Anda di halaman 1dari 9

TUGAS AKHIR KAJIAN PENENTUAN LOKASI TERMINAL ANTAR KOTA

STUDI KASUS : KOTAMADYA DAN KABUPATEN CIREBON


Diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan tahap sarjana dari Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung

Disusun oleh

Nunut Benget Irman Siregar 15092004

Rulando Elisa Hendrik Rumainum 15092138

Dosen Pembimbing :

Ir. Hedi Hidayat, MSc. Dr. Ir. Idwan Santoso, MSc

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2000

RINGKASAN KAJIAN PENENTUAN LOKASI TERMINAL ANTAR KOTA, STUDI KASUS : KOTAMADYA DAN KABUPATEN CIREBON, Nunut B.I. Siregar dan Rulando E.H. Rumainum, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Bandung, 2000. Studi ini melakukan tinjauan teoritis dan peraturan untuk mendapatkan kriteria-kriteria lokasi terminal antar kota (TAK). Kriteria lokasi terminal antar kota yang digunakan adalah prasana jalan, kondisi saiu lintas, integrasi dengan sistim angkutan umum, layanan antar terminal, aksesibilitas lokasi terminal, ketersediaan lahan, kondisi topografi dan lingkungan sekitamya. Kemudian melakukan kajian karakteristik wilayah studi. Hasil kajian menunjukkan bahwa sebagian besar ruas jalan yang melalui wilayah Cirebon merupakan jalan menerus. Selain itu, menunjukkan bahwa kota Cirebon sebagai kota transit angkutan antar kota. Adanya jalan tol Palimanan - Kanci menimbulkan lokasi simpul baru tempat pergantian moda. Selain itu dari pola pergerakan angkutan antar kota diperoleh simpul-simpul Iainnya yang potensial menjadi lokasi TAK. Simpul-simpul ini kemudian ditinjau terhadap kriteria lokasi TAK untuk mendapatkan okasi-lokasi altematif TAK. Empat lokasi altematif yang diperoleh hasil tinjauan terhadap kriteria yaitu Simpul Plumbon (Lokasi 1), Simpul Kanci (Lokasi 2), Simpul Diponegoro (Lokasi 3), Simpul Ciperna (Lokasi 4). Dari empat rokasi altematif TAK akan ditetapkan satu lokasi TAK terpilih. Penetapan lokasi TAK dilakukan dengan melakukan penyebaran kuesioner. Pendekatan lapangan dengan penyebaran kuesioner mewakili tiga unsur kelembagaan, yaitu penumpang, pemerintah diwakili oleh dinas BAPPEDA, PU, dan DLLAJ, pihak operator/pengusaha diwakili oleh supir, pengusaha angkutan umum dan ORGANDA. Hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa responden mempunyai pemahaman yang cukup tentang permasalahan transportasi khususnya lokasi TAK di wilayah Kotamadya dan Kabupaten Cirebon. Data kuesioner yang diperoleh kemudian diolah dengan analisis multi kriteria menggunakan Proses Hirarki Analisis/Analytic Hierarchy Process untuk menentukan bobot kriteria. Hasil dari analisis penilaian keenambelas responden yang mengisi lembar kuesioner menunjukkan bahwa Lokasi 2 merupakan prioritas utama, prioritas kedua adalah Lokasi 1, prioritas ketiga adalah Lokasi 3 dan prioritas terakhir adalah Lokasi 4. Selanjutnya dilakukan analisis sensitivitas dengan mengubah bobot salah satu kriteria sebesar dua kalinya. Ternyata pilihan lokasi TAK tetap pada Lokasi 2.

Anda mungkin juga menyukai