Anda di halaman 1dari 15

KA2241

PENGEMBANG
AN BISNIS
KERETA API
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

TEKNIK PERKERETAAPIN

DEBORA SEBRINA BR SIMANJUNTAK


120450073 | SAINS DATA
01/15
Resume : Evaluasi Integrasi Transportasi
I Perkotaan Bandung Raya

II Opini dan Apresiasi

Resume-Evaluasi Integrasi Jaringan Prasarana,

DAFTAR ISI III Jaringan Pelayanan, dan Layanan Transportasi


Perkotaan Surabaya Tahun 2020

IV Opini dan Apresiasi

Resume-Evaluasi Integrasi Jaringan Prasarana,


Jaringan Pelayanan, Layanan Transportasi
V Perkotaan Pada Kota Yogyakarta, Kota Solo
dan Perjalanan Antar Kota Yogyakarta-Solo

PENGEMBANGAN BISNIS KERETA API


VI Opini dan Apresiasi

02/15
VII Penutup
Resume : Evaluasi Integrasi
Transportasi Perkotaan
Bandung Raya
Populasi penduduk Bandung sangat tinggi,
sehingga potensi penumpang KA akan tinggi.
Pengembangan layanan dan infrastruktur KA
Bandun Raya sebagai KA Perkotaan menjadi
alternatif yang paling mudah, murah, cepat dan
efisien dibandingkan rencana pengembangan KA
lainnya (MRT atau LRT)
Skenario pengembangan LRT di Bandung Raya (7
rute) pada Tahun 2030, bersama dengan moda
transit eksisting (KA Lokal, TMB, DAMRI, dan
angkot)
Back to Agenda 03/15

Resume : Evaluasi Integrasi Integritas trasportasi publik


Transportasi Perkotaan didefenisikan dalam beberapa
Bandung Raya bentuk yaitu, fisik (infrastruktur),
jaringan(multimoda),
operasional(soft-infrastructure), dan
institusional (sistem transportasi,
tataguna lahan)
Idealnya KA Bandung Raya ini di buat
menjadi jalur layang (double track)
dibuat elektrifikasi dikoneksikan
dengan KCIC
konsep integrasi transportas ipublik
pada stasiunkeretaapi yang
mencakup:
KONSEP INTEGRASI TRANSPORTASI PUBLIK PADA STASIUN KERETA
1. Arus pergerakan manusia
SUMBER: ASIAN DEVELOPMENT BANK, 2019 2. Arus informasi
3. Arus keuangan (pembayaran)
Back to Agenda 04/15
Resume : Evaluasi Integrasi Transportasi Perkotaan Bandung Raya
Arah Kebijakan Integrasi Transportasi Perkotaan Bandung Raya
Tahap rekomendasi pengembangan Transporasi publik Bandung Raya sebagai rancangan
strategis dengan range 2 tahun. Seperti 1-2tahun, 3-5 tahun, >5 tahun,
Pembentukan aliansi transportasi publik, Perluasan converage area, peningkatan kapasitas
dan kualitas layanan,
Identifikasi rute dan jumlah penumpang
Pengembangan stasiun, tarif dan sistem pembayaran terinttegrasi antarmoda
Informasi layanna terintegrasi antarmoda (web, smartphone etc), real-time dan terjadwal
Kerjasama berbagai pihak yang terintegrasi

Strategi Marketing Layanan Transportasi Publik yaitu:


Pengembangan brand dari layanan transportasi, komunikasi publik mengenai layanan
transportasi, edukasi calon pengguna dan survei opini masyarakat secara terstruktur, dan
optimal memanfaatkan teknologi informasi

Back to Agenda 05/15


OPINI & APRESIASI

Pengembangan layanan dan infrastruktur KA perkotaan dapat


sebagai alternatif untuk Kota Bandung, sebagai salah satu cara
mengurai pengguna angkutan pribadi. Namun, hal ini harus
sesuai dengan beberapa faktor, antara lain : kemudahan, akses,
kenyamanan, keterjangkauan, waktu tempuh, kompetitif dan
keamanan (safe and secure).

Pengembangan layanan dan infrastruktur membutuhkan


dukungan dan kerjasama dari berbagai stackholder atau
kalangan
Page 06/15 Presented by DEBORA SEBRINA S
RESUME-EVALUASI INTEGRASI JARINGAN PRASARANA, JARINGAN
PELAYANAN, DAN LAYANAN TRANSPORTASI PERKOTAAN
SURABAYA TAHUN 2020
Literary Review

Kota Surabaya ibukota provinsi Jawa TImur, sebagai kota


terbesar ke-2 di Indonesia, dengan jumlah penduduk
3.158.943 (BPS SBY 2020). Surabaya memiliki moda
transportasi umum jalan raya, tetapi kinerja
operasionalnya memilki headway belum pasti, fasilitas
infrsturuktur yang kurang baik, hal ini yang membuat
enggan menggunakan transportasi umum.
Keberadaan KA komuter membantu penduduk, tetapi
frekuensi KA komuter yang kecil sehingga fasilitas
prasarana halte kurang memadai Di kota ini membutuhkan
sistem tranpsortasi yang memadai untuk Jalur trayek angkutan umum SBY

mengakomodasikan mobilitas masyarakat.


Page 07/15 RC | Debora Sebrina S| 120450073 |
RESUME-EVALUASI INTEGRASI JARINGAN PRASARANA, JARINGAN PELAYANAN,
DAN LAYANAN TRANSPORTASI PERKOTAAN SURABAYA TAHUN 2020

Indikator penilaian permasalahan angkutan umum di Kota Surabaya dengan berbagai analisis
Analisis angkutan umum berbasis jalan raya dan rel. Mikrolet memiliki 56 trayek rute, Lyn JSP satu

rute, Bisn/Colf/Elf dua rute, Bus hijau satu rute, bus kota 20 rute, surboyo bus 18 armada dengan 52
rute, KA komuter/SULAM dan SUPOR masih sangat kecil frekuensinya.
Analisis Pemetaan Transportasi, berdasarkan data hasil inventarisasi seperti jalur trasnportasi berbasis
jalan raya atau rel. Pemetaan ini bertujuan untuk membuat ploting seluruh trayek angkutan umum agar
meminimalisir kemacetan.
Analisis permasalahan berdasarkan pemertaan lokasi pelayanan, frekuensi pelayanan, layanan
transportasi cukup cepat terhadap kebergantungan pada traek, layanan transportasi dapat
diandalkan(jadwal), aksebilitas, keamanan dan kenyamanan pelayanan trasnportasi, serta sistem
layanan.
Analisis inventarisasi dan identifikai fasilitas alih moda di terminal, halte, park and ride
Analisi kebijakan dan program tentang sistem transportasi, seperti Program Buy The service (BTS) dan
Surabaya regional railway line (SRRL)

Page 08/15 RC | Debora Sebrina S| 120450073 |


RESUME-EVALUASI INTEGRASI JARINGAN PRASARANA, JARINGAN
PELAYANAN, DAN LAYANAN TRANSPORTASI PERKOTAAN
SURABAYA TAHUN 2020
Literary Review

Perda Provinsi Jawa Timur dan Perda Kota Surabaya tentang Rencana Detail
Tata Ruang , meliputi pengembangan jaringan KA, pengambangan sarana dan
prasana KA, pengembangan KA Komuter, serta pengembangan jalur ganda
(double track).
Dalam rencana SRRL, direncanakan pembangunan prasarana kereta berupa
rehabilitasi stasiun KA, penambahan jalur baru, serta pengembangunan jalur
ganda. Selain itu, direncanakan konsep koneksi atau rute komuter dalam
wilayah Gerbangkertosusila.
Tujuan pengembangan KA Komuter agar mobilitas masyrakat lebih mudah,
dan mengurai kemacetan di jalan raya

Page 09/15 RC | Debora Sebrina S| 120450073 |


OPINI & APREASI
Dengan jumlah penduduk yang diatas 3 juta serta pergerakan di
area Surabaya Metropolitan, sudah selayaknya gagasan untuk
mengadakan Angkutan Umum berbasis Rel. Sehingga jaringan
Angkutan umum berbasis rel yang direncanakan menggunakan
Tram untuk jalur Utara Selatan serta LRT untuk jalur Barat Timur
diharapkan bisa menjadi Trunk dari jaringan transportasi di kota
Surabaya, sedangkan bus besar dan bus medium menjadi feeder
yang bisa menggapai ke pemukiman.
Program-program yang dirancang diharapkan dapat segera
terlaksana serta mampu membantu meningkatkan kualitas
sistem transportasi Kota Surabaya baik berbasis jalan raya
maupun jalan rel yang baik dan dapat terintegrasi
10/15
RESUME-EVALUASI INTEGRASI JARINGAN PRASARANA, JARINGAN PELAYANAN,
LAYANAN TRANSPORTASI PERKOTAAN PADA KOTA YOGYAKARTA, KOTA SOLO
DAN PERJALANAN ANTAR KOTA YOGYAKARTA-SOLO

Kota Yogyakarta dan Kota Solo merupakan 2 kota besar yang


tumbuh dan berkembang dengan jarak 63,4 km. Kedua kota juga
merupakan kota pariwisata, sehingga pada momen tertentu arus
kendaraan sangat tinggi.
Tingginya lalulintas kendaraan pribadi maupun kendaraan umum
serta in-efisiensi angkutan umum menimbulkan permasalahan
kemacetan sehingga membebani jaringan yang ada.
Moda angkutan umum yang beroperasi pada Kota Yogyakarta-Solo
diantaranya terdiri dari angkot, bus kota, taksi, angkutan online,
serta terdapat kereta api lokal

Back to Agenda 11/15


RESUME-EVALUASI INTEGRASI JARINGAN PRASARANA, JARINGAN PELAYANAN,
LAYANAN TRANSPORTASI PERKOTAAN PADA KOTA YOGYAKARTA, KOTA SOLO
DAN PERJALANAN ANTAR KOTA YOGYAKARTA-SOLO

Kondisi transportasi di Yogyakarta


Di Kota Yogyakarta Kondisi jalan yang layak dilalui 40,83%, 41,11% kondisi jalan sedang, 18,06% jalan
rusak. Untuk memenuhi transportasi darat, tersedia dua jenis kendaraan angkutan darat utama
yaitu kendaraan bermotor dan kereta api.
Angkutan kereta api yang ada di Kota Yogyakarta meliputi angkutan untuk penumpang dan
barang, yang terdiri dari dua stasiun yaitu stasiun Tugu (penumpang bisnis dan eksekutif), dan
stasiun Lempuyangan (barang dan penumpang ekonomi).
Kondisi transportasi di Solo
Angkutan umum di Solo sudah kehilangan pamor hampir dua decade dalam melayani
pergerakan masyarakat, Manajer operasional PT BST, Sadadmodjo, mengungkapkan jumlah
pengguna angkutan umum terus berkurang sejak kepemilikan kendaraan pribadi mulai
meningkat di awal tahun 2000-an,
Pemerintah Kota Solo melakukan upaya, seperti bus BST dikelola DAMRI, restrukturisasi angkutan
kota, KEMENHUB menetapkan enam koridor sistem angkutan massal berbasis jalan atau bus
rapid transit di Solo yang disubsidi dengan skema buy the service.

Back to Agenda 12/15


RESUME-EVALUASI INTEGRASI JARINGAN PRASARANA, JARINGAN PELAYANAN,
LAYANAN TRANSPORTASI PERKOTAAN PADA KOTA YOGYAKARTA, KOTA SOLO
DAN PERJALANAN ANTAR KOTA YOGYAKARTA-SOLO

Integritas angkutan massal KA dan angkutan umum memilki peran utama


dalam melayani mobilitas masyarakat di perkotaan dan juga antarkota.
Dengan adanya gagasan Simpul transportasi seperti yang tertuang
dalam Sistem Transportasi Nasional (Sistranas) merupakan suatu tempat
yang berfungsi untuk kegiatan untuk menaikkan dan menurunkan
penumpang, membongkar dan memuat barang, mengatur perjalanan
serta tempatperpindahan intramoda dan antarmoda.
Dalam skala bisnis yang baik, penambahan skala layanan dapat
meningkatkan profit, selain itu Pelayanan transportasi sangat dibutuhkan
untuk menfasilitasi pergerakan penumpang dan barang yangtepat waktu
dari pintu ke pintu.

Back to Agenda 13/15


OPINI & APRESIASI

Prasarana/ infrastruktur yang memadai merupakan salah satu modal dasar untuk
meningkatkan kegiatan masyarakat, Salah satu yang pokok adalah jalan. Integrasi angkutan
massal KA dan angkutan umum untuk memiliki peran utama dalam melayani mobilitas
masyarakat di perkotaan dan antarkota adalah gagasan lama. Kebijakan, konsep akademis
dan referensi internasional juga telah tersedia, namun demikian saat dihadapkan pada kota
berskala menengah seperti Jogja dan Solo solusi yang ditawarkan dalam konsep ideal
tersebut seolah-olah menjadi tumpul dan kehilangan efektifitasnya.
Mengatasi permasalahan tersebut diperlukan pemetaan akar permasalahan untuk
menghasilkan inovasi solusiadaptiv untuk kota menengah, khususnya dengan ruasruas
jalan yang relatif sempit dengan sistem sosial kelembagaan khasnya. Rekomendasi yang
dihasilkan adalah bertujuan untuk memastikan sistem yang tersedia digunakan oleh
masyarakat. Selain itu juga untuk memastikan inisiatif yang ada dapat berjalan efektif.
Inovasi tersebut direkomendasikan untuk dapat diterapkan secara mudah dengan peran
serta stakeholder untuk mendukungnya.

Page 14/15 Presented by OLIVIA WILSON


INSTITUT TEKNOLOGI SUAMTERA | LAMPUNG SELATAN |2023

Thank
yoU!
Segala permasalahan diperlukan pemetaan akar permasalahan
untuk menghasilkan inovasi solusi adaptiiv. Hal tersebut
membutuhkan dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak.

Presented by Debora Sebrina Br Simanjuntak | 120450073

Anda mungkin juga menyukai