BAB V
PENDEKATAN METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA
V.1.1. PENDEKATAN
V.1.1.1. Konsep Dasar Kegiatan Utama
Mengacu pada sasararan dan ouput kegiatan yang tertuang dalam kerangka acuan kerja kegiatan,
menurut pemahaman konsultan, secara garis besar fokus utama dari kegiatan ini dapat digambarkan
seperti pada Gambar 1.
Kegiatan Utama
Fokus Kegiatan
Perumusan Strategi
Pengembangan wilayah
(SPW)
Fokus :
Kajian RTR, Ekonomi Regional , Kajian Kebijakan, Kajian
Pengembangan Wilayah
Rencana Strategis
Pembangunan
Infrastruktur (RSI)
Fokus :
Perumusan Strategi Pengembangan Infrastruktur wilayah, Kajian
Kebutuhan Program Pembangunan Infrastruktur dalam 10 tahun
Rencana Program
Infrsatruktur Jangka
Menenganh (RP)
Fokus :
Perumusan Program Pembangunan Infrastruktur Wilayah
Tahunan dalam 5 tahun,
Pemabuatan Peta
Keterpaduan
Infrsatruktur Wilayah
Fokus :
Kajian dan perumusan Keterpaduan Program Pembangunan
Infra
Penyusunan
Rencana Induk
Kawasan Inkubasi
Fokus :
Penyusunan Masterplan Kawasan Inkubasi Terpilih
Fokus :
Penyusunan Site plan dan DED Anjungan Cerdas di Kawasan
Inkubasu
Penyusunan Dokumen
Pengadaan Jasa
Fokus :
Perusmusan dokumen pengadaan jasa pembangunan
infrastruktu r di anjungan cerdas
V-1
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Berdasarkan Gambar 1 tersebut, maka kegiatan ini secara garis besar terdiri dari 8(delapan) sebagai
berikut
1. Perumusan Strategi Pengembangan Wilayah (SPW), yang memperhatikan dan
mempertimbangkan rencana tata ruang, kondisi infrastruktur dan wilayah saat ini dan kondisi
yang dituju, serta memberikan arahan pengembangan wilayah (indikasi potensi produksi utama
kawasan) agar potensinya dapat dioptimalkan dan mempunyai nilai tambah serta mendapat
dukungan infrastruktur yang diperlukan;
2. Perumusan Rencana strategis infrastruktur wilayah (RSI), yang berisikan strategi pengembangan
infrastruktur wilayah dalam periode 10 (sepuluh) tahun untuk mendukung elemen-elemen
pengembangan kawasan yang sudah membentuk struktur yang kuat secara terpadu dengan
kawasan;
3. Penyusunan Program jangka menengah infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(RP) dalam periode 5 (lima) tahun sesuai kebutuhan, yang dijabarkan dalam program tahunan
berikut dengan sumber pembiayaannya termasuk dana dari pihak dunia usaha;
4. Perkiraan kinerja fungsi dan manfaat dari infrastruktur PUPR yang diprogramkan dalam jangka
menengah;
5. Pembuatan Peta keterpaduan infrastruktur antar kawasan Metro Medan - Tebing Tinggi - Dumai
- Pekanbaru.
6. Rencana Induk Kawasan Inkubasi terpilih di Metro Medan - Tebing Tinggi - Dumai - Pekanbaru.
7. Rencana tapak (site plan) dan rancangan teknis (DED) anjungan cerdas di kawasan inkubasi.
8. Dokumen pengadaan jasa untuk implementasi fisik dan konsultan supervisi implementasi fisik di
anjungan cerdas
Berdasarkan pemahaman terhadap lingkup kegiatan utama tersebut, selanjutnya konsultan akan
menjelaskan secara lebih rinci konsepsi kajian dari ke tujuh kegiatan utama. Penjelasan konsepsi
kajian untuk tiap kegaiatn utama ini penting sebagai landasan awal penyusunan instrumen dan
metode analisis serta rencana kerja yang akan dikembangkan untuk menyelesaikan kegiatan kajian
ini.
V-2
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
3.
4.
5.
6.
Meningkatan produksi produk olahan bernilai tambah tinggi hasil pertambangan dan pertanian;
Menciptakan iklim investasi yang kondusif
Pengembangan destinasi wisata dan sentra-sentra kreatif
Meningkatkan kualitas dan kenyamanan tinggal para wisatawan dengan meningkatkan sarana
dan prasarana yang menunjang kegiatan pariwisata
7. Pengembangan kegiatan perekonomian masyarakat di wilayah sumatera secara terpadu dan
lintas sektor terutama pada subsektor perkebunan, danpangan-hortikultura;
8. Pengembangan perekonomian masyarakat pada sub-sektor perikanan laut difokuskan di pada
kepulauan-kepulauan di wilayah Sumatera;
9. Peningkatan keterkaitan ekonomi pada kawasan terisolir, perdesaan, dengan pusat-pusat
pertumbuhan.
Kegiatan perumusan Strategi Pengembangan Wilayah (SPW) ditujukan untuk mendapatkan arahan
strategi pengembangan wilayah yang didasarkan pada kajian potensi ekonomi wilayah, rencana tata
ruang wilayah, kinerja infrsatruktur wilayah, dinamika kependudkan hingga kebijakan pembangunan
tingkat nasional,provinsimaupun kabupaten/kota yang terkait wilayah tersebut. Kagiatan ini
diharapkan menghasilkan rumusan strategi pengembangan wilayah yang mampu mengarahkan
pembangunan infrsatruktur wilayah sesuai dengan arah dan tujuan pengembangan wilayah yang
bersangkutan. Hasil kajian pada tahap ini merupakan payung atau landasan dari seluruh tahapan
kegiatan yang ada pada kegiatan ini. Oleh karena itu kegiatan ini membutuhkan pendekatan
pelaksanaan kegiatan yang terstruktu, sistematis dan terukur. Konsultan mengusulkan konsep
pendekatan kegiatan ini secara garis besar seperti terlihat pada Gambar 2.
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V-3
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Kajian Ekonomi
Kawasan
Potensi Ekonomi
Kinerja Ekonomi
wilayah
Komoditas Unggulan
Tingkat Produksi
Prospek
pengembangan
Kawasan Ekonomi
Kebutuhan investasi
Lainnya
Kajian Rencana
Tata Ruang dan
Daya Dukung
Lingkungan
Kajian Infrastruktur
Wilayah
Tingkat pelayanan
Rencana
Pengembangan
Kebutuhan
pengembangan
Prospek infrastruktur
Kebutuhan investasi
Lainnya
Metro Medan
Tebing Tinggi
Dumai
Pekanbaru
Kajian Sosial
Kependukukan
RTRWN
RTR Pulau
RTR KSN
RTR Provinsi
RTR Kab/Kota
Kawasan Strategis
Daya dukung
Lingkungan
Lainnyai
Kuan tas
Kualitas
Mobilitas
Kebutuhan
Pengemabngan
Lainnya
Kajian Strategi
Pengembangan
Wilayah
Diskusi, FGD,
Koordinasi
Kajian Kebijakan
Pembangunan
Kebijakan Nasional/
sektoral
Kebijakan daerah
Kelembagaan
Regulasi
Kelembangaan
Lainnya
Kajian Aspek
Kewilayahan Lainnya
Kawasam perdesaan
Kawasan perkotaan
Kawasan industri
Kawasan Strategis
Lainnya
Sintesa Hasil
Analisis
Arahan Strategi
Pengembangan
Wilayah (SPW)
Target pengembangan
ekonomi wilayah
Arahan Sektorr/Produk
Ekonomi Unggulan
Aeahan pengembangan
kawasan prioritas
(Inkubasi)
Arahan dan strategi
pengembangan
infraatruktur wilayah
Lainnya
Selain melaksanakan kajian sesuai dengan kaidah analisis pengemabngan wilayah, kegiatan ini juga
menitikberatkan pada beberapa aktivitas utama antara lain identifikasi dan review atas dokumendokumen perencanaan yang sudah ada meliputi kebijakan dan regulasi tingkat nasional, provinsi dan
daerah seperti RPJPN/D, RPJMN/D, Pergub terkait pembangunan ekonomi, lingkungan, tata ruang,
maupun sektor lainnya perlu dikaji. Kajian sinkronisasi dan keterpaduan RTR juga dilakukan untuk
memperkuat kedudukan dokumen Studi dalam tataran perencanaan pembangunan tata ruang
nasional. Kebijakan dan regulasi tingkat sektoral yang terkait langsung dengan implementasi
pembangunan di wilayah kajian juga perlu direview guna mendapatkan gambaran sinergitas kebijakan
secara komprehensif.
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V-4
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V-5
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V-6
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Sumber: Bappenas
V-7
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Binjai yang mencapai 16,8 km dengan nilai investasi Rp. 2 triliun, ruas tol Pekanbaru-Dumai
sepanjang 135 km dengan nilai investasi Rp. 14,7 triliun, Palembang-Indralaya sepanjang 22 km
dengan investasi 1 triliun, dan Bakauheni-Terbangi Besar yang panjangnya mencapai 150 km dengan
investasi Rp. 13,8 triliun.
Selain penguatan konektivitas di koridor ekonomi Sumatera melalui pembangunan infrastruktur
jaringan jalan, baik di pusat industri hulu dan hilir maupun di pusat kegiatan, prioritas pembangunan
infrastruktur dasar yang menghubungkan antar daerah dimaksudkan agar konektivitas antar wilayah
di kawasan Sumatera dapat segera terintegrasi, sehingga kegiatan ekonomi utama masyarakat
Sumatera yakni dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit, karet, batu bara dan industri besi baja
dapat berkembang lebih pesat.
Jalan raya merupakan prasarana transportasi penting saat ini, jalan dapat mengalami kemunduran
karena pemakaian dan penurunan kualitas. Penyebabnya adalah pemakaian, penyalahgunaan dan
cuaca. Jalan membutuhkan pemeliharaan permukaan dan pemeliharaan sisi jalan, bahu jalan dan
drainase. Dengan demikian dalam mendesain jalan perlu memperhatikan kapasitas, alinyemen
vertikal, horisontal, ruas jalan, kerangka sistem transportasi, sistem jaringan jalan dan daya dukung
perkerasan jalan terhadap beban. Sistem transportasi air harus mendukung peningkatan kualitas
ekologis kawasan tipe air, juga secara ekonomi, sosial dan budaya. Sistem jaringan pergerakan dan
prasarana penunjang (terminal, jalan, perparkiran) angkutan jalan raya, kereta api, angkutan laut,
sungai dan penyeberangan.
Dilihat dari gambar berikut, dapat dilihat bahwa terdapat rencana pembangunan jalan Tol Trans
Sumatera yang membujur mulai dari Aceh hingga Lampung dengan panjang 2771 km yang
merupakan salah satu program Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun
2015- 2019 mengenai percepatan pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan.
Kota Metropolitan Medan - Tebing Tinggi - Dumai - Pekanbaru dilalui oleh jalan Trans Sumatera.
Dengan adanya akses transportasi yang mudah maka masing- masing kawasan dapat saling
terintegrasi yang nantinya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah.
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V-8
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Sumber: beritabekasi.co.id
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V-9
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 10
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 11
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 12
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 13
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 14
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 15
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Kalau persyaratan diatas tidak dipenuhi oleh suatu kawasan maka perlu diambil langkah untuk
menghubungkan dengan angkutan massal, disamping itu yang juga perlu menjadi pertimbangan
adalah frekuensi angkutan umum yang tinggi.
Ada beberapa ciri tata ruang campuran yang bisa dicapai dengan mudah cukup berjalan kaki atau
bersepeda. Beberapa ciri penting yang akan terjadi dalam pengembangan TOD yaitu:
Penggunaan ruang campuran yang terdiri dari pemukiman, perkantoran, serta fasilitas
pendukung,
Kepadatan penduduk yang tinggi yang ditandai dengan bangunan apartemen, condominium
Tersedia fasilitas perbelanjaan
Fasilitas kesehatan,
Fasilitas pendidikan
Fasilitas hiburan
Fasilitas olahraga
Fasilitas Perbankan
Pertambahan jumlah
penumpang
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 16
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
V - 17
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
maupun kereta. Konektivitas menjadi bagian paling penting dari suatu gedung, sebagaimana
masing-masing fungsi hanya akan berhasil jika warga masyarakat mendapatkan cara termudah,
teraman, tercepat dan bertingkat, kering, dan permukaan lantai yang kuat, paling nyaman, secara
alami terkendali terhadap iklim dan memiliki tempat terlindung terhadap ruang. Jembatan pejalan
kaki hal ini mencirikan elemen kota masa depan menyediakan jalur pejalan kaki dari satu
gedung ke gedung lain pada saat yang sama sebagai tempat bertemu, area peristirahatan, tempat
observasi, dan pusat perbelanjaan.
Tahap 2
Mengetahui bahwa area stasiun adalah daerah khusus dan seluruh wilayah yang
berada di sekitarnya berkesempatan untuk mengembangkan pembangunn
tradisional.
Tahap 3
Tahap 4
Tahap 5
Fokus pada investasi instansi publik dan uapaya perencanaan di daerah stasiun
dengan peluang pembangunan terbesar
Tahap 6
Tahap 7
Tujuan utama dari Konsep TOD, compact city, smart growth, New Urbanism antara lain:
Syarat utama untuk mewujudkan tujuan-tujuan utama yaitu melalui penataan ruang secara mix useD
yang didukung sistem transportasi umum (mass transit) yang mudah dicapai dan beragam. Indikasi
keberhasilan konsep TOD yaitu masyarakat lebih memilih transportasi umum daripada transportasi
pribadi, simpul-simpul permukiman mix used dapat terhubung satu sama lain, kenyamanan antara
fisik bangunan dan lingkungan.
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 18
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Transit Point
Transit point merupakan titik-titik atau node yang direncanakan
sebagai titik transit atau pergantian moda transportasi (formal
dan informal) atau meneruskan dengan berjalan kaki. Faktor
yang mempengaruhi titik transit point yaitu time distance atau
waktu tempuh dengan tujuan perjalanan, ketersediaan moda
untuk meneruskan perjalanan. Lokasi transit point direncanakan
pada sub terminal, stasiun tramp, dermaga wisata, halte dan taxi
stands.
Transit core merupakan zona inti pada kawasan transit dengan radius
pengaruh pelayanan dan penataan mil atau 400 meter atau 50 ha.
Transit neighborhood merupakan zona ring kedua sebagai kawasan terdekat atau lingkungan sekitar,
dengan radius pengaruh mil atau 800 meter atau sekitar 200 ha dari titik transit
Transit Supportive Area merupakan kawasan penyangga sebagai zona ring ketiga dengan radius
pengaruh 1 mil atau 1,6 KM atau sekitar 8 00 ha dari titik transit.
Faktor yang menentukan transit point :
Land Use Kawasan
Working Distance
Cost Transport
Trayek Pelayanan Moda Transportasi Umum (Formal Dan Informal)
Rencana Pengembangan Traffic System Management, meliputi :
Integrasi dengan kerangka jalan kawasan
Terminal
Terminal merupakan titik dimana penumpang dan barang masuk atau keluar dari sistem jaringan transportasi.
Dilihat dari sistem jaringan transportasi secara keseluruhan, terminal merupakan simpul utama dalam haringan
dimana sekumpulan lintasan rute secara keseluruhan bertemu. Oleh karena itu terminal menjadi komponen
utama dalam sistem jaringan transportasi jalan yang berperan penting terhadap proses perpindahan
penumpang dan barang.
- Menyediakan akses ke kendaraan yang bergerak pada jalur khusus
- Menyediakan tempat dan kemudahan perpindahan/ pergantian moda transportasi
- Menyediakan sarana simpul lalu lintas, tempat konsolidasi lalu lintas
- Menyediakan tempat untuk menyimpan barang/ kendaraan
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 19
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Output utama kegiatan yang berupa rencana strategis pembangunan infrsatruktur (RSI) wilayah di
wilayah perencanaan akan berisi antara lain target dan sasaran pembangunan infrastruktur yang ingin
dicapai dalam kurun waktu 10 tahun, arah strategi dan kebijakan pembangunan infrastruktur untuk
mencapai target dan sasaran tersebut, program prioritas pembangunan infrastruktur wilayah dalam
10 tahun kedepan serta strategi implementasinya. Dalam keluaran kegiatan ini, lokasi pengembangan
anjungan cerdas sebagai salah satu infratruktur wilayah juga akan dirumuskan.
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 20
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Kajian Sosial
Ekonomi
Pembangunan
Infrsatruktur
Kajian Standar
Pelayanan
Infrastrukur
Manfaat Ekonomi
Kelayakan Ekonomi
Dampak ssosial
Lainnyai
Kondisi Ideal
SPM
Benchmark
Tingkat pelayanan Saat
ini
Lainnya
Kajian Strategi
Pengembangan
Infrastruktur
Wilayah
Diskusi, FGD,
Koordinasi
Kajian Keterpaduan
Pembangunan
Infrastruktur
Kajian Kebutuhan
Infrastruktur wilayah
Prediski Kebutuhan
berdasarkan jenis
Kajian Anjungan Cerdas
Prediksi kebutuhan
investasi
Kebutuahan Regulasi
Kebutuhan
Kelembagaan
Lainnya
Keterpaduan lokasi
Keterpaduan sisi waktu
Keterpaduan
kelembagaan
Keterpaduan
pembiayaani
Lainnya
Standar/kaidah/Norma
Pembangunan
infrastruktur Wilayah
Sintesa Hasil
Analisis
Rencana Strategis
Infrastruktur
Wilayah (RSI)
Gambar 3. Konsepsi Kegiatan Perumusan Rencana Strategis Infrastruktur
Sumber : Intepretasi KAK dan Usulan Konsultan, 2015.
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 21
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Kajian Teknis
Pembangunan
Infrastruktur
Tahapan
Pembangunan yang
dibutuhkan
Kebutuhan ut
mendukung BL FL
ekonomi wilayah
Dampak ssosial
Lainnya
Diskusi, FGD,
Koordinasi
Kajian Program
Prioritas
Infrastruktur
dan perumahan
5 tahunan
Kajian Pembiayaan
Pembangunan
Infrastruktur
Investasi Pemeintah
Investasi swasta
Kemitraan
Lainnya
Standar/kaidah/Norma
Program Pembangunan
infrastruktur Wilayah
Sintesa Hasil
Analisis
Rencana Program
Infrastruktur dan
Perumahan Jangka
Menengah (RP)
Target dan sasaran
Program Infrastruktur
wilayah dan 5 tahun
Program Prioritas
Pengembangan
Infrastruktur wilayah (5
tahun)
Rencana kegiatan
tahunan
Kebutuhan pembiayaan
Lainnya
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 22
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Untuk mencapai tujuan kegiatan tersebut, maka beberapa aspek analisis yang akan dilakukan antara
lain meliputi analasis tahapan pembangunan infrastruktur dan perumahan sesuai strategi yang telah
ditetapkan, analisis daya ungkit (leverage) pembangunan infrastruktur, analisis multiplier effect
pembangunan infrastruktur, analisis dampak pembangunan infrastruktur, analisis kelembagaan serta
analisi pembiayaan pembangunan infrastruktur di wilayah perencanaan
Jenis Infrsatruktur
Program Prioritas
Waktu Pelaksanaan
Pembiayaan
Rencana Program
Pembangunan
Infrastruktur
Transportasi
Rencana Program
Pembangunan
Infrastruktur Energi
Rencana Program
Infrastruktur
Sumber Daya Air
Analisis
Sinkronisasi
dan
Keterpaduan
Program
Koordinasi Stakeholder
dan shareholder
Rencana
Pembangunan
Infrastruktur lainnya
Kesepakatan
Keterpaduan
Program
Pembangunan
Peta Keterpaduan
Program
Pembangunan
Infrastruktur wilayah
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 23
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Kajian
Pengembangan
Kegiatan Utama
Kawan
Kajian Benchmark
pengembangan
Kawasan
Kajian Kebutuhan
sarana permukiman
Kawasan
Kajian Kebutuhan
Infrastruktur Kawasan
Kajian Kebutuhan
Ruang Kawasan
Tipologi kawasan
Benchmark
Pengembangan
Kawasan
Lainnya
Arah pengembangan
Kegiatan Ekonomi
Utama
Kegiatan Pendukung
Lainnyai
Kebutuhan permukiman
Kebutuhan sarana
permukiman
Tingkat pelayanan Saat
ini
SPM permukiman
Lainnya
Kajian Rencana
Pengembangan
Kawasan
inkubasi
Diskusi, FGD,
Koordinasi
Prediksi Kebutuhan
berdasarkan jenis
Kajian Lokasi Anjungan
Cerdas
Prediksi kebutuhan
investasi
Lainnya
Standar/kaidah/
Benchmark
Pembangunan kawasan
inkubasi
Sintesa Hasil
Analisis
Rencana Induk
Kawasan Inkubasi
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 24
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Sebagai tanaman fungsional, tanaman untuk jalur hijau diharapkan dapat memberikan
perlindungan dari gangguan alam seperti angin, sengatan matahari, kebisingan, polusi, debu, dan
bau- bauan yang memberikan pengaruh baik terhadap kesehatan, karena tumbuhan menghisap
karbondioksida (CO2) dan mengeluarkan (O2) yang dibutuhkan makhluk hidup, serta memberi
nilai tambah terhadap nilai estetika kawasan. Dalam memenuhi fungsi estetika, tanaman jalur hijau
dijadikan titik perhatian yang dominan dengan memberikan karakteristik ukuran, bentuk, warna
dan tekstur tertentu, sehingga halur hijau menjadi tempat menyenangkan, tenang, dan teduh.
Selain itu tanaman hijau juga dapat mempengaruhi iklim mikro karena berfungsi sebagai pengatur
lingkungan yang memberikan hawa sejuk, nyaman dan segar. Green corridor menjadi sebuah
variasi dalam lingkungan kota, sehingga view perkotaan tidak hanya didominasi oleh beton dan
aspal yang monoton.
b. Eco Drainage
Drainase ramah lingkungan (Ecodrainage) didefinisikan sebagai upaya mengelola kelebihan air
dengan cara sebesar-besarnya diresapkan ke dalam tanah secara alamiah atau mengalirkan ke
sungai dengan tanpa melampaui kapasitas sungai sebelumnya. Dalam drainase ramah
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 25
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
lingkungan, justru air kelebihan pada musim hujan harus dikelola sedemikian sehingga tidak
mengalir secepatnya ke sungai. Namun diusahakan meresap ke dalam tanah, guna meningkatkan
kandungan air tanah untuk cadangan pada musim kemarau. Konsep ini sifatnya mutlak di daerah
beriklim tropis dengan perbedaan musim hujan dan kemarau yang ekstrem seperti di Indonesia.
Metode drainase ramah lingkungan yang dapat dipakai di Indonesia, di antaranya adalah metode
kolam konservasi, metode sumur resapan, metode river side polder, dan metode pengembangan
areal perlindungan air tanah (ground water protection area).
Dalam jangka panjang, beban drainase perlu diturunkan, atau minimal dipertahankan, sehingga
fasilitas yang dikembangkan tidak akan mengalami overload. Usaha yang dapat ditempuh yaitu
dengan konsep Zero Delta Q, artinya debit yang keluar dari suatu kawasan diolah dan di
konservasi sehingga tidak membebani system kota. Beberapa pendekatan dalam penanganan
drainase kawasan, sebagai berikut:
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 26
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Pada skema diatas menjelaskan bahwa pada daerah dengan natural ground cover memiliki aliran
air permukaan (run off) yang relatif rendah dibandingkan dengan lahan yang sudah mengalami
intervensi terhadap bangunan, sehingga lebih rendah resiko terjadinya genangan dipermukaan.
Hal ini disebabkan karena minimnya lahan sebagai daerah resapan air akibat terjadinya
perkerasan. Keberadaan tanaman hijau juga mempengaruhi jumlah run-off dan terjadinya proses
evapotranspirasi. Oleh karena itu didalam sebuah perencanaan kawasan diperlukan adanya
perencanaan terhadap keberadaan lahan hijau sebagai daerah resapan air sehingga dapat
mengurangi resiko terjadinya genangan/ banjir.
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 27
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Pada konsep ini supply air kawasan dapat berasal dari air hujan, deep well, dan sungai yang
dialirkan ke wetlend atau kolam retensi. Dari kolam retensi dengan menggunakan pompa
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan air bersih perkotaan. Air yang telah digunakan nantinya
diolah melalui IPAL sehingga dapat dimanfaatkan kembali sebagai supply air kawasan.
Pengunaan air daur ulang yang diterapkan sebagai upaya menghemat air akan berpengaruh
dalam menjaga kestabilan kualitas dan jumlah dari supply air bersih serta menyelamatkan
lingkungan. Upaya konservasi air bertujuan untuk:
Menjamin ketersediaan air untuk generasi mendatang
Penghemat energi- pemompaan air, pengiriman, dan fasilitas pengolahan air limbah
Konservasi habitat, penggunaan air oleh manusia yang diminimalisir untuk membantu
mengamankan simpanan sumber air bersih untuk habitat liar lokal dan penerimaan migrasi
aliran air, termasuk usaha- usaha baru pembangunan waduk dan infrastruktur berbasis air
lainnya.
Melihat pentingnya keberadaan air untuk menunjang kehidupan makhluk hidup, maka diperlukan
adanya upaya untuk dapat mengelola sumber air sehingga mampu memenuhi kebutuhan makhluk
hidup, tidak hanya untuk masa sekarang namun juga dimasa yang akan datang, salah satunya
dengan menggunaan kolam retensi dan long storage.
Sistem konservasi air dan recycling system dapat diterapkan dengan cara, yaitu:
Kolam retensi
Kolam retensi menggantikan peran lahan resapan yang dijadikan lahan tertutup/ lahan
perkerasan. Fungsi kolam retensi yaitu menampung air hujan langsung dan aliran dari sistem
untuk diresap kedalam tanah, sehingga penempatan kolam retensi sebaiknya diletakkan di
bagian terendah dari lahan. Penyediaan kolam retensi sebagai Ruang Publik (Water Park)
Yang Nyaman dan Asri.
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 28
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Konsep ini dimaksudkan meneruskan aliran air permukaan pada kolam retensi, dimana pada
bagian sisi kolam retensi terdapat buffer zone. Pengembangan daerah cekungan sebagai
kolam retensi memiliki manfaat sebagai ecodrainage, ecosystem air tawar, river park, supply
air baku, dan sediment control.
Long Storage
Sistem Sungai Buatan (long storage) disediakan sedemikian rupa sehingga memenuhi unsur
estetika, nilai manfaat, amenitas dan keseimbangan lingkungan. Untuk memenuhi berbagai
unsur tersebut, Sungai Buatan (long storage) buatan didesain dengan mengacu pada
beberapa kriteria sebagai berikut:
Sungai Buatan (long storage) harus memiliki kedalaman yang cukup sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai jalur transportasi air di dalam kawasan
Sungai Buatan (long storage) harus memiliki bentuk tebing tidak curam sehingga tidak
membahayakan bagi pengunjung kawasan
Sungai Buatan (long storage) harus memiliki aliran yang terkendali sehingga tidak
menyebabkan perubahan morfologi Sungai Buatan (long storage) dalam jangka panjang.
Sungai Buatan (long storage) harus dibentuk sealami mungkin sehingga dapat
menciptakan nilai estetika tinggi.
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 29
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Metode Bioremediasi
Metode bioremediasi sama halnya dengan fitoremediasi, yaitu prinsip penanganan saluran
drainase terpadu yang berwawasan lingkungan melalui pengolahan air limbah dengan konsep
lahan basah buatan. Konsep fitoremediasi dengan memanfaatkan tanaman air yang dapat
mengurai limbah di air. Prosesnya ada pada skema di bawah ini:
Konsep Fitoremediasi
Phytoaccumulation merupakan proses tumbuhan menarik zat kontaminan dari media sehingga
berakumulasi disekitar akar tumbuhan. Proses ini disebut juga Hyperacumulation.
Rhyzofiltration merupakan proses adsorpsi atau pengedapan zat kontaminan oleh akar untuk
menempel pada akar. Percobaan untuk proses ini dilakukan dengan menanan bunga matahari
pada kolam mengandung radio aktif untuk suatu test di Chernobyl, Ukraina.
Phytostabilization merupakan penempelan zat-zat contaminan tertentu pada akar yang tidak
mungkin terserap kedalam batang tumbuhan. Zat-zat tersebut menempel erat (stabil ) pada akar
sehingga tidak akan terbawa oleh aliran air dalam media.
Rhyzodegradation disebut juga enhenced rhezosphere biodegradation, or plentedassisted
bioremidiation degradation yang merupakan penguraian zat-zat kontaminan oleh aktivitas microba
yang berada disekitar akar tumbuhan. Misalnya ragi, fungi dan bakteri.
Phytodegradation merupakan proses yang dilakukan tumbuhan untuk menguraikan zat
kontaminan yang mempunyai rantai molekul yang kompleks menjadi bahan yang tidak berbahaya
dengan dengan susunan molekul yang lebih sederhan yang dapat berguna bagi pertumbuhan
tumbuhan itu sendiri. Proses ini dapat berlangsung pada daun , batang, akar atau diluar sekitar
akar dengan bantuan enzym yang dikeluarkan oleh tumbuhan itu sendiri. Beberapa tumbuhan
mengeluarkan enzym berupa bahan kimia yang mempercepat proses proses degradasi.
Phytovolatization merupakan proses menarik dan transpirasi zat contaminan oleh tumbuhan
dalam bentuk yang telah larutan terurai sebagai bahan yang tidak berbahaya lagi untuk
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 30
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
selanjutnya di uapkan ke admosfir. Beberapa tumbuhan dapat menguapkan air 200 sampai
dengan 1000 liter perhari untuk setiap batang.
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 31
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Pada sistem 3R sebelum timbunan sampah rumah tangga dibawa ke TPS dilakukan pemisahan
sampah dari sumber sampah, yaitu sampah organik dan non- organik yang diharapkan dapat
mereduksi volume sampah sebesar 20%. Kemudian dari TPS dilakukan lagi pemilahan dan
pengolahan sampah yang diharapkan dapat meduksi volume sampah sebesar 30%, dimana jenis
sampah organik dapat dimanfaatkan sebagai kompos sedangkan non organik diserahkan pada
bank sampah, yang nantinya dapat dilakukan daur ulang sampah menjadi barang yang
bermanfaat.
f. Saving Energy
Saving energy atau penghematan energi memberikan nilai tambah yang mampu mengurangi
biaya operasional pada setiap aktivitas. Memang manfaat dari kegiatan saving energy tidak dapat
dirasakan dalam jangka pendek, namun dapat dirasakan manfaat jangka panjangnya dimana
dengan melakukan saving energy bukan tidak mungkin dapat menghemat energi untuk memenuhi
kebutuhan dimasa yang akan datang. Saving energy merupakan upaya efisiensi energi yang
dilakukan untuk mengurangi pasokan kebutuhan energi baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Saving energy dilakukan dengan menganalisa pemakaian energy yang ada saat ini bagi aktivitas
atau operasional. Program efisiensi energi dilakukan secara menyeluruh dengan mengoptimalkan
semua sumber daya dan peluang menurunkan konsumsi energi pada setiap proses. Saat ini
kebutuhan terhadap listrik menjadi suatu hal penting yang perlu diperhatikan, karena hampir
segala aktivitas manusia membutuhkan listrik. Dengan menggunakan energi listrik untuk
penerangan kota yang cukup besar, sehingga diperlukan management saving energi sebagai
berikut:
Pengaturan jam penyalaan antara Penerangan Jalan Umum (PJU), lampu- lampu baliho/ iklan
dan lampu- lampu yang berasal dari gedung- gedung
Penggunaan lampu yang hemat energi seperti LED dan pemanfaatan cahaya alami
Penggunaan solar cell sebagai alternatif tenaga untuk lampu penerangan
V - 32
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
g. Safety System
Tingginya tingkat kepadatan bangunan pada suatu kawasan dapat memicu terjadinya kebakaran
karena adanya hubungan arus pendek. Dengan resiko tersebut, ini menjadi hal penting yang perlu
diperhatikan dalam perencanaan suatu kawasan guna menanggulangi terjadinya resiko
kebakaran yang dapat terjadi suatu waktu. Salah satu konsep safety system sebagai antisipasi
resiko terjadinya kebakaran yaitu dengan menggunakan hydrant kawasan.
Dalam pengembangan system hydrant yang diterapkan yaitu dengan memanfaatkan air laut yang
melimpah sebagai air pengisi ground resevoir yang digunakan untuk hydrant lingkungan. Air laut
secara grafitasi mengisi setiap ground resevoir yang ada. Dengan menggunakan instalasi
pemipaan bawah tanah yang tahan korosi air laut (karena mengandung kadar garam yang tinggi),
air laut selalu mengisi ground resevoir secara terus menerus. Sedangkan limpahan air dari ground
resevoir dikembalikan lagi ke laut lewat pemipaan air dari saluran glutter.
Ruang parkir
Toilet
Area Komersial - kantin/cafe/restoran, dll
Kursi dan meja istirahat
Musola/Mesjid
SPBU/Pompa bensin
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 33
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
7. ATM
Maksud dan tujuan perancangan Rest Area adalah:
1. Merancang fasilitas fungsi jasa Peristirahatan yang terpadu berdasarkan aspek-aspek perilaku
pengendara dan penumpang dengan tujuan untuk menciptakan sebuah kesatuan hubungan
fungsional dan unsur-unsur fungsi ruang yang terdapat didalamnya.
2. Merancang pusat komersil yang dapat mendukung dan mempermudah para pengendara dan
penumpang yang sedang melakukan perjalanan dan juga mendukung fungsi Rest Area.
3. Merancang Tempat peristirahatan yang sesuai standar dan layak memenuhi syarat dengan tidak
mengesampingkan perilaku pengendara dan penumpang yang ada.
Dalam peraturan perundangan mengenai Lalu Lintas dan Angkutan Jalan ada ketentuan yang
menyebutkan bahwa setiap mengemudikan kendaraan selama 4 jam harus istirahat selama
sekurang-kurangnya setengah jam, untuk melepaskan kelelahan, tidur sejenak ataupun untuk minum
kopi, makan ataupun ke kamar kecil/toilet.
Untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas dari kendaraan yang melewati tempat istirahat dengan
kendaraan yang keluar masuk ke tempat istirahat harus direncanakan sedemikian sehingga konflik
dapat diminimalisasi, terutama pada tempat istirahat yang ditempatkan pada pada salah satu sisi di
jalan dua arah karena akan terjadi konflik bersilangan untuk kendaraan yang memotong jalan masuk
ke tempat istirahat.
Keadaan ini menjadi masalah besar di jalan arteri nasional yang arus lalu lintasnya sudah tinggi tetapi
belum ada median jalannya. Masalah lain yang juga ditemukan ditempat istirahat yang tidak terlalu
ramai adalah masalah kriminal, dimana dilakukan pencurian ataupun pemerasan terhadap pengguna
tempat istirahat, ataupun tempat istirahat dijadikan tempat untuk melakukan pertemuan, pacaran yang
strategis.
Pendekatan yang dilakukan adalah:
1. Studi literatur untuk mempelajari:
a. Karakteristik dan citra sebuah Rest Area.
b. Standar ruangruang untuk fasilitas peristirahatan dan Komersil beserta ruang penunjang.
c. Tipologi bangunan Rest Area, fasilitas komersil, dan tipologi fasilitas penunjang dikaitkan
dengan tema perilaku.
d. Studi banding tema sejenis: Sebagai perbandingan ke dalam perancangan proyek nantinya.
Dan untuk data ini kebanyakan diambil dari internet.
e. Standar peraturan dan kebijakan yang berlaku di daerah sekitar tapak.
2. Survey lapangan:
a. Ke lokasi tapak: Untuk mengetahui kondisi tapak, permasalahan dan potensi yang dapat
menjadi prospek bangunan yang direncanakan.
b. Studi banding proyek sejenis: Melakukan survey yang berhubungan dengan proyek sejenis,
sehingga dapat melihat potensi pasar yang ada. Sebagian data diambil dari literatur tertulis
(buku dan majalah sebagai referensi) dan data internet.
c. Melakukan wawancara dan kuisioner kepada narasumber yang diperlukan.
Kegiatan Penyusunan Siteplan dan DED Anjungan Cerdas di kawasan inkubasi terpilih ditujukan
untuk mnedapatkan rencana tapak dan teknis pembangunan anjungan cerdas yang dapat segera
diimplemnatasikan. Anjungan cerdas adalah entitas pelayanan dalm konstek sistem transportasi
yang mampu memberikan pelayanan bagi pengggun ajalan sekaligus mampu memberikan manfaat
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 34
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
pada pengembangan ekonomi lokal. Anjunagn cerdas yang digunakan menggunakan konsep
pengembangan michinoeki yang dikembangkan pemerintah Jepang.
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 35
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Rencana Induk
Kawasan Inkubasi
Penetapan Lokasi
Anjungan Cerdas
Diskusi, FGD,
Koordinasi
Kajian Komponen
In Kawasan
Komponen in
Komponen
Pendukungl
Lainnyai
Kajian Visi
Pengembangan
Visi Kawasan
Benchmark
Arah pengembangan
Lainnya
Penyusunan
Tata Letak
Kawasan
anjungan
Cerdas
Kajian Kebutuhan
Ruang
Prediski Kebutuhan
ruang kegiatan utama
Prediksi kebutuhan
kegiatan pendukung
Prediksi kebutuhan
runagn sarana dan
prasaranai
Standar/kaidah/Norma
Tata Letak Kawasan
Anjungan Cerdas
Rencana Tapak
Anjungan Cerdas
DED Bangunan
pada Anjungan
Cerdas
Standar/kaidah/Norma
DED Bangunan
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 36
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 37
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 38
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 39
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 40
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
V.1.2. METODOLOGI
Berdasarkan konsepsi dasar tersebut, selanjutnya dikembangkan alur pikir pendekatan seperti terlihat
pada gambar 10. Berdasarkan gambar tersebut, kegiatan utama dilaksanakan secara mengalir mulai
dari langkah persiapan hingga langkah finailsasi. Beberapa inovasi dalam tiap tahapan dikembangkan
sesuai akumulasi pengetahuan yang telah dimiliki konsultan terkait penggalaman melaksanakan
kegiatan sejenis. Inovasi terutama dikembangkan dalam kegiatan analisis dan perumusan strategi dan
skenario pengembangan melalui penggunaan dan pemanfaatan model dalam pelaksanaannya.
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 41
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Kajian Awal
Persiapan
Kajian Ekonomi
Kawasan
Survey dan
Analisis
Potensi Ekonomi
Kinerja Ekonomi
wilayah
Komoditas Unggulan
Tingkat Produksi
Prospek
pengembangan
Kawasan Ekonomi
Kebutuhan investasi
Lainnya
Perumusan
Rencana
Kajian Rencana
Tata Ruang dan
Daya Dukung
Lingkungan
Kajian Infrastruktur
Wilayah
Tingkat pelayanan
Rencana
Pengembangan
Kebutuhan
pengembangan
Prospek infrastruktur
Kebutuhan investasi
Lainnya
Diskusi, FGD,
Koordinasi
Pemahaman Kegiatan
Penetapan deliniasi kawasan
Penetapan meteodolog
Rencana Kegiatan
RTRWN
RTR Pulau
RTR KSN
RTR Provinsi
RTR Kab/Kota
Kawasan Strategis
Daya dukung
Lingkungan
Lainnyai
Kajian Sosial
Kependukukan
Kuan tas
Kualitas
Mobilitas
Kebutuhan
Pengemabngan
Lainnya
Kajian
Pengembangan
Wilayah
Kajian Kebijakan
Pembangunan
Kebijakan Nasional/
sektoral
Kebijakan daerah
Kelembagaan
Regulasi
Kelembangaan
Lainnya
Kajian Aspek
Kewilayahan Lainnya
Kawasam perdesaan
Kawasan perkotaan
Kawasan industri
Kawasan Strategis
Lainnya
Perumusan Strategi
Pengembangan
wilayah (SPW)
Perumusan Rencana
Strategis
Infrsatruktur
Wilayah (RSI)
Perumusan
Rencana Induk
Kawasan Inkubasi
Perumusan Rencana
Program
Infrsatruktur Jangka
Menengah (RP
Perumusan
Rencana Tapak dan
DED Anjungan
Cerdas
Peta Keterpaduan
Program
Infrastruktur A, B, C
dan PR
Dokumen
Pengadaan Jasa
pembangunan
Anjungan Cerdas
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 42
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 43
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 44
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Tahap 2 :
Survey dan Analisis
Stage
Tahap-1 : Kajian
Awal
Tahap 3 :
Perumusan Rencana
Detail Activity
1a. Pemahaman
Kegiatan
3a. Perumusan
Strategi
Pengembangan
Wilayah (SPW)
1b.Deliniasi
Kawasan
1c. Metodologi
2f Kajian infrsatruktur
wilayah
1d. Rencana
survey
3e. Penyusunan
Rencana Induk
Kawasan Inkubasi
3h. Finalisasi
3g. Penyusunan
Dokumen
Pengadaan jasa
Pembangunan
Anjungan Cerdas
Product
Bulan
Bulan Ke 1
1.
2.
3.
4.
Bulan Ke 2-3
1.
2.
3.
4.
Bulan Ke 2-6
1.SPW
2.RSI
3 RP
4. FGD
5. Rencana Induk
6. Rencana Tapak dan DED
7. FGD
9. Laporan Akhir
V - 45
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 46
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Aktivitas
Inventarisasi Potensi
Sumber Daya Alam
Unggulan
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
Teknik Analisis
Analisi Potensi Sumber
Daya Alam
Analisis GIS
Analisis Statistik
Inovasi
Integrasi metode GIS
dengan metode ekonomi
dalam analisis dinamika
V - 47
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
No
Aktivitas
2.
Analisis Tingkat
Utilisasi Sumber Daya
3.
Analisis Stock
Sumber Daya alam
untuk peningkatan
nilai tambah
Teknik Analisis
Analisis Ekonomi Sumber
Daya Alam
Analisis Input Ouput
Analisis Kontribusi
Ekonomi Wilayah
Analisis tingkat ekspoitasi
Analisis Spasial
Analisis Ekonometrik
Analisis aliran komoditas
Analisis ratai nilai
Analisis pohon industri
Analisis spasial utk neraca
sumber daya alam
Inovasi
sumber daya alam ekonomi
unggulan wilayah
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 48
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 49
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
ST E jt Et Eo E jo
dimana :
Ejt
Ejo
Et
Eo
Apabila :
ST > 0
ST < 0
dimana :
Eijt
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 50
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
SP ST SD
dimana :
SP
=
proportional shift
ST
= total shift
SD
= differential shift
Apabila :
SP > 0 : daerah kajian bisa berspesialisasi dalam aktivitas ekonomi i yang cepat
pertumbuhannya
SP < 0 : daerah kajian tidak bisa berspesialisasi dalam aktivitas ekonomi i yang cepat
pertumbuhannya
H E jo Et Eo E jo
dimana :
Ejo = besaran aktivitas ekonomi di daerah j pada tahun dasar
Et = besaran aktivitas ekonomi di daerah yang lebih luas pada tahun terakhir
Eo = besaran aktivitas ekonomi di daerah yang lebih luas pada tahun dasar
Si / N i
S /N
dimana :
Si = jumlah tenaga kerja sektor i di daerah kajian
Ni = jumlah tenaga kerja sektor i di daerah yang menjadi orientasi daerah kajian
S = jumlah tenaga kerja seluruh sektor di daerah kajian
N = jumlah tenaga kerja seluruh sektor di daerah yang menjadi orientasi daerah
kajian
Apabila :
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 51
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 52
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
V - 53
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Definisi
Penjelasan
Sama Pentingnya
Cukup Penting
Penting
Sangat Penting
2,4,6,8
Angka-angka tengah
di antara dua
intensitas
kepentingan
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 54
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
D 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
RI 0 0 0,52 0,89 1,12 1,26 1,36 1,41 1,46 1,49 1,52 1,54 1,56 1,58 1,59
CR dapat diterima apabila tidak melebihi angka 0,1, atau dengan kata lain matriks
adalah tidak konsisten (terlalu acak). Untuk memperoleh matriks yang konsisten,
perlu dilakukan penilaian ulang. Pengukuran konsisitensi dalam model AHP
dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah mengukur konsistensi setiap
matriks perbandingan berpasangan dan tahap kedua mengukur konsistensi
keseluruhan hirarki. Pengertian konsistensi itu sendiri adalah jenis pengukuran
yang tidak dapat terjadi begitu saja, atau dengan kata lain diperlukan adanya syarat
tertentu. Suatu matriks, misalnya dengan tiga variabel (i, j, k) dan setiap
perbandingannya dinyatakan dengan a, maka perbandingan tersebut akan
konsisten 100% apabila memenuhi syarat berikut : aij x ajk = aik
6) Analisis Rantai Nilai, Proses Bisnis dan Skala Usaha Unggulan
Analisis rantai nilai, proses bisnis dan skala pengembangan komoditas usaha
unggulan dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran rinci kedudukan usaha
unggulan unggulan tersebut dalam mata rantai usaha/ekonomi dari komoditas yang
diunggulkan. Kedudukan Usaha unggulan dapat berada pada usha di sektor hulu,
tengah maupun hilir. Usuha yang menggunakan sumnber daya lokal sebagai basis
usahannya umumnya berada pada sektor hulu. Teknik yang digunakan dalam
analisis ini antara lain adalah analisi rantai nilai.
Menurut Porter (1985:35) yang termasuk dalam value system adalah rantai nilai
pemasok, rantai nilai perusahaan, rantai nilai penyalur, dan rantai nilai pembeli.
Pemasok mempunyai rantai nilai yang menciptakan dan menyampaikan bahan
baku yang dibeli perusahaan ke dalam rantai nilai perusahaan. Pemasok tidak
hanya menyampaikan satu produk melainkan juga dapat mempengaruhi kinerja
perusahaan dengan berbagai cara. Disamping itu, banyak produk yang mengalir
melintasi rantai nilai saluran dalam perjalanan mereka menuju pembeli.
Porter (1985:38) menyebutkan nilai adalah jumlah uang yang tersedia dibayarkan
pembeli untuk sesuatu yang ditawarkan perusahaan. Nilai ukur dengan
pendapatan total, cerminan harga yang ditentukan perusahaan dan jumlah unit
produk yang dapat dijualnya. Suatu perusahaan dikatakan mampu laba jika nilai itu
dkeluarkan dalam membuat produk.
Sedangkan yang dimaksud value activities (aktivitas nilai), menurut Porter
(1985:38) adalah kegiatan fisik dan teknologi yang diselenggarakan perusahaan.
Aktivitas nilai ini merupakan batu-batu pembangun yang digunakan badan usaha
untuk menciptakan produk yang bernilai bagi pembeli.Dan Porter (1985:38)
mendefinisikan margin adalah selisih antara nilai total dengan biaya kolektif untuk
menyelenggarakan aktivitas nilai.
Untuk mengenal aktivitas nilai diperlukan perusahaan aktivitas yang berbeda
secara teknologis dan strategis. Value chain memilah-milah badan usaha dalam
sembilan aktivitas yang secara strategis relevan guna memahami perilaku biaya
serta sumber differensiasi yang ada dan potensial
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 55
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Menurut Porter (1985:39-43), aktivitas nilai dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a) Primary Activities
Yang artinya aktivitas yang terlibat secara langsung dalam penciptaan produk
secara fisik, penjualan dan penyampaian pada pembeli termasuk purna
jualnya
Aktivitas primer dibagi menjadi 5 kategori aktivitas generik yang terdiri dari:
Inbound Logistic
Aktivitas yang berhubungan dengan penerimaan, penyimpanan dan
penyebaran input ke produk, seperti penanganan material, pergudangan
untuk material, pengembalian persediaan material, penjadwalan
kendaraan pengangkutan bahan, dan pengembalian barang ke pemasok.
Operations
Aktivitas yang berhubungan dengan transfomasi input menjadi bentuk
produk jadi, seperti penggunaan mesin untuk produksi, pengemasan
produk, perakitan, pemeliharaan pertilatan untuk produksi, pengujian,
pencetakan, dan pengoperasian fasilitas.
Outbound Logistic
Aktivitas yang berhubungan dengan pengumpulan, penyimpanan dan
pendistribusian produk secara fisik ke konsumen, seperti pergudangan
untuk barang jadi, pengiriman material, operasi kendaraan pengiriman,
pengolahanpesanan dan penjadwalan.
Marketing and Sales
Aktivitas yang berhubungan dengan penyediaan sarana agar pembeli
dapat membeli produk dan aktivitas yang mempengaruhi pembeli agar
mereka mau membelinya seperti periklanan, promosi, wira niaga, penentu
kuota, pemilihan penyalur, berhubungan penyalur dan penetapan harga.
Service
Aktivitas yang berhubungan dengan layanan untuk memperkuat atau
menjaga nilai produk, seperti penanganan, perbaikan, pelatihan, pasokan
suku cadang, dan penyesuaian produk.
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 56
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
V - 57
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Firm Infrastructure
Terdiri atas sejumlah aktivitas yang meliputi manajemen umum,
perencanaan, keuangan, akuntansi, hukum, hubungan dengan
pemerintah dan manajemen mutu.
Procurement, Technology Development, Human Resources Management
dikaitkan secara khusus dalam tiap-tiap aktivitas utama, sedangkan Infra
Structure tidak dapat dikaitkan peranannya secara khusus dalam aktivitas
utama.
Jadi value chain sebagai sarana adalah menyediakan kerangka kerja
suatu badan usaha secara lengkap dan sistematik untuk menyediakan
nilai yang unggul.Rantai nilai (value chain) merupakan pola yang
digunakan perusahaan untuk memahami posisi biayanya dan untuk
mengidentifikasi cara-cara yang dapat digunakan untuk memfasilitasi
implementasi dari strategi tingkat bisnisnya.
7) Analisis Kelayakan Investasi Usaha Unggulan
Metode pendekatan yang akan digunakan untuk penyusunan kelayakan investasi
sektor/komoditas unggulan di Kawasan secara garis besar dikelompokkan menjadi
dua aspek, yaitu :
Kelayakan finansial (financial feasibility), yang berisikan antara lain proyek
yang diusulkan, sumber-sumber pendanaan investasi, tingkat bunga, pajak,
dan kemungkinan-kemungkinan pembentukan mitra kerjasama.
Kelayakan ekonomi (economic feasibility), antara lain mengenai laporan
singkat tentang sektor/komoditas yang diunggulkan, data-data pokok yang
relevan dengan sektor/komoditas unggulan tersebut, perhitungan benefit dan
biaya beserta analisisnya, analisis sensitivitas dan risiko, serta analisis
dampak/eksternalitas (forward and backward linkage).
Lebih jauh, metode kelayakan ekonomi di atas dapat dijabarkan ke dalam laporan
dan analisis seperti di bawah ini :
Laporan singkat tentang sektor/komoditas yang diunggulkan untuk
dilaksanakan, berisikan antara lain :
- Kondisi eksisting
- Potensi dan prospek pengembangan
- Peluang pasar (interaksi demand dan supply)
- Perkiraan biaya total yang diperlukan
Data pokok yang relevan, memuat data dan informasi mengenai :
- Perkiraan umur proyek
- Kapasitas produksi : yang eksisting dan yang ditargetkan
- Berbagai bentuk biaya : biaya pengadaan bahan baku, bahan penolong,
barang modal (lokal dan/atau impor), biaya tenaga kerja (terampil dan
tidak terampil), biaya overhead, biaya operasional produksi, biaya
depresiasi, biaya pajak, biaya bunga pinjaman, biaya pemeliharaan, biaya
pengangkutan, biaya pergudangan, dan berbagai jenis biaya lainnya yang
relevan
Perhitungan Cost dan Benefit, antara lain menyangkut :
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 58
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
NPW =
B k Ck
(1 i )
k 0
dimana Bk adalah benefit kotor pada tahun k, Ck biaya kotor pada tahun k, i
adalah social opportunity cost of capital yang dipergunakan sebagai social
discount rate, dan n umur proyek.
NPW1
(i2 - i1)
NPW1 NPW2
Net B/C =
B k Ck
(1 i )
k 0
n
Ck B k
(1 i )
k 0
V - 59
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 60
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
RENCANA
STRUKTUR
RUANG
PROGRAM
PERWUJUDAN
STRUKTUR
RUANG
RENCANA POLA
RUANG
RENCANA
KAWASAN
STRATEGIS
PROGRAM
PERWUJUDAN
POLA RUANG
Harmonisasi pemanfaatan
sumber daya alam (berbagai
sektor) secara berkelanjutan
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 61
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 62
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
B
i 1
IKI
B
i 1
IKV
IKV
B
i 1
IKI
B
i 1
IKV
i 1
IKI
IKV
i 1
B
i 1
IKI
B
i 1
IKV
B
i 1
IKI
B
i 1
IKT
Bs IKV
i
i1
Bv
i1
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 63
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Menentukan lingkup dan jenis sarana dan prasarana l yang akan menjadi area
kajian kapasitas pada tahap ini.
Menganalisis indikator kapasitas masing-masing sarana dan prasarana
berdasarkan kuantitas, kualitas, teknologi dan sistem pengelolaannya.
Mengukur indeks kinerja masing-masing aspek kapasitas tiap sarana dan
prasarana
Melakukan Gap Analysis kinerja masing-masing sarana dan prasarana terhadap
standar pelayanan yang digunakan sebagai acuan
Menganalisis kebutuhan peningkatan dan pembangunan sarana dan prasarana
kawasan
Ekologi
Ekonomi
Estetika (keindahan)
Rekreasi
Psikologi (agar orang tetap tenang)
Pertanian
Cagar alam
Kehidupan penduduk
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 64
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Daya dukung yang dimaskud adalah yang alami. Akan tetapi dapat ditingkatkan
dengan teknologi. Walaupun demikian ada batas maksimalnya.
Ekosisitem pertanian, agar dapat dipertahankan dengan baik memerlukan
pengelolaan secara benar. Kalau tidak, maka dapat terjadi penurunan nilai.
Mengelola dalam arti mengatur proses sehingga secara sinambung dapat
bermanfaat lebih sesuai, memenuhi kebutuhan.
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 65
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 66
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 67
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Abiotik:
Iklim: curah hujan, energi matahari, suhu
Tanah: air, hara tanaman,udara, rhizosphere (tempat berpangkal
tanaman). Di sini tanaman tidak dapat memanfaatkan air langsung dari
hujan, tetapi diubah dalam bentuk lengas.
Biotik:
tumbuhan pendukung, misalnya Rhizobium
pengganggu, yang mengganggu fungsi, yaitu hama dan penyakit
perusak, kerugian fisik, misalnya penggerek daun atau buah
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 68
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Sumberdaya Air
1. Ketersediaan Air
Air merupakan salah satu unsur yang sangat penting bagi kelangsungan hidup
manusia maupun mahkluk hidup lainnya yang ada di muka bumi. Sejalan
dengan pertambahan dan perkembangan penduduk serta industri, maka
kebutuhan terhadap air bersih semakin meningkat. Peningkatan kebutuhan
akan air ini tidak diimbangi oleh jumlah air yang tersedia, karena sumberdaya
air di dunia ini tidak akan pernah bertambah jumlahnya. Oleh karena itu, sudah
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 69
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
selayaknya sumber-sumber air yang telah ada perlu dijaga dan dilestarikan.
Apabila memungkinkan ditingkatkan ketersediaannya meskipun memerlukan
jangka waktu yang panjang.
Pertumbuhan penduduk dan aktvitas pembangunan yang tinggi, serta adanya
eksploitasi sumberdaya alam secara intensif dan berlebihan, memberikan
peringatan kepada kita untuk menyusun suatu strategi yang lebih baik dalam
mengelola sumberdaya alam air. Strategi ini harus diproyeksikan terhadap
matra waktu berjangka pendek dan berjangka panjang. Peningkatan jumlah
penduduk cenderung meningkatkan permintaan akan sumber daya air, dilain
pihak yang terjadi justru sebaliknya, yakni air menjadi sumber daya yang
keberadaannya semakin tak berketentuan.
Dalam memahami keberadaan air perlu dicermati daur (siklus) air yang terjadi
di alam. Di samping itu perlu difahami bahwa keberadaan air akan berfluktuasi
dengan fungsi waktu.
V - 70
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
curah hujan cukup tingi, namun pada kenyataannya besarnya aliran mantap
(base flow) yang terjadi secara kontinyu setiap tahun, hanya sekitar 25 30%
dari aliran permukaan total.
Berdasarkan perhitungan curah hujan tersebut, ketersediaan air di Indonesia
adalah 3.279 milyar m3 per tahun sedang jumlah kebutuhan air adalah 88,5
milyar m3 per tahun. Jika dinyatakan dalam nilai Indeks Ketersediaan Air (IKA)
untuk jumlah penduduk sekitar 230 juta jiwa pada tahun 1999, maka IKA
Indonesia adalah sebesar 14.000 m3/kapita/tahun. Dengan laju pertumbuhan
penduduk yang demikian pesat (sekitar 2,5% per tahun), nilai IKA bisa turun
secara drastis mencapai ambang toleransi sebesar 1000 m3/kapita/tahun.
Sementara itu, pertumbuhan penduduk dan peningkatan pendapatan akan
memacu pertumbuhan sektor-sektor lainnya (termasuk sektor industri).
Pertumbuhan tersebut memerlukan tersedianya air tawar dalam jumlah yang
cukup besar, baik untuk irigasi, untuk mencukupi kebutuhan hidup, pembangkit
listrik, kebutuhan industri, dan lain-lain, sedangkan ketersediaan sumberdaya
air relatif tetap.
Pertumbuhan industri yang kurang terencana akan menghasilkan buangan air
limbah ke sungai, sehingga dikhawatirkan tingkat pencemaran air terutama di
sungai-sungai utama akan meningkat bila upaya pengendaliannya tidak
memadai. Kerusakan hutan, alih fungsi lahan melalui perambahan kawasan
hutan, perluasan kawasan budidaya, dan permukiman serta industri dapat
merusak ekosistem dan kesetimbangan daur/siklus lingkungan, termasuk
diantaranya siklus hidrologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengurangan luas hutan dari 36% menjadi 25%, 15% dan 0% akan menaikkan
puncak banjir berturut-turut 12,7%, 58,7% dan 90,4%, dan meningkatkan laju
erosi sebesar 10%, 60% dan 90%.
2. Pengelolaan air
Dalam hubungannya dengan pengelolaan air, ada istilah Surjan lahan surjan
yaitu kenampakan lahan dengan surjan, analoginya lahan sawah. Pertanian
sistem surjan: ragam pertanian sistem surjan (menjadikan lahan surjan)
Bonorowo: lahan yang pada waktu musim hujan beno, akan tetapi pada waktu
kemarau kering. Sehingga untuk mengurangi gagal risiko panen dibuat sistem
surjan.
Dalam konteks tataguna lahan, lahan memperlihatkan dua potensi yaitu:
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 71
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Potensi Lahan
1. Potensi Maslahat
Potensi maslahat diukur dengan harkat:
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 72
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
a. Kemampuan Lahan
Kemampuan lahan (land capability) dinilai menurut macam pengelolaan
yang disyaratkan berdasarkan pertimbangan biofisik untuk mencegah
terjadinya kerusakan lahan selama penggunaan.
Makin rumit
pengelolaan yang diperlukan, berarti lahan makin rentan usikan,
kemampuan lahan dinilai makin rendah untuk macam penggunaan yang
direncanakan. Berkenaan dengan peruntukan lahan maka kemampuan
lahan menjadi pedoman pemilihan macam penggunaan lahan yang paling
aman bagi keselamatan lahan.
Kemampuan Lahan merupakan daya yang dimiliki oleh lahan untuk
menanggung kerusakan lahan. Yang menentukan adalah faktor biofisik.
Untuk lahan yang datar mempunyai kemampuan yang lebih tinggi
daripada lahan yang miring.
Penilaian kemampuan lahan dengan empat kriteria:
-
b. Kesesuaian Lahan
Kesesuaian lahan (land suitability) dinilai berdasarkan pengelolaan khas
yang diperlukan untuk mendapatkan nisbah (ratio) yang lebih baik antara
manfaat/maslahat yang dapat diperoleh dan korbanan/biaya/masukan
yang diperlukan. Makin rumit pengelolaan khas yang diperlukan, berarti
makin lmah daya tanggap lahan terhadap masukan teknologi, kesesuaian
lahan dinilai rendah untuk macam penggunaan yang direncanakan.
Kesesuaian lahan berkonotasi ekonomi. Dalam memperuntukkan lahan
bagi suatu keperluan tertentu diutamakan pertimbangan kemungkinan
mengoptimumkan masukan berkenaan dengan keluaran yang diinginkan.
Pengoptiman ini dapat direncanakan menurut konsep ekologi (adaptasi)
atau menurut konsep ekonomi (efisiensi), baik dalam hal konservasi fungsi
lahan maupun dalam hal peningkatan kapasitas produktif.
Adapun kecocokan lahan untuk penggunaan khusus menurut konsep
ekonomi. Dalam hal ini sudah ada pemilihan komoditas.
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 73
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
2. Potensi Mudarat
Potensi mudarat diukur dengan indikator risiko. Dalam menetapkan risiko
dilakukan:
Analisis risiko
Penilaian risiko: berat, sedang, ringan
Pengelolaan risiko dengan tujuan tidak mengganggu dalam penggnunaan
lahan
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 74
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 75
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 76
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
V - 77
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Sehingga diperoleh
Axr
H=
CCR x hx f
Keterangan
CCR
: Kemampuan daya dukung (Carrying Capacity Ratio)
A
: Jumlah total area yang digunakan untuk kegiatan pertanian
r
: Frekuensi panen per hektar
H
: Jumlah KK (rumah tangga)
h
: Persentase jumlah penduduk yang tinggal
f
: Ukuran lahan pertanian rata-rata yang dimiliki petani
b. Analisis Peruntukan Lahan
Analisis Pertuntukan lahan dapat dilakukan dengan mendasarkan SK Menteri
Pertanian no 837/KPTS/UM/11.1980. Dalam metode analisis ini ditentukan
tiga faktor, yaitu: 1) kemiringan lereng, 2) jenis tanah dan 3) curah hujan.
Ketiga faktor tersebut masing-masing ditetapkan skornya kemudian hasilnya
dijumlah dan menghasilkan indeks lokasi. Indeks lokasi <125 dan kemiringan
lereng <8% direkomendasikan sebagai kawasan permukiman dan tanaman
semusim. Indeks lokasi <125 dan kemiringan lereng <15% direkomendasikan
sebagai kawasan budidaya tanaman tahunan. Daerah dengan indeks lokasi
125-175 diperuntukkan sebagai Kawasan Fungsi Penyangga. Daerah dengan
indeks lokasi >175 diperuntukkan sebagai Kawasan Lindung.
1. Kelas lereng
2. Jenis tanah
3. Intensitas hujan
Erosi
2.
Klasifikasi
0-8 %
8-15 %
Lereng/Kemiringan 15-25 %
25-45 %
>45 %
Aluvial, Tanah Glei,
Planosol, Hidromorf,
Kelabu, Lateria air
tanah
Latosol
Jenis Tanah
Brown Forest Soil,
New Calcie
Andosol, Lateritic,
Grumosol, Renzina
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
Keterangan
Datar
Landai
Agak curam
Curam
Sangat curam
Skor
20
40
60
80
100
Tidak peka
15
Agak peka
30
Kurang Peka
45
Peka
60
V - 78
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
No. Kriteria
3.
Curah Hujan
Klasifikasi
Regosol, Litosol,
Oranosol, Renzina
0,0-13,6 mm/hh
13,6-20,7 mm/hh
20,7-27,7 mm/hh
27,7-34,8 mm/hh
>34,8 mm/hh
Keterangan
Skor
Sangat Peka
75
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
10
20
30
40
50
hh = hari hujan
Sumber: SK Menteri Pertanian Nomer 837/KPTS/UM/11.1980
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 79
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Harkat lahan
meningkat
1
3
C
2
B
Harkat
aktual
F
E
4
Harkat
potensial
b
Permintaan
bertambah
penggunaan
lahan
Penyusunan alih tataguna lahan menurut berbagai tingkat perbaikan mutu lahan
V - 80
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 81
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Dasar penilaian
Dasar-dasar penilaian angka-angka laboratorium ialah golongan
harkat menurut WICAKSONO (1953). Dasar penilaian fakta-fakta lapang
berpedoman pada penggolongan oleh SOEPRAPTOHARDJO, et al (Dok
LPTP, 1964.
Angka yang diberikan kepada setiap unsur kemampuan wilayah
merupakan penilaian relatif dengan dasar : peranan tertinggi sesuatu sifat
terhadap unsur kemampuan diberi angka tertinggi (Lampiran 1).
Sifat-sifat tanah merupakan faktor menguntungkan dan dinilai
dengan angka positif ; ditinjau sifat fisik dan kimia lapisan atas (50 cm),
kecuali permeabilitas dan kedalaman efektif. Faktor sekeliling merupakan
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 82
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
faktor merugikan dan dinilai dengan angka negatif. Jumlah nilai (positif
dan negatif) menentukan nilai kemempuan wilayah.
f.
Indeks Storie
Menurut Storie (Storie index) ada 4 faktor untuk mengharkatkan lahan, yaitu
Tekstur yang paling jelek adalah pasir, kerikil, kerakal (gravely sand)
diberi nilai 20-30
Berdasarkan lereng
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 83
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Yang paling baik adlah lerng datar sampai hampir datar dengan
kemiringan 0-2%, dan diberi nilai 100
Faktor X
Dengan memperhatikan kadar atau keadaan tanah:
-
Drainase
Yang paling baik diberi angka 100 sedang yang paling jelek (rawa)
diberi angka 10-40.
Alkalinitas
Alkalinitas berkaitan dengan pH. Jika pH tanah 8,5 maka dapat
dikatakan bahwa tanah tersebut alkalin karena kadar Na nya tinggi.
Tanah yang sangat alkalin diberi nilai 5-15, sedang yang bebas dinilai
100. Sodik: lapisan tanah yang kaya Na
Kemasaman
Bergantung pada tingkat kemasaman, dan diberi nilai 80-95.
Perbedaan nilai juga ditentukan olah tanaman yang mampu
menyesuaikan dengan pH yang rendah.
Erosi
Erosi yang dimaksud adalah erosi yang sudah berlangsung. Jika
erosi nya kecil diberi nilai 100. Di wilayah yang nampak parit-parit
dari hasil erosi berarti erosi yang berlangsung intensif dan terjadi
pada masa lampau dan diberi nilai 10-70. Untuk nilai 70 jika parit
dalam dan rapat sehingga tidak ada lagi tempat tanaman hidup,
sedang untuk 10 jika masih adal lahan yang masih dapat ditumbuhi
tanaman.
Relief mikro
Relief mikro hubungannya dengan penggunaan tanah. Jika
permukaan tanah rata (licin) maka diberi nilai 100, jika kelihatan ada
alur-alur kecil diberi nilai 60-95. Untuk Vertisol yang mempunyai
kenampakan berupa gilgai maka dapat menurunkan nilai.
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 84
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
PARAMETER
C
NILAI
X
1
2
3
4
5
6
Rata-rata
1
2
3
4
5
6
Rata-rata
1
2
3
4
5
Rata-rata
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 85
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Parameter
I
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Lereng
Solum
Erosi
Drainase
Pengolahan
WHC
Respon pemupukan
Struktur tanah
Permeabilitas
II
Datar
Dalam
S kecl
Baik
Mudah
Baik
respon
Landai
Peka
K E L A S
IV
Curam
Dangkal
Sgt peka
Buruk
III
Agk miring
Dangkal
Sgt peka
Buruk
Rendah
Rendah
VI
Curam
Sgt dangkal
Sgt berat
Tergenang
berbatu
VII
Curam
Sgt dangkal
Sgt berat
Berbatu
Rendah
Ciri lahan
Kelas lahan
I
Lereng
Datar
II
Landai
Bahaya erosi
t.a.
Sedang
3
4
Bahaya banjir
Jeluk tanah
t.a.
Ideal
5
6
Kadang
Sering
Kurang dari Dangkal
ideal
Kurang
mendukung
WHC
Baik
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
III
Sedangcuram
Tinggi
Dapat
Sangat
diperbaiki dg lambat
drainas
Sedang
Rendah
IV
Curam
V
Landai
VI
Curam
VII
Sangat curam
VIII
Sangat curam
Membahayak
an
Sering
Dangkal
Membahayak
an
Sering
Dangkal
Membahayak
an
Dangkal
Membahayak
an
Dangkal
Membahayak
an
Dangkal
Menggenang
Menggenang
Menggenang
Menggenang
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
V - 86
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
No
Ciri lahan
I
Salinitas
t.a.
9
10
Status hara
Iklim
Baik
Mendukung
11
Pengelolaan
Biasa
II
Sedikitsedang
Sedang
Sedikit
pembatas
Hati-hati
12
Kebatuan
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
III
sedang
Rendah
Sedang
Khusus
-
Kelas lahan
IV
V
Membahayak an
Kurang
Tidak
mendukung
Kadang dapat Tidak dapat
ditanami
ditanami
Beberapa
Membahayak
an
VI
Membahayak
an
Tidak
mendukung
Tidak dapat
ditanami
Membahayak
an
VII
Membahayak
an
Tidak
mendukung
Tidak dapat
ditanami
Membahayak
an
VIII
Membahayak
an
Membahayak
an
Tidak dapat
ditanami
Membahayak
an
V - 87
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Contoh: Kelas kemampuan lahan dan tipe landuse (Kliengebiel & Montgomery, 1961)
No
1
2
3
4
5
Tipe Landuse
Tanaman
semusim
Rumput
Rangeland
Hutan kayu
Hutan alami
Kelas Lahan
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
Sesuai untuk budidaya tanaman dan
Umumnya tidak sesuai untuk budidaya
penggunaan lain
tanaman
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 88
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Planning
Decision Making
Skenario sendiri bukanlah suatu prediksi masa depan, atau sesuatu hasil forecast, tetapi lebih
merupakan gambaran alternatif masa depan, dibangun atas dasar sejumlah elemen, key
variables dan critical uncertainties, dalam lingkungan eksternal organisasi.
The Danger in Forecasting Is ....
Single point forecast
Today
Range
of
Uncertainties
Trends
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 89
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
berpengaruh antara lain kapsitas sumber daya alam, kebijakan dan rencana tingkat
pusat, besaran investasi dan kebijakan serta rencana pembangunan daerah.
3) Indentifikasi Variabel Terprediksi( Key Predictible Variables)
Berdasarkan tahap sebelumnya, tugas berikutnya adalah membuat suatu daftar faktorfaktor substansial atau variabel-variabel yang mana dalam suatu jangka waktu tertentu,
mungkin memberi dampak yang sangat kuat terhadap topik tersebut, paling tidak secara
prinsip dan dapat diprediksi..
4) Identifikasi Variabel Yang Tidak Terprediksi (Critical Uncertainties)
Hal-hal yang sangat berpengaruh namun tidak dapat diperkirakan kapan akan terjadi,
sesuatu yang tidak berkelanjutan, atau bukan tahapan perubahan, yang mempunyai
pengaruh yang besar terhadap topik tersebut. Salah satu jenis variabel ini antara lain
adalah bencana.
5) Pengelompokan Variabel
Sejumlah besar variabel unmanagable akan muncul dalam analisis skenario ini. Tahap
selanjutnya adalah mengurangi jumlah tersebut sampai menemukan variabel-variabel
yang lebih dapat dikendalikan. Variabel tersebut kemudian di uji tingkat pengaruh dan
tingkat ketidak-pastiannya, dan kemudian ditempatkan pada kelompok yang sama.
6) Identifikasi Key Driving Forces
Bagian pertama tahap ini adalah merangking predictible variabels menurut tingkat
pentingnya. Kemudian merangking critical uncertainties menurut tingkat penting dan
ketidak-pastiannya. Dengan dasar pertimbangan ini, serangkaian key driving forces akan
terbentuk.
7) Pemilihan Logika Skenario
Tahap ini adalah tahap dimana pemikiran ditantang berkreasi tinggi, bertujuan untuk
membangun satu set skenario yang masuk akal/logis, yang akan membantu dalam
menentukan jumlah dan karakteristik dari skenario yang akan disusun.
8) Penyusunan Skenario
Logika-logika skenario yang dibentuk pada tahap sebelumnya, dirangkai pada tahap ini.
Penyusunan skenario ini mempertimbangkan kembali variabel-variabel utama skenario
yang sudah diidentifikasi sebelumnya, antara lain: key driving forces dan hubungan yang
mungkin dapat terjadi antara satu dengan lainnya, setiap faktor kuncinya, dan
kecenderungan yang telah diidentifikasi pada tahap-tahap sebelumnya.
9) Kajian Kesesuaian Skenario
Kaji kesesuaian tiap skenario dari logikanya yang terbentuk, identifikasi hal-hal
utamanya, termasuk yang berhubungan dengan kekurangan terbesarnya. Pada tahap
ini, skenario di cek lagi terhadap variabel-variabel kuncinya hingga dapat meyakinkan
konsistensinya.
10) Pengkajian Implikasi Skenario dalam Perencanaan Strategis
Implikasi dari suatu skenario diuji dengan membalik arah alur logikanya, dari hasil
menuju issu dasarnya. Dari sini akan ditemukan kekuatan skenario tersebut, dan strategi
apa yang perlu diambil untuk menyikapi skenario tersebut
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 90
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
b. Penyusunan Roadmap
Selanjutnya aktivitas utama dalam kegiatan ini adalah merumuskan roadmap transformasi
sumberdaya alam wilayah dalam kerangka pembangunan ekonomiwilayah. Untuk itu
dibutuhkan suatu metode yang sistematis untuk mendukung kegiatan tersebut. pemetarencanaan (roadmapping) pada dasarnya adalah (Taufik, 2003): serangkaian proses
perencanaan dalam konteks tematik bidang dan/atau lingkup (domain) kerja organisasi
tertentu yang didorong oleh proyeksi kebutuhan-kebutuhan atas kondisi di masa datang yang
dinilai sangat penting.
Pemeta-rencanaan merupakan proses yang dibangun atas visi bersama (common vision)
para pelaku (partisipan) yang terlibat tentang arah masa depan yang dituju dan apa yang
diperlukan untuk mencapainya. Hal ini mencakup juga proses mempertemukan sisi yang
mencerminkan kebutuhan dengan sisi yang mencerminkan pasokan , dan membangun
konsensus antara para pelaku (partisipan) yang terlibat. Hal ini juga menunjukkan
pemetarencanaan teknologi sebagai alat pembelajaran dan komunikasi beragam pihak yang
terlibat
Waktu
Pendorong
Pasar
(Market
Drivers)
Fitur
Produk
Sains/
Teknologi
PP 3
PP 2
Segmen B
Kelompok A
FP 1
FP 3
FP 2
Kelompok B
ST 3
ST 2
Bidang B
LB 1
K1
Kepemilikan /
Infrastruktur
SDM /
Kapabilitas
Kompetensi
Inti
(Core
Competences)
ST 4
LB 2
LB 3
Keuangan
FP 4
ST 1
Bidang A
Program
Litbang
(R&D)
Sumber
Daya
PP 1
Segmen A
LB 5
LB 7
LB 4
LB 6
K2
KI 1
SK 1
SK 2
KI 1
KI 4
KI 2
KI 3
V - 91
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
V - 92
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Apabila readiness criteria sudah terpenuhi, maka program-program sektoral yang telah
teridentifikasi tersebut dapat dikembangkan menjadi usulan program dan kegiatan dalam bentuk
rencana program dan investasi sektoral.
Selain melihat rencana investasi dari masing-masing sektor dalam penyusunan RPIJM diperlukan
suatu analisis terhadap keuangan daerah, kelembagaan serta perlindungan terhadap lingkungan
dan sosial. Analisis keuangan daerah dimaksudkan untuk melihat kapasitas keuangan daerah
dan sumber-sumber pendanaan keuangan daerah dalam investasi pembangunan jangka
menengah.
Sedangkan aspek kelembagaan menganalisis keorganisasian, tata laksana, dan sumber daya
manusia dalam implementasi RPIJM, dan analisis perlindungan lingkungan dan sosial
dimaksudkan untuk melindungi lingkungan dan sosial seperti diperlukannya KLHS, AMDAL, atau
konsultasi masyarakat.
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 93
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Ruas jalan adalah faktor penting dalam pembiayaan, kekuatan struktural, daya tahan,
tingkat layanan, keamanan, dan drainase. Standar penentuan ruas jalan sudah
dikembangkan selama bertahun-tahun dengan percobaan-percobaan yang memakai
berbagai macam material pondasi dan lapis permukaan yang berbeda, untuk drainase
yang layak, dan untuk keamanan berkendara pada semua kondisi lalu lintas. Ruas jalan
khusus untuk jalan raya dua jalur dan antar-negara bagian dapat dilihat pada gambar
di bawah. Jalan-jalan kota tentunya mempunyai ruas jalan yang berbeda,
menyesuaikan dengan fungsi drainase, jalur sepeda, jalur pemandangan, dan
pertimbangan-pertimbangan perkotaan lainnya. Jalan dibangun berdasarkan kombinasi
standar-standar yang menentukan, sebagian besar, biaya dan tingkat daya guna.
Ekonomi
Sebagai Infrastruktur Untuk Mobilitas/ mendistribusikan Orang Dan Atau Barang
Sebagai Infrastuktur Yang Mendorong pertumbuhan Ekonomi Regional (Ship
Promotes The Trade)
Sebagai Infrastruktur Yang Mendukung Perdagangan Dan Sektor Ekonomi
Lainnya (Ship Follow The Trade )
Sosial Budaya
Sebagai Infrastuktur Untuk Meningkatkan mobilitas Sosial Budaya Diantara
Penduduk/Suku bangsa
Politik
Sebagai Infrastruktur Yang Mendukung penyelenggaraan Administrasi Seluruh
Daerah di Indonesia
Sebagai Jembatan Dan Sarana Perkuatan integritas Bangsa
Pertahanan dan Keamanan
Keterpaduan Antar Moda Jalan dan penyeberangan Merupakan perwujudan Wawasan
Nusantara dan Memperkokoh Ketahanan Nasional .
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 94
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Kelas I : Jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan
ukuran lebar tidak melebihi 2.500 mm, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 mm dan
muatan sumbu terberat yang diijinkan lebih besar dari 10 ton.
Kelas II : Jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan
ukuran lebar tidak melebihi 2.500 mm, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 mm dan
muatan sumbu terberat yang diijinkan 10 ton.
Kelas IIIA : Jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan
dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 mm, ukuran panjang tidak melebihi 18.000
mm dan muatan sumbu terberat yang diijinkan 8 ton.
Kelas IIIB : Jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan
dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 mm, ukuran panjang tidak melebihi 12.000
mm dan muatan sumbu terberat yang diijinkan 8 ton.
Kelas IIIC : Jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan
dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 mm, ukuran panjang tidak melebihi 9.000 mm
dan muatan sumbu terberat yang diijinkan 8 ton.
V - 95
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Jalan raya merupakan prasarana transportasi penting saat ini, jalan dapat mengalami
kemunduran karena pemakaian dan penurunan kualitas. Penyebabnya adalah
pemakaian, penyalahgunaan dan cuaca. Jalan membutuhkan pemeliharaan permukaan
dan pemeliharaan sisi jalan, bahu jalan dan drainase. Dengan demikian dalam
mendesain jalan perlu memperhatikan kapasitas, alinyemen vertikal, horisontal, ruas
jalan, kerangka sistem transportasi, sistem jaringan jalan dan daya dukung perkerasan
jalan terhadap beban. Sistem transportasi air harus mendukung peningkatan kualitas
ekologis kawasan tipe air, juga secara ekonomi, sosial dan budaya. Sistem jaringan
pergerakan dan prasarana penunjang (terminal, jalan, perparkiran) angkutan jalan raya,
kereta api, angkutan laut, sungai dan penyeberangan.
Arch bridge
Truss bridge
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
Suspension bridge
V - 96
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Jembatan adalah sistem prasarana kota penting dalam jaringan jalan kendaraan maupun
pejalan kaki di daratan, selain itu daerah bawah jembatan dapat dimanfaatkan untuk
mendukung keberlangsungan sistem prasarana kota lainnya yaitu jaringan transportasi air
(kapal atau kano) serta saluran drainase yang melintas di bawahnya. Pemeliharaan
jembatan juga sangat diperlukan karena keamanan jembatan sangat penting dari waktu ke
waktu.
Sistem Transportasi
Sistem transportasi merupakan bentuk keterikatan dan keterkaitan antara penumpang,
barang, prasarana dan sarana yang berinteraksi dalam rangka perpindahan orang atau
barang, yang tercakup dalam suatu tatanan, baik secara lami ataupun buatan/ rekayasa.
Perencanaan sistem transportasi dilakukan untuk mencapai proses transportasi penumpang
dan barang secara optimum dalam ruang dan waktu tertentu, dengan mempertimbangkan
faktor keamanan, kenyamanan dan kelancaran serta efisiensi waktu dan biaya.
Pertimbangan dalam penyusunan Rencana Sarana dan Prasarana Transportasi, antara lain:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Sedangkan peranan transportasi dalam masalah perkotaan turut menentukan bentuk tata
kota yang diinginkan dengan menggabungkan beberapa strategi yang menyangkut
transportasi. Salah satunya adalah membuat kota-kota lebih rapat, dengan demikian
mengurangi kebutuhan perjalanan dengan angkutan umum macam apapun. Pada dasarnya
permintaan atas jasa transportasi merupakan cerminan kebutuhan akan transpor dari
pemakai sistem tersebut, baik untuk angkutan manusia maupun angkutan barang dan
karena itu permintaan jasa akan transpor merupakan dasar yang penting dalam
mengevaluasi perencanaan transportasi dan desain fasilitasnya. Semakin banyak dan
pentingnya aktivitas yang ada maka tingkat akan kebutuhan perjalananpun meningkat. Pada
dasarnya permintaan akan jasa transportasi merupakan cerminan akan kebutuhan
transportasi dari pemakai sistem tersebut.
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 97
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
B. Drainase
Seiring dengan pesatnya pertumbuhan
perkotaan dan permasalahan banjir
yang makin meningkat pula maka
pengelolaan drainase perkotaan harus
dilaksanakan secara menyeluruh
dimulai dari tahap perencanaan,
konstruksi, operasi dan pemeliharaan
yang
ditunjang
peningkatan
kelembagaan
dan
partisipasi
masyarakat. Pembangunan Sistem
Drainase Perkotaan harus memperhatikan fungsi drainase perkotaan sebagai prasarana
kota yang didasarkan pada konsep berwawasan lingkungan. Konsep ini berkaitan dengan
upaya konservasi sumber daya air yang pada prinsipnya adalah pengendalian air hujan
dengan memaksimalkan peresapan ke dalam tanah dan meminimalkan aliran permukaan
(limpasan). Agar penanganan permasalahan sistem drainase dapat dilakukan secara terus
menerus dengan sebaik-baiknya. SPM sub sektor drainase adalah tersedianya sistem
jaringan drainase skala kawasan dan skala kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih dari
30 cm, selama 2 jam) dan tidak lebih dari 2 kali.
Fungsi drainase perkotaan adalah;
Mengeringkan bagian wilayah kota yang permukaan lahannya rendah dari genangan
sehingga tidak menimbulkan dampak negatif berupa kerusakan infrastruktur kota dan
harta benda milik masyarakat.
Mengalirkan kelebihan air permukaan ke badan air terdekat secepatnya agar tidak
membanjiri/ menggenangi kota yang dapat merusak selain harta benda masyarakat juga
infrastruktur perkotaan.
Mengendalikan sebagian air permukaan akibat hujan yang dapat dimanfaatkan untuk
persediaan air dan kehidupan akuatik.
Meresapkan air permukaan untuk menjaga kelestarian air tanah.
Kewenangan Pengelolaan Dan Fungsi Pelayanan Sistem Drainase Perkotaan
Sistem Drainase Lokal (minor urban drainage)
Sistem drainase lokal ( Minor ) adalah suatu jaringan sistem drainase yang melayani
suatu kawasan kota tertentu seperti kompleks permukiman, daerah komersial,
perkantoran dan kawasan industri, pasar dan kawasan parawisata. Sistem ini
melayani area sekitar kurang lebih 10 Ha. Pengelolaan sistem drainase lokal menjadi
tanggungjawab masyarakat, pengembang atau instansi pada kawasan masingmasing.
Sistem Drainase Utama ( Major Urban Drainage )
Sistem Jaringan Utama ( Major Urban Draiange ) adalah sistem jaringan drinase
yang secara struktur terdiri dari saluran primer yang menampung aliran dari saluran
saluran sekunder. Saluran sekunder menampung aliran dari saluran-saluran
tersier. Saluran tersier menampung aliran dari Daerah Alrannya masing-masing.
Jaringan Drainase Lokal dapat langsung mengalirkan alirannya ke saluran Primer,
sekunder maupun tersier.
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 98
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Catatan: walaupun bentuk bangunan tertutup namun karena muka air tidak mengisi seluruh penampang
maka sifat aliran air tetap aliran pada saluran terbuka.
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 99
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
sebagai sidewalk, jalan atau bangunan. Yang perlu diperhatikan adalah di tempattempat tertentu harus ada lubang (manhole) agar dapat dilakukan pembersihan dan
pemeliharaan drainase secara rutin. Jarak manhole ini umumnya berkisar 25 m. Bentukbentuk dan fungsi saluran saluran tertutup secara umum di antaranya dapat dilihat
berikut ini.
Bentuk-Bentuk Umum Saluran Terbuka dan Fungsinya
Drainase tanpa pasangan hanya bentuk tanah merupakan saluran terbuka tanpa
lapisan penguat, dengan persyaratan umum sebagai berikut:
Mempunyai kelandaian yang cukup untuk mengaliran air
Kecepatan aliran memenuhi persyaratan yang diinginkan, sehingga tidak
mengakibatkan kerusakan/pengendapan-pengendapan
Kecepatan didesain berdasarkan konsep stable channel design yaitu ada
keseimbangan antara degradasi dan agradasi
Perhitungan debit dan dimensi saluran harus sudah memperhitungkan tanaman
yang tumbuh di sepanjang saluran. Banyaknya tanaman akan meningkatkan
kekasaran dinding dan dasar saluran yang mengakibatkan penurunan kecepatan
air. Talud atau saluran stabil harus didesain dengan dengan kekuatan tanah.
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 100
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Bangunan Struktur
Bangunan struktur adalah bangunan pasangan disertai dengan perhitunganperhitungan kekuatan tertentu. Contoh bangunan struktur adalah:
Jembatan
Pasangan
Saluran kecil tertutup
Tembok talud saluran
Manhole/bak kontrol ukuran kecil
Street inlet
Tanpa pasangan
Saluran tanah
Saluran tanah berlapis rumput
Saluran tanah berlapis tanah kedap air
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 101
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Sistem drainase lokal (Minor) adalah suatu jaringan sistem drainase yang
melayani suatu kawasan kota tertentu seperti kompleks permukiman, daerah
komersial, perkantoran dan kawasan industri, pasar dan kawasan parawisata.
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 102
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Sistem ini melayani area sekitar kurang lebih 10 Ha. Pengelolaan sistem drainase
lokal menjadi tanggungjawab masyarakat, pengembang atau instansi pada
kawasan masing-masing.
Sistem Drainase Utama (Major Urban Drainage)
Sistem Jaringan Utama (Major Urban Draiange) adalah sistem jaringan drinase
yang secara struktur terdiri dari saluran primer yang menampung aliran dari
saluran saluran sekunder. Saluran sekunder menampung aliran dari saluransaluran tersier. Saluran tersier menampung aliran dari Daerah Alrannya masingmasing. Jaringan Drainase Lokal dapat langsung mengalirkan alirannya ke
saluran Primer, sekunder maupun tersier.
Pengendalian Banjir (flood control)
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 103
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Skematik Lay-Out Dari Drainase Minor Dan Mayor Sistem Drainase Perkotaan
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 104
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
C. Air Bersih
Air bersih memegang peranan penting sebagai kebutuhan pokok dan utama penghidupan
dan kehidupan penduduk di suatu wilayah. Sasaran rencana kebutuhan air bersih
dikategorikan berdasarkan jumlah kebutuhan penduduk pendukung dan kebutuhan aktivitas
perkotaan. Standarisasi kebutuhan air bersih berdasarkan petunjuk pedoman yang berlaku
termasuk sasaranpenggunaanya, antara lain :
a. Air bersih perumahan
Kebutuhan air bersih untuk perumahan digolongkan untuk kebutuhan perjiwa penghuni
(jumlah penduduk). Diasumsikan bahwa tiap satu rumah akan dialami oleh 1 KK dengan
5 jiwa. Tiap 1 jiwa membutuhkan lebih kurang 60 liter/hari.
b. Air bersih fasilitas pendidikan
Kebutuhan air bersih untuk kebutuhan fasilitas pendidikan diketahui setelah dianalisis
besaran jumlah dan jenis fasilitas pendidikan yang akan tersedia hingga akhir tahun
perencanaan. Standar kebutuhan air bersih untuk fasilitas pendidikan berdasarkan
jenjang tingkat pendidikan formal adalah :
-
V - 105
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
V - 106
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Merupakan proses pemurnian/ demineralisasi air suling desalt (Raw Water) prinsip
kerjanya dimulai dari Raw Water yang berada pada Raw water tank dipompa masuk
kedalam Vesel (Mixbed Polisher) yang berisi Resin-Resin. Proses inservice ini
berlangsung terus menerus dan akan berhenti jika Conductivity Air yang keluar dari vesel
menyentuh limit yang ditentukan yaitu 1ms/cm, dengan kata lain hal ini mengindikasikan
bahwa resin resin yang berada pada vesel sudah jenuh dan memerlukan proses
regenerasi.
Regenerasi Resin
Merupakan proses mengembalikan/ mengaktifkan kondisi resin anion dan resin kation
yang telah jenuh akibat digunakan untuk proses pemurnian air.
Umumnya, air tanah yang diambil dari mata air atau memompa air dari confined aquifer
sudah menjadi air bersih. Sehingga yang perlu dilakukan adalah melakukan penetesan air
secara kualitatif sehingga layak untuk dikonsumsi. Bila air baku dari sungai, danau, bendung
atau waduk maka ada beberapa beberapa hal yang harus diketahui menyangkut kualitas
air. Bangunan pengolahan air diperlukan untuk mengubah air baku menjadi air brsih.
Air (yang biasanya keruh) dalam proses di WTP dialirkan ke dalam bak pengendapan awal
(pre-settling tank) untuk melakukan pengendapan awal. Dalam proses pengendapan ini
larutan khlorin (Cl2) dimasukkan ke dalam air untuk membunuh unsur-unsur organik yang
berbahaya. Material padat termasuk lumpur akan terendapkan di dasar bak ini. Selanjutnya
air yang sudah (agak) bersih dialirkan ke bak klarfikasi. Tawas atau alumunium sulfat
(A12SO4) dimasukkan ke dalam bak ini sehingga terjadi penggumpalan (koagulasi), air
menjadi lebih bersih dan endapan hasil dari gumpalan akan terkumpul didasar bak
pengendapan. Khlorin juga ditambahkan dalam proses ini untuk mematikan unsur-unsur
organik yang masih ada di dalam air.
Selanjutnya air dialirkan ke bak penyaringan, bahan untuk menyaring air dipakai biasanya
ijuk, pasir dan kerikil (sering juga ditambahkan arang). Kotoran yang maih ada akan terpisah
dari air. Di dalam bak ini perlu dibuat bak penampung kotoran yang terpisah dari air.
Walaupun demikian karena proses volume air yang diproses cukup banyak masih ada juga
sisa kotoran, endapan yang akan semakin banyak dengan semakin banyaknya air yang
diproses. Oleh karena itu perlu dilakukan pencucian air mulai dari bak pengendapan, bak
klarifikasi dan bak penyaringan. Proses pencucian dilakukan secara kontinyu sehingga
komponen-komponen yang ada dalam setiap bak akan selalu relatif bersih.
Direkomendasikan untuk menentukan periode pencucian yang tetap untuk setiap WTP
karena kualitas air baku yang diambil berbeda.
Air bersih selanjutnya dialirkan ke penampungan air bersih dan perlu juga ditambahkan
larutan kapur (CaOH) untuk pengontrolan keasaman air yang biasanya 8 pH. Air yang
mempunyai pH rendah akan bersifat asam dan mempunyai sifat korosif untuk pipa-pipa
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 107
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
pengaliran. Sebaliknya air dengan pH yang tinggi juga kuran baik karena bila digunan untuk
mencuci dengan sabun busanya hanya sedikit.
Dari bangunan intake, air akan dipompa ke bak koagulasi ini. pada proses koagulasi
ini dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya air sungai
atau air-air kotor biasanya berbentuk koloid dengan berbagai partikel koloid yang
terkandung di dalamnya. Destabilisasi partikel koloid ini bisa dengan penambahan
bahan kimia berupa tawas, ataupun dilakukan secara fisik dengan rapid mixing
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 108
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
(pengadukan cepat), hidrolis (terjunan atau hydrolic jump), maupun secara mekanis
(menggunakan batang pengaduk). Biasanya pada WTP dilakukan dengan cara
hidrolis berupa hydrolic jump. Lamanya proses adalah 30 90 detik.
Flokulasi
Setelah dari unit koagulasi, selanjutnya air akan masuk ke dalam unit flokulasi. Unit
ini ditujukan untuk membentuk dan memperbesar flok. Teknisnya adalah dengan
dilakukan pengadukan lambat (slow mixing).
Sedimentasi
Setelah melewati proses destabilisasi partikel koloid melalui unit koagulasi dan unit
flokulasi, selanjutnya perjalanan air akan masuk ke dalam unit sedimentasi. Unit ini
berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah didestabilisasi
oleh unit sebelumnya. Unit ini menggunakan prinsip berat jenis. Berat jenis partikel
koloid (biasanya berupa lumpur) akan lebih besar daripada berat jenis air. Dalam bak
sedimentasi, akan terpisah antara air dan lumpur.
Filtrasi
Setelah proses sedimentasi, proses selanjutnya adalah filtrasi. Unit filtrasi ini, sesuai
dengan namanya, adalah untuk menyaring dengan media berbutir. Media berbutir ini
biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica, dan kerikil silica denga ketebalan berbeda.
Dilakukan secara gravitasi.
3) Reservoir
Setelah dari WTP dan berupa clear water, sebelum didistribusikan, air masuk ke dalam
reservoir. Reservoir ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih
sebelum didistribusikan melalui pipa-pipa secara grafitasi. Karena kebanyakan distribusi
di kita menggunakan grafitasi, maka reservoir ini biasanya diletakkan di tempat dengan
eleveasi lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran distribusi. Biasanya
terletak diatas bukit, atau gunung.
Gabungan dari unit-unit pengolahan air ini disebut IPA Instalasi Pengolahan Air. Untuk
menghemat biaya pembangunan, biasanya Intake, WTP, dan Reservoir dibangun dalam
satu kawasan dengan ketinggian yang cukup tinggi, sehingga tidak diperlukan pumping
station dengan kapasitas pompa dorong yang besar untuk menyalurkan air dari WTP ke
reservoir. Setelah dari reservoir, air bersih siap untuk didistribusikan melalui pipa-pipa
dengan berbagai ukuran ke tiap daerah distribusi.
V - 109
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
STP biasanya diletakkan di daerah yang relatif rendah dan diatas MAT (Muka Air Tanah)
yang dilengkapi dengan daerah pengolahannya, dan dekat daerah pembuangannya.
Sedangkan untuk STP individual diletakkan pada setiap blok permukiman ata bangunan.
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 110
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
E. Persampahan
Perkotaan atau kawasan metropolitan merupakan perwujudan perkembangan yang alamiah
dari suatu proses globalisasi yang berkembang sangat pesat. Salah satu persoalan yang
dihadapi dari perkembangan kawasan yaitu sampah. Sampah adalah limbah yang bersifat
padat, yang terdiri dari zat atau bahan organik dan non- organik, yang dianggap tidak
berguna/ tidak memiliki manfaat lagi dan harus dikelola dengan baik sedemikian rupa agar
tidak membahayakan lingkungan. Adapun faktor yang mempengaruhi macam, jenis, dan
besarnya timbunan sampah yaitu:
Jenis bangunan yang ada
Tingkat aktivitas
Iklim
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 111
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Musim
Letak geografis
Topografi
Jumlah penduduk
Sosial- ekonomi
Perkembangan teknologi
Sumber persampahan di perkotaan dapat dibedakan sebagai berikut (Widyadmoko, 2002 :
2) :
a. Sampah Rumah Tangga, merupakan sampah yang berasal dari rumah tangga ini dapat
terdiri dari berbagai macam jenis sampah, antara lain:
-
Sampah Basah atau sampah yang terdiri dari bahan-bahan organik yang mudah
membusuk yang sebagian besar adalah sisa makanan, potongan hewan, sayuran
dan lain-lain.
Sampah Kering yaitu sampah yang terdiri dari logam, seperti besi tua, kaleng bekas
dan sampah kering nonlogam seperti kayu, kaca, keramik, batu-batuan dan sisa kain.
Sampah Lembut misalnya sampah debu yang berasal dari penyapuan lantai rumah,
gedung, penggergajian kayu dn abu yng berasal dari sisa pembakaran kayu, sampah
dan rokok.
Sampah Besar atau sampah yang terdiri dari buangan rumah tangga yang besarbesar seperti meja, kursi, kulkas, televisi, radio dn peralatan dapur.
b. Sampah Komersial, yaitu sampah yang berasal dari kegiatan komersial seperti pasar,
pertokoan, rumah makan, tempat hiburan, penginapan, bengkel, kios dan sebagainya.
Demikian pula dari institusi seperti perkantoran, pendidikan, tempat ibadah, dan lembaglembaga non komersial lainnnya.
c. Sampah Bangunan, yaitu sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan termasuk
pemugaran dan pembongkaran suatu bangunan seperti semen, kayu, batu bata, genting
dan sebagainya.
d. Sampah Fasilitas Umum, yaitu sampah ini berasal dari pembersihan dan penyapuan
jalan, trotoar, taman,lapangan, tempat rekreasi dan tempat umum lainnya. Contoh jenis
sampah ini adalah daun, ranting, tempat pembungkus, plastik, rokok, debu dan lain-lain.
Berdasarkan sifatnya sampah digolongkan atas (Hadiwiyoto, 1983:14):
a. Sampah organik, terdiri atas daun-daunan, kayu, kertas, karton, tulang, sisa-sisa
makanan ternak, sayur dan buah
-
b. Sampah anorganik, terdiri atas kaleng, plastik, besi dan logam-logam lain, gelas, mika
-
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 112
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Satuan
Per orang/hari
Per orang/hari
Per orang/hari
Per orang/hari
Per petugas/hari
Per murid/hari
Per meter/hari
Per meter/hari
Per meter/hari
Per meter2/hari
Volume (liter)
2.25-2.50
2.00-2.25
1.75-2.00
0.50-0.75
2.50-3.00
0.10-0.15
0.10-0.15
0.10-0.15
0.05-0.10
0.20-0.60
Berat (kg)
0.350-0.400
0.300-0.350
0.250-0.300
0.250-0.100
0.150-0.350
0.010-0.020
0.020-0.100
0.010-0.050
0.005-0.025
0.100-0.300
Sumber : SK SNI-04-1993-03
Komponen Sampah
Kertas
Karton
Plastik
Kain
Karet
Kulit
Kaca
Kaleng
Alumunium
Logam lain
Abu/debu dan lain-lain.
Sampah basah
Besaran timbunan sampah berdasarkan klasifikasi kota dapat dilihat pada tabel berikut.
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 113
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Klasifikasi Kota
Kota sedang
Kota kecil
Satuan
Volume (l/orang/hari)
Berat (kg/orang/hari)
2.75-3.25
0.70-0.80
2.50-2.75
0.625-0.7
Sumber : SK SNI-04-1993-03
Sedangkan untuk kota besar atau metropolitan diharuskan mengadakan pengambilan dan
pengukuran timbunan sampah. Faktor yang mempengaruhi jumlah timbunan sampah antara
lain (Pomalingo, 2000:7):
a. Letak geografis
b. Klimatologis
c. Frekuensi pengumpulan sampah
d. Karakteristik populasi
e. Kebiasaan masyarakat
Kuantitas sampah yang dihasilkanakan dikumpulkan ataupun dikelola dengan
menggunakan sarana dan prasarana, berupa penyediaan;
a. Gerobak 1 M2 untuk 200 KK.
b. Tempat pembuangan sementara (TPS) untuk 150 KK
c. Container sampah dengan volume 6 8 M2 2.000 KK.
Jumlah, Komposisi, Karakteristik Rata-Rata dan Ciri Sampah di Kota-Kota Besar
No.
1
Uraian
Sumber sampah
Sampah rumah tangga
Sampah perkotaan, industri non proses
Jalan-jalan, taman dan lain-lain
Komposisi sampah
Sampah organik
Kertas
Kayu
Plastik
Logam
Kaca
Karet
Jumlah sampah
Produksi sampah
Berat jenis
Karakteristik sampah
Kadar air
Nilai kalor
Kadar abu
Volume
80 %
11 %
9%
79,5 %
8%
3,65 %
3,67 %
1,37 %
0,05 %
0,05 %
0,5-2,5 kg/orang/hari
0,2 kg/orang/hari
60,09 %
5,32 %
10,59 %
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 114
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 115
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
F. Jaringan Listrik
Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia terus meningkat sesuai dengan laju pertumbuhan
ekonomi dan pertambahan penduduk. Listrik merupakan bentuk energi yang paling
bermanfaat dan tepat bagi kehidupan manusia modern seperti sekarang ini, dimana energi
listrik mempunyai satu fungsi fundamental yang dapat memberikan suatu kebutuhan atau
pelayanan daya listrik yang diperlukan oleh konsumen.
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 116
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
G. Telekomunikasi
Jaringan telekomunikasi pada umumnya terlayani dengan jaringan dari Telkom dan Base
Tranceiver Station (BTS). Untuk skenario penanganan jangka panjang, direkomendasikan
menggunakan sistem fiber optic. Jaringan fiber optic yaitu jaringan berkecepatan tinggi
dengan kabel serat optik yang merupakan helaian optik murni yang sangat tipis dan dapat
membawa informasi digital untuk jarak jauh.
H. Fire Hydrant
Kota besar menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat, dimana merupakan sentra dari
kegiatan ekonomi yang berpengaruh terhadap tingginya arus tenaga kerja baik dari dalam
maupun dari luar wilayah itu sendiri. Masalah yang timbul dari perkembangan perkotaan
yaitu kepadatan penduduk yang berpengaruh terhadap munculnya permukimanpermukiman padat penduduk. Salah satu permasalahan yang timbul dari munculnya
permukiman padat yaiu terjadinya kebakaran. Untuk mengurangi resiko terjadinya
kebakaran pada suatu wilayah maka dibutuhkan perencanaan fire hydrant.
Fire hydrant merupakan salah satu sistem kebakaran dengan sistem yang terorganisir
sehingga memiliki keterkaitan satu sama lainnya yang tidak dapat dipisahkan, sehingga
pada sistem jaringan hydrant apabila salah satu komponen bermasalah akan
mempengaruhi kinerja hydrant secara keseluruhan.
Sistem instalasi jaringan hydrant terdiri dari :
Fire Pumps ( yang meliputi Diesel Pump, Electrical Pump, dan Jockey pump )
Hydrant Pillar
Hydrant Box ( indoor ataupun outdoor )
Hoose reel
Siamese connection ( Fire Department Connection )
Hose
Noozle
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 117
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Konsep Fire Management Area (FMA) atau sering disebut sebagai konsep Wilayah
Manajemen Kebakaran (WMK). WMK merupakan salah satu dasar pokok dalam
perencanaan sistem penanggulangan kebakaran di perkotaan yang menentukan efektivitas
pemadaman suatu areal atau wilayah, disamping penentuan penyediaan air untuk
pemadaman. Untuk menentukan jumlah kebutuhan air untuk pemadaman di setiap WMK
dibutuhkan analisis resiko kebakaran, dimana di dalam analisis tersebut diperhitungkan
volume total bangunan, angka resiko bahaya kebakaran, serta angka klasifikasi konstruksi
bangunan. Konstruksi suatu bangunan harus mampu menciptakan kestabilan struktur
selama kebakaran untuk memberikan waktu bagi penghuni untuk menyelamatkan diri dan
memberikan kesempatan petugas untuk beroperasi.
Konsep WMK dirancang untuk mendukung tercapainya sistem penanggulangan kebakaran
yang efektif yang ditentukan melalui waktu tanggap (respond time) dan bobot serangan
(weight of attack). Waktu tanggap terhadap pemberitahuan kebakaran adalah total waktu
dari saat menerima berita pengiriman pasukan dan sarana pemadaman kebakaran ke
lokasi kebakaran sampai dengan kondisi siap untuk melaksanakan pemadaman kebakaran.
Waktu tanggap terdiri atas waktu pengiriman pasukan dan sarana pemadam kebakaran
(dispatch time), waktu perjalanan menuju lokasi kebakaran, dan waktu menggelar sarana
pemadam kebakaran sampai siap untuk melaksanakan pemadaman (lihat Peraturan
Menteri PU No. 25/PRT/M/2008 sebagai referensi). Untuk kondisi di Indonesia, waktu
tanggap tidak lebih dari 15 (lima belas) menit. Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu
tanggap adalah :
Sistem pemberitahuan kejadian kebakaran untuk menjamin respon yang tepat;
Tipe layanan yang dilakukan oleh instansi penanggulangan kebakaran;
Ukuran atau luasan wilayah yang dilayani termasuk potensi bahaya di lokasi WMK dan
kapasitas kemampuan yang ada;
Perjalanan petugas & kendaraan pemadam menuju ke lokasi kebakaran.
Untuk menjamin kualitas bobot serangan dan respond time yang tepat termasuk unsur jarak
atau aksesibilitas maka ditentukan pos-pos pemadam kebakaran dalam setiap WMK.
Secara kuantitas disebutkan bahwa daerah layanan dalam setiap WMK tidak melebihi radius
7,5 km, di luar daerah tersebut dikategorikan sebagai daerah yang tidak terlindung
(unprotected area). Daerah yang sudah terbangun harus mendapatkan perlindungan dari
mobil pemadam kebakaran yang pos terdekatnya berada dalam jarak 2,5 km dan berjarak
3,5 km dari sektor.
Berdasarkan unsur-unsur di atas, maka selanjutnya dibuat peta jangkauan layanan
penanggulangan kebakaran secara rinci yang menunjukkan lokasi dari setiap pos pemadam
di wilayah tersebut. Peta jangkauan layanan penanggulangan kebakaran secara geografis
bisa kurang tepat dengan mengingat adanya jalan atau infrastruktur lainnya, sungai, bukitbukit dan batas-batas fisik lainnya. Penerapan WMK memiliki peran strategis dalam
penentuan persyaratan sumber air untuk pemadaman kebakaran di wilayah kota.
Kebutuhan air untuk setiap WMK ditentukan dengan analisis resiko kebakaran dengan
memperhitungkan potensi bahaya kebakaranyang terdapat dalam WMK, yang dinyatakan
dalam volume bangunan yang terkena kebakaran, kelas bahaya hunian, kelas konstruksi
bangunan dan factor bahaya kebakaran. Bagan Alir untuk menyusun Rencana Induk Sistem
Penanggulangan Kebakaran Kota / kabupaten (Permen PU No. 25/PRT/M/2008) Dari
kebutuhan air total yang dibutuhkan pada setiap WMK, serta dengan memperhitungkan laju
pengeluaran air (delivery rate) dan laju penerapan air efektif (application rate) untuk
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 118
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
pemadaman kebakaran, maka dapat ditentukan kebutuhan pos atau stasiun kebakaran
yang memadai termasuk sarana hidran, mobil tangki dan titik-titik penghisapan air yang
diperlukan untuk menjamin efektivitas pemadaman kebakaran. Dari volume ini dapat
direncanakan jumlah dan kualifikasi personil, sarana, peralatan dan kelengkapan penunjang
lainnya. Peralatan sederhana seperti Alat Pemadam Api Ringan (APAR) sebaiknya tersedia
pada tiap pos kebakaran lingkungan (min 10 buah @ 10 kg).
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 119
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
dibandingkan dengan tempat. Ketika penduduk mendapatkan keuntungan dari produk yang dijual,
maka penduduk akan semakin tremotivasi untuk menciptakan produk yang lebih baik.
Pengembangan stasiun pelayanan sisi jalan / Anjungan Cerdas memiliki peran yang luas dan
multifungsi, yaitu tidak hanya sebagai perlengkapan jalan dengan fungsi utama untuk beristirahat,
melainkan juga pemberdayaan ekonomi lokal. Anjungan Cerdas juga berupa wadah inkubasi
bisnis bagi penduduk lokal maupun sebagai penghubung regional (regional linkages) yang
menjembatani kebutuhan informasi antara pengguna jalan dan berbagai potensi ekonomi di
sepanjang jalan maupun pada wilayah atau kawasan. Oleh karena itu, kajian pengembangan
Anjungan Cerdas sebagai bentuk skema investasi pada kawasan tertentu dilakukan.. Hal ini
dimaksudkan agar wilayah- wilayah atau kawasan-kawasan tersebut mampu mendapatkan
manfaat sebesar-besarnya atas pengembangan Anjungan Cerdas.
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 120
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 121
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 122
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Bangunan yang di rencanakan ini memiliki beberapa massa bangunan yang menyebar
sesuai dengan fungsinya, sehingga di perlukan suatu bentuk yang dapat terlihat secara
visual sebagai penangkap (vocal point) dari area pusat fotografi ini.
Selain itu juga di harapkan dari bangunan ini akan dapat menjadi salah satu daya tarik
tersendiri bagi lingkungan sekitarnya.
2) Pencapaian Tapak
Pencapaian tapak dari luar dapat di capai dari dua akses jalan raya. Pemikiran akan
pencapaian tapak sengaja di bagi menjadi dua dengan memperhatikan akan kebutuhan
parkir dan pencapaian ke dalam bangunan. Selain itu juga kembali memperhatikan akan
kedua sasaran pengunjung dari pusat potografi ini sendiri yang terbagi atas masyarakat
umum dan masyarakat fotografi. Pencapaian dari akses utama lebih di tujukkan kepada
masyarakat umum yang berkepentingan di area ini hanya untuk jangka waktu yang tidak
terlalu lama, sedangkan akses masuk dari jalan masuk samping (side enterance) lebih
di tujukkan kepada pengelola atau pengunjung tetap untuk memudahkan pencapaian ke
fasilitas-fasilitas bangunan.
Jalan masuk servis di capai dari jalan masuk utama, akan tetapi pencapaiannya kearah
servis memiliki jalan tersendiri yang sama dengan jalan dari para pengelola dan
karyawan fasilitaspusat fotografi ini. Jalan masuk untuk mobil pemadam kebakaran juga
di asumsikan dapat melalui jalan yang sama.
3) Sirkulasi dalam Tapak
Sirkulas di dalam tapak di bagi atas sirkulasi kendaraan dan sirkulasi pengunjung. Untuk
sirkulasi kendaraan dalam tapak bagi menjadi sirkulasi mobil dan sirkulasi sepeda motor,
serta di terapkan sistem sirkulasi dua arah, kecuali pada daerah penurunan penumpang
di depan bangunan penerima.
Untuk sirkulasi pengujung dapat di bedakan menjadi dua yaitu sirkulasi penghuni tetap
(masyarakat dan pengelola) dan sirkulasi pengunjung (masyarakat umum). Untuk pola
sirkulasi pengunujung dan penghuni dapat di lihat skemanya. Sistem sirkulasi secara
keseluruhan bersifat radialdengan bertumpu pada satu area terbuka di tengah tapak
yang berfungsi sebagai area terbuka. Dari hal inilah kemudian sistem sirkulasi menyebar
kemasing-masing fasilitas yang ada. Sirkulasi pengunjung dan penghuni dapat saling
overlaap satu dengan yang lainnya. Sirkulasi pengunjung dari bangunan penerima lebih
di arahkan untuk menuju ke hall di tengah dulu sebelum di arahkan menuju ke masingmasing fasilitas bangunan, sementara sirkulasi penghuni di arahkan langsung dari satu
fasilitas ke fasilitas lainnya untuk memudahkan pencapaian kedalam bangunan.
Pola sirkulasi dalam bangunan bisa bersifat linear dan menyebar, jadi dalam satu fasilitas
memiliki akses masuk tersendiri. Akses masuk dalam bangunan juga tetap dibedakan
sesuai dengan konsep sasaran dari perancangan pusat anjungan cerdas ini, yaitu akses
penghuni dan akses pengunjung, untuk memudahkan pencapaian di dalam ruang.
Sistem sirkulasi terdiri dari;
a)
b)
c)
d)
e)
Pintu masuk
Tata letak bangunan
Hirarki jalan, demensi dan ukuran
Pedestrian
Kelengkapan jalan (drainase, bahujalan, pembatas)
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 123
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
f)
Kelengkapan vegetasi
4) Analisis Tapak
Analisis tautan merupakan suatu kegiatan riset praperancangan yang memusat pada
kondisi-kondisi yang ada, dekat dan potensial pada dan di sekitar sebuah tapak proyek.
Analisis tersebut, sedikit banyak, merupakan suatu penyelidikan atas seluruh tekanan,
gaya, dan situasi serta perhubungan timbale baliknya pada lahan di mana anjungan akan
didirikan.
Peran utama dari analisis tautan dalam perancangan adalah memberi kita informasi
mengenai tapak kita sebelum memulai konsep-konsep perancangan kita sehingga
pemikiran dini kita tentang bangunan kita dapat menggabungkan tanggapan-tanggapan
yang berarti terhadap kondisi-kondisi luaran.
Persoalan-persoalan tapak yang khas yang di tunjukkan pada suatu analisis tautan
adalah lokasi tapak, ukuran, bentuk, kontur, pola-pola drainase, tata wilayah dan garis
sempadan, utilitas, cirri-ciri di atas tapak yang penting (bangunan, pepohonan, dll), lalu
lintas di sekitarnya, pola-pola lingkungan, pemandangan kea rah dan tapak seta
iklim.Sebagai perancang kita perlu mengetahui sesuatu hal mengenai persoalanpersoalan ini agar dapat merancang sebuah bangunan yang berhasil yang tidak hanya
memenuhi pertanggung jawab internalnya saja (fungsi) tetapi juga berhubungan baik
dengan lingkungan eksternalnya. Karena bangunan kita akan berada untuk banyak
tahun, analisis tautan kita haruslah mencoba membahas kondisi-kondisi di masa depan
yang potensial dan juga kondisi-kondisi yang dapat kita amati pada tapak sekarang ini.
Beberapa dari perspoalan-persoalan yang serupa dalam kaitan ini adalah pola-pola
tatawilayah yang berubah-ubah di sekitar tapak kita, perubahan arah pada jalan-jalan
besar dan kecil, pola-pola cultural yang berubah-ubah di lingkungan sekitar dan
pembangunan proyek-proyek yang penting yang berdekatan yang membawa dampak
pada tapak anjungan cerdas yang meliputi;
a) Pengolahan fisik alam
b) Geometri jalan yang memperhitungkan alinyemen vertikal dan horisontal, jarak
pandang, serta arus lalu lintas.
c) Orientasi kendaraan pengunjung melalui traffic flow dan fasilitas parkir untuk tiap
jenis kendaraan dengan koordinasi arah pejalan kaki dan jalur pedestrian menuju
area utama rest area.
d) Sistem infrastruktur dan utilitas
e) Design Rekayasa tapak (cut & fill kontur, kalan/pedestrian, drainase, turap,
perkerasan)
f) Layout termasuk parkir, pencahayaan (lighting dan sirkulasi, bangunan, vegetasi
dan kenyamanan (amenities).
g) Grading dan drainase harus harmonis dengan bentuk lahan dan lingkungan serta
mengikuti kelerengan yang ada dan pola drainase alam.
h) Tata vegetasi
i) Landscape Architectural Elements: planting dan hardscape.
j) Gubahan massa dan bentuk bangunan
k) Penerapan Sustainable Architecture
5) Dokumen DED Anjungan Cerdas
a) Membuat gambar-gambar detail perencanaan terdiri dari gambar arsitektur, struktur,
mekanikal dan elektrikal dan detail landscape
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 124
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
b)
c)
d)
e)
Gambar Kerja
Dokumen Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
Dokumen Spesifikasi Teknis
Dokumen Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Bill of Quantity (BoQ)
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
V - 125
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metropolitan Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
Ahli Ekonomi
Wilayah
Ahli Teknik
Air Limbah
Ahli Pengelolaan
Sumber Daya Laut
Ahli
Pemetaan
Ahli
Pembiayaan
Program
Ahli
Penanganan
Bencana Alam
TENAGA PENDUKUNG
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
Sekretaris
Ahli Teknik
Persampahan
Ahli Perkebunan
dan Pertanian
Ahli
Kemitraan
Ahli Teknik
Air Minum
Ahli Komunikasi
Massa
Ahli
Arsitektur
Ahli
Pengelolaan
Hutan
Ahli
Pengembangan
Kawasan Industri
Ahli
Lansekap
Ahli
Pengembangan
Sumber Daya Air
Operator Komputer
Ahli Lingkungan
Hidup
Ahli Desain
Grafis
Ahli Teknik
Komunikasi
Ahli
Pengembangan
Pariwisata
Ahli Penyiapan
Dokumen Tender
(Cost Estimator)
Operator Digitasi
V - 126
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metro Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
VI - 1
USULAN TEKNIS
Rencana Pengembangan Kawasan Metro Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru
PT.WISWAKHARMAN
Jl. Bukit Tenis, No. 4 Bukit Sari, Semarang
Telp. (024) 7463033; Fax. (024) 7474561
VIII - 1