Anda di halaman 1dari 6

”MASTERPLAN PENATAAN KOTA PRINGSEWU”

KABUPATEN TANGGAMUS
TAHUN 2007

BAB-
BAB-1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pringsewu sebagai salah satu Kecamatan di Kabupaten Tanggamus merupakan pusat


perdagangan dan pendidikan Kabupaten Tanggamus sejak tahun 1997 seiring dengan
lahirnya Kabupaten Tanggamus bersama saudara kembarnya Kabupaten Tulang
Bawang melalui Undang – Undang No. 2 Tahun 1997. Kawasan Pringsewu sebagai
salah satu pusat perdagangan dan ekonomi perkotaan mengubah wajah dan bentuk
perkembangan kota baik secara fisik, ekonomi maupun sosial budaya. Berbagai bentuk
perubahan yang terjadi sejak tahun 1997 sampai dengan sekarang terus mengalami
perkembangan dan pembenahan untuk melengkapi Pringsewu dengan berbagai
fasilitas dan utilitas yang selayaknya tersedia kawasan ini.

Beberapa perkembangan yang terjadi adalah semakin meningkatnya pola pergerakan


barang dan orang serta pemanfaatan ruang bangunan yang cenderung semakin tinggi.
Disamping itu rencana-rencana yang menjadi isu perkembangan Kota Pringsewu
diantaranya pembangunan jalan dua jalur dan pembangunan – pembangunan lainnya.
Bahkan beberapa bangunan yang secara fisik tidak mendukung estetika lingkungan
dan menjauhkan fungsi kawasan perkotaan adalah dengan semakin semaraknya
perkembangan rumah – rumah walet yang mulai merambah daerah disekitar kawasan
Pringsewu. Untuk semakin mengukuhkan ciri kawasan sentra perekonomian dan jalur
perdagangan utama di Kabupaten Tanggamus serta menjadi pusat dari kegiatan
perekonomian, Kawasan Pringsewu diperlukan penataan – penataan secara fisik untuk
memperkuat citra perkembangan kawasan tersebut untuk menjadi lebih baik.

Untuk mencapai lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, produktif, dan


berkelanjutan, diperlukan Penataan Ruang Kota yang sejauh mungkin harus
disesuaikan dengan kondisi bio-geografi lingkungan alaminya. Artinya sedapat mungkin
’menyesuaikan diri’ dengan alam sekitar, apabila tidak ingin menuai bencana.
Kebijakan penataan ruang harus menerapkan keseimbangan antara ruang binaan dan
ruang alam, sehingga proses asimilasi dan metabolisme alami dalam lingkungan
perkotaan tetap bisa berlangsung (secara ’alami’) pula, dengan tetap memperhatikan
peningkatan bidang ekonomi (economical advantage), menyediakan ruang-ruang
terbuka (RT) hijau terutama di segala penjuru kota, yang dijalin dalam suatu sistem
LAPORAN PENDAHULUAN Hal 1-1
”MASTERPLAN PENATAAN KOTA PRINGSEWU”
KABUPATEN TANGGAMUS
TAHUN 2007

’Metropolitan Tropical Park’ dan dapat ’mencapai’ seluruh sudut kota terutama di
sekitar pemukiman. Ruang terbuka hijau dan taman kota yang menjadi faktor
pembentuk kenyamanan dan keindahan Kota Pringsewu kurang tesedia dan bahkan
mungkin tidak ada.

Selain itu secara geografis Kabupaten Tanggamus maupun Kecamatan Pringsewu


merupakan daerah perlintasan ruas jalan pantai barat yang berpotensi secara ekonomi
untuk berperan dalam pembangunan kota yang efeknya dapat semakin meningkatkan
usaha – usaha dibidang perdagangan dan jasa.

Secara administrasi untuk mempercepat perkembangan Kabupaten Tanggamus, pada


tahun 2005 melalui Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2005 Tentang Pembentukan
Kecamatan Kota Agung Barat, Kota Agung Timur, Gisting, Gunung Alip, Ambarawa,
Banyumas dan Limau serta Kecamatan Pringsewu dimekarkan menjadi Kecamatan
Ambarawa, sehingga secara keseluruhan terdapat 28 Kecamatan di Kab. Tanggamus.

Berdasarkan hal tersebut untuk mengakomodir perubahan dan perkembangan yang


terjadi di Kawasan Pringsewu Kabupaten Tanggamus serta untuk menjaga konsistensi
prinsip – prinsip pembangunan yang berwawasan lingkungan dan pembangunan yang
berkelanjutan, maka Pemerintah Kabupaten Tanggamus melalui Bappeda Kabupaten
Tanggamus melakukan kegiatan Masterplan Penataan Pringsewu Kabupaten
Tanggamus yang difokuskan pada perencanaan pada kawasan – kawasan yang secara
ekologis dan ekonomis mampu untuk mengadaptasi perkembangan kota.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari pelaksanaan kegiatan perencanaan ini adalah untuk menjabarkan secara
rinci rencana pengembangan Kota Pringsewu Kabupaten Tanggamus untuk menjadi
acuan dalam program pengembangan Pringsewu baik secara fisik, ekonomi maupun
sosial budaya.

Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan perencanaan ini adalah tersusunnya suatu
Rencana Induk (Masterplan) untuk menata Kota Pringsewu Kabupaten Tanggamus
dalam pengembangan Infrastruktur, Fasilitas dan Prasarana Perkotaan yang secara
ideal diperlukan oleh kota Pringsewu sebagai pusat pelayanan skala kabupaten yang
menganut prinsip – prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

LAPORAN PENDAHULUAN Hal 1-2


”MASTERPLAN PENATAAN KOTA PRINGSEWU”
KABUPATEN TANGGAMUS
TAHUN 2007

1.3 SASARAN

Sasaran Masterplan Penataan Kota Pringsewu Kabupaten Tanggamus antara lain


sebagai berikut :

1. Perencanaan Jenis, Kualitas dan Kuantitas Infrastruktur, Fasilitas dan Utilitas


sebagai komponen perkotaan yang dibutuhkan oleh Kota Pringsewu dalam
rangka untuk mendukung fungsi pelayanan sebagai Pusat Pelayanan Kota
Pringsewu Kabupaten Tanggamus.

2. Perencanaan ruang dan pembentukan zonasi komponen perkotaan yang secara


ekologis dan ekonomis serta memperhitungkan faktor akasesibilitas yang mampu
menampung komponen – komponen perkotaan tersebut.

3. Merumuskan Rencana Investasi / Biaya Pembangunan komponen – komponen


perkotaan.

4. Merumuskan Strategi dan Tahapan Pembangunan komponen – komponen


perkotaan.

1.4 RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Ruang lingkup kegiatan ini meliputi lingkup kegiatan dan lokasi kegiatan sebagai
berikut :

a. Lingkup Kegiatan

Mencakup kegiatan antara lain :

 Identifikasi, Inventariasi dan pengumpulan data

 Analisis dan proyeksi penduduk, topografi, perkembangan ekonomi dan


tata guna lahan.

 Penentuan kebutuhan komponen perkotaan

 Pembentukan Zonasi kawasan pengembangan perkotaan

 Perkiraan biaya investasi

b. Lokasi Kegiatan

Kegiatan ini dilaksanakan di Kota Pringsewu Kabupaten Tanggamus yang


meliputi :

LAPORAN PENDAHULUAN Hal 1-3


”MASTERPLAN PENATAAN KOTA PRINGSEWU”
KABUPATEN TANGGAMUS
TAHUN 2007

 Kecamatan Pringsewu dengan luas 44,29 Km2 yang terdiri atas 9


desa/pekon dan 4 kelurahan.

 Penetapan lokasi kawasan sebagai wilayah perencanaan.

1.5 OUTPUT / HASIL KEGIATAN

Laporan yang diserahkan dalam kegiatan ini antara lain :

1. Tersedianya Buku Masterplan Penataan Kota Pringsewu Kabupaten Tanggamus


dengan masa waktu perencanaan 5 tahun kedepan yang terdiri atas Rencana
Komponen Perkotaan, Rencana Zonasi Kawasan Pengembangan serta Rencana
Investasi Infrastruktur.

2. Tersedianya lembaran peta yang berisikan alokasi ruang kawasan


pengembangan kawasan kota serta jaringan pengembangan infrastruktur
sebagai lampiran dan panduan dalam merumuskan tahapan pembangunan.

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan terkait dengan perkembangan kota dan aplikasi
produk rencana adalah sebagai berikut.

A. Investasi Penataan Ruang

Didalam mendukung suksesnya sebuah Master Plan Penataan Ruang Kota


Pringsewu terlebih menyangkut kawasan kota maka faktor program investasi
sangat penting dalam peranannya menyukseskan terealisasinya penataan
kawasan tersebut. Dengan program investasi yang direncanakan dan
diproyeksikan secara matang dan dengan mengambil asumsi-asumsi yang
realistis di lapangan maka akan sangat layak / fleksibel diaplikasikan sehingga
mampu menarik investasi dari luar baik dari masyarakat, swasta maupun
lembaga pemerintah yang bergerak dibidang perdagangan dan jasa.

B. Arahan Pengendalian Pelaksanaan

Didalam proses realisasi dari hasil program Masterplan Penataan Kawasan ini
diperlukan sebuah mekanisme pengendalian pelaksanaannya, agar seluruh
komponen pelaksanaan pembangunan tetap berada pada koridor yang sudah
ditetapkan dan disepakati bersama. Arahan pengendalian pelaksanaan haruslah
jelas tentang peranan masing - masing pelaku pembangunan, hak dan kewajiban
serta struktur otoritasnya sehingga bisa dihindari adanya kegiatan yang tumpang
LAPORAN PENDAHULUAN Hal 1-4
”MASTERPLAN PENATAAN KOTA PRINGSEWU”
KABUPATEN TANGGAMUS
TAHUN 2007

tindih ( overlapping ) antar dinas / instansi dalam berbagai tingkatan ( pusat /


propinsi / kota ).

C. Pentahapan Kegiatan Fisik

Dari seluruh skenario pelaksanaan pembangunan maka haruslah dibuat pola


pentahapan yang baik, layak dan efisien mengingat adanya keterbatasan
kemampuan finansial serta keterbatasan lainnya. Sebagai tahap awal,
Pemerintah Kota / Provinsi / Pusat dapat berperan sebagai inisiator, stimulator
maupun fasilitator bagi pembangunan fisik kawasan sesuai dengan perencanaan
yang ada, dengan cara melaksanakan salah satu kegiatan fisik yang telah
diprogramkam dalam Master Plan sebagai percontohan ( pilot project ).

D. Tindak Lanjut Hasil Studi

Berdasarkan hasil Master Plan Penataan Kota Pringsewu dan hasil perencanaan
teknis, maka pemerintah Kabupaten Tanggamus atau para stakeholders
direkomendasikan untuk menyusun Detail Engineering Design ( DED ) untuk
setiap program penataan kawasan yang direncanakan sehingga implementasi /
pelaksanaan fisik kegiatan ini bisa direalisasikan sebagaimana yang diharapkan.

1.6 SISTEMATIKA LAPORAN

Laporan Pendahuluan ini gambaran dari rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
secara rinci dan sistematis agar tujuan dan sasaran dapat dicapai secara memuaskan
dan tepat waktu. Secara umum sistematika laporan ini meliputi :

BAB – 1 PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, serta
keluaran hasil dari pekerjaan ini. Disamping itu juga menguraikan batasan-
batasan pekerjaan baik lingkup materi maupun lingkup wilayah kegiatan.

BAB – 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH

Bab ini secara umum menguraikan tentang kebijakan-kebijakan


pembangunan wilayah secara regional serta gambaran umum wilayah,
terkait dengan pekerjaan penyusunan Master Plan Penataan Kota
Pringsewu, baik fisik, sosial ekonomi maupun sarana dan prasarana.

LAPORAN PENDAHULUAN Hal 1-5


”MASTERPLAN PENATAAN KOTA PRINGSEWU”
KABUPATEN TANGGAMUS
TAHUN 2007

BAB – 3 PENDEKATAN DAN METODOLOGI

Bab ini menguraikan tentang pendekatan dan metodologi yang dilakukan


dalam pelaksanaan pekerjaan, baik itu tahapan-tahapan kegiatan maupuin
instrumen-instrumen analisa yang akan dilakukan untuk mengkaji atau
menganalisa kondisi wilayah.

BAB – 4 RENCANA KERJA

Dalam bab ini secara khusus menguraikan pelaksanaan pekerjaan meliputi


pola kerja, sistematika dan pengumpulan data, analisis permasalahan,
pemecahan masalah, kontribusi masing-masing tenaga ahli dalam setiap
kegiatan dan laporan.

BAB – 5 KEBUTUHAN DATA DAN RENCANA SURVEY

Dalam bab ini akan diuraikan tentang rencana kegiatan survey lapangan
dan kebutuhan data-data, baik data primer maupun data sekunder sebagai
bahan masukan dalam pelaksanaan pekerjaan.

LAPORAN PENDAHULUAN Hal 1-6

Anda mungkin juga menyukai