Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PENDAHULUAN

BAB III
II
PENDEKATAN DAN METODOLOGI

3.1 PENDEKATAN

Penyusunan garis besar langkah kerja merupakan suatu tahapan kegiatan dengan
menggunakan metodologi. Metodologi pendekatan analisis dilakukan dengan
penyederhanaan dari masalah yang ada beserta parameter-parameter yang berpengaruh
untuk tujuan-tujuan tertentu seperti memberikan gambaran tentang keadaan dari hal-hal
yang ditinjau. Tingkat akurasi dari analisis tergantung dari model yang digunakan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan model transportasi antara lain :

a. Tujuan yang ingin dicapai.


Tujuan dari analisis yang dilakukan. Apakah untuk operasional, evaluasi atau
perencanaan. Hal tersebut sangat mempengaruhi tingkat kedalaman dari suatu
analisa.
b. Kelengkapan data yang diperlukan.
c. Persyaratan ketepatan analisis yang dilakukan sangat di tentukan ketepatan data
yang ada, sedangkan ketepatan data tergantung dari kualitas peralatan yang
digunakan dan kemampuan surveyor dalam menggunakannya.
d. Ketepatan pemodelan penyederhanaan masalah.
e. Ketersediaan sumber daya.
f. Persyaratan pemprosesan data.
g. Kemampuan dari pihak yang melakukan analisis tersebut.

3.2 METODOLOGI

Survey Lalu Lintas pada Ruas Jalan Provinsi Sumatera Selatan


3-1
LAPORAN PENDAHULUAN

3.2.1 Persiapan

Tahap persiapan mempunyai peran yang penting dalam pekerjaan. Persiapan yang baik
sangat penting artinya untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja yang pada
akhirnya sangat berpengaruh pada keberhasilan kegiatan ini. Tahap persiapan dapat
dirinci menjadi persiapan administrasi, persiapan personil dan peralatan.

A. Persiapan Administrasi

Persiapan administrasi meliputi :


1. Diskusi strategi pelaksanaan pekerjaan
Diskusi strategi sangat diperlukan agar tujuan dari pelaksanaan pekerjaan dapat
tercapai. Rencana kerja yang tercantum dalam proposal ini akan dimatangkan
dengan diskusi lebih lanjut untuk mengetahui kesulitan yang akan dihadapi.
2. Diskusi pembagian tugas
Diskusi ini lebih mengarah kepada diskusi tiap bagian yang dikepalai oleh satu
tenaga ahli. Masing-masing tenaga ahli akan memberikan tugas kepada asisten
masing-masing sesuai bidang kemampuannya.
3. Pembuatan instrumen pekerjaan
Instrumen ini dibutuhkan sebagai bahan kontrol dan evaluasi kemajuan
pekerjaan.
4. Persiapan data sekunder
Persiapan ini meliputi pembuatan daftar keperluan data dan komfirmasi
kepihak pemberi pekerjaan.

B. Persiapan Personil

Pada tahap ini, dilakukan diskusi lebih dalam mengenai rincian tugas dan masing-
masing personil agar mengerti akan tugas dan fungsinya dalam kegiatan.

C. Persiapan Peralatan

Tahap ini mempersiapkan peralatan yang digunakan untuk keperluan pengolahan


data, baik perangkat keras maupun lunak yang akan dipakai. Persiapan peralatan

Survey Lalu Lintas pada Ruas Jalan Provinsi Sumatera Selatan


3-2
LAPORAN PENDAHULUAN

diperlukan untuk dengan menggunakan peralatan tertentu untuk pendataan


kepadatan arus lalulintas, perangkat keras dan lunak komputer untuk pemetaan
jaringan jalan, dan topografi.

3.2.2 Konsultasi Awal

Pada tahap ini konsultan akan melakukan diskusi secara mendalam dengan Pihak
Pengguna Jasa tentang rencana kerja secara menyeluruh yang akan dilakukan oleh pihak
konsultan. Rencana kerja konsultan tersebut tertuang dalam bentuk Laporan
Pendahuluan. Konsultasi ini bertujuan untuk menyamakan pandangan antara pihak
pengguna dan penyedia jasa serta sekaligus untuk mendapatkan persetujuan pihak
pengguna jasa tentang rencana kerja yang akan dilakukan.

3.2.3 Metodologi Pengumpulan Data

A. Pengumpulan Data Sekunder

Melakukan pengumpulan data yang sudah ada yang berhubungan dengan studi
diantaranya koordinasi dengan instansi terkait, antara lain Dinas Perhubungan,
Bappeda Provinsi, BPS dan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Tata Ruang
Provinsi Sumatera Selatan.

Data sekunder dapat berupa : populasi dan densitas populasi, peta jaringan jalan kota,
status dan fungsi jalan, tata guna lahan, topografi, geologi hidrologi, kecamatan.
a. Populasi dan densitas populasi.
b. Peta jaringan jalan provinsi, status dan fungsi jalan, tata guna lahan, topografi,
geologi, hidrologi, kecamatan
c. Sosio demografi, perekonomian, daerah industri, pertanian, tempat kerja, dan
parameter pendapatan daerah.
d. Data lalu-lintas, rute angkutan umum, bus, truk, arah lalu lintas, pemilikan
kendaraan, fasilitas angkutan umum, fasilitas parkir dan lampu lalu lintas, data
kecelakaan lalu lintas.
e. Rencana tata ruang wilayah kota, kabupaten dan provinsi
f. Proyek – proyek pengembangan prasarana dan sarana transportasi yang akan
dilaksanakan.

Survey Lalu Lintas pada Ruas Jalan Provinsi Sumatera Selatan


3-3
LAPORAN PENDAHULUAN

g. Data inventarisasi jalan dan fasilitasnya, terminal, pelabuhan, bandara, stasiun


kereta api.

B. Pengumpulan Data Primer

Survei data primer yang dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi
mengenai kondisi lalu-lintas dan transportasi. Survei data primer yang dilakukan berupa
survei perhitungan lalu lintas dengan menghitung jumlah kendaraan yang lewat
(volume) yang melalui jalan dan persimpangan utama di Kab/Kota di Sumatera
Selatan.

Data dari survei ini sangat berguna sebagai studi transportasi yang mencakup survei
untuk mencari data-data dan informasi mengenai tingkat pelayanan jalan yang ada. Jenis
survey yang dilakukan berupa perhitungan lalu-lintas terklasifikasi pada ruas-ruas jalan
dan persimpangan yang terbagi menjadi 47 ruas jalan dan persimpangan. Survey
dilakukan pada waktu tersibuk (peak time/hour) dalam kurun waktu satu minggu (7
hari).

Adapun ruas-ruas jalan yang akan disurvey sebagaimana telah disebutkan dalam
kerangka acuan kerja (KAK), meliputi 47 ruas jalan provinsi yaitu :

1. 039.12.K JL. DI Panjaitan (Palembang)


2. 039.13.K JL. Kapt. Abdullah – JL. Robani Kadir
3. 041.11.K JL. Kapten A. Rivai (Palembang)
4. 041.12.K JL. Angkatan 45 (Palembang)
5. 041.13.K JL. Jaksa Agung R Suprapto (Palembang)
6. 041.14.K JL. Srijaya Negara (Palembang)
7. 041.16.K JL. Radial (Palembang)
8. 041.17.K JL. Sultan M Mansyur (Palembang)
9. 042.11.K JL. Kol. Atmo (Palembang)
10. 043.11.K JL. Merdeka (Palembang)
11. 043.12.K JL. Diponegoro (Palembang)
12. 043.13.K JL. PSW Subekti (Palembang)
13. 043.14.K JL. Letkol Iskandar (Palembang)

Survey Lalu Lintas pada Ruas Jalan Provinsi Sumatera Selatan


3-4
LAPORAN PENDAHULUAN

14. 043.18.K JL. Lingkar Masjid Agung/ JL. Cik Agus Kemas (Palembang)
15. 043.19.K JL. Lettu Karim Kadir (Gandus) – Bts. Kab. Banyuasin
16. 043.20.K JL. Pangeran Ratu – Pasar Induk – Sp. JL. Pendidikan
17. 043.21.K JL. Pendidikan – JL. Lingkar Selatan (Palembang)
18. 044.11.K JL. M. Isa (Palembang)
19. 044.12.K JL. AKBP. Cik Agus (Palembang)
20. 044.13.K JL. MP. Mangkunegara (Palembang)
21. 044.14.K JL. Pangeran Ayin (Palembang) – Bts. Banyuasin
22. 044.14.A.K Bts. Kota Palembang – Kenten Laut (Banyuasin)
23. 044.17.K JL. May Zen (Palembang)
24. 044.18.K JL. Adi Sucipto – Bts. Kab Banyuasin (Palembang)
25. 044.19.K JL. Noerdin Pandji (Palembang)
26. 62 Baturaja – Bts. Kab. OKUT
27. 95 Tebing Tinggi - Pendopo
28. 96 Tj. Cermin – Perandonan
29. 97 Keban Agung – Sp. Tj. Aro
30. 98 Muara Rupit – Karang Dapo – Sp.4 Kelingi IV/a (Bts. Muba)
31. 099.21.K Jalan Handayani – Tugu Mulyo
32. 100 Bts. Kab. PALI – Sp. Semambang
33. 101 Sp.3 Marga Baru (Bts Muratara) – Muara Lakitan
34. 102 Sp. Lima Pendopo (Kab. PALI) – Bts Musi Rawas
35. 103 Sp. Raja – Modong
36. 104 Lembak – Gelumbang
37. 105 Sungai Dua – Sp. Inpres RSA – Muara Sugihan
38. 106 Sp. Inpres RSA – Muara Padang
39. 107 Muara Padang – Muara Sugihan
40. 108 Sp. OPI – Babatan Saudagar – Srijabo
41. 109 Trans SP2 Tanah Abang – Sp. Tanah Abang
42. 110 Sumbu Sari – Surya Adi
43. 111 Lubuk Seberuk – Sumbu Sari
44. 112 Betung – Petanggan
45. 113 Gumawang – Rasuan (Sp. Kepuh)

Survey Lalu Lintas pada Ruas Jalan Provinsi Sumatera Selatan


3-5
LAPORAN PENDAHULUAN

46. 114 JL. Akses Jembatan Cempaka – Trans SP2 Tanah Abang
47. 115 JL. Mata Merah (kota Palembang) – JL. Merah Mata (Kab.
Banyuasin)

3.2.4 Metodologi Survey

3.2.4.1 Ketentuan Umum

A. Perijinan

Pelaksanaan survai pencacahan lalu lintas harus meminta ijin kepada instansi
setempat yang berwenang memberi ijin, minimal pembina jalan, dan melakukan
koordinasi dengan kepolisian.

B. Keselamatan dan kesehatan

Selama melakukan survai, petugas survai diharuskan :


1) Mengikuti ketentuan keselamatan kerja yang berlaku;
2) Dalam keadaan sehat badan dan rohani;
3) Mendapatkan perlindungan yang memadai dari cuaca, seperti terik sinar matahari
atau hujan;
4) Mengantisipasi kemungkinan terhadap tabrakan, karena adanya kendaraan atau
lalu lintas yang hilang kendali;
5) Menyediakan satu orang personil yang mampu melakukan pertolongan pertama
pada kecelakaan.

C. Pelaksanaan survai

Dalam keadaan normal, survai harus diupayakan tidak terputus selama periode yang
telah direncanakan. Untuk menghindarkan gangguan terhadap kesinambungan survai,
petugas harus memastikan seluruh perlengkapan dan peralatan pencacahan bekerja
dengan baik.

3.2.4.2 Ketentuan Teknis

A. Organisasi survai dan uraian tugas

Survey Lalu Lintas pada Ruas Jalan Provinsi Sumatera Selatan


3-6
LAPORAN PENDAHULUAN

Organisasi survai diperlukan untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan dan


memastikan seluruh komponen pekerjaan telah ditangani dengan baik. Ketentuan
pengorganisasian sesuai pencacahan lalu lintas dijelaskan dalam butir-butir sebagai
berikut :

1) Besar kecilnya struktur organisasi survai pencacahan lalu lintas tergantung dari
skala pekerjaan satu tim survai, sekurang-kurangnya terdiri atas : koordinator
survai, ketua kelompok/pos dan tenaga petugas survai. Apabila dianggap perlu,
koordinator dapat menunjuk seorang staf yang berfungsi sebagai tenaga
administrasi sekaligus pembantu umum tim survai. Struktur ideal organisasi
pelaksana kegiatan diperlihatkan dalam Gambar 3.1,
2) Tanggung jawab dan uraian tugas dari komponen dalam organisasi survai
pencacahan lalu lintas,
a) Koordinator survai
− Bertanggung jawab atas pelaksanaan survai, mengontrol aktifitas petugas
survai dan mengadakan koordinasi dengan petugas lapangan lainnya,
− Mempelajari tujuan, kaidah, dan tata cara pelaksanaan survai
dan menjelaskannya kepada seluruh personil yang terlibat dalam survai,
− Menentukan saat mulai, penghentian sementara dan akhir survai,
− Mengambil keputusan di lapangan dan mengatasi setiap permasalahan
yang timbul selama pelaksanaan survai kemudian mencatat dalam berita
pelaksanaan survai,
− Membuat agenda (catatan harian) tentang berbagai masalah yang timbul
selama pelaksanaan survai, misalnya hambatan atau penghentian
pelaksanaan survai beserta alasan-alasannya.
b) Ketua kelompok
− Bertugas membimbing dan mengawasi pelaksanaan survai, serta
bertanggung jawab terhadap kualitas data kepada koordinator,
− Menentukan penempatan petugas survai dengan pertimbangan penuh
terhadap faktor keselamatan,
− Mengatur waktu istirahat bagi petugas pencacah,
− Memeriksa apakah petugas pencacah mengisi formulir survai dengan
cara yang benar dan dengan tulisan yang dapat dibaca,

Survey Lalu Lintas pada Ruas Jalan Provinsi Sumatera Selatan


3-7
LAPORAN PENDAHULUAN

− Mengumpulkan dan menyimpan formulir survai yang telah diisi oleh


petugas pencacah,
− Mengatasi setiap permasalahan yang timbul selama pelaksanaan survai
kemudian mencatat dan melaporkannya kepada koordinator.
KOORDINATOR

PEMBANTU UMUM

KETUA KELOMPOK

PETUGAS PENCACAH

Gambar 3.1 Struktur organisasi tim survai

c) Petugas pencacah
− Bertugas melakukan kegiatan pencacahan kendaraan berdasarkan jenis,
atau kelompok golongan jenis kendaraan, arah lalu-lintas, dan
periode waktu pengamatan yang telah ditentukan,
− Menuliskan hasil pencacahan kendaraan setiap periode waktu yang telah
ditentukan ke dalam formulir survai.

d) Pembantu umum
− Bertugas membantu koordinator demi kelancaran survai dan bertanggung
jawab kepada koordinator,
− Menyiapkan segala kebutuhan yang diperlukan selama kegiatan
survai yang terdiri dari perijinan survai, surat tugas, formulir survai,
absensi, daftar petugas pencacah dan peralatan.
B. Kemampuan petugas survai

Setiap petugas mempunyai keterbatasan, untuk menjaga keakuratan data, maka harus
diperhatikan hal–hal sebagai berikut :

Survey Lalu Lintas pada Ruas Jalan Provinsi Sumatera Selatan


3-8
LAPORAN PENDAHULUAN

1) Jumlah maksimum golongan kendaraan yang dicacah oleh satu orang petugas
pencacah adalah 3 golongan untuk satu arah,
2) Petugas survai dalam melakukan pencacahan lalu lintas secara menerus, tidak
lebih dari 8 jam (1 shift),
3) Apabila survai lalu lintas memerlukan waktu lebih dari 8 jam (satu shift), maka
waktu pencacahan dibagi-bagi dalam shift, dan dalam keadaan tertentu
(misalnya makan, dan buang air), petugas harus digantikan hingga petugas
tersebut dapat bertugas kembali.

C. Lokasi Pos

Pos pencacahan ditempatkan dengan memperhatikan kondisi lokasi survai sebagai


berikut :

1) Survai pada jaringan jalan antar kota.


Pos harus ditempatkan pada ruas jalan, dimana :
- Lalu lintas tidak dipengaruhi oleh lalu lintas ulang alik (commuter traffic),
- Pos mempunyai jarak dan kebebasan pandang yang cukup untuk kedua arah,
- Karakter pergerakan lalu lintas mewakili pergerakan lalu lintas pada ruas
jalan.

2) Survai pada jaringan jalan perkotaan.


Pos harus ditempatkan pada ruas jalan, dimana :
- Lalu lintas yang dicacah tidak dipengaruhi oleh pergerakan lalu lintas
dari persimpangan,
- Pos harus mempunyai jarak pandang yang cukup untuk mengamati kedua
arah.

3) Survai pada persimpangan.


Pos harus ditempatkan pada lengan persimpangan, dimana :
- Pos mempunyai jarak pandang yang cukup untuk mengawasi pergerakan
pada lengan-lengan yang ditinjau,
- Pos tidak mengganggu kebebasan pandang pengemudi,

Survey Lalu Lintas pada Ruas Jalan Provinsi Sumatera Selatan


3-9
LAPORAN PENDAHULUAN

- Lokasi pos dapat memberikan ruang pengamatan yang jelas untuk


melihat lintasan dan arah pergerakan lalu lintas.

4) Pos sebaiknya ditempatkan di lokasi yang berdekatan dengan lampu penerangan


dan tempat berteduh.

D. Jenis kendaraan

Pencacahan lalu lintas secara garis besar dibagi dalam 8 golongan, yang masing-masing
golongan terdiri atas beberapa jenis kendaraan, seperti yang diuraikan dalam Tabel 3.1.

Survey Lalu Lintas pada Ruas Jalan Provinsi Sumatera Selatan


3 - 10
LAPORAN PENDAHULUAN

Tabel 3.1 Golongan dan kelompok jenis kendaraan

Survey Lalu Lintas pada Ruas Jalan Provinsi Sumatera Selatan


3 - 11
LAPORAN PENDAHULUAN

Catatan :

1) Kendaraan-kendaraan yang memiliki fungsi khusus, seperti kendaraan militer


(tank, pansher), kendaraan konstruksi/alat berat (bulldozer dan lain-lain), mobil
pemadam kebakaran, ambulan dan konvoi kendaraan, tidak dicacah.
2) Pengelompokan golongan kendaraan tersebut sudah mewakili untuk berbagai
jenis analisa, seperti untuk digunakan pada : kinerja lalu lintas/kapasitas,
geometri, struktur perkerasan jalan maupun manajemen lalu lintas.
3) Kendaraan tak bermotor dimasukkan pada hambatan samping.

E. Formulir Survai

Formulir survai terdiri atas formulir lapangan (ruas jalan dan persimpangan) dan
formulir himpunan, formulir harus dilengkapi identitas, seperti berikut ini :

a) Adanya logo/nama instansi/lembaga dan atribut lainnya yang dituangkan di


sebelah kiri bagian atas formulir,
b) Adanya keterangan mengenai lokasi, pelaksanaan survai dan kondisi cuaca,
meliputi :
- Jumlah lembar
- Nomor propinsi
- Nama propinsi
- Nomor pos
- Lokasi pos
- Tanggal
- Arah lalu lintas
- Keterangan / cuaca
- Pencatat / pengawas

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada form survey A (formulir lapangan untuk ruas
jalan dan persimpangan) dan form survey B (formulir himpunan) berikut.

Survey Lalu Lintas pada Ruas Jalan Provinsi Sumatera Selatan


3 - 12
LAPORAN PENDAHULUAN

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN


DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA DAN TATA RUANG
Lembar ke …… dari …..
Nomor Provinsi : 0 1 6
Nama Provinsi : S U M - S E L
Kelas dan Nomor Pos : C
FORMULIR SURVEI PERHITUNGAN LALU LINTAS Lokasi Pos :
(FORMULIR LAPANGAN UNTUK RUAS JALAN) Kelompok Hitung :
Periode :
Arah Lalu Lintas, Dari : Ke : Tanggal :
Tahun : 2 0 2 2
GOL. 1 2 3 4 5a 5b 6a 6b 7a 7b 7c 8

Pukul

Sepeda motor, sekuter Sedan, Opelet, pick-up-opelet, Pick-up, micro Bus Bus Truk Ringan Truk Sedang Truk Truk Truk Kendaraan
sepeda kumbang dan jeep dan suburban, combi dan truk dan kecil besar 2 sumbu 2 sumbu 3 sumbu Gandengan semi trailer tidak
roda 3 station w agon mini bus mobil hantaran bermotor

Survey Lalu Lintas pada Ruas Jalan Provinsi Sumatera Selatan


3 - 13
LAPORAN PENDAHULUAN

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN


DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA DAN TATA RUANG
Lembar ke …… dari ….. SKETSA LOKASI
FORMULIR SURVEI PERHITUNGAN LALU LINTAS Nomor Provinsi : 0 1 6
(FORMULIR LAPANGAN UNTUK PERSIMPANGAN) Nama Provinsi : S U M - S E L
Kelas dan Nomor Pos : C
Nama Jalan Lokasi Pos :
Arah Lalu lintas dari Ke : Kelompok Hitung :
No Ruas Periode :
Lengan Tanggal :
Tahun : 2 0 2 2
GOL. 1 2 3 4 5a 5b 6a 6b 7a 7b 7c 8

Pukul KETERANGAN

Sepeda motor, sekuter Sedan, Opelet, pick-up-opelet, Pick-up, micro Bus Bus Truk Ringan Truk Sedang Truk Truk Truk Kendaraan
sepeda kumbang dan jeep dan suburban, combi dan truk dan kecil besar 2 sumbu 2 sumbu 3 sumbu Gandengan semi trailer tidak
roda 3 station w agon mini bus mobil hantaran bermotor

Survey Lalu Lintas pada Ruas Jalan Provinsi Sumatera Selatan


3 - 14
LAPORAN PENDAHULUAN

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN


DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA DAN TATA RUANG
Lembar ke …… dari …..
FORMULIR HIMPUNAN PENCACAHAN LALU LINTAS Nomor Provinsi : 0 1 6
(FORMULIRLAPORAN UNTUK RUAS JALAN) Nama Provinsi : S U M - S E L
Kelas dan Nomor Pos : C
Nama Jalan : Lokasi Pos :
Arah Lalu lintas dari : Ke Kelompok Hitung :
No Ruas : Periode :
Lengan : Tanggal :
Tahun : 2 0 2 2
GOL. 1 2 3 4 5a 5b 6a 6b 7a 7b 7c 8
Sepeda motor, sekuter

Opelet, pick-up-opelet,
suburban, combi dan
sepeda kumbang dan

Pukul

mobil hantaran
Pick-up, micro
station wagon

Truk Sedang
Truk Ringan

Gandengan

semi trailer

Kendaraan

bermotor
2 sumbu

2 sumbu

3 sumbu
jeep dan

mini bus

truk dan
Sedan,
roda 3

besar

tidak
kecil

Truk

Truk
Truk
Bus

Bus

Survey Lalu Lintas pada Ruas Jalan Provinsi Sumatera Selatan


3 - 15
LAPORAN PENDAHULUAN

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN


DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA DAN TATA RUANG
Lembar ke …… dari …..
FORMULIR HIMPUNAN PENCACAHAN LALU LINTAS Nomor Provinsi : 0 1 6
(FORMULIRLAPORAN UNTUK PERSIMPA NGAN) Nama Provinsi : S U M - S E L
Kelas dan Nomor Pos : C
Nama Jalan : Lokasi Pos :
Arah Lalu lintas dari : Ke Kelompok Hitung :
No Ruas : Periode :
Lengan : Tanggal :
Tahun : 2 0 2 2
GOL. 1 2 3 4 5a 5b 6a 6b 7a 7b 7c 8
Sepeda motor, sekuter

Opelet, pick-up-opelet,
suburban, combi dan
sepeda kumbang dan

Pukul

mobil hantaran
Pick-up, micro
station wagon

Truk Sedang
Truk Ringan

Gandengan

semi trailer

Kendaraan

bermotor
2 sumbu

2 sumbu

3 sumbu
jeep dan

mini bus

truk dan
Sedan,
roda 3

besar

tidak
kecil

Truk

Truk
Truk
Bus

Bus

F. Peralatan

Survai pencacahan lalu lintas dengan cara manual tidak memerlukan peralatan secara
khusus, peralatan yang diperlukan meliputi :

1) Peralatan utama, yang terdiri atas :


a) Formulir pencacahan dan himpunan, seperti diuraikan pada sub-bab
sebelumnya,
b) Alat tulis pensil, disarankan menggunakan pensil mekanik untuk
menghindari terjadinya gangguan, karena patahnya ujung pensil, sebaiknya
setiap petugas pencacah membawa pensil cadangan;

Survey Lalu Lintas pada Ruas Jalan Provinsi Sumatera Selatan


3 - 16
LAPORAN PENDAHULUAN

c) Alat penghapus, digunakan oleh petugas pencacah apabila terjadi kesalahan


penulisan pada formulir survai;
d) Hand board, sebagai alas menulis dan penjepit bundel data;
e) Peralatan bantu, yaitu alat cacah genggam, lihat berikut.

2) Peralatan pendukung, yang terdiri atas :


a) jas hujan;
b) lampu senter;
c) alat penerangan lain, seperti lampu minyak;
d) tas plastik.

3) Seluruh peralatan yang digunakan harus dipastikan berfungsi dengan baik, tidak
mudah rusak, mudah dioperasikan dan memenuhi persyaratan untuk mencatat.

Gambar 3.2 Alat cacah genggam (handy tally counter)

3.2.4.3 Cara Pengerjaan

A. Persiapan

Hal - hal yang harus diperhatikan dalam persiapan adalah :

1) Mobilisasi jumlah pos, tenaga dan peralatan yang diperlukan;


2) Pembentukan organisasi survai, sesuai dengan sub-bab 4.2.1;
3) Pembuatan jadual pelaksanaan survai beserta penugasan/nama petugas survai;
4) Pembuatan tabel monitoring data, digunakan untuk mengecek data yang masuk
dan data yang belum masuk beserta kelengkapannya.
B. Survai Pendahuluan

Survey Lalu Lintas pada Ruas Jalan Provinsi Sumatera Selatan


3 - 17
LAPORAN PENDAHULUAN

Untuk mengetahui situasi dan kondisi lapangan harus dilakukan survai pendahuluan, hal
yang perlu dilakukan dan diperhatikan dalam survai pendahuluan adalah :

1) Pengurusan surat ijin atau pemberitahuan/koordinasi dengan pembina jalan


setempat;
2) Pengamatan dan penentuan penempatan pos survai, sesuai sub-bab 4.2.3;
3) Perekrutan/mobilisasi tenaga/petugas survai;
4) Pelatihan bagi petugas survai, sebagai pembekalan dalam tata cara survai.

C. Pelaksanaan Pencacahan

C.1 Cara Pengisian Formulir Lapangan untuk Ruas Jalan


1) Lembar ke …, dari …,
Diisi dengan angka yang menunjukkan lembar ke berapa (berurutan mulai
angka 1 s/d n) dari jumlah lembar total formulir survai pencacahan lalu lintas.
contoh :

o lembar ke 1 dari 15
o lembar ke 2 dari 15
o ……
o lembar ke 15 dari 15.

2) Nama Propinsi :
Diisi dengan nama propinsi dimana survai pencacahan lalu lintas tersebut
dilakukan (nama propinsi sesuai dengan ketentuan yang berlaku).

contoh :

Nama Propinsi S U M - S E L

Maksudnya : Sumatera Selatan

3) Nomor Propinsi :

Survey Lalu Lintas pada Ruas Jalan Provinsi Sumatera Selatan


3 - 18
LAPORAN PENDAHULUAN

Diisi dengan nomor propinsi dimana survai pencacahan lalu lintas


tersebut dilakukan (nomor propinsi sesuai dengan ketentuan yang berlaku).

Nomor Propinsi 0 1 6

Contoh : Propinsi Sumatera Selatan mempunyai urutan No. 016 secara Nasional.

4) Nomor Pos :
Diisi dengan nomor urut pos pencacahan lalu lintas untuk pos yang
bersangkutan. contoh :

Nomor Pos 0 3

5) Lokasi Pos / Nomor Ruas :


o Untuk ruas jalan, diisi dengan nomor ruas jalan yang menunjukkan lokasi
pos pencacahan lalu lintas tersebut.

Contoh :

Lokasi Pos 0 2 2 3 6 5

Maksudnya : pos pencacahan lalu lintas tersebut terletak pada jaringan jalan yang ada
di Propinsi Jawa Barat ( 022 ), dengan no ruas 365.

o Untuk persimpangan, diisi dengan nomor simpang/simpul jalan


yang menunjukkan lokasi pos pencacahan lalu lintas tersebut.

Contoh :

Lokasi Pos 0 2 2 0 2 3

Maksudnya : pos pencacahan lalu lintas tersebut terletak pada jaringan jalan yang ada
di Propinsi Jawa Barat (022), dengan nomor simpang/simpul 023

6) Tanggal :
Diisi dengan tanggal, bulan dan tahun dimana penghitungan lalu lintas
tersebut dilakukan.

Survey Lalu Lintas pada Ruas Jalan Provinsi Sumatera Selatan


3 - 19
LAPORAN PENDAHULUAN

Contoh :

Tanggal 1 5 0 9 2 2

Maksudnya : pencacahan lalu lintas tersebut dilakukan pada tanggal 15 September


2022.

7) Nama Jalan contoh


Contoh :

Nama Jalan T A M R I N

Maksudnya : nama jalan tempat lokasi survai adalah jalan Tamrin

8) Arah lalu lintas :


Dari
a) pada ruas jalan antar kota, diisi dengan nama kota asal arah lalu lintas;
b) pada ruas jalan perkotaan, diisi dengan arah mata angin;
c) pada persimpangan, diisi dengan nomor lengan simpang ke berapa.
Ke :
a) pada ruas jalan antar kota, diisi dengan nama kota tujuan arah lalu
lintas;
b) pada ruas jalan perkotaan, diisi dengan arah mata angin;
c) pada persimpangan, diisi dengan nomor lengan simpang ke berapa.

Contoh :

Dari B E T U N G
Dari P E T A N G G A N

Artinya : arah lalu lintas yang dihitung adalah dari Betung – Petanggan

Nomor lengan simpang A pada sketsa yang menunjukkan letak lengan


simpang dengan posisi di Utara, selanjutnya lengan B, C, D sesuai arah sesuai
arah jarum jam.

Survey Lalu Lintas pada Ruas Jalan Provinsi Sumatera Selatan


3 - 20
LAPORAN PENDAHULUAN

9) Periode
Diisi sesuai dengan periode pencacahan, misalnya periode 1 antara pukul
06.00 sampai dengan 08.00 (satuan periode 2 jam).

10) Waktu
Diisi dengan lamanya waktu pengukuran dalam hal periode / shift. contoh:

Waktu : 06.00 – 08.00 (periode 1)


atau
11.00 – 13.00 (periode 2)
dan seterusnya

11) Petugas pencacah :


Diisi dengan identitas/nama petugas survai yang melakukan pencacahan
lalu lintas bersangkutan.

Contoh :

Pencatat : Puan

12) Pengawas
Diisi dengan identitas/nama petugas pengawas survai yang
melakukan pencacahan lalu lintas bersangkutan.

Contoh :

Pengawas : Ansari

13) Pencacahan :
Pencacahan dilakukan setiap kurun waktu 15 menit, diisi dengan cara
membubuhkan garis-garis yang menunjukkan setiap adanya satuan kendaraan
yang melewati pos pencacahan tersebut.

Survey Lalu Lintas pada Ruas Jalan Provinsi Sumatera Selatan


3 - 21
LAPORAN PENDAHULUAN

Garis-garis disusun pada kolom yang disediakan berjejer tegak dari kiri ke
kanan sebanyak-banyaknya 4 buah, dan untuk kendaraan ke 5 yang lewat
ditunjukkan dengan garis miring dari sudut kiri atas ke sudut kanan bawah.
Setiap kolom disediakan untuk mencatat sebanyak-banyaknya 5 buah
kendaraan. Jika misalnya pada jam pengamatan yang bersangkutan
banyaknya kendaraan golongan 1 baris kolom yang tersedia sebagai tempat
mencatatnya, maka pencatatan dilanjutkan ke baris kolom 2 dan seterusnya,
sampai semua kendaraan golongan 1 yang lewat pada jam pengamatan
tersebut dapat dicatat. Di bawah baris kolom akhir dari setiap jam pencatatan
ditutup dengan garis penutup sejajar dengan arah baris kolom (garis
mendatar). Kemudian pencatatan jam berikutnya dimulai pada baris kolom
baru di bawah garis penutup tersebut dengan cara yang sama seperti
tersebut di atas.

Apabila alat bantu (Handy Tally Counter) tersedia bisa menggunakan alat
tersebut, pencatatan adalah kumulatif setiap kurun waktu 15 menit, untuk
pencatatan 15 menit berikutnya data sebelumnya tidak dinolkan sampai
dengan waktu 1 shift (8 jam pengukuran secara menerus)

Contoh :

a) Pengisian menggunakan atau membubuhkan garis-garis.


Maksudnya : pada pukul 06 00 – 06 15, jumlah lalu lintas golongan 2
yang melewati pos tersebut adalah 13 buah dan pada pukul 06 15 – 06
30 adalah 10 buah.

Survey Lalu Lintas pada Ruas Jalan Provinsi Sumatera Selatan


3 - 22
LAPORAN PENDAHULUAN

b) Pengisian menggunakan alat bantu (tally counter)

Maksudnya : pada pukul 06 00 – 06 15, jumlah lalu lintas golongan 1


yang melewati pos tersebut adalah 18 buah dan pada pukul 06 15 – 06
30 adalah 23 buah

14) Golongan 2, 3 …. s/d 8 :


o Cara pengisian sama dengan cara pengisian golongan 1.
o Catatan, apabila alat bantu pencacah (tally counter) terbatas, pencacahan
yang menggunakan alat tersebut diutamakan golongan yang paling
padat frekwensinya, contoh golongan 1 dan golongan 2, sedangkan
yang jarang frekwensinya adalah golongan 8.

C.2 Cara pengisian formulir lapangan untuk persimpangan

Survey Lalu Lintas pada Ruas Jalan Provinsi Sumatera Selatan


3 - 23
LAPORAN PENDAHULUAN

Pada dasarnya teknik pengisian formulir lapangan untuk simpang dan ruas
jalan adalah sama, perbedaan terletak pada data identifikasi lengan persimpangan
yang harus diisi pada formulir ini untuk menjelaskan lengan mana yang
dicacah oleh petugas pencacah yang menggunakan formulir tersebut.
Identifikasi lengan diisi dengan nama jalan (ruas) yang dicacah, misalnya untuk
pencacahan lengan jalan Merdeka yang bersinggungan dengan jalan Aceh,
identifikasi ditulis sebagai berikut

Lengan M E R D E K A

C.3 Cara pengisian formulir himpunan

Lakukan langkah yang sama dengan cara pengisian formulir lapangan survai,
kecuali penulisan jumlah kendaraan setiap golongan ditulis dalam kolom sesuai
jumlah kendaraan setiap jam.

Jumlah kendaraan tiap jam tersebut didapat dari penjumlahan tiap jam dari
volume lalu lintas golongan 1 yang dicatat pada formulir survai pencacahan lalu
lintas yang bersangkutan.

Contoh :

Penjelasan : angka 45 pada kolom golongan 1 pada pukul 06.00 – 07.00, didapat
dari hasil pencatatan dari kolom golongan 1 untuk jam sesuai (06.00 – 07.00)
pada formulir survai pencacahan lalu lintas.

1) Total :

Survey Lalu Lintas pada Ruas Jalan Provinsi Sumatera Selatan


3 - 24
LAPORAN PENDAHULUAN

Diisi dengan angka yang merupakan jumlah total selama 24 jam pencacahan
untuk tiap golongan lalu lintas pada ruas jalan yang bersangkutan.

2) Catatan:
Diisi hal-hal yang perlu diutarakan dalam pelaksanaan pencacahan lalu lintas.

C.4 Pelaporan

Laporan harus disampaikan oleh koordinator, terdiri atas :

1) Berkas formulir survai volume lalu lintas;


2) Berkas formulir himpunan pencacahan volume lalu lintas;
3) Laporan dibundel dengan baik sehingga tidak mudah lepas dan
dikelompokkan berdasarkan golongan lalu lintas pada masing-masing ruas
jalan;
4) Setelah diperiksa dan ditandatangani ketua kelompok dan koordinator
secepatnya paling lambat dua hari untuk disampaikan kepada pemberi tugas;
5) Kumpulan data survai disarankan dipisahkan ke dalam map yang
berbeda berdasarkan arah lalu lintas. Pada survai pencacahan lalu lintas di
persimpangan pengumpulan formulir berdasarkan nama lengan dan arah lalu
lintas pada lengan tersebut.

C.5 Prosedur keadaan darurat

Apabila terjadi hal-hal atau kejadian yang tidak diinginkan dan dianggap dapat
mengganggu atau membahayakan keamanan serta kesehatan personil survai,
ketua kelompok dapat menghentikan survai pencacahan untuk sementara.
Langkah-langkah penting yang harus dilakukan adalah :

1) Memberi perintah penghentian pencacahan pada petugas pencacah;


2) Mencatat kejadian penyebab penghentian pada laporan kegiatan harian dan
melaporkan kejadian tersebut pada koordinator survai;
3) Mengumpulkan data survai terakhir dari petugas pencacah dalam satu
gabungan data (map) sesuai arah dan waktu pencacahan;
4) Memerintahkan petugas pencacah untuk membereskan seluruh peralatan;

Survey Lalu Lintas pada Ruas Jalan Provinsi Sumatera Selatan


3 - 25
LAPORAN PENDAHULUAN

5) Menempatkan atau memindahkan petugas pencacah le tempat yang tidak


membahayakan;
6) Apabila ada personil yang mengalami cedera dan memerlukan pengobatan,
ketua kelompok harus memberikan pertolongan pertama, apabila cukup
membahayakan, koordinator harus mengantar dan mengurus pengobatan ke
rumah sakit;
7) Jika kondisi telah memungkinkan untuk memulai survai kembali, ketua
kelompok memerintahkan petugas pencacah untuk menyiapkan seluruh
peralatan dan memberi tahu waktu (periode) awal survai dimulai.

3.2.5 Metodologi Perhitungan Kepadatan Lalu Lintas Harian Rata-rata

Perhitungan lalu-lintas harian rata-rata adalah volume lalu-lintas ratarata dalam satu hari
yang melalui satu ruas jalan tersebut dibagi dengan lamanya pengamatan (lamanya
survey kendaraan), biasanya dihitung sepanjang tahun. LHR adalah istilah yang baku
digunakan dalam menghitung beban lalu-lintas pada suatu ruas jalan dan merupakan
dasar dalam proses perencanaan transportasi ataupun dalam pengukuran polusi yang
diakibatkan oleh arus lalu-lintas pada suatu ruas jalan. LHR adalah hasil bagi jumlah
kendaraan yang diperoleh selama pengamatan dengan lamanya pengamatan dalam
perencanaan jalan dilokasi Ruas Jalan Provinsi Sumatera Selatan.

Jumlah Lalu−lintas Selama Pengamatan


LHR=
Lamanya Pengamatan

Data LHR ini cukup teliti jika pengamatan dilakukan pada interval-interval waktu yang
cukup mengambarkan fluktuasi lalu-lintas selama pengamatan.

1. Kapasitas Jalan diruas Jalan Provinsi Sumatera Selatan.


Kapasitas jalan adalah kemampuan ruas jalan untuk menampung arus atau volume
lalu-lintas yang ideal dalam satuan waktu tertentu, dinyatakan dalam jumlah
kendaraan yang melewati potongan jalan tertentu dalam satu jam (kend/jam), atau
dengan mempertimbangkan berbagai jenis kendaraan yang melalui suatu jalan yang
digunakan satuan mobil penumpang sebagai satuan kendaraan dalam perhitungan
kapasitas maka kapasitas menggunakan satuan mobil penumpang per-jam atau
(smp/jam).

Survey Lalu Lintas pada Ruas Jalan Provinsi Sumatera Selatan


3 - 26
LAPORAN PENDAHULUAN

Pada saat arus rendah kecepatan lalu-lintas diruas jalan Provinsi Sumatera Selatan,
kendaraan bebas tidak ada gangguan dari kendaraan lain, semakin banyak kendaraan
yang melewati ruas jalan, kecepatan akan semakin turun sampai suatu saat tidak bisa
lagi arus atau volume lalu-lintas bertambah, disinilah kapasitas terjadi. Setelah itu
arus akan berkurang terus dalam kondisi arus yang dipaksakan sampai suatu saat
kondisi macet total, arus tidak bergerak dan kepadatan tinggi.

2. Arus Lalu Lintas


Arus adalah jumlah kendaraan yang melintasi suatu titik pada suatu ruas jalan dalam
waktu tertentu dengan membedakan arah dan lajur. Arus lalulintas terbentuk dari
pergerakan individu pengendara dan kenderaan yang melakukan interaksi antara
yang satu dengan yang lainnya pada suatu ruas jalan dan lingkungannya. Karena
kemampuan individu pengemudi mempunyai sifat yang berbeda maka perilaku
kendaraan arus lalu-lintas tidak dapat diseragamkan lebih lanjut, arus lalu-lintas
akan mengalami perbedaan karakteristik akibat dari perilaku pengemudi atau
kebiasaan pengemudi.

Arus lalu-lintas pada suatu ruas jalan karakteristiknya akan bervariasi baik
berdasarkan pada lokasi maupun waktunya, oleh karena itu perilaku pengemudi
akan berpengaruh terhadap perilaku arus lalu-lintas. Dalam menggambarkan arus
lalu-lintas secara kuantitatif dalam rangka untuk mengerti tentang keragaman
karakteristiknya dan rentang kondisi perilakunya, maka perlu suatu parameter.
Parameter tersebut harus dapat didefenisikan dan diukur oleh ahli lalu-lintas dalam
menganalisis, mengevaluasi, dan melakukan perbaikan fasilitas lalu-lintas
berdasarkan parameter dan pengetahuan pelakunya. Arus mempunyai satuan
kendaran smp dibagi oleh waktu. Terkadang kita sulit membedakan antara arus dan
volume, berikut adalah perbedaannya:

Arus (flow) :
 Membedakan lajur
 Diukur pada waktu yang pendek
 Membedakan arah

Volume :

Survey Lalu Lintas pada Ruas Jalan Provinsi Sumatera Selatan


3 - 27
LAPORAN PENDAHULUAN

 Tidak membedakan lajur


 Diukur pada waktu yang panjang (lama)
 Tidak membedakan arah.

3. Parameter Arus Lalu Lintas


Parameter lalu-lintas adalah suatu ukuran yang digunakan untuk menjadi tolak ukur
dari kegiatan lalu-lintas dalam sistem transportasi.

Parameter arus lalu-lintas dapat digolongkan menjadi dua kategori, yaitu:


a. Parameter makroskopis, yang mencirikan arus lalu-lintas sebagai suatu
kesatuan (system), sehingga diperoleh gambaran operasional system secara
menyeluruh.
b. Parameter mikroskopis, yang mencirikan perilaku setiap kendaraan dalam
arus lalu-lintas yang saling mempengaruhi.

Contoh: waktu antara (team headway), kecepatan masing-masing (individual speed),


jarak antara (space headway). Secara makroskopis, arus lalu-lintas dibagi menjadi
empat macam :
1. Arus
2. Volume
3. Kecepatan
4. Kerapatan.

4. Lalu-lintas di Ruas Jalan Provinsi Sumatera Selatan


Jumlah jalur dan koefisien distribusi kendaraan pada suatu perencanaan jalan raya di
Provinsi Sumatera Selatan, merencanakan lintas ekivalen. biasanya beban untuk
perkerasan jalan yang diperhitungkan hanya untuk satu jalur, yaitu jalur yang
sesibuk dengan jalur volume kendaraan tinggi. Jalur ini biasa disebut jalur rencana.
Sedangkan ruas jalan yang tidak memiliki batas jalur, jumlah jalur dapat ditentukan
dari lebar perkerasan.

Tabel 3.2 Contoh jumlah jalur berdasarkan lebar perkerasan

Lebar Perkerasan (L) Jumlah Jalur (m)


L<5,5 m 1 jalur

Survey Lalu Lintas pada Ruas Jalan Provinsi Sumatera Selatan


3 - 28
LAPORAN PENDAHULUAN

5,5 m < L < 8,25 m 2 jalur


8,25 m < L < 11,25 m 3 jalur
11,25 m < L < 15,00 m 4 jalur
15,00 m < L < 18,75 m 5 jalur
18,75 < L < 22,00 6 jalur

Pada Contoh tabel dibawah ini untuk penentuan koefisien untuk kendaraan ringan dan
berat, untuk penentuan ini diperoleh setelah penentuan jalur rencana. Koefisien
distribusi kendaraan (C) untuk kendaraan ringan dan berat yang lewat pada jalur
rencana ditentukan menurut table berikut ini :

Tabel 3.3 Contoh Koefisien Distribusi kendaraah

Angka ekivalen (E) beban sumbu kendaraan

Besar dari beban lalu-lintas yang dilimpahkan melalui roda roda kendaraan yang
tergantung dari beban berat total kendaraan, konfigurasi sumbu, bidang kontak antara
roda, perkerasan dan kecepatan kendaraan. Jika dilihat dari jenis kendaraan yang tidak
sama dari efek dan dari masing-masing kendaraan terhadap kerusakan yang terjadi pada
jalan tidak sama. Oleh karena itu perlu adanya beban standar sehingga semua beban
lainya dapat diekivalenkan kebeban standar tersebut. Beban standar merupakan beban
sumbu tunggal beroda ganda seberat 18000 pon (8,16 ton ) sedangkan untuk semua
beban sumbu yang berbeda diekivalenkan kebeban sumbu standar dengan menggunakan
“angka ekuivalen beban sumbu (E)”. Angka ekivalen kendaraan adalah angka yang
menunjukan jumlah lalu lintas dari sumbu tunggal seberat 8,16 ton yang akan

Survey Lalu Lintas pada Ruas Jalan Provinsi Sumatera Selatan


3 - 29
LAPORAN PENDAHULUAN

menyebabkan kerusakan yang sama atau penurunan indeks permukaan yang sama
apabila kendaraan lewat satu kali.

Angka ekivalen (E) masing-masing golongan beban sumbu, dibawah ini merupakan
rumus penentuan setiap kendaraan :

( )
4
beban satu sumbu dalam kg
Angka ekivalen sumbu tunggal=
8160

( )
4
beban satu sumbu ganda dalam kg
Angka ekivalen sumbu ganda=0,086
8160

Tabel dibawah ini untuk menghitung ekivalen masing-masing kendaraan

Tabel 3.4 Angka ekivalen (E) beban sumbu kendaraan

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan angka ekivalen :

Survey Lalu Lintas pada Ruas Jalan Provinsi Sumatera Selatan


3 - 30
LAPORAN PENDAHULUAN

a. mobil penumpang (1+1) = 0,0002 + 0,0002 = 0,0004


b. bus 8 ton (3+5) = 0,0183 + 0,1410 = 0,1593
c. truck 2 as 10 ton (4+6) = 0,0577 + 0,2923 = 0,35
d. truck 2 as 13 ton (5+8) = 0,1410 + 0,9238 = 1,0648
e. truck 3 as 20 ton (6+7+7) = 0,2923 + 0,5415 + 0,5415 = 1,3753

Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan pada minggu kedua survey pendataan jalan dan jembatan,
setelah data sebahagian rekap data lapangan dikirim ke kantor. Pengolahan data
dilakukan dari pengolahan data spasial berupa data perhitungan kepadatan arus
lalulintas (trafic count) diruas-ruas jalan yang disurvey.

1. Analisa Perhitungan Arus Lalu lintas (traffic count) di ruas-ruass jalan yang
disurvey. Analisa data survei traffic counting digunakan untuk mendapatkan
gambaran umum arus lalu lintas di Wilayah Study yang antara lain meliputi :

 Jumlah kendaraan yang lewat (volume) dalam satuan waktu (smp/jam)


 Komposisi moda yang digunakan

2. Analisa Tingkat Pelayanan Jaringan Jalan


Analisa tingkat pelayanan jaringan jalan dilakukan untuk melihat tingkat
pelayanan pada jalan-jalan dan persimpangan ruas yang di survey. Dalam proses
analisa berpedoman pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Data jumlah
(volume) kendaraan, profil komposisi kendaran yang lewat, kecepatan rata-rata
kendaraan dan tingkat pelayanan jalan merupakan hasil dari tahapan ini.

3. Prediksi Arus Lalu-lintas sampai dengan tahun 2027.


Prediksi arus lalu lintas di ruas yang disurvey sampai dengan tahun 2027 didapat
dengan menggunakan teknik Analogic forecasting terhadap pertumbuhan jumlah
kendaraan di wilayah studi. Prediksi ini diperlukan untuk memperkirakan
jumlah (volume) kendaraan, kecepatan rata-rata kendaraan dan profil komposisi
kendaraan yang lewat untuk jangka waktu 5 tahun ke depan.

Survey Lalu Lintas pada Ruas Jalan Provinsi Sumatera Selatan


3 - 31
LAPORAN PENDAHULUAN

4. Prediksi tingkat pelayanan jaringan jalan sampai dengan Tahun 2027.


Prediksi volume lalu-lintas yang didapat dibebankan ke dalam kapasitas jalan
eksisting sehingga didapatkan tingkat pelayanan jalan pada masing-masing ruas
dengan menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) dan
Permenhub nomor 96 tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan
Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas.

5. Kesimpulan/Rekomendasi.
Berdasarkan hasil analisa dan prediksi tingkat pelayanan dilakukan berbagai
simulasi untuk menentukan rekomendasi kebijakan terbaik yang harus dilakukan
di masa mendatang untuk merumuskan kesimpulan dan rekomendasi kebijakan
yang perlu dilakukan untuk menghindari atau setidaknya mengurangi dampak
negatif di masa mendatang.

Survey Lalu Lintas pada Ruas Jalan Provinsi Sumatera Selatan


3 - 32

Anda mungkin juga menyukai