Anda di halaman 1dari 46

Pertemuan ke-7

PERSIMPANGAN

Dwi Muryanto
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa
diharapkan mampu memahami pengertian
persimpangan, komponen persimpangan, fungsi
perencanaan dan pengelolaan persimpangan,
dalam teknik lalu-lintas jalan raya
Oleh :
Dosen Program Studi Teknik Sipil Dwi Muryanto
Fakultas Teknik Univ. Dr. Soetomo
Jl. Semolowaru No. 84 Surabaya
INTRODUCTION

MENGAPA
SIMPANG PERLU
DIATUR
INTRODUCTION

PERSIMPANGAN = SUMBER KEMACETAN


INTRODUCTION

ALASAN

1. DAERAH KONFLIK PERGERAKAN


2. DAERAH SUMBER KEMACETAN
3. MEMBERI KESEMPATAN KEPADA PEJALAN
KAKI
4. DAERAH RAWAN KECELAKAAN
5. TUNDAAN/ DELAY YANG TINGGI
6. KONVERSI ENERGI
7. DAN ALASAN-ALASAN LAINYA
INTRODUCTION

ASPEK LEGALITAS
UU NO. 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS
DAN ANGKUTAN JALAN
PERATURAN PEMERINTAH NO. 43 TAHUN 1993
TENTANG PRASARANA DAN LALU LINTAS JALAN
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NO.KM 62
TAHUN 1993 TENTANG ALAT PEMBERI ISYARAT
LALU LINTAS
INTRODUCTION

 Persimpangan adalah simpul pada jaringan jalan


dimana jalan jalan bertemu dan lintasan
kendaraan berpotongan. Lalu lintas pada masing
masing kaki persimpangan menggunakan ruang
jalan pada persimpangan secara bersama sama
dengan lalu lintas lainnya.

 Persimpangan merupakan tempat yang rawan


terhadap kecelakaan karena terjadinya konflik
antara kendaraan dengan kendaraan lainnya
ataupun antara kendaran dengan pejalan kaki,
oleh karena itu merupakan aspek yang sangat
penting dalam pengndalian lalu lintas.
INTRODUCTION

MANAJEMEN PERSIMPANGAN

Yaitu kegiatan perencanaan, pengaturan,


pengawasan, pengendalian kawasan
persimpangan supaya dapat digunakan
optimal dan efisien
INTRODUCTION

Terdapat 4 (empat) jenis dasar dari alih gerak


kendaraan pada persimpangan, yaitu :
 berpencar (diverging)
 bergabung (merging)
 berpotongan (crossing)
 bersilangan (weaving)

Suatu pergerakan alih gerak berpotongan lebih


berbahaya dari pada bersilangan, dan secara
berurutan, lebih berbahaya dari pada alih gerak
yang bergabung dan berpencar. Hal ini disebabkan
karena diikut sertakannya kecepatan kecepatan
relatif yang besar.
INTRODUCTION

Pergerakan dasar di simpang

DIVERGING
MERGING

WEAVING CROSSING
INTRODUCTION

ADA 3 CARA PEMECAHAN KONFLIK DI SIMPANG :

1. SOLUSI TIME SHARING


Yaitu solusi yang melibatkan penggunaan badan jalan
untuk masing – masing arah pergerakan lalu lintas pada
setiap periode waktu tertentu . Contohnya Simpang
APILL ( signalized intersection)

2. SOLUSI SPACE SHARING


Yaitu solusi merubah konflik pergerakan bersilangan
(crossing) menjadi jalinan (weaving dan merging).
Contohnya adalah bundaran (roundabout)

3. SOLUSI GRADE SEPARATION


Yaitu solusi yang meniadakan konflik pergerakan
bersilangan (crossing) dengan menempatkan arus lalu
lintas dengan elevasi yang berbeda pada titik konflik.
Contohnya adalah simpang tak sebidang ( Interchange)
(Banks theory, 2002)
INTRODUCTION

HIERARKI PENGATURAN
PERSIMPANGAN
SIMPANG PRIORITAS
( PRIORITY JUNCTION / GIVE WAY )

SIMPANG DIATUR PETUGAS

SIMPANG BERLAMPU LALU LINTAS


(TRAFFIC LIGHT / APILL)

BUNDARAN (ROUNDABOUT)

SIMPANG TAK SEBIDANG


( INTERCHANGE )
INTRODUCTION

SIMPANG PRIORITAS
( PRIORITY JUNCTION / GIVE WAY)
INTRODUCTION

SIMPANG DIATUR PETUGAS


INTRODUCTION

SIMPANG BERLAMPU LALU LINTAS


(TRAFFIC LIGHT / APILL)
INTRODUCTION

BUNDARAN (ROUNDABOUT)
INTRODUCTION

SIMPANG TAK SEBIDANG


( INTERCHANGE )
INTRODUCTION
PERSIMPANGAN BER APILL

Manfaat lampu lalu lintas sendiri adalah untuk


meningkatkan keamanan dan keselamatan
disamping meminimumkan hambatan. Untuk
menurunkan hambatan dan meningkatkan kapasitas
dipersimpangan yang menggunakan APILL dapat
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1.Menggunakan tahap/ phase sedikit mungkin


2.Arus yang memasuki persimpangan harus dapat
ditampung
3.Waktu yang dialokasikan untuk masing-masing
tahap harus memenuhi kebutuhan.
(G.R WELLS)
INTRODUCTION

TEKNIK PENGATURANNYA

1. Mengijinkan pergerakan, dimana derajat terjadinya


konflik masih dalam batas kewajaran (rendah),
pergerakan dapat dilakukan dengan aman dan konflik
pergerakan dapat diterima misalnya belok kanan
bersamaan dengan arus lurus yang berlawanan)

2. Membatasi pergerakan, misalnya melarang belok


kanan bila pergerakan-pergerakan yang akan
menyebabkan konflik dilarang

3. Memisahkan pergerakan yaitu dengan memisahkan


aliran arus lalu lintas yang akan menyebabkan konflik
ke dalam beberapa tahap. (STE – 2, 1987)
INTRODUCTION

SYARAT PEMASANGAN APILL

1. Arus minimal lalu lintas yang menggunakan persimpangan rata-


rata diatas 750 kendaraan/ jam selama 8 jam dalam sehari
2. Atau bila waktu menunggu/ hambatan rata-rata kendaraan
dipersimpangan telah melampaui 30 detik
3. Persimpangan digunakan oleh rata-rata lebih dari 175 pejalan
kaki/ jam selama 8 jam dalam sehari
4.Sering terjadi kecelakaan pada persimpangan yang bersangkutan
5.Merupakan kombinasi dari sebab-sebab yang disebutkan diatas

Atau karena pada daerah yang bersangkutan dipasang suatu


sistem pengendali lalu lintas terpadu (Area Traffic control/ ATC),
sehingga setiap persimpangan yang termasuk di dalam daerah
yang bersangkutan harus dikendalikan dengan alat pemberi
isyarat lalu lintas
Syarat-syarat yang disebutkan diatas tidaklah baku, dan dapat
disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat. (Menuju lalin
yang Tertib, 1995)
Perencanaan Simpang Tak Bersinyal
Arus Lalu Lintas (Q)
QSMP = QKEND x F SMP (5.1)
dimana:
• QSMP = arus total pada persimpangan (smp/jam)
• QKEND = arus pada masing-masing simpang
(smp/jam)
• FSMP = faktor smp
FSMP = (LV% x empLV + HV% x empHV + MC% x
empMC)/100
QSMP = QKEND x FSMP

dimana:
• QSMP = arus total pada persimpangan (smp/jam)
• QKEN = arus pada masing-masing simpang
(smp/jam)
• FSMP = faktor smp
Lebar Pendekat dan Tipe Simpang
Lebar Rata-Rata Pendekat

Lebar Rata-Rata Pendekat


Hubungan Lebar Pendekat dengan
Jumlah Lajur
Tipe Simpang (IT)
Nilai Tipe Simpang
Menentukan Kapasitas
Kapasitas Dasar (Co)
Kapasitas Dasar Menurut Tipe Simpang
Faktor Penyesuaian Lebar Pendekat (Fw)
Faktor Penyesuaian Median Jalan Utama
Faktor Penyesuaian Ukuran Kota (Fcs)
Faktor Penyesuaian Tipe Lingkungan, Kelas
Hambatan Samping dan Kendaraan Tak
Bermotor (FRSU)
Kelas Rasio Kendaraan Tak Bermotor (RUM)
Kelas
Tipe Terhadap Jumlah Kendaraan Bermotor
Hambata
Lingkung
n Sampin
an Jalan 0,00 0,05 0,03 0,15 0,20 >0,25
(SF)
(RE)
Tinggi 0,93 0,88 0,84 0,79 0,74 0,70
Komersial Sedang 0,94 0,89 0,85 0,80 0,75 0,71
Rendah 0,95 0,90 0,86 0,81 0,76 0,71
Tinggi 0,96 0,91 0,87 0,82 0,77 0,72
Pemukim
Sedang 0,97 0,92 0,88 0,83 0,78 0,73
an
Rendah 0,98 0,93 0,89 0,84 0,79 0,74
Tinggi/
Akses sedang/ 1,00 0,95 0,90 0,85 0,80 0,75
Terbatas rendah
Faktor Penyesuaian Rasio Arus Minor
(FMI)
IT FMI PMI
422 1,19 x PMI2 – 1,19 x PMI +1,19 0,1 – 0,9

424 16,6 x PMI4 – 33,2 x PMI3 – 8,6 x PMI2 +1,95 0,1 – 0,3

444 1,11 x PMI2 – 1,11 x PMI + 1,11 0,3 – 0,9

322 1,19 x PMI2 – 1,19 x PMI + 1,19 0,1 – 0,5

0,595 x PMI + 0,59 x PMI3 +0,74 0,5-0,9


342 1,19 x PMI2 – 1,19 x PMI + PMI +1,19 0,1 – 0,5

2,38 x PMI2 - 2,38 x PMI3 +149 0,5 – 0,9

324 16,6 x PMI4 – 33,3 x PMI3 + 25,3 x PMI2 – 8,6 x PMI + 1,95 0,1 – 0,3

344 1,11 x PMI2 – 1,11 x PMI + 1,11 0,3 – 0,5

-0,555 x PMI2 + 0,555 x PMI2 + 0,69 0,5 – 0,9


Kapasitas (C)
• C = Co x Fw x FM x FCS x FRSU x FLT x FRT x FMI
(smp/jam)
Dimana:
• C = Kapasitas (smp/jam)
• Co = Kapasitas dasar (smp/jam)
• Fw = Faktor koreksi lebar masuk
• FM = Faktor koreksi tipe median jalan utama
• FCS = Faktor koreksi ukuran kota
• FRSU = Faktor penyesuaian kendaraan tak bermotor dan
hambatan samping dan lingkungan
• jalan.
• FLT = Faktor penyesuaian belok kiri
• FRT = Faktor penyesuaian belok kanan
• FMI = Faktor penyesuaian rasio arus jalan simpang
Derajat Kejenuhan (DS)
DS = QTOT / C
Dimana:
• DS = derajat kejenuhan
• C = kapasitas simpang (smp/jam)
• QTOT = jumlah arus total pada simpang (smp/jam)
Tundaan
1. Tundaan lalu lintas simpang (DT1)
2. Tundaan lalu lintas jalan utama (DTMA)
3. Penentuan tundaan lalu lintas jalan minor (DTMI)
4. Tundaan geometrik simpang (DG)
5. Tundaan simpang (D)
Peluang Antrian (QP)
• Batas bawah QP % = 9,02*DS + 20,66*DS ^2 +
10,49*DS^3 (5.14)
• Batas atas QP % = 47,71*DS - 24,68*DS^2 –
56,47*DS^3
Simpang Bersinyal

Konflik - Konflik Utama dan Kedua Pada


Simpang Tak Bersinyal Dengan Empat Lengan
Urutan Waktu Pada Pengaturan Sinyal
Dengan Dua Fase
Konsep Kapasitas Simpang Bersinyal
C = S x (g/c)
Keterangan :
• C = Kapasitas kaki simpang (kend/jam)
• S = Arus jenuh (kend/jam)
• g = Waktu hijau (detik)
• c = Waktu siklus (detik)
Nilai Ekivalen Mobil Penumpang (emp)
Arus Jenuh
S = So x F CS x F SF x F g x F p x F RT x F LT
Dengan nilai faktor penyesuaian sebagai berikut ini.
1) Faktor penyesuaian ukuran kota (Fcs), Dibagi menjadi 5
macam menurut jumlah penduduk.
2) Faktor penyesuaian hambatan samping (Fsf) sebagai
fungsi dari jenis lingkungan jalan, tingkat hambatan
samping dan rasio kendaraan tak bermotor
3) Faktor penyesuaian parkir (Fp) dapat dihitung dari
rumus berikut, yang mencakup pengaruh panjang waktu
hijau :

4) Faktor penyesuaian belok kanan (FRT) ditentukan


sebagai fungsi dari rasio kendaraan belok kanan, dihitung
dengan rumus :
• FRT = 1,0 + (pRT X 0,26)
Faktor penyesuaian belok kiri (FLT) dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
• FLT = 1,0 - (pLT x 0,16)
(5.19)
• Sumber : MKJI (1997)
• (hanya berlaku untuk pendekat tipe terlindung (P) tanpa
LTOR)
• Anonim (1997), Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI),
Direktorat Bina Jalan Kota, Dirjen Bina Marga Republik Indonesia
• Dairi, Rahmad Hidayat (2007), Persimpangan Jalan Betoambiri –
Murhum – Bataraguru Kota Baubau, Baubau: Fakultas Teknik
Unidayan Baubau
• Munawar, Achmad (2004), Manajemen Lalu Lintas Perkotaan,
Yogyakarta: Universitas Gajah Mada
• Munawar, Achmad (2005), Dasar-dasar Teknik Transportasi,
Yogyakarta: Universitas Gajah Mada
• Oglesby, C.H. dan Hicks, R.G. (1982), Teknik Jalan Raya, Edisi Ke
Empat, Jilid I, Jakarta: Penerbit Erlangga
• Transportation Research Board (1994), Highway Capacity Manual,
National Research Council, Washington D.C
• Wisnhukoro (2008), Analisis Simpang Empat Tak Bersinyal dengan
Menggunakan Manajemen Lalu Lintas (Studi Kasus Pada Simpang
Jl. Pramuka dan JL. RE. Martadinata di Kota Bandung), Yogyakarta:
Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Indonesia
• Jelaskan apa yang dimaksud dengan simpang jalan, simpang tak bersinyal
dan simpang bersinyal ?
• Apakah yang dimaksud dengan lebar pendekat dan bagaimana caranya
menentukan jenis simpang?
• Apakah yang dimaksud dengan faktor penyesuaian median jalan utama dan
faktor penyesuaian ukuran kota?
• Jelaskan apa yang dimaksud dengan Faktor Penyesuaian Tipe Lingkungan,
Kelas Hambatan Samping dan Kendaraan Tak Bermotor (FRSU) ?
• Jelaskan apa yang dimaksud dengan Faktor Penyesuaian Belok Kiri (FLT)
dan Faktor Penyesuaian Belok Kanan (FRT) dan Faktor Penyesuaian Rasio
Arus Minor ?
• Jelaskan apa yang dimaksud dengan derajat kejenuhan dan ada berapa
jenis tundaan yang anda ketahui ?
• Jelaskan dengan disertai gambar konflik-konflik yang mungkin terjadi pada
perencanaan simpang bersinyal !
• Bagaimana pengoperasian lampu lalu lintas yang efektif menurut anda?
• Jelaskan peran kapasitas dan arus jenuh pada perencanaan simpang
bersinyal !
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai