Rajabasa-panjang
SITI RAHMANI
1415011133
BAB II BAB IV
LATAR BELAKANG
Salah satu bentuk pelayanan publik yang
dibutuhkan oleh masyarakat adalah pelayanan jasa
transportasi/angkutan. Namun saat ini, angkutan
umum (angkutan kota) cenderung ditinggalkan oleh
masyarakat dikarenakan minimnya tingkat
pelayanan yang diberikan oleh operator angkutan
kota. Melihat kondisi pelayanan angkutan kota
yang semakin rendah, sehingga mempengaruhi
masyarakat lebih menggunakan kendaraan prribadi
daripada menggunakan angkutan kota. Semakin
banyaknya masyarakat yang mengendarai
kendaraan pribadii menyebabkan volume lalu lintas
dan angka kecelakaan yang semakin tinggi.
PENDAHULUAN
RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah tentang
perlunya evaluasi efektivitas layanan BRT (Bus Rapid
Transit) koridor Rajabasa-Panjang sehingga
diharapkan hasil peneitian ini dapat menjadi masukan
kepada pihak pengelola maupun pengusaha dan
masyarakat sebagai pertimbangan menentukan
kebijakan di masa depan.
PENDAHULUAN
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
menganalisis Efektivitas dari Rute Layanan Angkutan BRT koridor
Rajabasa-Panjang dengan pengaruh efektifitas yang diukur
berdasarkan frekuensi layanan, load factor, time head way,
kecepatan perjalanan, dan ketepatan waktu keberangkatan.
PENDAHULUAN
Hasil Penelitian ini dapat dijadikan masukan
dan informasi bagi Dinas Perhubungan
Provinsi Lampung.
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
untuk menambah kebijakan publik khususnya
mengenai kajian efektivitas pelayanan
angkutan BRT koridor Rajabasa-Panjang.
MANFAAT Dapat digunakan sebagai refrensi ilmiah
PENELITIAN perpustakaan bagi penelitian selanjutnya yang
ingin melakukan penelitian berkaitan dengan
topik yang sejenis.
Penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan mahasiswa mengenai pelayanan
publik khususnya tentang efektivitas
pelayanan angkutan BRT koridor Rajabasa-
Panjang.
PENDAHULUAN
BATASAN MASALAH
1 2
ANGKUTAN UMUM
Analisis pelayanan angkutan umum mengkaji beberapa
parameter yaitu :
Faktor Muat (load factor)
Jumlah penumpang yang diangkut
Waktu antara (headway)
Waktu tunggu penumpang
Kecepatan perjalanan
Sebab-sebab keterlambatan
Ketersediaan angkutan
Tingkat konsumsi bahan bakar
TINJAUAN PUSTAKA
PRASYARAT PELAYANAN
Dalam mengoperasikan kendaraan angkutan penumpang umum, operator harus
memenuhi dua prasyarat minimum pelayanan. Berdasarkan SK Dirjen 687/2002,
standar pelayanan angkutan umum di Indonesia adalah sebagai berikut :
Prasyarat khusus :
Faktor layanan
Faktor keamanan penumpang
Faktor kemudahan penumpang mendapatkan bus
Faktor lintasan
TINJAUAN PUSTAKA
PRASYARAT PELAYANAN
Prasyarat umum :
INDIKATOR KINERJA
INDIKATOR KINERJA
TINJAUAN PUSTAKA
Frekuensi layanan
Frekuensi layanan angkutan umum (Q) adalah jumlah angkutan umum yang
melewati titik pengamatan pada ruas jalan dalam satuan waktu.
Q = n/T
Q = Frekuensi layanan
n = Jumlah kendaraan yang melewati titik pengamatan
T = Interval waktu pengamatan (menit)
TINJAUAN PUSTAKA
Load factor
Atau faktor muat yang merupakan perbandingan antara kapasitas terjual dan kapasitas
tersedia untuk satu perjalanan.
LF = (Pg/Td) x 100%
LF = Load factor (%)
Pg = Jumlah penumpang yang diangkut
Td = Kapasitas kendaraan
TINJAUAN PUSTAKA
Jumlah armada
Kebutuhan kendaraan = CT/ (TH x fA)
fA = Faktor ketersediaan kendaraan
CT = Cycle Time
TH =Time Headway
TINJAUAN PUSTAKA
Kecepatan perjalanan =
Metode
PENELITIAN
METODE PENELITIAN
SURVEY PENDAHULUAN
Tujuan dilakukannya survei pendahuluan, yaitu :
Menentukan lokasi pengamatan pada saat survei
sebenarnya.
Mengamati kondisi operasi di lapangan untuk
menentukan metode survei yang harus dilakukan.
Meneliti tingkat kesesuaian dari metode survei yang
akan diterapkan.
METODE PENELITIAN
ANALISIS DATA
Analisis dilakukan pada data yang diperoleh dari hasil survey,
yaitu:
Menganalisis efektivitas rute layanan BRT koridor Rajabasa-
Panjang
Mengevaluasi rute layanan BRT koridor Rajabasa-Panjang
METODELOGI PENELITIAN
LINTASAN BUS
Latar Belakang
permasalahan
Studi Pustaka :
•Prasyarat pelayanan
•Indikator kinerja efektifitas
•Kinerja angkutan umum masal
Pengumpulan Data
Analisis Data :
•Menganalisis efektivitas rute layanan BRT
koridor Rajabasa-Panjang
•Mengevaluasi rute layanan BRT koridor
Rajabasa-Panjang
DATA SEKUNDER
Jumlah Bus
Jumlah bus yang beroperasi pada BRT koridor Rajabasa-
Panjang adalah 24 bus. Dengan 12 bus berangkat dari terminal
Rajabasa dan 12 bus berangkat dari terminal Panjang
Kapasitas Kendaraan
Kapasitas kendaraan BRT koridor Rajabasa-Panjang adalah 43
orang. Dengan 23 tempat duduk dan kapasitas penumpang yang
berdiri 20 orang
HASIL DAN PEMBAHASAN
DATA SEKUNDER
Panjang Rute
Panjang rute yang dilalui BRT koridor Rajabasa-Panjang
adalah Rajabasa-Panjang 20,3 km dan rute Panjang-Rajabasa
21 km. dengan total jarak tempuh sebesar 41,3 km.
Waktu Operasi
Untuk waktu keberangkatan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. Waktu mulai beroperasi dimulai dari pukul 05.30
hingga pukul 18.00. Dengan Headway yang ditetapkan selama
10 menit.
HASIL DAN PEMBAHASAN
ANALISIS DATA
KECEPATAN PERJALANAN
Untuk menghitung kecepatan rata-rata didapatkan dengan
menghitung jarak dibagi waktu yang telah diakumulasikan dan
didapatkan hasil sebagai berikut:
HASIL DAN PEMBAHASAN
ANALISIS DATA
KECEPATAN PERJALANAN
Dilihat dari tabel diatas didapatkan kecepatan rata-rata
pada rute Rajabasa-Panjang adalah 26,25 km dan untuk
rute Panjang-rajabasa adalah 27,87 km. Sehingga standar
World Bank untuk kecepatan di daerah kepadatan rendah
adalah 25 km/jam. Berdasarkan standar tersebut maka
rata-rata kecepatan BRT pada rute Rajabasa-Panjang dan
rute Panjang-Rajabasa memenuhi standar kecepatan yang
ditetapkan oleh World Bank.
HASIL DAN PEMBAHASAN
ANALISIS DATA
ANALISIS DATA
LOAD FACTOR (FAKTOR MUAT)
Berdasarkan dari hasil penelitian, diperoleh nilai Load
Factor dari setiap segmen dan rata-rata Load Factor dari
hari Senin, Jumat, dan Sabtu yang telah dibuat grafik
sebagai bertikut:
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
ANALISIS DATA
LOAD FACTOR (FAKTOR MUAT)
Berdasarkan tiga grafik diatas pada hari Senin, Jumat dan
Sabtu nilai Load Factor tertinggi terdapat pada sekitaran
pukul 14.00 – 16.00 yaitu pada sore hari dimana pada jam
tersebut kebanyakan aktivitas yang dilakukan adalah anak-
anak pulang sekolah maupun penumpang dengan tujuan ke
pasar maupun pulang ke rumah. Dan presentase Load Factor
tertinggi terdapat pada segmen 4 (Simpang Ki Maja – Flyover
Sultan Agung) dengan nilai presentase sebesar 55,81 %.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
ANALISIS DATA
LOAD FACTOR (FAKTOR MUAT)
Berdasarkan grafik diatas untuk pergerakan Load Factor untuk
hari Senin, Jumat, dan Sabtu tidak menentu untuk setiap
segmen nya. Contohnya untuk hari Senin dan Sabtu Load
Factor puncak terdapat pada dari segmen 3 hingga 8.
Sedangkan untuk hari Jumat hanya terdapat pada segmen 2 dan
tiga saja. Sedangkan untuk presentase tertinggi terdapat pada
segmen 3 (Pasar Untung-Simpang Ki-Maja) yaitu sebesar 60 %
dikarenakan pada segmen ini terdapat pasar dan juga sekolah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
ANALISIS DATA
LOAD FACTOR (FAKTOR MUAT)
Berikut ini adalah Presentase nilai rata-rata Load Factor :
HASIL DAN PEMBAHASAN
ANALISIS DATA
LOAD FACTOR (FAKTOR MUAT)
Dari data tabel sebelumnya Load Factor pada BRT koridor
Rajabasa-Panjang tidak memenuhi standar yang telah
ditetapkan oleh World Bank, yaitu sebesar 70% dengan hanya
mampu mendapatkan nilai rata-rata Load Factor sebesar 38,23
% untuk Rajabasa-Panjang dan 38,80 % untuk Panjang-
Rajabasa.
HASIL DAN PEMBAHASAN
ANALISIS DATA
Distribusi Frekuensi Kumulatif Load Factor
Frekuensi kumulatif Load Factor dibuat berdasarkan 85
frekuensi/kejadian Load Factor dari hasil perhitungan Load
Factor di tiap pergerakan per segmen. Dari 85 frekuensi dapat
dibedakan berdasarkan nilai interval yang telah ditentukan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Distribusi Frekuensi Kumulatif Load
Factor
Dari data grafik frekuensi
kumulatif BRT koridor Rajabasa-Panjang
disamping dapat dilihat bahwa frekuensi
kumulatif nilai load factor yang
mencapai lebih dari 70 % hanya sebesar
7,5 % dari 85 frekuensi kejadian.
Sedangkan sisanya sebesar 92,5 % nilai
Load Factor kurang dari 70%. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa perjalanan BRT
koridor Rajabasa-Panjang tidak efisien.
HASIL DAN PEMBAHASAN
ANALISIS DATA
TIME HEADWAY
Dalam menghitung time hedway ini, surveyor ditempat kan di suatu
titik yang telah ditentukan. Yaitu di R2 di persimpangan Bataranila.
Surveyor melakukan pengamatan selama 1 jam dengan mencatat
waktu bus yang datang di titik tersebut. Dari survey yang dilakukan
didapatkan data sebagai berikut :
HASIL DAN PEMBAHASAN
ANALISIS DATA
TIME HEADWAY
Jadi Time Headway rata-rata dari perhitungan diatas
didapatkan sebesar 16,5 menit. Sedangkan standar yang telah
ditetapkan oleh World Bank adalah 10-20 menit. Sehingga
untuk Time Headway pada BRT koridor Rajabasa-Panjang
sudah memenuhi standar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
ANALISIS DATA
FREKUENSI LAYANAN
Setelah dilihat dari data diatas maka setelah 1 jam pegamatan maka terdapat 5
BRT yang melewati titik pengamatan. Dan didapatkan nilai rata-rata time
headway sebesar 16,5 menit dan dapat dihitung Frekuensi layanan dengan
rumus :
Q = 1 / TH
Q = 1 / 16,5
Q = 0,0606 kend/menit
Dari hasil pembahasan diatas maka didapatkan frekuensi layanan sebesar
0,0606 kend/menit.
HASIL DAN PEMBAHASAN
ANALISIS DATA
CYCLE TIME
Dari hasil yang telah
didapatkan nilai rata-rata
Cycle time untuk BRT
koridor Rajabasa-Panjang.
Cycle Time rata-rata
perjalanan pada hari Senin
dan Jumat sama yaitu 2 jam
49 menit. Dan terendah
pada hari Sabtu yaitu
sebesar 2 jam 28 menit.
HASIL DAN PEMBAHASAN
ANALISIS DATA
Pada saat ini BRT hanya melayani 1 rute angkutan yaitu koridor Rajabasa-Panjang
dengan 24 bus yang beroperasi hingga saat ini.
Untuk ketepatan waktu keberangkatan BRT koridor Rajabasa-Panjang untuk mulai
beroperasi sudah tepat dengan jadwal yang telah ditentukan tetapi untuk kepulangan
bus, BRT lebih cepat setengah jam untuk waktu kepulangan. Sehingga untuk ketepatan
waktu tidak sinkronisasi dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Dari data diatas didapatkan kecepatan rata-rata yang dijalani BRT rute Rajabasa-
Panjang yaitu 26,25 km/jam, dan dari rute Panjang-Rajabasa adalah 27,87 km/jam.
Dilihat dari daerahnya, daerah yang dilewati BRT koridor Rajabasa-Panjang
merupakan daerah kepadatan rendah. Sehingga standar World Bank untuk kecepatan di
daerah kepadatan rendah adalah 25 km/jam. Berdasarkan standar tersebut maka rata-
rata kecepatan BRT pada rute Rajabasa-Panjang dan rute Panjang-Rajabasa tidak
memenuhi standar kecepatan yang ditetapkan oleh World Bank
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil data hasil perhitungan didapatkan nilai rata-rata Load Factor pada rute
Rajabsa-Panjang adalah 38,23 % dan pada rute Panjang-Rajabasa adalah 38,80 %. Dan
nilai tertinggi Load Factor terdapat pada hari Sabtu dengan presentase sebesar 51,74 %.
Jika dilihat berdasarkan data hasil Load Factor pada hari Senin, Jumat dan Sabtu, maka
data Load Factor pada BRT koridor Rajabasa-Panjang tidak memenuhi standar yang
telah ditetapkan oleh World Bank, yaitu sebesar 70%.
Dari data frekuensi kumulatif BRT koridor Rajabasa-Panjang pada hari Senin, Jumat dan
Sabtu dapat dilihat bahwa frekuensi kumulatif nilai load factor yang mencapai lebih dari
70 % hanya sebesar 7,5 % dari 85 frekuensi kejadian. Sedangkan sisanya sebesar 92,5
% nilai Load Factor kurang dari 70%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perjalanan BRT
koridor Rajabasa-Panjang tidak efisien.
Dari hasil data yang telah didapatkan yaitu nilai Time Headway didapatkan sebesar 16,5
menit. Sedangkan standar yang telah ditetapkan oleh World Ban adalah 10-20 menit.
Sehingga untuk Time Headway pada BRT koridor Rajabasa-Panjang sudah memenuhi
standar.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Untuk nilai Cycle Time yang telah didapatkan, Cycle Time rata-rata pada
BRT terdapat pada hari Senin dan Jumat yaitu sebesar 2 jam 49 menit dan
untuk hari Sabtu hanya 2 jam 28 menit.
Dari perhitungan kebutuhan jumalah armada bus didapatkan hasil yaitu 10
unit untuk satu kali siklus sedangkan bus yang disediakan adalah 24 bus
yang beroperasi. Sehingga melebihi kapasitas kebutuhan bus.
Dari hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa BRT koridor
Rajabasa-Panjang tidak memenuhi standar World Bank, karena terdapat
beberapa poin yang tidak memenuhi persyaratan.
KESIMPULAN DAN SARAN
SARAN
Departemen Perhubungan, 2008. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat,”Sistem Transportasi Mikro ” Departemen Perhubungan, Jakarta.
Dirgantara, Shan. 2013. Evaluasi Efektivitas Layanan BRT Koridor Korpri-Sukaraja di Bandar Lampung. Fakultas Teknik,
Universitas Lampung, Bandar Lampung.
Mangara, T.H. 2018. Kinerja Pelayanan Bus Sekolah Kota Bandung. Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota,Universitas Pasundan,
Bandung.
Morlok, Edward. 1995. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Jakarta: Erlangga.
Munawar, Ahmad. 2004. Manajemen Lalu Lintas Perkotaan. Yogyakarta: Beta Offset.
Nazori, Azizi. 2015. Perencanaan Moda Transportasi Umum Rute Stasiun Tanjung Karang-Bandara Raden Inten II Lampung Selatan. Fakutas
Teknik, Universitas Lampung, Bandar Lampung.
Salim, Abbas H.A.. 1993. Manajemen Transportasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Surat Keputusan Dirjen 687/2002, Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum, Departemen Perhubungan, Jakarta.
Warpani, S. 2002. Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Bandung : ITB Bandung.
Zubizaretta, Z.D. 2016. Kinerja Kajian Pelayanan dan Operasional Bus Sekolah Gratis Kota Malang Menggunakan Metode IPa dan Analisis
BOK. Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, Malang.
That’s all. Thank you!