Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/332556427

INSTALASI RADIO NEC FREKUENSI 13 GHZ PADA BTS DAN PELANGGAN

Article · April 2019

CITATIONS READS

0 122

3 authors, including:

Bangun dwi Prasetyo


Politeknik Negeri Jakarta
1 PUBLICATION   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Bangun dwi Prasetyo on 22 April 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


INSTALASI RADIO NEC FREKUENSI 13 GHZ PADA BTS DAN
PELANGGAN
Bangun Dwi Prasetyo
Politeknik Negeri Jakarta
Bangun.dwiprasetyo.tik15@mhsw.pnj.ac.id

Abstrak
Apakah kamu pernah mengetahui pengertian dari Radio microwave?. Radio
microwave merupakan suatu perangkat yang mempunyai peranan penting di dunia
telekomunikasi. Perangkat ini merupakan sarana penting untuk pertukaran data via
nirkabel dengan kapasitas yang cukup besar, sama halnya dengan mikrotik,
perangkat ini mempunyai fungsi yang sama sebagai access point to point. Salah
satu keunggulan dari radio microwave adalah dapat menyediakan frekuensi yang
baik pada jaringan telekomunikasi dengan jarak yang cukup jauh. Sehingga tidak
heran jika radio microwave masih menjadi salah satu layanan unggulan provider
jasa telekoimunikasi salah satunya PT Indosat Ooredoo. Dari semua kelebihan yang
didapat dari layanan radio microwave, ada beberapa kekuranganya radio
mircrowave. Salah satunya adalah frekuensi yang dihasilkan kurang maksimal
dikarenakan terhalang gedung-gedung yang menutupi antar BTS dan juga
membutuhkan tenaga yang lebih besar dalam pemasangan perangkatnya. Oleh
karena itu, untuk mencegah hal tersebut ada beberapa cara yang perlu dilakukan.
Salah satunya yaitu menjalankan Standard Oprational Procedure (SOP) untuk
menghasilkan pekerjaan yang maksimal pada saat pemasangan radio microvawe.

Kata kunci : Antenna , BTS, Frekuensi, Microwave, Radio

Abstract
Have you ever known the meaning of microwave radio? Microwave radio is a device
that has an important role in the world of telecommunications. This device is an
important means for exchanging data via wireless with a large enough capacity, as
well as microtics, this device has the same function as an access point to point. One
of the advantages of radio microwaves is that it can provide good frequencies in
telecommunications networks at a considerable distance. So it is not surprising that
microwave radio is still one of the leading services for telecommunication services
providers, one of which is PT Indosat Ooredoo. Of all the advantages of microwave
radio services, there are some disadvantages of microwave radio. One of them is
that the resulting frequency is not optimal due to obstructed buildings that cover the
BTS and also require more power in the installation of the device. Therefore, to
prevent this there are several ways that need to be done. One of them is to run a
Standard Operational Procedure (SOP) to produce maximum work during the
installation of microvawe radio.

Key Words : Antenna , BTS, Frequency, Microwave, Radio

1. PENDAHULUAN bukanlah masalah. Informasi dari berbagai


daerah di belahan dunia yang terpisah jarak dan
Tidak dapat di pungkiri bahwa di era globalisasi, waktu dapat diakses hanya dalam hitungan detik.
perkembangan teknologi di bidang Hal ini terjadi tentunya karena semakin
telekomunikasi mengalami kemajuan yang meningkatnya kebutuhan manusia untuk dapat
sangat pesat. Berbagai teknologi dan sistem baru saling terhubung dan saling bertukar informasi
bermunculan dalam rangka mempercepat serta dengan satu sama lain.
mempermudah manusia berkomunikasi satu Suatu komunikasi dikatakan berhasil apabila
dengan lainnya. Jarak yang jauh saat ini, informasi yang dikirim baik berupa voice, video

Politeknik Negeri Jakarta : April 2019


maupun data sampai ke tujuan dengan baik dan perangkat. Setelah proses instalasi indoor,
jarak yang dapat ditempuh oleh sinyal tersebut outdoor dan konfigurasi telah selesai. Maka
tidak loss. Antena microwave adalah salah satu proses intslasi radio microwave selesai. Gambar
media yang membantu dalam proses komunikasi 1 menunjukan Flow Chart dalam Instalasi Antena
berupa voice maupun data sesuai dengan Microwave.
keinginan pelanggan karena menghubungkan
antara Base Transceiver Station (BTS) yang satu
dengan BTS yang BTS lainnya. (Hikmat, 2016). 3.2 Perancangan Sistem
Keunggulan Antena microwave antara lain
instalasinya yang cepat, harga perangkatnya
tidak terlalu mahal, sangat berguna untuk daerah
bergambut, pedesaan, maupun padat penduduk.
(Hikmat, 2016)
Antena microwave merupakan arsitektur radio
berupa point to point atau point to multipoint yaitu
sinyal gelombang microwave yang dikirim oleh
antena disuatu BTS (Tx) dan akan diterima oleh
antena lawannya di BTS (Rx) lain untuk
menjembatani komunikasi pelanggan yang
letaknya berjauhan. Jika pelanggan hanya satu ini
adalah jenis point to point dan jika pelanggan
banyak ini disebut point to multipoint. (
Hikmaturrokhman, dkk, 2014).

2. METODOLOGI DAN IMPLEMENTASI

Jurnal, membahas mengenai instalasi antena


microwave pada site BTS dan site pelanggan.
Antena radio microwave yang digunakan adalah
tipe NEC iPasolink. Gambar 1. Flow Chart dalam Instalasi Antena Microwave
Dalam rangka mendapatkan layanan yang cepat
pada komunikasi seluler, dilakukan pembentukan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
jalur antar BTS hingga sampai ke BSC karena
antena sektoral tidak akan bekerja dengan Di bagian ini membahas tentang Tahapan-
maksimal jika tidak dijembatani oleh antena tahapan yang dalam dilakukan dalam proses
microwave yang dipasang pada radio link point to instalasi antena Microwave:
point dari BTS terdekat dengan pelanggan. Untuk
itu dapat dilihat flow chart dalam instalasi antena 3.1 Persiapan Sebelum Instalasi Pada Site
microwave. Gambar 3.2 menunjukan flow chart BTS dan Site Pelanggan
dalam Instalasi antena microwave.
Pada flow chart Instalasi antena microwave, Sebelum melakukan instalasi pada antena
dapat di ketahui bahwa, sebelum melakukan Microwave dibutuhkan data-data hasil survey
proses instalasi, banyak tahapan yang harus seperti posisi atau letak dari perusahaan
dilalui, tahapan pertama adalah mengurus surat pelanggan, letak dari BTS terdekat, dan survey
perizinan / Surat Perintah Kerja (SPK), jika dalam kondisi dari wilayah tersebut. Yang terpenting
pengurusan SPK tidak memakan banyak waktu, ketika survey adalah kedua antena harus LOS
maka tahapan kedua adalah meminjam kunci (line of sight). Keadaan Line of Sight adalah
BTS. Kunci BTS disimpan pada kantor cabang dimana kedua antena yang ingin dihubungkan
yang tedapat di Ciputat. Tahapan ketiga yaitu jika tidak terhalang oleh gedung, pohon, atau apapun
terjadi comcase (Community Issue). Ketika (obstacle). Perlu diperhatikan juga persiapan
melakukan instalasi salah satu sebelum instalasi seperti membuat surat perintah
kendalanya adalah adanya ormas atau orang- kerja (SPK) meminjam kunci BTS yang akan
orang yang datang dan tiba-tiba meminta dituju dan melakukan proses instalasi oleh PT.
sejumlah uang, sehingga proses instalasi Lumbung Riang Communication dan menyiapkan
terhambat. alat–alat serta komponen yang dibutuhkan.
Tahapan berikutnya adalah instalasi perangkat Dalam melakukan instalasi dibutuhkan peralatan
radio microwave, adapun pekerjaan yang dan surat-surat ketika ingin melakukan instalasi
dilakukan ketika instalasi adalah mengeluarkan radio seperti :
material, pemasangan antena, pemasangan IDU,
grounding, LSH, dan E1. Setelah proses instalasi a. Cyber Key dan Surat Perintah Kerja (SPK)
selesai, tahap selanjutnya adalah konfigurasi b. Peralatan K3

Politeknik Negeri Jakarta : April 2019


c. Toolkits Gambar 2 menunjukkan konektor kabel power
d. Material Radio yang digunakan untuk IDU.

3.2 Pelaksanaan Instalasi Antena


Microwave pada Site BTS dan Site Pelanggan

Pada instalasi antena microwave meliputi


instalasi secara fisik. Berikut penjelasan
mengenai proses – proses instalasinya :

3.2.1 Proses Instalasi Fisik pada Site BTS dan


Site Pelanggan

Pada proses instalasi fisik meliputi dua bagian


utama yaitu bagian instalasi outdoor dan instalasi
indoor pada site BTS dan site pelanggan.

Untuk bagian instalasi indoor meliputi :


a. Assembly kabel power Untuk IDU Gambar 2. Konektor Kabel Power untuk IDU
b. Pembuatan connector kabel IF indoor
c. Pemasangan IDU Setelah konektor kabel power untuk IDU selesai,
kemudian memasukkan kabel yang berada di
Sedangkan untuk instalasi outdoor meliputi : ujung satunya dihubungkan ke dalam MCB atau
a. Pemasangan antena rectifier. MCB pada BTS sudah bersumber dari
b. Pembuatan connector IF outdoor rectifier. Rectifier pada perangkat power
c. Pemasangan kabel coaxial ke antena dan IDU digunakan untuk merubah tegangan AC ke dalam
d. Pemasangan waterproof tegangan DC, karena sumber dari PLN berupa
AC harus dirubah ke dalam DC untuk menjadi
Pada instalasi indoor dilakukan instalasi di dalam sumber dari perangkat IDU. Rectifier pada BTS
ruangan, adapun instalasi yang dilakukan adalah mempunyai kapasitas cukup besar dan biasanya
instalasi perangkat IDU (In Door Unit) pada diatur untuk tegangan antara – 45 Vdc sampai
instalasi indoor juga dilakukan penarikan kabel dengan -60 Vdc, hal ini dikarenakan ketika
coaxial dari antena ke perangkat IDU. Sedangkan sumber utama dari PLN mati dan baterai pada
pada instalasi outdoor dilakukan di luar ruangan shelter BTS mem-backup, apabila lama waktu
dan berhubungan dengan antenna, tower, dan sumber tersebut mati cukup lama maka akan
pole yang digunakan. terjadi penurunan tegangan pada baterai. Jadi
ketika tegangan tersebut menurun di bawah – 48
Berikut pembahasan mengenai instalasi pada Vdc maka perangkat IDU (In Door Unit) pun masih
bagian indoor : bisa menyala. Pada gambar 3 menunjukan kabel
power yang sudah dimasukkan ke dalam MCB.
a. Assembly Kabel Power Untuk IDU (Indoor
Unit)
Pada instalasi indoor ini difungsikan untuk
membuat kabel power yang akan digunakan oleh
IDU. Kabel tersebut ditempatkan pada bagian
power IDU sebagai sumber power yang
dihubungkan dengan rectifier atau Mini Circuit
Breaker ( MCB ) pada BTS. Berikut penjelasan
mengenai instalasi kabel power untuk IDU (In
Door Unit ) baik yang dimasukkan ke dalam MCB
pada BTS maupun rectifier pada sisi pelanggan.
Dalam pembuatan kabel power digunakan kabel
listrik yang terdiri dari 2 atau 4 urat kabel. Pada
kabel power untuk IDU digunakan tegangan (-)
dan (+) sebagai ground. Nilai minus digunakan
Gambar 3 Kabel power dengan sumber MCB
sebagai tegangan karena nilai tegangan yang
dibutuhkan pada perangkat adalah -48 Vdc, b. Pembuatan Connector Kabel IF indoor
tegangan ini menjadi standar bagi perangkat Pada pembuatan connector pada kabel coaxial
telekomunikasi karena alasan keamanan serta yang digunakan bagian indoor menggunakan
untuk menghindari korosi pada bagian (+). jenis konektor “L”. Gambar 4 menunjukkan
konektor yang digunakan pada IDU.

Politeknik Negeri Jakarta : April 2019


pelanggan tidak terhalang oleh obstacle berupa
gedung, polarisasi vertical juga karena letak site
BTS dan site pelanggan yang lumayan jauh,
karena dengan polarisasi vertical mempunyai
bandwidth jauh dengan daya penerimaan pada
receiver lebih bagus. Pada bagian belakang
antena juga terdapat lubang, ini adalah tempat
keluarnya gelombang elektromagnetik
(waveguide) yang akan dikirimkan.

Gambar 6 menunjukkan antena dengan polarisasi


Gambar 4 Konektor “ L ” untuk IDU horizontal.

Connector L dipilih karena penggunaanya


dikondisikan dengan rak tempat ditaruhnya
perangkat IDU (In Door Unit) yang bersusun,
sehingga connector ini efisien dan tidak akan
mengganggu lintasan kabel-kabel lain.
Pemasangan connector perlu diperhatikan saat
mengupas kabel dengan rapih dan memasang
connector dengan kencang jika pemasangan
kabel connector sudah benar maka akan muncul
indicator hijau berkedip dua kali di bagian power
pada bagian IDU.

Pemasangan IDU ( In Door Unit )


Pemasangan perangkat IDU (In Door Unit)
diletakkan di rak. Gambar 5 menunjukkan Gambar 6 Polarisasi Horizontal
pemasangan IDU di rak BTS.
Gambar 7 menunjukkan polarisasi antena secara
vertical.

Gambar 5 Pemasangan IDU pada Rak BTS

Setelah proses pengerjaan instalasi indoor


selesai maka dilakukan instalasi outdoor. Pada
Gambar 7 Polarisasi Vertical
instalasi outdoor berhubungan dengan perangkat
antena.
2. Pemasangan ODU (Out Door Unit)
Berikut pembahasan untuk instalasi outdoor :

a. Pemasangan Antena ODU dipasang pada bagian belakang antena.


Pada bagian pemasangan antena terdapat Pada pemasangan ODU juga memperhatikan
beberapa hal yang harus diperhatikan dan letak waveguide yang ada pada ODU, jangan
pemasangan terlebih dahulu antara lain : sampai terbalik. Pemasangan ODU harus melihat
spesifikasi pada ODU yang digunakan. Pada
1. Pengaturan Polarisasi ODU juga diperhatikan spesifikasi untuk sub-
band serta bagian Hi atau Lo untuk ODU tersebut.
Pada pengaturan polarisasi dilakukan dengan Pada ODU yang digunakan terdapat sub-band J
merubah arah polarisasi. Pada bagian pinggir yang artinya ODU tersebut menggunakan
terdapat tulisan “H” yang berarti horizontal dan “V” pembagian sub-band J pada frekuensi yang
yang berarti vertical, pada instalasi yang diinputkan pada bagian konfigurasi. ODU yang
dilakukan menggunakan polarisasi vertical ini diinstalasi pada bagian site BTS dan pada bagian
dikarenakan letak posisi site BTS dan site site pelanggan harus memiliki sub-band yang

Politeknik Negeri Jakarta : April 2019


sama yaitu apabila di site pelanggan memiliki kencang agar saat bracket menopang antena
ODU dengan sub-band J maka antena di site BTS pada pole maupun tower dapat terikat dengan
juga harus memiliki sub-band J. Selain itu juga kuat dan mempermudah saat dilakuakan proses
dilihat bagian antena berupa indikasi Hi atau Lo. pointing. Saat memasang bracket juga
Pada spesfikasi ODU apabila spesifikasinya memperhatikan posisi atau letak pemasangan
menunjukkan Hi maka antena beserta ODU antena microwave yang digunakan. Gambar 10
tersebut harus dipasang pada site BTS Menunjukkan proses pemasangan bracket.
sedangkan untuk yang tertulis Lo dipasang pada
site BTS pelanggan. Pemberian Hi dan Lo adalah
karena pada sisi-site BTS sebagai pemancar,
artinya harus mempunyai daya yang lebih tinggi
dibandingkan dengan penerima.

Gambar 8 menunjukkan spesifikasi ODU yang


digunakan dengan sub-band J dan Hi untuk di sisi
BTS.
Gambar 10 Pemasangan Bracket

4. Penggunaan Peralatan K3

Penggunaan peralatan K3 sangat penting untuk


menjaga keselamatan teknisi saat melakukan
proses instalasi. Penggunaan alat K3 ini meliputi
pemasangan harnes, pemakaian helmet serta
peralatan lain apabila pemasangan dilakukan
pada tower BTS (Base Transceiver Station).

5. Pemasangan Komponen Antena

Gambar 8 ODU yang telah dipasang dan menunjukan Setelah semua komponen antena dilakukan
spesifikasinya langkah selanjutnya adalah melakukan instalasi
atau pemasangan antena. Untuk pemasangan
Gambar 9 menunjukkan ODU yang dipasang antena pada sebuah mounting dan mengarah
pada antena di BTS dengan menggunakan secara LOS ke arah pelanggan. Gambar 11
polarisasi yang sudah di tentukan dan sesuai menunjukkan pemasangan antena pada Tower.
dengan spesifikasi sub-band.

Gambar 11 Posisi Antena di tower

Gambar 9 ODU yang sudah terpasang pada antenna Pada sisi BTS antena diletakkan pada bagian
tower dengan ketinggian yang disesuaikan
3. Pemasangan Bracket dengan hasil survei yang dilakukan di awal dan
memenuhi kondisi LOS ke arah pelanggan.
Penggunaan bracket pada antena adalah untuk Pemilihan posisi antena di atas BTS diletakan
menopang antena dan tempat antena yang akan secara baik dengan tujuan untuk mempermudah
dipasang pada tower. Pada pemasangan bracket proses pointing apabila diperlukan pointing.
disesuaikan dengan standart pemasangan yang
posisi baut–bautnya digunakan untuk mengunci a. Pemasangan Konektor IF Outdoor
bracket tersebut dipasang secara baik dan
Politeknik Negeri Jakarta : April 2019
Pada pembuatan konektor kabel IF outdoor Gambar 14 menunjukkan cara pemasangan
secara proses sama dengan pembuatan konektor kabel coaxial pada BTS menuju shelter.
IF indoor yang membedakan dengan connector IF
indoor adalah bentuk dari connector outdoor yang
berbentuk “ I “.Pemilihan konektor bentuk ini untuk
menghindari dan meminimalisasi masuknya air
hujan pada konektor yang dapat merusak
perangkat ODU. Gambar 12 menunjukkan bentuk
connector I yang akan di pasangkan pada IDU.

Gambar 14 Cara Pemasangan Kabel Coaxial menuju Shelter

c. Pemasangan Waterproof

Waterproof yang digunakan terbuat dari rubber


(karet), penggunaan ini agar air tidak masuk ke
dalam antena microwave dan shelter sehingga
Gambar 12 Connector I dapat merusak ODU komponen yang berada di
dalam shelter seperti IDU. Waterproof wajib
dilakukan untuk menghindari resiko terhadap air
b. Pemasangan Kabel Coaxial ke Antena dan yang masuk ke perangkat. Proses ini dilakukan
IDU pada konektor I ke arah antena. Prosesnya
adalah dengan mengikat sejenis rubber sebanyak
Pada pemasangan kabel coaxial dari antena ke 3 lapis dan untuk memperkuat rubber tersebut
IDU kabel mengikuti alur rangkaian kabel dan kemudian dipasang isolasi sebanyak 3 lapis juga.
disesuaikan dengan kondisi BTS. Kemudian Gambar 15 merupakan konektor yang sudah di
pemasangan konektor outdoor ke antena selalu pasangkan waterproof.
diberi spare (kabel lebih) atau dilebihkan dengan
cara digulung di dekat antena sepanjang 5 m, hal
ini bertujuan sebagai antisipasi bila nanti terjadi
perpindahan antena atau trouble pada antena
yang memerlukan panjang kabel tambahan. Hal
ini juga berlaku untuk pemasangan ujung
konektor pada sisi IDU yang harus diberikan
spare. Gambar 13 Pemasangan Kabel Coaxial
pada alur kabel.

Gambar 15 Waterproof pada Antena

3.3.2 Lanjutan Instalasi Fisik

Setelah semua proses di atas dilakukan maka


tahap terakhir adalah tahap akhir. Berikut adalah
tahapan lanjutan:
Gambar 13 Pemasangan Kabel Coaxial

1. Koneksikan kabel coaxial dan power,


Pada sisi BTS pemasangan kabel coaxial
diurutkan dari atas ke bawah juga mengikuti alur
2. Naikkan saklar MCB (On).
dari kabel yang tersedia. Namun untuk
pemasangan kabel koaksial dari BTS harus
disesuaikan dengan kondisi shelter, ini ditujukan 3. Labelling
agar air tidak masuk ke dalam shelter dan
merusak komponen yang ada pada shelter. Pada 4. Perapihan dan pembersihan
pemasangan kabel coaxial di BTS juga diperlukan
spare kabel pada antena dan IDU sepanjang 5 m. 5. Dokumentasi

Politeknik Negeri Jakarta : April 2019


4. KESIMPULAN Menggunakan FreeNAS (Development of
Network Storage Using FreeNAS)”. JUITA
ISSN:2086-9398 Vol. IV Nomor 1.
Kesimpulannya adalah sebagai berikut:
Hikmat. 2016. Pengertian Antena.
a. Instalasi Antena Microwave pada site
https://kliksma.com/2016/06/pengertian-
BTS dan site pelanggan memiliki prosedur
antena.html. [13 Desember 2018].
instalasi yang sama, aspek yang dilihat meliputi
kesesuaian tata letak antena pada site, arah Hikmaturrokhman, Alfin. Wahyudi, Eka. dan
pancar, kerapihan dalam Instalasi Antena
Sulaiman, Hendri. 2014. “”Analisa Pengaruh
Microwave, dan kebersihan BTS.
Interferensi Terhadap Availability pada Jaringan
b. Instalasi pada site BTS dan site Transmisi Microwave Menggunakan Software
pelanggan dikatakan berhasil karena nilai RX PATHLOSS 5.0 Studi Kasus di PT. Alita Praya
levelnya mendekati linkbudget yaitu -37 dBm. Mitra”. Jurnal ECOTIPE, Volume 1, No.2.
Pada site BTS bernilai -37.4 dBm dan site
pelanggan bernilai -38.3 dBm. Indah, Septi. 2015. Pengertian Shelter dan
fungsinya.
c. Untuk mendapatkan RX Level yang https://www.slideshare.net/septiindah/perlengkap
maksimal selain mengubah TX power dapat juga an-dan-komponen-pada-bts. [13 Desember
dilakukan pointing. 2018].

Jubaedah, Pompom. dan Abrianto, Heru. 2015.


5. DAFTAR PUSTAKA “”Perancangan Sistem Komunikasi Radio
Microwave Antara Onshore Dan Offshore”. Jurnal
Arjanggi, Sony. Wahyuni, Endah. dan Sainstech Vol. 25 No. 1.
Soewardojo. 2014. “”Studi Perbandingan Struktur
Tower BTS Tipe SST Kaki 4, SST Kaki 3 dan Kasayubin, Puniki Menawi. 2018. Kabel Koaxial
Monopole Dengan Ketinggian 40 m yang Paling dan Jenis-Jenisnya beserta kelebihannya.
Efisien”. Jurnal Teknik Pomits Vol. 1, No. 1-5. https://codejurnal.com/kabel-coaxial-pengertian-
jenis-serta-kelebihan-dan-kekurangannya/. [13
Arsasiwi, Lucita Spica. Bonatua, Julius Maju. Desember 2018].
Mahmudah, Hani’ah. dan Wijayanti, Ari. 2016.
“”Analisa Perhitungan Link Budget Sistem Murugan, Azhagu. 2016. “”Analysis Of Near-End
Komunikasi Antar Pelabuhan Menggunakan And Far-End Crosstalk For Signal Integrity In
Kanal Hf”. Prosiding SENTIA– Politeknik Negeri Multilayer Printed Circuit Boards”. Faculty Of
Malang Volume 8 – ISSN: 2085-2347. Information And Communication Engineering
Anna University Chennai 600-025.
Bashore, Frank. 2000. “”Acronyms and
Abbreviations Used by the RF/Microwave Nur Khasanah, Siti. 2016. “”Keamanan Jaringan
Industry A handy reference of acronyms and Dengan Packet Filtering Firewall (Studi Kasus: Pt.
abbreviations used in Microwave”. Journal Sukses Berkat Mandiri Jakarta)”. Jurnal
technical. Khatulistiwa Informatika, Vol. Iv, No. 2.
Bravi, Aldina Peto. Nugraha, Azis Wisnu Widhi. Purnama, Agus. 2016. Propagasi Gelombang
dan Purnomo, Widhiatmoko Heri. 2001. “”Analisis Radio (Gelombang Elektromagnetik). www.
Pengaruh Rx Level Terhadap Kecepatan elektronika-dasar.web.id/propagasi-gelombang-
Download Data Pada Teknologi Gprs Di Pt Xl radio-gelombang-elektromagnetik. [13 Desember
Axiata Tbk. Purwokerto Study On Effect Of Rx 2018].
Level Variation To Data Download Speed On
Gprs Technology At Pt Xl Axiata Tbk Purwokerto”. Purnama, Indra. 2017. Pengertian BTS.
Dinamika Rekayasa Vol. 7 No. 1 ISSN 1858- http://www.inmexedu.com/penjelasan-tentang-
3075. bts-base-transceiver-station-dan-jenis-jenisnya/.
[13 Desember 2018].
Hafizhullah, Ade. 2018. “”Analisis Jaringan
Nirkabel Radio Microwave Point To Point Pada Rachman, Derry Arif. 2010. Transmisi Data.
Proyek Minimarket X”. Jurusan Teknik Informatika https://www.academia.edu/4238916/Transmisi_d
dan Komputer, Program Studi Teknik Informatika, ata . [13 Desember 2018].
Konsentrasi Teknik Komputer dan Jaringan,
Politeknik Negeri Jakarta. Rahmania. Dan Praditha, Galuh Devi. 2018.
Laporan Aktivasi PT BLUE BIRD TAXI 804-SR-
Harjono. dan Wicaksono, Agung Purwo. 2016.
“”Rancang Bangun Penyimpanan pada Jaringan
Politeknik Negeri Jakarta : April 2019
DQM-2018. Jakarta:PT. Lumbung Riang
Communication.

Rudiantara. 2015. Peraturan Menteri Komunikasi


Dan Informatika Republik Indonesia Nomor 33
Tahun 2015 Tentang Perencanaan Penggunaan
Pita Frekuensi RadioMicrowave Link Titik Ke Titik
(Point-To-Point).
https://jdih.kominfo.go.id/produk_hukum/view/id/
354/t/peraturan+menteri+komunikasi+dan+infor
matika+nomor+23+tahun+2015+tanggal+16+juni
+2015. [13 Desember 2018].

Salemba, Daud. 2010. “”Hubungan Antara


Pentanahan (Grounding) dan Semua Penghantar
Penghubung Titik-Titik Pentanahan (Bonding)
Terhadap Efektifitas Alat Pelindung Sambaran
Petir”. MEDIA ELEKTRIK, Volume 5, Nomor 1.

Politeknik Negeri Jakarta : April 2019

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai