Anda di halaman 1dari 9

EVALUASI KINERJA TERMINAL INDUK KOTA BEKASI

Ody Wahyu Prasetya Utama, M. Zainul Arifin, A. Wicaksono


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan MT.Haryono 167, Malang 65145, Indonesia

Abstrak
Terminal Induk Kota Bekasi terdapat diwilayah Kota Bekasi yang bertipe terminal tipe A. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis operasional Terminal Induk Kota Bekasi
pada saat ini serta faktor faktor yang berpengaruh terhadap kurang berfungsinya terminal dan
selanjutnya untuk mengetahui alternatif strategi yang sesuai untuk dijalankan agar terminal dapat
beroperasi secara optimal. Evaluasi Kinerja terminal menganalisis variabel volume angkutan umum dan
penumpang, kapasitas parkir, fasilitas, dan lokasi dengan metode analisis deskriptif normatif, IPA,IFE-EFE
matrix, dan Matrix SWOT. Survei dilakukan pada jam operasional terminal hari senin dan selasa serta
lokasi survei dilakukan di dalam terminal dan di beberapa terminal bayangan yang dilintasi oleh bus yang
melayani trayek Terminal Induk Kota Bekasi. Survei fasilitas terminal dan survei wawancara kuisoner
kepada responden (penumpang sebanyak 150 dan operator angkutan umum sebanyak 100) dan beberapa
instasi terkait 6 responden. Dari hasil penelitian didapatkan kapasitas parkir untuk jalur kedatangan 3 bus
< 5 bus lebih kecil dari luasan kapasitas yang ada dan pada analisis IPA diperoleh tingkat kesesuaian
sebesar (67,92%) dan dari analisis IFE dan EFE mendapatkan skor masing masing sebesar 2,290 dan
2,277. Hasil ini menunjukan bahwa Terminal Induk Kota Bekasi tidak berfungsi secara optimal sehingga
diperlukan atlernatif strategi dengan menggunakan Matriks SWOT diantaranya Menambahkan taman
didalam terminal dan melestarikan kebersihan didalam terminal, Membangun prasarana dan sistem tentang
kemudahan untuk menuju terminal, Merancangan transportasi massal baru, Meningkatkan pengawasan dan
penertiban di terminal bayangan.

Kata Kunci : Terminal Induk Kota Bekasi, Kinerja Terminal, IPA, IFE, EFE, SWOT

1. PENDAHULUAN Kota Bekasi memiliki peran penting sebagai


1.1 Latar Belakang kota penyangah ibu kota negara indonesia,
Transportasi merupakan suatu kegiatan Jakarta. Disamping itu, kota bekasi juga sebagai
untuk memindahkan orang dan atau barang dari kota perdagangan dan jasa, ini dapat terlihat dari
suatu tempat ke tempat lain dan termasuk adanya beberapa pabrik dan pusat perdagangan
didalamnya sarana dan prasarana yang digunakan berada di wilayah kota bekasi ataupun di wilayah
untuk memindahkannya, Kebutuhan manusia kabupaten bekasi. Kota Bekasi telah berkembang
untuk dapat berpindah dari satu tempat ke tempat dengan pesat seiring perkembangan Kota Jakarta
lain merupakan faktor utama yang menyebabkan yang memberikan efek yang sangat signifikan
pergerakan transportasi tersebut. Terminal dalam perkembangan kota. Perkembangan ini juga
penumpang merupakan prasarana yang menjadi diikuti pula oleh strategi penyediaan angkutan
komponen penting dalam suatu sistem publik yang memadai. Pada saat ini, kota bekasi
transportasi. Terminal didefinisikan sebagai titik memiliki satu buah terminal di kelurahan
dimana penumpang dan barang masuk dan keluar Margahayu Kecamatan Bekasi Timur dengan luas
dari sistem transportasi, Terminal juga dapat lahan pada awal pengoprasian 1,3 Ha terminal
menjadi tempat pergantian moda atau route. tersebut memiliki skala pelayanan angkutan
Terminal didefinisikan menjadi dua oleh publik Koasi (Koperasi Angkutan Bekasi) atau
Keputusan menteri Perhubungan RI dalam KM 31 sering disebut juga angkot (Angkutan kota), bis
tahun 1995, diantaranya adanya Terminal dalam kota, AKDP (Angkutan Kota Dalam
Penumpang dan Terminal barang, terminal Propinsi), dan AKAP (Angkutan Kota Antar
penumpang adalah prasaranan transportasi jalan Propinsi). Karena kuantitas moda transportasi
untuk keperluan menurunkan dan menaikan yang kian berkembang sejalan dengan kebutuhan
penumpang. Terminal barang adalah prasarana transportasi hal ini menyebabkan kapasitas
transportasi jalan untuk keperluan membongkar Terminal Induk Kota Bekasi saat ini sudah tidak
dan memuat barang serta perpindahan antar moda mampu mengakomodir angkutan umum yang ada
transportasi. dan menyebabkan kemacetan pada jaringan jalan
di sekitar terminal.
1
Kinerja Terminal Induk Kota Bekasi kurang 3. Kuisioner yang disusun dengan metode
berfungsi dengan baik dikarenakan kapasitas IPA dan IFE - EFE.
Terminal Induk Kota Bekasi sudah melewati batas 4. Survei dilakukan hanya pada orang
sehingga para pengunna jasa penumpang dewasa.
mengeluhkan fasilitas yang ada diterminal kurang
nyaman dan aman. Selain dikarenakan kurang
nyamannya fasilitas penumpang para penumpang 2. METODE PENELITIAN
lebih memilih untuk tidak masuk terminal dan 2.1 Prosedur Penelitian
menunggu diluar terminal dan dihalte sekitar Sesuai dengan tujuan penelitian maka metode
terminal untuk naik ke bis atau angkutan yang ini dasar yang dipakai adalah metode pendekatan
mereka pilih. Terminal Induk Kota Bekasi terletak kuantitatif dan kualitatif, dimana data yang
di pusat Kota Bekasi yang berkembang. Pada diperoleh tidak hanya dinyatakan dengan angka
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bekasi atau bilangan akan tetapi juga dinyatakan dengan
(RTRW) untuk tahun 2000 2010 dijelaskan atribut.
mengenai strategi pengembangan transportasi
2.2 Metode Pengumpulan Data
Kota Bekasi yang erat kaitannya dengan sistem
. Pengumpulan data bersumber dari data
transportasi di wilayah Jabodetabek,
primer (secara langsung) dan ada sekunder
Pengembangan Sistem transportasi kota dilakukan
(instansi terkait).
dengan memaduka sistem jaringan jalan, jalur
1. Data Primer
kereta api, terminal serta angkutan umum yang
Diperoleh dengan melalui survei statis dan
mengarah pada sistem angkutan masal sebagai
survei wawancara. Survei statis yaitu menghitung
bagian dari sistem transportasi Jabotabek. volume angkutan umum dan penumpang yang
1.2 Identifikasi Masalah masuk dan tidak masuk terminal, dilakukan di dua
1. Lokasi Terminal Induk Kota Bekasi yang tempat yaitu Terminal Induk Kota Bekasi dan
berada dipusat kegiatan kota menyebabkan terminal bayangan pada hari senin dan selasa pada
masuknya bus masuk ke pusat kota pukul 06.00 14.00 WIB. Survei wawancara yang
sehingga timbul kemacetan. dilakukan pada jam kerja dihari senin dan selasa.
2. Fasilitas Terminal Bekasi sangat minim Kuisioner kebeberapa tujuan diantaranya Dinas
yang berperan sebagai Terminal Tipe A Perhubungan Kota Bekasi, UPTD Terminal Induk
secara operasional. Kota Bekasi, Dinas PU Kota Bekasi, Dinas Tata
3. Timbulnya hambatan Samping yang tinggi Kota Bekasi, Sekolah Tinggi Transportasi Darat,
disekitar lingkungan terminal dikarenakan masing masing 6 responden. Untuk penumpang
adanya pasar di sekitar wilayah terminal. sebanyak 150 responden dan operator angkutan
4. Adanya beberapa angkutan umum yang 100 responden yang diperoleh dari rumus
tidak masuk Terminal Induk Kota Bekasi. bernaulli dan slovin.
2. Data Sekunder
1.3 Rumusan Masalah Diperoleh dari dinas terkait yaitu berupa
1. Bagaimana kinerja teknis di Terminal peta jaringan jalan, data fasilitas terminal, jumlah
Induk Kota Bekasi saat ini ? armada, dan peta tata guna lahan.
2. Bagaimana persepsi pengguna terhadap
kinerja Terminal Induk Kota Bekasi saat
ini ? 2.3 Metode Analisis Data
3. Bagaimana saran perbaikan terkait Metode analisis data yang digunakan dalam
permasalahan kinerja layanan terhadap penelitian ini yaitu deksriptif normatif,
pengguna jasa Terminal Induk Kota Importance Performance Analysis (IPA), Internal
Bekasi ? Factor Evaluation (IFE) Matriks, External Factor
Evaluation (EFE) Matriks, dan Matriks SWOT.
1.4 Batasan Masalah Metode analisis deskriptif normatif dipakai dalam
1. Lokasi penelitian berada di Terminal analisis kinerja Terminal Induk Kota Bekasi yaitu
Induk Kota Bekasi dan beberapa terminal analisis lokasi terminal yang ditinjau dari aspek
bayangan di Kota Bekasi. tata ruang dan peraturan (normatif), analisis
2. Jenis terminal yang dievaluasi adalah fasilitas terminal, analisis volume angkutan umum
terminal bus penumpang angkutan umum yang masuk dan tidak masuk terminal, analisis
darat. pola sirkulasi kendaraan, parkir, dan analisis

2
volume penumpang yang masuk dan tidak masuk Analisis lokasi terminal ini bertujuan untuk
terminal. mengetahui kesesuaian lokasi Terminal Induk
Metode IPA digunakan untuk mengetahui Kota Bekasi saat ini ditinjau dari
faktor faktor yang berpengaruh terhadapa 1. Aspek tata ruang
kualitas pelayanan Terminal Induk Kota Bekasi Terminal Induk Kota Bekasi mempunyai
dengan mengukur tingkat kepentingan dan tingkat kemudahan karna lokasi terminal bertipe
kepuasan melalui beberapa variabel seperti model on street. Berada dipusat
variabel fasilitas, angkutan umum, lokasi dan kota,memiliki kemudahan untuk bertukar
keamanan. Skala yang digunakan adalah skala moda angkutan umum. Dikarenakan
likert dengan 5 tingkatan yang tergambar pada terletak di pusat kota atau dekat dengan
tabel berikut: pusat kegiatan akan menimbulkan
Tabel 1. Skala likert kepadatan pada jaringan jalan.
Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan Bobot
2. Normatif
Sangat Penting Sangat Puas 5 Keberadaan terminal telah sesuai dengan
Penting Puas 4 rencana umum tata ruang. Kepadatan lalu
Biasa saja / Netral Biasa saja / Netral 3 lintas dan kapasitas jalan disekitar terminal
Kurang Penting Kurang Puas 2 terbilang tinggi. Keterpaduan moda
Tidak Penting Tidak Puas 1 transportasi berkerja efektif. Kondisi
topografi, lokasi terminal memenuhi
standar.
Dari hasil penilaian tingkat kepentingan dan b. Analisis Fasiltas Terminal
kinerja maka akan dihasilkan perhitungan tingkat Analisis fasilitas terminal dilakukan dengan
kesesuaian dan selanjutnya hasil tersebut membadingkan antara kondisi fasilitas yang ada
dipetakan melalui Diagram Kartesius untuk dengan standar fasilitas terminal tipe A.
mengetahui prioritas dari setiap atribut. Berdasarkan KM. Perhubungan No 31 tahun
Analisis IFE dan EFE bertujuan untung 1995, Fasilitas terminal penumpang teridiri dari
mengetahui faktor faktor yang ada di lingkungan fasilitas utama dan fasilitas penunjang. Dapat
internal dan eksternal terminal. Faktor faktor dilihat pada tabel berikut untuk hasil analisis
tersebut di formulasikan dan dihitung berdasarkan kesesuaian fasilitas utama.
bobot (weight) dan peringkat (rating) yang Tabel 2. Fasilitas Utama
menghasilkan suatu penilaian tertentu. Matriks Fasilitas Utama Terminal Fasilitas Terminal
SWOT digunakan untuk menyusun stratyegi Tipe A Induk Kota Bekasi
a. Jalur pemberangkatan Ada
terminal yang didasarkan pada logika untuk dapa kendaraan umum
memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang
(opportunity), namun secara bersamaan dapat b. Jalur kedatangan kendar- aan Ada
umum
meminilakan kelemahan (weakness) dan ancaman
(threat). Matriks ini menghasilkan empat c. Tempat parkir kendaraan umum Ada
kemungkinan alternati strategi yaitu : selama menunggu
keberangkatan, termasuk di
1. SO:memanfaatkan kekuatan secara dalamnya tempat tun- ggu dan
maksimal untuk dapat meraih peluang tempat istirahat kendaraan
yang tersedia. umum
Ada
2. ST:memanfaatkan kekuatan secara d. Bangunan kantor terminal
maksimal untuk mengantisipasi dan
menghadapi ancaman. e. Tempat tunggu penumpang Ada
dan/atau pengantar
3. WO:meminimalkan kelemahan untuk
meraih peluang. f. Menara pengawas Ada
4. WT:meminimalkan kelemahan untuk
g. Loket penjualan karcis Ada
menhhindari ancama secara lebih baik.
h. Rambu-rambu dan papan Ada
informasi, yang sekurang -
kurangnya memuat pet- unjuk
3. HASIL DAN PEMBAHASAN tarif dan jadual pe- rjalanan
3.1 Analisis Kinerja Terminal
Analisis Kinerja Terminal untuk
i. Pelataran parkir kendar-aan
menggambarkan keadaan terminal saat ini. pengantar dan/atau taksi Ada
a. Analisis Lokasi Terminal

3
Untuk kesesuaian fasilitas penunjang dapat Tabel 5. Volume Bus diterminal bayangan
dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Fasilitas Penunjang
Fasilitas Penunjang Terminal Fasilitas Terminal
Tipe A Induk Kota Bekasi
a. Kamar kecil/toilet Ada

b. Musholla Ada

c. Kios/kantin Ada

d. Ruang pengobatan Tidak ada

e. Ruang informasi dan pengaduan Ada

f. Telepon umum Ada


Dari hasil yang diperoleh maka dapat dikatakan
g. Tempat penitipan barang Ada
bahwa Terminal Induk Kota Bekasi tidak beroperasi
h. Taman Tidak ada secara optimal dengan dindikator sedikitnya bus yang
masuk terminal dibandingkan dengan jumlah bus yang
Dari kedua tabel di atas dapat diketahui bahwa melewati terminal bayangan.
Terminal Induk Kota Bekasi untuk fasilitas utama
telah memenuhi standar dan untuk fasilitas d. Analisis Pola Sirkulasi Kendaraan dan Parkir
penunjang terdapat 2 fasilitas yang tidak dimiliki Analisis ini dinyatakan dalam perhitungan
terminal ini. antrian menggunakan disiplin FIFO yaitu tingkan
Hal ini menunjukan bahwa Terminal Induk kedatangan (), tingkat pelayanan ( ),intensitas
Kota Bekasi dari segi fasilitas telah memenuhi lalu lintas( ), rata-rata kendaraan didalam sistem
standar yang ada. Berdasarkan peraturan (n), panjangantiran rata-rata (q), waktu rata-rata
Direktorat Jendral Perhubungan Darat. Diperoleh yang digunakan dalam sistem (d), dan waktu
hasil bahwa luas lahan di Terminal Induk Kota menunggu rata-rata di dalam antrian (w).
Bekasi sebesar 2 hektare lebih kecil dari luasan Perhitungan total dari setiap trayek jalur trayek
standar terminal tipe A yaitu 5 hektare. bus dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 7. Perhitungan Sistem Antrian
c. Analisis Volume Angkutan Penumpang
Analisis ini menhitung jumlah bus yang masuk
dan tidak masuk ke dalam terminal, sehingga akan
mendapatkan gambaran kinerja operasional Dari tabel di atas dapat diketahuai bahwa
terminal. Bus yang masuk kedalam terminal dapat intensitas lalu lintas dari 2 trayek rata rata > 1,
dilihat pada tabel di bawah ini. yang artinya menunjukan bahwa tingkat
Tabel 4. Volume Bus kedatangan lebih besar daripada tingkat
PUKUL SENIN SELASA pelayanan, hal ini akan menimbulkan antrian yang
panjang, sedangkan untuk kebutuhan parkir diarea
06.00 07.00 10 4 kedatangan bus sekitar 3 bus untuk trayek bus
07.00 08.00 22 17 AKDP/AKAP sedangkan untuk bus kota sekitar 1
08.00 09.00 20 38 bus, dimana nilai ini lebih kecil daripada kapasitas
yang ada di Terminal Induk Kota Bekasi yang
09.00 10.00 6 22
mampu menampung sekitar 5 bus di setiap jalur
10.00 11.00 29 46 kedatangannya.
11.00 12.00 29 11
12.00 13.00 18 5
e. Analisis Volume Penumpang
Analisis Ini menghitung Penumpang yang
13.00 14.00 19 15 masuk kedalam terminal dan tidak masuk kedalam
terminal, sehingga dapat diketahui gambaran
Pada tabel diatas menunjukan bahwa volume kinerja operasional terminal, jumlah penumpang
bus yang masuk kedalam terminal terbilang yang naik didalam terminal dapat dilihat pada
sedikit. tabel berikut ini.
Untuk volume bus yang melewati terminal
bayangan dapat dilihat pada tabel berikut:

4
Tabel 8. Volume Penumpang Naik Dari hasil tabel diatas dapat diketahui bahwa
banyak penumpang memilih untuk turun di
terminal bayangan dikarenakan lokasi terminal
yang jauh dari tujuan para penumpang karna
lokasi terminal yang terdapat di tengah kota.

IPA
Importance Performance Analysis merupakan
metode analisis yang mempunyai fungsi utama
menampilkan informasi berkaitan dengan faktor
pelayanan yang menurut pengguna jasa sangat
mempengaruhi kepuasan meraka. Analisis ini
Dari hasil tabel diatas dapat diketahui bahwa dilakukan dengan mengukur jawaban pengguna
banyak penumpang memilih untuk naik dari layanan Terminal Induk Kota Bekasi (penumpang
terminal. Untuk jumlah penumpang turun dapat dan sopir angkutan umum) terhadap kuisioner
dilihat pada tabel berikut. yang dibagikan, tabel dibawah akan menampilkan
Tabel 9. Volume Penumpang Turun hasil dari diperoleh dari kuisioner IPA.

Tabel 10. Tingkat Kesesuaian Total

5
Dari tabel dapat diketahui tingkat kesesuaian
yang paling rendan adalah atribut tempat tunggu IFE Matriks
penumpang (45,42%). Hal ini menunjukan bahwa Internal Factor Evaluation (IFE) Matriks
digunakan untuk membantu menganalisis faktor
para penumpang sangat tidak puas dengan yang ada di internal terminal. Hasil analisis dapat
fasilitas tempat tunggu penumpang saat ini. Untuk dilihat pada tabel dibawah ini.
tingkat kesesuaian total rata-rata dari setiap atribut
diperoleh nilai sebesar (67,92%) yang berarti Tabel 12. Hasil Analisis Matriks IFE
pengguna jasa Terminal Induk Kota Bekasi secara Faktor-faktor strategi
Bobot Rating Skor
internal
keseluruhan merasa tidak puas terhadap pelayanan Kekuatan
yang dirasakan selama ini. 1. Fasilitas di dalam terminal
0.105 2.3 0.244
yang memadai
2. Operasional terminal
Dari tabel diatas diplotkan kedalam diagram dibantu anggaran 0.094 2.667 0.253
kartesius untuk mengetahui prioritas dari setiap dari APBD Kota Bekasi
3.Jumlah operator terminal
atribut. yang mencukupi
0.101 2.6 0.265
4. Tersedia taman kota di
0.100 1.77 0.179
dalam area terminal
Gambar 1. Diagram Kartesius
5. Adanya trayek rute
X11 angkutan yang menuju 0.095 1.967 0.189
4.7 X12 tempat wisata

4.6 X13 Kelemahan


X14
Tingkat kepentingan (Y)

4.5 1. Lamanya waktu berangkat


X15 setiap bus
0.106 2.3 0.246
4.4 X16
4.3 X17 2. Jauhnya akses ke terminal
0.088 2.434 0.216
4.2 X18 dari dalam kota
4.1 X19 3. Tingkat pengawasan
4 X110 keamanan yang 0.111 2.367 0.263
3.9 X111 sangat rendah
X112
0 2 4 4. Lokasi terminal yang jauh
X21 dari pasar, perkantoran, dan 0.091 2.4 0.218
Tingkat Kepuasan (X) X22 sekolah
5. Tidak adanya informasi
rute yang dilewati angkutan
Penjelasan faktor-faktor yang masuk kedalam umum
0.104 2.134 0.222
setiap kuadran dapat dilihat pada tabel dibawah Total 1.00 2.290
ini.
Hasil dari analisis diatas dapat diketahui bahwa
Tabel 11. Ringkasan Kuadran Diagram Kartesisus skor terendah untuk kategori kelemahan 0,216
yaitu jauhnya lokasi terminal dari dalam kota,
sedangkan untuk skor tertinggi untuk kategori
kekuatan yaitu jumlah operator yang mencukupi
dengan skor 0,265. Total skor yang didapatkan
dari analisa Matriks IFE adalah 2,290 yang
dimana kurang dari 2,5 yang berati bahwa
Terminal Induk Kota Bekasi berada pada posisi
lemah dikarenakan tidak mampu memaksimalkan
kekuatan dan meminimalkan kelemahan yang ada.

EFE Matriks
External Factor Evaluation (IFE) Matriks
digunakan untuk membantu menganalisis faktor
yang ada di internal terminal. Hasil analisis dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.

6
meningkatnya pendapatan masyarakat membuat
Tabel 13. Hasil Analisis Matriks EFE keinginan memiliki kendaraan pribadi. Untuk
Faktor-faktor strategi
eksternal
Bobot Rating Skor katagori peluang yang memiliki skor terendah
Peluang 0,24 yaitu masih banyaknya lahan kosong di
1. Meningkatkan sekitar terminal yang bisa dimanfaatkan.
pertumbuhan ekonomi daerah 0.122 2.2 0.27
sekitar Sedangkan untuk skor tertinggi dengan nilai 0,346
2. Masih banyaknya lahan yaitu tarif angkutan yang lebih murah daripada
kosong di sekitar terminal 0.12 2.04 0.24
yang bisa dimanfaatkan menggunakan kendaraan pribadi. Total skor
3.Penertiban kendaraan MPU
0.124 2.17 0.27 sebesar 2,277 dimana nilai ini kurang dari 2,5
wajib masuk terminal
4. Besarnya pajak dan biaya yang berarti bahwa Terminal Induk Kota Bekasi
operasional kendaraan 0.111 2.64 0.299 tidak mampu memanfaatkan peluang yang
pribadi
5. tarif angkutan yang lebih
dimiliki dan juga tidak mampu mengatasi
murah daripada
0.123 2.77 0.346
ancaman yang ada di lingkungan eksternal
menggunakan kendaraan
pribadi
terminal.
Ancaman
1. Semakin banyak terminal Matriks SWOT
bayangan di depan pintu Tol 0.106 1.94 0.205
Kota Bekasi Matriks SWOT ini disusun untuk mendapatkan
2. Kemacetan yang beberapa strategi rekomendasi yang nantinya
diakibatkan adanya terminal 0.112 2.24 0.25
bayangan berfungsi untuk memperbaiki kinerja operasional
3. Meningkatnya pendapatan Terminal Induk Kota Bekasi yang ada saat ini dan
masyarakat membuat
keinginan memiliki
0.097 2 0.196 yang akan datang.
kendaraan pribadi Strategi disusun berdasarkan faktor-faktor
4. Mudahnya mendapatkan
kendaraan pribadi dengan 0.096 2.23 0.208 internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal
cara kredit (peluang dan ancaman) yang telah dianalisis
Total 1.00 2.277
sebelumnya dan nantinya faktor tersebut akan
disilangkan dan hasil dari analisis matriks SWOT
Hasil dari analisis diatas dapat diketahui bahwa dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
skor terendah untuk kategori ancaman 0,196 yaitu
Tabel 14. Hasil Analisis Matriks SWOT
Strenght (S) Weakness (W)
1. Jumlah operator Terminal 1. Kurangnya pengawasan di dalam
cukup Terminal
2. Operasional Terminal dibantu 2. Lama waktu berangkat Bus
APBD Kota Bekasi 3. Tidak ada papan Informasi
3. Fasilitas didalam terminal 4. Lokasi terminal yang jauh
yang memadai 5. Jauhnya akses terminal
4. Trayek menuju tempat wisata
5. Tersedia taman kota di dalam
area terminal
Opportunity (O) Strategi SO Strategi WO
1. Tarif angkutan lebih murah daripada Menambahkan taman didalam Membangun prasarana dan sistem
menggunakan kendaraan pribadi terminal dan melestarikan tentang kemudahan untuk menuju
2. Besarnya pajak dan BOK pribadi kebersihan didalam terminal terminal yang bertujuan untuk
3. Penertiban MPU wajib masuk Terminal yang nantinya diharapkan bisa memberikan kemudahan dan menarik
4. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
menarik para penumpang para penumpang agar turun dan naik di
disekitar terminal
untuk masuk terminal. Terminal
5. Banyak lahan kosong di sekitar yang bisa
dimanfaatkan
Threats (T) Strategi ST Strategi WT
1. Kemacetan diakibatkan adanya terminal Merancangan transportasi Meningkatkan pengawasan dan
bayangan massal baru yang lebih penertiban di terminal bayangan
2. Mudahnya mendapatkan kendaran nyaman, murah dan aman agar dengan tujuan supaya para penumpang
pribadi masyarakat beralih naik dan turun angkutan ditempat yang
3. Banyaknya terminal bayangan
menggunakan MRT baru disediakan dan mengurangi kemacetan
4. Meningkatnya pendapatan masyarakat
dan keberadaan terminal banyangan.
membuat keinginan memiliki kendaraan
pribadi.

7
4. KESIMPULAN DAN SARAN EFE sebesar 2,277 semakin menguatkan bahwa
4.1 Kesimpulan Terminal Induk Kota Bekasi tidak mampu
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan, memaksimalkan kekuatan dan peluang yang
pada penelitian ini dapat ditarik kesimpulan dimiliki serta tidak mampu mengatasi
sebagai berikut : kelemahan dan ancaman yang ada di dalam
1. Dari analisis kinerja terminal didapatkan terminal atau di luar terminal.
bahwa Terminal Induk Kota Bekasi tidak 3. Dalam upaya pengembangan dan
bekerja secara optimal. Banyak penumpang mengantisipasi penyebab tidak berfungsinya
yang lebih memilih untuk turun dilluar terminal Terminal Induk Kota Bekasi maka dapat
dibanding bersedia masuk ke terminal. Dalam dilakukan beberapa upaya yang diperoleh dari
analisa antrian FIFO pada jalur kedatangan bus Matriks SWOT yaitu diantaranya
AKDP dan AKAP didapatkan bahwa > 1 Menambahkan taman didalam terminal dan
yang artinya menunjukkan bahwa tingkat melestarikan kebersihan didalam terminal,
kedatangan lebih besar daripada tingkat Membangun prasarana dan sistem tentang
pelayanan yang akan menibulkan antrian yang kemudahan untuk menuju terminal,
semakin panjang. Secara umum Terminal Merancangan transportasi massal baru,
Induk Kota Bekasi telah memenuhi standar Meningkatkan pengawasan dan penertiban di
terminal tipe A, sedangkan untuk kebutuhan terminal bayangan
parkir diarea kedatangan bus sekitar 3 bus
untuk trayek bus AKDP/AKAP sedangkan 4.2 Saran
untuk bus kota sekitar 1 bus, dimana nilai ini Pada penelitian ini, terdapat beberapa hal
lebih kecil daripada kapasitas yang ada di yang menyebabkan kurang maksimalnya hasil
Terminal Induk Kota Bekasi yang mampu penelitian. Saran dari peneliti untuk penelitian
menampung sekitar 5 bus di setiap jalur selanjutnya adalah :
kedatangannya, namun masih terdapat juga 1. Diperlukan penindak lanjutan strategi yang
beberapa fasilitas terminal yang tidak terawat ada dan studi lebih lanjut agar Terminal Induk
dan rusak. Untuk lokasi Terminal Induk Kota Kota Bekasi berfungsi secara optimal ditahun
Bekasi baik ditinjau dari aspek tata ruang tahun yang akan datang.
maupun peraturan penentuan terminal tipe A, 2. Perlu adanya kajian tentang pola pergerakan
secara umum telah memenuhi syarat syarat penumpang untuk mengetahui kecenderungan
yang ditentukan. akan aktivitas pergerakan lalu lintas, sehingga
2. Dari hasil analisis tingkat kepentingan (IPA) upaya pengembangan terminal lebih optimal.
diperoleh data bahwa banyak dari penumpang 3. Pemerintah Kota Bekasi harus meningkatkan
maupun operator angkutan umum (sopir) yang pengawasan dan penertiban di terminal
merasa tidak puas akan pelayanan terminal banyangan dengan tujuan supaya para
terutama pada atribut tempat tunggu penumpang naik dan turun angkutan
penumpang dan pelataran parkir kendaraan ditempat yang di sediakan dan mengurangi
pengantar yang dari hasil analisis masing kemacetan dan keberadaan terminal
masing bernilai sebesar (45,42%) dan banyangan.
(47,12%). Hal tersebut perlu mendapatkan
perhatian lebih karena kedua atribut tersebut DAFTAR PUSTAKA
menjadi salah satu faktor penting untuk
menarik para penumpang untuk naik maupun Bertaryanto, Danariawan dan Setiawan, Andry.
turun didalam terminal. Hasil dari analisis IFE- 2013 Evaluasi Kinerja Terminal Tipe B
EFE menunjukan indikasi yang sama dimana Mojosari Mojokerto. Skripsi. Malang :
menurut Dinas Perhubungan kota Bekasi, Teknik Sipil, Universitas Brawijaya
UPTD terminal dan dinas dinas terkait seperti
Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Tata Kota, Direktorat Jendral Perhubungan Darat Direktorat
Sekolah Tinggi Transportasi Darat. Salah satu Bina Sistem Prasarana. Pedoman Teknik
faktor tidak berfungsinya di terminal dengan
Pembangunana Terminal Angkutan Jalan
baik adalah tersedia taman kota di dalam area
terminal dengan skor 0,179 hal ini menandakan Raya Dalam Kota dan Antar Kota
bahwa kelestarian lingkungan yang ada
didalam terminal kurang terjaga dengan baik.
Selain itu skor total dari IFE sebesar 2,290 dan

8
Gray, G.E dan Hoel, 1977, Public Transportation :
Planning Operations and Management.
Prentice-Hall, New Jersey.

Jhon D. Edward, Jr, P.E. 1992. Transportation


Planning Handbook. Prentice-Hall, New
Jersey.

Kepetusan Menteri Perhubungan No 31 tahun


1995. Terminal Transportasi Jalan

Morlok, Edward, K, 1995. Pengantar Teknik dan


Perencanaan Transportasi. Erlangga,
Jakarta.

Papacostas, C.S dan Prevedouros, P.D, 2000,


Tranportation Engineering and Planning
(3rd Edition). Prentice-Hall, New Jersey.

Pemerintah Kota Bekasi, 2000. Rencana Tata


Ruang Wilayah Kota Bekasi Tahun 2000-
2010.

Rangkuti, F. 2005. Analisis SWOT Teknik


Membedah kasus Bisnis Reorientasi Konsep
Perencanaan Strategis Untuk Menghadapi
Abad 21. PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta

Setiawan Sandi,1991. Simulasi Teknik


Pemrograman dan Metode Analisis. Andi
Offset, Yogyakarta.
Studi Direktorat Jendral Perhubungan Darat,
1994. Fungsi Terminal.

Sugiyono, 2013. Statistika Untuk Penelitian.


Cetakan ke dua puluh tiga, Alfabeta, Bandung
Supranto, J. 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan
Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar.
Rineka Cipta. Jakarta

Tamin, Ofyar, Z,. 2000. Perencanaan dan


Permodelan Transportasi. Edisi ke-2. ITB.
Bandung.

Umar, Husain. 2003. Strategic Management in


Action. PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta

Warpani, Surwarjoko. 1990. Merencanakan


Sistem Perangkutan. Erlangga, Surabaya

Anda mungkin juga menyukai