
Menara
1 PT. PROTELINDO Koto panjang Limau Manis Tower
2 PT. PROTELINDO Koto panjang Limau Manis Tower
3 PT. TOWER BERSAMA Pasar Baru RT 01 Cupak Tangah Tower

III - 24 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Taun 2015

Jenis
No Provider Jalan Kelurahan
Menara
RW/01
4 PT. TOWER BERSAMA Koto Panjang RT Limau Manis Tower
15Rw 07
5 PT. TOWER BERSAMA Alai Pauh Limau Manis Tower
6 PT. TOWER BERSAMA Bypass KM 6 Pisang Tower
7 PT. TOWER BERSAMA Taratak Permai Koto Koto Luar Tower
Lua
8 PT. TOWER BERSAMA Jawa Gadut Limau Manis Tower
9 TRANS TV Jl.Merpati Limau Manis Tower
10 PT. TELKOMSEL Kampung Duri Kapalo Koto Tower
11 PT. TELKOMSEL jl. Koto Luar Koto Luar Tower
12 PT. TELKOMSEL irigasi Cupak Tangah Tower
13 PT. TELKOMSEL Kampung Tanjung Cupak Tangah Tower
14 PT. AXIS Kepalo Koto Kepala Koto Tower
15 PT. DAYAMITRA Limau Manis (Ssb Limau Manis Tower
TELEKOMUNIKASI padang)
16 PT. DAYAMITRA Taruko Budi Limau Manis Tower
TELEKOMUNIKASI
17 PT. DAYAMITRA Koto Lua Koto Luar Tower
TELEKOMUNIKASI
Sumber: Dinas Perhubungan Dan Komunikasi Dan Informatika Kota Padang, 2015

Tabel 3.15
Menara Telekomunikasi di Kecamatan Padang Timur

Jenis
No Provider Jalan Kelurahan
Menara
1 PT.PERTELINDO Perintis Kemerdekaan No Jati Baru Tower
96
2 PT.PERTELINDO Jati III Jati Jati baru Tower
3 PT. TOWER BERSAMA DR. Wahidin Sawahan Timur Tower
4 PT. TOWER BERSAMA Sawahan Sawahan Tower
5 PT. TOWER BERSAMA Proklamasi No 58 Sawahan Tower
6 PT. TOWER BERSAMA Kis Mangun Sarkoro Jati Baru Tower
7 PT TELKOMSEL Air Camar Parak Gadang Timur Tower
8 PT TELKOMSEL Ganting I Ganting Parak Tower
Gadang
9 PT TELKOMSEL Stasiun no 1 Komp PJKA Simpang haru Tower
10 PT TELKOMSEL jati Adabiah Jati Tower
11 PT TELKOMSEL Sawahan Dalam Sawahan Timur Tower
12 PT TELKOMSEL Dr. Sutomo Kubu Marapalam Tower
13 PT TELKOMSEL Kubu Marapalam Kubu Marapalam Tower
14 PT TELKOMSEL Jl. Matmainah RW 18 Jati Tower
15 PT AXIS Air Camar II Parak Gadang Timur Tower
16 PT AXIS Sawahan 103 Simapng Haru Tower
17 PT DAYA MITRA Dr.Sutomo Simpang haru Tower
KOMUNIKASI
Sumber: Dinas Perhubungan Dan Komunikasi Dan Informatika Kota Padang, 2015

III - 25 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Taun 2015

Tabel 3.16
Sebaran Menara Telekomunikasi di Kecamatan Padang Barat

Jenis
No Provider Jalan Kelurahan
Menara
1 PT. Protelindo Pramuka I Lolong Belanti Purus Tower
2 PT. Protelindo Gardu PLN belanti Belakang Tangsi Tower
3 PT. Protelindo Andalas I Belakang Tangsi Tower
4 PT. Tower bersama Jl. Ahmad Dahlan no 17 Kampung Jao Tower
5 PT. Tower bersama Belanti Infah RT03/RW 05 Purus Tower
6 PT. Tower bersama Ciliman RT 04/ RW 03 Kampung Jao Tower
7 PT. Tower bersama S.Parman No 163 Olo Tower
8 PT. Tower bersama Gajah mada Belakang Tangsi Tower
9 PT. TELKOMSEL Kampung Melayu Ujung Gurun Tower
10 PT. TELKOMSEL Pramuka II-C No 13 Purus Tower
11 PT. TELKOMSEL Patenggangan Gang C Kampung Pondok Tower
12 PT. TELKOMSEL Ulak Karang Utara Ujung Gurun Tower
13 PT. TELKOMSEL Ir. H. Juanda/ HOTEL Purus Tower
PANGERAN
14 PT. TELKOMSEL Raden Saleh No 52 Belakang Tangsi Tower
15 PT. TELKOMSEL Juanda NO 25 Rimbo Kaluang Tower
16 PT. TELKOMSEL Parkit XVI Kampung Pondok Tower
17 PT. TELKOMSEL S.Parman no 126 Purus Tower
18 PT. TELKOMSEL jl. S Parman no 152a Olo Tower
19 PT. INDOSAT PROF Hamka no 12 Kampung Pondok Tower
20 PT. INDOSAT S,Parman Lolong Utara Olo Tower
21 PT. INDOSAT Murai Dalam no 18 Kampung Pondok Tower
22 PT.XLAXIATA. TBK Alai Timur Kampung Jao Tower
23 PT DAYA MITRA Veteran Dalam no 26 b Padang Pasir Pole
TELEKOMUNIKASI
Sumber: Dinas Perhubungan Dan Komunikasi Dan Informatika Kota Padang, 2015

Tabel 3.17
Sebaran Menara Telekomunikasi di Kecamatan Lubuk Kilangan

Jenis
No Provider Jalan Kelurahan
menara
1 PT. PROTELINDO Karang Putih Indarung Tower
2 PT. PROTELINDO Jl. Bandar Buat Bandar Buat Tower
3 PT. PROTELINDO Simpang Gadut bandar Buat Tower
4 PT. PROTELINDO Indarung Indarung Tower
5 PT. PROTELINDO Lubuk Sariak Padang Besi Tower
Raya Indarung
6 PT TOWER BERSAMA Simpang Gadut Bandar Buat Tower
7 PT TOWER BERSAMA Koto Lalang Koto Lalang Tower
8 PT TOWER BERSAMA Bandar Buat Bandar Buat Tower
9 PT TELKOMSEL Pasar Bandar Buat Bandar Buat Tower
10 PT TELKOMSEL Parak Tombom Indarung Tower
11 PT TELKOMSEL Padang Basi No 48 Padang Besi Tower
12 PT TELKOMSEL Bukit Ngalau Batu Gadang Tower
Sumber: Dinas Perhubungan Dan Komunikasi Dan Informatika Kota Padang, 2015

III - 26 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Taun 2015

Tabel 3.18
Sebaran Menara Telekomunikasi di Kecamatan Lubuk Begalung

Jenis
No Provider Jalan Kelurahan
Menara
1 PT.Protelindo Belakang Komp. Pemda Gurun Laweh nan XX Tower
2 PT.Protelindo Bukit Lampu Sungai Beremas Gates Nan XX Tower
3 PT.Protelindo Komp. Jala Utama Pampangan Nan XX Tower
4 PT.Protelindo Aru No.1 RT. 001/RW 003 Lubuk Begalung Tower
5 PT.Protelindo Chaniago Kampung Baru Nan XX Tower
6 PT. Tower Bersama Bypass No 89 RT 02/ Samping Lubuk Begalung Tower
SMPN 24
7 PT. Tower Bersama Sutan Syahril No 144 Koto baru Nan XX Tower
8 PT. Tower Bersama Parak Laweh Pulau Air Parak Laweh Pulau Air Tower
XX
9 PT. Tower Bersama Perumahan Buanaran Indah Buanaran Nan XX Tower
RT 04 /RW 010
10 PT. Tower Bersama RT 01/ RW 007 v Kampung Baru Nan XX Tower
11 PT. Tower Bersama Arai Pinang RT 01/ RW 05 Pangambiran Ampalu Tower
Nan XX
12 PT. Tower Bersama Parak Laweh Perum Indovila Parak Laweh Pulau Air Tower
XX
13 PT. Telkomsel Bypass Belakang Pool Lorena Pitameh Tanjung Saba Tower
Nan XX
14 PT. Telkomsel Gurun Laweh Pampangan Nan XX Tower
15 PT. Telkomsel Penanggulangan banjir Kanal Pangambiran Ampalu Tower
Nan XX
16 PT. Telkomsel Bypass Simpang Arai Pinang Batung Taba Nan XX Tower
17 PT. Telkomsel Bakti ABRI RT 003/ RW 002 Pangambiran Ampalu Tower
Nan XX
18 PT. Telkomsel Sei Bermas Gates Nan XX Tower
19 PT. Telkomsel Aru Jaya No 31 Lubuk Begalung Tower
20 PT INFRASYS Gang SD 15 no 28 Banuaran Nan XX Tower
PERSADA
21 PT INFRASYS Cendana Thp V Koto baru Nan XX Tower
PERSADA
22 PT INFRASYS Ujung Tanah Parak Laweh Pulau Air Tower
PERSADA XX
23 PT INFRASYS Jl. Arai Pinang Pangambiran Ampalu Tower
PERSADA Nan XX
24 PT INFRASYS Jl. Wisma Utama no 25 B Parak Laweh Pulau Air Tower
PERSADA XX
25 PT. INDOSAT Parak Lawas GG Smu Parak Laweh Pulau Air Tower
Handayani XX
26 PT. XL AXIATA. TBK Tanjuang Saba no 3 Pitameh Tanjung Saba Tower
Nan XX
27 PT. XL AXIATA. TBK Jerami Raya Pangambiran Ampalu
Nan XX Tower
28 PT. Era Bangun Parak Laweh Parak Laweh Pulau Air
Towerindo XX Tower
Sumber: Dinas Perhubungan Dan Komunikasi Dan Informatika Kota Padang, 2015

III - 27 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Taun 2015

Tabel 3.19
Sebaran Menara Telekomunikasi di Kecamatan Koto Tangah

Jenis
No Provider Jalan Kelurahan
Menara
1 PT.Protelindo Air dingin Balai gadang Tower
2 PT.Protelindo Surau Gadang Koto Panjang Tower
3 PT.Protelindo Padang sarai Padang Sarai Tower
4 PT.Protelindo Talao Parupuk Tabing Tower
5 PT.Protelindo Hidayah Dadok Tunggul Tower
Hitam
6 PT.Protelindo Gurun Laweh Koto Panjang Ikur Tower
Koto
7 PT.Protelindo Pinang Bungkuk Lubuk Buaya Tower
8 PT.Protelindo Pasir Kandang Pasie Nan Tigo Tower
9 PT.Protelindo Sungai Bangek Balai Gadang Tower
10 PT.Protelindo Mesjid At-Taqwa Lubuk Buaya Tower
11 PT.Protelindo Rawang Sei Tarung NO 36 RT Bungo Pasang Tower
03/ RW 01
12 PT.Protelindo Parak jambu Dadok Tunggul Tower
Hitam
13 PT.Protelindo Pasar Ternak Air Pacah Tower
14 PT.Tower bakti no 33 rt 02/ rw 08 Parupuk Tabing Tower
Bersama
15 PT.Tower Tri Sandi Indah jl. Perdana Rt Aie Pacah Tower
Bersama 02/ Rw 06
16 PT.Tower Rimbo Sarik Rt 01/ Rw 04 Batang Kabung Tower
Bersama ganting
17 PT.Tower Padang Sarai Rt 04/ Rw 03 Padang Sarai Tower
Bersama
18 PT.Tower Tabing Lubuk Minturun Koto Panjang Ikur Tower
Bersama Koto
19 PT.Tower Lubuk Buaya Rt 04/ Rw02 Lubuk Buaya Tower
Bersama
20 PT.Tower Lubuk Buaya Rt 02/ Rw 02 Lubuk Buaya Tower
Bersama
21 PT.Tower Adinegoro Rt 01/ rw 01 Lubuk Buaya Tower
Bersama
22 PT.Tower Adinegoro Rt 01/ rw 01 Lubuk Buaya Tower
Bersama
23 PT.Tower Padang sarai III Padang Sarai Tower
Bersama
24 PT.Tower Bypass KM 23 rt 03/ rw 06 batipuh Panjang Tower
Bersama
25 PT.Tower Raya bypass parak buruak rt batipuh Panjang Tower
Bersama 03/ rw 05
26 PT.Tower Adinegoro rt 03/ rw 07 Batang Kabung tower
Bersama ganting
27 PT.Tower Raya bypass Tanjung Aur Rt Balai Gadang tower
Bersama 02/rw 03
28 PT.Tower Rt 03/ rw 01 Pasie nan tigo tower
Bersama
29 PT.Tower Kayu Kalek Padang Sarai tower
Bersama
30 PT.Tower Dadok raya no 10 rt 04/ rw 05 Dadok Tunggul tower
Bersama Hitam
31 PT.Tower Pasir Jambak rt 02/ rw 03 Pasie nan tigo tower

III - 28 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Taun 2015

Jenis
No Provider Jalan Kelurahan
Menara
Bersama
32 PT.Tower Bypass KM 20 rt 02/ rw 12 batipuh Panjang tower
Bersama
33 PT.Tower pasir parupuk tabing rt 04 / Parupuk Tabing tower
Bersama rw 01
34 PT. Telkomsel Padang Sarai Permai Padang Sarai tower
35 PT. Telkomsel Bypass KM 17 rt 14/ rw 05 Koto Panjang Ikur tower
Koto
36 PT. Telkomsel Inspeksi parak anau rt 01/ rw Parupuk Tabing tower
01
37 PT. Telkomsel Muara Penjalinan rt 39 /rw 04 Bungo Pasang tower
38 PT. Telkomsel Belakang Polsek / adinegoro Lubuk Buaya tower
dalam
39 PT. Telkomsel Tabing/ Lubuk Minturun Koto Panjang Ikur tower
Koto
40 PT. Telkomsel bypass air pacah Aie Pacah tower
41 PT. Telkomsel Raya Lubuk Minturun rt 01/ Lubuk minturun tower
rw 02 Sungai Lareh
42 PT. Telkomsel Mutiara Putih Batang Kabung tower
ganting
43 PT. Telkomsel pasir parupuk tabing Parupuk Tabing tower
44 PT. Telkomsel Bangdes Kota tuo rt 02/ rw 01 Koto Pulai tower
45 PT. Telkomsel Bhayangkara Lubuk Buaya tower
46 PT. Telkomsel Sungai Bangek Balai Gadang tower
47 PT. Infrasys Adinegoro Lubuk Buaya tower
Persada
48 PT. Infrasys Jl. Raya Lubuk Minturun Bungo Pasang tower
Persada
49 PT. Infrasys Adinegoro no 12 Bungo Pasang tower
Persada
50 PT. Indosat Adinegoro Lubuk Buaya tower
51 PT. Indosat Prof. Dr Hamka No 121 Parupuk Tabing tower
52 PT. Indosat Pasir Putih Muara Penjalinan Bungo Pasang tower
53 PT. Indosat Kampus Akper Rt 17/ rw 03 Air Pacah tower
54 PT. Xl axiata TBK Pulai No 1 Batang Kabung tower
ganting
55 PT. Xl axiata TBK Maransi Air Pacah tower
56 PT Axis Bhakti Raya NO 43 Parupuk Tabing tower
57 PT Axis Maransi Rt 14/ rw 04 Air Pacah tower
58 PT Axis Tanjung Aur Balai Gadang tower
59 PT Daya Mitra Tabing Pulai Batang Kabung tower
Telekomunikasi ganting
60 PT Daya Mitra Komp. Salingka Bungo Permai Bungo Pasang tower
Telekomunikasi
61 PT Daya Mitra Pasir Kandang Pasie nan tigo tower
Telekomunikasi
62 PT Daya Mitra Talao Parupuk tabing Parupuk Tabing tower
Telekomunikasi
63 PT Daya Mitra Sungai Lareh Komp PTN Lubuk minturun tower
Telekomunikasi Sungai Lareh
64 PT Daya Mitra Bypass Koto Pulai Batang Kabung tower
Telekomunikasi ganting
65 PT Daya Mitra Komp. Bungo Mas Tahap I Bungo Pasang tower
Telekomunikasi
Sumber: Dinas Perhubungan Dan Komunikasi Dan Informatika Kota Padang, 2015

III - 29 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Taun 2015

Tabel 3.20
Sebaran Menara Telekomunikasi di Kecamatan Padang Selatan

Jenis
No Provider Jalan Kelurahan
Menara
1 PT.PROTELINDO Karan Rawang Tower
2 PT.TOWER BERSAMA Sutan Syahril No.33 Seberang Padang Tower
3 PT.TOWER BERSAMA Komp.Cendana Mata Air Thp 2 Mata Air Tower
Blok E 25-26
4 PT.TOWER BERSAMA Sutan Syahril Bukit Karang Rawang Tower
RT.05/05
5 PT.TOWER BERSAMA Mata Air RT.02 RW.11 Mata Air Tower
6 PT.TOWER BERSAMA Kampung Nias III Ranah Parak Tower
Rumbio
7 PT.TELKOMSEL Rawang Timur VI (Teluk Bayur) Rawang Tower
8 PT.TELKOMSEL Karan RT.01 RW.XII Rawang Tower
9 PT.TELKOMSEL Pasar Borong III No.22 dan No.24 Batang Arau Tower
10 PT.TELKOMSEL Air Manis Air Manis Tower
11 PT.TARACELL Kampung Nias 2 Dalam No.18 A Belakang Pondok Pole
RT.003/002
12 PT.INFRASYS PERSADA Jln.Kampung Nias II No.27 Belakang Pondok Pole
13 PT.INDOSAT AR.Hakim (jln.Pasar Batipuh Belakang Pondok Tower
No.66)
14 PT.INDOSAT Komp.KPR BTN Tower
15 PT.INDOSIAR Bukit Gado-Gado Bukit Gado-Gado Tower
16 PT.XL AXIATA. TBK AR.Hakim No.54 Ranah Parak Tower
Rumbio
17 PT.AXIS AR.Hakim No.40 Ranah Parak Tower
Rumbio
18 PT.DAYAMITRA Hasanuddin No.2 Belakang Pondok Tower
TELEKOMUNIKASI
Sumber: Dinas Perhubungan Dan Komunikasi Dan Informatika Kota Padang, 2015

Tabel 3.21
Sebaran Menara Telekomunikasi di Kecamatan Padang Utara

Jenis
No Provider Jalan Kelurahan
Menara
1 PT.PROTELINDO Bandar Gereja Gunung Pangilun Tower
2 PT.PROTELINDO Jln.Gajah Mada No.5 RT.02 Gunung Pangilun Tower
RW.01
3 PT.TOWER BERSAMA Pasar Baru No.24 RT.02 RW 02 Alai Parak Kopi Tower
4 PT.TOWER BERSAMA Elang No.6 Air Tawar Barat Tower
5 PT.TEKOMSEL Prof.Dr. Hamka No.65 Kantor Air Tawar Barat Tower
Angkasa Taxi
6 PT.TEKOMSEL prof.Dr. Hamka No.2 Air Tawar Timur Tower
7 PT.TEKOMSEL Gajah Mada Gunung Pangilun Pole
8 PT.TEKOMSEL Wr. Mangonsidi RT.2 RW. IV Gunung Pangilun Pole
9 PT.TEKOMSEL Jl. Veteran No.17 (Harian Lolong Belanti Tower
Singgalang)
10 PT.TEKOMSEL Hos Cokroaminoto No.101 Air Tawar Timur Tower
III - 30 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Taun 2015

Jenis
No Provider Jalan Kelurahan
Menara
11 PT.TEKOMSEL Bandar Purus Tower
12 PT.TEKOMSEL Ujung Pandan No.19 RT.08 RW. Ulak Karang Tower
01 Selatan
13 PT.TEKOMSEL A.Yani Alai Parak Kopi Tower
14 PT.TEKOMSEL Jl.Prof.Dr Hamka Air Tawar Barat Tower
15 PT.TEKOMSEL Batang Arau No.56 RT.03 RW. Air Tawar Barat Tower
04
16 PT.TEKOMSEL Dobi IV No.14 A RT.03 RW.11 Air Tawar Barat Tower
17 PT.TEKOMSEL Muaro No. 58 RT.03 RW. III Air Tawar Timur Tower
18 PT.TEKOMSEL Bundo Kandung No.1 Gunung Pangilun Tower
19 PT.TARACELL Pasar Raya No.23 A RT.001 RW Alai Parak Kopi Pole
002
20 PT.CENTRATAMA Jln.Juanda No.25 A Pole
MENARA INDONESIA
21 PT.CENTRATAMA Jl.Jayapura No.10 RT.01 RW.10 Ulak Karang Pole
MENARA INDONESIA Selatan
22 PT.INFRASYS PERSADA Jl.Sudirman No.32 Alai Parak Kopi pole
23 PT.HUTCHINSON CP Prof.DR. Hamka No.10 Air Tawar Barat Pole
TELECOMMUNICATION
24 PT.XL AXIATA .TBK Ratulangi No.21 C Alai Parak Kopi Tower
25 PT.XL AXIATA .TBK Hayam wuruk Gunung Pangilun Tower
26 PT.XL AXIATA .TBK Imam Bonjol No.13 A Gunung Pangilun Tower
27 PT.AXIS Jl.Pemuda Eks. Terminal Ulak Karang Pole
Andalas Selatan
28 PT.DAYAMITRA Jln.Jhoni Anwar Ulak Karang Pole
TELEKOMUNIKASI Selatan
Sumber: Dinas Perhubungan Dan Komunikasi Dan Informatika Kota Padang, 2015

3.5.2 Tipologi Tower Telekomunikasi di Kota Padang


Berdasarkan hasil survey tahun 2015, tipologi tower telekomunikasi di Kota Padang
terbagi berdasarkan konstruksinya, tempat berdirinya, dan ketersediaan identitas hukum tower
telekomunikasi. Berikut ini adalah tabel dan gambar pada masing-masing tipologi tersebut

Tabel 3.22
Jumlah Tower Telekomunikasi Berdasarkan Konstruksinya Menurut Kecamatan di Kota Padang

Berdasarkan Kontruksi (unit)


No Kecamatan Total (unit)
Monopole 3 kaki 4 kaki
1 Nanggalo 7 11 18
2 Kuranji 13 22 35
3 Padang Timur 1 7 18 26
4 Koto Tangah 2 16 44 62
5 Lubuk Begalung 1 8 21 30
6 Lubuk Kilangan 0 10 11 21
7 Bungus Teluk Kabung 10 10
8 Padang Selatan 8 5 11 24

III - 31 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Taun 2015

Berdasarkan Kontruksi (unit)


No Kecamatan Total (unit)
Monopole 3 kaki 4 kaki
9 Pauh 5 14 19
10 Padang Barat 12 5 7 24
11 Padang Utara 1 4 16 21
Jumlah 25 80 185 290
Sumber: Hasil Survey, 2015

Monopole 3 kaki 4 kaki

Gambar 3.7 Menara Telekomunikasi Berdasarkan Konstruksinya

Tabel 3.23
Jumlah Tower Telekomunikasi berdasarkan Tempat Berdirinya Menurut Kecamatan
di Kota Padang

Berdasarkan Lokasi
(unit) Total
No Kecamatan
(unit)
Greenfileld Rooftop
1 Nanggalo 16 2 18
2 Kuranji 34 1 35
3 Padang Timur 24 2 26
4 Koto Tangah 59 3 62
5 Lubuk Begalung 29 1 30
6 Lubuk Kilangan 17 4 21
7 Bungus Teluk Kabung 10 10
8 Padang Selatan 13 11 24
9 Pauh 19 19

III - 32 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Taun 2015

Berdasarkan Lokasi
(unit) Total
No Kecamatan
(unit)
Greenfileld Rooftop
10 Padang Barat 11 13 24
11 Padang Utara 17 3 21
Jumlah 249 40 290
Sumber: Hasil Survey, 2015

Tabel 3.24
Jumlah Tower Telekomunikasi berdasarkan Ketersediaan identitas Hukum Menurut Kecamatan
di Kota Padang

Berdasarkan Identitas (unit)


No Kecamatan ada Total (unit)
Lengkap Tidak lengkap Jumlah Tidak ada
1 Nanggalo 7 6 13 5 18
2 Kuranji 13 8 21 14 35
3 Padang Timur 8 9 17 6 26
4 Koto Tangah 41 12 53 9 62
5 Lubuk Begalung 17 10 27 3 30
6 Lubuk Kilangan 11 8 19 2 21
7 Bungus Teluk Kabung 4 6 10 0 10
8 Padang Selatan 14 9 24 1 24
9 Pauh 11 8 19 19
10 Padang Barat 9 15 24 24
11 Padang Utara 11 10 21 21
Jumlah 248 40 290
Sumber: Hasil Survey, 2015

Foto Keterangan
Nama site : Rawang Barat
Site ID :35426109
Koordinat : LS :00,979690, BT :100.376660
Datum : WGS 84
Alamat site:
Jl.Mata Air RT.002 /RW. 011 Kel. Mata air Kec. Padang
Selatan Kota Padang Prov. Sumatra barat
Tinggi Menara : SST 26 METER
Berat Menara : 800kg
Kapasitas maks menara :
9 unit antenna RBS 3 Meter
9 unit antenna RBS 1,5 Meter
6 unit antenna MW 1,2 Meter
Tanggal Pemasangan : 18 Maret 2014
Pabrikator : PT. DUTA HITAM JAYA
Kontraktor : PT. KARYA BAKTI METALASRI
Sumber: Hasil Survey, 2015
III - 33 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Taun 2015

3.1 KONDISI FISIK .........................................................................1


3.1.1 Letak Geografis Dan Administrasi .................................................................................... 1
3.1.2 Penggunaan Lahan .................................................................................................................. 4
3.1.3 Hidrologi ..................................................................................................................................... 7
3.1.4 Topografi .................................................................................................................................... 7
3.1.5 Geologi ....................................................................................................................................... 11
3.1.6 Klimatologi ............................................................................................................................... 14
3.1.7 Rawan Bencana Alam........................................................................................................... 14
3.2 KONDISI KEPENDUDUKAN .................................................. 17
3.2.1 Jumlah Dan Sebaran Penduduk........................................................................................ 17
3.3 EKONOMI .............................................................................. 18
3.4 KONDISI SOSIAL BUDAYA ................................................... 20
3.5 JARINGAN TELEKOMUNIKASI .............................................21
3.5.1 Jumlah Tower Telekomunikasi Di Kota Padang Versi DISHUBKOMINFO Kota
Padang 21
3.5.2 Tipologi Tower Telekomunikasi di Kota Padang ...................................................... 31

Gambar 3.1 Peta Administrasi Kota Padang .........................................2


Gambar 3.2 .............................................................................................4
Grafik Luas Wilayah Kota Padang Menurut Kecamatan .........................4
Gambar 3.3 Peta Guna Lahan Kota Padang .........................................6
Gambar 3.4 Peta Ketinggian Kota Padang............................................9
Gambar 3.5 Peta Kelerengan Kota Padang ........................................10
Gambar 3.6 Peta Jenis Tanah Kota Padang .......................................13
Gambar 3.7 Menara Telekomunikasi Berdasarkan Konstruksinya ......32

Tabel 3.1.................................................................................................3

III - 34 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Taun 2015

Ibukota Kecamatan dan Jumlah Kelurahan Menurut Kecamatan pada


Tahun 2013 ............................................................................................3
Tabel 3.2.................................................................................................3
Luas Wilayah Kota Padang Menurut Kecamatan ....................................3
Tabel 3.3.................................................................................................4
Luas Lahan Kota Padang Menurut Jenis Penggunaannya Tahun 2013 ..4
Tabel 3.4.................................................................................................7
Luas Daerah dan Ketinggian Daerah Menurut Kecamatan Tahun 2013 .7
Tabel 3.5............................................................................................... 11
Jenis Batuan Dan Daya Dukungnya ..................................................... 11
Tabel 3.6............................................................................................... 17
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Padang Pada Tahun
2007-2013 (jiwa) ................................................................................... 17
Tabel 3.7............................................................................................... 17
Perkembangan dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Padang Tahun
2003 – 2013 .......................................................................................... 17
Tabel 3.8............................................................................................... 18
PDRB (Milyar Rupiah) dan Kontribusinya (Persentase) Kota Padang
Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha 2007 – 2013 ......18
Tabel 3.9............................................................................................... 19
PDRB (Milyar Rupiah) dan Kontribusinya (Persentase) Kota Padang
Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha 2007 – 2011
.............................................................................................................19
Tabel 3.10............................................................................................. 21
Jumlah Tower Telekomunikasi Perkecamatan di Kota Padang .............21
Tabel 3.11............................................................................................. 22
Sebaran Menara Telekomunikasi Di Kecamatan Bungus Teluk Kabung
.............................................................................................................22
Tabel 3.12............................................................................................. 22
III - 35 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Taun 2015

Sebaran Menara Telekomunkasi Di Kecamatan Nanggalo ................... 22


Tabel 3.13............................................................................................. 23
Sebaran Menara Telekomunikasi Di Kecamatan Kuranji ...................... 23
Tabel 3.14............................................................................................. 24
Sebaran Menara Telekomunikasi di Kecamatan Pauh .......................... 24
Tabel 3.15............................................................................................. 25
Menara Telekomunikasi di Kecamatan Padang Timur .......................... 25
Tabel 3.16............................................................................................. 26
Sebaran Menara Telekomunikasi di Kecamatan Padang Barat ............26
Tabel 3.17............................................................................................. 26
Sebaran Menara Telekomunikasi di Kecamatan Lubuk Kilangan .........26
Tabel 3.18............................................................................................. 27
Sebaran Menara Telekomunikasi di Kecamatan Lubuk Begalung ........27
Tabel 3.19............................................................................................. 28
Sebaran Menara Telekomunikasi di Kecamatan Koto Tangah .............. 28
Tabel 3.20............................................................................................. 30
Sebaran Menara Telekomunikasi di Kecamatan Padang Selatan .........30
Tabel 3.21............................................................................................. 30
Sebaran Menara Telekomunikasi di Kecamatan Padang Utara ............30
Tabel 3.22............................................................................................. 31
Jumlah Tower Telekomunikasi Berdasarkan Konstruksinya Menurut
Kecamatan di Kota Padang ..................................................................31
Tabel 3.23............................................................................................. 32
Jumlah Tower Telekomunikasi berdasarkan Tempat Berdirinya Menurut
Kecamatan ........................................................................................... 32
di Kota Padang ..................................................................................... 32
Tabel 3.24............................................................................................. 33

III - 36 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Taun 2015

Jumlah Tower Telekomunikasi berdasarkan Ketersediaan identitas Hukum


Menurut Kecamatan ................................................................................ 33
di Kota Padang ........................................................................................ 33

III - 37 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

4.1 ANALISIS PERUMUSAN KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENDIRIAN


TOWER TELEKOMUNIKASI DI KOTA PADANG

4.1.1 Kebijakan Pendirian Tower Telekomunikasi

Kebijakan pendirian tower telekomunikasi yang dimaksud adalah kebijakan pemerintah


daerah Kota Padang yang berkaitan dengan tower telekomunikasi.

4.1.1.1 Peraturan Walikota Padang Nomor 9 Tahun 2012

Dalam rangka pendirian tower telekomunikasi, pemohon wajib memiliki izin mendirikan
bangunan menara telekomunikasi dari walikota dengan sebelumnya menyertakan permohonan
tertulis. Pesyaratan administrative untuk mengurusan izin mendirikan bangunan menara
telekomunikasi adalah sebagai berikut:

1. Rekomendasi site plan dari Dinas Komunikasi dan informatika.


2. Status kepemilikan tanah dan banguan.
3. Surat keterangan rencana kota.
4. Rekomendasi dari instansi terkait untuk yang sifat dan peruntukkannya memiliki
karakteristik tertentu.
5. Akta pendirikan perusahaan dan perubahannya yang telah disahkan oleh
kementrian Hukum dan HAM: jika perusahaan melakukan perubahan sruktur
organisasi dan kepemilikan saham.
6. Surat bukti pencacatan dari bursa efek Indonesia (BEI) bagi penyedia menara yang
berstatus perusahaan terbuka.
7. Informasi rencana penggunaan bersama menara telekomunikasi.
8. Persetujuan dari warga sekitar dalam radius sesuai dengan ketinggian menara
telekomunikasi.
9. Dalam hal menggunakan genset sebagai satu daya persyaratan izin gangguan dan
izin genset sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

IV - 1| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

10. Rekomendasi Ketinggian Menara Telekomunikasi.

4.1.2 Strategi Pendirian Tower Telekomunikasi

4.1.2.1 Skema Pengurusan Izin Mendirikan Bangunan Menara Telekomunikasi di Kota


Padang

Secara umum, berikut adalah skema pengurusan IMB menara telekomunikasi di Kota
Padang

Bagan 4.1 Skema Pengurusan IMB Menara Telekomunikasi di Kota Padang

Provider Pusat

Provider Daerah BAPPEDA


Izin Prinsip

Founder
DISHUBKOMINFO BAPEDALDA (UKL/UPL)
Perizinan

DTRTBP (IMB)

Membangun

Sumber: Hasil Survey, 2015


Ket: belum ada koordinasi

IV - 2| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Bagan 4.2 Skema Pengurusan IMB Menara Telekomunikasi di Kota Padang pada
Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi

Provider Pusat

Provider Daerah

Founder BAPPEDA
Perizinan

DISHUBKOMINFO:
1. Rekomendasi dari Kelurahan
dan Kecamatan setempat
2. Hummer Test BAPPEDALDA
3. Pernyataan dari perusahaan
akan meletakkan pembayaran
retribusi setiap tahunnya.
4. Rekomendasi koordinat

DTRTBP

Membangun

Sumber: Hasil Survey, 2015


Ket: belum ada koordinasi

IV - 3| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Bagan 4.3 Skema Pengurusan IMB Menara Telekomunikasi di Kota Padang pada
BAPPEDALDA

Provider Pusat

Provider Daerah

Founder
BAPPEDA

BAPPEDALDA:
DISHUBKOMINFO 1. Sosialisasi ke masyarakat
(pada radius yang sama
dengan tinggi menara)
mengenai bencana (roboh)
2. UKL/UPL (jika ketinggian
menara 30-70m)

DTRTBP

Membangun

Sumber: Hasil Survey, 2015


Ket: belum ada koordinasi

IV - 4| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Bagan 4.4 Skema Pengurusan IMB Menara Telekomunikasi di Kota Padang pada Dinas Tata
Ruang Tata Bangunan Perumahan

Provider Pusat

Provider di Daerah

Founder BAPPEDA

DISHUBKOMINFO BAPPEDALDA

DTRTBP:
1. Survei Lokasi
2. Penetapan
KRK(Keterangan Rencana
Kota)
3. Perhitungan retribusi
IMB
4. Pembayaran retribusi
5. Penyerahan SK KRK dan
IMB

Membangun

Sumber: Hasil Survey, 2015


Ket: belum ada koordinasi

IV - 5| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Tabel 4.1 Kesimpulan Perbandingan Antara Peraturan Bersama Empat Menteri dengan
Perwako Kota Padang

Peraturan Bersama Empat Menteri


(No. 18 Tahun 2009, No.
Perwako Padang No. 9
No. Aspek Penilaian 07/PRT/M/2009, No. Kesimpulan
Tahun 2012
19/Per/M.KOMINFO/03/2009, No.
3/P/2009)
A Mekanisme
1. Persyaratan a. status kepemilikan tanah dan a. Rekomendasi site plan a. Status kepemilikan
administrasif bangunan; dari Dinas Komunikasi tanah dan bangunan
b. surat keterangan rencana kota; dan informatika. b. Rekomendasi dari
c. rekomendasi dari instansi terkait b. Status kepemilikan instansi terkait
khusus untuk kawasan yang sifat tanah dan banguan. untuk kawasan yang
dan peruntukannya memiliki c. Surat keterangan karakteristik
karakteristik tertentu rencana kota. tertentu
d. akta pendirian perusahaan beserta d. Rekomendasi dari c. akta pendirian
perubahan yangtelah disahkan instansi terkait untuk perusahaan beserta
oleh Departemen Hukum dan HAM; yang sifat dan perubahan yangtelah
e. surat bukti pencatatan dari Bursa peruntukkannya disahkan oleh
Efek Indonesia (BEJ) bagi penyedia memiliki karakteristik Departemen Hukum
menara yang berstatus perusahaan tertentu. dan HAM
terbuka; e. Akta pendirikan d. surat bukti pencatatan
f. informasi rencana penggunaan perusahaan dan dari Bursa Efek
bersama menara perubahannya yang Indonesia (BEJ) bagi
g. persetujuan dari warga sekitar telah disahkan oleh penyedia menara yang
dalam radius sesuai dengan kementrian Hukum dan berstatus perusahaan
ketinggian menara; dalam hal HAM: jika perusahaan terbuka
menggunakan genset sebagai catu melakukan perubahan h. informasi rencana
daya dipersyaratkan izin gangguan sruktur organisasi dan penggunaan
dan izin genset. kepemilikan saham. bersama menara
f. Surat bukti pencacatan e. persetujuan dari warga
dari bursa efek sekitar dalam radius
Indonesia (BEI) bagi sesuai dengan
penyedia menara yang ketinggian menara;
berstatus perusahaan dalam hal
terbuka. menggunakan genset
g. Informasi rencana sebagai catu daya
penggunaan bersama dipersyaratkan izin
menara telekomunikasi. gangguan dan izin
h. Persetujuan dari warga genset.
sekitar dalam radius f. Rekomendasi
sesuai dengan ketinggian menara
ketinggian menara telekomunikasi
telekomunikasi.
i. Dalam hal
menggunakan genset
sebagai satu daya
persyaratan izin
gangguan dan izin
genset sesuai dengan
peraturan perundang-
undangan.
j. Rekomendasi
ketinggian menara
telekomunikasi.

IV - 6| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Peraturan Bersama Empat Menteri


(No. 18 Tahun 2009, No.
Perwako Padang No. 9
No. Aspek Penilaian 07/PRT/M/2009, No. Kesimpulan
Tahun 2012
19/Per/M.KOMINFO/03/2009, No.
3/P/2009)
2 Persyaratan a. situasi, denah, tampak, potongan a. Gambar rencana teknis a. situasi, denah,
teknis dan serta perhitungan struktur; bengunan menara tampak, potongan
b. spesifikasi teknis pondasi menara meluputi: situasi, denah, dan serta
meliputi data penyelidikan tanah, tampak, potongan, detail perhitungan
jenis pondasi, jumlah titik pondasi, dan perhitungan struktur;
termasuk geoteknik tanah struktur b. spesifikasi teknis
c. spesifikasi teknis struktur atas b. Spesifikasi teknis pondasi menara
menara, meliput beban tetap pondasi menara meliputi data
(beban sendiri dan beban meliputi data penyelidikan tanah,
tambahan) beban sementara penyelidikan tanah, jenis pondasi,
(angin dan gempa), beban khusus, jenis pondasi, jumlah jumlah titik pondasi,
beban maksimum menara yang titik pondasi, geoteknik termasuk geoteknik
diizinkan, sistem konstruksi tanah tanah
ketinggian menara, dan proteksi c. Spesifikasi teknis c. spesifikasi teknis
terhadap petir struktur atas menara, struktur atas
meliputi beban tetap menara, meliput
dan beban sendiri dan beban tetap (beban
beban tambahan, beban sendiri dan beban
sementara (angin dan tambahan) beban
gempa), beban khusus, sementara (angin
beban maksimum dan gempa), beban
menara telekomunikasi khusus, beban
yang diizinkan, sistem maksimum menara
konstruksi, ketinggian yang diizinkan,
menara, dan proteksi sistem konstruksi
tehadap petir. ketinggian menara,
d. Koordinat rencana dan proteksi
pembangunan menara terhadap petir
telekomunikasi e. Koordinat rencana
pembangunan
menara
telekomunikasi

2 Waktu a. Proses penelitian dan pemeriksaan a. Proses penelitian dan a. Proses penelitian
pengurusan IMB dokumen administrasi dan pemeriksaan dokumen dan pemeriksaan
dokumen teknis paling lama administratif dan dokumen
diselesaikan 14 (empat belas) hari dokumen teknis paling administratif dan
kerja terhitung sejak dokumen lama diselesaikan 7 dokumen teknis
administratif dan dokumen teknis (tujuh) hari kerja paling lama
diterima serta dinyatakan lengkap. terhitung sejak diselesaikan 7
b. Dalam hal dokumen administratif dokumen administratif (tujuh) hari kerja
dan dokumen teknis yang diterima dan dokumen teknis terhitung sejak
belum lengkap, Pemerintah Daerah diterima lengkap dokumen
wajib menyampaikan informasi b. Jika belum lengkap, administratif dan
kepada pemohon paling lama 7 Pemerintah Daerah dokumen teknis
(tujuh) hari kerja terhitung sejak wajib menyampaikan diterima lengkap
dokumen diterima. informasi kepada b. Jika belum lengkap,
c. lzin Mendirikan Bangunan Menara pemohon paling lama 7 Pemerintah Daerah
diterbitkan paling 14 (empat belas) (tujuh) hari kerja wajib
hari kerja terhitung sejak dokumen terhitung sejak menyampaikan
administrasi dan/atau dokumen dokumen diterima. informasi kepada
rencana teknis disetujui. c. IMB menara pemohon paling
d. Kelaikan fungsi bangunan menara telekomunikasi lama 7 (tujuh) hari

IV - 7| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Peraturan Bersama Empat Menteri


(No. 18 Tahun 2009, No.
Perwako Padang No. 9
No. Aspek Penilaian 07/PRT/M/2009, No. Kesimpulan
Tahun 2012
19/Per/M.KOMINFO/03/2009, No.
3/P/2009)
yang berdiri di atas tanah diterbitkan paling lama kerja terhitung sejak
dilakukan dalam jangka waktu 30 14 (empat belas) hari dokumen diterima.
(tiga puluh) tahun, kecuali terjadi kerja sejak dokumen c. IMB menara
kondisi darurat, dan melaporkan administrasi dan telekomunikasi
hasil pemeriksaan kelaikan fungsi dokumen rencana teknis diterbitkan paling
bangunan menara kepada disetujui. lama 14 (empat
bupati/walikota secara berkala belas) hari kerja
setiap tahun. sejak dokumen
administrasi dan
dokumen rencana
teknis disetujui.
3 Instansi Pada peraturan bersama emapat 1. Dinas Perhubungan, 1. Dinas
menteri ini tidak disebutkan secara Komunikasi dan Perhubungan,
rinci instansi yang terlibat dalam Informatika Komunikasi dan
pendirian menara telekomunikasi. 2. Dinas Tata Ruang Informatika
Namun, jika dilihat dari kementerian Bangunan dan 2. Dinas Tata
yang mengeluarkan peraturan Perumahan Ruang
bersama tersebut maka dapat 3. BAPPEDALDA Bangunan dan
dikatakan bahwa instansi yang terkait Perumahan
adalah Dinas Pekerjaan Umum, Dinas 3. BAPPEDALDA
Komunikasi dan Informatika, Badan
Koordinasi Penanaman Modal Kota.
Sumber: Peraturan Bersama Empat Menteri (No. 18 Tahun 2009, No. 07/PRT/M/2009, No. 19/Per/M.KOMINFO/03/2009,

No. 3/P/2009) dan Perwako Padang No 9 Tahun 2012 serta Hasil Analisis, 2015

Berdasarakan tabel diatas dapat dilihat bahwa


- Dapat dikatakan “sesuai” jika, semua point pada kolom “kesimpulan” pada tabel
diatas terpenuhi
- Dikatakan “tidak sesuai” jika, semua point pada kolom “kesimpulan” pada tabel
diatas tidak terpenuhi
Maka berdasarkan hal tersebut diatas, dapat dilakukan penilaian terhadap kondisi
eksisting dengan hasil kesimpulan pada tabel 5.1. Untuk lebih jelasnya mengenai hal ini, dapat
dilihat pada uraian berikut ini

4.1.3 Pembangunan Tower Telekomunikasi

Berikut ini adalah tabel analisis mengenai mekanisme perizinan pembangunan tower
telekomunikasi di Kota Padang

IV - 8| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Tabel 4.2 Analisis Mekanisme Perizinan Pembangunan Tower Telekomunikasi di Kota


Padang Menurut Instansi Yang Terlibat

No. Instansi Standar Eksisting Penilaian


1 BAPPEDA Izin prinsip
2 Dinas 1. Izin Prinsip 1. Izin Prinsip (BAPPEDA) Sesuai
Dishubkominfo 2. Rekomendari dari kelurahan dan 2. Persrtujuan dari RT, RW,
kecamatan kelurahan dan kecamatan
3. Pernyataan dari perusahan akan setempat.
melakukan pembayaran retribusi 3. Hummer test (pihak ketiga)
setiap tahunnya 4. Pernyataan dari perusahan
akan melakukan
pembayaran retribusi setiap
tahunnya

Jangka waktu: 7 hari kerja

2 BAPEDALDA UKL/UPL atau SPPL 1. Melakukan sosialisasi sesuai


kepada masyarakat sekitar
rencana pembangunan
menara (dalam jangkauan
yang sama dengan tinggi
menara)
2. Menerima laporan UKL/UPL
dari pihak pemohon
(ketinggian menara 30-70
m)
3. Mengeluarkan surat izin
lingkungan

Waktu: 14 hari (tidak


termasuk UKL/UPL)

3 Dinas TRTB Persyaratan dalam pegurus IMB a. Persyaratan administratif: Sesuai


Menara Telekomunikasi adalah: 1. Rekomendasi site plan dari
a. Persyaratan administratif: Dinas Komunikasi dan
1. Rekomendasi site plan dari Dinas informatika.
Komunikasi dan informatika. 2. Status kepemilikan tanah
2. Status kepemilikan tanah dan dan banguan.
banguan. 3. Surat keterangan rencana
3. Surat keterangan rencana kota. kota.
4. Rekomendasi dari instansi terkait 4. Rekomendasi dari instansi
untuk yang sifat dan terkait untuk yang sifat dan
peruntukkannya memiliki peruntukkannya memiliki
karakteristik tertentu. karakteristik tertentu.
5. Akta pendirikan perusahaan dan 5. Akta pendirikan perusahaan
perubahannya yang telah disahkan dan perubahannya yang
oleh kementrian Hukum dan Ham: telah disahkan oleh
jika perusahaan melakukan kementrian Hukum dan
perubahan sruktur organisasi dan Ham: jika perusahaan
kepemilikan saham. melakukan perubahan
6. Surat bukti pencacatan dari bursa sruktur organisasi dan
efek Indonesia (BEI) bagi penyedia kepemilikan saham.
menara yang berstatus perusahaan 6. Surat bukti pencacatan dari
terbuka. bursa efek Indonesia (BEI)
7. Informasi rencana penggunaan bagi penyedia menara yang
bersama menara telekomunikasi. berstatus perusahaan

IV - 9| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

No. Instansi Standar Eksisting Penilaian


8. Persetujuan dari warga sekitar terbuka.
dalam radius sesuai dengan 7. Informasi rencana
ketinggian menara telekomunikasi. penggunaan bersama
9. Dalam hal menggunakan genset menara telekomunikasi.
sebagai satu daya persyaratan izin 8. Persetujuan dari warga
gangguan dan izin genset sesuai sekitar dalam radius sesuai
dengan peraturan perundang- dengan ketinggian menara
undangan. telekomunikasi.
10. Rekomendasi ketinggian menara 9. Dalam hal menggunakan
telekomunikasi. genset sebagai satu daya
persyaratan izin gangguan
11. Persyaratan teknis dan izin genset sesuai
1. Gambar rencana teknis bengunan dengan peraturan
menara meluputi: situasi, denah, perundang-undangan.
tampak, potongan, detail dan 10. Rekomendasi ketinggian
perhitungan struktur menara telekomunikasi.
2. Spesifikasi teknis pondasi menara
meliputi data penyelidikan tanah, b. Persyaratan teknis
jenis pondasi, jumlah titik pondasi, a. Gambar rencana teknis
geoteknik tanah bengunan menara meluputi:
3. Spesifikasi teknis struktur atas situasi, denah, tampak,
menara, meliputi beban tetap dan potongan, detail dan
beban sendiri dan beban tambahan, perhitungan struktur
beban sementara (angin dan b. Spesifikasi teknis pondasi
gempa), beban khusus, beban menara meliputi data
maksimum menara telekomunikasi penyelidikan tanah, jenis
yang diizinkan, sistem konstruksi, pondasi, jumlah titik
ketinggian menara, dan proteksi pondasi, geoteknik tanah
tehadap petir. c. Spesifikasi teknis struktur
4. Koordinat rencana pembangunan atas menara, meliputi beban
menara telekomunikasi tetap dan beban sendiri dan
beban tambahan, beban
sementara (angin dan
gempa), beban khusus,
Waktu: beban maksimum menara
a. Proses penelitian dan pemeriksaan telekomunikasi yang
dokumen admiinistratif dan diizinkan, sistem konstruksi,
dokumen teknis paling lama ketinggian menara, dan
diselesaikan 7 (tujuh) hari kerja proteksi tehadap petir.
terhitung sejak dokumen d. Koordinat rencana
administratif dan dokumen teknis pembangunan menara
diterima lengkap telekomunikasi
b. Jika belum lengkap, Pemerintah
Daerah wajib menyampaikan Alur pengurusan IMB Tower
informasi kepada pemohon paling Telekomunikasi:
lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung
sejak dokumen diterima. Pemohon-survey lokasi-blad
c. IMB menara telekomunikasi lokasi-KRK (Keterangan
diterbitkan paling lama 14 (empat Rencana Kota)-penghitungan
belas) hari kerja sejak dokumen retribusi-pembayaran ke bank
administrasi dan dokumen rencana oleh pemohon-penyerahan
teknis disetujui. kwitansi oleh pemohon ke
Dinas TRTB-SK IMB dan SK
KRK- pembangunan.

IMB ini berlaku untuk


seterusnya. Selama tidak ada
perubahan pada stuktur dan

IV - 10| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

No. Instansi Standar Eksisting Penilaian


atau bentuk tower
telekomunikasi

c. Biaya: sesuai dengan


perhitungan retribusi

d. Jangka waktu: 21 hari


kerja

Sumber: Peraturan Bersama Empat Menteri (No. 18 Tahun 2009, No. 07/PRT/M/2009, No. 19/Per/M.KOMINFO/03/2009,
No. 3/P/2009) dan Perwako Padang No 9 Tahun 2012 serta Hasil Analisis, 2015

Berdasaran tabel analisis Mekanisme Perizinan Pembangunan Tower Telekomunikas di


Kota Padang Menurut Instansi Yang Terlibat diatas maka dapat diketahui bahwa muatan materi
Peraturan Bersama Empat Menteri (No. 18 Tahun 2009, No. 07/PRT/M/2009, No.
19/Per/M.KOMINFO/03/2009, No. 3/P/2009) dan Perwako Padang No 9 Tahun 2012 dangan
kondisi eksisting telah sesuai.

Penggunaan menara telekomunikasi bersama (berdasarkan Peraturan Walikota Padang


No 9 Tahun 2012) adalah sebagai berikut:

1. Penyelenggara telekomunikasi atau penyedia menara telekomunikasi yang memiliki


menara atau pengelola menara telekomunikasi, wajib memberikan kesempatan
yang sama tanpa diskriminasi kepada penyelenggara telekomunikasi lain untuk
menggunakan menara miliknya secara bersama-sama sesaui kemampuan teknis
menara.
2. Penyedia menara telekomunikasi atau pengelola menara telekomunikasi wajib
menginformasikan kesediaan kapasitas menaranya kepada calon pengguna menara
telekomunika yang lebih dahulu menyampaikan permintaan penggunaan menara
telekomunikasi dengan tetap memperhatikan kelayakan dan kemampuan
3. Penyedia menara atau pengelola menara wajib mengikuti ketentuan peraturan
perundang-undangan tentang larangan praktek monopoli dan persaingan tidak
sehat.

IV - 11| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Tabel 4.3 Analisis Mekanisme Perizinan Pembangunan Tower Telekomunikasi


di Kota Padang
Peraturan Bersama Empat
Menteri
(No. 18 Tahun 2009, No. Perwako Padang
No. Aspek Penilaian Eksisting Penilaian
07/PRT/M/2009, No. No. 9 Tahun 2012
19/Per/M.KOMINFO/03/2009,
No. 3/P/2009)
A Mekanisme
2. Persyaratan a. status kepemilikan tanah dan a. Rekomendasi a. Persyaratan Kondisi
administrasif bangunan; site plan dari administratif: eksisting sesuai
b. surat keterangan rencana Dinas 1. Rekomendasi dengan
kota; Komunikasi dan site plan dari
persyaratan
c. rekomendasi dari instansi informatika. Dinas
terkait khusus untuk kawasan b. Status Komunikasi administratif
d. yang sifat dan peruntukannya kepemilikan dan yang terdapat
memiliki karakteristik tanah dan informatika. pada Peraturan
tertentu banguan. 2. Status Bersama Empat
e. akta pendirian perusahaan c. Surat kepemilikan Menteri dan
beserta perubahan yangtelah keterangan tanah dan Perwako Padang
disahkan oleh Departemen rencana kota. banguan.
No 9 Tahun
Hukum dan HAM; d. Rekomendasi 3. Surat
f. surat bukti pencatatan dari dari instansi keterangan 2012
Bursa Efek Indonesia (BEJ) terkait untuk rencana kota.
bagi penyedia menara yang yang sifat dan 4. Rekomendasi
berstatus perusahaan peruntukkanny dari instansi
terbuka; a memiliki terkait untuk
g. informasi rencana karakteristik yang sifat dan
penggunaan bersama menara tertentu. peruntukkann
h. persetujuan dari warga e. Akta pendirikan ya memiliki
sekitar dalam radius sesuai perusahaan dan karakteristik
dengan ketinggian menara; perubahannya tertentu.
dalam hal menggunakan yang telah 5. Akta
genset sebagai catu daya disahkan oleh pendirikan
dipersyaratkan izin gangguan kementrian perusahaan
dan izin genset. Hukum dan dan
Ham: jika perubahannya
perusahaan yang telah
melakukan disahkan oleh
perubahan kementrian
sruktur Hukum dan
organisasi dan Ham: jika
kepemilikan perusahaan
saham. melakukan
f. Surat bukti perubahan
pencacatan dari sruktur
bursa efek organisasi dan
Indonesia (BEI) kepemilikan
bagi penyedia saham.
menara yang 6. Surat bukti
berstatus pencacatan
perusahaan dari bursa efek
terbuka. Indonesia
g. Informasi (BEI) bagi
rencana penyedia
penggunaan menara yang
bersama berstatus
menara perusahaan
IV - 12| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Peraturan Bersama Empat


Menteri
(No. 18 Tahun 2009, No. Perwako Padang
No. Aspek Penilaian Eksisting Penilaian
07/PRT/M/2009, No. No. 9 Tahun 2012
19/Per/M.KOMINFO/03/2009,
No. 3/P/2009)
telekomunikasi. terbuka.
h. Persetujuan 7. Informasi
dari warga rencana
sekitar dalam penggunaan
radius sesuai bersama
dengan menara
ketinggian telekomunikas
menara i
telekomunikasi. 8. Persetujuan
i. Dalam hal dari warga
menggunakan sekitar dalam
genset sebagai radius sesuai
satu daya dengan
persyaratan izin ketinggian
gangguan dan menara
izin genset telekomunikas
sesuai dengan i.
peraturan 9. Dalam hal
perundang- menggunakan
undangan. genset sebagai
j. Rekomendasi satu daya
ketinggian persyaratan
menara izin gangguan
telekomunikasi. dan izin genset
sesuai dengan
peraturan
perundang-
undangan.
10. Rekomendasi
ketinggian
menara
telekomunikas
i.
2 Persyaratan a. situasi, denah, tampak, a. Gambar rencana 1. Gambar rencana Kondisi
teknis potongan dan serta teknis bengunan teknis bengunan eksisting sesuai
perhitungan struktur; menara menara dengan
b. spesifikasi teknis pondasi meluputi: meluputi:
persyaratan
menara meliputi data situasi, denah, situasi, denah,
penyelidikan tanah, jenis tampak, tampak, teknis yang
pondasi, jumlah titik pondasi, potongan, detail potongan, detail terdapat pada
termasuk geoteknik tanah dan perhitungan dan perhitungan Peraturan
c. spesifikasi teknis struktur atas struktur struktur Bersama Empat
menara, meliput beban tetap b. Spesifikasi 2. Spesifikasi Menteri dan
(beban sendiri dan beban teknis pondasi teknis pondasi Perwako Padang
tambahan) beban sementara menara meliputi menara meliputi
No 9 Tahun
(angin dan gempa), beban data data
khusus, beban maksimum penyelidikan penyelidikan 2012
menara yang diizinkan, sistem tanah, jenis tanah, jenis
konstruksi ketinggian menara, pondasi, jumlah pondasi, jumlah
dan proteksi terhadap petir titik pondasi, titik pondasi,
geoteknik tanah geoteknik tanah
c. Spesifikasi 3. Spesifikasi
IV - 13| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Peraturan Bersama Empat


Menteri
(No. 18 Tahun 2009, No. Perwako Padang
No. Aspek Penilaian Eksisting Penilaian
07/PRT/M/2009, No. No. 9 Tahun 2012
19/Per/M.KOMINFO/03/2009,
No. 3/P/2009)
teknis struktur teknis struktur
atas menara, atas menara,
meliputi beban meliputi beban
tetap dan beban tetap dan beban
sendiri dan sendiri dan
beban beban
tambahan, tambahan,
beban beban
sementara sementara
(angin dan (angin dan
gempa), beban gempa), beban
khusus, beban khusus, beban
maksimum maksimum
menara menara
telekomunikasi telekomunikasi
yang diizinkan, yang diizinkan,
sistem sistem
konstruksi, konstruksi,
ketinggian ketinggian
menara, dan menara, dan
proteksi tehadap proteksi
petir. tehadap petir.
d. Koordinat 4. Koordinat
rencana rencana
pembangunan pembangunan
menara menara
telekomunikasi telekomunikasi

2 Waktu a. Proses penelitian dan a. Proses 42 hari Terdapat


pengurusan IMB pemeriksaan dokumen penelitian dan perbedaan
administrasi dan dokumen pemeriksaan waktu
teknis paling lama diselesaikan dokumen
pengurusan IMB
14 (empat belas) hari kerja administratif
terhitung sejak dokumen dan dokumen pada kondisi
administratif dan dokumen teknis paling eksisting dengan
teknis diterima serta lama persyaratan
dinyatakan lengkap. diselesaikan 7 teknis yang
b. Dalam hal dokumen (tujuh) hari terdapat pada
administratif dan dokumen kerja terhitung Peraturan
teknis yang diterima belum sejak dokumen
Bersama Empat
lengkap, Pemerintah Daerah administratif
wajib menyampaikan informasi dan dokumen Menteri dan
kepada pemohon paling lama 7 teknis diterima Perwako Padang
(tujuh) hari kerja terhitung lengkap No 9 Tahun
sejak dokumen diterima. b. Jika belum 2012
c. lzin Mendirikan Bangunan lengkap,
Menara diterbitkan paling 14 Pemerintah
(empat belas) hari kerja Daerah wajib
terhitung sejak dokumen menyampaikan
administrasi dan/atau informasi
dokumen rencana teknis kepada
disetujui. pemohon paling
IV - 14| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Peraturan Bersama Empat


Menteri
(No. 18 Tahun 2009, No. Perwako Padang
No. Aspek Penilaian Eksisting Penilaian
07/PRT/M/2009, No. No. 9 Tahun 2012
19/Per/M.KOMINFO/03/2009,
No. 3/P/2009)
d. Kelaikan fungsi bangunan lama 7 (tujuh)
menara yang berdiri di atas hari kerja
tanah dilakukan dalam jangka terhitung sejak
waktu 30 (tiga puluh) tahun, dokumen
kecuali terjadi kondisi darurat, diterima.
dan melaporkan hasil c. IMB menara
pemeriksaan kelaikan fungsi telekomunikasi
bangunan menara kepada diterbitkan
bupati/walikota secara berkala paling lama 14
setiap tahun. (empat belas)
hari kerja sejak
dokumen
administrasi dan
dokumen
rencana teknis
disetujui.
3 Instansi 1. Dinas 1. BAPPEDA Terdapat
Perhubungan, 2. Dinas perbedaan pada
Komunikasi komunikasi dan Instansi yang
dan informatika terlibat dalam
Informatika 3. Dinas tata pengurusan IMB
2. Dinas Tata ruang dan tata menara
Ruang dan bangunan telekomunikasi
Tata Bangunan 4. BAPEDALDA eksisting di Kota
3. BAPPEDALDA Padang dengan
Perwako Padang
No 9 tahun 2012
Sumber: Peraturan Bersama Empat Menteri (No. 18 Tahun 2009, No. 07/PRT/M/2009, No. 19/Per/M.KOMINFO/03/2009,
No. 3/P/2009) dan Perwako Padang No 9 Tahun 2012 serta Hasil Analisis, 2015

4.1.4 Perpanjangan
IMB menara telekomunikasi berlaku untuk seterusnya. Selama tidak ada perubahan
pada stuktur dan atau bentuk tower telekomunikasi

4.2 ANALISIS JARINGAN TELEKOMUNIKASI BERDASARKAN RTRW


KOTA PADANG TAHUN 2010-2030
Berdasarkan RTRW Kota Padang Tahun 2010-2030 rencana pengembangan jaringan
telekomunikasi adalah sebagai berikut:
a. Pengembangan Telekomunikasi Jaringan Teresterial dilakukan dengan:

IV - 15| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

1. Pengembangan jaringan telepon kabel, harus dikembangkan secara bertahap


dan ekonomis sesuai dengan kebutuhan serta arah pengembangan kota;
2. Pengembangan sistem jaringan telekomunikasi bawah tanah lebih diarahkan
pada pengembangan sistem ducting dan dilakukan terpadu dengan sistem
jaringan bawah tanah lainnya.

b. Pengembangan Telekomunikasi Satelit dilakukan sebagai berikut :


1. Pola penyebaran titik lokasi menara telekomunikasi dibagi dalam kawasan
berdasarkan pola sifat lingkungan, kepadatan bangunan dan bangun-bangunan
serta kepadatan jasa telekomunikasi yang lokasi persebarannya ditetapkan
dengan Peratuan Walikota dengan kriteria sebagai berikut :
Kriteria Kawasan I
 Lokasi yang kepadatan bangunan bertingkat dan bangun-bangunan serta
kepadatan penggunaan/pemakaian jasa telekomunikasi padat;
 Penempatan titik lokasi menara telekomunikasi pada permukaan tanah
hanya untuk menara tunggal, kecuali untuk kepentingan bersama beberapa
operator dapat dibangun Menara Rangka dan Menara Bersama;
 Menara telekomunikasi dapat didirikan di atas tanah dan di atas bangunan
dengan memperhatikan keamanan, keselamatan, estetika dan keserasian
lingkungan;
Kriteria Kawasan II
 Lokasi yang kepadatan bangunan bertingkat dan bangun-bangunan kurang
padat.
 Penempatan titik lokasi menara telekomunikasi pada permukaan tanah
dapat dilakukan untuk Menara Rangka dan Menara Tunggal.
 Menara telekomunikasi dapat didirikan di atas bangunan jika tidak
dimungkinkan didirikan di atas permukaan tanah dengan memperhatikan
keamanan, keselamatan, estetika dan keserasian lingkungan;
Kriteria Kawasan III
 Lokasi dimana kepadatan bangunan bertingkat dan bangun-bangunan tidak
padat.
 Penempatan titik lokasi menara telekomunikasi pada permukaan tanah
dapat dilakukan untuk Menara Rangka dan Menara Tunggal tinggi
maksimum 52 meter dari permukaan tanah dengan memperhatikan
keamanan, keselamatan, estetika dan keserasian lingkungan.
 tidak diperkenankan mendirikan menara telekomunikasi di atas bangunan
bertingkat
2. Menara Telekomunikasi dibangun sesuai dengan kaidah penataan ruang kota,
keamanan dan ketertiban, lingkungan, estetika dan kebutuhan telekomunikasi
pada umumnya;
IV - 16| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

3. Pengaturan zona-zona pembangunan menara transmisi selular (BTS), terutama


yang berada di pusat kota dan pada bangunan-bangunan bertingkat, agar sesuai
dengan kriteria teknis, kriteria keselamatan penerbangan dan kriteria
keindahan kota serta mempertimbangkan pengaruh bencana alam;
4. Penggunaan Menara Bersama sebagaimana diatur dalam peraturan penggunaan
menara bersama;
5. Perlu disusun masterplan pengaturan menara telekomunikasi di Kota Padang
dengan memperhatikan rencana tata ruang kota;

Berdasarkan hal tersebut diatas, berdasarkan RTRW Kota Padang tahun 2010-2030 pada
rencana jaringan telekomunikasi di Kota Padang hanya menyajikan kawasan pelayanan
telekomunikasi. Pada rencana jaringan telekomunikasi tersebut tidak meyajikan titik-titik
sebaran menara telekomunikasi dan jaringan telemunikasi. Untuk lebih jelannya dapat dilihat
pada peta berikut ini

IV - 17| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Gambar 4.1 Peta Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi pada RTRW Kota Padang Tahun
2010-2030

IV - 18| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Gambar 4.2 Peta Jaringan Telekomunikasi Eksisting di Kota Padang


*

IV - 19| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

4.3 ANALISIS KONDISI FISIK LINGKUNGAN KOTA PADANG


Berdasarkan RTRW Kota Padang tahun 2010-2030, Kota Padang terdiri atas 3 (tiga)
kawasan. Yakni kawasan lindung, kawasan penyangga dan kawasan budidaya. untuk lebih
jelasnya dapat dilhat pada tabel berikut ini

Tabel 4.4 Luas Daratan Kota Padang Berdasarkan Peruntukan Kawasannya

Luas
No. Peruntukan Kawasan
Ha %
1 Kawasan lindung 36.606,91 52,67
2 Kawasan penyangga 10.615,65 15,28
3 Kawasan budidaya 22.273,44 32,05
Total 69.496 100
Sumber: RTRW Kota Padang Tahun 2010-2030

Pada Peraturan Bersama Empat Menteri yakni Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan
Umum, Menteri Komunikasi Dan Informatika Dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
(No. 18 Tahun 2009, No. 07/PRT/M/2009, No. 19/Per/M.KOMINFO/03/2009, No. 3/P/2009)
tentang pedoman pembangunan dan penggunaan bersama menara telekomunikasi, menyatakan
bahwa terdapat beberapa kawasan yang sifat dan peruntuannya memiliki karakteristik
tertentu. Hal ini juga sejalan dengan Perwako Padang No 9 Tahun 2012.

Tabel 4.5 Kawasan Yang Sifat Dan Peruntukannya Memiliki Karakteristik Tertentu

Peraturan Bersama Empat Menteri


No. (No. 18 Tahun 2009, No. 07/PRT/M/2009, No. Perwako Padang No 9 Tahun 2012
19/Per/M.KOMINFO/03/2009, No. 3/P/2009)
1 Kawasan bandar udara/pelabuhan Kawasan bandar udara/pelabuhan
2 Kawasan cagar budaya Kawasan cagara budaya
3 Kawasan hutan lindung Kawasan hutan lindung
4 Kawasan pariwisata Kawasan pariwisata
5 Kawasan istana kepresidenan Kawasan yang karena fungsinya
memiliki atau memerlukan tingkat
keamanan dan kerahasiaan tinggi
6 Kawasan yang karena fungsinya memiliki atau Kawasan pengendalian ketat lainnya
memerlukan tingkat keamanan dan kerahasiaan
tinggi
7 Kawasan pengendalian ketat lainnya
Sumber: Peraturan Bersama Empat Menteri (No. 18 Tahun 2009, No. 07/PRT/M/2009, No. 19/Per/M.KOMINFO/03/2009,
No. 3/P/2009) dan Perwako Padang No 9 Tahun 2012

IV - 20| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Pada tabel diatas berisikan tentang kawasan-kawasan yang sifat dan peruntukannya
memiliki karakteristik tertentu. Pembangunan menara pada kawasan-kawasan tersebut diatas
wajib memenuhi ketentuan perundang-undangan untuk kawasan tersebut
Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan, tidak terdapat tower telekomunikasi
pada hutan lindung di Kota Padang

IV - 21| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Gambar 4.3 Peta Sebaran Tower Telekomunikasi Pada Kawasan Lindung Di Kota Padang

IV - 22| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Peta Sebaran Tower Telekomunikasi Pada Kawasan Budidaya Di Kota Padang

IV - 23| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

4.4 ANALISIS STRUKTUR DAN POLA RUANG KOTA PADANG


Dalam pembangunan tower telekomunikasi di suatu wilayah, salah satu hal perlu
diperhatikan adalah rencana tata ruang wilayah tersebut. Untuk itu, dalam analisis review
masterplan jaringan telekomunikasi ini diperlukan analisis sebaran tower telekomunikasi
eksisting dengan struktur dan pola ruang Kota padang menurut RTRW Kota Padang Tahun
2010-2030. Analisis ini juga dikaitkan dengan kawasan yang diteapkan sebagai kawasan yang
sifat dan peruntukannya memiliki karakteristik tertentu menurut Peraturan Bersama Empat
Menteri (No. 18 Tahun 2009, No. 07/PRT/M/2009, No. 19/Per/M.KOMINFO/03/2009, No.
3/P/2009).

Jika dikaitkan dengan kawasan budidaya yang termasuk dalam kawasan dengan yang
sifat dan peruntukannya memiliki karakteristik tertentu menurut Peraturan Bersama Empat
Menteri terdapat beberapa tower telekomunikasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut ini

Berikut ini adalah peta struktur dan pola ruang Kota Padang menurut RTRW Kota
Padang Tahun 2010-2030

IV - 24| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Gambar 4.4 Peta Struktur Rung Kota Padang (RTRW Kota Padang 2010-2030)

IV - 25| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Gambar 4.5 Peta Pola Ruang (RTRW Kota Padang 2010-2030)

IV - 26| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Tabel 4.6 Analisis Struktur Dan Pola Ruang Kota Padang Terhadap Kawasan Tertentu
Menurut Peraturan Bersama Empat Menteri

RTRW Peraturan Bersama Empat Menteri Lokasi/titik kordinat Penilaian


Kota (No. 18 Tahun 2009, No.
Padang 07/PRT/M/2009, No.
Tahun 19/Per/M.KOMINFO/03/2009, No.
2010- 3/P/2009)
2030
Budidaya Kawasan bandar udara/pelabuhan Lat -0,996565 perlu dilakukan
Long 100,371078 Teluk perlakuan khusus pada
Bayur (Telkomsel) menara telekomunikasi
Kawasan cagar budaya - yang terdapat di
Kawasan hutan lindung - kawasan dengan
Kawasan pariwisata - kawasan dengan yang
Kawasan istana kepresidenan - sifat dan peruntukannya
Kawasan yang karena fungsinya memiliki karakteristik
memiliki atau memerlukan tingkat tertentu
keamanan dan kerahasiaan tinggi
Kawasan pengendalian ketat lainnya Lat-0,885056
Long 100,351667
Parupuak Tabing
(Telkomsel)
Sumber: Peraturan Bersama Empat Menteri (No. 18 Tahun 2009, No. 07/PRT/M/2009, No. 19/Per/M.KOMINFO/03/2009,
No. 3/P/2009), RTRW Kota Padang 2010-2030, dan ArcGis 2015

Tabel 4.7 Analisis Struktur Dan Pola Ruang Kota Padang

RTRW Kota Padang Lokasi/titik kordinat Penilaian


Tahun 2010-2030

penyangga Lat -0,98594 Terdapat 3 menara


Long 100,35943 Air telekomunikasi di
manis (Telkomsel) kawasan penyangga
Kota Padang sehingga
-0,9863
perlu dilakukan
100,40135
perlakuan khusus pada
Pengambiaran Ampalu
menara telekomunikasi
(Telkomsel)
yang terdapat di
-1,00781
kawasan dengan
100,39111 (Telkomsel)
kawasan dengan yang
sifat dan
peruntukannya
memiliki karakteristik
tertentu
Sumber: RTRW Kota Padang 2010-2030 dan ArcGis 2015, Hasil Analisis 2015

IV - 27| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

4.4.1 Analisis Sebaran Tower Telekomunikasi Berdasarkan Fungsi Kawasan di


Kota Padang

Analisis ini dilakukan dengan cara mengoverlay peta pola ruang Kota Padang dengan
peta sebaran tower telekomunikasi eksisting di Kota Padang. Berdasarkan analisis tersebut
ditemukan fungsi kawasan yang paling banyak terdapat tower telekomunikasi didalamnya.
Berikut ini adalah peta sebaran tower telekomunikasi perkecamatan di Kota Padang

IV - 28| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Gambar 4.6 Peta Fungsi Kawasan di Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kota Padang

IV - 29| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Gambar 4.7 Peta Fungsi Kawasan di Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang

IV - 30| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Gambar 4.8 Peta Fungsi Kawasan di Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang

IV - 31| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Gambar 4.9 Peta Fungsi Kawasan di Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang

IV - 32| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Gambar 4.10 Peta Fungsi Kawasan di Kecamatan Padang Timur, Kota Padang

IV - 33| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Gambar 4.11 Peta Fungsi Kawasan di Kecamatan Padang Barat, Kota Padang

IV - 34| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Gambar 4.12 Peta Fungsi Kawasan di Kecamatan Padang Utara, Kota Padang

IV - 35| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Gambar 4.13 Peta Fungsi Kawasan di Kecamatan NAnggalo, Kota Padang

IV - 36| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Gambar 4.14 Peta Fungsi Kawasan di Kecamatan Kuranji, Kota Padang

IV - 37| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Gambar 4.15 Peta Fungsi Kawasan di Kecamatan Pauh, Kota Padang

IV - 38| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Gambar 4.16 Peta Fungsi Kawasan di Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang

IV - 39| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Tabel 4.8 Rekapitulasi Jumlah Tower Telekomunikasi Berdasarkan Fungsi Kawasan Di Kota Padang

Jumlah Tower Telekomunikasi Berdasarkan Fungsi Kawasan (unit)


Kawasan Lindung Kawasan Budidaya
Cagar
No Kecamatan Budaya Kawasan Total
Sempadan Sabuk Perdagangan (unit)
Kota Tua Sawah Perumahan Pendidikan Sarana Industri
Pantai Hijau dan Jasa
Pondok Tinggi
Muaro
1 Bungus Teluk
3 2 4 1 10
Kabung
2 Lubuk Kilangan 9 5 7 21
3 Lubuk Begalung 3 3 16 8 30
4 Padang Selatan 3 13 5 2 23
5 Padang Timur 17 6 3 26
6 Padang Barat 5 18 1 24
7 Padang Utara 4 18 22
8 Nanggalo 15 3 18
9 Kuranji 6 25 4 35
10 Pauh 3 12 4 19
11 Koto Tangah 5 41 16 62
Jumlah 3 5 6 19 156 83 4 6 8 290
Sumber: Hasil Survey, 2015

IV - 40| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tower telekomunikasi di Kota Padang
paling banyak terdapat di Kecamatan Koto Tangah yakni sebanyak 48 unit dan paling sedikit
terdapat di Kecamatan Bungus Teluk Kabung yaitu sebanyak 5 unit.
Jika dlihat berdasarkan fungsi kawasan yang ada di Kota Padang, tower telekomunikasi
banyak terdapat di kawasan perumahan yakni sebanyak 136 unit. Dan yang paling sedikit
terdapat di sempadan pantai yaitu sebanyak 3 unit.

4.5 ANALISIS KEBUTUHAN TOWER TELEKOMUNIKASI DAN


JARINGAN TELEKOMUNIKASI DI KOTA PADANG

Analisis kebutuhan tower telekomunikasi di Kota Padang menggunakan rumus yang


pada Buletin Pos Dan Telekomunikasi, Vol. 12 No. 4 Desember 2014: 269-278. Analisis-analisis
tersebut adalah:

1. Analisis Proyeksi Penduduk Kota Padang


Analisis proyeksi penduduk dilakukan sesuai dengan tahun perencanaan sebuah
masterplan, yakni 20 tahun. Dengan laju pertumbuhan Kota Padang perkecamatan adalah
sebagai berikut
Tabel 4.9 Laju Pertumbuhan Penduduk di Kota Padang

Laju
No Kecamatan Pertumbuhan
Penduduk
1 Bungus Teluk Kabung 0.002
2 Lubuk Kilangan 0.034
3 Lubuk Begalung 0.014
4 Padang Selatan -0.008
5 Padang Timur -0.012
6 Padang Barat -0.038
7 Padang Utara -0.010
8 Nanggalo 0.005
9 Kuranji 0.024
10 Pauh 0.036
11 Koto Tangah 0.017
Sumber: Hasil Analisis, 2015
Berdasarkan tabel laju pertumbuhan penduduk Kota Padang di atas, maka dapat dilakukan
analisis proyeksi penduduk untuk 20 tahun yang akan datang. Berikut ini adalah tabel
analisis proyeksi penduduk Kota Padang tahun hingga tahun 2035.

IV - 41| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Tabel 4.10 Analisis Proyeksi Penduduk Kota Padang 2015-2035

Keca-
No 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
matan
Bungus
1 Teluk 23.969 24.024 24.080 24.135 24.191 24.247 24.303 24.359 24.416 24.472 24.529
Kabung
2 Lubuk 55.404 57.273 59.205 61.202 63.266 65.401 67.607 69.887 72.245 74.682 77.201
Kilangan
3 Lubuk 116.398 118.022 119.669 121.339 123.032 124.749 126.489 128.254 130.043 131.858 133.698
Begalung
4 Padang 57.875 57.428 56.985 56.545 56.108 55.675 55.244 54.818 54.394 53.974 53.557
Selatan
5 Padang 76.939 76.030 75.132 74.244 73.367 72.500 71.644 70.798 69.961 69.135 68.318
Timur
6 Padang 42.373 40.766 39.219 37.732 36.300 34.923 33.598 32.324 31.098 29.918 28.783
Barat
7 Padang 68.725 68.071 67.423 66.782 66.146 65.517 64.894 64.277 63.665 63.059 62.460
Utara
8 Nanggalo 59.714 60.005 60.297 60.591 60.886 61.182 61.480 61.780 62.080 62.383 62.686
9 Kuranji 142.423 145.862 149.384 152.991 156.685 160.468 164.343 168.311 172.375 176.537 180.799
10 Pauh 69.632 72.146 74.750 77.449 80.245 83.142 86.143 89.253 92.476 95.814 99.273

11 Koto 180.555 183.625 186.748 189.923 193.153 196.438 199.778 203.175 206.630 210.144 213.718
Tangah
Jumlah 894.007 903.252 912.892 922.932 933.380 944.241 955.524 967.235 979.383 991.976 1.005.022

IV - 42| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Sambungan…
Keca-
No 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035
matan
1 Bungus
Teluk 24.586 24.643 24.700 24.757 24.814 24.871 24.929 24.987 25.044 25.102
Kabung
2 Lubuk
79.805 82.497 85.280 88.157 91.131 94.205 97.382 100.667 104.063 107.573
Kilangan
3 Lubuk
135.563 137.455 139.372 141.317 143.289 145.288 147.315 149.371 151.455 153.568
Begalung
4 Padang
53.144 52.733 52.326 51.922 51.521 51.123 50.728 50.336 49.947 49.561
Selatan
5 Padang
67.511 66.714 65.926 65.147 64.377 63.617 62.865 62.123 61.389 60.664
Timur
6 Padang
27.691 26.641 25.630 24.658 23.722 22.822 21.957 21.124 20.322 19.551
Barat
7 Padang
61.865 61.277 60.694 60.116 59.545 58.978 58.417 57.861 57.311 56.766
Utara
8 Nanggalo 62.992 63.298 63.607 63.916 64.227 64.540 64.854 65.170 65.488 65.806
9 Kuranji 185.165 189.635 194.214 198.904 203.706 208.625 213.662 218.821 224.104 229.515
10 Pauh 102.857 106.570 110.418 114.404 118.534 122.813 127.247 131.841 136.600 141.532
11 Koto
217.352 221.048 224.807 228.630 232.518 236.472 240.493 244.583 248.742 252.972
Tangah
1.018.530 1.032.511 1.046.973 1.061.927 1.077.384 1.093.354 1.109.850 1.126.883 1.144.466 1.162.611
Jumlah
Sumber: Hasil Analisis, 2015

IV - 43| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

2. Pertumbuhan Jumlah Pelanggan Seluler di Kota Padang


Jumlah pelanggan merupaan salah satu faktor penting dalam perencanaan jaringan seluler.
Menara/tower telekomunikasi yang akan dibangun harus mampu mencakup jumlah
pelanggan yang ada pada suatu wilayah tertentu. Karena jumlah pelanggan menentukan
trafik dan kualitas jaringan seluler yang ada.
Berdasarkan Kementerian Komunikasi Dan Informatika (2011) teledensi seluler yang
terdapat di wilayah Kota Padang adalah 40% hal ini menunjukkan sekitar 40 orang
pengguna seluler untuk setiap 100 penduduk. Dari data teledensi wilayah Sumatera
tersebut, maka jumla pengguna telepon bergerak seluler untuk Kota Padang dapat
diketahui perkiraannya dengan rumus asumsi teledensi seluler. Berikut ini adalah tabel
estimasi jumlah pelanggan seluler di Kota Padang
Tabel 4.11 Analisis Jumlah Pertumbuhan Pelanggan Seluler di Kota Padang
No Kecamatan 2015 2020 2025 2030 2035
Bungus Teluk
1 9.587 9.699 9.812 9.926 10.041
Kabung
2 Lubuk Kilangan 22.162 26.160 30.880 36.452 43.029
3 Lubuk Begalung 46.559 49.899 53.479 57.316 61.427
4 Padang Selatan 23.150 22.270 21.423 20.608 19.825
5 Padang Timur 30.775 29.000 27.327 25.751 24.265
6 Padang Barat 16..949 13.969 11.513 9.489 7.821
7 Padang Utara 27..490 26.207 24.984 23.818 22.706
8 Nanggalo 23..886 24.473 25.075 25.691 26.323
9 Kuranji 56.969 64.187 72.320 81.482 91.806
10 Pauh 27.853 33.257 39.709 47.414 56.613
11 Koto Tangah 72.222 78.575 85.487 93.007 101.189
Jumlah 357.603 377.697 402.009 430.953 465.045
Sumber: Hasil Analisis, 2015

3. Perhitungan Kapasitas Trafik


Prediksi volume trafik diperngaruhi oleh dua hal, yaitu jumlah user dan volume trafik per
user. Perhitungan user/pelanggan dilakukan dengan memperhatikan jumlah penduduk di
suatu daerah dengan periode tertentu. Sedangkan perhitungan jumlah volume trafik per
user/pelanggan dilakukan dengan memperhatikan jumlah rata-rata panggilan yang
dilakukan pada jam sibuk serta lamanya pembicaraan. Jumlah trafik total adalah trafik tiap
pelanggan pada jam sibuk.
Untuk area urban, lama rata-rata panggilan atau menerima panggilan untuk setiap telepon
seluler per hari pada jam sibuk adalah 3 menit perhari. Untuk daerah sub-urban adalah 2
menit perhari, dan I menit perhari untuk daerah rural. (Fauzy, 2003 dalam Buletin Pos Dan
Telekomunikasi, Vol. 12 No. 4 Desember 2014: 269-278)
Dalam merencanakan jumlah kebutuhan BTS, terdapat parameter-parameter yang akan
digunakan. Parameter-parameter ini merupakan data awal, yaitu:

IV - 44| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

 Kota Padang termasuk ke dalam wilayah urban dengan lama rata-rata panggilan
untuk setiap seluler adalah 3 menit per hari pada jam sibuk untuk urban.
 Jumlah panggilan per-pelanggan didefinisikan sebagai n =1/jam sibuk, maka
offered trafik per-pelanggan adalah : b= (nxT)/60
 Wilayah urban = (1x3)/60 = 50 mErlang
 Grade Of Service (GOS) = 2%
 Konfigurasi rata-rata BTS di Kota Padang adalah :
 Menggunakan 3 sektor antena dengan konfigurasi3x3x3;
 1 sektor terdiri dari 3 TRX;
 1 TRX terdiri dari 8 timeslot
 3 TRX = 3 x 8 = 24 timeslot;
 Setiap Sektor membutuhkan 1 kanal BCCH (BroadcastControl Channel) dan 1
kanal SDCCH (StandaloneDedicated Control Channel) yang berguna untuk
broadcast sinyal dan mengatur panggilan setiap pelanggan. Jadi 1sektor yang
terdiri dari 4 TRX mampu melayani 24 - 2 =22 Kanal.
 Kapasitas 1 sektor antena BTS dengan asumsi GOS 2% =14,90 Erlang.
 Kapasitas 1 BTS yang terdiri dari 3 antena sektoral yangdidukung 3 TRX per
antena adalah 3 x 14,90 = 44,7Erlang.

Sehingga total trafik yang dibangkitkan pelanggan seluler untuk kota Padang dapat dilihat
pada tabel berikut ini
Tabel 4.12 Analisis Jumlah Kebutuhan Trafik di Kota Padang

No Kecamatan 2015 2020 2025 2030 2035


Bungus Teluk
1 479 485 491 496 502
Kabung
2 Lubuk Kilangan 1.108 1.308 1.544 1.823 2.151
3 Lubuk Begalung 2.328 2.495 2.674 2.866 3.071
4 Padang Selatan 1.158 1.113 1.071 1.030 991
5 Padang Timur 1.539 1.450 1.366 1.288 1.213
6 Padang Barat 847 698 576 474 391
7 Padang Utara 1.374 1.310 1.249 1.191 1.135
8 Nanggalo 1.194 1.224 1.254 1.285 1.316
9 Kuranji 2.848 3.209 3.616 4.074 4.590
10 Pauh 1.393 1.663 1.985 2.371 2.831
11 Koto Tangah 3.611 3.929 4.274 4.650 5.059
Jumlah 17.880 18.885 20.100 21.548 23.252
Sumber: Hasil Analisi, 2015

IV - 45| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

4. Kebutuhan BTS Dan Tower Telekomunikasi


Jumlah BTS pada suatu wilayah mempengaruhi kualitas sinyal seluser pada wilayah
tersebut. Untuk itu perlu dilakukan analisis kebutuhan BTS di Kota Padang. Berikut ini
tabel hasil analsis kebutuhan BTS di Kota Padang
Tabel 4.13 Analisis Kebutuhan BTS di Kota Padang

No Kecamatan 2015 2020 2025 2030 2035


Bungus Teluk
1 11 11 11 11 11
Kabung
2 Lubuk Kilangan 25 29 35 41 48
3 Lubuk Begalung 52 56 60 64 69
4 Padang Selatan 26 25 24 23 22
5 Padang Timur 34 32 31 29 27
6 Padang Barat 19 16 13 11 9
7 Padang Utara 31 29 28 27 25
8 Nanggalo 27 27 28 29 29
9 Kuranji 64 72 81 91 103
10 Pauh 31 37 44 53 63
11 Koto Tangah 81 88 96 104 113
Jumlah 400 422 450 482 520
Sumber: Hasil Analisis, 2015

Berdasarkan tabel diatas padat dilihat bahwa pada tahun rencana dibutuhkan 520 BTS. Jika
pada satu tower bersama terdapat 3 BTS maka dapat diketahui kebutuhan tower
telekomunikai bersama yang dibutuhkan di Kota Padang hingga tahun rencana. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 4.14 Analisis Kebutuhan Jumlah Tower Bersama di Kota Padang

No Kecamatan 2015 2020 2025 2030 2035


Bungus Teluk
1 4 4 4 4 4
Kabung
2 Lubuk Kilangan 8 10 12 14 16
3 Lubuk Begalung 17 19 20 21 23
4 Padang Selatan 9 8 8 8 7
5 Padang Timur 11 11 10 10 9
6 Padang Barat 6 5 4 4 3
7 Padang Utara 10 10 9 9 8
8 Nanggalo 9 9 9 10 10
9 Kuranji 21 24 27 30 34
10 Pauh 10 12 15 18 21
11 Koto Tangah 27 29 32 35 38
Jumlah 133 141 150 161 173
Sumber: Hasil Analisis, 2015
Berdasarkan hasil analisis diatas, kebutuhan tower bersama pada tahun rencana (2035) di
Kota Padang adalah 173 unit dengan Kecamatan Koto Tangah yang paling banyak

IV - 46| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

membutuhkan yakni sebanyak 38 unit. Sedangkan kecamatan yang paling sedikit


membutuhkan tower bersama adalah Kecamatan Padang Barat yakni sebanyak 3 unit.

IV - 47| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

4.1 ANALISIS PERUMUSAN KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENDIRIAN TOWER


TELEKOMUNIKASI DI KOTA PADANG ................................................................................................... 1

4.1.1 Kebijakan Pendirian Tower Telekomunikasi .................................................................... 1

4.1.1.1 Peraturan Walikota Padang Nomor 9 Tahun 2012 ................................................ 1

4.1.2 Strategi Pendirian Tower Telekomunikasi ......................................................................... 2

4.1.2.1 Skema Pengurusan Izin Mendirikan Bangunan Menara Telekomunikasi di


Kota Padang................................................................................................................................................. 2

4.1.3 Pembangunan Tower Telekomunikasi ................................................................................ 8

4.1.4 Perpanjangan ............................................................................................................................... 15

4.2 ANALISIS JARINGAN TELEKOMUNIKASI BERDASARKAN RTRW KOTA PADANG


TAHUN 2010-2030 ...................................................................................................................................... 15

4.3 ANALISIS KONDISI FISIK LINGKUNGAN KOTA PADANG ................................................ 20

4.4 ANALISIS STRUKTUR DAN POLA RUANG KOTA PADANG ............................................. 24

4.4.1 Analisis Sebaran Tower Telekomunikasi Berdasarkan Fungsi Kawasan di


Kota Padang ................................................................................................................................................. 28

4.5 ANALISIS KEBUTUHAN TOWER TELEKOMUNIKASI DAN JARINGAN


TELEKOMUNIKASI DI KOTA PADANG ................................................................................................. 41

Bagan 4.1 Skema Pengurusan IMB Menara Telekomunikasi di Kota Padang ................... 2

Bagan 4.2 Skema Pengurusan IMB Menara Telekomunikasi di Kota Padang pada ........ 3

Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi ................................................................................ 3

IV - 48| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Bagan 4.3 Skema Pengurusan IMB Menara Telekomunikasi di Kota Padang pada
BAPPEDALDA 4

Bagan 4.4 Skema Pengurusan IMB Menara Telekomunikasi di Kota Padang pada
Dinas Tata Ruang Tata Bangunan Perumahan ................................................................................... 5

Tabel 4.1 Kesimpulan Perbandingan Antara Peraturan Bersama Empat Menteri


dengan Perwako Kota Padang 6

Tabel 4.2 Analisis Mekanisme Perizinan Pembangunan Tower Telekomunikasi di


Kota Padang Menurut Instansi Yang Terlibat 9

Tabel 4.3 Analisis Mekanisme Perizinan Pembangunan Tower Telekomunikasi 12

di Kota Padang 12

Tabel 4.4 Luas Daratan Kota Padang Berdasarkan Peruntukan Kawasannya 20

Tabel 4.5 Kawasan Yang Sifat Dan Peruntukannya Memiliki Karakteristik Tertentu 20

Tabel 4.6 Analisis Struktur Dan Pola Ruang Kota Padang Terhadap Kawasan
Tertentu Menurut Peraturan Bersama Empat Menteri 27

Tabel 4.7 Analisis Struktur Dan Pola Ruang Kota Padang 27

Tabel 4.8 Rekapitulasi Jumlah Tower Telekomunikasi Berdasarkan Fungsi Kawasan


Di Kota Padang 40

Tabel 4.9 Laju Pertumbuhan Penduduk di Kota Padang 41

Tabel 4.10 Analisis Proyeksi Penduduk Kota Padang 2015-2035 42

Tabel 4.11 Analisis Jumlah Pertumbuhan Pelanggan Seluler di Kota Padang 44

Tabel 4.12 Analisis Jumlah Kebutuhan Trafik di Kota Padang 45

Tabel 4.13 Analisis Kebutuhan BTS di Kota Padang 46

IV - 49| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Tabel 4.14 Analisis Kebutuhan Jumlah Tower Bersama di Kota Padang 46

Gambar 4.1 Peta Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi pada RTRW Kota Padang
Tahun 2010-2030 ........................................................................................................................................ 18

Gambar 4.2 Peta Jaringan Telekomunikasi Eksisting di Kota Padang .............................. 19

Gambar 4.3 Peta Sebaran Tower Telekomunikasi Pada Kawasan Lindung Di Kota
Padang 22

Gambar 4.4 Peta Struktur Rung Kota Padang (RTRW Kota Padang 2010-2030) ......... 25

Gambar 4.5 Peta Pola Ruang (RTRW Kota Padang 2010-2030) ......................................... 26

Gambar 4.6 Peta Fungsi Kawasan di Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kota Padang
29

Gambar 4.7 Peta Fungsi Kawasan di Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang .......... 30

Gambar 4.8 Peta Fungsi Kawasan di Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang ......... 31

Gambar 4.9 Peta Fungsi Kawasan di Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang ........... 32

Gambar 4.10 Peta Fungsi Kawasan di Kecamatan Padang Timur, Kota Padang ............. 33

Gambar 4.11 Peta Fungsi Kawasan di Kecamatan Padang Barat, Kota Padang ............... 34

Gambar 4.12 Peta Fungsi Kawasan di Kecamatan Padang Utara, Kota Padang ............... 35

Gambar 4.13 Peta Fungsi Kawasan di Kecamatan NAnggalo, Kota Padang ...................... 36

Gambar 4.14 Peta Fungsi Kawasan di Kecamatan Kuranji, Kota Padang ........................... 37

Gambar 4.15 Peta Fungsi Kawasan di Kecamatan Pauh, Kota Padang ................................ 38

Gambar 4.16 Peta Fungsi Kawasan di Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang ................ 39

IV - 50| Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Perumusan konsepsi pada bab ini adalah berisi tentang kosep-konsep dasar mengenai
menara telekomunikasi. Konsep-konsep tersebut berkaitan dengan BTS, FO, dan dampak tower,
serta hal lainnya yang berhubungan dengan menara telekomunikasi

5.1 BTS (BASE TRANSCEIVER STATION)


5.1.1 Pengertian BTS (Base Transceiver Station)
BTS (Base Transceiver Station) menjembatani perangkat komunikasi pengguna dengan
jaringan menuju jaringan lain. Satu cakupan pancaran BTS dapat disebut Cell. Dari beberapa
BTS kemudian dikontrol oleh satu Base Station Controller (BSC) yang terhubungkan dengan
koneksi microwave ataupun serat optik.
BTS dapat diterapkan ke salah satu standar komunikasi nirkabel, biasanya dan
umumnya terkait dengan teknologi komunikasi mobile seperti GSM dan CDMA. BTS merupakan
bagian dari base station subsystem (BSS) perkembangan untuk sistem manajemen. Memiliki
peralatan untuk mengenkripsi dan mendekripsi komunikasi, spektrum penyaringan alat (band
pass filter). BTS akan memiliki transceiver beberapa (TRXs) yang memungkinkan untuk
melayani beberapa frekuensi yang berbeda dan berbagai sektor sel.
Base Transceiver Station (BTS) adalah bagian dari network element GSM yang
berhubungan langsung dengan Mobile Station (MS). BTS berhubungan dengan MS melalui air
interface dan berhubungan dengan BSC dengan menggunakan A-bis interface.
BTS berfungsi sebagai pengirim dan penerima (transciver) sinyal komunikasi dari/ke
MS serta menghubungkan MS dengan network element lain dalam jaringan GSM (BSC, MSC,
SMS, IN, dsb) dengan menggunakan radio interface. Secara hirarki, BTS akan terhubung ke BSC,
dalam hal ini sebuah BSC akan mengontrol kerja beberapa BTS yang berada dibawahnya.
Karena fungsinya sebagai transceiver, maka bentuk fisik sebuah BTS pada umumnya berupa
tower dengan dilengkapi antena sebagai transceiver, dan perangkatnya. Sebuah BTS dapat
mecover area sejauh 35 km (hal ini sesuai dengan nilai maksimum dari Timing Advance (TA).
V - 1 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Gambar 5.1 Tower Telekomunikasi

Fungsi dasar BTS adalah sebagai Radio Resource Management, yaitu melakukan fungsi-
fungsi yang terkait dengan:
1. Meng-asign channel ke MS pada saat MS akan melakukan pembangunan hubungan
2. Menerima dan mengirimkan sinyal dari dan ke MS, juga mengirimkan/menerima
sinyal dengan frekwensi yang berbeda-beda dengan hanya menggunakan satu
antenna yangsama
3. Mengontrol power yang di transmisikan ke MS.
4. Ikut mengontrol proces handover.
5. Frequency Hopping

5.1.2 Topologi BTS


BTS & handphone sama-sama disebut transceiver (BTS= Base Transceiver Station)
karena sifatnya yang sama-sama bisa mengirim informasi & menerima informasi. Pada saat BTS
mengirim informasi kepada handphone, saat itu pula handphone juga bisa mengirim informasi
kepada BTS secara bersamaan. Dalam topologinya BTS berfungsi untuk menyediakan jaringan
(interface) berupa sinyal radio gelombang elektromagnetik untuk penggunaaan handphone,
modem, fax dll. Frekuensinya mengikuti alokasi yang telah diberikan pemerintah kepada
operator masing-masing, ada yang di band 450 Mhz, 800 Mhz, 900 Mhz, 1800 Mhz maupun
frekuensi diatas itu.Komunikasi dari arah BTS ke pengguna disebut downlink, sedangkan jalur
frekuensi yang digunakan mengirim informasi dari pengguna ke BTS disebut uplink.

V - 2 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Gambar 5.2

Frekuensi downlink dibuat lebih tinggi daripada frekuensi uplink, hal ini berhubungan
dengan masalah daya yang harus disediakan oleh perangkat pengguna dalam hal ini adalah
battery handphone. Dalam ilmu sains semakin tinggi frekuensi maka gangguan (noise) akan
semakin besar, sehingga diperlukan daya yang lebih besar agar kualitasnya lebih terjamin.
Kalau frekuensi uplink menggunakan frekuensi yang tinggi maka konsekuensinya battery
handphone bisa lebih boros dan cepat habis. Makin jauh jarak pengguna handphone ke BTS juga
berpengaruh terhadap kebutuhan daya. Hubungan jarak adalah berbanding terbalik dengan
kualitas sinyal, makin dekat jarak makin bagus pula kualitasnya. Sebaliknya makin jauh jarak
makin berkurang kualitasnya. Efeknya adalah kalau kualitas sinyal handphone yang diterima
oleh BTS menurun maka BTS akan memerintahkan handphone untuk menaikkan daya
pancarnya, tentu saja pemakaian battery akan cepat habis.

Jenis dan Kelas BTS untuk penempatan BTS, dibagi kedalam kelas
1. Indoor
Umumnya perangkat BTS ini yang terdapat didalam shelter dan mall-mall.
 Kelebihan BTS Indoor adalah spesifikasi desain yang lebih ramping atau simpel,
relatif lebih awet karena ditempatkan di dalam ruangan.
 Kelemahan BTS Indoor adalah harus dilengkapi AC (Air Conditioner) sebagai
pendingin dan rentang suhu yang dapat diterima komponen BTS antara -5 hingg 55
derajat celcius.

2. Outdoor
BTS outdoor perbedaan biasanya hanya pada rack, tapi isi module-nya hampir sama
dengan BTS indoor.

V - 3 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

 Kelebihan BTS outdoor:


 mempunyai spesifikasi tidak memerlukan ruangan khusus
 Dapat ditempatkan pada dinding (wall mounted), terowongan, dan pinggir jalan.
 Sifatnya yang lebih fleksibel
 Kelemahan BTS outdoor adalah desain yang lebih besar dan berat

Cara Kerja BTS


Seorang pelanggan yang sedang dilayani oleh BTS suatu lokasi melakukan panggilan ke
seorang pelanggan yang berada di Area BTS lain. BTS lain melalui antenna sectoral menerima
sinyal tersebut, setelah mendapatkan kedudukan di channel element BTS serta melalui
beberapa proses konversi dari Analog-Digital-Analog, gelombang Radio kemudian diteruskan ke
BSC 0 Mks melalui antenna Microwave, dengan interface E1. BSC (Base Station Controller) disini
bertanggung jawab untuk mengontrol beberapa BTS yang berada dalam daerah cakupannya,
mengatur semua rute paket data dan trafik dari BTS ke MSC atau sebaliknya. BSC menerima
Gelombang ini juga menggunakan Antena Microwave. BSC kemudian interface ke MSC dengan IS
634. MSC (Mobile Switching Centre) sebagai perangkat penyambung utama antar pelanggan,
baik dalam jaringan itu sendiri atau diluar jaringan, MSC ini juga terhubung ke MSC lain dan
PSTN (telepon rumah). Setelah melalui beberapa proses call control dan Management mobility,
MSC meneruskan kembali ke BSC kemudian BSC 1 Mks – BTS pemanggil – BTS penerima.
Informasi pun diterima oleh pelanggan yang berada dalam cakupan BTS penerima tersebut. Jadi
semua gelombang radio dari BTS harus melewati BSC dan MSC terlebih dahulu. Tidak
memungkinkan BTS langsung berkomunikasi ke BTS lainnya, meski berdekatan.
Jarak coverage sebuah BTS tergantung kontur daerah yang dilayani dan designnya.
Posisi antenna BTS itu sendiri. Untuk daerah flat, sebuah BTS mampu menjangkau sekitar 10
Km, dengan catatan tilting (kemiringan) Antenna sectornya adalah Nol. Untuk daerah
perkotaan, jarak jangkauan lebih kecil, karena antenna difokuskan untuk melayani pelanggan
yang padat yang berada disekitar BTS. Biasanya tiltingnya 3 dengan posisi Antena agak
menunduk ke bawah.

Hubungan Antara Cell dan Converage


Cell dalam BTS mempunyai kaitan erat dengan converage (area layanan). Besar kecilnya
cell tentu berpengaruh pada performa jaringan yang diterima oleh pelanggan. Penyediaan cell
pun tidak terlepas dari faktor kontur permukaan bumi. Seperti tanah lapang, pegunungan dan
daerah gedung bertingkat mempunyai pengaruh tersendiri dalam pemasangan cell BTS.
V - 4 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Tipe cell, luas converage yang mampu dicakup.


1. Macro Cell
Jenis ini yang paling gampang dilihat, sebab ditempatkan di atas gedung tinggi atau tower
dengan ketinggian sekitar 50 meter. Ciri macro cell yakni memiliki transmit power yang
lebih tinggi, dan converage lebih luas. Umumnya macro cell banyak ditempatkan di daerah
pinggiran kota yang mempunyai kepadatan rendah (low traffic) dan sesuai bagi pelanggan
yang membutuhkan mobilitas tinggi. Jarak jangkauan bisa berbeda antar operator,
tergantung desain yang dibutuhkan. Maksimum macro cell mempunyai jangkauan hingga
35 km, pada realitanya macro cell hanya beroperasi hingga 20 km saja. Ini disebabkan
adanya halangan-halangan yang mengganggu penetrasi signal.
2. Micro Cell
Jenis ini biasanya ditempatkan di pinggiran jalan atau di sela-sela pojok gedung. Macro
cell dirancang bagi komunikasi pelanggan dengan kepadatan tinggi, namun bermobilitas
rendah. Ciri micro cell yakni converage nya kecil namun kapasitas besar dengan transmit
power yang rendah. Biasanya antenanya cukup dipasang di plafon atau langit-langit suatu
ruangan, ada juga tanpa antena alias ditempel pada dinding. Maksimum micro cell
mempunyai jangkauan antara 500 meter hingga 1 Km.
Jenis Micro cell
- Micro cell standar,
- Pico cell,
- Nano cell.

5.1.3 Komponen BTS


Komponen pada BTS dapat dilihat pada uraian berikut ini:
1. Shelter

Shelter BTS adalah suatu tempat terdapat


perangkat-perangkat telekomunikasi. Untuk
letaknya, biasanya juga tidak akan jauh dari
suatu Tower atau Menara karena adanya
ketergantungan sebuah fungsi diantara
keduanya, yakni shelter BTS dan Tower.

V - 5 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Komponen yang ada pada shelter:


 Pada suatu shelter terdapat RBS 3G dan RBS 2G,1 RBS terdapat 6 TRU dan 1 TRU
terdapat 2 TRx. TRx adalah perangkat yang memancarkan dan menerima sinyal
komunikasi dari/ke perangkat mobile.TRx terdiri dari perangkat Transmitter dan
Receiver
 Transmisi
Perangkat yang digunakan untuk mengatur slot trafik pada BTS.Menghubungkan
dari TRx ke BOIA adalah Prosesor BTS (bentuk sama dengan Base band,namun
memiliki port penghubung untuk maintenance)

2. Rectifier

Rectifier sebagai penyearah tegangan dari


tegangan AC yang berasal dari PLN
dikonversikan ke dalam tegangan searah untuk
dikomsumsi perangkat lainnya. Terdapat 2
buah modul, tiap modulnya mensuplai 30
Ampere, Tegangan yang digunakan di BTS
adalah -48 Vdc
3. Baterai

Berfungsi sebagai backup jika daya dari PLN


terputus. Baterai ini dapat tahan hingga 4 jam,
atau tergantung niai amperehour baterai dan
desain sistem.

4. Feeder

Berfungsi menyambungkan komponen lain

5. AC (Air Conditioner)
AC adalah suatu komponen/peralatan yang dipergunakan untuk mengatur suhu,
sirkulasi, kelembaban dan kebersihan udara di dalam ruangan

V - 6 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

6. PDB (Power Distribution Board)

Berupa kotak berisi MCB/saklar-saklar power tiap-


tiap perangkat. Untuk
mendistribusikan/membagikan arus listrik ke
berbagai komponen yang digunakan pada BTS

7. Lampu
Untuk member penerangan di sekitar BTS.

8. Grounding

Berfungsi untuk mengurangi atau menghindari


bahaya yang disebabkan oleh tegangan
tinggi.misalnya bahaya petir dengan tegangan
tinggi

5.2 Tower

Gambar 5.3 Menara Telekomunikasi


Tower Jaringan Telekomunikasi adalah menara yang terbuat dari rangkaian besi atau
pipa baik segi empat atau segitiga, atau hanya berupa pipa panjang (tongkat) yang bertujuan
untuk menempatkan antenna dan radio pemancar maupun sebagai penerima gelombang
telekomunikasi dan informasi.

V - 7 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Berdasarkan lokasinya, tower jaringan telekomunikasi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:


i. Rooftop: Tower yang berdiri di atas sebuah gedung untuk meng cover age pada area
yang padat dengan bangunan, terutama diimplementasikan di dalam kota.
ii. Greenfield: Tower yang berdiri langsung di atas tanah.

Berdasarkan bentuknya, tower jaringan telekomunikasi dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:


i. Tower 4 Kaki (Rectangular Tower)/Self Support Tower (SST)
Tower ini berbentuk segi empat dengan empat kaki. Tower dengan 4 kaki sangat jarang
sekali dijumpai roboh. Tower jenis ini memiliki kekuatan tiang pancang serta sudah
dipertimbangkan konstruksinya. Kisaran ketinggian antara 20 – 100 meter dan cocok
untuk digunakan di site Greenfield atau Roof Top. Tower ini mampu menampung
banyak antenna dan radio. Tipe tower ini banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan
bisnis telekomunikasi dan informatika yang bonafid (Telkom, Indosat, XL, dll). Contoh:
Lattice Tower, Mini Tower.

ii. Tower 3 Kaki (Triangle Tower)

Tower berbentuk segi tiga dengan tiga kaki. Ketinggian


maksimal tower jenis ini yang direkomendasi adalah 60
meter. Ketinggian rata-rata adalah 40 meter. Tower jenis ini
disusun atas beberapa stage (potongan). 1 stage ada yang 4
meter namun ada yang 5 meter. Makin pendek stage maka
makin kokoh, namun biaya pembuatannya makin tinggi,
karena setiap stage membutuhkan tali pancang/spanner.
Jarak patok spanner dengan tower minimal 8 meter. Makin
panjang makin baik, karena ikatannya makin kokoh,
sehingga tali penguat tersebut tidak makin meruncing di
tower bagian atas. Contoh: Lattice Tower, Mini Tower.

iii. Pole
Tower berupa tiang pancang dengan satu kaki. Tower ini di bagi menjadi 2 macam:
- Mono Pole Tower yang terbuat dari pipa atau plat baja tanpa spanner, diameter
antara 40 cm s/d 50 cm, tinggi mencapai 42 meter, yang dikenal dengan nama
monopole. Apabila terdapat persyaratan estetika, maka kami dapat
mengimplementasikan solusi rancangan dengan teknik tower camouflage
(kamuflase)

V - 8 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

- Mini Pole Tower lebih cenderung untuk dipakai secara personal. Tinggi tower pipa
ini sangat disarankan tidak melebihi 20 meter. Teknis penguatannya dengan
spanner. Kekuatan pipa sangat bertumpu pada spanner. Tower yang diterapkan di
atas Roof Top tidak lebih dari 6 meter.

Tower dengan tiang tunggal dengan ketinggian berkisar 6 – 36 meter. Jenis tower ini
umumnya digunakan di kota-kota yang memberlakukan aturan batas tinggi maksimal
tower atau karena keterbatasan lahan dan kondisi lainnya seperti persyaratan estetika.
Sekalipun masih mampu menerima sinyal koneksi, namun tower jenis ini tidak
direkomedasi untuk penerima sinyal informatika (internet dan intranet) yang stabil,
karena jenis ini mudah bergoyang dan akan mengganggu sistem koneksi datanya,
sehingga komputer akan mencari data secara terus menerus (searching). Tower ini bisa
dibangun pada areal yang dekat dengan pusat transmisi/NOC = Network Operation
Systems (maksimal 2 km).
Kenyataan dari berbagai fakta keberadaan Tower memiliki resistensi/daya tolak dari
masyarakat, yang disebabkan isu kesehatan (radiasi, anemia dll), isu keselamatan
hingga isu pemerataan sosial. Hal ini semestinya perlu disosialisasikan ke masyarakat
bahwa kekhawatiran pertama (ancaman kesehatan) tidaklah terbukti. Radiasinya jauh
diambang batas toleransi yang ditetapkan WHO. Contoh : Monopole Tower.

5.3 COMPACT
5.3.1 Jenis Compact Mobile BTS Telkomsel
Ada 5 ragam Combat yang telah beroperasi dengan nama yang bervariasi. Kelima jenis
Combat ini dirancang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan kondisi lapangan.
1. Combat CRUISER (Compact Radio Unit Raised on Rig).
Jenisnya semi permanen dan mirip dengan BTS konvensional bersifat mobile dan temporer.
Combat tipe ini dihadirkan di lokasi yang membutuhkan coverage atau kapasitas selagi
menunggu BTS permanen dibangun.
2. Combat VELOCE (Vehicle-Loaded Cell).
Adalah unit BTS yang dipasang dan dioperasikan di mobil sejenis Ford Ranger. Ketinggian
antena BTS ini mencapai 10-15 meter dan cocok digelar di daerah bencana ataupun lokasi yang
mengalami lonjakan kenaikan trafik secara drastis dalam waktu singkat yang menyebabkan
BTS eksisting di sekitar lokasi mengalami blocking kapasitas.

V - 9 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

3. Combat ARROW (Adaptive Radio On Wheels).


Unit BTS yang dipasang dan dioperasikan di mobil sejenis trailer. Dibutuhkan kendaraan
penarik untuk memobilisasi. Tipe ini cocok untuk lokasi hotspot atau tempat berkumpul orang
untuk waktu sementara di area urban dan sub-urban, atau rural, yang bisa dilewati oleh mobil
penarik trailer.
4. Combat RUSH (Radio Unit with Smart Handling).
Unit BTS yang ditempatkan di atap gedung tinggi seperti hotel, apartemen, atau rumah
penduduk dengan ketinggian tertentu. Combat ini memiliki coverage seperti BTS konvensional
karena ketinggian antena yang hampir serupa, namun lebih cepat dalam waktu instalasi dan
tidak membutuhkan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB).
5. Combat SPRINT (Smart Portable Radio Unit).
Unit BTS portabel yang ringan dan bisa dijinjing. Jenis ini cocok untuk area dengan coverage
footprint yang tidak terlalu luas seperti di dalam gedung, yang wujudnya bisa disamarkan
sebagai bagian dari sound system.

Combat CRUISER Combat VELOCE

Combat ARROW Combat RUSH

Combat ARROW
Combat RUSH

Combat SPRINT
V - 10 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

5.4 ANTENNA
Ada 2 buah macam Atenna yaitu yang berbentuk bulat dan yang berbentuk persegi
panjang.
1. Antenna yang Berbentuk Bulat (Omni)
Antena ini disebut juga dengan antena parabola. Antena ini memiliki radiasi gelombang
elektromagnetik yang menyempit sehingga bisa menjangkau jarak yang jauh. Sehingga antena
parabola ini dipakai untuk menghubungkan antar tower seolah-olah kabel yang tak terlihat.
Antena ini ada berbagai macam ukurannya, dari yang paling kecil 0.2 m, 0.3 m, 0.6 m, 0.9
m, 1.2 m, 1.8 m, 2.7 m, 3.0 m, sampai yang terbesar berdiameter 3.7 m bahkan 4.5 m.

Makin besar antena makin sempit radiasinya makin tinggi Gain nya (Penguatannya)
sehingga makin jauh jangkauannya.Antena parabola ini dipakai oleh perangkat yang dinamai
perangkat transmisi microwave (gelombang mikro). Disebut microwave/gelombang mikro,
Karena frekuensi yang dipakai cukup tinggi dimulai dari 3 GHz sampai 80 GHz. Microwave
system adalah sebuah sistem pemancaran dan penerimaan gelombang mikro yang berfrekuensi
sangat tinggi. Microwave system digunakan untuk komunikasi antar BTS atau BTS-
BSC.Microwave System yang digunakan merupakan sistem indoor. Namun antena microwave
tetap terpasang menara.
Pada antenna Microwave (MW) Radio, , itu termasuk jenis high performance antenna.
Biasanya ada 2 brand, yaitu Andrew and RFS. Ciri khas dari antenna high performance ini
adalah bentuknya yang seperti gendang, dan terdapat penutupnya, yang disebut radome. Fungsi
radome antara lain untuk melindungi komponen antenna tersebut, dari perubahan cuaca
sekitarnya.

V - 11 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

2. Antenna yang Berbentuk Persegi Panjang

Antena ini disebut antenna sektoral. Karakteristik antena ini memiliki radiasi yang lebih
lebar yang berguna untuk menangkap sinyal dari hand phone di sekitar tower. Antenna jenis ini
yang dipakai oleh perangkat yang disebut sebagai BTS (2G), NodeB (3G) maupun eNodeB
(LTE). Jadi dengan antenna sektoral yang memilik beamwidth 120 derajat, maka dengan 3
sektor akan tercover area disekitar tower.
Antena didefinisikan sebagai suatu struktur yang berfungsi sebagai pelepas energi
gelombang elektromagnetik diudara dan juga bisa sebagai penerima/penangkap energi
gelombang elektromagnetik diudara. Karena merupakan perangkat perantara antara saluran
transmisi dan udara, maka antena harus mempunyai sifat yang sesuai (match) dengan saluran
pencatunya.
Antena adalah alat yang digunakan untuk mengubah sinyal listrik menjadi sinyal
elektromagnetik lalu meradiasikannya. Antena sektoral merupakan antena yang memancarkan
dan menerima sinyal sesuai dengan sudut pancar sektornya. Antena yang digunakan adalah
antena 3 sektor dengan kombinasi Distributed Control System.

5.5 FIBER OPTIC


Serat optik/fiber optic adalah saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat dari
kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan dapat digunakan
untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Sumber cahaya yang
digunakan biasanya adalah laser atau LED. Kabel ini berdiameter lebih kurang 120 mikrometer.
Cahaya yang ada di dalam serat optik tidak keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar
daripada indeks bias dari udara, karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit.
Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai saluran
komunikasi.

V - 12 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Perkembangan teknologi serat optik saat ini, telah dapat menghasilkan pelemahan
(attenuation) kurang dari 20 decibels (dB)/km. Dengan lebar jalur (bandwidth) yang besar
sehingga kemampuan dalam mentransmisikan data menjadi lebih banyak dan cepat
dibandingan dengan penggunaan kabel konvensional.
Kabel fiber optic merupakan media networking yang mampu digunakan untuk
transmisi-transmisi modulasi. Jika dibandingkan media-media lain, fiber optic memiliki harga
lebih mahal, tetapi cukup tahan terhadap interferensi elektromagnetis dan mampu beroperasi
dengan kecepatan dan kapasitas data yang tinggi. Kabel fiber optic dapat mentransmisikan
puluhan juta bit digital perdetik pada link kabel optic yang beroperasi dala m sebuah jaingan
komersial. Ini sudah cukup utnuk mengantarkan ribuan panggilan telepon.

Beberapa keuntungan kabel fiber optik


 Kecepatan: jaringan-jaringan fiber optic beroperasi pada kecepatan tinggi,
mencapai gigabits per second
 Bandwidth: fiber optic mampu membawa paket-paket dengan kapasitas besar.
 Distance: sinyal-sinyal dapat ditransmisikan lebih jauh tanpa memerlukan
perlakuan “refresh” atau “diperkuat”.
 Resistance: daya tahan kuat terhadap imbas elektromagnetik yang dihasilkan
perangkat-perangkat elektronik seperti radio, motor, atau bahkan kabel-kabel
transmisi lain di sekelilingnya.

Maintenance: kabel-kabel fiber optic memakan biaya perawatan relative murah.

Tipe-tipe kabel fiber optik:


 Kabel single mode merupakan sebuah serat tunggal dari fiber glass yang memiliki
diameter 8.3 hingga 10 micron. (satu micron besarnya sekitar 1/250 tebal rambut
manusia)
 Kabel multimode adalah kabel yang terdiri atas multi serat fiber glass, dengan
kombinasi (range) diameter 50 hingga 100 micron. Setiap fiber dalam kabel
multimode mampu membawa sinyal independen yang berbeda dari fiber-fiber lain
dalam bundel kabel.
 Plastic Optical Fiber merupakan kabel berbasis plastic terbaru yang memiliki
performa familiar dengan kabel single mode, tetapi harganya sedikit murah.

V - 13 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Kontruksi kabel fiber optic


 Core: bagian ini merupakan medium fisik utama yang mengangkut sinyal-sinyal data
optical dari sumber ke device penerima. Core berupa helai tunggal dari glass atau
plastik yang kontinyu (dalam micron). Semakin beasr ukuran core, semakin banyak
data yang dapat diantarkan. Semua kabel fiber optic diukur mengacu pada diameter
core-nya.
 Cladding: merupakan lapisan tipis yang menyelimuti fiber core.
 Coating: adalah lapisan plastik yang menyelimuti core dan cladding. Penyangga
coating ini diukur dalam micron dan memilki range 250 sampai 900 micron.
 Strengthening fibers: terdiri atas beberapa komponen yang dapat menolong fiber dari
benturan kasar dan daya tekan tak terduga selama instalasi
 Cable jacket: merupakan lapisan terluar dari keseluruhan badan kabel.

Ketika serat optik menggantikan tembaga (copper) sebagai long distance calls
maupun internet traffic yang secara tidak langsung berdampak pada penurunan biaya
produksi.

Sebuah kabel fiber optik terbuat dari serat kaca murni, sehingga meskipun kabel
mempunyai panjang sampai beratus-beratus meter, cahaya masih dapat dipancarkan dari
ujung ke ujung lainnya. Helai serat kaca tersebut didesain sangat halus,ketebalannya kira-kira
sama dengan tebal rambut manusia. Helai serat kaca dilapisi oleh 2 lapisan plastik (2 layers
plastic coating) dengan melapisi serat kaca dengan plastik, akan didapatkan equivalen sebuah
cermin disekitar serat kaca. Cermin ini menghasilkan total internal reflection (refleksi total
pada bagian dalam serat kaca). sama seperti jika kita berada pada ruangan gelap dengan
sebuah jendela kaca, kemudian anda mengarahkan cahaya senter 90 derajat tegak lurus

V - 14 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

dengan kaca , maka cahaya senter akan tembus ke luar ruangan. Akan tetapi jika cahaya
senter tersebut diarahkan (ke jendela berkaca) dengan sudut yang rendah (hampir paralel
dengan cahaya aslinya), maka kaca tersebut akan berfungsi menjadi cermin yg akan
memantulkan cahaya senter ke dalam ruangan. demikian pada serat optik, cahaya berjalan
melalui serat kaca pada sudut yang rendah.
Untuk mengirimkan percakapan telepon melalui serat optik, suara analog di rubah
menjadi sinyal digital. Sebuah laser transmitter pada salah satu ujung kabel on/off untuk
mengirimkan setiap bit sinyal. System fiber optik Modern dengan single laser bisa
mentransmitkan jutaan bit/second. Atau bisa dikatakan laser transmitter on dan off jutaan kali
/second.
Sistem terbaru laser transmitter dapat mentransmitkan warna2 yang berbeda untuk
mengirimkan beragam sinyal digital dalam fiber optik yang sama. Kabel fiber optik modern
dapat membawa sinyal digital dengan jarak kurang lebih 60 mil (sekitar 100 Km). Pada jalur
distribusi jarak jauh biasanya terdapat peralatan tambahan (equipment hut) setiap 40-60
mil,yang berfungsi pick-up equipment yang akan menampung, menguatkan sinyal, dan
kemudian me- retransmit-kan sinyal ke equipment selanjutnya.
Kecepatan pengiriman data dengan media F/O ini lebih dari 100 Mbps dan bebas dari
pengaruh lingkungan (noise).

Gambar 5.4 Contoh F/O (Fiber Optic) yang sudah terpasang konektor (Parch cord)

Kabel Fiber Optik adalah teknologi kabel terbaru. Terbuat dari glas optik. Di tengah-
tengah kabel terdapat filamen glas, yang disebut “core”, dan di kelilingi lapisan “cladding”,
“buffer coating”, material penguat, dan pelindung luar.Informasi ditransmisikan
menggunakan gelombang cahaya dengan cara mengkonversi sinyal listrik menjadi
gelombang cahaya. Transmitter yang banyak digunakan adalah LED atau Laser.

V - 15 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Kelebihan menggunakan Kabel Fiber Optik


Kabel Fiber Optik mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya:
 Kapasitas bandwidth yang besar (gigabit per detik).
 Jarak transmisi yang lebih jauh ( 2 sampai lebih dari 60 kilometer).
 Kebal terhadap interferensi elektromagnetik.

Kabel Fiber Optik banyak digunakan pada jaringan WAN untuk komunikasi suara
dan data. Kendala utama penggunaan kabel fiber optik di LAN adalah perangkat
elektroniknya yang masih mahal. Sedangkan harga kabel Fiber Optiknya sendiri sebanding
dengan kabel LAN UTP.

Menghitung Rugi-rugi Fiber dan Perkiraan Jarak


Ada beberapa cara untuk menyelesaikan masalah dalam menentukan kebutuhan
energi suatu link fiber optik. Cara yang paling gampang dan akurat adalah dengan menelusuri
jejak OTDR ( Optical Time Domain Reflectometer). Metoda ini akan memberitahukan nilai
rugi-rugi sebenarnya dari semua bagian ( connector, sambungan dan rugi-rugi fiber) dari link.
Selain dengan OTDR, ada dua alternatif yang bisa digunakan untuk memperkirakan
kebutuhan energi suatu link:
- Kalkulasikan total rugi-rugi link dari fiber jika panjang dan variabel rugi-rugi fiber
diketahui.
- Kalkulasi jarak maksimum fiber jika optical budget dan variabel rugi-rugi diketahui.

Jarak maksimum Fiber Optik ini akan sangat bergantung pada hal-hal berikut:
i. Attenuasi fiber optik per km
ii. Desain dan usia dari fiber optik
iii. Kualitas konektor dan rugi-rugi per pasang
iv. Kualitas sambungan (splice) dan rugi-rugi per sambungan
v. Kuantitas dari sambungan dan konektor

V - 16 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Kelebihan dan kekurangan masing2 teknologi kabel tembaga,optik, seluler dan siskom sat
Kelebihan kabel tembaga:

1. Harga/biaya yang murah untuk transmisi jarak pendek.


2. Mudah didapat dan mudah dipasang.
3. Sudah tersedia jaringan yang luas, khususnya untuk PSTN.

Kekurangan kabel tembaga:

1. Tingkat distorsi yang tinggi.


2. Rentan terhadap induksi.
3. Rawan terhadap kerusakan sinyal (signal error).
4. Kecepatan transmisi rendah.

Kelebihan kabel optic

1. Mempunyai lebar pita frekuensi (bandwith yang lebar). Frekuensi pembawa optik
bekerja pada daerah frekuensi yang tinggi yaitu sekitar 1013 Hz sampai dengan 1016 Hz,
sehingga informasi yang dibawa akan menjadi banyak.
2. Redaman sangat rendah dibandingkan dengan kabel yang terbuat dari tembaga,
terutama pada frekuensi yang mempunyai panjang gelombang sekitar 1300 nm yaitu
0,2 dB/km.
3. Kebal terhadap gangguan gelombang elektromagnet. Fiber optik terbuat dari kaca atau
plastik yang merupakan isolator, berarti bebas dari interferensi medan magnet,
frekuensi radio dan gangguan listrik.
4. Dapat menyalurkan informasi digital dengan kecepatan tinggi. Kemampuan fiber optik
dalam menyalurkan sinyal frekuensi tinggi, sangat cocok untuk pengiriman sinyal digital
pada sistem multipleks digital dengan kecepatan beberapa Mbit/s hingga Gbit/s.
5. Ukuran dan berat fiber optik kecil dan ringan. Diameter inti fiber optik berukuruan
micro sehingga pemakaian ruangan lebih ekonomis.
6. Tidak mengalirkan arus listrik Terbuat dari kaca atau plastik sehingga tidak dapat
dialiri arus listrik (terhindar dari terjadinya hubungan pendek)
7. Sistem dapat diandalkan (20 – 30 tahun) dan mudah pemeliharaannya.
8. Beberapa mil kabel optik dapat dibuat lebih murah dari kabel tembaga dengan panjang
yang sama.

V - 17 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Kekurangan kabel optic:

1. Konstruksi fiber optik lemah sehingga dalam pemakaiannya diperlukan lapisan


penguat sebagai proteksi.
2. Karakteristik transmisi dapat berubah bila terjadi tekanan dari luar yang berlebihan.
3. Tidak dapat dialiri arus listrik, sehingga tidak dapat memberikan catuan pada
pemasangan repeater.
4. Relatif sulit sewaktu instalasi dibanding dengan kabel coaxial, instalasi kabel serat
optic seperti penyambungan, pemasangan konektor lebih memerlukan ketelitian.
5. Teknisi yang menginstalasi harus dilengkapi proteksi pada matanya.
6. Kerapatan dari pancaran energy optic oleh sumber cahaya, akan merusak retina mata
secara tetap sebelum penderita menyadari.
7. Perangkat terminasi lebih mahal.
8. Perbaikan lebih sulit.

INSTALASI FIBER OPTIK

Ukuran kabel fiber optic (fiber optik) terdiri dari dua jenis, yaitu kabel fiber optic (fiber
optik) single mode dengan diameter ukuran 5Mikron, 9 Mikron atau 10Mikron dan kabel fiber
optic (fiber optik) multi mode dengan diameter berukuran 50Mikron atau 62.5Mikron. Jadi
sebagaimana diketahui, kabel fiber optic (fiber optik) adalah sebuah kaca murni yang panjang
dan tipis serta berdiameter sebesar rambut manusia. Dan dalam pengunaannya beberapa kabel
fiber optic (fiber optik) dijadikan satu dalam sebuah tempat yang dinamakan rack kabel fiber
optic (fiber optik) dan digunakan untuk mengantarkan data digital yang berupa sinyal sinar
dalam jarak yang sangat jauh. Perkawinan antara komponen kabel fiber optic (fiber optik) dan
elektronik serta penggunaan cahaya dari kabel fiber optic (fiber optik) itu sendiri telah ikut
meningkatkan kinerja kabel fiber optic (fiber optik) FO itu sendiri. Saat ini koneksi telepon
internasional dan nasional telah menggunakan media kabel fiber optic (fiber optik). Tak lama
lagi kabel fiber optic (fiber optik) FO akan merubah cara kita menonton TV, menerima dan
menggunakan informasi. Konsep memanfaatkan cahaya kabel fiber optic (fiber optik) sebagai
suatu alat komunikasi modern dimulai akhir abad ke-19 ketika Alexander Graham Bell pada
tahun 1880 merepresentasikan dan mematenkan penemuannya yang menggunakan cahaya dari
kabel fiber optic (fiber optik) sebagai pentransmit suara. Alat tersebut dikenal dengan

V - 18 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

photophone, menggunakan cahaya dan perangkat sensitif cahaya sebagai penerima dan
menyiarkannya kembali dengan mereproduksi suara manusia.

Transmisi Fiber Optic (fiber optik)

Dalam transmisi kabel fiber optic (fiber optik), secercah cahaya merupakan sinyal
optikal, digunakan sebagai alat yang membawa informasi. Baik yang berbentuk analog ataupun
digital. Dalam pengoperasiannya, cahaya dilepaskan ke dalam kabel fiber optic (fiber optik)
yang terdiri dari dua lapisan yaitu bagian inti dan bagian luar. Cahaya berjalan di sepanjang
serat kabel fiber optic (fiber optik) melalui serangkaian refleksi yang terjadi dimana bagian itin
dan bagian luar bertemu. Ketika cahaya mencapai bagian akhir dari saluran, cahaya kemudian
dijemput oleh receiver yang sensitif cahaya, dan setelah serangkain langkah, sinyal original
tereproduksi.

Sebagai sebuah penemuan tekbologi, fiber optik mempunyai keuntungan dan kerugian.
Berikut adalah keuntungan dari fiber optik: Dibandingkan dengan sistem komunikasi jenis lain,
cahaya yang merupakan pembawa informasi dalam sistem fiber optik, dapat mengakomodasi
banyak volum informasi. Transmisi dalam kisaran giga-plus (billion bits per second). Satu kabel
0,75 inchi dapat menggantikan 20 kabel coaxial 3.5 inchi konvensional. Kabel fiber optic (fiber
optik) kebal terhadap elektromagnet dan interferensi radio. Karena cahaya kabel fiber optic
(fiber optik) digunakan untuk menyampaikan informasi, saluran komunikasi yang berdekatan
tidak akan dapat mempengaruhi transmisi. Saluran kabel fiber optic (fiber optik) FO
menawarkan tingkat keamanan data yang lebih tinggi dari pada sistem konvensional. Hal ini
membuat saluran kabel fiber optic (fiber optik) FO sulit untuk disadap dan saluran ini tidak
mengeluarkan gelombang radiasi. Informasi dapat disiarkan ulang dengan jangkauan jarak yang
jauh tanpa pengulangan. Generasi baru dari LD dan kabel fiber optic (fiber optik) komplemen,
sama halnya dengan penangkap yang sensitif,dapat me-relay dengan jarak jauh tanpa
pengulangan.
Sebuah saluran kabel fiber optic (fiber optik) adalah bernilai saat aset dalam keadaan
premium, contohnya saluran pipa dalam gedung dapat digunakan sebagai tempat pembawa
kabel. Karena kabel fiber optic (fiber optik) kecil maka biasanya kabel fiber optic (fiber optik)
mudah untuk ditempatkan dibandingkan dengan kabel konvensional.
Jaringan fiber optic di Kota Padang tersebar di jalan-jalan utama (jalan arteri primer dan
arteri sekunder). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta dibawah ini

V - 19 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Gambar 5.1 Peta jaringan fiber optic di Kota Padang

V - 20 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

5.1 BTS (BASE TRANSCEIVER STATION).......................................................................................... 1

5.1.1 Pengertian BTS (Base Transceiver Station) .................................................................... 1

5.1.2 Topologi BTS .............................................................................................................................. 2

5.1.3 Komponen BTS .......................................................................................................................... 5

5.2 Tower..................................................................................................................................................... 7

5.3 COMPACT ............................................................................................................................................. 9

5.4 ANTENNA........................................................................................................................................... 11

5.5 FIBER OPTIC .................................................................................................................................... 12

Gambar 5.1 Peta jaringan fiber optic di Kota Padang ....................................................... 20

V - 21 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

6.1 PENGAWASAN
Menurut Darwis (2009: 60) pengawasan adalah proses pengamatan, pemeriksaan,
pengendaalian, dari pada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua
pekerjaan/kegiatan organisasi yang di lakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.
Menurut Sarwoto (2003:55) mengatakan bahwa pengawasan adalah proses
mendetermir apa yang akan dilaksanakan, mengevaluasi pelaksanaan dan bilamana perlu
menerapkan tindakan-tindakan korektif sedemikian rupa sehingga pelaksanaan sesuai dengan
rencana.
Pengawasan berhubungan erat dengan perencanaan, rencana tidak akan berjalan
dengan baik bila tidak ada pengawasan di dalam pelaksanaannya, dengan adanya pengawasan
dapat dibandingkan hasil yang sedang di capai dengan hasil yang di buat sesuai dengan
perencanaan. Selain ini pengawasan juga memiliki keterkaitan yang erat dengan disiplin kerja
pegawai karena dengan adanya pengawasan, pegawai dapat bekerja sebagaimana mestinya
sesuai dengan peraturan dan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Menurut Swasta (2003:122) pengawasan adalah proses pengukuran dan tindakan
koreksi terhadap pelaksanaan kegiatan sehingga terjadi kesesuaian antara rencana dengan
tujuan dan fungsi pengawasan bagi organisasi. Adapun proses pengawasan yang baik dan
terorganisasi adalah:
a. Menciptakan standar.
b. Membandingkan kegiatan yang diperlukan dengan standar yang ada.
c. Melakukan koreksi.

Tanpa adanya pengawasan maka ketertiban tidak akan tercapai, pengawasan juga
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam upaya mensukseskan tugas pemerintah
dalam pembangunan dan pengawasan juga merupakan salah satu fungsi manajemen yang tidak
boleh diabaikan untuk menjamin keberhasilan tugas pokok suatu organisasi dan misi organisasi
VI - 1 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

serta demi terlaksananya ketertiban dan keteraturan, pengawasan yang mempunyai pengaruh
yang sangat besar terhadap pelaksanaan tugas suatu organisasi.
Dengan adanya pengawasan, juga dapat mencegah suatu tindakan penyelewengan,
memastikan apakah pelaksanaan tugas sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya,
kebijaksanaan yang telah digariskan. Dengan pengawasaan diharapkan dapat menentukan
hambatan-hambatan serta kesulitan-kesulitan sehingga dapat mengambil suatu tindakan
penyesuaian dalam upaya melakukan perbaikan yang diperlukan apabila ada ketidak cocokan
atau salah.
Adapun pengawasan dimaksud adalah pengawasan terhadap penataan menara
telekomunikasi di kota Padang, dan salah satu untuk mengatasi permasalahan adalah dengan
melakukan pengawasan dan menindak tegas pelanggaran yang terjadi. Dengan melakukan
tindakan pengawasan secara efektif dan tindakan tegas diharapkan segala penyimpangan,
pelanggaran dan ketidaksesuaiaan dengan rencana dapat dihindari paling tidak diminimalisir
atau diperkecil. Dalam hal ini pemimpin harus menerima langkah-langkah kebijakan demi
perbaikan dan penyempurnaan sistem maupun mekanisme pengawasan di lapangan.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa pengawasaan bukan saja mengontrol tapi meliputi
aspek penyelidikan, mengapa penyimpangan dan kelainan itu bisa terjadi. Karena pengawasaan
juga merupakan suatu proses kegiatan yang terus menerus harus dilakukan terhadap suatu
perencanaan, sedangkan tujuan dari pengawasaan itu sendiri adalah agar hasil pelaksanaan
kerja dapat diperoleh secara efesien dan efektif.

1. Menentukan Standar
Dalam melakukan pengawasan suatu kegiatan maka harus adanya standar yang
ditetapkan sehingga dapat menilai pelanggaran yang terjadi di bagian mana, dimana standar ini
dikenal sebagai sebuah ketentuan yang harus diikuti, ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkanlah yang kemudian diadakan penilaian yang akan diketahui mana yang benar dan
mana yang salah selanjutnya akan dilakukan tindakan koreksi terhadap pelanggaran yang
terjadi.
Ketentuan yang harus diikuti itu berupa Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk
mengukur sejauh mana kebijakan yang telah di tetapkan itu dijalankan terhadap peraturan yang
telah ditetapkan.
Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas
pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instansi pemerintah berdasarkan
indikator-indikator teknis, administrative dan prosedur sesuai dengan tata kerja, prosedur
kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan. Tujuan Standar Operasional Prosedur

VI - 2 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

(SOP) adalah menciptakan komitmen mengenai apa yang di kerjakan oleh satuan unit kerja
instansi pemerintah untuk mewujudkan good governance. Standar Operasional Prosedur di
bidang pengawasan merupakan juga pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan
di bidang pengawasan terhadap objek yang bersangkutan. Standar Operasional Prosedur tidak
hanya bersifat internal tetapi juga eksternal, karena standar operasional prosedur selain di
gunakan untuk mengukur kinerja organisasi publik yang berkaitan dengan ketetapan waktu
juga digunakan untuk menilai kinerja organisasi publik di mata masyarakat berupa
responsivitas, responsibilitas dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.
Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan salah satu unsur penting bagi dinas
terkait Kota Padang untuk mengawasi penataan dan pedoman menara telekomunikasi.

a. Waktu Pengawasan
Dalam pelaksanaan Pengawasan dalam Upaya Penataan dan Pedoman Menara
Telekomunikasi di Kota Padang dibutuhkan waktu dan strategi yang tepat untuk
mengawasi, hal ini bertujuan mengoreksi kinerja petugas apakah sesuai prosedur yang
ada di lapangan atau tidak, dimana dinas terkait terjun langsung ke lapangan tanpa
sepengetahuan pemilik menara telekomunikasi. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah
menara telekomunikasi tersebut sesuai dengan standar yang telah di tetapkan oleh
dinas terkait Kota Padang.
Waktu pengawasan yang tidak dijalankan secara rutin oleh Dinas Tata Ruang dan
Bangunan untuk turun ke lapangan memantau pelaksanaan pengawasan dalam upaya
penataan dan pedoman menara telekomunikasi membuat pengawasan dilapangan juga
tidak berjalan dengan maksimal sehingga permasalahan yang terjadi di lapangan juga
lambat di carikan solusinya, karena pelanggaran yang terjadi di lapangan menunggu
laporan dari instansi terkait lainnya barulah di proses kepada Kepala Dinas Tata Ruang
dan Bangunan Kota Padang.
Pengawasan yang di lakukan secara rutin sangat di butuhkan oleh pihak Dinas Tata
Ruang dan Bangunan Kota Padang sebagai bentuk perhatian pemerintah dalam
mengawasi menara telekomunikasi yang ada di Kota Padang sehingga permasalahan
yang terjadi di lapangan dapat segera dilaporkan, dicarikan solusinya sehingga menara
telekomunikasi sesuai dengan standar yang telah di tetapkan.
b. Sosialisasi
Salah satu tindakan penilaian terhadap standar pengawasan yang dilakukan dapat
berupa sosialisasi yaitu pemberitahuan dan pengarahan. Ini merupakan tindakan yang
dilakukan untuk memperbaiki penyimpangan yang terjadi atau kesalahan yang sama.

VI - 3 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

c. Pembagian Tugas Pengawasan


Dalam sebuah organisasi sangat dibutuhkan adanya pembagian kerja dari setiap
personil yang bertugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, dengan adanya
pembagian kerja tersebut maka pekerjaan akan dapat terselesaikan secara efektif dan
tidak adanya tumpang tindih pembagian kerja dan tanggungjawab. Hal ini karena
pekerjaan dibagi sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pembagian kerja dalam
pengawasan dalam upaya penataan menara telekomunikasi di Kota Padang ini
melibatkan:
 Kepala Dinas
 Bidang Tata Ruang
 Bidang Data dan Informasi
 Bidang Pengawasan Bangunan

2. Membandingkan pelaksanaan dengan standar


Penilaian terhadap pekerjaan yang telah dilakukan guna mengetahui penyimpangan
yang telah terjadi terhadap standar yang telah di tentukan oleh pemerintah dalam. Penilaian
pekerjaan yang telah dilakukan juga bermanfaat untuk menentukan langkah apa yang akan
diambil untuk mencegah terjadinya penyimpangan yang sama untuk tidak terjadi kembali.
Penilaian dalam membandingkan pelaksanaan dengan standar yang telah di tetapkan adalah:
a. Laporan Tertulis
Laporan tertulis merupakan salah satu tindakan penilaian yang dilakukan untuk
bertujuan memperoleh data dan fakta yang ada di lapangan yang berupa laporan-
laporan yang diberikan oleh masyarakat, akademisi dan pemerhati pemerintahan
berupa melalui media elektronik, surat kabar dan media lainnya.
b. Laporan Lisan
Laporan lisan merupakan salah satu hal yang penting dalam mengukur kinerja pegawai
dinas terkait dalam pelaksanaan pengawasan dalam upaya penataan menara
telekomunikasi di Kota Padang.
c. Pengawasan Langsung
Mengamati secara langsung dengan cara turun langsung ke lapangan dalam rangka
pelaksanaan pengawasan dalam upaya penataan menara telekomunikasi di Kota
Padang.

VI - 4 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

3. Melakukan Tindakan Perbaikan


Tidakan perbaikan yang dilakukan oleh dinas terkait dalam rangka memperbaiki
pengawasan dalam upaya penataan menara telekomunikasi di Kota Padang adalah dengan
menerapkan peraturan tentang menara telekomunikasi bersama untuk pemilik menara yang
akan memperpanjang izin menara telekomunikasi nya dan untuk pemilik menara
telekomunikasi yang mengurus izin baru untuk mendirikan menara sehingga lama kelamaan
menara telekomunikasi yang ada di Kota Padang dapat di tata dengan baik sesuai dengan aturan
yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam Perwako Nomor 9 Tahun 2012 tentang Penataan,
Pembangunan Dan Pengelolaan Menara Telekomunikasi
a. Menerapkan Perwako Nomor 9 Tahun 2012 tentang Penataan, Pembangunan
Dan Pengelolaan Menara Telekomunikasi
b. Melakukan Pengawasan secara Berkala
Tindakan perbaikan yang dilakukan lagi oleh dinas terkait untuk tindakan pengawasan
dalam upaya penataan menara telekomunikasi di Kota Padang salah satunya dengan
turun ke lapangan mengecek langsung dimana lokasi menara telekomunikasi tersebut.

6.2 PEMANTAUAN
Pemantauan atau monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran
kemajuan atas objektif program/memantau perubahan, yang fokus kepada proses dan keluaran.
Pemantauan yang dimaksud adalah pemantauan yang dilakukan pada saat proses pendirian
bangunan tower. Hal yang ditekankan disini selain mekanisme pengurusan IMB juga berkaitan
dengan identitas tower.
Hal ini dilakukan untuk tower telekomunikasi yang ada di Kota Padang memiliki
identitas yang jelas. Agar pengecekan terhadap identitas turunannya (seperti: masa berlaku,
kepemilikan, penyewa, dan lain sebagainya) dapat dicek dan dikontrol oleh dinas terkait dalam
hal ini DISHUBKOMINFO Kota Padang.
a. Identitas tower
Perizinan – pembangunan tower – pemasangan identitas tower – pemotoan
identitas tower yang telah tepasang – penyerahan foto identitas tower kepada
DISHUBKOMINFO – pengecekan.

6.3 MASA PAKAI/PERPANJANGAN


Masa pakai/perpanjangan dimaksud adalah:
a. Pengecekan masa berlaku berdirinya tower

VI - 5 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Hal ini dilakukan oleh dishubkominfo secara berkala (5 tahun sekali).


- Jika ditemukan tower telkomunikasi yang telah berakhir masa kontrak
lahan/bangunan tempat berdirinya maka vendor dapat melakukan
perpanjangan kontrak denga pemilik lahan/bangunan tersebut.
- Jika ditemukan tower telekomunikasi yang telah tidak aktif, maka
DISHUBKOMINFO wajib melayangkan surat teguran kepada vendor agar
merobohkan/membongkar tower tersebut. jika vendor tidak melakukannya,
akan dikenakan sanksi.

b. Pengecekan frekuensi dan radiasi


Pengecekan ini pada saat vendor Dishubkominfo melakukan pengecekan frekuensi
dan pengecekan radiasi langsung ke tower yang baru dibangun. Dishukominfo
kemudian melakukan mengenai frekuensi dan radiasi tower secara berkala (1 tahun
sekali). Jika ditemukan peningkatan radiasi maka vendor sebagai pengelola tower
harus melaporkannya ke DISHUBKOMINFO untuk ditindaklanjuti
(mengganti/menambah alat penghalang radiasi dan atau dikenakan sanksi).

6.4 PENYIMPANGAN LOKASI MENARA EKSISTING

Penyimpangan lokasi menara eksisting di kota padang jika dikatkan dengan Surat
Edaran Kementrian PU No. 6 Tahun 2011tentang Petunjuk Teknis Kriteria Lokasi Menara
Telekomunikasi

VI - 6 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Tabel 6.1
Kriteria Penentuan Kebutuhan Menara Pada Zona Menara di Kota Padang
Pada Kawasan-Kawasan Tertentu
Lokasi Menara Struktur Menara

Kamuflase
Teregang

Tunggal
Mandiri
No Fungsi Kawasan Di atas
Di atas Tanah
Bangunan

KAWASAN LINDUNG
A Kawasan yang Memberikan Perlindungan terhadap Kawasan Bawahannya
Kawasan Hutan Lindung √ - √ - - √
Kawasan Bergambut √ - √ - - -
Kawasan Resapan Air √ - √ - - -
Lokasi Menara Struktur Menara

Kamuflase
Di atas Tanah Di atas

Teregang

Tunggal
Mandiri
Fungsi Kawasan Bangunan
No

B Kawasan Perlindungan Setempat


RTH Kota -termasuk didalamnya hutan √ - √ - √ √
kota- BUDI DAYA
KAWASAN
C Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
Kawasan Hutan Produksi Terbatas √ - √ √ - -
Kawasan Hutan Produksi Tetap √ - √ √ - -
Kawasan Hutan yang Dapat Dikonversi √ - √ √ - -
D Kawasan Peruntukan Pertanian
Kawasan Pertanian Lahan Basah √ - √ √ √ -
Kawasan Pertanian Lahan Kering √ - √ √ √ -
Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan √ - √ √ √ -
Kawasan Tanaman Tahunan/Perkebunan √ - √ √ √ -
E Kawasan Peruntukan Perikanan
Budi daya Perikanan Darat √ - √ - - -
F Kawasan Peruntukan Pertambangan
Galian Strategis, Galian Vital, dan Lainnya √ - √ √ - -
G Kawasan Peruntukan Industri
Industri √ √ √ √ √ -
H Kawasan Peruntukan Pariwisata
Kawasan Wisata Alam √ √ √ √ √ √
Kawasan Wisata Buatan √ √ √ √ √ √
I Kawasan Peruntukan Permukiman
Kawasan Permukiman di Perkotaan √ √ √ - √ -
Kawasan Permukiman di Perdesaan √ - √ √ √ -
J Kawasan Peruntukan Khusus
Kawasan Pertahanan dan Keamanan * * * * * *
Bandar Udara * * * * * *
Pelabuhan * * * * * *
Jalan Bebas Hambatan/Jalan Layang/ Jalur √ - √ √ √ -
Kendaraan Khusus
Jalur Kereta Api √ - √ √ √ -
Kawasan Kerahasiaan Sangat Tinggi * * * * * *

VI - 7 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Keterangan :

√ = diperbolehkan

- = dilarang

* = sesuai dengan ketentuan instansi terkait

1. Kecamatan Lubuk KIlangan


a. Tower di Kawasan Permukiman Terhadap Bangunan Terdekat

Tower ini terletak di Kelurahan Bandar Buat dan berada di kawasan pemukiman dengan
jarak tower dengan permukiman hanya berjarak 5 meter dengan ketinggian tower 50 meter.

Ilustrasi Jarak Bebas Menara Tunggal di Atas 50 Meter Terhadap Bangunan Terdekat

VI - 8 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

b. Tower di kawasan Perkebunan Terhadap Bangunan Terdekat

Tower terletak pada Kelurahan Indarung yang berdiri pada kawasan perkebunan kakao
masyarakat dengan tinggi menara di atas 60 meter dengan jarak pada jalan kurang lebih 20
meter dan jarak dengan rumah tingal 15 meter.

Ilustrasi Jarak Bebas Menara Mandiri di Atas 60 Meter Terhadap Bangunan Terdekat

VI - 9 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

c. Tower Di Tepian Jalan Terhadap Bangunan Terdekat

Tower yang terdapat pada tepi jalan dan berdiri pada lahan kosong dengan tinggi
menara kurang dari 50 meter dengan jarak pada jalan kurang lebih 10 meter dan jarak dengan
rumah tingal 10 meter yang terdapat di Kelurahan Koto Lalang.

Ilustrasi Jarak Bebas Menara di Bawah 60 Meter Terhadap Jaringan Jalan

VI - 10 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

2. Kecamatan Lubuk Begalung


a. Tower di Kawasan Permukiman Terhadap Bangunan Terdekat

Tower ini terletak di Kelurahan Gurun Laweh dan berada di kawasan pemukiman
dengan jarak tower dengan permukiman hanya berjarak 3 meter dengan ketinggian tower 30
meter.

Ilustrasi Jarak Bebas Menara Tunggal di Atas 30 Meter Terhadap Bangunan Terdekat

VI - 11 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

b. Tower di kawasan Perkebunan Terhadap Bangunan Terdekat

Tower terletak pada Kelurahan Cengkeh yang terdapat pada tepi jalan dan berdiri pada
kawasan perkebunan masyarakat dengan tinggi menara di atas 60 meter dengan jarak pada
jalan kurang lebih 10 meter dan jarak dengan rumah tingal 20 meter.

Ilustrasi Jarak Bebas Menara Mandiri di Atas 60 Meter Terhadap Bangunan Terdekat

VI - 12 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

c. Tower Di Tepian Jalan Terhadap Bangunan Terdekat

Tower yang terdapat pada tepi jalan dan berdiri pada lahan perbukitan dengan tinggi
menara kurang dari 60 meter dengan jarak pada jalan kurang lebih 10 meter dan jarak dengan
rumah tingal 5 meter yang terdapat di Kelurahan Pampangan.

Ilustrasi Jarak Bebas Menara di Bawah 60 Meter Terhadap Jaringan Jalan

VI - 13 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

3. Kecamatan Padang Selatan


a. Tower di Kawasan Permukiman Terhadap Bangunan Terdekat

Tower ini terletak di Kelurahan Belakang Pondok dan berada di kawasan pemukiman
dengan jarak tower dengan permukiman hanya berjarak 3 meter dengan ketinggian tower 50
meter.

Ilustrasi Jarak Bebas Menara Tunggal di Atas 50 Meter Terhadap Bangunan Terdekat

VI - 14 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

b. Tower di kawasan Perkebunan Terhadap Bangunan Terdekat

Tower terletak pada Kelurahan Padang Selatan di Kawasan Sungai Pisang yang
terdsapat pada tepi jalan dan berdiri pada kawasan perkebunan masyarakat dengan tinggi
mernara di atas 60 meter dengan jarak pada jalan kurang lebih 10 meter dan jarak dengan
rumah tingal 100 meter.

Ilustrasi Jarak Bebas Menara Mandiri di Atas 60 Meter Terhadap Bangunan Terdekat

VI - 15 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

c. Tower Di Tepian Jalan Terhadap Bangunan Terdekat

Tower yang terdsapat pada tepi jalan dan berdiri pada lahan kosong dengan tinggi
mernara kurang dari 60 meter dengan jarak pada jalan kurang lebih 20 meter dan jarak dengan
rumah tingal 10 meter.

Ilustrasi Jarak Bebas Menara di Bawah 60 Meter Terhadap Jaringan Jalan

VI - 16 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

4. Kecamatan Padang Timur


a. Tower di Kawasan Permukiman Terhadap Bangunan Terdekat

Tower ini terletak di Kelurahan Belakang Pondok dan berada di kawasan pemukiman
dengan jarak tower dengan permukiman hanya berjarak 5 meter dengan ketinggian tower 40
meter

Ilustrasi Jarak Bebas Menara Tunggal di Atas 50 Meter Terhadap Bangunan Terdekat

VI - 17 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

b. Tower di KawasanStasiunKeretaApiTerhadapBangunanTerdekat

Tower terletak pada Kelurahan Simpang Haru di kawasan stasiun kereta api yang
terdapat pada pinggir jalan dengan tinggi mernara diatas 60 meter dengan jarak pada jalan
kurang lebih 10 meter dan jarak dengan rumah tingal 100 meter.

Ilustrasi Jarak Bebas Menara Mandiri di Atas 60 Meter Terhadap Bangunan Terdekat

VI - 18 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

c. Tower Di TepianJalanTerhadapBangunanTerdekat

Tower yang terdapat pada tepi jalan dan berdiri pada lahan kosong dengan tinggi
menara kurang dari 60 meter dengan jarak pada jalan kurang lebih 20 meter dan jarak dengan
rumah tinggal 10 meter.

Ilustrasi Jarak Bebas Menara di Bawah 60 Meter Terhadap Jaringan Jalan

VI - 19 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

5. Kecamatan Padang Barat


a. Tower di Kawasan Permukiman Terhadap Bangunan Terdekat

Tower ini terletak di kelurahan Padang Pasir dan berada di kawasan pemukiman dan
berada didalam perkarangan rumah warga dengan jarak tower dengan rumah sekitar 3 meter
dengan ketinggian tower 50 meter

Ilustrasi Jarak Bebas Menara Tunggal di Atas 50 Meter Terhadap Bangunan Terdekat

VI - 20 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

b. Tower di kawasan Perkebunan Terhadap Bangunan Terdekat

Tower terletak pada kelurahan Padang Barat di kawasan Belakang Tangsi yang
terdsapat pada belakang rumah waraga dan berdiri pada kawasan perkebunan kecil
masyarakat dengan tinggi mernara di atas 60 meter dengan jarak pada jalan kurang lebih 10
meter dan jarak dengan rumah tingal 100 meter.

Ilustrasi Jarak Bebas Menara Mandiri di Atas 60 Meter Terhadap Bangunan Terdekat

VI - 21 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

c. Tower Di Tepian Jalan Terhadap Bangunan Terdekat

Tower yang terdapat pada kelurahan Rimbo Kaluang berdiri pada lahan kosong dengan
tinggi mernara kurang dari 60 meter dengan jarak pada jalan kurang lebih 20 meter dan jarak
dengan rumah tingal 10 meter.

Ilustrasi Jarak Bebas Menara di Bawah 60 Meter Terhadap Jaringan Jalan

VI - 22 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

6. Kecamatan Padang Utara


a. Tower di Kawasan Permukiman Terhadap Bangunan Terdekat

Tower ini terletak di kelurahan Alai Parak Kopi dan berada di kawasan pemukiman yang
apdat dengan jarak tower dengan permukiman hanya berjarak 5 meter dengan ketinggian
tower 50 meter

Ilustrasi Jarak Bebas Menara Tunggal di Atas 50 Meter Terhadap Bangunan Terdekat

VI - 23 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

b. Tower di Kawasan Perkebunan Terhadap Bangunan Terdekat

Tower terletak pada kelurahan Gunung Pangilun berdiri ditengah-tengah kawasan


perkebunan masyarakat dengan tinggi mernara di atas 60 meter dengan jarak pada jalan
kurang lebih 25 meter dan jarak dengan rumah tingal 100 meter.

Ilustrasi Jarak Bebas Menara Mandiri di Atas 60 Meter Terhadap Bangunan Terdekat

VI - 24 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

c. Tower Di Tepian Jalan Terhadap Bangunan Terdekat

Tower yang terdsapat pada tepi jalan dan berdiri pada lahan yang bersebelahan dengan
rumah warga dengan tinggi mernara kurang dari 60 meter dengan jarak pada jalan kurang
lebih 15 meter dan jarak dengan rumah tingal 10 meter.

Ilustrasi Jarak Bebas Menara di Bawah 60 Meter Terhadap Jaringan Jalan

VI - 25 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

7. Kecamatan: Nanggalo
a. Tower di Kawasan Permukiman Terhadap Bangunan Terdekat

Tower ini terletak di kelurahan Kampung Olo dan berada di kawasan permukiman dan
berada dibelakang rumah warga dengan jarak tower dengan rumah sekitar 5 meter dengan
ketinggian tower 50 meter

Ilustrasi Jarak Bebas Menara Tunggal di Atas 50m Terhadap Bangunan Terdekat

VI - 26 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

b. Tower di kawasan Permukiman Terhadap Bangunan Terdekat

Tower terletak pada kelurahan Kurao Pagang yang terdapat pada bagian permukiman
warga dengan tinggi menara di atas 60 meter dengan jarak pada jalan kurang lebih 10 meter
dan jarak dengan rumah tinggal 10 meter.

Ilustrasi Jarak Bebas Menara Mandiri di Atas 60m Terhadap Bangunan Terdekat

VI - 27 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

c. Tower Di Tepian Jalan Terhadap Bangunan Terdekat

Tower yang terdapat pada Kelurahan Kampung Olo berdiri pada lahan yang
bersebelahan dengan rumah warga dengan tinggi menara kurang lebih 60 meter dengan jarak
pada jalan kurang lebih 15 meter dan jarak dengan rumah tinggal 5 meter.

Ilustrasi Jarak Bebas Menara di Bawah 60m Terhadap Jaringan Jalan

VI - 28 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

8. Kecamatan Kuranji
a. Tower di kawasan Permukiman Terhadap Bangunan Terdekat

Tower ini terletak di kelurahan Sungai Sapih dan berada di kawasan permukiman dan
berada dibelakang rumah warga dan sawah dengan jarak tower dengan rumah sekitar 10 meter
dengan ketinggian tower 50 meter

Ilustrasi Jarak Bebas Menara Tunggal di Atas 50 m Terhadap Bangunan Terdekat

VI - 29 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

b. Tower di kawasan Perkebunan Terhadap Bangunan Terdekat

Tower terletak pada Kelurahan Gunung Sarik yang terdapat pada bagian pertanian
warga dengan tinggi menara di atas 60 meter dengan jarak pada jalan kurang lebih 10 meter
dan jarak dengan rumah tinggal 100 meter.

Ilustrasi Jarak Bebas Menara Mandiri di Atas 60m Terhadap Bangunan Terdekat

c. Tower Di Tepian Jalan Terhadap Bangunan Terdekat

VI - 30 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Tower yang terdapat pada kelurahan Gunung Sarik berdiri pada lahan yang
bersebelahan dengan rumah warga dengan tinggi menara 60 meter dengan jarak pada jalan
kurang lebih 10 meter dan jarak dengan rumah tinggal 20 meter.

Ilustrasi Jarak Bebas Menara di Bawah 60m Terhadap Jaringan Jalan

9. Kecamatan Pauh
a. Tower di kawasan Permukiman Terhadap Bangunan Terdekat

Tower ini terletak di kelurahan Limau Manis dan berada di kawasan pemukiman dan
berada belakang rumah warga dengan jarak tower dengan rumah sekitar 3 meter dengan
ketinggian tower 50 meter.

VI - 31 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Ilustrasi Jarak Bebas Menara Tunggal di Atas 50 Meter Terhadap Bangunan Terdekat

b. Tower di kawasan Perkebunan Terhadap Bangunan Terdekat

Tower terletak pada kelurahan Limau Manis yang terdapat pada bagian perkebunan
warga dan pemakaman umum tinggi mernara di atas 60 meter dengan jarak pada jalan kurang
lebih 10 meter dan jarak dengan rumah tingal 100 meter.

Ilustrasi Jarak Bebas Menara Mandiri di Atas 60 Meter Terhadap Bangunan Terdekat

VI - 32 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

c. Tower Di Tepian Jalan Terhadap Bangunan Terdekat

Tower yang terdapat pada kelurahan Kampung Dalam berdiri pada lahan yang
bersebelahan dengan rumah warga dan berbatgasan langsung dengan sawah tinggi mernara
kurang dari 60 meter dengan jarak pada jalan kurang lebih 15 meter dan jarak dengan rumah
tingal 10 meter.

Ilustrasi Jarak Bebas Menara di Bawah 60 Meter Terhadap Jaringan Jalan

VI - 33 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

10. Kecamatan : Koto Tangah


a. Tower di kawasan Permukiman Terhadap Bangunan Terdekat

Tower ini terletak di Kelurahan Lubuk Buaya dan berada di kawasan pemukiman
dengan jarak tower dengan permukiman hanya berjarak 3 meter dengan ketinggian tower 50
meter.

Ilustrasi Jarak Bebas Menara Tunggal di Atas 50 Meter Terhadap Bangunan Terdekat

VI - 34 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

b. Tower di kawasan Perkebunan Terhadap Bangunan Terdekat

Tower terletak pada Kelurahan Padang Sarai yang terdapat pada tepi jalan dan berdiri
pada kawasan perkebunan masyarakat dengan tinggi menara di atas 60 meter dengan jarak
pada jalan kurang lebih 10 meter dan jarak dengan rumah tingal 100 meter.

Ilustrasi Jarak Bebas Menara Mandiri di Atas 60 Meter Terhadap Bangunan Terdekat

VI - 35 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

c. Tower Di Tepian Jalan Terhadap Bangunan Terdekat

Tower yang terdapat pada tepi jalan dan berdiri pada lahan kosong dengan tinggi
menara kurang dari 60 meter dengan jarak pada jalan kurang lebih 10 meter dan jarak dengan
rumah tingal 10 meter yang terdapat di Kelurahan Pasia Nan Tigo.

Ilustrasi Jarak Bebas Menara di Bawah 60 Meter Terhadap Jaringan Jalan

6.5 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikemukan beberapa kesimpulan dari
penelitian yang berjudul pengawasan dalam upaya penataan menara telekomunikasi di Kota
Padang yaitu
1. Pengawasan dalam upaya penataan menara telekomunikasi di Kota Padang berdasarkan
indikator seperti Menentukan standar-standar yang akan digunakan sebagai dasar
pengawasan, mengukur pelaksanaan atau hasil yang telah dicapai, membandingkan

VI - 36 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

pelaksanaan atau hasil dengan standar dan menentukan penyimpangan jika


ada,melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan agar pelaksanaan dan
tujuan sesuai dengan rencana perbaikan dapat dikatakan masih belum terlaksana
dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya menara telekomunikasi yang
belum sesuai dengan standar yang telah di tetapkan dalam peraturan yang berlaku
tentang pedoman penataan menara telekomunikasi bersama di Kota Padang.
2. Faktor yang mempengaruhi Pengawasan dalam upaya Penataan Menara
Telekomunikasi di Kota Padang yang dilihat dari semua indikator mulai dari Perundang-
undangan, Bentuk Pengawasan dan Sumber Daya Manusia belum terlaksana dengan
baik hal ini dikarenakan sumber daya yang kurang memadai dalam hal ini yang
mengawasi bukanlah mereka yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sehingga
pengawasan di lapangan kurang maksimal sehingga pengawasan dan penataan yang
kurang dan tidak sebanding dengan banyaknya menara telekomunikasi yang ada di
Padang dan masyarakat yang kurang bekerjasama dengan Dinas Tata Ruang Bangunan
dan Perumahan Kota Padang dalam melakukan pengawasan. Yang menjadi faktor sangat
penting dalam melakukan pengawasan dan penertiban ini adalah faktor sumber daya
manusia, karena apabila biaya sudah ada dan masyarakat yang mendukung tetapi
personil Dinas Tata Ruang Bangunan dan Perumahan Kota Padang tidak memiliki
kecakapan dan tanggung jawab dalam bertugas maka tidak akan berjalan sesuai yang
kita inginkan.

6.6 SARAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengawasan dalam upaya penataan
menara telekomunikasi di Kota Padang peneliti memberikan beberapa saran yang diharapkan
dapat membangun dapat dijadikan masukan atau pertimbangan oleh pemerintah atau dinas
terkait penulis memberikan saran sebagai berikut :
1. Agar Dinas Tata Ruang Bangunan dan Perumahan lebih meningkatkan pengawasan
terhadap menara telekomunikasi di Kota Padang baik dalam segi waktu yang lebih
intensif, serta lebih mengawasi terhadap kekurangan dari peraturan yang telah
ditetapkan oleh peraturan yang berlaku dan melakukan tindakan evaluasi terhadap
kekurangan-kekurangan dan hambatan di lapangan yang ada sehingga pengawasan
dalam upaya penataan menara telekmunikasi di Kota Padang.
2. Agar Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika serta Dinas Tata Ruang Dan
Bangunan Kota Padang lebih selektif dalam pemberian rekomendasi izin dan pemberian
izin mendirikan menara tekekomunikasi dengan melihat kembali ke lapangan dan
VI - 37 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

mengecek syarat dan tata menara telekomunikasi sehingga letak menara telekomunikasi
sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.

VI - 38 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

6.1 PENGAWASAN ................................................................................................................................... 1

6.2 PEMANTAUAN ................................................................................................................................... 5

6.3 MASA PAKAI/PERPANJANGAN ................................................................................................... 5

6.4 PENYIMPANGAN LOKASI MENARA EKSISTING ................................................................... 6

6.5 KESIMPULAN .................................................................................................................................... 36

6.6 SARAN ................................................................................................................................................. 37

VI - 39 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

7.1 TEMUAN
Pada kegiatan Masteplan Jaringan Telekomunikasi di Kota Padang Tahun 2015 terdapat
beberapa temuan:
1. Berdasarkan hasil analisis tahun 2015 kebutuhan tower telekomunikasi di Kota
Padang pada tahun rencana adalah sebanyak 173 unit. Sedangkan jumlah tower
telekomunikasi di Kota Padang hasil survey tahun 2015, yakni sebanyak 290 unit.
2. Belum ada rekapitulasi/database tower telekomunikasi se-Kota Padang terkait
dengan identitas tower, sebaran dan keaktifan (keberfungsian) suatu tower.
3. Belum terumusnya tanggung jawab fungsi pengendalian dan pengawasan pada
masing-masing instansi pada proses perizinan , pemantauan, dan perpanjangan

7.2 REKOMENDASI
Rekomendasi pada Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi di Kota Padang pada
tahun 2015 adalah:
1. Adanya database tentang menara telekomunikasi dan fiber optic.
2. Adanya regulasi yang mengatur tentang pengawasan dan pengendalian tower
telekomunikasi serta stakeholder yang terlibat
3. Untuk menunjang tahapan perizinan, pengawasan dan pengendalian harus memiliki
manual prosedur yang jelas bagi masing-masing instansi yang bertanggung jawab
4. DISHUBKOMINFO diharapkan memiliki teknologi/software untuk
merekap/menyimpan database jumlah dan sebaran tower besarta alat untuk
pengecekan radiasi
5. Untuk menunjang kegiatan pengawasan sebaiknya dilakukan insentif dan disinsentif
bagi masing-masing provider

VII - 1 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

6. Untuk dapat mengetahui kelayakan tower, kapasitas dan daya dukung terhadap
banyaknya antena yang bisa dipasang, maka perlu diketahui konsep desain sebuah
tower. Hal itu hanya dapat dilakukan dengan menggunakan software Microsoft
Tower. Dengan memasukkan data-data fisik tower pada software ini maka akan
dapat diketahui kapasitas, daya dukung dan kekuatan tower.
7. Penempatan menara yang tanpa perencanaan serta koordinasi yang tepat akan
menimbulkan jumlah menara yang berlebih sehingga dapat mengganggu estetika
lingkungan, tata ruang suatu wilayah, dan radiasi gelombang radio yang tidak
terkontrol sehingga sangat mengganggu.
8. Untuk itu perlu dirancang penataan lokasi menara berdasarkan luas cakupan area sel
yang dihasilkan di kota Padang untuk 20 tahun mendatang dengan menggunakan
algoritma Differential Evolution (DE) untuk menemukan solusi penataan menara
yang baik, kemudian menggunakan software Map Info sebagai media visualisasi peta
lokasi penempatan menara telekomunikasi.
9. Daya pancar antena BTS sangat diperlukan untuk melakukan analisa perhitungan
coverage area untuk masing masing BTS.
10. Dari segi kuantitas BTS dan Menara Telekomunikasi telah mencukupi. Namun, dari
segi kualitas perlu penambahan terkait dengan kenyamanan teknologi dimasa yang
akan datang serta kemungkinan perggeseran kepadatan penduduk pada kawasan
permukiman baru. Untuk itu dalam rangka menunjang kebutuhan komunikasi dan
telekomunikasi yang terus meningkat, maka diperlukan penguat sinyal di Kota
Padang.
11. Agar dapat diperoleh coverage area masing-masing provider oleh dinas terkait maka
perlu dibuat regulasi dalam bentuk PERGUB/PERWAKO yang menegaskan tentang
tatacara bagi yang provider yang mengusulkan BTS, izin bagi BTS baru dapat
direalisasikan bila ada kajian oleh pengusul tentang:
a) Perhitungan coverage area kondisi existing sebelum dan sesudah pengusulan
b) Perhitungan trafik untuk mengetahui Network Performance dan Quality of
Service (QoS).
Keterangan:
Intensitas Trafik  rata-rata jumlah panggilan yang terjadi dalam suatu grup
kanal
c) Penghitungan peramalan jumlah kapasitas total trafik 3G yang dibangkitkan
oleh pelanggan, maka digunakan perhitungan Offered Bit Quantity (OBQ). OBQ
adalah total bit throughput per km2 pada jam sibuk. OBQ pada jam sibuk untuk

VII - 2 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

suatu area tertentu dihitung berdasarkan beberapa asumsi, yaitu penetrasi user,
durasi panggilan efektif, Busy Hour Call Attempt (BHCA), dan bandwidth dari
layanan.
d) Upaya agar tidak selalu ada penambahan baru dengan alasan keandalan
pelayanan maka perlu dibatasi dengan cara mengganti/merobah/meningkatkan
perangkat GSM yang digunakan harus GSM 1800 MHz bukan GSM 900 MHz
karena GSM 900 MHz dayanya 20 Watt sementara GSM 1800 dayanya hanya 1
Watt. Sehingga tidak perlu menambah BTS tapi cukup dengan menggunakan
GSM 1800 sehingga dengan daya pancar tetap dengan kapasitas yang dapat
ditingkatkan
Tabel 7.1
Perbandingan GSM 900 dan DCS 1800 berdasarkan Frekuensi

No Parameter GSM 900 DCS 1800


1 Lebar Band 50 MHz 150 MHz
2 Frekuensi Up-Link 890-915 MHz 1710-1785 MHz
3 Frekuensi Down-Link 935-960 MHz 1805-1880 MHz
4 Jumlah Kanal FDMA 124 kanal 374 kanal
5 Jumlah kanal suara tiap kanal 8 kanal suara 8 kanal suara
FDMA
6 Total Kanal suara 992 kanal 2992 kanal

Tabel 7.2
Perbandingan GSM 900 dengan DCS 1800 berdasarkan daya
Class GSM 900 DCS 1800
1 20 W 1W
2 8W 0,25 W
3 5W
4 2W
5 0,8 W

e) Grade of Service (GOS) harus 2 % (jumlah panggilan yang gagal terhadap


jumlah panggilan yang datang). Jadi GOS didefinisikan sebagai ukuran ketidak
cukupan jumlah kanal yang dapat digunakan pengguna ponsel.
f) Traffic Dimensioning
Keterangan:
Traffic dimensioning  Pendimensian data-data trafik terhadap kebutuhan
peralatan yang dibutuhkan, dalam hal ini berupa jumlah BSC yang dibutuhkan
untuk menangani suatu trafik yang ada.

VII - 3 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Terdapat 3 faktor yang harus diperhatikan dalam traffic dimensioning suatu BSC,
yaitu:
i. Jumlah TRX,
ii. Kapasitas trafik,
iii. Jumlah BTS
Langkah-langkah yang dilakukan dalam dimensioning trafik adalah:
i. Pengamatan data trafik
ii. Perencanaan pembangunan BTS, perhitungan jumlah BTS yang dibutuhkan
iii. Perhitungan trafik terhadap BTS-BTS yang akan dibangun
iv. Perhitungan jumlah BSC yang dibutuhkan terhadap BTS-BTS yang akan
dibangun.

12. Dinas Pemerintah terkait harus sudah mempunyai peta BTS yang dikelompokan
perzoning dalam hal ini per kecamatan. Peta yang digunakan adalah gabungan dari
software Global Mapper dan Map Info sehingga bisa diperoleh data data tower yang
sudah ada. Ketika ada permohonan baru maka data-data perangkat dapat
dimasukkan dan langsung terlihat di Global Mapper lingkaran-lingkaran coverage
area dari posisi tower yang akan kita masukkan. Ini sekaligus dapat dijadikan
evaluasi kelaikan tower baru. Overlap atau tidak. Data perangkat berupa daya pancar
radio yang digunakan, tinggi tower semua data dapat ditampung pada Global Mapper.
Sehingga jika kita geser-geser cursor mouse pada tower yang ada pada peta maka
akan langsung keluar data-data BTS, termasuk dengan kordinat lokasi.

Gambar 7.1 Provider coverage Gambar 7. 2: Zoning posisi BTS existing

VII - 4 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Gambar 7. 3 Posisi BTS berdasarkan zoning Gambar 7. 4 Posisi & coverage TBG BTS

13. Pengembangan sistem jaringan telekomunikasi bawah tanah lebih diarahkan pada
pengembangan sistem ducting dan dilakukan terpadu dengan sistem jaringan bawah
tanah lainnya seperti jaringan listrik, dan jaringan air bersih. Ketiga jaringan ini akan
digabungkan dalam salurannya Underground Utility Box
.

Gambar 7,5 Underground Utility Box

VII - 5 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

Gambar 7.6 Ilustrasi Rencana Underground Utility Box

VII - 6 | Halaman
Review Masterplan Jaringan Telekomunikasi
Kota Padang Tahun 2015

@@@@@@@@@@@@@

7.1 TEMUAN ............................................................................................................................................... 1

7.2 REKOMENDASI .................................................................................................................................. 1

Tabel 7.1 ............................................................................................................................................................ 3

Perbandingan GSM 900 dan DCS 1800 berdasarkan Frekuensi .................................................. 3

Tabel 7.2 ............................................................................................................................................................ 3

Perbandingan GSM 900 dengan DCS 1800 berdasarkan daya ..................................................... 3

Gambar 7.1 Provider coverage 4

Gambar 7. 2: Zoning posisi BTS existing 4

Gambar 7. 3 Posisi BTS berdasarkan zoning 5

Gambar 7. 4 Posisi & coverage TBG BTS 5

Gambar 7,5 Underground Utility Box 5


Gambar 7.6 Ilustrasi Rencana Underground Utility Box 6

VII - 7 | Halaman

Anda mungkin juga menyukai