PEKERJAAN:
ANALISIS DAMPAK SOSIAL DAN EKONOMI LAYANAN
INTERNET TERHADAP MASYARAKAT DI WILAYAH
PENGEMBANGAN TOWER BTS USO
pasar dan mengelola hasil produksi. Pada bidang pemerintahan dan stabilitas
pertahanan keamanan, Kemenkominfo secara aktif memiliki peran untuk
implementasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), keamanan
informasi, mendorong penggunaan tanda tangan digital, pengendalian konten,
dan upaya pelindungan data pribadi. Kemenkominfo juga memiliki program-
program yang ditujukan langsung ke masyarakat untuk siap menghadapi era
digital, contohnya program Literasi Digital untuk meningkatkan awareness
masyarakat dalam menggunakan internet dan perangkat TIK. Selain itu,
Kemenkominfo juga berkontribusi menyiapkan SDM nasional baik industri
maupun pemerintahan untuk bisa shifting di era digital, dengan memberikan
pelatihan Digital Talent. Secara nasional, lanskap digital terus berevolusi dan
berbagai upaya besar serta terarah dibutuhkan untuk mendorong
perkembangan digital khususnya pada sektor publik dan swasta di Indonesia.
Transformasi digital menjadi salah satu prasyarat utama menuju 5 (lima) besar
ekonomi dunia, dan menjadi semakin penting untuk mempercepat pemulihan
ekonomi yang sebelum pandemi Covid-19, sedang dalam momentum 6
pertumbuhan. Akan tetapi, proses ini tidak dapat dilaksanakan oleh
Kemenkominfo saja, melainkan memerlukan sinergi dengan
Kementerian/Lembaga terkait yang juga berjalan pada lanskap digital yang
sama.
Untuk mendukung pencapaian target-target pada rencana percepatan
transformasi digital nasional, Kemenkominfo membutuhkan pembiayaan
memadai yang salah satunya ditempuh melalui pengajuan izin kenaikan
sebagian dana PNBP. Rencana pengajuan kenaikan izin penggunaan PNBP
tersebut utamanya untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan penyediaan akses
seluler 4G ke seluruh desa belum terlayani, pengembangan ekosistem digital,
pengembangan SDM talenta digital, dan digitalisasi pemerintahan. Oleh karena
itu perlu Pemetaan Pola Pemanfaatan Ekosistem Digital di Banten, Sumatera
Utara dan Nusa Tenggara Timur.
permasalahan tersebut terjadi karena tidak atau belum ada mekanisme yang
dilakukan untuk mengecek validitas data lokasi yang diberikan oleh pengusul,
baik itu dari Kementerian/Lembaga maupun dari Pemerintah Daerah. Saat ini
yang dilakukan adalah berdasarkan hasil telesurvey yang dilakukan oleh BP3TI
melalui call center maupun hasil dari Request for Information (RFI) dari
penyedia layanan akses internet. Hasil dari Desktop Analysis terkait dengan
solusi teknologi eksisting yang tersedia juga seringkali tidak sesuai dengan
kondisi aktual di lapangan.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka dipandang perlu untuk
melakukan survei investigasi di lapangan atau Site Investigation Survey (SIS)
yang bertujuan untuk mengecek validasi data lokasi yang disampaikan oleh
pengusul.
Lokasi pelaksanaan Site Investigation Survey (SIS) Layanan Akses Internet Paket
Tengah adalah 474 lokasi usulan yang tersebar di 9 provinsi, yaitu Sulawesi
Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara
Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan
Kalimantan Utara.
Ruang lingkup pekerjaan Site Investigation Survey (SIS) Layanan Akses Internet
Paket Tengah, antara lain:
1. Menyusun jadwal rencana pelaksanaan pekerjaan. Persiapan pelaksanaan
pekerjaan dimulai dengan konsolidasi tim, pengumpulan data awal,
mengumpulkan data dan informasi pendukung kegiatan terkait;
2. Koordinasi tim dan pembagian tugas;
3. Melakukan rapat koordinasi dengan pihak pemberi kerja dan yang terkait
dengan pelaksanaan Site Investigation Survey (SIS) layanan akses internet;
4. Merumuskan struktur dan proses pelaksanaan Site Investigation Survey (SIS)
layanan akses internet;
5. Menyusun metode pelaksanaan Site Investigation Survey (SIS) layanan akses
internet;
6. Membuat form kuisoner survey lapangan.
dan topi).