Anda di halaman 1dari 8

RENCANA PENGEMBALIAN FUNGSI (REVITALISASI)

TERMINAL BATU LAYANG

Sandy Kurnawan1, Rudi S. Suyono2, S. Nurlaily Kadarini2.


1. Mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura
2. Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura

Abstrak
Terminal Batu Layang merupakan terminal penumpang yang berjenis terminal tipe C dan melayani
angkutan dalam Kota. Adanya perubahan fungsi terminal dari tipe B menjadi tipe C pada tahun 2016
agar dapat mengoptimalkan kinerja terminal. Revitalisasi Terminal Batu Layang sebagai terminal
penumpang, perencanaan revitalisasi terminal diharapkan Terminal Batu Layang dapat digunakan
sebagai pelayanan publik bagi masyarakat serta menarik perhatian masyarakat dalam penggunaan
pelayanan publik. Tujuan penelitian ini adalah memberikan arahan strategi pengembalian fungsi terminal
angkutan umum dalam upaya peningkatan prasarana transportasi jalan di Kecamatan Pontianak Utara
dan Kecamatan Pontianak Timur. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode
kuantitatif dan metode kualitatif dengan pengumpulan data berupa observasi, kuesioner dan wawancara.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis IPA (Importance Performance Analysis)
untuk mengetahui tingkat kinerja pelayanan di Terminal Batu Layang, Analisis keterkaitan Terminal Batu
Layang terhadap Kota Pontianak dan Analisis SWOT untuk mengetahui strategi untuk mengembalikan
fungsi pelayanan terminal Batu Layang. Hasil penelitian ini menunjukkan kondisi pelayanan di Terminal
Batu Layang masih sangat minim dan terdapat tiga atribut pelayanan yang paling rendah yang berkaitan
dengan tingkat kinerja di Terminal Batu Layang, Optimalisasi fungsi terminal dengan cara
perbaikan/peningkatan manajemen terminal yang lebih baik sesuai dengan standar prosedur operasional
terminal.

Kata Kunci : Terminal, Importance Performane Analysis (IPA).

Abstract
[Return Function Plan (Revitalizion)Layang Batu Terminal] Batu Layang Terminal is a passenger
terminal of type C terminal type and serves transportation within the City. The change in terminal
function from type B to type C in 2016 in order to optimize terminal performance. Revitalizing Batu
Layang Terminal as a passenger terminal, planning terminal revitalization is expected that Batu Layang
Terminal can be used as a public service for the community and attract public attention in the use of
public services. The purpose of this study is to provide a direction for the return strategy of the function of
public transport terminals in an effort to improve road transport infrastructure in the Districts of North
Pontianak and District of East Pontianak. While the research method used is quantitative methods and
qualitative methods with data collection in the form of observations, questionnaires and interviews. The
analysis used in this study is Importance Performance Analysis to determine the level of service
performance in Batu Layang Terminal, Linkage Analysis of Batu Layang Terminal to Pontianak City and
SWOT Analysis to determine the strategy to restore the Batu Layang terminal service function. The results
of this study indicate that the service conditions in Batu Layang Terminal are still very minimal and there
are three lowest service attributes related to the level of performance in Terminal Batu Layang,
Optimization of terminal functions by improving terminal management better according to standard
terminal operational procedures.

Keywords: Station, Importance Performane Analysis (IPA).

------------------------------------------------------------------
*)
Penulis Korespondensi.
E-mail: sandykurniawan04@gmail.com
1. Pendahuluan penumpang tipe B.
Kebutuhan terminal bagi suatu kota dipengaruhi Sampai saat ini terminal masih beroperasi,
oleh beberapa hal, khususnya karakteristik sistem walaupun kondisi terminal sangat memprihatinkan.
transportasi kota yang juga dipengaruhi oleh sistem Terminal Batu Layang terlihat kumuh, dan tidak
aktivitas (tata guna lahan), sistem pergerakan, sistem terawat sehingga banyak penumpang yang kurang
jaringan jalan. Sebagai fasilitas transfer (perpindahan) meminati terminal ini juga akan membuat rawan
lokasi terminal harus sedemikian rupa sehingga sesuai kriminal. Kondisi ini juga menyebabkan jumlah
dengan tata ruang kota untuk menjamin terciptanya pengguna angkutan menjadi berkurang dan beralih ke
struktur kota yang baik dan harus sesuai dengan transportasi pribadi maupun travel serta ke terminal-
keinginan pengguna untuk menjamin pemanfaatan terminal liar. kondisi ini tentunya akan membuat
terminal tersebut secara optimal. kawasan Terminal Batu Layang semakin tidak tertata
Menurut Undang-Undang Lalu Lintas No. 14 dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
tahun 1992, terminal adalah prasarana transportasi Revitalisasi Terminal Batu Layang sangat
jalan untuk keperluan memuat dan menurunkan orang diperlukan sebagai terminal penumpang, perencanaan
dan atau barang serta mengatur kedatangan dan revitalisasi terminal diharapkan Terminal Batu Layang
pemberangkatan kendaraan umum, yang merupakan dapat digunakan sebagai pelayanan publik bagi
salah satu wujud simpul jarinya transportasi. masyarakat serta menarik perhatian masyarakat dalam
Terminal berfungsi sebagai penunjang penggunaan pelayanan publik. Tujuan penelitian ini
kelancaran mobilitas orang dan arus barang serta adalah memberikan arahan strategi pengembalian
tempat perpaduan intra dan antar moda secara lancar fungsi terminal angkutan umum dalam upaya
dan tertib. Pada hakekatnya terminal merupakan simpul peningkatan prasarana transportasi jalan di Kecamatan
dari sistem jaringan angkutan jalan yang fungsi Pontianak Utara dan Kecamatan Pontianak Timur.
utamanya sebagai tempat pelayanan umum untuk naik
turun penumpang dan atau bongkar muat barang, 2. Metode Penelitian
tempat pengendalian lalu lintas dan angkutan 2.1 Pendekatan Penelitian
kendaraan umum, serta sebagai tempat perpindahan Metode yang digunakan dalam penelitian ini
intra dan antar moda angkutan (Gumabo et al, 2015). adalah metode kuantitatif dan metode kualitatif.
Transportasi merupakan sarana perkembangan Metode kuantitatif adalah jenis penelitian yang lebih
yang penting dan strategis dalam memperlancar roda sistematis, spesifik, terstruktur dan juga terencana
perekonomian. Dengan pentingnya sektor jasa dengan baik dari awal hingga mendapatkan sebuah
tranportasi ini perlu ditunjang juga dengan kualitas kesimpulan (Sugiyono, 2011). Dalam penelitan ini
pelayanan yang cukup baik bagi pengguna jasa metode kuantitatif digunakan untuk menganalisis
Pengukuran kepuasan pengguna jasa merupakan lingkungan mikro dan makro di Terminal Batu Layang
elemen penting dalam menyediakan pelayanan yang yang diperlukan untuk mengetahui kondisi pelayanan
lebih baik, lebih efisien dan lebih efektif. Apabila di terminal.
pengguna jasa merasa tidak puas terhadap suatu Sedangkan metode kualitatif digunakan untuk
pelayanan yang disediakan, maka pelayanan tersebut menjelaskan kelebihan dari pengaruh sosial yang tidak
dapat dipastikan tidak efektif dan tidak efisien (Salam dapat dijelaskan melalui pendekatan kuantitatif. Oleh
et al, 2017). karena itu dalam penelitian ini metode kualitatif
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah dilakukan untuk mendukung metode kuantitatif yang
(RTRW) Kota Pontianak Tahun 2013-2033 terminal digunakan untuk menjelaskan arahan strategi
penumpang terdapat 7 terminal salah satunya Terminal perumusan pengembalian fungsi Terminal Batu
Batu Layang yang merupakan terminal tipe B di Layang.
Kecamatan Pontianak Utara. Adanya perubahan fungsi
terminal berdasarkan data dari Dinas Perhubungan 2.2 Teknik Pengambilan Sampel
tahun 2016, fungsi Terminal Batu Layang menjadi tipe Menurut Sugiyono (2011) sampel adalah bagian
C. sehingga dalam pengelolaan terminal merupakan dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
tanggung jawab pemerintah Kota. populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel yang
Merevitalisasi atau menghidupkan kembali digunakan adalah teknik accidental sampling, yaitu
fungsi terminal salah satu bagian penting bagi kota. teknik pengambilan sampel dengan cara kebetulan,
Terminal merupakan salah satu objek vital bagi yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan
efisiensi perjalanan masyarakat Kota Pontianak. peneliti, serta sampel yang diambil cocok sebagai
Penyelenggaraan terminal belum sesuai standar sumber data. Setelah mengetahui jumlah sampel
operasional terminal menyebabkan beberapa pengguna menggunakan metode solvin, kemudian pada tahap ini
beralih moda di luar Terminal Batu Layang karena penulis akan menentukan proporsi jumlah responden
terminal bukan sebagai tempat peralihan moda yang berdasarkan faktor internal-eksternal terminal.
semestinya, jauh dari kesan nyaman dan aman, Pembagian jumlah responden yaitu berada di
sehingga perlu dilakukan evaluasi terhadap standar Terminal Batu Layang dan di luar terminal. Pada
prosedur operasional terminal dan kebutuhan fasilitas kawasan Terminal Batu Layang berjumlah 50
yang sesuai dengan standar perencanaan terminal responden yaitu calon penumpang bus. Sedangkan
pembagian di luar Terminal Batu Layang yaitu
masyarakat di Kecamatan Pontianak Utara dan Sedangkan untuk Kecamatan Pontianak Timur
Kecamatan Pontianak Timur. Berikut ini adalah batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut
pembagian proporsi kelompok responden : (Kecamatan Pontianak Timur Dalam Angka, 2017):
 Sebelah Utara berbatsan dengan Sungai Landak,
Tabel 1. Pembagian kelompok responden (Hasil Kecamatan Pontianak Utara
analisis, 2018)  Sebelah Selatan berbatasan dengan Sungai Kapuas,
dan Kecamatan Pontianak Timur
No. Kelompok Responden Proporsi  Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sui.
1 Didalam Terminal (Penumpang Bus) 50 Ambawang Kecamatan Sui. Ambawang dan
2 Diluar Terminal 1. Kecamatan 25
 Desa Kapur Kecamatan Sui. Raya Kabupaten Kubu
(Masyarakat) Pontianak Utara
2. Kecamatan 25 Raya
Pontianak Timur  Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Kapuas
Total 100 dan Kecamatan Pontianak Barat

2.3 Pengumpulan Data 3.2 Analisis Tingkat Kinerja dan Tingkat


Pengumpulan data penelitian kuantitatif Kepentingan
merupakan pengumpulan data yang datanya bersifat Metode Importance Performance Analysis
angka-angka statistik yang dapat dikuantifikasi. Data (IPA) pertama kali diperkenalkan oleh (Martilla dan
tersebut berbentuk variabel-variabel dan James, 1977) dalam (Leonardi, 2016) dengan tujuan
operasionalisasinya dengan skala ukuran tertentu untuk mengukur hubungan antara persepsi konsumen
misalnya skala nominal, ordinal, interval dan ratio dan prioritas peningkatan kualitas produk/jasa.
(Sarwono, 2006). Penilaian tingkat kinerja bertujuan untuk mengetahui
Data primer dilakukan untuk memperoleh data- tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang
data dilapangan terkait permasalahan penelitian. diberikan oleh terminal Batu Layang. Kepuasan
Teknik pengumpulan data primer yang akan dilakukan masyarakat tercapai apabila kinerja terminal sesuai
adalah dengan melakukan interview (wawancara), dengan kepentingannya. Pada penilaian ini responden
menyebarkan kuesioner dan melakukan observasi. diminta menilai kinerja yang telah diberikan oleh
Terminal Batu Layang. Penilaian tingkat kinerja di
2.4 Variabel Penelitian lakukan terhadap 30 atribut pelayanan yang akan
Penentuan variabel-variabel tersebut didasarkan dijabarkan pada bagian analisis Importance
pada rumusan masalah dan penelitian-penelitian yang Performance Analysis (IPA).
pernah dilakukan sebelumnya dan berkaitan dengan Berdasarkan hasil analisis tingkat pelayanan
penelitian yang akan dilakukan. Variabel-variabel yang diperoleh hasil tingkat kesesuaian, dengan cara
akan diamati dalam penelitian Rencana Pengembalian membandingkan antara skor tingkat kinerja, dan skor
Fungsi (Revitalisasi) Terminal Batu Layang tingkat kepentingan. Tingkat kesesuaian digunakan
berdasarkan dari item-item standar penyelenggaraan untuk mengetahui hasil kesenjangan antara
terminal yang ada pada Peraturan Menteri No 40 harapan/kepentingan responden terhadap kinerja
Tahun 2015 sebagai berikut. pelayaanan Terminal Batu Layang. Hasil yang
1. Keselamatan diperoleh memperlihatkan bahwa tingkat
2. Keamanan kesesuaiannya dari tiga puluh atribut tersebut berkisar
3. Kehandalan antara 28% - 104%. Pada presentase kesesuaian
4. Kenyamanan menunjukkan bahwa pelayanan terminal yang
5. Kemudahan diberikan juga terlihat kurang memadai.
6. Kesetaraan Tahap selanjutnya untuk mengetahui tingkat
kesesuaian pada masing-masing atribut adalah
3. Hasil dan Pembahasan bagaimana meningkatkan mutu pelayanan Terminal
3.1 Gambaran Umum Wilayah Batu Layang berdasarkan prioritasnya. Untuk meihat
Gambaran umum wilayah pada penelitian ini prioritas pada masing- masing atribut digunakan
berada di Kecamatan Pontianak Utara dan Pontianak diagram kartesius untuk dijabarkan dalam Kuadran I
Timur. Batas-batas wilayah Kecamatan Pontianak (Prioritas Utama), Kuadran II (Petahankan Prestasi),
Utara adalah sebagai berikut (Kecamatan Pontianak Kuadran III (Prioritas), dan Kuadran IV (berlebihan).
Utara Dalam Angka, 2017) : Untuk membuat diagram kartesius berdasarkan nilai
 Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Wajok Hulu rataan pada tingkat kepentingan dan tingkat kinerja.
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Sungai Kapuas Nilai rataan ini sebagai nilai pembatas untuk
 Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Mega pembuatan diagram kartesius. Nilai rataan pada tingkat
Timur kepentingan yaitu 4,26 sedangkan nilai rataan pada
 Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Wajok tingkat kinerja yaitu 2,35 dapat dilihat pada gambar 1.
Hulu
Tabel 3. Atribut pelayanan pada kuadran II (Hasil
analisis, 2018)

No Atribut Indikator
1 Tersedia pos keamanan Keamanan
(7)
2 Terdapat petugas Keamanan
keamanan dan mudah
dilihat (9)
3 Tersedia kantor Kehandalan
penyelenggara terminal,
Ruang kendali dan
sistem informasi
manajemen terminal (12)
4 Tersedia petugas Kehandalan
Gambar 1. Diagram kartesius pelayanan kinerja operasional terminal
Terminal Batu Layang (Hasil analisis, yang mengatur
2018) operasional terminal (13)
5 Tersedia ruang tunggu Kenyamanan
yang bersih, sejuk dan
Pada gambar diagram dapat diketahui, Kuadran tidak berbau.(14)
I (Prioritas Utama), pada kuadran ini memuat atribut- 6 Tesedia toilet (15) Kenyamanan
atribut yang dianggap sangat penting oleh responden, 7 Tersedia fasilitas Kenyamanan
peribadatan (mushola)
namun berdasarkan kenyataan di lapangan atribut ini (16)
tidak sesuai dengan yang diinginkan responden, 8 Tersedia ruang terbuka Kenyamanan
sehingga atribut yang ada di kuadran imi merupakan hijau (17)
atribut yang sangat urgent atau utama untuk segera 9 Tersedia fasilitas Kenyamanan
kebersihan dan petugas
ditingkatkan, berikut ini adalah tabel atribut-atribut kebersihan (19)
yang ada di kuadran I, yaitu : 10 Tersedia drainase yang Kenyamanan
memadai (22)
Tabel 2. Atribut pelayanan pada kuadran I (Hasil 11 Tersedia lampu Kenyamanan
penerangan (23)
analisis, 2018) 12 Tersedia letak jalur Kemudahan /
pemmberangkatan keterjangkauan
No Atribut Indikator kendaraan tetap &
1 Tersedia fasilitas keselamatan jalan (rambu, Keselamatan teratur (24)
marka, penerangan jalan, pagar) (2) 13 Tersedia letak jalur Kemudahan /
2 Tersedia alat kebakaran (4) Keselamatan kedatangan kendaraan keterjangkauan
3 Tersedianya jadwal kedatangan dan Kehandalan tetap & teratur (25)
keberangkatan kendaraan berserta realisasi 14 Tersedia tempat Kemudahan /
jadwal secara tertulis (10) penumpang untuk naik keterjangkauan
4 Tersedianya jadwal kendaraan umum dalam Kehandalan ke bus atau turun dari
trayek dan kendaraan umum tidak dalam bus (28)
trayek lanjutan berserta realisasi jadwal secara 15 Tempat parkir untuk Kemudahan /
tertulis (11) kendaraan roda 4 dan keterjangkauan
roda 2 (29)
Dari data penjelasan di atas dapat diketahui
pada Terminal Batu Layang belum terdapat alat Kuadran III (Prioritas Rendah), atribut
kebakaran, fasilitas keselamatan jalan, jadwal pelayanan yang berada wilyah kuadran ini merupakan
kedatangan dan keberangkatan dan jadwal kendaraan atribut pelayanan yang menurut pihak Terminal Batu
umum. Untuk kedepannya diharapkan untuk Layang kurang penting sehingga atribut pelayanan
pemerintah yang mengelola Terminal Batu Layang yang berada di terminal kurang berpengaruh terhadap
lebih meningkatkan atribut-atribut pelayanan yang pelayanan yang diberikan dan kurang memuaskan bagi
berhubungan dengan keselamatan dan kenyamanan para penggunan pelayanan terminal. Berikut ini adalah
para penumpang agar masyarakat mau menggunakan tabel atribut pelayanan yang berada di kuadran III ini,
Terminal Batu Layang lebih meningkat. yaitu :
Kuadran II (Pertahankan Prestasi), atribut yang Tabel 4. Atribut pelayanan pada kuadran III (Hasil
berada di kuadran ini adalah atribut yang menurut analisis, 2018)
responden juga sangat penting namun sudah ada di
dalam terminal hanya perlu adanya peningkatan pada No Atribut Indikator
1 Tersedia lajur pejalan kaki Keselamatan
masing-masing atribut pelayanan tersebut. Pada (1)
kuadran II terdapat 15 atribut pelayanan yang 2 Tersedia jalur evakuasi (3) Keselamatan
merupakan atribut ini dianggap sangat penting dan 3 Tersedia fasilitas dan Keselamatan
memuaskan bagi responden yang diambil terhadap petugas kesehatan (5)
4 Tersedia media pengaduan Keamanan
pelayanan yang diberikan. Berikut ini adalah tabel gangguan keamanan berupa
atribut pelayanan yang ada di kuadran II ini, yaitu : stiker berisi nomor telepon
dan/ atau SMS (8)
Lanjutan Tabel 4 Tabel 6. Kondisi internal (Hasil analisis, 2018)
No Atribut Indikator
5 Tempat istirahat awak Kenyamanan Internal
kendaraan (20) Kekuatan (S) Kelemahan (W)
6 Tersedia smoking area (21) Kenyamanan 1. Lokasi terminal yang 1. Kondisi bangunan di sekitar
7 Tersedia informasi Kemudahan / keterjangkauan berada di wilayah pinggir terminal yang sudah ada,
pelayanan (denah terminal, kota. kepemilikannya bangunan
jadwal, tarif; dan peta 2. Kondisi sistem jaringan milik pribadi.
Jaringan) (26) jalan kota yang sudah 2. Kondisi atribut pelayanan
8 Tersedia informasi angkutan Kemudahan / keterjangkauan memadai yang tidak mendukung
lanjutan (27) 3. Angkutan umum di sehingga menurunkan
9 Ruang yang disediakan Kesetaraan Terminal Batu Layang telah kualitas pelayan terminal
khusus bagi ibu menyusui memiliki rute angkutan 3. Adanya angkutan umum
dan bayi (30) antar kota/kabupaten. yang menunggu di luar area
4. Sumber pendapatan bagi terminal.
Kuadran IV (Berlebihan), pada wilayah ini Kota Pontianak 4. Penumpang enggan
adalah atribut yang dianggap kurang penting oleh 5. Adanya rencana mengunakan angkutan
peningkatan Terminal Batu umum karena moda
responden tetapi kinerja yang dihasilkan oleh Terminal Layang yang berfungsi kendaraan yang kurang
Batu Layang sangat baik atau sangat memuaskan, terminal tipe B dalam memadai.
sehingga konsumen menilai produk tersebut terlalu Rencana Tata Ruang 5. Menurunya fungsi terminal
berlebihan. Berikut ini adalah tabel atribut pelayanan Wilayah (RTRW) Kota menjadi terminal tipe C.
Pontianak Tahun 2013-
yang berada di kuadran IV ini, yaitu : 2033

Tabel 5. Atribut pelayanan pada kuadran IV (Hasil Tabel 7. Kondisi eksternal (Hasil analisis, 2018)
analisis, 2018)
Eksternal
No Atribut Indikator Peluang (O) Ancaman (T)
1 Tersedia pos fasilitas dan petugas Keselamatan 1. Adanya isu pembangunan 1. Kurangnya peminat
kelaikan kendaraan umum (6) jembatan tol Kapuas III di penguna angkutan umum di
2 Tersedia rumah makan (18) Kenyamanan jungkat kabupaten Kota Pontanak.
mempawah .
2. Lahan di sekitar terminal 2. Adanya penarikan tarif
3.3 Analisis SWOT masih banyak yang kosong. yang illegal (calo) di
Analisis lingkungan internal (IFAS) dilakukan Terminal Batu Layang
untuk mengetahui berbagai kemungkinan kekuatan dan 3. Terminal batu Layang 3. Kurangnya perhatian
kelemahan sedangkan, analisis lingkungan eksternal berada dekat dengan pemerintah terhadap
kawasan industri, kawasan pengembangan Terminal
(EFAS) untuk mengetahui berbagai kemungkinan pariwisata dan agrowisata Batu Layang maupun
peluang atau ancaman di lokasi penelitian (Rangkuti, angkutan umum di Kota
2001). Pontianak.
Berdasarkan hasil yang didapat pada analisis 4. Kota Pontianak sebagai ibu 4. Penumpang yang
Kota Provinsi Kalimantan menunggu angkutan umum
kinerja dapat diketahui bahwa atribut-atribut pelayanan Barat membuat tidak langsung menuju ke
yang menjadi tolak ukur kinerja pelayanan yang telah perkembangan dalam terminal melainkan di luar
diberikan Terminal Batu Layang dibagi menjadi 4 pembangunan sehingga terminal.
kategori yang dimana masing-masing kategori tersebut dapat menimbulkan
pertumbuhan kegiatan baru
memiliki makna berdasarkan wilayah kuadarannya. bagi masyarakat
Untuk meningkatkan kinerja pelayanan pada Terminal 5. Angkutan umum di 5. Banyaknya kendaraan
Batu Layang maka selanjutnya digunakanlah analisis Terminal Batu Layang pribadi yang membuat
SWOT yang berfungsi untuk menilai kekuatan- masih melayani rute masyarakat kurang
angkutan kota dan angkutan berminat menggunakan
kelemahan dan peluang-ancaman berdasarkan hasil antar kota/kabupaten angkutan umum dengan
pengamatan di lapangan pada Terminal Batu Layang. kondisi yang kurang
memadai
A. Analisis Faktor-Faktor Strategi Internal-
Eksternal (IFAS-EFAS) Penilaian kuadran SWOT dilakukan dengan
Proses penggunaan analisa SWOT dilakukan metode pembobotan pada setiap faktor internal maupun
dengan melihat kondisi internal tentang strengths eksternal yang telah ditentukan berdasarkan hasil
(kekuatan) dan weaknesses (kelemahan), serta kondisi pengamatan di lapangan. Pemberian bibit dilakukan
eksternal atas opportunities (ancaman) dan threats dengan membagi besaran nilai internal dan eksternal
(peluang) yang ada di lingkungan terminal. Analisis ini dengan jumlah bobot total adalah 100. Bobot diberi
digunakan untuk menyusun strategi pengembalian nilai mulai dari 1 (sangat penting) sampai dengan 0
fungsi terminal yang diperoleh melalui wawancara, (tidak penting). Bobot dari semua faktor harus
kuisioner dan pengamatan di lapangan. Berikut ini berjumlah 1. Dalam menghitung rating, untuk masing-
rangkuman kondisi internal dan eksternal dapat dilihat masing faktor (peluang dan kekuatan) diberi skala
pada tabel dibawah ini. mulai dari 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (cukup), dan 1
(tidak baik) berdasarkan pengaruh faktor tersebut.
Sementara untuk rating ancaman dan kelemahan diberi
nilai -4 (sangat buruk), -3 (buruk), -2 (kurang buruk), - Faktor eksternal yang terdiri peluang
1 (tidak buruk). Bentuk skoring dan pembobotan faktor (oppourtunity) dan ancaman (threat) dalam menyusun
internal dan eksternal. strategi pengembalian fungsi Terminal Batu Layang.
Berikut ini adalah tabel penilaian faktor eksternal.
B. IFAS (Internal Factors Analysis Summary)
Faktor internal yang terdiri dari kekuatan Tabel 9. Penilaian faktor eksternal (Hasil analisis,
(strength) dan kelemahan (weakness) dalam menyusun 2018)
strategi pengembalian fungsi Terminal Batu Layang.
Berikut ini adalah tabel penilaian faktor internal. Bobot
No Faktor Eksternal Bobot Skor (x)
Tabel 8. Penilaian faktor internal (Hasil analisis, 2018) Skor
Peluang (O)
1 Adanya isu pembangunan 20 3 60
Bobot jembatan tol Kapuas III di
No Faktor Internal Bobot Skor (x) jungkat kabupaten mempawah
Skor 2 Lahan di sekitar terminal masih 27 4 108
Kekuatan (S) banyak yang kosong
1 Lokasi terminal yang berada di 15 3 45 3 Terminal batu Layang berada 23 4 92
wilayah pinggir kota. dekat dengan kawasan industri,
2 Kondisi sistem jaringan jalan kota 20 4 80 kawasan pariwisata dan
yang sudah memadai agrowisata
3 Angkutan umum di Terminal Batu 18 3 54 4 Kota Pontianak sebagai ibu 16 4 64
Layang telah memiliki rute Kota Provinsi Kalimantan
angkutan antar kota/kabupaten. Barat membuat perkembangan
4 Sumber pendapatan bagi Kota 22 3 66 dalam pembangunan sehingga
Pontianak dapat menimbulkan
5 Adanya rencana peningkatan 25 4 100 pertumbuhan kegiatan baru
Terminal Batu Layang yang bagi masyarakat,
berfungsi terminal tipe B dalam 5 Angkutan umum di Terminal 14 3 42
Rencana Tata Ruang Wilayah Batu Layang masih melayani
(RTRW) Kota Pontianak Tahun rute angkutan kota dan
2013-2033 angkutan antar kota/kabupaten
Total 100 345 Total 100 366
Kelemahan (W) Ancaman (T)
1 Kondisi bangunan di sekitar 14 2 28 1 Kurangnya peminat penguna 23 3 69
terminal yang sudah ada, angkutan umum di Kota
kepemilikannya bangunan milik Pontanak.
pribadi. 2 Adanya penarikan tarif yang 17 3 51
2 Kondisi atribut pelayanan yang 26 3 78 illegal (calo) di Terminal Batu
tidak mendukung sehingga Layang.
menurunkan kualitas pelayan 3 Kurangnya perhatian 20 2 40
terminal pemerintah terhadap
3 Adanya angkutan umum yang 20 2 40 pengembangan Terminal Batu
menunggu di luar area terminal. Layang maupun angkutan
4 Penumpang enggan mengunakan 17 3 51 umum di Kota Pontianak.
angkutan umum karena moda 4 Penumpang yang menunggu 22 3 66
kendaraan yang kurang memadai. angkutan umum tidak langsung
5 Menurunya fungsi terminal 23 3 69 menuju ke terminal melainkan
menjadi terminal tipe C. di luar terminal
Total 100 266 5 Banyaknya kendaraan pribadi 18 4 72
yang membuat masyarakat
Pada hasil analisis diatas, menyatakan bahwa kurang berminat menggunakan
angkutan umum dengan
hasil nilai total kekuatan adalah 345 dengan skor kondisi yang kurang memadai.
tertinggi 100 pada item ke-5 yaitu adanya rencana Total 100 298
peningkatan Terminal Batu Layang yang berfungsi
terminal tipe B dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Pada hasil analisis diatas, menyatakan bahwa
(RTRW) Tahun 2013-2033, sedangkan skor terendah hasil nilai total peluang adalah 366 dengan skor
adalah item ke-1 lokasi terminal yang berada di tertinggi 108 pada item ke-2 yaitu lahan di sekitar
wilayah pinggir kota dengan skor 45. Kemudian hasil terminal masih banyak yang kosong, sedangkan skor
nilai total kelemahan adalah 266 dengan skor tertinggi terendah adalah item ke-5 Angkutan umum di Terminal
78 pada item ke-2 kondisi fasilitas terminal yang Batu Layang masih melayani rute angkutan kota dan
kurang memadai seperti fasilitas utama dan fasilitas angkutan antar kota/kabupaten dengan skor 42.
penunjang sehingga membuat pelayanan terminal Kemudian hasil nilai total ancaman adalah 298 dengan
kurang optimal., sedangkan skor terendah adalah 28 skor tertinggi 72 pada item ke-5 banyaknya kendaraan
pada item ke-1 kondisi bangunan di sekitar terminal pribadi yang membuat masyarakat kurang berminat
yang sudah ada, kepemilikannya bangunan milik menggunakan angkutan umum dengan kondisi yang
pribadi. Jadi hasil perhitungan faktor internal yaitu kurang memadai, sedangkan skor terendah adalah 28
345-266 = 79 (S-W) pada item ke-3 kurangnya perhatian pemerintah
C. EFAS (Eksternal Factors Analysis Summary) terhadap pengembangan Terminal Batu Layang
maupun angkutan umum di Kota Pontianak. Jadi hasil pelayanan di Terminal Batu Layang yang paling
perhitungan faktor eksternal yaitu 366-298 = 68 (O-T). rendah adalah “Tersedia lajur pejalan kaki”, “Tersedia
jalur evakuasi”, dan “Tersedia fasilitas dan petugas
D. Diagram SWOT kesehatan”. Sedangkan kinerja pelayanan yang paling
Hasil dari perhitungan IFAS dan EFAS tinggi di Terminal Batu Layang adalah “Tersedia letak
kemudian dimasukkan dalam matriks Grand Strategy. jalur pemberangkatan kendaraan tetap dan teratur”,
Penempatan jumlah total skor faktor kekuatan dengan “Tersedia letak jalur kedatangan kendaraan tetap dan
kelemahan dan faktor peluang dengan ancaman untuk teratur” dan “Tersedia pos fasilitas dan petugas
menentukan posisi titik X dan Y. Pada hasil kelaikan kendaraan umum”. Berdasarkan hasil analisis
perhitungan hasil IFAS dan EFAS pada tahap SWOT terdapat beberapa alternatif yang telah
sebelumnya, hasil nilai faktor internal (S-W) adalah 79 dirumuskan diantaranya Perlu adanya optimalisasi
sedangkan hasil nilai faktor eksternal (O-T) adalah 68 fungsi terminal, penertiban terminal secara rutin, serta
Berikut ini adalah gambar diagram kuadran SWOT. adanya pengembangan sarana dan prasarana penunjang
terminal.
Opportunity
Kuadran III Kuadran I Ucapan Terimakasih
Terima kasih disampaikan kepada seluruh pihak
Weakness
yang telah membantu keberlangsungan jurnal ini.
Strenghs
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik Kota Pontianak. (2017).
Kuadran Kecamtan Pontianak Utara Dalam Angka
Kuadran II
IV Tahun 2017. Pontianak
Threats Badan Pusat Statistik Kota Pontianak. (2017).
Kecamtan Pontianak Timur Dalam Angka
Gambar 2. Diagram kuadran SWOT (Hasil analisis, Tahun 2017. Pontianak
2018) Dadi M. (2005). Pemanfaatan Terminal Regional
Terkait dengan Kebijakan Kota Pangkalpinang.
Dari diagram kuadran diatas menunjukkan Gumabo MS. (2015). Evaluasi Kelayakan Terminal
bahwa titik tumpu berada pada kuadran I yaitu strategi Angkutan Umum di Kecamatan Tobelo Tengah.
S-O yang merupakan memanfaatkan/ mengoptimalkan Jurnal Teknik PWK. Manado: Universitas Sam
kekuatan yang dimilikinya untuk memanfaatkan Ratulanggu Manado.
peluang yang ada. Strategi S-O dilakukan dengan Peraturan Daerah Kota Pontianak Tahun 2013 Tentang
mengatasi kelemahan dengan memanfaakan peluang. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Berdasarkan hasil analisis SWOT terdapat Pontianak Tahun 2013-2033
beberapa alternatif yang telah dirumuskan, maka akan Peraturan Menteri No 40 Tahun 2015 Tentang Standar
didapat rekomendasi solusi dalam pengembalian fungsi Penyelenggaraan Terminal Penumpang
(revitalisasi) Terminal Batu Layang, adapun penjabaran Angkutan Jalan. Jakarta: Sekretariat Negara.
dari solusi pengembangan sebagai berikut. Pratama L. (2016). Analisis Kepuasan Dan Strategi
1. Perlu adanya optimalisasi fungsi terminal dengan Pengembangan Koperasi (Studi Kasus Koperasi
cara perbaikan/peningkatan manajemen terminal Kredit Sehati Jakarta). Bogor : Institut
yang lebih baik sesuai dengan standar prosedur Pertanian Bogor.
operasional terminal. Rangkuti F. (2006). Analisis SWOT: Teknik Membedah
2. Penertiban terminal secara rutin dengan melibatkan Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
seluruh pihak terkait termasuk masyarakat serta Utama
peningkatan kedisiplinan para pengguna dalam hal Salam MH. (2017). Analisis Tingkat Kepuasan
ini pengemudi dan penumpang agar Pengguna Jasa Terhadap Kualitas Kinerja
memaksimalkan pemanfaatan terminal yang ada. Pelayanan Terminal Seruni Kota Cilegon.
3. Perlu adanya pengembangan sarana dan prasarana Jurnal Teknik Industri. Banten: Universitas
penunjang untuk meningkatkan pengembangan Sultan Ageng Tirtayasa
daerah pinggiran Kota Pontianak, karena seperti Sarwono J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan
yang diketahui daerah pinggiran Kota Pontianak Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
merupakan wilayah dengan kegiatan perindustrian Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif
dan wisata. Kualitatif. Jakarta: Alfabeta.
Undang-Undang Republik Indonesia No 14 Tahun
4. Kesimpulan 1992 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Kondisi pelayanan pada Terminal Batu Layang
masih sangat minim dari 20 atribut standar
penyelenggaraan terminal. Dari hasil analsis IPA dapat
diketahui kinerja pelayanan berdasarkan atribut

Anda mungkin juga menyukai