Abstrak. Keputusan pemerintah Kabupaten Purworejo dalam tanggap darurat kedua yaitu penetapan lokasi pasar
darurat bagi pedagang Pasar Baledono pasca kebakaran diputuskan terdapat 6 lokasi relokasi sementara salah satunya
yaitu di Terminal Angkudes Kongsi sejumlah 310 unit kios darurat yang membuat kondisi Terminal Kongsi semakin
memprihatinkan dan kurang terawat. Degan demikian tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mengevaluasi
pelayanan dan fasilitas Terminal Kongsi di Kabupaten Purworejo.
Evaluasi fasilitas dilakukan dengan mengetahui kesesuaian fasilitas Terminal Kongsi Purworejo dengan standar
terminal bus tipe C berdasarkan PM. Perhubungan No 132 Tahun 2015 dan Perda Kabupaten Purworejo No 18 Tahun
2011 dan menyebarkan kuisioner yang kemudian dianalisis menggunakan metode Customer Satisfication Index (CSI),
sedangkan untuk mengevaluasi faktor internal dan eksternal terminal kongsi menggunakan metode Internal Factor
Evaluation (IFE) Matriks dan External Factor Evaluation (EFE) Matriks.
Hasil survei fasilitas menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa fasilitas umum dan penunjang di Terminal
Kongsi yang belum tersedia yaitu bangunan kantor terminal, ruang pengobatan, ruang informasi dan pengaduan, telepon
umum, tempat penitipan barang, dan taman. Serta terdapat beberapa fasilitas yang tidak layak yaitu tempat tunggu
penumpang dan/atau pengantar, kamar kecil/toilet, dan kios/kantin. Berdasarkan analisis menggunakan metode CSI,
hasil persepsi pelayanan dan fasilitas terminal masuk dalam skala penilaian “cukup puas” dengan persentase sebesar
57,86% untuk pengemudi dan 58,54% untuk pengguna. Berdasarkan analisis menggunakan metode IFE dan EFE
Matriks, mendapatkan skor masing-masing sebesar 2,79 dan 2,88. Hasil ini menunjukkan bahwa Terminal Kongsi
cukup berfungsi secara optimal dengan strategi jaga dan pertahankan sesuai kuadran V melalui pengembangan fasilitas
dan pelayanan Terminal Kongsi.
Abstract. The decision of the Purworejo regency government in the second emergency response was to determine the
location of the emergency market for Baledono market traders after the fire. Thus the purpose of this study was to
evaluate the services and facilities at the Kongsi Terminal in Purworejo Regency.
Facility evaluation is carried out by knowing the compatibility of Purworejo Kongsi Terminal facilities with
the type C bus terminal standard based on PM. Transportation No. 132 of 2015 and Regional Regulations of Purworejo
No. 18 of 2011 and distributing questionnaires which were then analyzed using the Customer Satisfication Index (CSI)
method, whereas to evaluate the internal and external factors of the joint terminal using the Internal Factor Evaluation
(IFE) Matrix and External Factor Evaluation methods (EFE) Matrix.
The results of the facility survey show that there are still several public and supporting facilities that are not
yet available at the Kongsi Terminal, namely the terminal office building, treatment room, information and complaint
room, public telephone, luggage storage, and garden. And there are some improper facilities, namely waiting areas for
passengers and / or deliveries, restrooms / toilets, and kiosks / canteens. Based on the analysis using the CSI method,
the perception of service and terminal facilities is included in the "quite satisfied" rating scale with a percentage of
57.86% for drivers and 58.54% for users. Based on the analysis using the IFE and EFE Matrix methods, getting scores
of 2.79 and 2.88, respectively. These results indicate that the Kongsi Terminal is functioning optimally with a guard and
maintain strategy in accordance with quadrant V through the development of Kongsi Terminal facilities and services.
Pemerintah Kabupaten Purworejo dalam hal ini 2. Bagaimana pelayanan dan fasilitas yang diberikan
adalah Dinas Perhubungan Kabupaten Purworejo saat terhadap penumpang dan pengemudi di Terminal
ini tengah berusaha untuk terus meningkatkan sarana Tipe C Purworejo jika dievaluasi menggunakan
dan prasarana transportasi di Terminal Tipe C Kongsi metode Customer Satisfication Index (CSI), IFE
untuk menunjang kelancaran pergerakan aktivitas (Internal Factor Evaluation) Matriks dan EFE
masyarakat, terlebih Terminal Kongsi berlokasi di (External Factor Evaluation) Matriks?
sentra ekonomi Baledono Kabupaten Purworejo. Namun
pada tanggal 27 Juli 2013 sentra ekonomi Pasar 1.3 Tujuan Penelitian
Baledono terbakar. Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
Pasca kebakaran pasar, pedagang Pasar 1. Mengetahui kesesuaian fasilitas Terminal Kongsi
Baledono telah kehilangan lahan untuk berjualan dan Purworejo dengan standar terminal bus tipe C
harus menanggung kerugian yang besar. Setelah masa berdasarkan PM. Perhubungan No 132 Tahun 2015
tanggap darurat pertama usai, maka tanggap darurat dan Perda Kabupaten Purworejo No 18 Tahun 2011
kedua harus direalisasikan sesuai dengan SK Bupati 2. Mengevaluasi pelayanan dan fasilitas yang ada di
Purworejo No. 188.4/479/2013 tentang penetapan lokasi Terminal Kongsi Purworejo menggunakan metode
pasar darurat bagi pedagang Pasar Baledono. Di dalam CSI (Customer Satisfication Index), IFE (Internal
SK Bupati Purworejo tersebut diputuskan terdapat 6 Factor Evaluation) Matriks dan EFE (External
lokasi yaitu Terminal Angkudes Kongsi, Terminal Factor Evaluation) Matriks
Suronegaran, Jalan Kemuning, Jalan Pahlawan dan
belakang Ruko Plaza, serta lokasi cadangan di Jalan 1.4 Manfaat Penelitian
Pramuka. Relokasi sementara di Terminal Kongsi Manfaat yang dapat diambil adalah: Penelitian ini
sejumlah 310 unit kios darurat yang membuat kondisi diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi dan
Terminal Kongsi semakin memprihatinkan dan kurang masukan bagi para pengambil keputusan dalam upaya
terawat (Nurul Azizah, 2016) untuk meningkatkan efektivitas fungsi dari Terminal
Selama ini dalam paradigma masyarakat tipe C di Kabupaten Purworejo, supaya
terhadap terminal bus identik dengan ketidakteraturan pemaanfaatannya dapat optimal dan dirasakan dengan
dan suasana yang cenderung kumuh (Angga Pradistya, baik oleh masyarakat dan untuk kemajuan transportasi
2014). Dengan memodernisasi Terminal Kongsi di Kabupaten Purworejo.
diharapkan mampu mengubah paradigma masyarakat
bahwa penumpang juga bisa mendapatkan pelayanan 1.5 Batasan Masalah
dengan kualitas yang baik. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian
Berdasarkan uraian singkat tersebut, pelaku ini adalah:
perjalanan pasti menginginkan suatu tempat memulai 1. Objek penelitian hanya pada penumpang dan
dan mengakhiri perjalanan dengan moda transportasi pengemudi angkutan kota jalur A, dan angkutan
umum yang dipilihnya dapat memberikan kualitas desa yang ada di Terminal Tipe C Purworejo.
pelayanan dan fasilitas yang nyaman. Maka perlu 2. Analisis yang dilakukan hanya pada kualitas
dilakukan sebuah studi mengkaji tentang persepsi pelayanan, fasilitas utama dan fasilitas penunjang di
penumpang terhadap keadaan dan ketersediaan fasilitas terminal
dan pelayanan di terminal Kongsi sehingga dapat 3. Persepsi penumpang merupakan tujuan tinjauan
diketahui hal apa yang mempengaruhi tingkat kepuasan masalah dalam penelitian ini terhadap pelayanan dan
kualitas dan harapan pelaku perjalanan kedepannya fasilitas yang ada di terminal Kongsi.
terhadap pengembangan terminal Kongsi. 4. Data yang diambil berupa tangibles (penampilan
fisik), reability (kehandalan), responsiveness
1.2 Rumusan Masalah (tanggapan), assurance (jaminan), emphaty
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: (kepedulian), kondisi internal dan eksternal terminal
1. Apakah Terminal Kongsi Purworejo sudah sesuai (meliputi: keamanan, kenyamanan, kebersihan, dan
dengan standar terminal bus tipe C dilihat dari aspek keselamatan pengguna Terminal Tipe C
fasilitas terminalnya? Purworejo)
17
P-ISSN 2614-3100
Reviews in Civil Engineering, E-ISSN 2614-3119
v.04, n.1, p.16-25, Maret 2020
jurnal.untidar.ac.id/index.php/civilengineering/
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Penelitian
Gambar 4 Lokasi Penelitian
(Sumber: Google Maps, 2019)
19
P-ISSN 2614-3100
Reviews in Civil Engineering, E-ISSN 2614-3119
v.04, n.1, p.16-25, Maret 2020
jurnal.untidar.ac.id/index.php/civilengineering/
kendaraan berdasarkan SK Jaringan Trayek Angkutan Tabel 4 Kondisi Geometrik Simpang Empat Koramil
Pedesaan Kabupaten Purworejo. Borobudur
4.1.1.2 Analisis Fasilitas Terminal
Simpang Empat Koramil Borobudur yang berada
di Kabupaten Magelang adalah simpang dengan empat
lengan tak bersinyal. Layout simpang ditunjukkan
dalam Gambar 5.
20
P-ISSN 2614-3100
Reviews in Civil Engineering, E-ISSN 2614-3119
v.04, n.1, p.16-25, Maret 2020
jurnal.untidar.ac.id/index.php/civilengineering/
RBKi = qT,BKi /qTOT = 972/2646 = 0,37 skr/jam Jumlah Penduduk di Kabupaten Magelang akhir
c. Rasio jalan minor adalah perbandingan antara jalan tahun 2018 sejumlah 1.274.881 jiwa, maka Faktor
minor dengan jumlah total jalan utama ditambah Ukuran Kota didapat nilai FUK pada Simpang Empat
jalan minor (RMI) yaitu didapatkan nilai sebesar: Koramil Borobudur sebesar 1,00.
Rmi = qmi /qTOT = 1141/2646 = 0,43 skr/jam g. Faktor koreksi hambatan samping (FHS) Faktor
Jadi untuk rasio kendaraan tak bermotor koreksi tipe lingkungan jalan, hambatan samping
mendapatkan hasil 0,00 kend/jam, rasio belok kiri dan kendaraan tak bermotor. Hasil dari rasio
sebesar 0,37 skr/jam dan rasio jalan minor sebesar 0,43 kendaraan tak bermotor adalah sebesar 0,00
skr/jam. kend/jam, maka Koreksi Lingkungan Jalan didapat
4.3.2 Kapasitas simpang (C) nilai hambatan sampingnya adalah 0,94.
Analisis kapasitas jalan memperlukan beberapa h. Faktor koreksi belok kiri (FBKi), setelah
faktor penyesuaian berdasarkan keadaan dari geometrik mendapatkan nilai rasio belok kiri sebesar 0,37
dan arus lalu lintas. Adapun faktor-faktor yang skr/jam, maka faktor koreksi rasio arus belok kiri
diperlukan sebagai berikut: adalah:
a. Kapasitas dasar (Co) diambil dari tipe simpang FBKi = 0,84 + 1,61 x RBKi
geometrik jalan. Berdasarkan survei di lapangan = 0,84 + 1,61 x 0,37 = 1,43 skr/jam
jumlah lajur dari simpang Empat Koramil i. Faktor koreksi rasio arus belok kanan (FBKa),
Borobudur adalah pada jalan minor memiliki jumlah Simpang Empat Koramil Borobudur termasuk
jalur 2 dan jalan utama memiliki jumlah jalur 2, simpang dengan 4 lengan sehingga nilai FBKa adalah
dengan keadaan tersebut maka tipe simpang adalah 1,0.
422. Kapasitas dasar (CO) Simpang Empat Koramil j. Faktor koreksi rasio arus dari jalan minor rasio
Borobudur termasuk jenis tipe simpang 422 dengan (FMI), setelah mendapatkan nilai rasio jalan minor
kapasitas dasar sebesar 2900 skr/jam. sebesar 0,43 skr/jam, maka Faktor Koreksi Rasio
d. Faktor koreksi lebar pendekat rata-rata, faktor Arus Dari Jalan Minor didapatkan nilai faktor
koreksi lebar pendekat rata-rata (FLP) diperoleh koreksi rasio arus jalan minor (FRMI) sebesar:
dengan masukkan variabel lebar rata-rata pendekat FRMI = 1,19 x RMI2 – 1,19 x RMI + 1,19
simpang (LRP). Lebar pendekat jalan minor, adalah = 1,19 x 0,432 – 1,19 x 0,43+ 1,19
rata-rata dari lebar Jalan Sentanu dan Jalan = 0,90 skr/jam
Daranindra. Dengan diperolehnya nilai kapasitas dasar dan
LAC = (L𝐴+L𝐶)/2 = (2,75 + 2,25)/2 = 2,50 m faktor-faktor koreksi di atas maka kapasitas
Sedangkan lebar pendekat jalan utama, adalah sesungguhnya adalah:
rata-rata dari lebar Jalan Sudirman atau pendekat B C = Cₒ x FLP x FM X FUK x FHS X FBK1 X FBK2 X FRmi
dan D. = 2900 x 0,94 x 1,00 x 1,00 x 0,94 x 1,43 x 1,00 x 0,90
LBD = (L𝐵+L𝐷 )/2 = ( 3,00 + 3,25 )/2 = 3,125 m = 3306 skr/jam
Setelah mendapatkan rata-rata lebar pendekat 4.3.3 Perilaku lalu lintas
jalan minor sebesar 2,50 m dan lebar rata-rata jalan Perilaku lalu lintas untuk simpang tak bersinyal
utama sebesar 3,125 m, maka dapat dicari lebar ada tiga yaitu derajat kejenuhan, tundaan dan panjang
pendekat rata-rata dari lebar pendekat jalan minor antrian. Perhitungan perilaku lalu lintas akan dijelaskan
dan jalan utama, yaitu: di bawah ini.
LRP = (L𝐴𝐶+L𝐵𝐷)/2 = (2,50 + 3,125 )/2 = 2,81 m a. Derajat kejenuhan
Maka faktor koreksi lebar pendekat, yaitu: Dj = q/C = 2646/3306 = 0,80 skr/jam
FLP = 0,70 + 0,0866 x LRP b. Tundaan lalu lintas jalan simpang
1,0504
= 0,70 + 0,0866 x 2,81 = 0,94 m TLL = - (1-Dj) 2
(0,2742−0,2042 x Dj)
e. Faktor koreksi median jalan utama (FM) diperoleh 1,0504
dari keadaan di lapangan adalah simpang Empat = - (1–0,80) 2 = 9,4 det/skr
(0,2742−0,2042 x 0,80)
Koramil Borobudur tidak ada median, sehingga c. Tundaan lalu lintas jalan utama
Faktor Koreksi Median nilai FM sebesar 1,00. TLLma =
1,0503
- (1 - Dj) 1,8
f. Faktor koreksi ukuran kota (FUK) simpang yang (0,3460−0,2460 x Dj)
1,0503
diteliti terletak di wilayah Kabupaten Magelang. = - (1–0,80) 1,8 = 3,2 det/skr
(0,3460−0,2460 x 0,80)
22
P-ISSN 2614-3100
Reviews in Civil Engineering, E-ISSN 2614-3119
v.04, n.1, p.16-25, Maret 2020
jurnal.untidar.ac.id/index.php/civilengineering/
d. Tundaan lalu lintas jalan minor untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada
TLLmi =
qtot x TLL – qMA x TLLma simpang, karena dengan adanya penerapan simpang
qMI bersinyal nilai derajat kejenuhan menjadi lebih kecil
2624𝑥 12,3− 1852 x 3,2
= = 41,9 det/skr dan memenuhi syarat menurut PKJI 2014 yaitu
771
e. Tundaan geometri simpang kurang dari 0,85 dan dengan penerapan penyesuaian
TG = (1- DJ) x { 6 RB + 3 (1- RB)} + 4 DJ waktu siklus menghasilkan indiktor tundaan
= (1-0,80) x {6 x 0,37 + 3 (1- 0,37)} + 4 x 0,80 simpang rata-rata terkecil yang mendekati kondisi
= 4,02 skr/jam eksisting. Sedangkan untuk analisis simpang
f. Tundaan simpang bersinyal menggunakan metode webster juga layak
T = TLL + TG = 9,4 + 4,02 = 13,46 det/skr dilakukan karena nilai derajat kejenuhan mengalami
g. Peluang antrian penurunan akan tetapi nilai tundaan pada tahun 2019
Batas atas QP% masih dalam tingkat kategori D. Sesuai dengan
= 47,71 x Dj – 24,68 x Dj2 + 56,47 x Dj3 penelitian Dini Martiana Fitri (2018) bahwa kinerja
= 47,71 x 0,80 – 24,68 x 0,802 + 56,47 x 0,803 simpang dengan pengelolaan simpang bersinyal
= 51,8 % menghasilkan kinerja simpang yang lebih baik
Batas bawah QP% dibandingkan dengan pengelolaan simpang tak
= 9,02 x Dj + 20,66 x Dj2 + 10,49 x Dj3 bersinyal.
= 9,02 x 0,80 + 20,66 x 0,802 + 10,49 x 0,803 3. Hasil perhitungan prediksi simpang 10 tahun
= 25,8 % mendatang didapatkan hasil arus lalu lintas tiap
4.3.4 Rekapitulasi hasil analisis kondisi eksisting tahunnya selalu meningkat, karena arus lalu lintas
simpang yang tiap tahun meningkat maka tundaan dan derajat
Hasil analisis Simpang Empat Koramil kejenuhan juga akan meningkat. Untuk kinerja
Borobudur direkapitulasi agar lebih mempermudah eksisting pada tahun 2019 nilai derajat kejenuhan
dalam pembacaan hasil yang telah di analisis, dapat simpang masih dalam angka stabil akan tetapi
dilihat pada Tabel 11 Rekapitulasi Hasil Analisis memasuki tahun 2020 nilai derajat kejenuhan
Eksisting Simpang. memasuki angka 0,85 skr/detik dan ditahun
Tabel 11 Rekapitulasi Hasil Analisis Eksisting Simpang selanjutnya tundaan semakin membesar, maka
Arus Derajat menurut PKJI 2014 simpang yang memiliki derajat
Kapasitas Tundaan Peluang
Lalu
(C)
Kejenuhan
(D) Antrian kejenuhan melebihi 0,85 artinya simpang tersebut
Lintas (q) (Dj) membutuhkan perencanaan traffic light untuk
(skr/jam) (det/skr) (QP%)
(skr/jam) (skr/jam)
2646 3306 0,80 13,46 51,8-25,8
memperbaiki kinerja simpang.
Sumber: Data Primer, 2019
KESIMPULAN DAN SARAN
4.4 Pembahasan 5.1 Kesimpulan
Berikut adalah rangkuman dari pembahasan yang Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan
telah dijabarkan di sub bab sebelumnya. mengenai Evaluasi pelayanan dan fasilitas Terminal
1. Hasil dari analisis kinerja Simpang Empat Koramil Kngsi dapat disimpulkan sebagai berikut:
Borobudur dalam kondisi eksisting berdasarkan 1. Terminal Kongsi sesuai dengan standar Terminal
PKJI 2014 didapatkan hasil arus lalu lintas sebesar bus Tipe C berdasarkan PM. Perhubungan No 132
2646 skr/jam, kapasitas sebesar 3306 skr/jam, Tahun 2015 untuk fasilitas utama terdapat satu
derajat kejenuhan sebesar 0,80 skr/jam dan tundaan fasilitas yang tidak dimiliki Terminal Kongsi yaitu
sebesar 13,46 detik, sesuai dengan penelitian fasilitas bangunan kantor terminal. Fasilitas
Zulkarnadi (2018) bahwa nilai derajat kejenuhan bangunan kantor terminal diganti dengan bangunan
masih dibawah angka standar 0,85 artinya kinerja TPR atau Tempat Pemungutan Retribusi dan untuk
simpang belum mengalami kemacetan atau fasilitas penunjang terdapat 5 fasilitas yang tidak
penumpukan arus lalu lintas, maka persimpangan dimiliki Terminal Kongsi yaitu ruang pengobatan,
masih dipandang layak untuk tahun ini. ruang informasi dan pengaduan, telepon umum,
2. Dari hasil analisis simpang bersinyal menggunakan tempat penitipan barang dan taman. Kesesuaian
metode PKJI 2014 dapat menjadi salah satu solusi berdasarkan Perda Kabupaten Purworejo No 18
23
P-ISSN 2614-3100
Reviews in Civil Engineering, E-ISSN 2614-3119
v.04, n.1, p.16-25, Maret 2020
jurnal.untidar.ac.id/index.php/civilengineering/
Tahun 2011 untuk fasilitas utama terdapat satu Balaka, R, dkk. 2018. Analisa Kinerja Pelayanan
fasilitas yang tidak dimiliki Terminal Kongsi yaitu Terminal Baruga di Kota Kendari. Universitas Halu
fasilitas bangunan kantor terminal, fasilitas Oleo Kendari.
bangunan kantor terminal diganti dengan bangunan Budiwaskito, R. 2011. Probabilitas Dan Statistik.
TPR dan untuk fasilitas penunjang telah memenuhi Institute Teknologi Bandung.
standar. Departemen Perhubungan Republik Indonesia. 2002.
2. Berdasarkan hasil analisis persepsi pengemudi dan Pedoman Teknis Penyelenggaraan Aangkutan
pengguna Terminal Kongsi menggunakan metode Penumpang Umum Di Wilayah Perkotaan Dalam
Customer Satisfication Index (CSI), pengemudi Trayek Tetap Dan Teratur. Sekretariat Negara: Jakarta.
angkutan umum menilai fasilitas dan pelayanan Dina, A, dkk. 2014. Evaluasi Purna Huni Sirkulasi
Terminal Kongsi saat ini sudah “cukup baik” dengan dan Fasilitas Terminal Kartasura. Universitas
presentase sebesar 57,86%, dan menurut pengguna Muhammadiyah Surakarta.
Terminal Kongsi fasilitas dan pelayanan terminal Harijadi. 2005. Studi Optimasi Terminal Purworejo.
“cukup baik” dengan presentase sebesar 58,54%. Universitas Diponegoro.
Terminal Kongsi berdasarkan hasil perhitungan skor Konda, V, dkk. 2016. Pengaruh Layanan Terminal
IFE dan EFE yang dimasukkan kedalam IE matriks Bolu di Kecamatan Tallunglipu Terhadap Pertumbuhan
berada pada kuadran V, diperoleh strategi yang Wilayah Kabupaten Toraja Utara. Universitas Sam
sesuai yaitu strategi jaga dan pertahankan melalui Ratulangi Manado.
pengembangan fasilitas dan pelayanan Terminal Kurniasari, D. 2019. Evaluasi Kinerja Dan Pelayanan
Kongsi. Agkutan Umum Dengan Metode IPA (Importance
5.2 Saran Peformance Analysis) Di Kota Magelang. Universitas
Berikut ini adalah beberapa saran yang menurut Tidar.
penulis dapat meningkatkan atau memberikan solusi Lexy J. Moleong. 2002. Metode Penelitian Kualitatif.
yang lebih baik dalam evaluasi pelayanan dan fasilitas Remaja Radakarsa: Bandung
Terminal Kongsi yaitu sebagai berikut: Mahardika, Y. 2019. Analisa Tingkat Efektifitas
1. Data harian kendaraan yang masuk di Terminal Kinerja Terminal Tipe C Di Kota Magelang. Universitas
Kongsi sebaiknya di sesuaikan dengan SK Jaringan Tidar.
trayek, kode jalur dan rute angkutan perdesaan di Meyanti, S, dkk. 2015. Evaluasi Kelayakan Terminal
Kabupaten Purworejo tahun 2018 agar memudahkan Angkutan Umum Di Kecamatan Tobelo Tengah.
petugas Terminal Kongsi dalam pendataan Universitas Sam Ratulangi.
kendaraan harian. Mirnasari, R. 2013. Inovasi Pelayanan Publik UPTD
2. Perlu dilakukan pengevaluasian mengenai fasilitas Terminal Purbaya-Bungurasih. Universitas Airlangga.
Terminal Kongsi, karena masih terdapat beberapa Ody, W, dkk. 2015. Evaluasi Kinerja Terminal Induk
fasilitas yang penyediaannya kurang maksimal Kota Bekasi. Universitas Brawijaya.
seperti toilet, mushola dan fasilitas kesehatan Penina, T, dkk. 2018. Analisa Kepuasan Konsumen
sehingga menyebabkan para pengguna kurang puas Terhadap Pelayanan Jasa Terminal Angkutan Umum
dalam penggunaan fasilitas tersebut. Mardika Ambon. Politeknik Negri Ambon.
3. Perlunya penambahan dan peningkatan fasilitas Purba, D. 2008. Analisis Prioritas Faktor-Faktor
utama dan penunjang terminal sesuai kebutuhan. Yang Mempengaruhi Efektivitas Fungi Terminal
Sarantama (Studi Kasus Terminal Sarantama Kota
DAFTAR PUSTAKA Pematang Siantar). Universitas Sumatera Utara.
Azizah, N. 2016. Resistensi Pedagang Dalam Salam, M. 2014. Analisis Tingkat Kepuasan
Relokasi Darurat Pasar Baledono Kabupaten Purworejo. Pengguna Jasa Terhadap Kualitas Kinerja Pelayanan
Universitas Gajah Mada. Terminal Seruni Kota Cilegon. Universitas Sultan
Azzahra, A, dkk. 2015. Analisis Kualitas Pelayanan Ageng Tirtayasa.
Publik Terhadap Kepuasan Konsumen Dengan Salma, Kintan N. D. 2019. Evaluasi Kinerja Dan
Menggunakan Metode Servpere-IPA-CSI. Universitas Biaya Operasional Kendaraan (BOK) Angkutan AKDP
Islam Indonesia. Magelang-Semarang (Studi Kasus: Per[indahan
24
P-ISSN 2614-3100
Reviews in Civil Engineering, E-ISSN 2614-3119
v.04, n.1, p.16-25, Maret 2020
jurnal.untidar.ac.id/index.php/civilengineering/
25