Anda di halaman 1dari 11

3

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS

PEKERJAAN:
ANALISIS DAMPAK SOSIAL DAN EKONOMI LAYANAN
INTERNET TERHADAP MASYARAKAT DI WILAYAH
PENGEMBANGAN TOWER BTS USO

KSO PT. PANAHMAS SEJAHTERA SAKTI - PT. NAGHAYASHA RAHARDJA


Tahun 2021
2

URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS

I. KAJIAN SEBARAN DAN PEMANFAATAN PEMBANGKIT LISTRIK


PERDESAAN UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
AKSES INTERNET PERDESAAN DAN KAWASAN 3T (BAKTI-TA 2019)- PT
PANAHMAS SEJAHTERA SAKTI
Sinergi yang baik antara sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan
sektor Energi yang melibatkan Kemenifo/BAKTI (Badan Aksesibilitas
Telekomunikasi dan Informasi) dan Kementerian ESDM merupakan salah satu
solusi praktis untuk mengurangi kendala ketersediaan energi listrik dalam
pengembangan akses internet di Kawasan 3T. Survey terhadap data sekunder
yakni database hasil Site Investigation Survey (SIS) yang telah dimiliki
BAKTI/Keminfo dan database Pembangunan Pembangkit Listrik di kawasan
Perdesaan dan 3T yang telah dimiliki Kementerian ESDM merupakan sumber
data yang menjadi titik awal dalam sinergi para pihak. Survey data sekunder
tersebut meliputi tahap pengumpulan data, membandingkan dan analisa data
sekunder termasuk overlay peta digital sebaran lokasi eksisting baik
infrastruktur Akses Internet maupun Pembangkit Listrik.
Mengingat berbagai upaya yang telah dilakukan BAKTI untuk memperluas akses
internet namun pengembangan ke daerah daerah yang memiliki permasalahan
ketiadaan atau keterbatasan pasokan energi listrik sangat terbatas, maka perlu
dilakukan upaya-upaya sinergi dengang Kementerian ESDM. Sinergi antara
Kementerian Kominfo, BAKTI dan Kementerian ESDM sangat berdampak bagi
semua pihak. Ketersediaan dan kecukupan energi listrik setempat
memampukan BAKTI memperkecil blankspot area dan meningkatkan kapasitas
akses internet di wilayah setempat. Peningkatan akses digital dapat
menumbuhkan kegiatan produktif setempat yang pada akhirnya meningkatkan

KSO PT. PANAHMAS SEJAHTERA SAKTI-PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 3 - 2


3

kesejahteraan masyarakat setempat. Peningkatan ekonomi memampukan


masayakat untuk menggunakan energi listrik secara produktif dan perangkat
pembangkit tenaga listrik secara berkelanjutan. Untuk itu, sebagai awal sinergi
para pihak perlu duduk Bersama untuk mengetahui data-data jumlah, sebaran
dan kondisi fungsi serta pemanfaatan baik akses internet maupun pembangkit
listrik perdesaan. Hasil dari penyamaan data-data tersebut, harapannya dapat
dijadikan sebagai acuan keberlangsungan dan keberlanjutan dari setiap
sektornya baik untuk mengembangkan akses internet maupun pembangunan
pembangkit listrik di Kawasan perdesaan dan 3T. Dengan demikian dalam
memberikan dukungan secara optimal dan menyeluruh sehubungan hal
tersebut, maka BAKTI khususnya Divisi Layanan Telekomunikasi dan Informasi
untuk Masyarakat sebagai pemilik program penyelenggaraan ekosistem
memerlukan adanya Kajian Sebaran dan Pemetaan Pembangkit Listrik
Perdesaan untuk Mendukung Pengembangan Infrastruktur Akses Internet
Perdesaan dan Kawasan 3T.
Lokasi Kajian Sebaran dan Pemetaan Pembangkit Listrik Perdesaan untuk
Mendukung Pengembangan Infrastruktur Akses Internet Perdesaan dan
Kawasan 3T ini dilakukan di Jakarta dan pelaksanaan desiminasi melalui forum
group diskusi di propinsi NTT dan Bangka Belitung.
Penyediaan Layanan Internet melalui pengembangan Tower BTS merupakan
salah satu program USO (Universal Service Obligation/Kewajiban Pelayanan
Universal) di bidang telekomunikasi dan informatika yang diprioritaskan di
daerah terluar/perbatasan, desa tertinggal, desa terpencil, daerah rintisan dan
daerah yang tidak layak secara ekonomis serta wilayah yang belum terjangkau
akses dan layanan internet, program ini dikelola Badan Aksesibilitas
Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), dimana program penyediaan jasa
internet dI wilayah pengembangan tower BTS USO merupakan amanat dari
Nawa Cita, yaitu terbangunnya infrastruktur yang menunjang konektivitas antar
wilayah secara terintegrasi.

KSO PT. PANAHMAS SEJAHTERA SAKTI-PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 3 - 3


4

Pelaksanaan Kegiatan Kajian Sebaran dan Pemetaan Pembangkit Listrik


Perdesaan untuk Mendukung Pengembangan Infrastruktur Akses Internet
Perdesaan dan Kawasan 3T dilakukan dengan tahapan survey data sekunder
yakni database yang dimiliki parapihak, diikuti dengan pengembangan aplikasi
digital, verifikasi lapangan melalui daerah sampel yang dipilih melalui
pelaksanaan forum group diskusi dan diakhiri dengan pembuatan draft
kesepahaman Bersama antar parapihak yang diinisiasi BAKTI.
Untuk memastikan kegiatan dapat berhasil maka dirancang dan dilaksanakan
ruang lingkup kegiatan pekerjaan Kajian Sebaran dan Pemetaan Pembangkit
Listrik Perdesaan untuk Mendukung Pengembangan Infrastruktur Akses
Internet Perdesaan dan Kawasan 3T sebagai berikut:
1. Melakukan kajian literatur dan studi terdahulu terkait program
penyelengaraan akses internet dan program pembangkit listrik
perdesaan;
2. Melakukan kunjungan lapangan untuk mendapatkan data sekunder baik
di BAKTI/Keminfo mapun Kementerian ESDM untuk memperoleh data-
data program penyelengaraan akses internet dan program pembangkit
listrik perdesaan;
3. Melakukan koordinasi dengan sektor-sektor yang mengusulkan
penyelenggaraan akses internet dan pembangunan pembangkit listrik
perdesaan selama program tersebut telah berjalan;
4. Menentukan parameter kesesuaian sinergi program akses internet dan
program pembangkit listrik perdesaan dan kriteria database serta
pembuatan aplikasi digital (dashboard database dan digital map) akses
internet dan pembangkit listrik perdesaan untuk menunjuang
keberhasilan implementasi dimasyarakat;
5. Menganalisa hasil Analisa database dan peta digital sebaran akses
internet dan pembangkit listrik perdesaan untuk peningkatan rasio
ketersambungan /connectivity masyarakat perdesaan dan kawasan 3T

KSO PT. PANAHMAS SEJAHTERA SAKTI-PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 3 - 4


5

terhadap infrastruktur akses internet terdekat di masa yang akan


datang;
6. Menyusun rekomendasi draft kesepahaman Bersama antara sektor TIK
(BAKTI/Keminfo) dengan sektor Energi (Ditjen EBTKE/Kementerian
ESDM) dalam penyelenggaraan akses inernet kedepanya dan
pengembangan pembangkit listrik perdesaan;
7. Menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) guna memberikan
gambaran terkait dampak terhadap penyelengaraan akses internet dan
pembangkit listrik; dan
8. Membuat laporan pekerjaan yang terdiri dari laporan pendahuluan, dan
laporan akhir.

II. PEMETAAN POLA PEMANFAATAN EKOSISTEM DIGITAL (BAKTI-TA


2020)- PT NAGHAYASHA RAHARDJA
Dalam mendukung pencapaian Tujuh Agenda Pembangunan pada RPJMN 2020-
2024, Renstra 2020-2024 Kemenkominfo akan fokus untuk mendukung
mewujudkan Transformasi Digital Nasional. Seperti yang dicantumkan di dalam
RPJMN, Transformasi Digital Nasional merupakan upaya untuk mengoptimalkan
peranan teknologi digital dalam meningkatkan daya saing bangsa dan sebagai
salah satu sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. Untuk
mencapainya, strategi yang dilakukan adalah dengan mengembangkan
ekosistem digital nasional (sebagai supply), baik ekosistem infrastruktur TIK
maupun ekosistem industri TIK, dan memastikan pemanfaatannya (sebagai sisi
demand).
Tujuan Kemenkominfo merupakan rumusan kondisi yang ingin dicapai di tahun
2024. Renstra Kemenkominfo Tahun 2020-2024 memiliki tujuan strategis untuk
mengembangkan ekosistem digital nasional yang mendukung pencapaian visi
dan misi Presiden serta fokus pembangunan pemerintah. Tujuan ini dicapai

KSO PT. PANAHMAS SEJAHTERA SAKTI-PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 3 - 5


6

dengan fokus utama, yaitu pemerataan infrastruktur TIK, percepatan


transformasi digital, dan pengelolaan komunikasi publik.
Salah satu wujud Ekosistem Digital Terpercaya adalah Penyelenggara Sertifikasi
Elektronik (PSrE) yang menerbitkan Sertifikat Elektronik bagi individu,
organisasi, dan server milik masyarakat dan pemerintah setelah melalui proses
verifikasi identitas. Sertifikat Elektronik inilah yang digunakan dalam berbagai
layanan digital terpercaya seperti untuk Tanda Tangan Elektronik, Segel
Elektronik, Penanda Waktu Elektronik, dan lain-lain. Di samping itu, Sertifikat
Elektronik nantinya juga dapat digunakan sebagai identitas digital yang
digunakan dalam mengakses layanan online. Untuk itu akan dibuat regulasi
yang sebelumnya memerlukan kajian sebagai riset tentang bagaimana
mengimplementasikan dan menentukan tingkat jaminan kepercayaan (level of
assurance) pengguna dalam mengakses layanan online serta menentukan
kriteria Penyelenggara Identitas Digital. Sebagai bentuk pengawasan
penyelenggaraan layanan digital terpercaya, khususnya pada Penyelenggaraan
Sertifikasi Elektronik (PSrE), Kemenkominfo memberi pengakuan kepada PSrE
yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Kemenkominfo,
sekaligus mengoperasikan fasilitas Penyelenggara Sertifikasi Elektronik Induk
(PSrE Induk) bagi PSrE Indonesia. Sebagai salah satu pelaksanaan fungsi 36
pengendalian, Kemenkominfo juga mengawasi penyelenggaraan layanan digital
terpercaya bagi PSrE Indonesia maupun PSrE Asing. Sampai dengan bulan
Januari 2020, telah ada 6 PSrE Indonesia yang mendapat pengakuan di
Kemenkominfo dan sedang dalam proses untuk berinduk ke PSrE Induk, terdiri
dari 4 PSrE non-Instansi dan 2 PSrE Instansi. Dengan tersedianya layanan
pengendalian PSrE, Indonesia siap masuk ke era digital yang terpercaya
sekaligus mendukung visi pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai
raksasa ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.
Penuntasan infrastruktur TIK akan diselaraskan dengan program
pengembangan sumber daya manusia (SDM) talenta digital dan ekosistem
ekonomi digital, antara lain dengan pelatihan SDM digital, percepatan

KSO PT. PANAHMAS SEJAHTERA SAKTI-PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 3 - 6


7

transformasi digital pada sektor-sektor ekonomi dan bisnis, dan pengembangan


startup digital. Dari sisi pemerintahan dan pelayanan publik, Kemenkominfo
akan melaksanakan transformasi digital pemerintahan, antara lain dengan
mempercepat pembangunan dan pemanfaatan Pusat Data Nasional menuju
Satu Data Indonesia, dan mempercepat implementasi Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik (SPBE).
Kolaborasi pentahelix antarpemerintah, masyarakat, pelaku usaha, media dan
akademisi yang dicanangkan pemerintah terus diupayakan di berbagai sektor.
Dalam konteks konektivitas infrastruktur telekomunikasi daerah terpencil,
BAKTI Kominfo sebagai pengemban Visi Digitalisasi Indonesia terus melakukan
berbagai terobosan. Selain memperluas layanan internet untuk desa yang
masuk ke dalam program Kewajiban Pelayanan Universal di bidang
telekomunikasi dan informatika atau biasa disebut Universal Service Obligation
(USO), menyediakan Base Transceiver Station (BTS) di wilayah blankspot serta
proyek infrastruktur strategis lainnya seperti Palapa Ring sebagai
pengembangan jaringan telekomunikasi ke seluruh kabupaten/kota dengan
Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) dan Sistem Komunikasi Serta Optik (SKSO).
BAKTI Kominfo juga bekerja dalam membentuk ekosistem digital yang terus
dilakukan melalui berbagai upaya di antaranya adalah melalui hubungan hulu
dalam hal ini daerah penerima manfaat telekomunikasi BAKTI Kominfo dengan
hilir (nusantara dan global).
Kemenkominfo juga menyelenggarakan program untuk mendorong
pemanfaatan TIK pada sektor ekonomi dan pemerintahan serta meningkatkan
stabilitas pertahanan keamanan. Program seperti Program 1000 Startup Digital
yang bertujuan mendorong pengembangan ekosistem digital nasional. Selain
itu, juga dilaksanakan program-program yang mendorong peningkatan
produktivitas sektor-sektor ekonomi dengan adopsi TIK, contohnya Program
UMKM Go Online yang bertujuan untuk mendorong UMKM dalam negeri
onboard ke marketplace, dan Program Petani Nelayan Go Online yang
bertujuan meningkatkan kapasitas petani dan nelayan dalam memperluas

KSO PT. PANAHMAS SEJAHTERA SAKTI-PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 3 - 7


8

pasar dan mengelola hasil produksi. Pada bidang pemerintahan dan stabilitas
pertahanan keamanan, Kemenkominfo secara aktif memiliki peran untuk
implementasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), keamanan
informasi, mendorong penggunaan tanda tangan digital, pengendalian konten,
dan upaya pelindungan data pribadi. Kemenkominfo juga memiliki program-
program yang ditujukan langsung ke masyarakat untuk siap menghadapi era
digital, contohnya program Literasi Digital untuk meningkatkan awareness
masyarakat dalam menggunakan internet dan perangkat TIK. Selain itu,
Kemenkominfo juga berkontribusi menyiapkan SDM nasional baik industri
maupun pemerintahan untuk bisa shifting di era digital, dengan memberikan
pelatihan Digital Talent. Secara nasional, lanskap digital terus berevolusi dan
berbagai upaya besar serta terarah dibutuhkan untuk mendorong
perkembangan digital khususnya pada sektor publik dan swasta di Indonesia.
Transformasi digital menjadi salah satu prasyarat utama menuju 5 (lima) besar
ekonomi dunia, dan menjadi semakin penting untuk mempercepat pemulihan
ekonomi yang sebelum pandemi Covid-19, sedang dalam momentum 6
pertumbuhan. Akan tetapi, proses ini tidak dapat dilaksanakan oleh
Kemenkominfo saja, melainkan memerlukan sinergi dengan
Kementerian/Lembaga terkait yang juga berjalan pada lanskap digital yang
sama.
Untuk mendukung pencapaian target-target pada rencana percepatan
transformasi digital nasional, Kemenkominfo membutuhkan pembiayaan
memadai yang salah satunya ditempuh melalui pengajuan izin kenaikan
sebagian dana PNBP. Rencana pengajuan kenaikan izin penggunaan PNBP
tersebut utamanya untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan penyediaan akses
seluler 4G ke seluruh desa belum terlayani, pengembangan ekosistem digital,
pengembangan SDM talenta digital, dan digitalisasi pemerintahan. Oleh karena
itu perlu Pemetaan Pola Pemanfaatan Ekosistem Digital di Banten, Sumatera
Utara dan Nusa Tenggara Timur.

KSO PT. PANAHMAS SEJAHTERA SAKTI-PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 3 - 8


9

Indonesia Digital menetapkan enam arahan strategis untuk mewujudkan


visinya. Enam arahan tersebut bertujuan untuk mengarahkan Indonesia menuju
ekonomi berbasis inovasi dengan kapabilitas teknologi berkelas dunia, Sumber
Daya Manusia (SDM) yang terampil, dan masyarakat yang berbudaya digital
serta siap menghadapi masa depan. Enam Arahan Strategis dimaksud adalah :
1. Membangun infrastruktur dan konektivitas yang aman dan andal dengan
layanan berkualitas tinggi;
2. Mengubah Indonesia dari konsumen menjadi produsen teknologi melalui
investasi pada berbagai platform yang memiliki nilai kepentingan strategis
nasional, diantaranya pusat data, infrastruktur cloud, dan identitas digital
nasional;
3. Meningkatkan kapabilitas digital pada sektor prioritas untuk meningkatkan
daya saing geostrategis dan mendorong pertumbuhan yang inklusif;
4. Membangun lembaga pemerintahan digital yang terbuka dan terintegrasi
untuk meningkatkan pelayanan publik;
5. Membangun budaya digital dan memanfaatkan bonus demografi serta
memberdayakan rakyat Indonesia dalam mengembangkan dunia digital; dan
6. Harmonisasi regulasi dan meningkatkan pendanaan untuk memajukan
inovasi.

III. SITE INVESTIGATION SURVEY (SIS) PENYEDIAAN LAYANAN AKSES


INTERNET PAKET TENGAH (BAKTI-TA 2018)- PT NAGHAYASHA
RAHARDJA
Belajar dari proses bisnis yang saat ini dilaksanakan, terdapat beberapa
permasalahan saat proses pembangunan layanan akses internet di lokasi oleh
penyedia yang di antaranya disebabkan karena kondisi aktual di
lapangan/lokasi tidak sesuai dengan data usulan, misalnya kondisi ketersediaan
pasokan listrik, keterjangkauan jaringan akses internet yang sudah
ada/eksisting, koordinat lokasi (longitude dan latitude), person in charge atau
contact person di lokasi yang bisa dihubungi, dan lain-lain. Beberapa

KSO PT. PANAHMAS SEJAHTERA SAKTI-PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 3 - 9


10

permasalahan tersebut terjadi karena tidak atau belum ada mekanisme yang
dilakukan untuk mengecek validitas data lokasi yang diberikan oleh pengusul,
baik itu dari Kementerian/Lembaga maupun dari Pemerintah Daerah. Saat ini
yang dilakukan adalah berdasarkan hasil telesurvey yang dilakukan oleh BP3TI
melalui call center maupun hasil dari Request for Information (RFI) dari
penyedia layanan akses internet. Hasil dari Desktop Analysis terkait dengan
solusi teknologi eksisting yang tersedia juga seringkali tidak sesuai dengan
kondisi aktual di lapangan.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka dipandang perlu untuk
melakukan survei investigasi di lapangan atau Site Investigation Survey (SIS)
yang bertujuan untuk mengecek validasi data lokasi yang disampaikan oleh
pengusul.
Lokasi pelaksanaan Site Investigation Survey (SIS) Layanan Akses Internet Paket
Tengah adalah 474 lokasi usulan yang tersebar di 9 provinsi, yaitu Sulawesi
Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara
Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan
Kalimantan Utara.
Ruang lingkup pekerjaan Site Investigation Survey (SIS) Layanan Akses Internet
Paket Tengah, antara lain:
1. Menyusun jadwal rencana pelaksanaan pekerjaan. Persiapan pelaksanaan
pekerjaan dimulai dengan konsolidasi tim, pengumpulan data awal,
mengumpulkan data dan informasi pendukung kegiatan terkait;
2. Koordinasi tim dan pembagian tugas;
3. Melakukan rapat koordinasi dengan pihak pemberi kerja dan yang terkait
dengan pelaksanaan Site Investigation Survey (SIS) layanan akses internet;
4. Merumuskan struktur dan proses pelaksanaan Site Investigation Survey (SIS)
layanan akses internet;
5. Menyusun metode pelaksanaan Site Investigation Survey (SIS) layanan akses
internet;
6. Membuat form kuisoner survey lapangan.

KSO PT. PANAHMAS SEJAHTERA SAKTI-PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 3 - 10


11

7. Menyediakan dashboard progress pekerjaan terkait informasi


perkembangan pekerjaan yang minimal memuat informasi sebagai berikut:
 Sebaran progres kunjungan berdasarkan data geotagging disajikan dalam
bentuk peta digital;
 Informasi progres pelaksanaan Site Investigation Survey (SIS) yang
disajikan dalam bentuk grafis disertai dengan detil laporan.
8. Melakukan koordinasi rencana pelaksanaan kunjungan lapangan dengan
BP3TI serta pihak pengusul Kementerian/Lembaga atau Pemerintah Daerah;
9. Melakukan kunjungan lapangan dalam rangka identifikasi dan inventarisasi
data dan informasi yang dibutuhkan untuk Site Investigation Survey (SIS)
layanan akses internet. Data dan informasi yang dibutuhkan
dikooordinasikan dengan BP3TI untuk mendapatkan persetujuan.
10. Melakukan rekapitulasi hasil identifikasi dan inventarisasi data dan
informasi yang dibutuhkan untuk Site Investigation Survey (SIS), dalam
bentuk tabulasi data dengan format Microsoft Excel (xls atau xlsx);
11. Melakukan analisa kelayakan lokasi dibangunnya layanan akses internet
berdasarkan data hasil survey.
12. Menyusun laporan dan memaparkan hasil Site Investigation Survey (SIS),
sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pihak BP3TI, atas pelaksanaan
pekerjaan yang diamanahkan;
13. Menyediakan perlengkapan kerja (berupa kartu tanda pengenal, rompi,

dan topi).

KSO PT. PANAHMAS SEJAHTERA SAKTI-PT. NAGHAYASHA RAHARDJA Halaman | 3 - 11

Anda mungkin juga menyukai