Anda di halaman 1dari 10

EVALUASI PEMBANGUNAN JALAN LINGKAR

KEDUNGARUM KERTAWANGUNAN
DI KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT



TUGAS



Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Monitoring dan Evaluasi























Oleh,
NURDINI LESTARI
13/352639/PGE/1036







PROGRAM PASCASARJANA GEOGRAFI
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2013
A. Pendahuluan
Kegiatan transportasi merupakan urat nadi perekonomian bagi suatu wilayah.
Baik dan tidaknya kualitas sistem transportasi, dapat mempengaruhi pertumbuhan
dibidang perekonomian karena segala kegiatan yang berhubungan dengan perekonomian
menggunakan sarana transportasi (berupa alat angkut) dan prasarana transportasi (berupa
jalan). Perwujudan kegiatan transportasi yang baik tercermin dalam bentuk terkendalinya
keseimbangan antara sistem kegiatan, sistem jaringan dan sistem kelembagaan serta
didalamnya melibatkan komponen-komponen dari transportasi. Komponen-komponen
transportasi itu sendiri adalah manusia dan barang (yang diangkut), kendaraan dan peti
kemas (alat angkut), jalan (tempat alat angkut bergerak), terminal (tempat memasukkan
dan mengeluarkan yang diangkut oleh alat angkut) dan sistem pengoperasian (yang
mengatur keempat komponen diatas).
Beberapa tahun lalu sistem transportasi di Kabupaten Kuningan berkembang
dengan cukup baik, hal ini dibuktikan dengan adanya Terminal Cirendang yang
merupakan pusat transportasi bagi kendaraan yang ada di Kabupaten Kuningan.
Terminal Cirendang terletak di Kelurahan Cirendang Kecamatan Kuningan dan
lokasinya sangat strategis yang banyak di lalui oleh kendaraan besar, sedang, maupun
kecil. Namun Terminal Cirendang hanya memiliki luas kurang dari 1 Hektar dan tidak
memiliki fasilitas yang memadai. Terminal ini hanya berupa lahan parkir tanpa pembatas
pada areal kedatangan, istirahat dan keberangkatan.
Dalam rangka memajukan wilayah Kabupaten Kuningan bagian timur yang
tergolong masih kurang berkembang dibandingkan dengan wilayah Kabupaten Kuningan
lainnya serta dengan tujuan peningkatan pelayanan dibidang transportasi darat khususnya
terminal, perlu adanya relokasi dari terminal lama ke terminal baru yang lebih
representatif berdasarkan aspek penataan ruang. Sebagai upaya untuk mengatasi masalah
transportasi, Pemerintah Kabupaten Kuningan akhirnya membangun sebuah terminal
yang lebih besar dari terminal sebelumnya dan tergolong pada terminal Tipe A. Terminal
ini terletak di Desa Kertawinangun Kecamatan Sindangagung Kabupaten Kuningan.
Terminal ini dibangun di atas lahan seluas sekitar 5,5 Ha dengan menghabiskan dana
sekitar Rp. 23 Milyar. Keberadaan terminal ini diharapkan dapat menggantikan
keberadaan Terminal Cirendang, namun hingga kini terminal yang diujicobakan sejak
bulan Maret 2009 lalu masih terlihat sepi dan dinilai belum berfungsi dengan baik. Hal
ini tercermin dari masih sedikitnya angkutan yang hendak transit di Terminal Tipe A,
sebagian dari mereka lebih memilih transit di sekitar Terminal Cirendang yang sudah
ditutup. Ketidakberfungsian Terminal Tipe A tersebut terjadi karena pemilihan lokasi
pembangunan Terminal Tipe A yang tidak strategis dan jauh dari jalan utama.
Dengan melihat kondisi Terminal Tipe A yang belum berfungsi dengan
maksimal, Pemerintah Kabupaten Kuningan tidak tinggal diam. Pemerintah Daerah
segera mengambil solusi untuk membuat jalan lingkar (jalur alternatif) dari Desa
Kedungarum Kecamatan Kuningan menuju Terminal Tipe A yang menghubungkan
Terminal Tipe A dengan jalan utama. Melalui jalan lingkar (alternatif) ini jarak tempuh
dari jalan utama (eks Terminal Cirendang) dapat ditempuh dalam waktu yang lebih
singkat karena jaraknya yang lebih dekat hanya sekitar 4,7 Km, sedangkan apabila
melalui jalan utama harus menempuh jarak sepanjang 6,1 Km.
Jalan ini mulai dibangun awal Tahun 2010 lalu dengan menyediakan anggaran
sekitar Rp. 10 Milyar dari alokasi dana APBD dan dari alokasi dana kementrian PU
sekitar Rp. 30 40 Milyar. Jalan ini mempunyai panjang sekitar 3 km dan lebar 15 meter
(termasuk untuk trotoar) yang diawali dari Desa Kedungarum Kecamatan Kuningan
menuju terminal Tipe A Kertawangunan. Pada Bulan Oktober Tahun 2012 jalan
alternatif ini sudah selesai pembangunannya dan bahkan sudah mulai dibuka dan
dipergunakan dengan harapan akan menjadikan Terminal Tipe A Kertawangunan akan
menjadi hidup dan dapat dilalui oleh bus-bus lintas jawa. Selain itu juga pembangunan
jalan alternatif ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk mencegah kemacetan di ruas
jalan RE. Martadinata sebagai jalan utama.
Berdasarkan uraian di atas, diperlukan sebuah evaluasi dari pembangunan proyek
jalan lingkar Kedungarum Kertawangunan yang bertujuan untuk mengetahui
kesesuaian, dampak yang timbul, efektifitas, efisiensi (ketepatan), dan keberlanjutan dari
pembangunan jalan lingkar Kedungarum Kertawangunan di Kabupaten Kuningan Jawa
Barat. Hasil dari Evaluasi pembangunan jalan lingkar Kedungarum Kertawanguna
tersebut juga dapat dijadikan acuan untuk pelaksanaan proyek selanjutnya.

B. Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan ini bertujuan untuk :
1. Menilai kesesuaian pembangunan jalan lingkar Kedungarum Kertawangunan
dengan prioritas kebijakan.
2. Menilai dampak positif dan negatif yang ditimbulkan dari pembangunan jalan
lingkar Kedungarum Kertawangunan.
3. Menilai efektivitas atau ketercapaian tujuan dari pembangunan jalan lingkar
Kedungarum Kertawangunan,
4. Menilai efisiensi atau ketepatan pembangunan jalan lingkar Kedungarum
Kertawanguan secara kualitatif,
5. Menilai keberlanjutan manfaat dari jalan lingkar Kedungarum Kertawangunan.

C. Pembahasan
Pembanguan suatu proyek di suatu wilayah dipastikan memiliki tujuan dan atas
latar belakang tertentu. Setelah pelaksanaan sebuah proyek selesai alangkah lebih
baiknya diadakan suatu evaluasi yang didalamnya membahas mengenai kesesuaian
pembangunan proyek dengan prioritas kebijakan, ketercapaian pembangunan sebuah
proyek, serta hambatan atau kendala dalam pembangunan yang akan dijadikan acuan
dalam pelaksanaan proyek selanjutnya agar lebih baik lagi. Secara teoretis terdapat
beberapa kriteria yang dijadikan acuan dalam mengevaluasi sebuah proyek, kriteria
tersebut diantaranya yaitu :
a. Relevance (Kesesuaian), yaitu tingkat kesesuaian suatu kegiatan dengan prioritas
kebijakan.
b. Impact (Dampak), yaitu dampak atau perubahan dari sebuah pembangunan baik
secara positif maupun negatif, dampak langsung maupun tidak langsung, disengaja
atau tidak disengaja.
c. Effectiveness (Efektivitas), yaitu sejauh mana suatu kegiatan dapat mencapai tujuan
seperti yang diharapkan.
d. Efficiency (Ketepatan/efesiensi), yaitu perbandingan antara masukan dengan hasil
baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
e. Sustainability (Keberlanjutan), yaitu ukuran manfaat dari suatu kegiatan apakah dapat
dinikmati dalam jangka waktu pendek, menengah, maupun panjang.
Pembangunan proyek jalan lingkar (alternatif) Kedungarum Kertawangunan
yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kuningan juga memerlukan sebuah proses
evaluasi guna mengetahui sejauh mana proyek tersebut telah dibangun, hambatan-
hambatan dalam pembangunan, dampak dari pembangunan, serta perlu saran-saran untuk
sebuah pembangunan proyek kedepannya lagi. Dalam hal evaluasi pembangunan proyek
jalan lingkar Kedungarum Kertawangunan ini dilakukan pasca pelaksanaan (ex-post)
dengan tujuan untuk mengetahui apakah pencapaian program pembangunan jalan lingkar
ini mampu mengatasi masalah Terminal Tipe A yang belum optimal atau tidak. Selain itu
juga evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana relevansi, dampak, efektifitas,
efisiensi, serta keberlanjutan jalan lingkar ini setelah selesainya proses pembangunan.
Relevance (kesesuaian) berarti apakah pembangunan jalan lingkar Kedungarum
Kertawangunan ini sesuai dengan prioritas dan kebijakan program atau tidak. Keputusan
Pemerintah Kabupaten Kuningan dalam pemilihan lokasi terminal Tipe A
Kertawangunan Kabupaten Kuningan berkaitan erat dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Kuningan tahun 2010 sampai tahun 2030 yang salah satu
isinya adalah meningkatkan pembangunan wilayah di wilayah Kabupaten Kuningan
sebelah Timur. Mulai dari Kecamatan Kuningan hingga Kecamatan Cibingbin yang
berbatasan dengan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Selama ini memang pembangunan
dan perkembangan wilayah KuninganTimur tertinggal jika di banding dengan Kuningan
Utara yang berbatasan dengan Kabupaten Cirebon dan Kuningan Barat yang aksesnya
menuju Kabupaten Majalengka, Ciamis hingga Tasikmalaya. Diharapkan dengan adanya
Terminal Tipe A di Desa Kertawangunan Kecamatan Sindangagung Kabupaten
Kuningan akan meningkatkan kegiatan perekonomian dan menciptakan pusat
pertumbuhan (growth pole) yang baru di sekitar wilayah tersebut. Namun setelah
pembangunan selesai, Terminal Tipe A ini belum berfungsi secara optimal hal ini
disebabkan karena lokasi yang kurang strategis dan jauh dari jalan utama.
Dari kasus tersebut, Pemerintah Kabupaten Kuningan segera mencari solusi
untuk mengoptimalkan fungsi dari Terminal Tipe A tersebut dengan cara pembuatan
jalan lingkar (alternatif) Kedungarum Kertawangunan, kebijakan tersebut dinilai
merupakan tindak lanjut dari Peraturan Daerah Nomor 26 Tahun 2011 Pasal 13 ayat 10
point a bahwa optimalisasi terminal Kertawanguan sebagai terminal tipe A merupa
peningkatan manajemen dan sirkulasi kendaraan di Kecamatan Sindangagung. Apabila
mengacu pada kriteria evaluasi, pembangunan proyek jalan lingkar Kedungarum
Kertawangunan telah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kuningan.
I mpact (dampak), berarti perubahan dari sebuah pembangunan baik secara positif
maupun negatif, dampak langsung maupun tidak langsung, disengaja atau tidak
disengaja. Pembangunan dari sebuah jalan pasti akan membawa dampak positif dan
negatif. Begitu pun dengan pembangunan jalan lingkar Kedungarum Kertawangunan
juga membawa dampak yang positif maupun negatif. Dampak positifnya yaitu, Terminal
Tipe A Kertawangunan sudah mulai berfungsi sedikit demi sedikit secara perlahan
karena kendaraan sudah dapat menuju Terminal dengan jarak yang lebih dekat dibanding
melalui jalan utama (Jalan RE. Martadinata), kendaraan yang berasal dari arah timur
menuju ke utara atau sebaliknya lebih banyak melalui jalan lingkar ini karena jaraknya
lebih dekat, hal ini juga otomatis akan mengurangi volume kendaraan di sepanjang Jalan
RE. Martadinata yang biasanya macet. Dampak positif yang lainnya adalah mulai adanya
perkembangan di sekitar tepian jalan lingkar Kedungarum Kertawangunan yang
semula hanya berupa semak-semak dan kebun rakyat serta beberapa rumah warga saja
sekarang sudah berubah menjadi lahan yang memiliki nilai jual lebih tinggi dari
sebelumnya, pemukiman warga mulai bertambah tercermin dari adanya pihak swasta
yang membangun perumahan di sekitar tepi jalan lingkar dan bahkan beberapa dari
mereka mulai membuka usaha seperti pertokoan, dan bengkel. Diperkirakan beberapa
tahun kedepan wilayah ini akan terus tumbuh dan berkembang dan menjadi jalur
pertumbuhan ekonomi, karena mengingat potensi wilayah dan prasarana transportasi
yang telah memadai dan aksesibilitas terhadap fasilitas lainnya mudah dijangkau, karena
transportasi itu sendiri merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi tumbuh
kembangnya suatu wilayah.
Di samping dampak positif yang mulai dirasakan, ada dampak negatif yang
menuai kekhawatiran dari pembangunan jalan lingkar Kedungarum Kertawangunan.
Kekhawatiran itu adalah alih fungsi lahan yang semula perkebunan dan hutan rakyat
mulai dikonversi menjadi pemukiman dan dibangun fasilitas-fasilitas penunjang lainnya.
Oleh sebab itu, sebelum sebelum alih fungsi lahan semakin banyak diperlukan sebuah
penataan ruang yang seimbang antara kebutuhan sosial, ekonomi dan lingkungan agar
terciptanya pembangunan yang berkelanjutan. Sebagai salah satu saran bagi Pemerintah
Daerah agar memperhatikan dalam hal pemberian ijin mendirikan bangunan di sepanjang
jalan lingkar ini, jangan sampai kawasan ini menjadi semrawut dan tidak teratur akibat
pembangunan illegal yang tidak memenuhi persnyaratan.
Effectiveness (Efektivitas), berarti ketercapaian tujuan yang diharapkan dari
suatu kegiatan merupakan salah satu dari lima kriteria evaluasi yang harus dianalisis.
Pembuatan suatu proyek tidak akan terlepas dari suatu tujuan akhir, proyek tersebut
dilaksanakan bertujuan untuk menopang kegiatan lainnya. Begitupun dengan
pembangunan jalan lingkar Kedungarum Kertawangunan dibangun karena memiliki
sebuah tujuan yaitu untuk menghidupkan atau mengoptimalisasi fungsi dari Terminal
Tipe A yang secara lokasi kurang strategis karena jauh dari jalan utama sehingga sulit
dijangkau oleh kendaraan yang seharusnya transit di Terminal Tipe A ini. Melalui jalan
lingkar Kedungarum Kertawangunan ini kendaraan yang harus transit di Terminal Tipe
A dapat menjangkau Terminal ini dengan jarak yang lebih dekat dan waktu yang lebih
cepat. Selain bertujuan untuk menghidupkan Terminal Tipe A, keberadaan jalan lingkar
ini juga berperan untuk memudahkan aksesibilitas Kuningan bagian Timur yang belum
berkembang, dan faktanya Kuningan bagian Timur pada saat ini sudah mulai
berkembang, hal ini tercermin dengan berdirinya Rumah Sakit dan beberapa pertokoan
serta beberapa fasilitas lainnya yang menunjang kebutuhan masyarakat di Kuningan
Bagian Timur. Setidaknya sedikit demi sedikit efektivitas dari keberadaan jalan lingkar
Kedungarum kertawangunan sudah mulai terasa dan pencapaian terhadap tujuan
pembangunan sedikit demi sedikit telah terlaksana.
Efficiency (Ketepatan/efesiensi), berarti membandingkan antara masukan dengan
hasil baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Dalam pembangunan suatu proyek harus
diketahui juga bagaimana tingkat efisiensi dari proyek tersebut. Apabila secara
kuantitatif apakah dana yang dikeluarkan dalam pembangunan proyek tersebut sebanging
dengan penghasilan setelah proyek tersebut selesai dan dimanfaatkan atau tidak. Secara
kualitatif apakah manfaat dari pembangunan proyek tersebut dapat dirasakan oleh semua
pihak dan berfungsi sebagai mestinya atau tidak. Apabila pembangunan proyek tersebut
dirasakan sia-sia dan tidak bermanfaat berarti proyek tersebut tidak memiliki nilai
efisiensi.
Proyek pembanguan jalan lingkar Kedungarum Kertawangunan juga harus
diperhatikan nilai-nilai efisiensinya baik dalam segi kuantitatif maupun kualitatif. Dalam
analisis efisiensi proyek ini, penulis membetasi hanya menilai secara kualitatif saja
karena adanya keterbatasan data kuantitatif pembangunan proyek ini. Secara kualitatif
ketepatan Pemerintah Kabupaten Kuningan dalam mengambil keputusan untuk
membangun proyek jalan lingkar Kedungarum kertawangunan sebagai salah satu
upaya untuk mengoptimalkan fungsi dari Terminal tipe A dinilai tepat, hal ini dibuktikan
dengan perkembangan dari Terminal Tipe A yang sudah mulai ramai dan mulai
berfungsi sebagaimana mestinya, dan keberadaan Terminal Tipe A tidak sia-sia
walaupun secara lokasi memeng kurang strategis, namun dengan adanya jalan lingkar
Kedungarum Kertawangunan masalah tersebut sudah teratasi. Sejak Oktober 2012 lalu
hingga saat ini keberadaan jalan lingkar ini sudah mulai dirasakan oleh semua pihak
khususnya pengguna jalan lingkar ini, karena meraka dapat menjangkau tempat tujuan
lebih cepat dari biasanya atau lebih dekat dibanding melalui jalan lainnya termasuk jalan
utama (Jalan RE. Martadinata). Selain masyarakat, kendaraan-kendaraan pun sudah
mulai berkenan untuk transit di Terminal Tipe A walaupun belum sepenuhnya transit
namun setidaknya retribusi dari kendaraan yang masuk sudah mulai bertambah, hanya
tinggal menyempurnakan optimalisasi fungsi terminal saja dengan cara melakukan
pendekata dan sosialisasi kepada pengemudi-pengemudi angkutan.
Sustainability (Keberlanjutan), berarti pengukuran manfaat dari suatu kegiatan
apakah dapat dinikmati dalam jangka waktu pendek, menengah, maupun panjang.
Pembangunan suatu proyek dapat dipastikan akan memiliki manfaat, dan manfaat
tersebut diharapkan akan berkelanjutan (jangka waktu yang panjang). Oleh sebab itu
dalam merancang proyek pembangunan juga harus dilakukan dengan sebaik-baiknya dan
memperhatikan aspek keberlanjutan. Pembangunan jalan lingkar Kedungarum
Kertawangunan saat ini sudah mulai dirasakan manfaatnya, baik oleh masyarakat
pengguna jalan lingkar, perkembangan Terminal Tipe A, dan masyarakat di sekitar jalan
Kedungarum Kertawangunan. Alasan utama masyarakat melalui jalan lingkar ini
karena dapat sampai ke tempat tujuan lebih dekat dan waktu yang singkat, selain itu
tujuan awal pembuatan jalan lingkar untuk pengembangan Terminal Tipe A sudah mulai
terbukti dengan adanya kendaraan-kendaraan yang transit di terminal tersebut. Manfaat
lain juga dirasakan oleh masyarakat yang berada di sekitar jalan lingkar tersebut, yang
semula mereka tidak memiliki prasarana jalan dan sulit jika akan melakukan perjalanan,
sekarang mereka sudah dapat menikmati fasilitas jalan raya dan dapat memudahkan
masyarakat untuk melakukan perjalanan. Selain itu juga daerah di sekitar jalan lingkar
ini yang dulunya kurang berkembang sekarang sudah mulai berkembang karena adanya
prasarana jalan lingkar yang akan mempermudah aksesibilitas. Keberadaan jalan lingkar
ini manfaatnya akan semakin dapat dirasakan oleh semua pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung, tetapi pemeliharaannya harus tetap diperhatikan agar tetap
memberikan manfaat dalam jangka waktu yang panjang.

D. Penutup
Keterkaitan antara sarana dengan prasarana bahkan komponen transportasi itu
sendiri perlu dikembangkan dengan baik, karena sistem transportasi pada hakikatnya
akan mempengaruhi tingkat perekonomian suatu daerah. Keberadaan Terminal Tipe A
dan pembangunan jalan lingkar Kedungarum Kertawangunan bertujuan untuk
mengembangkan wilayah Kabupaten Kuningan bagian Timur dinilai tindakan yang tepat,
karena pada kenyataan saat ini Kabupeten Kuningan Bagian Timur terlihat lebih
berkembang dibanding dulu sebelum adanya Terminal Tipe A Kertawangunan dan Jalan
lingkar Kedungarum Kertawangunan.
Evaluasi dari suatu kegiatan pembangunan proyek dinilai sangat penting karena
melalui evaluasi, maka dapat diketahui kesesuaian, dampak yang timbul, efektifitas,
efisiensi (ketepatan), dan keberlanjutan dari sebuah pembangunan proyek dan hasil dari
evaluasi pembangunan proyek tersebut juga dapat dijadikan acuan untuk pelaksanaan
proyek selanjutnya. Dari hasil evaluasi proyek pembangunan jalan lingkar Kedungarum
Kertawangunan, penulis mendapatkan nilai-nilai positif dan negatif dari kegiatan
tersebut. Namun apabila kita kembali memperhatikan pada tujuan awal, pembangunan
jalan lingkar Kedungarum Kertawangunan ini dinilai sudah dapat mencapai tujuan
yang diinginkan.
Penulis menyarankan agar pemerintah selalu melakukan monitoring atau
evaluasi-evaluasi terhadap pembangunan daerahnya demi perbaikan dan agar
pembangunan daerah berjalan sebagaimana mestinya, serta memiliki nilai manfaat yang
tinggi untuk seluruh pihak.

Anda mungkin juga menyukai