Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Fondasi, Volume 6 No 1 2017

EVALUASI KINERJA PELAYANAN STASIUN KERETA API


BOGOR DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT
Dwi Esti Intari1, Irma Suryani2, Iswati Septya3.
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jl. Jenderal Sudirman Km.3 Kota Cilegon – Banten Indonesia
echintary@gmail.com1, arsitek17@yahoo.com2

ABSTRAK
Stasiun Bogor merupakan Stasiun KA yang berada di Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Stasiun
Bogor termasuk kedalam kelas Stasiun Besar. Namun pembangunan dan perbaikan saat ini terus dilakukan di
Stasiun Bogor, hal ini karena memiliki kendala tidak cukupun tuk melayani volume penumpang pengguna
jasa. Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui bagaimana kondisi Stasiun Bogor saat ini dan tingkat
kepuasan pengguna jasa terhadap pelayanan Stasiun Bogor, Kota Bogor.
Penelitian ini menggunakan metode survey lapangan dengan melakukan pengamatan di Stasiun
Bogor untuk mengevaluasi kondisi Stasiun Bogor saat ini yang akan dibandingkan dengan ketentuan
Permenhub No. 48 tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Minimum Angkutan Orang Dengan Kereta Api
dan penyebaran kuisioner tentang pelayanan Stasiun Bogor secara langsung kepengguna jasa dengan
menggunakan metode perhitungan ServQual (Service Quality).
Hasil pengamatan langsung kondisi Stasiun Bogor, Stasiun Bogor memenuhi 88,2% fasilitas yang
diatur dalam Permenhub No. 48 tahun 2015. Secara keseluruhan persepsi dan tingkat kepuasan pengguna jasa
terhadap pelayanan Stasiun Bogor adalah belum memuaskan, hal ini dapat dilihat dengan nilai GAP yang
masih minus.
Kata Kunci : Stasiun Bogor, Pengguna Jasa, Kondisi Stasiun Bogor, Tingkat Kepuasan

ABSTRACT
Bogor Station is a railway station in the city of Bogor, West Java Province. Bogor station belongs to
the class of the Big Station. However, the construction and improvement this time is still continues in Bogor
Station, it’s because of Bogor Station has a constraint. And the constraint is not enough to serve the number
of passanger. Therefore it is very important to know how the condition of Bogor Station and the level of
service user satisfaction in Bogor Station.
This study uses a survey method at Bogor Station to evaluate the condition of Bogor Station which
will be compared with Permenhub No. 48 2015 about Minimum Service Standards Public Transport By
Train and the questionnaires about Bogor station direct services to the passanger by using the calculation
ServQual (Service Quality) method.
Direct observation station conditions Bogor, Bogor station facilities meet the 88.2% set out in
Permenhub No. 48 2015. The overall perception of and satisfaction with services Bogor station services are
not satisfactory, this can be seen with the GAP value is minus.
Keywords: Bogor station, service users, conditions of Bogor station, the level of satisfaction.

1. PENDAHULUAN kawasan Jabotabek, yakni menuju Stasiun


A. Latar Belakang Jakarta Kota, Stasiun Kampung Bandan
Stasiun KA merupakan tempat untuk dan Stasiun Jatinegara. Dulu juga terdapat
menaikkan dan menurunkan penumpang pula Kereta Rel Diesel (KRD) yang
yang menggunakan jasa transportasi kereta melayani rute Sukabumi-Bogor bernama
api. Stasiun besar biasanya diberi Kereta api Bumi Geulis yang untuk sudah
perlengkapan yang lebih banyak dari pada tidak aktif karena mengalami kerusakan,
stasiun kecil untuk menunjang yang saat ini rangkaiannya telah menjadi
kenyamanan penumpang maupun calon KRD Patas Bandung non AC.
penumpang kereta api. Stasiun Bogor ini berada di Daerah
Stasiun Bogor dibangun pada tahun Operasi 1 (Daop 1). Stasiun ini memiliki 6
1881. Stasiun yang terletak pada jalur KA. Stasiun ini juga merupakan
ketinggian +246 m ini memberangkatkan stasiun akhir bagi perjalanan Kereta Api.
Kereta Rel Listrik (KRL) yang melayani Stasiun ini bergaya Eropa dengan berbagai

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 11


Jurnal Fondasi, Volume 6 No 1 2017

motif. Misalnya ada yang bermotif E. Batasan Masalah


geometris awan, kaki-kaki singa, dan Batasan masalah yang digunakan
relung-relung bagian lantai. Stasiun ini agar penelitian dapat terarah sesuai
memiliki dua lantai. Desain tangga kayu dengan tujuan penelitian ialah :
meliuk-liuk menghubungkan lantai 1 1) Mengidentifikasi kondisi Stasiun
dengan lantai 2. Karakteristik bangunan Bogor sesuai dengan keadaan saat ini
utama khas dengan gaya Indische Empire dengan ketentuan Peraturan Menteri
sedangkan pada lobi bergaya Neoklasik. Perhubungan No. 48 Tahun 2016.
Desain atap emplasemen 2) Mengidentifikasi tingkat kepuasan
(kanopi/overkapping) membentang lebar pengguna jasa Stasiun Bogor seperti
dengan rangka baja dan penutup atap penumpang dengan berupa data
dengan besi bergelombang. kuisioner.
B. Lokasi Penelitian 3) Dalam penelitian ini bentuk kuisioner
Lokasi penelitian ini di Stasiun untuk mengidentifikasi tingkat
Bogor, Jalan Kapten Muslihat, Bogor kepuasan pengguna jasa berdasarkan
Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat SPM Peraturan Menteri Perhubungan
No. 48 Tahun 2016.
4) Metode yang digunakan untuk
mengolah data tingkat kepuasan
pengguna jasa Stasiun Bogor adalah
dengan metode Servqual.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari
penelitian ini yaitu dapat memberikan
gambaran tentang evaluasi kondisi stasiun
sesuai keadaan saat ini dan juga
Gambar 1.Peta Wilayah Penelitian mengetahui tingkat kepuasan pengguna
Sumber : Google Earth, 2015 jasa stasiun Bogor terhadap sistem
pelayanan stasiun sehingga dapat menjadi
C. Rumusan Masalah acuan untuk melakukan perbaikan secara
Berdasarkan latar belakang diatas pelayanan stasiun Bogor kedepannya.
rumusan masalah dari penelitian ini
adalah: 2. TINJAUAN PUSTAKA
1) Bagaimana menentukan antara persepsi
dan harapan pengguna jasa terhadap
kualitas layanan di stasiun Bogor?
2) Bagaimana menentukan kriteria faktor
yang mempengaruhi prioritas utama di
stasiun Bogor untuk ditingkatkan
kualitas layananya?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1) Mengevaluasi kinerja pelayanan dan
fasilitas yang dianggap penting dalam Gambar 2. Literatur
menentukankepuasan para penumpang
dan pengguna fasilitas di stasiun Bogor A. Peranan dan Pengertian Stasiun Dalam
Jawa Barat sesuai SPM No. 48 Tahun Sistem Transportasi
2016. Terjadinya transformasi dalam era
2) Mengevaluasi kinerja pelayanan perkembangan teknologi dan komunikasi
Stasiun Bogor menggunakan metode saat ini menyebabkan suatu perubahan
servqual besar dalam perkembangan peradaban
manusia yang kian modern. Perkembangan
tersebut semakin baik dari waktu ke waktu
dan berjalan seiring dengan semakin
12 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jurnal Fondasi, Volume 6 No 1 2017

banyaknya kebutuhan dan aktivitas yang  Stasiun besar, menampung


dilakukan manusia. Dengan penumpang ± 20.000 orang/hari.
berkembangnya kebutuhan yang kian 4. Posisi rel terhadap permukaan tanah:
beragam, maka hal tersebut menuntut  Rel di permukaan tanah (on ground
tersedianya sarana dan prasarana yang baik track), dibangun pada ketinggian rel
pula. Salah satu kebutuhan yang ada yang relatif sejajar dengan
menjadi vital saat ini adalah sarana objek permukaan tanah.
suatu tempat pemberhentian sementara  Rel yang dibangun di atas
yang disinggahi oleh moda transportasi itu permukaan tanah (elevated track).
sendiri. Dalam hal ini stasiun menjadi  Rel yang dibangun di bawah tanah
salah satu objek perpindahan manusia (underground track).
ataupun barang yang berfungsi memulai 5. Posisi bangunan stasiun terhadap rel
dan mengakhiri suatu perjalanan dan secara vertikal :
perpindahan objek.  Overtrack station, dibangun di atas
B. Fungsi Stasiun permukaan rel, penumpang yang
Berdasarkan tipologinya, stasiun akan masuk kereta terlebih dahulu
dapat diklasifikasikan menjadi beberapa naik ke bangunan stasiun.
tipe stasiun diantaranya :  Underelevated track, penumpang
1. Fungsi stasiun terhadap pemakainya : diakumulasikan di bangunan stasiun
 Stasiun penumpang, berfungsi kemudian terdistribusi ke concourse
sebagai tempat menaikkan dan di atas bangunan stasiun.
menurunkan penumpang dan  At Grade, bangunan dan rel sejajar,
barang, baik barang milik posisi masuk ke bangunan stasiun
penumpang maupun barang dan ke concourse relatif sama
ekspedisi. tinggi.
 Stasiun barang, berfungsi sebagai 6. Posisi bangunan stasiun terhadap rel
tempat bongkar muat barang dan secara horizontal.
biasanya terletak terpisah dengan 7. Jangkauan pelayanan penumpang
stasiun penumpang. kereta:
 Stasiun langsiran, berfungsi untuk  Stasiun jarak dekat, melayani jarak
menyusun dan mengumpulkan dekat dalam kota.
gerbong-gerbong yang mempunyai  Stasiun jarak menengah, melayani
tujuan yang berbeda-beda. jarak sedang di luar kota yang
2. Posisi Stasiun terhadap jaringan jalur menghubungkan pusat kota dengan
kereta: wilayah suburban.
 Stasiun terminal, berfungsi sebagai  Stasiun jarak jauh, melayani jarak
tempat kereta mengawali dan jauh antar kota, wilayah atau
mengakhiri perjalanan. negara.
 Stasiun persilangan, berfungsi C. Kegiatan di Stasiun
sebagai tempat penumpang dapat Kegiatan di stasiun kereta api
melanjutkan perjalanan ke tujuan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
lain memakai kereta lain. Menteri Perhubungan No. 33 Pasal 9
 Stasiun antara, berada di antara Tahun 2011 Tentang Jenis, Kelas dan
stasiun terminal. Kegiatan Di Stasiun Kereta Api meliputi:
 Stasiun lintasan, berfungsi sebagai a) kegiatan pokok;
tempat perhentian kereta api untuk b) kegiatan usaha penunjang; dan
memberi kesempatan lewat bagi c) kegiatan jasa pelayanan khusus.
kereta lain. D. Persyaratan Teknis Bangunan Stasiun
3. Ukuran stasiun: Berdasarkan Peraturan Menteri
 Stasiun kecil, menampung Perhubungan No. 29 Tahun 2011 tentang
penumpang ± 3.000 orang/hari. Persyaratan Teknis Bangunan Stasiun
 Stasiun sedang, menampung Kereta Api, persyaratan teknis bangunan
penumpang ± 8.000 orang/hari. stasiun kereta api terdiri dari :

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 13


Jurnal Fondasi, Volume 6 No 1 2017

1. Gedung Stasiun Kereta Api pelanggan dengan tata cara yang


a. Gedung untuk kegiatan pokok: konsisten.
1) hall; Data yang dikumpulkan melalui
2) perkantoran kegiatan stasiun; wawancara, kuesioner dan observasi
3) loket karcis; untuk data primer kepada penumpang
4) ruang tunggu; stasiun Bogor dan studi literatur untuk
5) ruang informasi; data sekunder. Analisis data untuk
6) ruang fasilitas umum; mengetahui kualitas pelayanan di stasiun
7) ruang fasilitas keselamatan; Bogor dalam analisis data pada penelitian
8) ruang fasilitas keamanan; ini dilakukan dengan menggunakan
9) ruang fasilitas penyandang cacat metode servqual. Ada lima langkah dalam
dan lansia; dan penerapan metode servqual yaitu
10) ruang fasilitas kesehatan menganalisis tingkat kepentingan,
b. Gedung untuk kegiatan penunjang: menganalisis tingkat harapan pengguna
1) pertokoan; jasa, ketiga menghitung skor GAP dari
2) restoran; masing-masing atribut, keempat
3) perkantoran; menghitung skor kinerja dan harapan
4) perparkiran; setiap dimensi dan terakhir menganalisis
5) perhotelan; dan skor servqual dari masing-masing
6) ruang lain yang menunjang dimensi.
langsung kegiatan stasiun kereta Metode deskriptif adalah suatu
api metode dalam meneliti status sekelompok
c. Gedung untuk kegiatan jasa manusia, suatu obyek, suatu set kondisi,
pelayanan khusus: suatu sistem pemikiran, ataupun suatu
1) ruang tunggu penumpang; kelas peristiwa pada masa sekarang.
2) bongkar muat barang; Tujuan dari penelitian deskriptif ini
3) pergudangan; adalah untuk membuat deskripsi,
4) parkir kendaraan; gambaran atau lukisan secara sistematis,
5) penitipan barang; aktual dan akurat mengenai fakta-fakta,
6) ruang atm; dan sifat-sifat serta hubungan antar fenomena
7) ruang lain yang menunjang baik yang diselidiki.Dalam hal ini, digunakan
secara langsung maupun tidak skala 5 tingkat (Skala Likert) yang terdiri
langsung kegiatan stasiun kereta dari sangat penting, penting, cukup
api. penting, kurang penting, dan tidak
E. Metode Service Quality (ServQual) penting. Kelima penilaian tersebut
Metode Penelitian disusun untuk diberikan bobot sebagai berikut :
mengarahkan pembahasan studi secara a. Jawaban sangat penting, bobot 5
terstruktur. Metodologi penelitian b. Jawaban penting, bobot 4.
digunakan untuk menganalisis dan c. Jawaban cukup penting, bobot 3.
mengklarifikasikan data dengan berbagai d. Jawaban kurang penting, bobot 2.
teknik seperti survey, observasi, literatur e. Jawaban tidak penting, bobot 1.
dan lain-lain. Metode Service Quality Untuk kinerja/pelayanan diberikan
(ServQual) secara umum dan lima penilaian dengan bobot sebagai
dipergunakan dalam bebagai bidang berikut:
kajian karena kemudahan untuk a. Jawaban sangat baik diberi bobot 5.
diterapkan dan tampilan hasil analisa b. Jawaban baik diberi bobot 4.
memudahkan usulan perbaikan c. Jawaban cukup baik diberi bobot 3.
kinerja/pelayanan. Servqual mempunyai d. Jawaban kurang baik diberi bobot 2.
fungsi utama mengukur seberapa baik e. Jawaban tidak baik diberi bobot 1.
suatu layanan menemui kecocokan Berdasarkan hasil penilaian tingkat
dengan harapan pelanggan. kepentingan dan hasil kinerja/pelaksanaan
Penyelenggaraan kualitas layanan berarti maka akan dihasilkan suatu perhitungan
melakukan kompromi dengan harapan mengenai tingkat kesesuaian antara
tingkat kepentingan dan tingkat
14 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jurnal Fondasi, Volume 6 No 1 2017

pelaksanaannya oleh penyelenggara ISij = Total nilai jawaban responden t


Stasiun Bogor. ingkat kepentingan untuk
Langkah pertama adalah dengan dimensi i
menghitung angka tingkat kepentingan Q = Total Atribut
setiap atribut. Angka tingkat kepentingan k = Jumlah dimensi pernyataan
setiap atribut pernyataan dihiyung dengan
menggunakan rumus : Langkah kelima adalah dengan
SǪi = ∑ ͞ISij……………..…… (1) menghitung angka tingkat kepuasan
setiap dimensi. Angka tingkat kepuasan
Dimana :
setiap dimensi pernyataan dihitung
Sǫi = Angka tinkat kepentingan
dengan menggunakan rumus :
untuk atribut i
ISij = Total nilai jawaban responden SDp = ∑ ͞ISij …………......….… (5)
tingkat kepentingan untuk atribut Dimana:
M = Total responden SDp = Angka tingkat kepuasan untuk
k = jumlah atribut dimensi i
ISij = Total nilai jawaban responden
Langkah kedua adalah dengan tingkat kepuasan untuk dimensi i
menghitung angka tingkat kepuasan setiap Q = Total Atribut
atribut pernyataan. Angka tingkat k = Jumlah dimensi pernyataan
kepuasan (kinerja) setiap atribut
pernyataan dihitung dengan menggunakan Langkah keenam adalah
rumus : menghitung skor servqual dari setiap
SǪp = ∑ ͞ISij …………….… (2) dimensi dengan rumus :
Dimana :
Sǫp = Angka tinkat kepuasan untuk Skor servqual = Skor kepuasan (perdimensi)
atribut i – Skor Kepentingan (perdimensi)
ISij = Total nilai jawaban responden
tingkat kepentingan untuk atribut F. Perbandingan Metode IPA dan SWOT
i 1) Metode Analisa Service Quality
M = Total responden (ServQual)
k = jumlah atribut ServQual mempunyai fungsi
utama untuk menampilkan informasi
Langkah ketiga adalah menghitung berkaitan dengan faktor-faktor
kesenjangan (gap) dari tingkat pelayanan yang menurut responden
kepentingan dan kepuasan setiap atribut sangat mempengaruhi kepuasan
pernyataan. Angka kesenjangan (gap) mereka dan faktor-faktor pelayanan
setiap atribut dihitung dengan yang menurut responden perlu
menggunakan rumus : ditingkatkan bila kondisi saat ini belum
memuaskan.
Skor Gap = Skor kepuasan – Skor 2) Metode Analisa SWOT
Kepentingan …..(3) Analisa SWOT (SWOT
Analysis) adalah suatu metode
Langkah keempat adalah dengan perencanaan strategis yang digunakan
menghitung angka tingkat kepentingan untuk mengevaluasi faktor-faktor yang
setiap dimensi. Angka tingkat menjadi kekuatan (Strengths),
kepentingan setiap dimensi pernyataan Kelemahan (Weaknesses), Peluang
dihitung dengan menggunakan rumus : (Opportunities), dan Ancaman
(Threats) yang mungkin terjadi dalam
SD1 = ∑ ͞ISij …………..(4) mencapai suatu tujuan dari kegiatan
Dimana : proyek/ kegiatan usaha atau
SD1 =Angkat tingkat kepentingan institusi/lembaga dalam skala yang
untuk dimensi i lebih luas.

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 15


Jurnal Fondasi, Volume 6 No 1 2017

3. METODE PENELITIAN Bumi Geulis yang sudah tidak aktif karena


A. Umum mengalami kerusakan, yang saat ini
Metode Penelitian disusun untuk rangkaiannya telah menjadi KRD Patas
mengarahkan pembahasan studi secara Bandung non AC. Stasiun Bogor berada di
terstruktur. Metodologi penelitian Daerah Operasi 1 (Daop 1) dan memiliki 6
digunakan untuk menganalisis dan jalur KA.
mengklarifikasikan data dengan berbagai Kini, stasiun Bogor memiliki lahan
teknik seperti survey, observasi, literatur parkir seluas 13000m2 yang mampu
dan lain-lain. menampung 2500 motor dan 350 mobil per
B. Data Primer (Data Survey Lapangan) hari. Stasiun Bogor merupakan Stasiun
Data survey lapangan (data primer) yang mana berfungsi sebagai stasiun akhir.
adalah data yang diperoleh dari Renovasi stasiun pernah dilakukan oleh
pengamatan yang terjadi dilapangan. Kementerian Perhubungan tahun 2009.
1) Wawancara Saat ini bangunan stasiun dipindah
Wawancara dilakukan secara menghadap ke Jalan Mayor Oking. Stasiun
langsung kepada pihak pengelola Bogor memiliki beberapa komponen
stasiun dan pihak-pihak terkait lainnya. fasilitas antara lain pos kesehatan, loket
2) Kuisioner tiket, ruang tunggu, toilet, mushola, area
Pertanyaan terukur yang ada parkir, dan lain-lain.
hubungannya dengan analisis sistem B. Peta Rute Stasiun Bogor
pelayanan stasiun.Kuisioner ini Berdasarkan data yang tercantum dari
diberikan kepada pengguna jasa PT.KAI Commuter Jabodetabek. Peta rute
stasiun. Stasiun Bogoradalah sebagai berikut:
Kuisioner tersebut berisi total 17
soal terkait identifkasi tingkat
kepuasan berdasarkan :
a. Pelayanan Keselamatan
b. Pelayanan Keamanan
c. Pelayanan Kehandalan
d. Pelayanan Kenyamanan
e. Pelayanan Kemudahan
f. Pelayanan Kesetaraan
3) Observasi
Mengamati secara langsung
kegiatan yang ada di dalam stasiun dan
melakukan evaluasi kondisi stasiun
yang mengacu pada Tabel Permenhub
No. 48 Tahun 2015.
C. Data Sekunder (Data Instansi Terkait)
Data sekunder adalah data yang
didapatkan dari instansi terkait ataupun
lembaga-lembaga yang bersangkutan.

4. ANALISA DAN PEMBAHASAN Gambar 3. Peta Rute Stasiun Bogor


A. Karakteristik Stasiun Bogor Sumber : PT. KAI Commuter Jabodetabek,
Stasiun Bogor dibangun pada tahun 2016
1881. Stasiun yang terletak pada
ketinggian +246 m ini memberangkatkan C. Evaluasi Kondisi Stasiun Bogr Dengan
Kereta Rel Listrik (KRL) yang melayani Mengacu Pada Tabel Peraturan Menteri
kawasan Jabotabek, yakni menuju Stasiun Perhubungan No. 48 Tahun 2015
Jakarta Kota, Stasiun Kampung Bandan Hasil dari tahap evaluasi kondisi
dan Stasiun Jatinegara. Dulu terdapat Stasiun Bogor sebagai berikut:
Kereta Rel Diesel (KRD) yang melayani 1) Keselamatan
rute Sukabumi-Bogor bernama Kereta api
16 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jurnal Fondasi, Volume 6 No 1 2017

a) Informasi dan fasilitas keselamatan  Keterangan :-


 Ketersediaan : Ada c) Informasi angkutan lanjutan
 Keterangan :-  Ketersediaan : Ada
b) Informasi dan fasilitas kesehatan  Keterangan :-
 Ketersediaan : Ada d) Fasilitas layanan penumpang
 Keterangan : Perlengkapan  Ketersediaan : Ada
P3K, kursi roda dan tandu  Keterangan :-
terdapat di pos kesehatan 6) Kesetaraan
c) Lampu penerangan a. Fasilitas bagi pengguna difable
 Ketersediaan : Ada  Ketersediaan : Ada
 Keterangan :Lampu  Keterangan :-
dinyalakan saat cuaca mendung b. Ruang ibu menyusui dan bayi
atau pukul 17.00 wib  Ketersediaan : Tidak Ada
2) Keamanan  Keterangan :-
a) Fasilitas keamanan Berdasarkan studi analisis yang dilakukan
 Ketersediaan : Ada dengan mengevaluasi kondisi stasiun dengan
 Keterangan :- mengacu pada Tabel Permenhub No. 48 tahun
b) Petugas keamanan 2016, kesimpulan yang diperoleh yaitu
 Ketersediaan : Ada Stasiun Bogor memenuhi 84,2% atribut
 Keterangan :- pelayanan yang diatur dalam Tabel
3) Kenyamanan Permenhub No. 48 tahun 2016 tentang
a) Ruang tunggu Standar Pelayanan Minimum Angkutan Orang
 Ketersediaan : Ada Dengan Kereta Api. Beberapa atribut
 Keterangan : Fasilitas ruang pelayanan yang belum terpenuhi diantaranya
tunggu dapat digunakan ruang boarding, dan ruang ibu menyusui &
b) Ruang boarding bayi.
 Ketersediaan : Tidak ada D. Analisa Tingkat Kepuasan Pengguna
 Keterangan : Fasilitas ruang Jasa Stasiun Bogor Terhadap Pelayanan
boarding tidak dapat digunakan Stasiun Bogor
c) Toilet Sebelum menuju pada tahap metode
 Ketersediaan : Ada ServQual, berikut tahap analisis tingkat
 Keterangan : Fasilitas toilet kepuasan pengguna jasa :
dapat digunakan 1) Penentuan Jumlah Sampel
d) Mushola Jumlah Rata-Rata Pengguna Jasa
Stasiun Bogor Dalam 1 Hari
 Ketersediaan : Ada 1,442,490 orang
 Keterangan : Fasilitas = 30 hari
mushola dapat digunakan = 48083 Orang per hari
e) Fasilitas pengatur sirkulasi udara Berdasarkan data diatas, maka
 Ketersedaan : Ada dapat dihitung jumlah sampel
 Keterangan : Fasilitas minimum yang akan menentukan
pengatur sirkulasi udara dapat jumlah responden pengguna jasa
digunakan Stasiun Bogor adalah :
N
4) Kehandalan n= 2 …………… (6)
1+Ne
a) Layanan penjualan tiket
n=
 Ketersediaan : Ada ( ( . ) )
 Keterangan :- = 99.18 = 100 responden
5) Kemudahan Keterangan :
a) Informasi pelayanan N = Jumlah Populasi
 Ketersediaan : Ada e = Batas nilai signifikansi
 Keterangan :- (diambil = 10%)
b) Informasi gangguan perjalanan KA n = Banyaknya sampel responden
 Ketersediaan : Ada

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 17


Jurnal Fondasi, Volume 6 No 1 2017

2) Analisis Pengumpulan Data signifikansi 5% yaitu diatas 0.1654,


Dari penyebaran kuisioner yang sehingga variabel tetap digunakan
telah diisi oleh responden pengguna untuk analisa selanjutnya.
jasa Stasiun Bogor didapat data-data
sebagai berikut: b. Uji Reliabilitas
a. Data mengenai penilaian Setelah dilakukan pengujian
responden terhadap kinerja validitas dan reliabilitas ini, dapat
pelayanan Stasiun Bogor. diketahui bahwa 15 variabel
b. Data mengenai penilaian tersebut dinyatakan valid dan
responden terhadap harapan reliabel sehingga digunakan untuk
pelayanan Stasiun Bogor. analisa perhitungan selanjutnya.
Data yang diperoleh dari
kuisioner hasil survei awal berjumlah Tabel 2. Pengujian Statistik Reliabilitas
17 variabel pertanyaan. Kemudian output SPSS v.24 Trial
diambil 100 sampel yang akan
dilakukan uji validitas dan
reliabilitasnya dengan menggunakan
program Software SPSS v.24 Trial
3) Pengolahan Data Primer
a. Uji Validitas 4) Analisis Metode Service Quality
Tabel 1. Hasil Perhitungan Pengujian (ServQual)
Validitas output SPSS v.24 Trial Pengolahan data pada penelitian
ini menggunakan Metode ServQual
(Service Quality). Data yang
digunakan dalam metode ini adalah
data kinerja dan data harapan.
Langkah-langkah pengolahan data
dalam metode ServQual, yaitu:
a. Menghitung angka tingkat
kepuasan (kinerja) setiap atribut.
Berikut adalah contoh perhitungan
bobot setiap variabel tingkat
kepentingan menurut responden :
Keterangan :
Point setiap jawaban
TB (Tidak Baik) =1
KB (Kurang Baik) =2
CB (Cukup Baik) =3
B (Baik) =4
Dari hasil uji validitas dengan SB (Sangat Baik) =5
menggunakan software SPSS v.21
didapat variabel pertanyaan nomor n = Banyaknya jawaban setiap
5,17 dinyatakan tidak valid dengan point
batas nilai signifikansi 5% yaitu Bobot = (n1 x point)+(n x point)
dibawah 0.1654. Dikarenakan atribut ……….(7)
pelayanan pada variabel pertanyaan Bobot = (2 x 2)+(8 x 3)+(81 x 4) +(9 x 5)
nomor 5 dan 17 tidak ada, sehingga = 397
variabel pertanyaan nomor 5 dan 17
dihilangkan atau tidak lagi digunakan
untuk analisa selanjutnya. Sedangkan
variabel pertanyaan nomor 1, 2, 3, 4, 5,
6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15 dan 16
dinyatakan valid dengan batas nilai

18 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa


Jurnal Fondasi, Volume 6 No 1 2017

Tabel 3. Bobot Variabel Tingkat Kepuasan k = jumlah atribut


Menurut Responden
Tabel 4. Nilai kinerja pelayanan pada stasiun
Bogor

Dari tabel 6 dapat diketahui


variabel tingkat kepuasan menurut
pengguna jasa Stasiun Bogor yang b. Menghitung anka tingkat kepentingan
mempunyai bobot tertinggi adalah (harapan) setiap atribut.
pada variabel 10 terkait petugas Berikut adalah contoh perhitungan
keamanan mejalankan tugasnya dengan bobot setiap variabel tingkat
baik dengan nilai bobot sebesar 405. kepentingan/harapan menurut
Hal ini karena pengguna jasa menilai responden,
petugas dengan sigap dan ramah dalam Keterangan :Point setiap jawaban
menjalankan tugasnya. sehingga TP (Tidak Penting) = 1
variabel 10 dinilai merupakan atribut KP (Kurang Penting) = 2
yang paling diharapkan pelayanannya. CP (Cukup Penting) = 3
Sedangkan untuk bobot terendah P (Penting) =4
adalah pada variabel 6 terkait SP (Sangat Penting) = 5
pelayanan toilet bersih dan tidak n = Banyaknya jawaban setiap
berbau dengan nilai bobot sebesar 319. point
Menurut pengguna jasa hal ini karena Bobot = (n1 x point)+(nn x point)
kebersihan area toilet sangat jauh dari ….(9)
harapan yang membuat pengguna jasa Bobot = (1 x 3)+(40 x 4)+(59 x 5) = 458
merasa tidak nyaman dalam
menggunakan fasilitas toilet. Sehingga Tabel 5. Bobot Variabel Tingkat
pengguna jasa menilai variabel 6 Kepentingan/Harapan Menurut Responden
kinerjanya paling buruk dibanding
variabel lainnya.
Kepuasan (kinerja) setiap atribut.
Angka tingkat kepentingan setiap
atribut pertanyaaan dihitung dengan
rumus:
1
SǪp = ∑ki=1 ͞ISij ………….(8)
M
1
SǪp = ∑k ͞397 = 3.97
100 i=1
Dimana :
Sǫp = Angka tinkat kinerja untuk
atribut i
ISij = Total nilai jawaban responden
tingkat kepuasan untuk atribut
M = Total responden
Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 19
Jurnal Fondasi, Volume 6 No 1 2017

Dari tabel 5 dapat diketahui Dimana :


variabel tingkat kepentingan menurut Sǫi = Angka tingkat kepuasan untuk
pengguna jasa Stasiun Bogor yang atribut i
mempunyai bobot tertinggi adalah ISij = Total nilai jawaban responden
pada variabel 2 terkait pelayanan tingkat kepentingan untuk atribut
keselamatan yang berupa perlengkapan M = Total responden
P3K, kursi roda dan tandu dengan nilai k = jumlah atribut
bobot sebesar 464. Hal ini tidak
terlepas dari adanya beberapa c. Langkah ketiga adalah menghitung
pengguna jasa penyandang disabilitas kesenjangan (gap) dari tingkat
yang membutuhkan fasilitas seperti kepentingan dan kepuasan setiap atribut
kursi roda, juga ketersediaan alat P3K pernyataan. Angka kesenjangan (gap)
dan tandu apabila terjadi hal-hal yang setiap atribut dihitung dengan
dibutuhkan secara mendadak dalam menggunakan rumus :
melayani pengguna jasa, sehingga Skor Gap = Skor Kepuasan – Skor
variabel 2 dinilai merupakan atribut Kepentingan....................................(11)
yang paling diharapkan pelayanannya. Skor Gap = 3,97 – 4,58 = -0,61
Sedangkan untuk bobot terendah Berdasarkan hasil pengolahan dan
adalah pada variabel 13 terkait analisis peratribut pelayanan dapat
pelayanan kemudahan berupa petugas diketahui bahwa variabel 10 terkait
komunikasi ahli berbahasa inggris petugas keamanan mejalankan tugasnya
dengan nilai bobot sebesar 419. Hal ini dengan baik menempati ranking
menurut pengguna jasa yaitu karena pertama dengan nilai skor gap -0,58.
jarang ditemukan pengguna jasa Hal ini karena pengguna jasa menilai
berkewarganegaraan asing, sehingga petugas dengan sigap dan ramah dalam
keberadaan pelayanannya oleh menjalankan tugasnya. sehingga
pengguna jasa dirasa tidak begitu variabel 10 dinilai merupakan atribut
berpengaruh. yang paling diharapkan pelayanannya
serta kinerjanya.
Tabel 6. Nilai harapan pelayanan pada stasiun
Bogor Tabel 7. Nilai tingkat kepentingan dan gap
pengguna jasa pada stasiun Bogor

Sedangkan untuk ranking


Kepentingan (harapan) setiap
terendah pada variabel 6 terkait
atribut. Angka tingkat kepentingan
pelayanan toilet bersih dan tidak
setiap atribut pertanyaaan dihitung
berbau dengan nilai gap sebesar -1.20.
dengan rumus:
1 Menurut pengguna jasa hal ini karena
SǪi = M ∑ki=1 ͞ISij ………….(10) kebersihan area toilet sangat jauh dari
1
SǪi = 100 ∑ki=1 ͞458 = 4.58 harapan yang membuat pengguna jasa
merasa tidak nyaman dalam
20 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jurnal Fondasi, Volume 6 No 1 2017

menggunakan fasilitas toilet. Sehingga pelayanan yang nantinya akan dapat


pengguna jasa menilai variabel 6 meningkatkan daya tarik pengguna jasa
kinerjanya paling buruk dibanding untuk memakai jasa layanan stasiun
variabel lainnya. Bogor.
d. Menghitung angka tingkat kepuasan
setiap atribut/dimensi. Angka tingkat 5. KESIMPULAN DAN SARAN
kepuasan seriap atribut pertanyaan A. Kesimpulan
dihitung dengan menggunakan rumus : 1) Evaluasi Kondisi Stasiun Bogor
1 Stasiun Bogor memenuhi 84,2%
SDp = Q ∑ki=1 ͞ISij …………….(11)
1
fasilitas yang diatur dalam Tabel
SDp = ∑ki=1 ͞25,51 = 3,644 Permenhub No. 48 tahun 2015 tentang
7
Dimana: Standar Pelayanan Minimum Angkutan
SDp = Angka tingkat kepuasan untuk Orang Dengan Kereta Api.
dimensi i 2) Analisa Tingkat Kepuasan Pengguna
ISij = otal nilai jawaban responden Jasa Stasiun Bogor Terhadap
tingkat kepuasan untuk dimensi i Pelayanan Stasiun Bogor
Q = Total Atribut Berdasarkan hasil penelitian
k = Jumlah dimensi pernyataan yang di lakukan di Stasiun Bogor,
e. Menghitung skor servqual dari setiap maka dapat disimpulkan bahwa kriteria
atribut kepentingan dan kepuasan. Skor yang menggunakan jasa layanan
servqual setiap atribut dihitung dengan Stasiun Bogor sebagian besar berjenis
menggunakan rumus : kelamin perempuan, dengan rata-rata
Skor Servqual = Skor kinerja – Skor usia <20tahun stasus pelajar, dengan
harapan……………………………….. maksud perjalanan sekolah. Rata-rata
.(16)Skor Servqual = 3,644 – 4,509 = - alasan mereka menggunakan KA
0,864 karena lebih cepat dibandingkan
dengan transportasi darat lainnya
Tabel 8. Nilai tingkat kepentingan dan gap dengan frekuensi perjalanan
pengguna jasa pada stasiun Bogor >5kali/minggu.
Dari perhitungan gap secara
keseluruhan toilet bersih dan tidak
berbau dengan nilai gap sebesar -1.20.
Sedangkan dalam tingkat kepentingan
toilet bersih dan tidak berbau berada
pada prioritas yang ke13. Yang berarti
bahwa apa yang diharapkan pengguna
Berdasarkan hasil pengolahan jasa belum terpenuhi.
dan analisis perdimensi dapat diketahui Dilihat hasil pengolahan analisis
bahwa dimensi responsiveness gap per dimensi dapat diketahui bahwa
menempati ranking pertama dengan dimensi Empathy menempati ranking
nilai skor -0,708, kemudian dimensi terakhir karena memiliki nilai gap yang
Assurance menempati ranking kedua sangat besar. Hal ini menunjukan
dengan skor -0,720, ranking ketiga dan bahwa kriteria – kriteria dalam dimensi
keempat yaitu tangible -0,856 dan empathy perlu atau lebih diprioritaskan
reability -0,880 dan ranking terakhir untuk dilakukan perbaikan. Sedangkan
adalah dimensi Empathy dengan skor - jika dilihat dari keseluruhan nilai gap
0,920. Hal ini menunjukan bahwa negatif berati apa yang diharapkan
kriteria – kriteria dalam dimensi pengguna jasa belum sesuai dengan
empathy perlu atau lebih diprioritaskan apa yang diperoleh pengguna jasa dan
untuk dilakukan peningkatan. perlu ada perbaikan pelayanan yang
Sedangkan jika dilihat dari keseluruhan nantinya akan dapat meningkatkan
dimensi diatas belum memenuhi daya tarik pengguna jasa untuk
harapan dari pengguna jasa dan perlu memakai jasa layanan stasiun Bogor.
ada perbaikan atau peningkatan
Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 21
Jurnal Fondasi, Volume 6 No 1 2017

B. Saran Ardi, Yudanto. (2013), Evaluasi Tingkat


Setelah dilakukannya penelitian, Kepuasan Pengguna Jasa Terhadap Kinerja
analisis data dan didapatkan kesimpulan Keret aApi (Studi Kasus :Kereta Api
diatas, maka peneliti menyarankan Kalimaya Merak - Jakarta),Cilegon.
beberapa hal sebagai berikut : Putra, Satyawan Dwi. (2013), Evaluasi Kinerja
1) Untuk PT. KAI Commuter Pelayanan Stasiun Kereta Api Jember,
Jabodetabek agar pelayanan terhadap Jember.
pengguna jasa menjadi lebih baik, Sulistiyani, Maulya W. (2014), Evaluasi Kinerja
hendaknya melakukan kontrol secara Stasiun Pasar Turi Surabaya, Surabaya.
berkala pada tiap-tiap stasiun KRL di Alam, Ahmad Syahirul, Evaluasi Kinerja Stasiun
jabodetabek terutama Stasiun Kelas Kereta Api Malang Kota Baru Berdasarkan
Besar seperti Stasiun Bogor. SPM K.A Dan IPA, Malang.
2) Untuk pihak Pemerintah khususnya Singarimbun dan Sofian Effendi. 1989. “Metode
kementrian perhubungan agar Penelitian Survai”. PT. Pustaka LP3ES
pelayanan terhadap pengguna jasa Indonesia.
menjadi lebih baik, hendaknya Tjiptono, Fandy dan Gregorius Chandra. 2005.
melakukan kajian ulang terhadap “Service, Quality & Satisfaction”. Andi.
Peraturan Standar Pelayanan Minimum Yogyakarta.
Angkutan Orang Dengan Kereta Api, Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum
berdasarkan fakta dan kenyataan yang Kementerian Perhubungan. (n.d.).
ada. ProdukHukum JDIH Kemhub RI. Maret 15,
3) Untuk pihak Pemerintah khususnya 2016.
kementrian perhubungan agar http://www.jdih.dephub.go.id/index.php/pro
pelayanan terhadap pengguna jasa duk_hukum/timeline/Peraturan%20Menteri
menjadi lebih baik, hendaknya Menteri Perhubungan. (n.d.). Peraturan Menteri
melakukan kajian ulang terhadap Perhubungan Republik Indonesia No.
Peraturan Standar Pelayanan Minimum 48Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan
Angkutan Orang Dengan Kereta Api, Minimum Angkutan Orang Dengan Kereta
berdasarkan fakta dan kenyataan yang Api.September 11, 2015. Jakarta
ada. Menteri Perhubungan. (n.d.).Peraturan Menteri
4) Untuk penelitian yang akan datang, Perhubungan Republik Indonesia No. 33
demi mendapatkan hasil yang lebih Tahun 2011 tentang Jenis, Kelas Dan
akurat dan mewakili kondisi yang ada Kegiatan Di Stasiun Kereta Api. September
maka perlu jumlah sampel yang lebih 11, 2015. Jakarta
banyak dan variable atribut pelayanan Menteri Perhubungan. (n.d.).Peraturan Menteri
kedepannya diberikan secara lebih Perhubungan Republik Indonesia No. 29
detail dan terperinci. Tahun 2011 tentang Persyaratan Teknis
5) Sebagai koreksi penelitian pribadi, Bangunan Stasiun Kereta Api. 2011.
penulis menyadari banyak kekurangan Jakarta.
dalam penyusunan penelitian. Akan
tetapi selama proses penyusunannya
telah dilakukan berbagai perbaikan
sehingga hasil akhir penelitian sudah
mencapai sebagai mana tujuan
penelitian ini dibuat.

6. DAFTAR PUSTAKA
Yusup, Moch. (2012), Kajian Potensi
Peningkatan Pelayanan Stasiun Cicalengka,
Bandung.
Laksono, Raden Aji. (2013), Kinerja Stasiun
Kereta Api Berdasarkan Standar Pelayanan
Minimal Di Stasiun Prujakan, Cirebon.

22 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Anda mungkin juga menyukai