By Leo Sentosa
Sifat Agregat
Sifat agregat merupakan salah satu faktor penentu kemampuan perkerasan jalan memikul beban lalu lintas dan daya tahan terhadap cuaca. Sifat agregat yang menentukan kualitasnya sebagai material perkerasan jalan adalah:
gradasi, gradasi, kebersihan, kebersihan, kekerasan kekerasan ketahanan ketahanan agregat, agregat, bentuk bentuk butir, butir, tekstur tekstur permukaan, permukaan, porositas, porositas, kemampuan kemampuan untuk untuk menyerap menyerap air, air, berat berat jenis, jenis, dan dan daya daya kelekatan kelekatan terhadap terhadap aspal. aspal.
Karakteristik bagian luar agregat, terutama bentuk partikel dan tekstur permukaan memegang peranan penting terhadap sifat beton segar dan yang sudah mengeras. Menurut BS 812 : Part 1: 1975, bentuk partikel agregat dapat dibedakan atas: - Rounded - Irregular - Flaky - Angular - Elongated - Flaky & Elongated
februari 2004 husni thamrin & dradjat hoedajanto 4
Rounded
Irregular
Angular
Flaky
Elongated
februari 2004
Batuan Sedimen
Berasal dari campuran partikel mineral, sisa hewan dan tanaman. Pada umumnya merupakan lapisanlapisan pada kulit bumi, hasil endapan di danau, laut dan sebagainya.
Batuan Metamorfik
Berasal dari batuan sedimen ataupun batuan beku yang mengalami proses perubahan bentuk akibat adanya perubahan tekanan dan temperatur dari kulit bumi.
Agregat Buatan
Agregat Agregat yang yang merupakan merupakan mineral mineral filler filler/pengisi /pengisi (partikel (partikel dengan dengan ukuran ukuran < < 0,075 0,075 mm), mm), diperoleh diperoleh dari dari hasil hasil sampingan sampingan pabrik-pabrik pabrik-pabrik semen semen atau atau mesin mesin pemecah pemecah batu. batu.
Pembagian Agregat Berdasarkan Ukuran Butiran Menurut The Asphalt Institut, (1993), dalam Manual Series No. 2 (MS2), :
Agregat Kasar, adalah agregat dengan ukuran butiran lebih besar dari saringan No. 8 (2,36 mm) Agregat Halus, adalah agregat dengan ukuran butiran lebih halus dari saringan No.8 (2,36 mm). Bahan Pengisi (filler), adalah bagian dari agregat halus yang minimum 75% lolos saringan no. 30 (0,06 mm)
Klasifikasi Agregat
Berdasarkan ASTM C-33, agregat dibagi atas dua kelompok, yaitu:
Kasar
Agregat (ASTM C-33)
Batas bawah pada ukuran 4.75 mm atau ukuran saringan no.4 (ASTM)
Halus
Batas bawah ukuran pasir = 0.075 mm (no. 200) Batas atas ukuran pasir = 4.75 mm (no. 4)
februari 2004
Pembagian Agregat Berdasarkan Ukuran Butiran Menurut Sedangkan Bina Marga, (2002),
Agregat Kasar, adalah agregat dengan ukuran butiran lebih besar dari saringan No. 4 (4,75 mm) Agregat Halus, adalah agregat dengan ukuran butiran lebih halus dari saringan No.4 (4,75 mm). Bahan Pengisi (filler), adalah bagian dari agregat halus yang minimum 75% lolos saringan no. 200 (0,075 mm)
Standar SNI 03-3407-1994 SNI 03-2417-1991 SNI 03-2439-1991 DoTs Pennsylvania Test Method, PTM No. 621 ASTM D-4791 ASTM D-4791 SNI 03-4142-1996 BS 812:part 3:1975 SNI 03-1969-1990
Nilai Maks 12 % Maks 40 % Min 95 % 95/90 80/75 Maks 25 % Maks 10 % Maks 1 % Maks 30% Maks 3%
Standar
Gradasi Agregat
Gradasi agregat adalah susunan dari beberapa ukuran butiran agregat yang membentuk suatu campuran agregat yang terdiri dari beberapa fraksi agregat
Jenis Gradasi
Gradasi Baik Gradasi Buruk
Gradasi Baik
Gradasi baik, adalah campuran agregat dengan ukuran butiran yang terdistribusi merata dalam rentang ukuran butiran. Agregat bergradasi baik disebut juga dengan agergat bergradasi rapat. Agregat bergardasi baik dapat dikelompokkan menjadi :
Agregat bergradasi kasar, adalah agregat bergradasi baik yang didominasi oleh agregat ukuran butiran kasar Agregat bergradasi halus, adalah agregat bergradasi baik yang dinominasi oleh agregat ukuran butiran halus.
Gradasi Buruk
Gradasi Buruk, adalah distrubusi ukuran agregat yang tidak memenuhi persyaratan agregat bergradasi baik. Agregat bergradasi buruk dapat dikelompokkan menjadi;
Gradasi Seragam, adalah campuran agregat yang tersusun dari agregat dengan ukuran butirannya sama atau hampir sama. Gradasi Terbuka, adalah campuran agregat dengan distribusi ukuran butiran sedemikian rupa sehingga pori-pori antar agregat tidak terisi dengan baik. Gradasi Senjang, adalah campuran agregat yang ukuran butirannya terdistribusi tidak menerus, atau ada bagian yang hilang.
Gradasi Menerus
Gradasi Senjang
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 0.01
% lolos saringan
0.1
100
batas atas
batas baw ah
Contoh :
Analisa Saringan dari masing-masing agregat
Saringan Spesifikasi mm 38,1 25,4 19,1 12,7 4,76 2,38 0,59 0,279 0,149 0,074 # 1 1 4 8 30 50 100 200 Spek 100 90 100 82 100 72 90 52 70 40 56 24 36 16 26 10 18 6 12 Nilai Tengah 100 95 91 81 61 48 30 21 14 9 Fraksi A 100 85 75 40 15 2 1 Hasil analisa saringan Fraksi B 100 100 100 95 90 80 50 40 20 5 Fraksi C 100 100 100 100 100 100 100 100 97 85
100 Persen Lolos Saringan (%) 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 0,01 0,1 1 Ukuran saringan (mm) 10 100 Atas Bawah Fraksi A Fraksi B Fraksi C
80 70 60 50
Fraksi A Fraksi B Fraksi C Tangen
58 % Fraksi B
6 % Fraksi C
Dari metoda grafis Rothhluchs didapat proporsi masing masing fraksi sebagai berikut : - Fraksi A = 36 % - Fraksi B = 58 % - Fraksi C = 6 % total = 100 %
Contoh Perhitungan :
Fraksi A x 36 %
Fraksi B x 58 %
Fraksi C x 6%
38,1 25,4
1 1
100 85
100 100
100 100
36 30,6
58 58
6 6
100 94,6
100 90 100
4 8 30 50 100 200
75 40 15 2 1
100 95 90 80 50 40 20 5
6 6 6 6 6 6 5,82 5,1
82 100 72 90 52 70 40 56 24 36 16 26 10 18 6 12
91 81 61 48 30 21 14 9
Pencampuran agregat
Agregat di alam dalam berbagai bentuk dan ukuran butirannya (Gradasi) berbedabeda Gradasi agregat merupakan salah satu sifat agregat yang menentukan kinerja perkerasan jalan. Setiap jenis perkerasan jalan mempunyai gradasi agregat tertentu yang dapat dilihat dalam setiap spesifikasi perkerasan jalan.
Ukuran agregat dibedakan berdasaran ukuran butitran dominan dan dikelompokkan menjadi: - fraksi agregat kasar - fraksi agregat halus - fraksi filler Agregat campuran merrupakan agregat yang diperoleh dari mencampur secara proporsional fraksi-fraksi agregat yang ada.
P e r s e n t a s e L o lo s ( % )
Rancangan agregat campuran dengan metoda analitis P= aA + bB + cC Dengan : P = persen lolos saringan dengan bukaan d mm yang diinginkan, diperoleh dai spesifikasi A = persen lolos saringan fraksi A untuk bukaan d mm B = persen lolos saringan fraksi B untuk bukaan saringan d mm C = persen lolos saringan fraksi agregat C untuk bukaan d mm a = proporsi dari fraksi A b = proporsi dari fraksi B c = proporsi dari fraksi C Nilai a,b dan c di tentukan dengan cara trial and eror dengan ketentuan (a+b+c)=1
Contoh :
Analisa Saringan dari masing-masing agregat
Saringan Spesifikasi mm 38,1 25,4 19,1 12,7 4,76 2,38 0,59 0,279 0,149 0,074 # 1 1 4 8 30 50 100 200 Spek 100 90 100 82 100 72 90 52 70 40 56 24 36 16 26 10 18 6 12 Nilai Tengah 100 95 91 81 61 48 30 21 14 9 Fraksi A 100 85 75 40 15 2 1 Hasil analisa saringan Fraksi B 100 100 100 95 90 80 50 40 20 5 Fraksi C 100 100 100 100 100 100 100 100 97 85
a=
P B 48 80 = = 0.41 A B 2 80
a = 0.41 dan b + c = 1 0.41 = 0.59 (1) Berdasarkan a = 0.41 maka untuk saringan no. 200 diperoleh : P = aA + bB + cC 9 = 0.41(0) + 5(b) + 85(c) ..(2) Dari persamaan (1) diperoleh b + c = 0.59 atau b = 0.59 c Untuk persamaan (2) 9 = 6(0.59 c) + 85c c = 0.06 b = 0.59 0.06 = 0.53
Contoh Perhitungan
Saringan mm # Hasil analisa saringan Fraksi A Fraksi B Fraksi C 0,41 x Fraksi A 0,53 x Fraksi B 0,06 x Fraksi C Gradasi Agregat Gabunga n Spesifikasi Nilai Tengah Spek
38,1 25,4
1 1
100 85
100 100
100 100
41
53
100
100 95
100 90 100
34,85 19,1 75 100 100 30,75 12,7 4,76 2,38 0,59 0,279 0,149 0,074 4 8 30 50 100 200 40 15 2 1 95 96 80 50 40 20 5 100 100 100 100 100 97 85 16,4 6,15 0,82 0,41 0 0 0
53
93,85 91 82 100
6 6 6 6 6 6 5,82 5,1
0,1
10
100
Ukuran Saringan (m m)