Anda di halaman 1dari 14

~

,'
,

il
• ii,
1'1
ii,.
,I
•'IIi.
P
i
• @I

,.1

XI. POLICY, INSTITUTIONAL, STANDARD, AND LEGAL ASPECTS OF TRANSPORTATION

Sabtu, 24 November 2012, 13.30 - 15.00

045 PROMOTING A NEURAL NETWORK MODELING 149 ESTIMAS\ MODEL BANGKITAN PERGERAKAN
FRAMEWORK FOR A TRIP DISTRIBUTION DI KABUPATEN PRINGSEWU
MODEL TAS'AN JUNAEDI
GUSRI YALDI
282 PEMETAAN RUTE DAN DEMAND ANGKUTAN
062 ANALISIS TARIKAN PERGERAKAN KENDARAAN UMUM KAMPUS UNIVERSITAS HASANUDDIN
MENUJU PUSAT PERTOKOAN (STUDI KASUS MAKASSAR BERBASIS QUANTUM GIS OPEN
KOMPLEKS PERTOKOAN TELAGA, KABUPATEN SOURCE
GORONTALO) SYAFRUDDIN RAUF
YULIANTY KADIR
295 IDENTIFIKASI TINGKAT AKSESIBILITAS
146 ANALISIS PERPINDAHAN MODA DARI TAKSI PENGGUNA ANGKOT MENUJU PUSAT KOTA DI
DAN MOBIL PRIBADI KE BUS DAMRI DI BANDAR KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG
UDARAJUANDASURABAYA TITI KURNIATI
HERA WIDYASTUTI

II. PUBLIC TRANSPORTATION

.. " RUANG 15

141 STUDI PENGARUH KENAIKAN KENDARAAN 313 ANGKUTAN UMUM PERDESAAN: MASIHKAH
PRIBADI TERHADAP PENDAPATAN DIPERLUKAN?
PERUSAHAAN PO BUS ANTAR KOTA PADA DEWANTI
JALUR KOTA MALANG- KOTA BLiTAR
DWI RATNANINGSIH 317 MODEL PENILAIAN KINERJAANGKUTAN UMUM
PERKOTAAN
170 ALTERNATIVE STUDY FOR BUS TERMINAL IMAMBASUKI
AREA LOCATION IN SABAG
MUHAMMAD ISYA

292 PENGELOLAAN LAYANAN ANTAR-JEMPUT


UNTUK MENGURANGI PENGGUNAAN MOBIL
RUDY SETIAWAN
II. PUBLIC TRANSPORTATION
Sabtu, 24 November 2012.11.00 -12.30 . .
002 FAKTOR MUAT TRANS PAKUAN BOGOR 039 KAJIAN PERMINTAAN PELAYANAN BANDUNG
KORIDOR TERMINAL BUBULAK-CIDANGIANG SKY METRO MENGGUNAKAN MEWDE STATED
NOVANDI PRAHARDIAN PREFERENCE
BELLAARYANI
022 PENGGUNAAN PROGRAM EMMEI3 UNTUK
PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM 059 ANALISIS BIAYA OPERASIONAL DAN TARIF
PERKOTAAN TRANS JOGJA ANGKUTAN KOTA DI KOTA PALU
SYNTHIAANGELINA IRWANAR

026 APPLYING VALUE CREATION FRAMEWORK TO 062 PASSENGER REQUEREMENTS FOR SERVICES
OFFER PUBLIC TRANSPORT IMPROVEMENT ATTRIBUTES DESIGN OF PUBLIC TRANSPORT
(CASE FROM TRANS JOGJA AND TERMINAL IN INDONESIA
V!\RMLANDSTRAFIK AB) AGUNG SEDAYU
NANDA KURNIAWAN

II. PUBLIC TRANSPORTATION


.. • • I·
" RUANG 5

089 PEMETAAN TIPOLOGI PANGKALAN ANGKUTAN i63 VEHICLE OPERATION COST AND LOAD
PARATRANSIT RODA DUA BERDASARKAN FACTOR OF INTER-CITY MICRO-BUS TRANSIT
KARAKTERISTIK OPERASIONAL PANGKALAN IN MAMMINASATA METROPOLITAN AREA
(Case Study: Kola Bandung) NIRWAN NASRULLAH
I GEDE ANANTA W1JAYA
i64 ANALISIS PENERAPAN INTEGRASI KERETA­
140' ANALISIS KINERJA ANGKUTAN UMUM DI KOTA PESAWAT DI BANDARA ADISUTJIPTO
SASANG - PROVINSI ACEH YOGYAKARTA
MULKAN YOGI PRASETYA

160 A STUDY ON THE PUBLIC TRANSPORT 290 PERENCANAAN PENGEMBANGAN APRON


IN INDONESIA: THE PARA TRANSITS BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA
PERFORMANCES IN MAKASSAR SURABAYA
MUHAMMAD ANRDY A2IS RIFDIAARISANDI

II. PUBLIC TRANSPORTATION


Sabtu, 24 November 2012,11.00 -12.30 . .
099 RENCANA REVITALISASI PENYELENGGARA i06 EVALUASI KINERJA BUS KOTA YANG
ANGKUTAN UMUM PERKOTAAN KOTA TRAYEKNYA BERHIMPITAN DENGAN BATIK
PEKANBARU SOLO TRANS (STUDI KASUS: KORIDOR 1
ARISMA HAVINO WANTANA KARTASURA - PALUR)
DERRY HARLASETYADI PUTRA
iOO EVALUASI KINERJA HALTE BATIK SOLO TRANS
DARISEGIPENUMPANG i07 STRUCTURING OF PUBLIC TRANSPORT
ARYO ADI SUKOCO NETWORK ROUTE AT CIREBON CITY
DINULSYAFITRI RAMADANIAH
i02 OPTIMISASI TERMINAL TIPE A HARJAMUKTI
KOTA CIREBON TERKAIT DENGAN RENCANA i08 RENCANA PENGOPERASIAN BUS SEKOLAH
PERUBAHAN FUNGSI TERMINAL AKDP DI KOTA SURAKARTA (Study Kasus Kawasan
BAMBANG SUKOCO Pendidikan OJ Manahan)
ERNI DWI ASTUTI

______________________________ --"""U"k"'UCLA"'c"'2"ca"--~~~~'i.~~..•• l
The 15'h FSTPT International Symposium, STTD Bekasi, November 23-24,2012

ANALISIS KINERJA ANGKUTAN UMUM DI KOTA

SABANG - PROVINSI ACEH

Mulkan ReooiAoggraini M.lsya


Master Student Lecturer Lecturer
Master Program of Civil Master Program of Civil Master Program of Civil
Engineering Engineering Engineering
Syiah Kuala University Syiah Kuala University Syiah Kuala University
Darussaslam - Banda Aceh Darussalam - Banda Aceh Darussalam - Banda Aceh
Telp: (0651) 7555444 Telp: (0651) 7555444 Telp: (0651) 7555444

Abstract
The recent public transport system in Sabang city, Aceh Province,has mainly served Balohan Port to city
center and vice versa. The route networks arevery limited consisting of two main routes,inner city (rural
transport route) and outcr city (Sabang - Balahan route). The public transport conditions are very poor and
unsuitable to usc. The 30s-year-old vehicles are even still exists. Based on that matter, the study was
condueted to determine the performance of public transport quantitatively and qualitatively. The first goal
was defined by measuring the public transport level of service, andthe last one was identifiedaccording to
people perceptiens. The resu\ts $hewed that the \e"le\ of $e1"'lice of public t:rnrr3port for bnm reutes \$ not idea!
yet. The quality of public transport according to people perception wasvery bad and mediocre, respectively
for rural transport route and Sabang -Balohan route. Therefore, local government should pay more attention
on this matter.

Key Words: level of service, quality, public transport, Sabang city

Abstrak

Pelayanan anglculan umum di Kota Sabang hat1Ya untuk melayani penumpang dari pelabuhan menuju kola
dan sebaliknya, selain ilu terdapal anglcutan perdesaan untuk melayani aktifitas penduduk dengan trayek
terbatas dan lcualitas kendaraan yang rendah. Berdasarkan hal tersebut dilakukan suatu studi untuk
mengetahui kinerja terhadap angkutan umum di Kota Sabang. Lingkup pe1l2litian meliputi ki1l2da angkutan
umum berdasarkan tingkat pelayanan dan !malitas pelayanan. Data yang diambil untuk mengetahui tingkat
pelayanan angkutan umum yaitu load/actor, kecepatan rata-rata dan waktu perjalanan sedangkan kualitas
pelayanan digunakan /criteria keandalan, ket1Yamanan dan aksesibilitas. Hasil penelitian diperoleh tingkat
pelayanun angkulan umum yang ada sekarang be1urn ideal baik untuk angkulan perdesaan maupun angkutan
di pelabuhan (trayek Sabang-Balohan). Kualitas pelayanan anglcutan perdesaan berada pada kategori
burule, sedangkan angkutan trayek Sabang-Balohan beradapada kontiisi sedang.

Kata kunci : tingkat pelayanan, kualilas pelayanan, angkutan umum, Kota Sabang

PENDAHULUAN
Sebagai bagian dari Provinsi Aeeh, Kota Sabangmerupakankota yang
sangatpotensial.DenganadanyapelabuhanbebasBalohan, kotaSabangmerupakan kawasan
perdagangan bebas dan terletak di perbatasan terluar negara Republik Indonesia dengan
negara lain. Selain itu kota ini merupakan kota tujuan wisata karena keindahan alamnya,
dan seeara geografis ditandai sebagai titik nol wilayah Indonesia.
Jaringanjalan di Kota Sabang padaumumnyatelahmenghubungkanantar wilayah,
namun belum semua jalan mempunyai kondisi yang ideal sesuai klasifIkasi dan fungsinya.
Angkutan umum kota yang ada hanya melayani penumpang dengan tujuan dari pusat kota
The 15'h FSTPT International Symposium, STTD Bekasi, November 23-24, 2012

ke pelabuhan dan sebaliknya dengan frekuensi sesuai dengan jadwal kedatangan kapat
Selain itu terdapat angkutan pedesaan pada beberapa wilayab dengan kualitas kendaraan
yang rendab dan hanya beroperasi pada waktu tertentu yaitu pagi dan siang hari.
Untukitupelayanan angkutan umum yang ada sekarang di Kota Sabang dirasakan sangat
terbatas dari segi frekuensi pelayanan dan kondisimodarransportasiyang ada Hal ini
tentunya mempengaruhi kinetja dari angkutan umum itu sendiri baik dari tingkat
pelayanan maupun kualitas pelayanan. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan suatu
kajian mengenai kinerja transportasi umum di Kota Sabang. Permasalahan yang
akandikajipada penelitian ini meliputi kinerja angkutanumumberdasarkan tingkat
pelayanan dan kualitas pelayanannya.

KAJIAN PUSTAKA
Untuk mengukur tingkat kebeIhasilan atau kinerja dari angkutanumum, ada beberapa
parameter/indikator yang bisa dilihat, yaitu yang pertarna menyangkut ukuran kuantitatif
yang dinyatakan dengan tingkat pelayanan, dan yang kedua lebih bersifat kualitatif yang
dinyatakan dengan mutu pelayanan (Nasution 2008). Faktor yang termasuk tingkat
pelayanan adalab kapasitas dan aksesibilitas, sedangkan yang termasuk kualitas pelayanan
adalab keselamatan, keandalan, fleksibilitas, kenyamanan dan kecepalan.

Menurut Wibowo (2003) yang dikutipdariKumiawan (2005), faktor-faktor yang


berpengaruh terhadap kualitas operasi angkutan umum antara lain: (l) Load
factor(rasio jumlab penumpang dengan kapasitas tempat duduk); (2) Waktu tempuh;
(3) Frekuensi pelayanan; dan (4) Jumlab armada

Paramater yang digunakan untuk mengetabui tingkat pelayanan angkutan umum di Kota
Sabang yang diukur secara kuantitatif adalab tingkat isian penumpang (load factor), waktu
tempuh (travel time), dan kecepatan kendaraan. Sedangkankualitas pelayanan angkutan
umum diukursecara kualitatif berdasarkan pada persepsi pengguna jasa (penumpang
angkutan umum) dengan parameter yang akan digunakan adalab keandalan, kenyamanan
dan aksesibilitas.
Parameter yang digunakan untuk menjadi acuan dalam penilaian kinerja angkutan
umum adalab standar yang direkomendasikan oleh World Bank dan Pedoman Tekuis
Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum oleh Ditjen Perhubungan Darat serta
Standar Pelayanan Minimal (SPM) angkutan umum oleh Bina Sistem Transportasi
Perkotaan (BSTP).

Tabell Standar Pelavanan An2kutan Umum


No Parameter StandarmenurutDirjenPerhubunganDarat
1 FaktorMuat (Laad Factor) 70%
2 Waktumenunggu
• Rata-rata • 5 -10 menit
• Maksimum • 10-20 menit
3 Waktuantara (headway) • 5 - 10 menit (ideal)
The 15'h FSTPT International Symposium. STTD Bekasi. November 23-24.2012

• 2 - 5 menit (PWlCak)
4 JarakPencapaianhalte • 300 ­ 500 m (pusatkOla)
• 2 - 5 menit (pinggirkOla)
5 WaktuPeljalanan
• Rata-rala • 1 -1.5 jam
• Maksimum • 2 -3jam
6 KecepatanPerjalanan
• Daernh Padat • \0 - \2 kmljam
• Daerah TidakPadat • 25 kmljam
Sumber:Anomm (2002)
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di Kola Sabang Provinsi Aeeh, dengan luas wilayah 153 km 2 yang
terdiri dari 2 keeamatan, yaitu Keeamatan Sukakarya dan Keeamatan Sukajaya yang
meliputi \8 gampong.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data
primer bersumber pada objek yang diteliti yaitu angkutan umum yang beroperasi
(angkutan pedesaan dan angkutan rute Sabang-Balohan) serta pengguna jasa (penumpang)
kedua jenis angkutan tersebut. Data primer diperoleh melalui observasi dan kuesioner.
Untuk mengetahui tingkat pelayanan angkutan umum dikumpulkan data jumlah
penumpang, keeepatan rata-rata, dan waktu tempuh, diperoJeh meJaJui observasi. Kualitas
pelayanan angkutan umum berdasarkan data persepsi pengguna jasa (penumpang)
angkutan umum yang diperoleh melalui kuesioner. Data sekunder yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu: data topografi, demografi, kondisi eksisting angkutan umurn dan data
pendukung lainnya. Data sekunder diperoleh dari instansi yang terkait di Kota Sabang
antara lain BPS, Dishubkominfo, PU dan Bappeda.
Jumlah sampel diambil berdasarkanjumlah sarnpel minimum,yakni 30 sarnpel. Hal ini
telahmemenuhikaidahpengarnbilansampelseearastatistika minimal sebanyak 30
data/sarnpeldimana data tersebutmendekatisebaran normal (Sugiono, 2011). Untuk
angkutan umum dilakukan pengarnatan selarna 3 (tiga) hari terhadap 30
kendaraan.Sarnpelterhadap pengguna jasa (penumpang) ditetapkan masing-masing sebesar
30 sampel terhadap kedua trayek yang beroperasi.
Kinerja angkutan umum berdasarkan tingkat pelayanan diperoleh dari data hasil
pengarnatan yang diolah seeara kuantitatif dengan menggunakan persarnaan;
Psg
Lf=-:dOO% (I)
C
Dimana:Lf =tingkatisianpenumpang (%);
Psg= total jumlahpenumpang;
C=kapasitastempatduduk yang tersedia (penumpang).

S
V=-n- (2)
l:Ti
1=1

Dimana: V = keeepatan rata-rata (kmljarn);

The 151h FSTPT International Symposium. STTD Bekasl. November 23-24. 2012

S= jarok trayek yang ditempuh kendaraan (km);


T;= waktu yang diperlukan kendaraan I dijalan (jam) 71=1,2,3,...,n

Kinerja angkutanumumberdasarkan kualitas pelayanan diukur dari persepsi pengguna


jasa angkutan umum dengan penskalaan menggunakan Skala Likert. Pada umumnya
penskalaan dengan skala Likert menggunakan bobot nilai I - 5, namun pada penelitian ini
pembobotan dari jawaban responden hanya diambil 1 - 3 dengan bobot untuk kriteria
jawaban adalah (3) setuju; (2) kurang setuju; dan (I) tidak setuju.
Kategori kualitas pelayanan digunakan 3 tingkatan yakni baik, cukup dan
buruk.Parameter yang digunakan yaitu keandalan, kenyamanan dan aksesibilitas.Dari
ketiga parameter tersebut masing-masing diajukan 3 pertanyaan sehingga jumlah
pertanyaan keseluruhan dalam kuesioner adalah 9 pertanyaan.
Dalam mengolah data hasil penelitian digunakan statistik sederhana nntuk
mengklasifikasikan dan menganalisis data. Untuk membuat tabel penilaian terlebih dahulu
dihitung range dan interval kelas dengan menggunakan rumus yang dipakai seperti dalam
membuat label distribusi frekuensi menurut Nazir, M. (2003). Jarak (range. R) adalah
selisih antara data tertinggi dengan data terendah. Adapun formulasinya ditulis sebagai
berikut:

R =X=ks-Xmin (3)
dimana,
R =range (jarak);
X mob = data terbesar;
Xmin = data terkecil.

Sedangkaninterval kelas dapat dicari dengan menggunakan rumus:


R
I =­ (4)
k
dimana: 1= besar interval kelas;
k = jumlah interval kelas;
R = range (jarak).

Jumlah kelas diketahui adalah 3 sesuai dengan kategori kualitas pelayanan yang
digunakan, yaituBaik, Cukup, danBuruk, sedangkanjumlahpertanyaanadalah 9,
danjumlahsarnpeladalah 30.Berdasarkan jumlah pertanyaan dan jumlah sampel, dengan
menggunakan rumus(3) dan (4) berikutinidiperoleh:
R = (30x9x3) - (30x9xl) = 810 - 270 = 540;
i = 540 =180
3
Dengan interval data diatas selanjutnya dibuat batasan nilai untuk masing-masing kategori.

Tbl2P
a e alaD K ua rt
eni1' I as PI
e ayanan Berd asarka n Persepsi Pengguna Jasa
No. Kualitas Pelayanan Rentang Kategori
1. Baik 630 - 810
The 15th FSTPT International Symposium, STTD Bekasi, November 23-24, 2012

83 3.
CukUP
Buruk
450-630
270 -450

Tabel 2 selanjutnya digunakan untuk menentukan kategori kualitas pelayanan angkutan


umum yang didapatkan dari data hasil kuesioner setelah diberi bobot terhadap masing­
masing jawaban.

Tabel 3 menunjukkankesembilanpertanyaan yang diajukanpadarespondenuntuktigakriteria,


yaitukeandalan, kenyamanandanaksesibilitas.Masing­
masingpertanyaanakandijawabdengansatujawabanberikutini, yaitu (i) Setuju, (ii)
KurangSetujudan (iii) TidakSetuju .

Tabel3JenisPertanvaanpadaRespondenuntukKetil?aKriteria
N Pertanyaan Kriteria
0
1 Setiapsaatangkutanwnumselalutersedia di Kota
Saban~dantelahmenianlZkaukesetianwilavah
2 Angkutanumum yang KEANDALA
and...unakanselaluteoatwaktuoadasaatberan!!katatauounsaalkembalillUrikerurnab N
3 Denganangkutanumum yang ada,
andatidakVerluberoindahkendaraanuntuksamoaiketemoattuiuan
4 Saatmenggunakanangkutanumum. tempatdudukselalutersediabagipenumpang yang
nook
5 Jenisangkutanumum yang andagunakandalamkondisi yang bersihdantempatduduk KENYAMA
yangnyaman NAN
6 Andatidakmerasakesulitandalamhaltwunataunaikkendaraanumum yang
sekaranganda2Ullakan
7 WaktutempuhsampaiketujuanantarakendaraanumumdcngankendaraanpribadirelatitSa
maatautidakberbedaiauh
8 Andatidakperlumenunggu lama AKSESIBILI
untukdaoatnaikkendaraanumumsamoaiketuiuandaooadasaatkembalil...ikerumab TAS
9 Untuksampaiketujuan yang tidakdilaluiangkutanumum yang pertamaandanaik,
andadaoatberoindahkendaraanumum lain untu1<sarnoaiketuiuan

HASIL DAN PEMBAHASAN


Gambaran Umum Transportasi Kota Sabang
Untuk melayani pergerakan, penduduk Kola Sabang menggunakan kendaraan pribadi
dan angkutan umum sebagai sarana transportasi. Angkutanumummelayaniduatrayekutarna,
yaknitrayekdalamkota (disebutsebagairuteangkutanpedesaan)
dantrayekluarkawasanpusatkola, yang menghubungkanpusatkotadanpelabuhanBalohan
(disebutsebagairuteSabang - Balohan). UntuklebihjelasnyadapatdilihatpadaGambar I.
The 15/h FSTPT International Symposium, STTD Bekasi, November 23-24.2012

~.. ,­
- -­
:;;;;;;;;,;;;;;;;;;;...
..;-:­
-: - + -
-
~
-­+-
-["3
-'

(]--

-.
',­
l'

- . -.
+
- '....:.._,-1

.+.
+ '­
Ii
KOTA SABANG
,"
-'-­
Gambar I.Peta Kota Sabang

Angkutan umum pedesaan memiliki21 unit mobil dengan jenis pick-up yang melayani
trayek tertentu ke beberapa wilayah di dalamkota, dengan kondisi kendaraan yang kurang
baik karena usia kendaraan rata-rata diatas 30 tahun.Untuk ke luar kawasan pusat
kola,terdllpllt 43 unit mobil denglJIl jenis minibus ylJIlg menempuh rute dari KolII SablJIlg
menuju pelabuban Balohan atau sebaliknya.

TiDgkat PelayaDaD ADgkutan Umum


Hasil pengamatan yang diperoleh adalah panjang trayek, jumlab penumpang dan
waktu tempuh.Selanjutnya dengan menggunakan Rumus (1) dan (2) dilakukan pengolahan
data sehingga diperoleh angka load factor(Lj) dan kecepatan (V). Data hasil pengolaban
digunakan sebagai penilaian tingkat pelayanan angkutan umum baik untuk angkutan
pedesaan yang menggunakan jenis kendaraan pick-up Datsun maupun angkutan rute
Sabang-Balohan yang menggunakanjenis kendaraan minibus £-300 dan minibus Kijang.

alan T"IUlllk at P e IayanaD AnktaDU


T a b e I 4Pen)'1' 1111 U mum PdesaaD
e
Load
PaDjaDg Keeepatao
Factor
No. JuruSlIoffrayekIRute Trayek Rata-rata
Rata-rata
(kin) (%)
(kmljam)
I Sabang - BateeSbok 10.80 77.78 19.74
2 Sabang - BateeShok (AlueJaba) 12.20 77.78 18.81
3 Sabang - Keunekai 16.75 75.00 16.34
4 Sabang - Keunekai 16.75 75.00 17.03
5 Saban", - Keunekai 16.75 69.44 16.30
6 Sabang - Beurawang 19.10 58.33 15.47
7 Saban.. - Jaboi 16.50 58.33 15.97
8 Saban", - Anoiltam 12.00 63.89 11.90
The 15'h FSTPT International Symposium, SrrD Bekasi, November 23-24, 2012

9 Sabang - U;ongl(areung 5.50 47.22 24.15


10 Sabang - Cot Klab 10.40 77.78 25.79
II Sabang - TeupinBlang 8.20 75.00 20.23
12 Sabang - PavaSeunara 9.50 83.33 26.99
13 Sabang - PavaSeunara (BlangGarot) 10.20 83.33 27.43
14 Sabang - PriaLaot (Sirui) 10.90 86.11 10.71
15 Sabang - PriaLaot (Sirui) 10.90 75.00 12.17
Rata-rata 72.22 18.60

Tabel 4 menunjukkan tingkat pelayanan angkutan umum pedesaan di kota Sabang


berdasarkan load factor kendaraan (%) dan keeepatan rata-rata kendaraan (kmfjam).
Tingkat isian penumpang (loadfactor) seeara keseluruhan untuk trayek ini rata-rata adalab
sebesar 72,22%. Angka load factor masing-masing trayek bervariasi dari yang paling
rendab yakni sebesar 47,22% sampai yang paling tinggi sebesar 86, II %. Angka load
factor yang ideal menurut Dirjen Perhuboogan Darat adalab 70%, sehinggadari beberapa
trayek diatas terlihat babwa masih terdapat angka loadfactor yang berada dibawab angka
ideal.
Keeepatan peIjalanan dari angkutan pedesaan relatif rendab berkisar antara 10,71
km/jam sampai 27,43 km/jam dengan keeepatan rata-rata seeara keseluruhan trayek yang
beroperasi sebesar 18,60 km/jam. Sesuai dengan standar minimal pelayanan dari BSTP
yang mensyaratkan keeepatan perjalanan ~ 20 kmljam, maka beberapa trayek dari
angkutan pedesaan yang beroperasi tidak memenuhi standar.
Seeara keseluruhan, tingkat pelayanan angkutan umum pedesaan di Kota Sabang
dilihat dari angka loadfactor rata-rata masih ideal, namun mengingat jenis kendaraan yang
digunakan sebagai alat angkut sudab tua yakni berumur diatas 30 tahoo tidak mungkin
tetap dipertahankan sebagai sarana angkutan umum. Usia kendaraan tentu akan
mempengaruhi kondisi dan kinerja dalam beroperasi terutama dari keeepatan yang
dihasilkan.
Has;1 pengumpulan data di lapangan juga diperoleh infonnas; yang bersumber dar;
UPTD Pengujian Kendaraan Bennotor Dishubkominfo Kota Sabang yang menyebutkan,
apabila dilakukan uji emisi gas buang semua kendaraan angkutan pedesaan tersebut dalam
kategori tidak layak jalll1l, namun mengingat kebutuban masyarakat maka attgkutan
pedesaan tersebut masih dibolehkan beroperasi.
Sesuai dengan UU No. 22 Tabun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan JaIan, Pasal
48 menyebutkan babwa semua kendaraan bennotor yang beroperasi dijalan barns
memenuhi persyaratan teknik dan laik jalan.Salab satu persyaratan laik jalan adalab
memenubi persyaratan ambang batas emisi gas buang dan kebisingan. Mengaeu pada
peraturan tersebut, kondisi angkutan umum pedesaan yang ada sekarang yang temp
diperbolehkan melayani trayek adalab tidak benar. Dari uraian diatas seeara umum dapat
dikatakan babwa tingkat pelayanan angkutan pedesaan belum ideal sebagai sarana
transpoftasi umum.

Tbl5P
a e em'1' e ayanau A ue:!k ut au u mum R ue
alan T'JDI!Ik atPI t Sa b aUI!-BIb
a n au
Kecep"taD
Kapasitas Load Factor
No. JenisKendaraan Rata-rata
(penumpang) Rata-rata (%)
IkmJ.iam)
I Minibus L-300 12 58.33 30.40
The 15'" FSTPT International Symposium, STTD Bekasi, November 23-24, 2012

2 Minibus L-300 12 58.33 32.66


3 Minibus L-300 12 69.44 33.05
4 Minibus L-300 12 61.11 35.12
5 Minibus L-300 12 55.56 34.13
6 Minibus L-300 12 55.56 35.93
7 Minibus L-300 12 58.33 33.86
8 Minibus L-300 12 55.56 33.82
9 Minibus Kijang 9 66.67 34.46
10 Minibus Kiiang 9 77.78 33.06
II Minibus Kijang 9 59.26 33.07
12 Minibus Kijang 9 55.56 34.30
13 Minibus Kiiang 9 59.26 32.38
14 Minibus Kiiang 9 59.26 32.48
15 Minibus Kiiang 9 59.26 34.15
Rata-rata 60.62 33.52

Tabel 5 menunjukkan tingkat pelayanan angkutan umum untuk rute Sabang - Balohan
(pusat kota Sabang - pelabuhan Balohan). Rute ini mempunyai panjang trayek sekitar 10
km yang dilayani oleh 43 unit kendaraan dari dua jenis kendaraan, yaitu Minibus L--300
dan Minibus Kijang, dengan masing-masing kapasitas penumpang 12 dan 9 orang.
Berdasarkan Tabel 3, load factor trayek Sabang-Balohan dari keseluruhan sampel
pengamatan diperoleh hasil yang relatif keeil dengan rata-rata sebesar 60,62% atau berada
dibawah faktor muat ideal yakni 70%. Dan angka tersebut maka tingkat pelayanan
angkutan umum trayek Sabang - Balohan berada dibawah kriteria ideal.
Keeepatan perjalanan angkutan trayek Sabang - Balohan berkisar antara 30,40 kmIjam
samplli deng/lll 35,93 km/jam Iltau rata-fIlta sebesBr 33,52 km/jam. Dlld /llIgka ini
memperlihatkan bahwa keeepatan perjalanan angkutan pada trayek tersebut masih baik
menurut standar pelayanan angkutan umum dari Dirjen Perhubungan Darat maupun
standar pelayanan minimal yang disyaratkan BSTP yakni ~ 20 km/jam.
Seeara keseluruhan, tingkat pelayanan angkutan umum untuk rute Sabang - Balohan,
dilihat dari load factor yang diperoleh dari hasil survei relatif keeil yakni dibawah 70%.
Hal in; disebabkanjumlah annada yang melayani trayek terlalu banyak yakni sebanyak 43
unit kendaraan sementara pengguna jasa angkutan tersebut hanya terbatas untuk
penumpang kapal yang belum tentu ramai setiap harinya, keeuali hari Iibur. Dari segi
kecepatan kendaraan pada trayek ini masih baik, hal ini disebabkan karena waktu tempuh
kendaraan tidak dipengaruhi oleh waktu untuk naik atau turun penumpang dijalan.

Kualitas Pelayaoao Aogkutao Vmom


Kualitas pelayanan angkutan umum diukur berdasarkan persepsi pengguna jasa
(penumpang) angkutan umum dengan parameter yang digunakan yaitu keandalan,
kenyamanan dan aksesibilitas. KBrakteristik dari pengguna jasa angkutan pedesaan
diperoleh bahwa, yang menggunakan angkutan umum pedesaan sebagian besar adalah
masyarakat yang berpenghasilan rendah atau masyarakat yang tidak memiliki kendaraan
pribadi sehingga tidak mempunyai pilihan selain menggunakan angkutan umum. Tujuan
perjalanan dar; pengguna jasa ini sebagian besar untuk bekerja dengan jenis pekerjaan
yang dominan adalah petani/pedagang.
The 15th FSTPT International Symposium, STTD Bekasi, November 23-24,2012

Persepsi pengguna jasa diperoleh dari jawaban terhadap 9 pertanyaan yang diajukan dalam
kuesioner dengan kriteria yang digunakan keandalan, kenyamanan dan aksesibilitas.Tabel
6 memperlihatkan jumlah jawaban responden terhadap masing-masing pertanyaan,
selanjutnya setiap jawaban diskalakan dengan memberikan bubot dan dijumlahkan
keseluruhan nilai yang diperoleh.

Tabel 6 Nilai KuesioDer Dari PeDgguDa Jasa ADgkutaD PedesaaD


lumlah Jawaban Dari Kucsioner Nilai
No. Kritcria Jawaban Jumlah Bobol
I 2 3 4 j 6 7 8 9 (jomlah x bobo')
I. Setuju 0 0 6 17 0 4 2 0 I 30 3 90
2. Kurang SClujU 8 9 20 II 7 23 12 9 16 115 2 230
3. Tidal:: Setuju 22 21 4 2 23 3 16 21 13 125 I 125
Jumlah 30 30 30 30 30 30 30 30 30 270 445

Dari Tahel6 diatas diperoleh skur untuk angkutan umum pedesaan yakni sebesar 445.
Untuk menilai kateguri pelayanan dari skor tersebut dilakukan dengan menggunakan Tabel
2. Dari batasan nilai pada tabel tersebut, maka diketahui bahwa kualitas pelayanan
angkutan umum pedesaan menurut persepsi responden berada pada kategori buruk atau
tidak baik.

Jenis kendaraan yang digunakan sebagai angkutan pedesaan ini yaitu pick-up Datsun.
Fasilitas kendaraan sangat terbatas antara lain penutup samping hanya memakai terpal dan
tempat duduk terbuat dari papan, ditambah lagidengan usia kendaraan yang sudah tua
maka dapat dikatakan jauh dari kriteria kenyamanan idealnya suatu angkutan umum. Dari
segi keandalan dan akesibilitas, angk:utan umum pedesaan tersebut tidak tersedia setiap
saat hanya beroperasi satu kali setiap hari dengan waktu yang tidak tetap, waktu tunggu
dan waktu perjalanan relatiflama.

Kriteria kualitas pelayanan angkutan umum yang ideal dari segi keandalan adalah tersedia
setiap saat, kedatangan sampai tujuan tepat waktu dan tidak perlu berpindah kendaraan.
Dari segi kenyamanan antara lain interior yang menarik, tersedianya tempatduduk,
kemudahan naik dan turon penumpang dan terlindung dari cuaca buruk. Kriteria
aksesibilitas yang ideal yaitu waktu tempuh dan waktu tunggu yang singkat dan jumlah
pergantian kendaraan tidak lebih dari 2 kali. Beberapa kriteria tersebut dapat menjadi
acuan dalam meningkatkan kualitas pelayanan angkutan umum perdesaan.

Karakteristik pengguna jasa pada trayek Sabang-Balohan berbeda dengan pengguna jasa
angkutan pedesaan, karena sebagian besar penumpang merupakan pengunjung yang datang
dari luar Kota Sabang dengan tujuan tertentu. Pengguna jasa pada trayek inidominannya
adalah pengunjung lokal yang berasal dari luar kota dengan tujuan sebagian besamya
adalah rekreasi, bekerja ataupun bisnis. Dari segi jenis pekeljaan, tingkat penghasilan dan
jumlah kendaraan pribadi tidak dapat dijadikan acuan dalam menentukan alasan
pengunjung memilih menggunakan angkutan umum, namun lebih disebabkan karena tidak
ada pilihan lain selain menggunakan angkutan umum yang tersedia dari pelabuhan ataupun
menuju ke pelabuhan.
The 15th FSTPT International Symposium, STTD Bekasi, November 23-24,2012

Data hasil kuesioner berdasarkan persepsi penumpang untuk menentukan kualitas


pelayanan dari pengguna jasa angkutan umum rute Sabang - Balohan diperoleh dari
jawaban terhadap 9 pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner dengan kriteria yang
digunakan keandalan, kenyamanan dan aksesibilitas.Selanjutnya setiap jawaban diskalakan
dengan memOOrikan bobot dan dijumlabkan keseluruhan nilai yang diperoleh seperti
terlihat pada Tabel 7.

Tabel 7Nilai Kuesioner Dati Pengguna Angkutan Umum Rute Sabang-Balohan


Jum1ah Jawaban Dari Kuesioner Nilai
No. Kritcna Jawab Jumlah Robot
1 2 3 4 5 6 7 8 9 (ium1ah" bobot)

I. Semju I 0 4 27 13 13 3 0 0 61 3 183
2. Kurang Semju 15 22 14 3 t7 14 15 25 18 143 2 286
3. Tidal< Semju 14 8 12 0 0 3 t2 5 12 66 I 66
Jumlab 30 30 30 30 30 30 30 30 30 270 535

Berdasarkan Tabel 7, skor nilai uutuk angkutan umumrute Sabang-Balohan adalah sebesar
535. Dengan menggunakan Tabel 2, maka diketahui bahwa kualitas pelayanan angkutan
umum trayek Sabang-Balohan berada pada kategori cukup atau sedang.
Trayek Sabang - Balohan dilayani oleh angkutanjenis minibus £-300 dan minibus Kijang
dengan tujuan utama hanya melayani penumpang dari pelabuhan ke pusat kola. Dari segi
kenyamanan, menurnt persepsi responden, fasilitas kedua jenis kendaraan tersebut masih
dapat dikategorikan baik karena sudah tersedia tempat duduk yang empuk dan dapat
terlindung dari cuaca burnk, namun dari segi keandalan angkutan ini tidak tersedia setiap
saat dan fiekuensi yang tidak teratur karena mengikuti jadwal keOOrangkatan serta
kedatangan kapal dari pelabuban. Ditinjau dari aksesibilitas, waktu perjalanan dari jenis
kendaraan ini sudah baik, namun waktu tunggu pada saat berangkat yang belum teratur.

KESIMPULAN
• Kinerja angkutan umum berdasarkan tingkat pelayanan untuk angkutan umum kondisi
eksisting di Kota Sabang belum ideal, untuk angkutan pedesaan diperoleh load factor
rata-rata sebesar 72,22% dengan kecepatan rata-rata sebesar 18,60 kmIjam, sedangkan
trayek Sabang - Balohan diperoleh load factor rata-rata sebesar 60,62% dengan
kecepatan rata-rata seOOsar 33,52 kmIjam.
• Kinerja angkutan umum berdasarkan kualitas pelayanan, menurut persepsi pengguna
jasa, untuk angkutan pedesaan OOrada pada kategori buruk sedangkan untuk angkutan
trayek Sabang-Balohan OOrada pada kategori sedang.
• Pengguna jasa angkutan pedesaan adalllb golongan captive yang disebabkan karena
pendapatan yang rendah dan keterbatasan fisik, sedangkan pengguna jasa angkutan
umum trayek Sabang - Balohan adalah penduduklokal, turisdalamnegeridanturisasing
yang tidak mernpunyai pilihan dalam memilih angkutan umum selain yang tersedia di
pelabuhan.

SARAN
The 15th FSTPT International Symposium, STTD Bekasi, November 23-24, 2012

• Untuk meningkatkan kinerja angkutan pedesaan dapat dilakukan dengan mengganti atau
melakukan peremajaan terhadap sarana yang digunakan sekarang sehingga layak jalan
dan nyaman, disertai juga dengan pengaturan atau penambahan frekuensi sesuai
kebutuhan rnasyarakat secara luas.
• Untuk meningkatkan kinerja angkutan rote Sabang-Balohan dapat dilakukan dengan
memperluas daerah pelayanan dan menyesuaikan jumlah armada yang beroperasi
dengan jumlah penggunajasa sehingga dapat menaikkan angka loadfactor.

DAFfAR PUSTAKA

Anonim, 2002, Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum di


Wi/ayah Perkotaan Dalam Trayek Tetap dan Teratur, Direktorat Jenderal Perhubungan
Darat, Departemen Perhubungan R.I.

Kurniawan, Z. 2005, Fenomena Angkutan Desa - Kota di Kabupaten Boyolali Angkutan,


Tesis, MPWK Undip, Semarang

Nasution, M.N. 2008, Manajemen Transportasi, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Nazir, M. 2003, Metode Penelitian, Gha/ia Indonesia, Jakarta

Sugiyono 2011, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatifdan Kombinasi (Mixed Methods),


Alfabeta, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai