Anda di halaman 1dari 31
POLITEKNIK NEGERI MALANG acl REO UPUMLU RCAC ME eer) IDENTIFIKAS|! MASALAH KERUSAKAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN OLEH KEGIATAN MANUSIA SERTA PERUNDANGAN TERBARU YANG MENGATUR TENTANG PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN ADITYA WICAKSONO (02) 1841320146 Va OL MEE) 1841320031 BTV ES.\ 1 mL ea Pea) 1841320175, pa Ben rag 1841320028 KELOMPOK 2 - KELAS 3 MRK 6 DiC DUE Onto eS PROGRAM STUDI D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI STUY se oN bia Oa ca ELBA) MALANG 2021 POLITEKNIK NEGERI MALANG TUGAS 1 Perhatikan film pendek tentang Kerusakan Lingkungan, 1. Sebutkan sumber daya alam apa saja yang rusak, dan sebutkan juga kegiatan manu yang menyebabkan rusaknya lingkungan, n Carilah perundangan (tahun terbaru) yang berkaitan dengan kerusakan Jingkungan yang disebutkan pada no 1 JAWAB: 1. Daripada cuplikan video tersebut, terdapat beberapa kasus kerusakan sumber daya alam dan kerusakan lingkungan yang merupakan dampak dari kegiatan manusi antara lain a) Pembalakan liar * Kerusakan Hutan Akibat Pembalakan Liar Pembalakan liar, penebangan liar atau dikenal juga illegal logging merupakan serangkaian kegiatan penebangan, pengangkutan dan penjualan kayu. termasuk bentuk ancaman faktual disekitar perbatasan yang tidak sah atau tidak memiliki izin dari otoritas setempat. JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MALANG POLITEKNIK NEGERI MALANG Walaupun angka penebangan liar yang pasti sulit didapatkan karena aktivitasnya yang tidak sah, beberapa sumber tepercaya mengindikasikan bahwa lebih dari setengah semua kegiatan penebangan liar di dunia terjadi di wilayah-wilayah daerah aliran sungai Amazon, Aftika Tengah, Rusia dan beberapa negara-negara Asia Tenggara (termasuk Indonesia) Penebangan pohon secara liar juga merupakan salah satu bentuk dari ulah manusia dalam menghancurkan diri sendiri sekaligus alam. Karena dengan menebang pohon tanpa menanaminya kembali, imbas dari aksi tersebut juga akan mengenai manusia sendiri © Dampak kerusakan sumber daya akibat pembalakan liar Dampak yang ditimbulkan oleh adanya aktifitas penebangan pohon tanpa menanaminya kembali akan mengakibatkan kerusakan kerusakan sumber daya yang ada didalamnya, meliputi Dampak ekonomi i. Dampak secara ekonomi karena kehilangan keragaman produk di masa yang akan datang. Selain itu ekonomi di sebuah kawasan akibat illegal logging baik secara langsung ataupun tidak pasti juga terpengaruh, hilangnya sharing hasil hutan, dan kerusakan pemandangan yang memiliki potensi untuk pariwisata JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MALANG POLITEKNIK NEGERI MALANG ii, Hilangnya kesuburan tanah, Salah satu dampak langsung yang akan dirasakan akibat penebangan liar adalah menurunnya kesuburan tanah. Hal ini dikarenakan hilangnya pohon-pohon yang selama ini menjadi ruang untuk air tanah berkumpul Dampak Lingkungan i, Ketidakseimbangan hutan akibat penebangan liar ini juga akan menurunkan kemampuan hutan penahan air, dan sebagainya sehingga akan memicu banyak masalah lingkungan dan juga timbul bencana banjir bandang dan tanah longsor. JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MALANG POLITEKNIK NEGERI MALANG ii, Kerugian bagi kehidupan juga terjadi karena penebangan hutan secara liar ini sehingga keseimbangan dan kelestarian alam tidak lagi terjaga. Secara tidak langsung juga berperan dalam menambah masalah lingkungan seperti pemanasan global yang menambah intensitas mencairnya es di kutub utara, Timbul anomali dan cuaca ekstrim yang tidak terduga. iii, Ketidakseimbangan hutan akibat penebangan liar ini akan menurunkan kemampuan hutan sebagai produsen oksigen, dan meningkatnya polusi udara Karena tidak ada penyerap gas karbondioksida oleh pepohonan dihutan. iv. Bencana kekeringan, Sulitnya Sumber Air Jika pohon hilang dalam jumlah yang banyak, maka keseimbangan sumber daya air ini akan kacau dan menyebabkan tanah tidak lagi dapat menyerap lebih banyak air. Hal inilah yang mempengaruhi penurunan sumber daya air. JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MALANG POLITEKNIK NEGERI MALANG v. Menurunnya Keanekaragaman Hayati. Hutan adalah tempat tinggal alami bagi sebagian besar hewan dan tumbuhan, Keanekaragaman hayati banyak ditemukan di hutan dan jika hutan terus mengalami penurunan luas, maka keanekaragaman hayati pun akan ikut menurun. Dampak Sosial dan Budaya i, Masyarakat kehilangan tempat tinggalnya akibat kerusakan yang timbul dari bencana alam. ii, JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MALANG POLITEKNIK NEGERI MALANG b) Kegiatan Pertambangan Pertambangan merupakan sebuah rangkaian kegiatan dalam rangka atau upaya pencarian, penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian(mineral, batubara, panas bumi, migas). Indonesia senidiri termasuk salah satu daerah penghasil tambang batu bara terbesar di dunia, hal ini tentunya perlu pengawasan yang ketat dalam pelaksanaannya. aktifitas penambangan apabila dilakukan di kawasan hutan dapat merusak ekosistem hutan. Apabila tidak dikelola dengan baik, penambangan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan secara keseluruhan dalam bentuk pencemaran air, tanah dan udara, JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MALANG Dampak kerusakan sumber daya akibat kegiatan penambangan POLITEKNIK NEGERI MALANG Berikut dampak-dampak negatif yang mungkin timbul akibat adanya aktivitas penambangan Dampak Lingkungan Dampak terhadap tanah, tidak hanya air yang tercemar, tanah juga mengalami pencemaran akibat pertambangan, yaitu terdapatnya lubang- lubang besar yang tidak mungkin ditutup kembali yang menyebabkan terjadinya kubangan air dengan kandungan asam yang sangat tinggi. Air kubangan tersebut mengadung zat kimia seperti Fe, Mn, SO4, Hg dan Pb. Fe dan Mn dalam jumlah banyak bersifat racun bagi tanaman yang mengakibatkan tanaman tidak dapat berkembang dengan baik. SO4 berpengaruh pada tingkat kesuburan tanah dan PH tanah, akibat pencemaran tanah tersebut maka tumbuhan yang ada diatasnya akan mati Meningkatnya Ancaman Tanah Longsor Dari hasil observasi di lokasi penambangan emas secara tradisional di lapangan ditemukan bahwa —aktivitas_ penambangan _berpotensi meningkatkan ancaman tanah longsor. Dilihat dari Teknik penambangan, dimana penambang menggali bukit tidak secara berjenjang (trap-trap), ‘namun asal menggali saja dan nampak bukaan penggalian yang tidak teratur dan membentuk dinding yang lurus dan menggantung (hanging wall) yang sangat rentan runtuh (longsor) dan dapat mengancam keselamatan jiwa para penambang. JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MALANG @ iv. POLITEKNIK NEGERI MALANG Hilangnya Vegetasi Penutup Tanah Penambang (pendulang) yang menggali tanah atau material tidak melakukan upaya reklamasi atau reboisasi di areal penggalian, tapi membiarkan begitu saja areal penggalian dan pindah ke areal yang baru, Tampak di lapangan bahwa penambang membiarkan lokasi penggalian begitu saja dan terlihat gersang, Bahkan penggalian yang terlalu dalam membetuk kolam-kolam pada permukaan tanah yang kedalamannya mencapai 3-5 meter. Areal bekas penggalian yang dibiarkan begitu saja berpotensi mengalami erosi dipercepat karena tidak adanya vegetasi penutup tanah. Kali kecil yang berada di dekat lokasi penambangan juga terlihat mengalami erosi pada tebing sisi kanan dan kirinya, JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MALANG POLITEKNIK NEGERI MALANG Selain itu telah terjadi pelebaran pada dinding tebing sungai, akibat diperlebar dan diperdalam guna melakukan aktivitas pendulangan dengan memanfaatkan aliran kali untuk mencuci tanah, v. _ Sedimentasi dan Menurunnya Kualitas Air Aktivitas penambangan emas secara tradisional yang memanfatkan aliran kali membuat air menjadi keruh dan kekeruhan ini nampak terlihat di saluran primer yakni kali Anafre, Pembuangan tanah sisa hasil pendulangan turut meningkatkan jumlah transport sedimen. vi. Pencemaran air laut akibat penambangan terjadi pada saat aktivitas bongkar muat dan tongkang angkut batubara, Selain itu, pencemaran juga dapat ‘mengganggu kehidupan hutan mangrove dan biota yang ada di sekitar laut tersebut, JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MALANG POLITEKNIK NEGERI MALANG Dampak sosial ekonomi i, Penambangan dapat menghancurkan sumber-sumber kehidupan rakyat Karena lahan pertanian yaitu hutan dan lahan-lahan sudah dibebaskan oleh perusahaan, Hal ini disebabkan adanya perluasan tambang. sehingga mempersempit Iahan usaha masyarakat, akibat perluasan ini juga bisa menyebabkan terjadinya banjir Karena hutan di wilayah hulu yang semestinya menjadi daerah resapan aitr telah dibabat habis. Hal ini diperparah oleh buruknya tata drainase dan rusaknya kawan hilir seperti hutan rawa, Dampak Kesehatan i. Limbah pencucian zat-zat yang sangat berbahaya bagi Kesehatan manusia jika aimya dikonsumsi dapat menyebabkan penyakit kulit pada manusia seperti kanker kulit JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MALANG POLITEKNIK NEGERI MALANG ©) Kebakaran Hutan Kerusakan hutan akibat pembakaran hutan untuk pembukaan lahan perkebunan dan pertanian Kebakaran hutan yaitu kebakaran yang terjadi di dalam kawasan hutan, sedangkan kebakaran lahan adalah kebakaran yang terjadi di luar kawasan hutan dan keduanya bisa terjadi baik disengaja maupun tanpa sengaja (Hatta, 2008). Kebakaran hutan ialah terbakarya sesuatu yang menimbulkan bahaya atau mendatangkan bencana. Sekitar 98 persen kebakaran hutan dan lahan gambut di Indonesia terjadi akibat ulah manusia, baik karena kesengajaan maupun kelalaian, Pengelolaan lahan gambut yang, tidak tepat, seperti praktik pembukaan lahan untuk pertanian dan perkebunan, adalah beberapa contohnya. JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MALANG POLITEKNIK NEGERI MALANG Pembukaan lahan ini biasanya diikuti pengeringan serta pembersihan lahan dengan api. Padahal, tanah gambut yang kering akan mudah sekali untuk terbakar jika terkena api. Pada tahun 2019 Jalu, kebakaran hutan dan lahan di Indonesia setidaknya menghanguskan 1,6 juta hektar lahan, dan sekitar 500 ribu hektamnya terjadi di lahan gambut. Sepanjang Januari hingga Desember 2019, terdapat 55.006 peringatan kebakaran di tujuh provinsi prioritas restorasi gambut, Puncak peringatan kebakaran terjadi di bulan September. © Dampak kerusakan sumber daya akibat kebakaran hutan Berikut dampak-dampak negatif yang mungkin timbul akibat adanya kebakaran hutan Dampak Lingkungan i, Menurunkan kesuburan tanah gambut Lahan gambut dikenal memiliki tingkat keasaman yang tinggi. Banyak yang berpikir bahwa membakar lahan gambut dapat mengurangi kadar keasaman tanah, Padahal, beberapa tahun setelah dibakar, lahan gambut justru akan kembali asam. Hal ini terjadi karena abu bekas terbakar akan hilang terbawa air hujan yang meresap atau mengalir di permukaan tanah. Selain itu, membakar Jahan gambut justru dapat menurunkan kandungan unsur hara yang dibutuhkan tanaman yang hidup di gambut, Salah satunya adalah nitrogen, unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah besar dan sangat penting dalam menunjang pertumbuhan tanaman. JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MALANG iff POLITEKNIK NEGERI MALANG Menghilangkan kemampuan tanah dalam menampung air Pengeringan atau drainase yang terlalu dalam pada lahan gambut dapat menyebabkan tanah gambut di bagian atas menjadi kering dan mudah terbakar. Ketika tanah gambut kering, kemampuannya dalam menahan atau menampung air akan hilang (irreversible drying atau kering tidak balik). Selain akibat pengeringan, tanah gambut juga bisa berada dalam kondisi ini jika terpapar suhu 80 derajat Celsius atau lebih. Padahal, suhu permukaan Jahan gambut yang terbakar dapat mencapai 1.000 derajat Celsius. Meningkatnya suhu di permukaan tanah gambut akan memicu i di Jahan gambut yang bersifat anti air, sehingga gambut tidak akan mampu meningkatnya komponen-komponen hidrofobik, komponen. ki menampung air, Lahan gambut dengan intensitas kebakaran berat akan kehilangan hampir satu perempat kemampuannya dalam menampung air. Akibainya, tanaman asligambut akan lebih mudah kekurangan air jika musim kemarau tiba, Hilangnya cadangan karbon yang sangat besar Keseluruhan Jahan gambut yang ada di dunia hanya melingkupi 3% dari total daratan, Namun, lahan ini dapat menyimpan Karbon hingga 550 gigaton karbon atau setara dengan 30% dari jumlah karbon tanah yang tersimpan di seluruh dunia, Lahan gambut di Indonesia dapat menyimpan hingga 57 gigaton karbon atau 20 kali lebih besar dari tanah mineral. JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MALANG POLITEKNIK ) | NEGERI MALANG Kebakaran hutan dan lahan pada 2019 telah melepaskan karbon sebanyak 109 juta ton Karbon dioksida ekuivalen, yang 82,7 juta ton di antaranya berasal dari emisi tanah gambut (below ground). Hal ini akan memperburuk

Anda mungkin juga menyukai