Disusun Oleh :
2023/2024
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada TuhanYang Maha Esa, karena rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan survey yang berjudul “Laporan
Survey Teknik Rekayasa Jalan Di Perlintasan Sebidang Jl. Setia Mekar Kecamatan
Tambun Selatan Kota Bekasi” ini sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Laporan
survei ini merupakan salah satu tugas yang harus diselesaikan dalam rangka memperdalam
pengetahuan Taruna/i mengenai Teknik rekayasa jalan.
Pada kesempatan ini kami perkenankan kami mengucapkan terimakasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:
1. Bapak Sukma Rahadian, MT selaku dosen yang mengampu mata kuliah Teknik Rekaasa
Jalan
2. Rekan-rekan yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Dalam penulisan laporan ini, penulis berusaha semaksimal mungkin agar perolehan hasil
yang memuaskan. Namun demikian kami menyadari bahwa banyak sekali terdapat
kekurangan. Baik dalam hal kemampuan kami maupun adanya penunjang buku-buku yang
kurang dalam hal pemberian informasi mengenai survei tersebut. Oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati kami meminta maaf apabila terdapat kekurangan maupun kesalahan
dalam penulisan laporan kami dan penulis berharap adanya saran dan kritik yang bersifat
membangun yang bertujuan memperbaiki laporan yang penulis susun ini.
Kami mengharapkan semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya
dan penulis pada khususnya, sehingga bahan dalam menambah wawasan berpikir dalam
melaksanakan tugas dalam peningkatan unjuk kerja lalulintas di Indonesia. Apabila terdapat
hal-hal yang kurang berkenan ataupun kurang pada tempatnya dalam laporan survei ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Bekasi, 09 Desember 2023
Kelompok 1
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pertumbuhan dan perkembangan wilayah kota mengakibatkan terjadinya
peningkatan kegiatan pada penduduk di daerah tersebut. Peningkatan kegiatan penduduk
ini terjadi pada semua bidang termasuk meningkatnya kebutuhan akan moda transportasi.
Peningkatan jumlah moda transportasi seiring dengan meningkatnya tingkat
perekonomian suatu daerah. Wilayah yang tingkat perekonomiannya cukup tinggi
memiliki pergerakan moda transportasi yang cukup besar. Bekasi sebagai kota yang
memiliki aktivitas ekonomi yang sangat tinggi didukung oleh banyaknya jenis
transportasi yang beroperasi. Salah satu jenis transportasi tersebut adalah kereta api.
Kereta api digunakan sebagai alat pengangkutan penduduk, barang, dan lainnya.
Sehingga kereta api menjadi salah satu moda transportasi yang sangat penting bagi
masyarakat Bekasi.
Namun tingginya angka kecelakaan perkeretaapian membuat moda transportasi
ini bukan menjadi pilihan utama masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari data kecelakaan di
Indonesia. Di Indonesia sepanjang tahun 2006, telah terjadi sejumlah 117 kali kecelakaan
kereta api, terdiri atas tabrakan antara kereta api dengan kereta api (5) kali, tabrakan
antara kereta api dengan kendaraan jalan raya di pintu perlintasan (22) kali, kereta api
anjlok atau terguling (52) kali. Kecelakaan pada pintu perlintasan mencapai 18,81% dari
keseluruhan kecelakaan kereta api. (Sumber: PT. KAI, 2006). Dari data kecelakaan
tersebut didapati bahwa selain korban jiwa kecelakaan pada perlintasan sebidang juga
menimbulkan korban materi. Dilain pihak kerugian juga dialami oleh para pengguna
lalu-lintas di jalan raya. Yaitu gangguan berupa tundaan (delay) yang menimbulkan
kerugian cukup besar bagi pengguna jalan raya, baik kerugian akibat bertambahnya
waktu perjalanan yang ditempuh oleh pengguna jalan raya dimana kenderaannya akan
berhenti sehingga menimbulkan antrian kenderaan di pintu perlintasan sebidang, hal ini
diakibatkan karena ditutupnya pintu perlintasan sebidang pada saat kereta api melintasi
perlintasan sebidang tersebut dan kecepatan kenderaan berkurang akibat struktur
geometrik jalan yang berubah dari permukaan yang datar menjadi tidak datar maupun
kenyamanan pengguna jalan raya dalam berlalu lintas akibat perubahan geometrik jalan
yang diakibatkan oleh rel kereta api.
2. 1 METODE SURVEY
Metodologi pengambilan data dalam survey perlinyasan sebidang jalan ini,
kami melakukan tahap-tahap sebagai berikut :
1. Data Sekunder
Data sekunder dikumpulkan untuk mendukung pengumpulan data primer yang
digunakan untuk proses analisis, dat asekunder yang dikumpulkan diperoleh dari
goole Primer.
2. Data Primer
A. Pengumpulan data primer
Pengumpulan data secra primer yang didapatkan dari hasil survey lapangan
secara langsung dengan metode pengukuran dan melakukan pengamatan secra
langsung yang dilakukan di perlintasn sebidang Kereta Api Jl. Setia Mekar,
Kec. Bekasi Timur. Sevagai berikut :
Survey-survey yang dilakukan diperlintasn sebidang yaitu :
1. Survey Inventarisasi ruas jalan perlintasan sebidang
2. Survey TC kereta
3. Survey spotspeed kereta
4. Survey TC kendaraan
5. Survey spotspeed kendaraan
6. Survey tata guna lahan
7. Survey wawancara
B. Komputerisasi Data
Pada tahap ini, data primer yang di peroleh dari survey dilapangan diolah dan
masukkan ke dalam computer.
C. Analisis Data
Tahap akhir dari perjalanan laporan ini adalah analisis data, Dimana data
primer yang telah di kumpulkan dan dikopilasi di Analisa sehingga laporan ini
dapat terselesaikan. Dalam pencatatan tersebut, yang harus didata, diukur dan
diamati adalah :
Surveyor mendata semua perlengkapan jalan yang ada
Surveyor mendata tata guna lahan di pinggir jalan
Survei dilakukan degan cara menghitung volume lalu lintas harisan di
sekita perlintasan beserta kecepatan dari kendaraan tersebut.
Survei dilakukan dengan cara mencatat volume harian kereta yang
melewati perlintasan sebidangan beserta dengan kecepetan kereta api.
Survei dilakukan dengan cara memwawancarai Masyarakat yang berada di
sekitas perlintasan sebidang
2. 2 PERALATAN SURVEY
Untuk mendukung pelaksanaan survey agar dalam pelaksanaannya
mendapatkan hasil dan data yang memuaskan, maka perlengkapan yang harus dibawa
yaitu :
1. Alat-alat tulis (pena, pensil dan lain-lain)
2. Clip board
3. Formulir Survey
4. Roll meter
5. Speed Gun
6. Camera Handphone
2. 3 PETA LOKASI SURVEY
PETA LOKASI
Peta dibutuhkan untuk memudahkan kita mengetahui lokasi survey, hal ini
bertujuan agar dapat menentukan langsung dimanan titik-titik survey berada
sekitar daerah tersebut.
PELAKSAAN SURVEY
Hari : Senin
Tanggal : 04 Desember 2023
Lokasi : Jalan Setia Mekar, Kec. Bekasi Timur
Dosen Pengampu : Bapak Sukma Rahadian, M.T
BAB III
GAMBARAN UMUM
Kota Bekasi memiliki luas wilayah sekitar 210,49 km2, dengan batas wilayah
Kota Bekasi adalah:
• Sebelah Utara : Kabupaten Bekasi
• Sebelah Selatan : Kabupaten Bogor dan Kota Depok
• Sebelah Barat : Provinsi DKI Jakarta
• Sebelah Timur : Kabupaten Bekasi
Letak geografis : 106o48’28’’ – 107o27’29’’ Bujur Timur dan 6o10’6’’ – 6o30’6’’
Lintang Selatan. Jumlah Penduduk Kota Bekasi saat ini lebih dari 2,2 juta jiwa yang
tersebar di 12 kecamatan, yaitu Kecamatan Pondok Gede, Jati Sampurna, Jati Asih,
Bantar Gebang, Bekasi Timur, Rawa Lumbu, Bekasi Selatan, Bekasi Barat, Medan Satria,
Bekasi Utara, Mustika Jaya, Pondok Melati.
Wilayah Kota Bekasi secara umum tergolong pada iklim kering dengan tingkat
kelembaban yang rendah. Kondisi lingkungan sehari-hari sangat panas.
Hal ini terlebih dipengaruhi oleh tata guna lahan yang meningkat terutama
industri/perdagangan dan permukiman. Temperatur harian diperkirakan berkisar antara 24
– 33° C. Struktur geologi wilayah Kota Bekasi didominasi oleh pleistocene volcanik
facies namun terdapat dua kecamatan yang memiliki karakteristik struktur lainnya yaitu:
Bekasi Utara : Struktur Aluviu
Bekasi Timur : Struktur Miocene Sedimentary Facies
Di Bekasi Selatan terdapat sumur gas JNG-A (106o 55’ 8,687” BT; 06o 20’54,051”) dan
Sumur JNGB (106o 55’ 21,155” BT; 06o 21’ 10,498”)
Letak Bekasi Timur terbentang mulai Pintu Gerbang Tol Timur sampai dengan Kantor
Kecamatan Bekasi Timur yang berdekatan dengan Rumah Sakit Umum Mekar Sari. Di
wilayah ini antara lain terdiri atas 4 kelurahan, antara lain:
1. Aren Jaya
2. Bekasi Jaya
3. Duren Jaya
4. Margahayu
Topografi
Kondisi Topografi kota Bekasi dengan kemiringan antara 0 – 2 % dan terletak pada
ketinggian antara 11 m – 81 m di atas permukaan air laut.
• Ketinggian >25 m : Kecamatan Medan Satria, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Bekasi Timur
dan Pondok Gede
• Ketinggian 25 – 100 m : Kecamatan Bantargebang, Pondok Melati, Jatiasih
Wilayah dengan ketinggian dan kemiringan rendah yang menyebabkan daerah tersebut
banyak genangan, terutama pada saat musim hujan yaitu: di Kecamatan Jatiasih, Bekasi
Timur, Rawalumbu, Bekasi Selatan, Bekasi Barat, dan Kecamatan Pondok Melati.
BAB IV
ANALISIS DATA
Nama Jalan Jl. Setia Mekar,, Kec. Tambun Sel., Kabupaten Bekasi
Hari, tanggal Senin, 4 Desember 2023
Surveyor Andarson Charlie H.L G
Waktu 10.00- 11.00 WIB
Panjang jalan 2.700 m
Tipe Jalan 2/2 UD, jalan lokal
Jenis konstruksi Perkerasan Komposit
Kondisi Jalan Baik
Fasilitas Pejalan kaki Tidak Ada
Lebar luas jalan kanan 2,5 m
Lebar luas jalan kiri 2,5 m
Lebar jalur efektif 5m
Lebar median Tidak Ada
Lebar trotoar kiri Tidak Ada
Lebar drainase kanan 1m
Lebar drainase kiri 1m
Tipe Rel
Lebar Rel 1.607 mm
Lebar diatas aspal 5m
Visualisasi inventarisasi di perlintasan sebidang di Jl. Setia Mekar
Analisis Penanganan
Secara umum perlintasan sebidang ini sudah sesuai dengan syarat perundang-
undangan yang ada, seperti palang pintu, pos dan pengawasnya juga sudah sesuai dengan
ketentuan. Kondisi tata guna lahan yang berada di daerah perlintasan tersebut juga sudah
tertata dengan sangat baik sehingga jarak pandang dari para pengendara yang melintas tidak
terganggu. Ada sedikit kekurangan di dapati pada perlintasan ini, yaitu permasalahan antrian
dari kendaraan. Diharapkan kedepannya mungkin kapasitas jalan dapat di perluas, sehingga
antrian dari kendaraan yang panjang dapat terhindarkan, dan supaya dapat dijaga kondisi fisik
dari pos, jalan, dan pintu palang yang terdapat pada perlintasan ini.
2. Rambu peringatan
perlintasan sebidang
dengan Kereta Api
3. Rambu peringatan
persilangan datar
dengan lintasan Kereta
Api tanpa pintu
NO Marka Keterangan
1. Marka membujur berupa garis Tidak Ada
utuh sebagai larangan
kendaraan untuk melintasi
garis tersebut
2. Marka melintang berupa tanda Tidak Ada
garis melintang, batas wajib
berhenti kendaraan sebelum
melintasi jalur kereta api
3. Marka lambang berupa tanda Tidak Ada
lambang yang dilengkapi
dengan tulisan “KA” sebagai
tanda peringatan ada
perlintasan dengan jalur
perkeretaapian
4. Pita menggaduh Tidak Ada
5. Median Tidak Ada
6. Lampu isyarat lalu lintas
Analisis Penanganan
Kabupaten Bekasi adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa
Barat, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kecamatan Cikarang Pusat. Kabupaten ini berada
tepat di sebelah timur Jakarta, berbatasan dengan Kota Bekasi dan Provinsi DKI Jakarta
di barat, Laut Jawa di barat dan utara, Kabupaten Karawang di timur, serta Kabupaten
Bogor di selatan. Kabupaten Bekasi terdiri atas 23 kecamatan, yang dibagi lagi atas
sejumlah desa dan kelurahan. Kabupaten Bekasi memiliki luas wilayah seluas 127.388
ha. Secara geografis letak Kabupaten Bekasi berada pada posisi 6°10′ 53” – 6°30″ 6”
Lintang Selatan dan 106° 48′ 28” – 107° 27′ 29” Bujur Timur. Topografinya terbagi atas
dua bagian, yaitu dataran rendah yang meliputi sebagian wilayah bagian utara dan
dataran bergelombang di wilayah bagian Selatan. Ketinggian lokasi Kabupaten Bekasi
berkisar antara 6-115 meter dan dengan kemiringan 0-25°. Wilayah Kabupaten Bekasi
merupakan jalur utama perekonomian memasuki gerbang ibukota Jakarta dengan letak
yang sangat strategis, yaitu berbatasan langsung dengan Ibukota Negara sehingga
berimplikasi pada pesatnya pembangunan serta adanya pertambahan penduduk yang
cepat. Di sebelah Utara Kabupaten Bekasi berbatasan dengan Laut Jawa, Selatan dengan
Kabupaten Bogor, Barat dengan DKI Jakarta dan Kota Bekasi, dan Timur dengan
Kabupaten Karawang.
Wilayah pada penelitian ini berada pada Kecamatan Tambun Selatan. Dimana
kecamatan ini masuk dalam lingkup wilayah kabupaten Bekasi, salah satu kecamatan
dari 23 kecamatan di Kabupaten Bekasi. Jumlah penduduk kecamatan Tambun Selatan
417.008 jiwa. Kecamatan Tambun Selatan mempunyai Luas 43,10 km² terdiri dari 1
kelurahan dan 9 desa yaitu desa Jatimulya, desa Lambangsari, desa Lambangsari, desa
Mangunjaya, desa Mekarsari, desa Setiamekar, desa Sumberjaya, desa Tambun, desa
Tridaya. Perlintasan sebidang yang menjadi tempat survey berada di desa setia mekar.
Wilayah Kabupaten Bekasi merupakan jalur utama perekonomian memasuki gerbang
ibukota Jakarta dengan letak yang sangat strategis, yaitu berbatasan langsung dengan
Ibukota Negara sehingga berimplikasi pada pesatnya pembangunan serta adanya
pertambahan penduduk yang cepat. Di sebelah Utara Kabupaten Bekasi berbatasan
dengan Laut Jawa, Selatan dengan Kabupaten Bogor, Barat dengan DKI Jakarta dan
Kota Bekasi, dan Timur dengan Kabupaten Karawang. Tambun Selatan adalah sebuah
kecamatan di Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kecamatan Tambun
Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tambun utara di utara, Kota Bekasi di timur,
Kecamatan Mustikajaya di selatan, Kecamatan Cikarang Barat dan cibitung di barat.
Tambun Selatan merupakan salah satu dari 23 kecamatan dengan jumlah penduduk
terpadat di Kabupaten Bekasi. Kantor Camat Tambun Selatan terletak di Desa Tambun.
Dahulunya termasuk daerah Tambun, Kabupaten Jatinegara. Tambun Selatan juga
memiliki sebuah stasiun kereta api yaitu Stasiun Tambun yang terletak di Desa
Setiamekar. Disinilah kami melaksanakan survey perlintasan kereta api sebidang
tepatnya di Jalan Setiamekar, Setiamekar, Kecamatan Tambun Selatan untuk
menentukan berbagai hal diantaranya :
1. Geometrik & perlengkapan di perlintasan KA
2. Sistem tata guna lahan
3. Traffic Counting kendaraan
4. Kecepatan kendaraan yang melintasi perlintasan 5. Traffic counting KA
6. Kecepatan KA
7. Wawancara penduduk
4.2.2 Kondisi Tata Guna Lahan
Kondisi tata guna lahan yang berada disekitar perlintasan sebidang KA yaitu
kawaasan industry, permukiman, dan perdagangan yang didominasi oleh industri.
Selain itu tidak jauh dari perlintasan KA ada jembatan KA untuk melintasi selokan
yang ada. Lahan kosong juga terdapat di sekitar perlintasan sekitar 20 meter di arah
utara perlintasan. Selanjutnya perlintasan tersebut juga didominasi oleh permukiman
penduduk yang mana di daerah industry tersebut terdapat parumahan khusus PT
Bulog, dan memiliki fasilitas tempat ibadah berupa mushola dan masjid. .Hal ini juga
menjadi alasan orang melakukaan perjalanan melewati perlintasan sebidang KA.
Perlintasan KA ini juga menghubungkan permukiman-permukiman yang ada di kedua
sisi perlintasan, sehingga masyarakat yang ingin berbelanja, beribadah, maupun
bepergian harus melewati perlintasan tersebut.
Dari grafik tersebut, dapat disimpulkan bahwa jenis kendaraan yang banyak melewati
perlintasan sebidang di jalan setia mekar dari arah utara ke Selatan adalah sepeda motor
dengan jumlah kendaraan 652 dan persentasenya 79%.
Proporsi Kendaraan Selatan Ke Utara
Motor
Mobil
MPU
2% Pick Up
1%
1%3%
0%
Bus Kecil
17% Bus Besar
Truk Ringan
Truk Sedang
Truk Gandeng
76% Truk Semi Traoler
Sepeda
Dari grafik tersebut, dapat disimpulkan bahwa jenis kendaraan yang banyak melewati
perlintasan sebidang di jalan setia mekar dari arah selatan ke utara adalah sepeda motor
dengan jumlah kendaraan 533 dan persentasenya 76%.
Data TC kereta selama 1 jam dari pukul 12.00 WIB – 13.00 WIB
Selama melakukan survey TC di perlintasan sebidang selama satu jam antara jam
12.00-13.00 terdapat 12 KA yang melewati perlintasan sebidang yaitu 7 KRL, 4
Kereta penumpang Jarak jauh, dan 1 kerata barang.
Data SpotSpeeed kereta api diperlintasan Setia Mekar, Bekasi Timur sebidang
dari pukul 12.00 WIB-13.00 WIB
Dari table diatas dapat dilihat bahwa rata-rata kecepatan KRL yang melintas di
perlintasan Jalan Setia Mekar, Kec. Bekasi Timur selama 1 jam yakni 77,2 km/h,
rata-rata kecepatan kereta api jarak jauh yang melintas di perlintasan Jalan Setia
Mekar, Kec. Bekasi Timur selama 1 jam yakni 79,2 km/h dan kecepatan kereta
barang yang melintas di perlintasan Jalan Setia Mekar, Kec. Bekasi Timur selama
1 jam yakni 67,2 km/h. Kecepatan tertinggi terdapat pada Kereta Api jarak jauh 4
yakni 90 kph. Sedangkan kecepatan terrndah terdapat pada KRL 3 yakni 45 Kph.
Kecepatan rata -rata Kereta Jarak Jauh yang melintas di perlintasan Jalan Setia
Mekar Kec. Bekasi Timur selama 1 jam yakni 79,2 Km/h. Kecepatan tertinggi
yakni 90 Kph sedangkan kecepatan terendah yakni 63 Kph.
4.6.3 Kecepatan Kereta Api Barang
Kecepatan rata -rata Kereta Barang yang melintas di perlintasan Jalan Setia
Mekar, Kec. Bekasi Timur selama 1 jam yakni 67,2 Km/h. Kecepatan tertinggi
yakni 77 Kph sedangkan kecepatan terendah yakni 57 Kph.
Analisis Dari hasil survey yang dilakukan pada kereta yang melintas di perlintasan Jalan
Setia Mekar, Kec. Bekasi Timur selama 1 jam yakni 67,2 km/h. Kecepatan tertinggi terdapat
pada Kereta Api jarak jauh 4 yakni 90 kph. Sedangkan kecepatan terrndah terdapat pada KRL
3 yakni 45 Kph. Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu:
1. Kondisi perlintasan dari bantalan batu balas dll, semakin bagus kecepatannya semakin
tinggi. Dari segi perlintasannya untuk KRL menggunakan jalur ganda (double track),
jumlah jalur pada lintas bebas tardiri dari dua buah masing masing jalur hanya
digunkan untuk arus kereta api dari satu arah saja sedangkan untuk kereta apai jarak
jauh dan kereta api barang menggunakan jalur Tunggal (single track), jumlah lajur
pada lintasan bebas hanya 1 dan digunakan untuk melayani lalu lintas 2 arah.
2. Radius tikung, Dimana semakin banyak tikungan pada jalur KA maka kecepatannya
harus dikurangi
3. Melewati perlintasan sebidang juga harus mengurangi kecepatan
4. Jarak antar stasiun. Semakin dekat jarak stasiun maka kecepatannya rendah dibanding
dengan jarak stasiun yang jauh. Untuk KRL jarak antar stasiunnya berdekatan
sedangkan untuk kereta apai jarak jauh dan kereta api barang jarak antar stasiunnya
jauh.
5. Jumlah rangkaian. Semakin banyak rangkaian yg ditarik kecepatan nya lebih rendah
dibanding dengan kecepatan dengan rangkaian yg lebih sedikit.Tetapi pada saat saya
melakukan survey rangkaian yang terpanjang yaitu kereta api barang, KRL, kereta api
jarak jauh untuk kecepatan paling tinggi yaitu Kereta api barang dan kecepatan
terendah yaitu KRL hal ini dapat terjadi karena KRL berhenti di stasiun sedangkan
kereta api barang tidak berhenti di Stasiun.
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN