Anda di halaman 1dari 20

Mata Kuliah Seminar Studi Futuristik

IDENTIFIKASI PROSPEK PROYEK KERETA CEPAT JAKARTA-BANDUNG


TAHUN 2050

Raniasih Sasmitari (15413011)


Asyrafinafilah Hasanawi (15413013)
Ana Rossika (15413034)
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Bandung

ABSTRAK

Kereta Cepat Jakarta-Bandung merupakan proyek modernisasi sistem transportasi massal yang
digunakan dalam membangun konektivitas antar kota, dan pembangunan kawasan, khususnya untuk
koridor Jakarta-Bandung. Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sepanjang 142,3 km merupakan
salah satu bagian dari rencana pembangunan transportasi massal yang akan dilakukan di Jawa,
Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan Papua dengan total panjang 3258 km. Dalam
pembangunannya, pemerintah bekerjasama dengan PT. Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) yang
merupakan gabungan konsorsium Tiongkok (China Railway) dan konsorsium Indonesia. Paper ini
bertujuan untuk mengidentifikasi prospek proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dalam mewujudkan
tujuan pembangunan kereta cepat, dengan mempertimbangkan dampak proyek tersebut terhadap
kondisi penduduk, ekonomi, dan lingkungan Koridor Jakarta-Bandung. Dalam hal ini digunakan
metode analisis environmental scanning dan modeling untuk menggambarkan kondisi prospek
proyek kereta cepat Jakarta Bandung pada tahun 2050. Sebagai studi tentang kondisi internal dan
eksternal kawasan dalam mendukung prospek proyek, maka pembahasan dalam paper ini diawali
dengan penjelasan interaksi proyek terhadap lingkungan hidup dan kondisi sosial-ekonomi
masyarakat; serta dampak eksternal proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

Kata Kunci : kereta cepat, interaksi, dampak eksternal, prospek

1. PENDAHULUAN
Kota Jakarta dan Bandung merupakan dua kota besar di Indonesia yang menjadi pusat
perekonomian saat ini. Dengan potensi ekonomi yang masih sangat tinggi, Pemerintah merasa perlu
menyelaraskan pembangunan infrastruktur koridor Jakarta-Bandung dengan gerak pembangunan
perekonomian yang terjadi di sekitar Jakarta dan Bandung. Dengan kondisi tersebut, kereta cepat
menjadi pilihan pemerintah sebagai bentuk modernisasi transportasi massal di Indonesia dalam
membangun konektivitas antar kota, dan pembangunan kawasan. Dalam hal ini proyek kereta cepat
Jakarta-Bandung sepanjang 142,3 km merupakan salah satu bagian dari rencana pembangunan
transportasi massal yang akan dilakukan di Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan Papua
dengan total panjang 3258 km.
Menurut Presiden Indonesia Joko Widodo, proyek ini dibangun untuk menarik jumlah
investasi yang besar di Indonesia sehingga dapat memunculkan pertumbuhan ekonomi nasional
sebesar 6%. Proyek ini telah dimulai sejak tahun 2015 dan ditargetkan selesai pada tahun 2018 dan
beroperasi pada tahun 2019. Kereta ini direncanakan akan melewati 9 kabupaten/kota yaitu:
Jakarta Timur (DKI Jakarta), Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, Kota Kabupaten
Purwakarta, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, Kota Bandung dan Kabupaten Bandung.
Meskipun pembangunan kereta cepat ini sudah direncanakan dengan cukup seksama, namun proyek
ini belum tercantum dalam RTRW kota maupun kabupaten yang dilaluinya.
Dalam pembangunannya, pemerintah bekerjasama dengan PT. Kereta Cepat Indonesia
China (KCIC), dan setelah 50 tahun kereta cepat Jakarta-Bandung akan dimiliki sepenuhnya oleh

1
Mata Kuliah Seminar Studi Futuristik

pemerintah. KCIC merupakan gabungan konsorsium Tiongkok (China Railway) dan konsorsium BUMN
Indonesia yang terdiri atas PT. Wijaya Karya, PT. KAI, PT. Jasa Marga, dan PT. Perkebunan
Nusantara, dan PT. Kereta Api Indonesia. Proyek ini akan menghabiskan lahan sekitar 650 hektar
beserta biaya investasi proyek sebesar USD 5,573 miliar. Diperkirakan harga tiket kereta dalam satu
kali perjalanan akan mencapai Rp 200.000 per orang.
Dalam operasionalnya, pendapatan dari pengadaan kereta cepat tidak hanya berasal dari
penerimaan tiket saja, tetapi juga dari perluasan bisnis pada kawasan stasiun dan sekitarnya yang
berbentuk Transit Oriented Development (TOD). Dalam hal ini, Walini akan dikembangkan sebagai
Kota Baru dan Transit Oriented Development yang memiliki luas sekitar 1270 hektar dan dikelola
oleh PT. KCIC.

2. METODOLOGI

Metode analisis yang digunakan dalam penyusunan paper ini adalah gabungan metoda
analisis environmental scanning dan modeling. Metode analisis environmental scanning digunakan
dalam menganalisis kondisi internal dan eksternal kawasan dalam pengadaan proyek kereta cepat
Jakarta-Bandung untuk mengetahui tindakan yang dapat dilakukan dengan adanya perubahan di
masa depan khususnya pada tahun 2050. Metoda analisis environmental scanning terkandung pada
pembahasan Interaksi Proyek Kereta Cepat Terhadap Kondisi Internal Kawasan dan Dampak
Eksternal Proyek Kereta Cepat Terhadap Kawasan. Sebagai hasil dari analisis ini maka digunakan
analisis SWOT dari kondisi internal dan eksternal kawasan yang ditampilkan pada akhir pembahasan
tersebut. Sedangkan analisis modeling terkandung pada pembahasan Prospek Proyek Kereta Cepat
Dalam Mewujudkan Tujuan Pembangunan dan Prospek Proyek Kereta Cepat Terhadap Kondisi
Sosial, dan Ekonomi Masyarakat. Dalam analisis modeling, turut dipertimbangkan output SWOT
yang dihasilkan pada pembahasan analisis sebelumnya. Dengan menggunakan kedua metoda ini,
maka akan diperoleh kesimpulan terhadap prospek kereta cepat Jakarta-Bandung Tahun 2050.

3. INTERAKSI PROYEK KERETA CEPAT JAKARTA-BANDUNG TERHADAP KONDISI INTERNAL


KAWASAN

Dalam pembahasan interaksi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung terhadap kondisi internal
kawasan, penjelasan terbagi ke dalam interaksi proyek terhadap lingkungan hidup, serta interaksi
proyek terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat.

3.1 INTERAKSI PROYEK KERETA CEPAT JAKARTA-BANDUNG TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP

Interaksi proyek kereta cepat terhadap lingkungan hidup menjadi hal yang penting karena
pembangunan ekonomi nasional diselenggarakan berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Dalam hal ini yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam
itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Dalam pelaksanaannya, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung menuai pro dan kontra dari berbagai
pihak, yang masing-masing memiliki dasar argumen kuat terkait keberlanjutan proyek tesebut.
Perdebatan ini tidak hanya berkaitan dengan pembiayaan proyek, melainkan juga berkaitan dengan
dampak yang ditimbulkan proyek kereta cepat terhadap lingkungan.
Dikaitkan dengan Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL), berdasarkan Profil Kereta Cepat
Jakarta-Bandung yang dikeluarkan PT. Kereta Cepat Indonesia China (PT. KCIC), proyek kereta
cepat telah memiliki izin trase, izin penetapan badan usaha perkeretaapian, dan izin lingkungan
(AMDAL) berdasarkan perundangan yang berlaku. Ketiga izin ini telah dilengkapi sebagai
persyaratan groundbreaking pada tanggal 21 Januari 2016. Pengembangan Daerah Walini sebagai
kawasan baru akan dilakukan dengan memperhatikan lingkungan hidup dan penghijauan. Dalam hal
ini, pembangunan kawasan Walini akan difokuskan untuk TOD, pusat pendidikan, sarana kesehatan,

2
Mata Kuliah Seminar Studi Futuristik

gaya hidup, perumahan kelas menengah ke bawah, kawasan industri ramah lingkungan dan akan
dikembangkan Hutan Raya Asia Afrika yang menjadi kawasan tanaman-tanaman yang berasal dari
Asia dan Afrika.
Dalam aspek lingkungan, pengadaan kereta cepat Jakarta-Bandung dinilai pihak Walhi
kurang memperhatikan tata kelola dan perlindungan lingkungan hidup, serta dilandasi dengan
kajian AMDAL yang kurang komprehensif. Salah satu tolak ukur dalam meninjau dampak langsung
lingkungan yang terjadi adalah menurunnya ketersediaan air di beberapa lokasi resapan air akibat
pembangunan infrastruktur kereta cepat dan juga pembangunan permukiman di sekitar tempat
pemberhentian kereta cepat. Mengutip perkataan Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup
Indonesia (Walhi), Abetnego Tarigan, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung justru akan menambah
potensi penurunan kualitas lingkungan di sepanjang lintasan kereta. Pembangunan kereta cepat
Jakarta-Bandung akan memanfaatkan 56,6 Ha lahan hutan produksi. Di samping itu, akan terjadi
dampak tidak langsung berupa alih fungsi lahan pertanian sebesar 150 Ha menjadi non-pertanian di
sekitar stasiun dan lintasan kereta cepat. Dengan adanya alih fungsi lahan pertanian tersebut maka
akan mengurangi lumbung pangan nasional. Dan dengan adanya peningkatan nilai lahan di area
sekitar lintasan kereta cepat, maka diprediksikan bahwa yang akan mendapat manfaat pengadaan
proyek adalah golongan masyarakat menengah ke atas.

3.2 INTERAKSI PROYEK KERETA CEPAT JAKARTA-BANDUNG TERHADAP KONDISI SOSIAL DAN
EKONOMI MASYARAKAT

Sebagai proyek yang berfungsi dalam membangun konektivitas antar kota dan meningkatkan
perekonomian kawasan, maka secara langsung akan menimbulkan interaksi terhadap kondisi sosial
dan ekonomi masyarakat. Dalam hal ini, masyarakat menjadi aktor yang menentukan permintaan
(demand) dan keberlanjutan pelaksanaan program kereta cepat di masa yang akan datang.
Kemampuan dan keinginan membayar (ability to pay dan willingness to pay) adalah implikasi
dengan adanya interaksi kondisi sosial dan ekonomi masyarakat dalam membentuk permintaan
(demand) terhadap transportasi kereta cepat.
Dalam hal ekonomi dan sosial, terdapat potensi besar yang dilihat Pemerintah dengan
adanya kereta cepat Jakarta-Bandung. Berdasarkan tulisan pada Profil Kereta Cepat Jakarta-
Bandung yang dikeluatkan PT. KCIC, diketahui bahwa pemerintah menilai masyarakat Kawasan
Jakarta-Bandung memiliki daya beli yang cukup tinggi dan mampu membayar biaya tiket kereta
cepat, meskipun direncanakan harga tiket per orang untuk satu kali perjalanan adalah $16 atau
setara dengan Rp.200.000,-. Namun, terdapat pandangan pesimis terhadap willingness to pay
masyarakat terhadap layanan kereta cepat, khususnya dalam hal pemilihan moda transportasi dan
tingginya biaya tiket.
Dengan asumsi jam operasional kereta cepat adalah pukul 06.00 s.d. 21.00, dan waktu
tempuh selama 35 menit dalam setiap perjalanan, maka diperkirakan terdapat 13 rit perjalanan per
harinya. Apabila kapasitas penumpang 960 orang pada satu rangkaian kereta yang terdiri dari 12
gerbong, dengan asumsi persentase average load factor atau tingkat kepenuhan penumpang rat-
rata mencapai 80%, maka akan terdapat 19968 penumpang di tiap harinya untuk dapat menutupi
biaya pembangunan kereta cepat. Terdapat pandangan pesimis terhadap prediksi tersebut karena
meskipun hasil studi menyatakan bahwa proyeksi demand penumpang Jakarta-Gedebage mencapai
39.000 penumpang pada tahun 2020, terdapat preseden penumpang kereta cepat Taiwan yang tidak
sesuai dengan harapan. Hal ini didukung pula dengan kondisi historis jalur KA Bandung-Jakarta (KA
Parahyangan) yang tutup pada tahun 2010, karena penumpang yang lebih memilih perjalanan point-
to-point melalui jalur Tol Cipularang menggunakan moda transportasi travel ataupun shuttle.
Dalam operasionalnya, sebagai upaya mengatasi kerugian yang kemungkinan dapat terjadi,
maka pendapatan dari pengadaan kereta cepat tidak hanya berasal dari penjualan tiket saja, tetapi
juga dari perluasan bisnis pada kawasan stasiun dan sekitarnya yang berbentuk Transit Oriented
Development (TOD). Dalam hal ini, Walini akan dikembangkan sebagai Kota Baru dan Transit
Oriented Development yang memiliki luas sekitar 1270 hektar dan dikelola oleh PT. KCIC.

3
Mata Kuliah Seminar Studi Futuristik

4. PERUBAHAN EKSTERNAL AKIBAT PROYEK KERETA CEPAT JAKARTA-BANDUNG DI MASA YANG


AKAN DATANG

Dalam meninjau perubahan eksternal akibat proyek kereta cepat Bandung-Jakarta,


pembahasan dibatasi pada ketetapan hukum dan regulasi pemerintah, kelembagaan, serta
keterkaitan pengembangan proyek terhadap kawasan diluar Bandung-Jakarta. Secara regulasi,
pengadaan proyek kereta cepat perlu didukung payung hukum dengan mencantumkannya dalam
RTRW kota ataupun kabupaten yang dilaluinya, yang meliputi Jakarta Timur (DKI Jakarta), Kota
Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, Kota Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bandung
Barat, Kota Cimahi, Kota Bandung dan Kabupaten Bandung. Dalam hal ini tentu diperlukan kajian
dalam revisi RTRW tersebut untuk meninjau daya dukung dan daya tampung lingkungan akibat
perubahan yang disebabkan pengadaan proyek tersebut.
Secara kelembagaan, dengan adanya pengembangan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung
maka akan meningkatkan kerjasama antara pemerintah dan pihak swasta dengan penerapan skema
Business-to-Business. Pelibatan BUMN sebagai bagian dari konsorsium PT. KCIC, akan menimbulkan
transfer pengetahuan dan keterampilan baik dalam pengelolaan kereta, sinyal, stasiun, dan area
komersial (komplek pertokoan, kantor, apartemen, perumahan, sekolah, kampus, rumah sakit,
wahana rekreasi). Hal ini diperlukan sebagai persiapan setelah masa konsesi 50 tahun mendatang
saat pengelolaan kereta cepat beralih dari PT. KCIC ke tangan BUMN. Di samping itu, pada
perakitan rel dan kereta cepat BUMN pun turut terlibat sehingga diharapkan kelak dapat
mengembangkan industri rel dan kereta secara pribadi untuk memasok kebutuhan pasar regional.
Dalam hal interaksi antar wilayah, meskipun terdapat pandangan pesimistis dengan adanya
kesenjangan ekonomi, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung justru merupakan awal dari
pembangunan kereta cepat di setiap pulau seluruh Indonesia. Sehingga diharapkan dapat
menghubungkan pertumbuhan pergerakan ekonomi yang lebih cepat, aman, dan nyaman dari suatu
kota ke kota lainnya di seluruh Indonesia. Jalur kereta cepat Jakarta-Bandung dipilih untuk
dilaksanakan lebih awal karena memiliki kondisi yang paling siap dari segi lahan, bisnis, maupun
kelayakan. Untuk koridor-koridor yang selanjutnya akan dibangun adalah kereta cepat menuju
Cirebon, Semarang, surabaya dan Bayuwangi.

5. INTERAKSI PENGEMBANGAN PROYEK KERETA CEPAT JAKARTA-BANDUNG TERHADAP KONDISI


INTERNAL DAN EKSTERNAL KAWASAN

Pembahasan ini merupakan gabungan tinjauan interaksi pengembangan proyek kereta cepat
Jakarta-Bandung terhadap kondisi internal dan eksternal kawasan, yang diapikasikan dalam analisis
SWOT sebagai rangkaian dari metode analisis environmental scanning. Berikut adalah tabel yang
menunjukan Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat (SWOT) dari pengadaan proyek kereta
cepat terhadap kondisi internal dan eksternal kawasan. Penggolongan SWOT ini akan digunakan
sebagai pertimbangan dalam meninjau prospek proyek kereta cepat Bandung-Jakarta tahun 2050.

Tabel 1. SWOT Pengembangan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Terhadap


Kondisi Internal dan Eksternal Kawasan

Kekuatan (strength) Kelemahan (weakness)

Menciptakan konektivitas antar kota yang


Belum tercantum dalam RTRW kota atau kabupaten
mendukung pergerakan pembangunan
yang dilalui
ekonomi melalui transportasi massal
Penetapan Kawasan Walini sebagai sentra
ekonomi baru dan Transit Oriented Ability to pay dan willingness to pay masyarakat
Development dapat memacu pertumbuhan terhadap kereta cepat belum tentu sesuai dengan
ekonomi yang lebih besar, termasuk di prediksi dan justru menimbulkan kerugian
dalamnya UMKM

4
Mata Kuliah Seminar Studi Futuristik

Kekuatan (strength) Kelemahan (weakness)

Kajian AMDAL yang tidak komprehensif dapat


Mengurangi masalah kemacetan lalu lintas menimbulkan penurunan ketersediaan air di
dan mempercepat waktu tempuh beberapa lokasi resapan air akibat pembangunan
infrastruktur kereta cepat

Teknologi yang digunakan adalah teknologi Alih fungsi lahan pertanian menjadi non-pertanian
Siemens dari Jerman dengan harga yang lebih di daerah Karawang dapat mengurangi lumbung
murah dan non APBN. padi nasional

Peningkatan nilai lahan di area sekitar dapat


memunculkan spekulan lahan, sehingga yang
diuntungkan adalah masyarakat golongan
menengah ke atas

Berpotensi menimbulkan kesenjangan ekonomi


yang lebih besar

Peluang (opportunity) Ancaman (threat)

Dalam hal teknologi, apabila tidak terjadi transfer


meningkatkan kerjasama antara pemerintah
pengetahuan dan keterampilan, maka Indonesia
dan pihak swasta
akan sangat bergantung pada China

menimbulkan transfer pengetahuan dan Secara geografis terdapat area rawan gempa di
keterampilan pengelolaan proyek kereta sepanjang jalur kereta cepat Jakarta-Bandung
cepat dari pihak swasta kepada BUMN karena adanya patahan lempeng

Kereta cepat Bandung-Jakarta sebagai


langkah awal dalam menghubungkan
Praktik korupsi dalam pembangunan kereta cepat
pertumbuhan pergerakan ekonomi dengan
Jakarta-Bandung
pembangunan kereta cepat
di seluruh Indonesia

Sumber : hasil analisis, 2016

6. PROSPEK PROYEK KERETA CEPAT BANDUNG-JAKARTA DALAM MEWUJUDKAN TUJUAN


PEMBANGUNAN TAHUN 2050

Pembangunan hakikatnya adalah upaya mewujudkan tujuan nasional bangsa Indonesia yang
maju, mandiri, sejahtera, berkeadilan, berdasarkan iman dan takwa kepada Tuhan Maha Kuasa.
Sesuai tujuan yang tercantum dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 disebutkan
bahwa hakikat pembangunan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, menciptakan
kesejahteraan umum, melindungi seluruh tumpah darah Indonesia, dan membantu
melaksanakan ketertiban dunia dan perdamaian abadi.
Meskipun tidak tercantum dalam RPJMN 20142019, pembangunan kereta cepat bukanlah
sebuah proyek yang baru. Perencanaanya sudah tercantum dalam dokumen rencana induk
perkeretaapian nasional (RIPNAS 2030) yakni Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 43 Tahun
2011 tentang Rencana Induk Perkeretaapian Nasional. Selain itu, Peraturan Presiden No.107 Tahun
2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Kereta Cepat antara Jakarta dan
Bandung, yaitu untuk meningkatkan pelayanan transportasi dan mendukung pembangunan di
wilayah Jakarta-Bandung.

5
Mata Kuliah Seminar Studi Futuristik

Dalam tataran kebijakan, kereta cepat ialah salah satu bentuk dari pembangunan
modernisasi di Indonesia untuk meningkatkan peran kereta api sebagai angkutan massal di daerah
perkotaan dan layanan angkutan antar-kota yang menghubungkan antar pusat kegiatan nasional
(PKN) serta akses ke Pelabuhan dan Bandara dalam mendukung angkutan barang dan logistik
nasional. Atas dasar kebijakan tersebut, diturunkanlah program pembangunan kereta api cepat
menjadi salah satu program utama dengan trase MerakJakartaSurabayaBanyuwangi, yang
ditetapkan untuk memperlancar perpindahan orang pada koridor tersebut dan mengurangi beban
jalur Pantai Utara Jawa Barat yang sudah overload, dengan didukung oleh pengembangan sistem
produksi, pengoperasian, perawatan dan pemeliharaan kereta api cepat dengan kemampuan
sumber daya dalam negeri.

Gambar 1. Pola Perjalanan (Desire Line) Penumpang dan Barang Pulau Jawa 2030,
Rencana Induk Perkeretaapian Nasional Kementerian Perhubungan

Sumber: Direktorat Jendral Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, 2011

Modernisasi adalah satu instrumen untuk meningkatkan layanan transportasi perkeretaapian


supaya lebih efisien, karena penggunaan teknologi lama menimbulkan high cost economy
dibandingkan teknologi baru. Arah modernisasi teknologi perkeretaapian harus diarahkan kepada
teknologi sarana angkutan perkeretaapian yang berdaya angkut massal, kecepatan tinggi, hemat
energi dan ramah lingkungan. Namun, untuk mengusahakan modernisasi berkedaulatan, dan
menolak kontrol intelektual sebagai bentuk baru kolonialisasi-imperialisasi, modernisasi harus
diiringi dengan proses alih teknologi, dimana kita tidak hanya sebagai pemakai teknologi modern,
namun juga sebagai pengembang teknologi tersebut.

6
Mata Kuliah Seminar Studi Futuristik

Gambar 2. Peta Rencana Jaringan Kereta Api Cepat (High Speed Train) di Pulau Jawa, Merak-Banyuwangi,
Rencana Induk Perkeretaapian Nasional Kementerian Perhubungan (2011)

Sumber: Direktorat Jendral Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, 2011

Tabel 2. Tabel Deskripsi Alternatif Seksi dan Rute, Studi Kereta Cepat Jakarta Bandung

Route Section Outline


Bandung Route Jakarta-Bandung-Cirebon Route connecting to the third largest city
of Bandung and to Karawang and Kertajati
where construction of the international
airports is planned. This is also the route
where the high demand is expected.
Total length is 256,0 km

Jakarta-Bandung-Gedebage Route connecting to Gedebage via


Bandung as first phase of Bandung Route
Total length is 144,6 km

Coastal Route Jakarta-Cirebon Route connecting Jakarta and Cirebon with


almost the shortest distance
Total length is 207,3 km

Sumber: Yachio Engineering Co Ltd; China International Consultant for Transportation Co Ltd, 2012

Pada tahun 2008 dilakukan analisis kelayakan 700 km Jakarta-Surabaya, namun biaya
proyek mencapai US$5,5 miliar, akan sangat memberatkan pemerintah Indonesia, sehingga
pemerintah Indonesia meminta kajian ulang seksi Jakarta Bandung dengan kemungkinan perluasan
seksi Bandung-Cirebon, sebagai bagian dari proyek Jakarta-Surabaya. Dilakukan perbandingan jalur
antara rute pantai sepanjang 207.3 kilometer dan rute Bandung sepanjang 256 kilometer sebagai
berikut:

7
Mata Kuliah Seminar Studi Futuristik

Gambar 3. Peta Rencana Jalur Seksi I JakartaCirebon, Studi Kereta Cepat Jakarta Bandung

Sumber: Yachio Engineering Co Ltd; China International Consultant for Transportation Co Ltd, 2012

Secara rute lebih pendek dan memiliki profil elevasi yang lebih datar rute pantai utara jawa
dibandingkan dengan rute Bandung. Rute Bandung memiliki profil elevasi yang sangat bergelombang
dan akan banyak dibangun terowongan seperti pada gambar berikut ini:

Gambar 4. Profil Elevasi Jalur Kereta Cepat: Rute Bandung (Atas) dan Rute Pantai Utara Jawa (Bawah)

Sumber: Yachio Engineering Co Ltd; China International Consultant for Transportation Co Ltd, 2012

8
Mata Kuliah Seminar Studi Futuristik

Akan tetapi, rute Bandung memiliki keunggulan yakni terhubung dengan kota terbesar
ketiga se Indonesia, yakni Bandung, dan berpotensi menghubungkan kawasan Industri Karawang
dengan Kawasan terpadu Bandar Udara Internasional Jawa Barat, Kertajati, Majalengka, sehingga
rute Bandung memiliki potensi permintaan (demand) yang lebih tinggi dibandingkan dengan rute
Pantai Utara Jawa Barat (coastal route). Adapun Jakarta-Bandung-Gedebage merupakan proyek
tahap awal dari proyek Jakarta-Cirebon yang merupakan bagian dari proyek Jakarta-Surabaya yang
merupakan bagian dari rencana kereta Cepat Merak-Banyuwangi. Menurut kajian perbandingan
antara tiga opsi tersebut, secara topografi, keterpaduan antar moda dan resiko bencana, secara
lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3. Tabel Kajian Perbandingan Karakteristik Rute dan Seksi,


Studi Kereta Cepat Jakarta Bandung
Bandung Route
Item Coastal Route
Jakarta-Cirebon Jakarta-Gedebage
Length 256,0 km 144,6 km 207,3 km
Not much undulation because the
Topographic Steep slope of maximum 30% used to overcome
route mainly runs through the
Characteristics the elevation of 700 m
plain
Linkage with Connect with conventional lines in principal
Connected to the conventional
other Traffic cities and satisfactory accessibility to the
line in Jakarta, Cikampek, Cirebon
Means planned international airport
As the route passes through the
Relatively resistive against disaster because of
floo-prone plain of soft ground,
Disaster Risk high ratio of tunnel sections less affected by
the route is readily affected by
meteorological conditions
earthquake and weather
Sumber: Yachio Engineering Co Ltd; China International Consultant for Transportation Co Ltd, 2012

Adapun analisis perkiraan pertumbuhan permintaan baik untuk rute Bandung, maupun rute Pantai
Utara adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Tabel Proyeksi Pertumbuhan Permintaan 20202050, Studi Kereta Cepat Jakarta Bandung

Sumber: Yachio Engineering Co Ltd; China International Consultant for Transportation Co Ltd, 2012

9
Mata Kuliah Seminar Studi Futuristik

Dapat dilihat pada ilustrasi diatas, bahwa proyeksi permintaan 20202050 yang tertinggi
adalah jalur Jakarta-Cirebon, dengan kepadatan tertinggi pada seksi Jakarta Bandung, namun
perbedaannya kurang signifikan dengan rute Jakarta-Gedebage yang hanya berbeda 20 ribu
penumpang pada tahun 2020 dan 50 ribu penumpang pada tahun 2050. Adapun analisis sosial-
lingkungan terkait pelaksanaan proyek ini dapat dilihat pada grafik dibawah berikut ini:

Gambar 5. Grafik pengurangan Emisi CO2 akibat Substitusi Kendaraan Bermotor berbasis Jalan Raya dan
Kereta Api Konvensional kepada Kereta Api Cepat Ramah Lingkungan, Studi Kereta Cepat Jakarta Bandung

Sumber: Yachio Engineering Co Ltd; China International Consultant for Transportation Co Ltd, 2012

Dengan disubstitusinya jenis pergerakan dari kereta api konvensional dan moda berbasis
jalan raya kepada kereta cepat akan mengurangi emisi karbon perharinya. Dapat dilihat pada tabel
diatas bahwa pengurangan emisi dengan skenario rute Bandung lebih besar 10 kali lipat
dibandingkan dengan pengurangan emisi karbon melalui skenario rute Pantai Utara. Isu lingkungan
lainnya ialah mengenai penggunaan lahan hutan cadangan dan hutan produksi, serta daerah rawan
longsor. Namun isu ini dapat diselesaikan apabila proyek ini telah dilengkapi oleh dokumen Analisis
Masalah dan Dampak Lingkungan (AMDAL) dan penggunaan teknologi yang mutakhir.
Selain isu lingkungan juga terdapat isu sosial. Bahwa proyek ini akan menggusur masyarakat
dalam rentang yang tidak sedikit. Terdapat 1200 hingga 3000 rumah tangga yang mesti digusur
untuk melakukan pembangunan kereta api cepat ini. Kecuali jika pembangunan dilakukan di jalur
kereta api eksisting ataupun jalan tol secara layang/elevated. Berikut detail akuisisi lahan dalam
hektar dan rumah tangga yang harus digusur dalam tiga scenario jalur dalam dua rute berbeda:

Tabel 5. Tabel Akuisisi Lahan dan Penggusuran Akibat Pembangunan Kereta Api Cepat,
Studi Kereta Cepat Jakarta Bandung

Bandung Route Coastal Route


Jakarta-Cirebon Jakarta-Gedebage Jakarta-Cirebon
Land Acquisition (ha) 430 222 360
Resettlement (household) 2000-3000 1200-1800 1500-2000
Sumber: Yachio Engineering Co Ltd; China International Consultant for Transportation Co Ltd, 2012

Berdasarkan studi preliminer/pendahuluan terkait analisis kelayakan ekonomi (Economic


Feasibility Analysis) maupun analisis kelayakan finansial (Financial Feasibility Analysis) ditemukan
bahwa pengurangan waktu tempuh dan biaya operasional memiliki dampak pada perekonomian
nasional, bisa dilihat pada skor EIRR atau Economic Internal Rates of Return yang positif untuk
scenario rute Bandung, khususnya Jakarta-Bandung-Gedebage.

10
Mata Kuliah Seminar Studi Futuristik

Tabel 6. Tabel Analisis Kelayakan Ekonomi dan Analisis Kelayakan Finansial,


Studi Kereta Cepat Jakarta Bandung
Bandung Route Coastal Route
Index Jakarta-Bandung- Jakarta-Bandung-
Jakarta-Cirebon
Cirebon Gedebage
BC 1,30 1,91 0,11
EIRR 13,6% 16,2% Negative
ENPV (JPY milion) 127,295 260,079 Negative
BOT (AF 50%) 8,5% 8,6% 4,9%
FIRR Concession (Gov-S 50%) 8,4% 8,6% 2,3%
DBL (LC 1,4%) 15,5% 15,8% Negative
Sumber: Yachio Engineering Co Ltd; China International Consultant for Transportation Co Ltd, 2012

Namun untuk Financial Internal Rates of Return (FIRR) ada pada taraf yang rendah dan
kurang menguntungkan apabila tanpa dukungan pemerintah. Dengan bantuan partisipasi 50% pada
investasi awal, baik dengan sistem Build-Operate-Transfer maupun sistem Konsesi, FIRR untuk jalur
Jakarta-Bandung-Gedebage sebesar 8.6%, adapun apabila proses perancangan dan pembangunan
awal dilakukan oleh pemerintah dengan sistem Design-Build-Lease, maka FIRR mencapai 15.8%. Hal
ini menandakan bahwa proyek menjadi layak baik secara financial maupun secara ekonomi apabila
terdapat dukungan dan jaminan dari pemerintah.

Gambar 6. Alternatif Skema Proyek Proposal Jepang: Build Operate Transfer (Atas), Konsesi (Tengah), Design
Build Lease (Bawah), Studi Kereta Cepat Jakarta Bandung

Sumber: Yachio Engineering Co Ltd; China International Consultant for Transportation Co Ltd, 2012

11
Mata Kuliah Seminar Studi Futuristik

Ilustrasi diatas menggambarkan bentuk skema proyek yang diusulkan Jepang pada proposalnya
mengenai kereta cepat Jakarta-Bandung. Apabila menggunakan skema empat kaki barang dan jasa
(four scheme of good and services), proyek ini termasuk kedalam pembangunan modernisasi, yang
memang tidak bijak dibayar melalui pajak. Karena statusnya yang termasuk kedalam
pembangunan modernisasi, menjadikan jasa transportasi kereta cepat ini termasuk kedalam Joint
Toll Goods and Services, dimana pembiayaannya ditanggung oleh User Charge atau pengguna jasa.
Sehingga memang pada dasarnya, pengusahaan kereta cepat ini mesti ditanggung oleh swasta, dan
apabila negara ikut serta, tidak boleh ada dana yang bersumber dari tax payers atau pembayar
pajak, yang digunakan untuk membantu proyek ambisius ini. Sehingga baik Built Operate Transfer,
konsensi maupun Design Build Lease ketiganya merupakan kemitraan pemerintah swasta, yang
menegaskan bahwa proyek ini bukan proyek public murni, melainkan kerjasama antara pihak privat
dan pihak publik.
Berdasarkan penjelasan prospek kereta cepat dalam mewujudkan tujuan pembangunan, terdapat 3
hal penting, yaitu:

a. Rute Kereta cepat Jakarta-Bandung memiliki keunggulan dibandingkan dengan rute kereta
lainnya yakni berpotensi menghubungkan kawasan Industri Karawang dengan Kawasan terpadu
Bandar Udara Internasional Jawa Barat, Kertajati, Majalengka, sehingga pada tahun 2050 rute
Bandung memiliki potensi permintaan (demand) yang lebih tinggi dibandingkan dengan rute
pantai utara jawa barat (coastal route).
b. Dengan disubstitusinya jenis pergerakan dari kereta api konvensional dan moda berbasis jalan
raya kepada kereta cepat akan mengurangi emisi karbon per harinya. Dapat dilihat pada tabel
sebelumnya bahwa pengurangan emisi dengan skenario rute Bandung lebih besar 10 kali lipat
dibandingkan dengan pengurangan emisi karbon melalui skenario rute Pantai Utara. Sehingga
dengan adanya kereta cepat Bandung-Jakarta maka akan meningkatkan pembangunan
berkelanjutan dan pelestarian terhadap lingkungan pada tahun 2050 melalui pengurangan
emisi.
c. Proses perancangan dan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah dilakukan dengan sistem
Design-Build-Lease, yang menghasilkan FIRR (Financial Internal Rates of Return) mencapai
15.8%. Hal ini menandakan bahwa proyek menjadi layak baik secara finansial maupun secara
ekonomi apabila terdapat dukungan dan jaminan dari pemerintah.

7. PROSPEK PROYEK KERETA CEPAT BANDUNG-JAKARTA TERHADAP KONDISI PEREKONOMIAN


MASYARAKAT

Pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung adalah bagian dari rencana besar pemerintah untuk
membangun konektivitas antar kota melalui transportasi massal, dan juga membangun kawasan
sentra ekonomi baru. Dalam hal ekonomi masyarakat, kereta cepat Bandung-Jakarta dapat
menciptakan lapangan pekerjaan dengan tenaga kerja lokal dan menciptakan industri kereta yang
menggunakan bahan-bahan lokal. Menurut Profil Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang dikeluarkan
oleh PT. KCIC, peningkatan tenaga kerja terbagi menjadi 3 periode yaitu:
a. Periode konstruksi kereta cepat dengan penyerapan tenaga kerja 39.000 orang selama tiga
tahun
b. Periode konstruksi kawasan stasiun dan sekitarnya/transit oriented development dengan
penyerapan tenaga kerja mencapai 20.000 orang selama 15 tahun
c. Periode operasional kawasan stasiun dan sekitarnya/ transit oriented development dengan
penyerapan tenaga kerja sekitar 28.000 orang selama 25 tahun
Sehingga dapat diprediksikan bahwa untuk tahun 2050 terdapat prospek penyerapan kerja yang
besar, yaitu sebanyak 87.000 orang.

12
Mata Kuliah Seminar Studi Futuristik

KESIMPULAN

Kereta cepat Jakarta-Bandung merupakan proyek modernisasi sistem transportasi massal yang
digunakan dalam membangun konektivitas antar kota, dan pembangunan kawasan, khususnya untuk
koridor Jakarta-Bandung. Meskipun dalam pelaksanaannya terdapat perdebatan pro dan kontra,
berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat prospek proyek
terhadap tujuan pembangunan, perekonomian masyarakat, dan lingkungan pada tahun 2050 sebagai
berikut:
a. Rute Kereta cepat Jakarta-Bandung memiliki keunggulan dibandingkan dengan rute kereta
lainnya yakni berpotensi menghubungkan kawasan Industri Karawang dengan Kawasan terpadu
Bandar Udara Internasional Jawa Barat, Kertajati, Majalengka. Dalam hal ini diprediksikan
bahwa pada tahun 2050 rute Bandung memiliki potensi permintaan (demand) yang lebih tinggi
dibandingkan dengan rute pantai utara Jawa Barat (coastal route). Sehingga dalam hal ini
pengadaan rute kereta cepat sesuai dengan tujuan pembangunannya yaitu menciptakan
transportasi massal tahun 2050 yang andal, aman, dan nyaman.
b. Dengan disubstitusinya jenis pergerakan dari kereta api konvensional dan moda berbasis jalan
raya kepada kereta cepat maka akan mengurangi emisi karbon per harinya. Dapat dilihat pada
grafik 5 bahwa pengurangan emisi dengan skenario rute bandung lebih besar 10 kali lipat
dibandingkan dengan pengurangan emisi karbon melalui scenario rute pantai utara.
c. Kereta cepat Bandung-Jakarta dapat menciptakan lapangan pekerjaan dengan tenaga kerja
lokal dan menciptakan industri kereta yang menggunakan bahan-bahan lokal. Sehingga dapat
diprediksikan bahwa untuk tahun 2050 terdapat prospek penyerapan kerja, yaitu sebesar 87.000
orang.
d. Penetapan Kawasan Walini sebagai sentra ekonomi baru dan Transit Oriented Development
dapat memacu pertumbuhan ekonomi yang lebih besar, termasuk di dalamnya UMKM sebagai
penyangga kegiatan bisnis di sekitar rel, stasiun, dan komplek komersial. Selain itu, Kota baru
Walini disiapkan sebagai pusat pendidikan dan riset nasional dengan rencana pembangunan
kampus ITB. Pada tahun 2050 proyek ini diharapkan telah mendukung pengembangan Gedebage
sebagai area pemusatan teknologi dan riset (Teknopolis).
e. Terdapat keterkaitan dalam pembangunan kawasan yang dilalui rel kereta cepat, yaitu Jakarta
sebagai Ibu Kota; Karawang sebagai kota industri; Walini sebagai pusat pendidikan dan
Agrowisata; serta Gede Bage (Kota Bandung) sebagai kota teknopolis.

13
Mata Kuliah Seminar Studi Futuristik

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Presiden Nomor 107 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Prasarana dan
Sarana Kereta Cepat Bandung-Jakarta
Peraturan Presiden No 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 43 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Perkeretaapian
Nasional (RIPNas 2030)
Prof. Pradono, Binsar P.H.N. Kuliah Ekonomika Infrastruktur Transportasi. Planologi ITB
Study on High Speed Railway Project (Jakarta-Bandung Section) Republic of Indonesia [Dalam
Jaringan] tersedia di: https://www.jetro.go.jp/extimages/jetro/activities/contribution/
moda/model_study/infra_system/pdf/h23_result03_en.pdf (diakses tanggal 19 Mei 2016)
China Domestic Companies Build Indonesia High Speed Rail [Dalam Jaringan] tersedia di:
http://news.yahoo.com/china-domestic-companies-build-indonesia-high-speed-rail-
074832090finance.html (diakses tanggal 19 Mei 2016)
Japan Rail Project Loss to China: Why it matters for Abes Economic Diplomacy and for China,
Forbes [Dalam Jaringan] tersedia di: http://www.forbes.com/sites/stephenharner
/2015/10/01/japans-rail-project-loss-to-china-why-it-matters-for-abes-economic-
diplomacy-and-for-chinas/#5f1478332ad2 (diakses tanggal 19 Mei 2016)
Chinas High Speed Railway Project Indonesia Suspended, South China Morning Post [Dalam
Jaringan] tersedia di: http://www.scmp.com/news/china/diplomacy-defence/article/
1906307/chinas-high-speed-railway-project-indonesia-suspended (diakses tanggal 19 Mei
2016)
Studi Kelayakan Proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung Tahap I [Dalam Jaringan] tersedia di:
http://id.scribd.com/doc/262558484/Studi-Kelayakan-Proyek-Kereta-API-Cepat-Jakarta-
Bandung-Tahap-I (diakses tanggal 19 Mei 2016)
Ilustrasi Kereta Cepat Indonesia, Indonesian Bullet Train [Dalam Jaringan] tersedia di:
https://cdn1.artstation.com/p/assets/images/images/000/828/337/large/vimardi-
ramadhan-roberto-versi-3.jpg?1433978563 (diakses tanggal 19 Mei 2016)
Kereta Cepat JKT BDG pakai insinyur China ini Alasannya [Dalam Jaringan] tersedia di:
http://finance.detik.com/read/2016/01/29/113108/3130291/4/kereta-cepat-jkt-bdg-
pakai-insinyur-dari-china-ini-alasannya (diakses tanggal 19 Mei 2016)
Kereta Api Parahyangan Ditutup [Dalam Jaringan] tersedia di: http://www.bbc.com/
indonesia/berita_indonesia/2010/04/100427_parahyanganstory.shtml (diakses tanggal 19
Mei 2016)
Rini Soemarno tidak Tahu soal Jaminan Kereta Cepat [Dalam Jaringan] tersedia di:
http://www.antaranews.com/berita/542695/rini-soemarno-tidak-tahu-soal-jaminan-
kereta-cepat (diakses tanggal 19 Mei 2016)
DPR Panggil Rini Soemarno Terkait Kereta Cepat [Dalam Jaringan]
http://www.rmol.co/read/2016/01/28/233727/DPR-Akan-Panggil-Rini-SoemarnoTerkait-
Kereta-Cepat- (diakses tanggal 19 Mei 2016)

14
Mata Kuliah Seminar Studi Futuristik

Nama : Ana Rossika


NIM : 15413034

PREVERENSI TERHADAP MATA KULIAH SEMINAR STUDI FUTURISTIK

Seminar Studi Futuristik merupakan salah satu mata kuliah program studi
Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Bandung dengan dosen pengampu yaitu
Bapak Ir. Hastu Prabatmodjo, M.S., Ph.D. Saya mengambil mata kuliah ini pada semester 6
sebagai mata kuliah pilihan prodi dengan harapan ingin mencari pandangan baru terhadap
dunia perencanaan yang terkesan kaku dan sulit untuk melompati jalur trend dalam
pengambilan keputusan. Dan keingintahuan saya kembali didorong dengan adanya
pengembangan Bandung Teknopolis di area Gedebage oleh Wali Kota Bandung Ridwan
Kamil, yang menurut saya adalah keputusan berani karena Gedebage secara trend
merupakan area pertanian dan permukiman.

Pada seminar studi futuristik saya memperoleh pemahaman bahwa terdapat


perbedaan cara pandang seorang futuris dengan seorang planner. Seorang futuris
melakukan perencanaan berdasarkan visi, yang dalam melakukannya diperlukan
kemampuan membayangkan masa depan. Sedangkan seorang planner melakukan
perencanaan berdasarkan trend yang ada di masyarakat untuk merencanakan masa depan.
Dalam hal ini terdapat poin menarik menurut saya yaitu seorang futuris menggabungkan
imajinasi, data, metode, dan teknik untuk dapat mensintesa gambaran masa depan.
Sehingga studi futuristik bukan hanya berbicara tentang teknik dalam berencana, tetapi
juga menggunakan kreatifitas dan imajinasi dalam mengatasi permasalahan.

Kuliah Seminar Studi Futuristik diawali dengan topik perencanaan futuristik dan
teori-teori masa depan. Teori masa depan terbagi ke dalam 6 poin yaitu waktu dan
perubahan; sains, teknologi dan rasionalisme; ekologi dan alam; psikologi dan relasi antar
manusia; spiritual, agama, dan teori mistik; serta integrasi teori. Pada teori waktu
dijelaskan bahwa di masa depan orang akan cenderung kembali pada tradisi dan
fundamentalisme. Hal ini disebabkan karena ketidakpastian dan kebebasan yang sangat
tinggi, khususnya dengan adanya pandangan terkait the end of the world. Pada teori
sains dan ekologi, dijelaskan bahwa terdapat revolusi saintifik dan teknologi yang
membawa hidup manusia kembali ke alam (gerakan hijau). Dalam hal ini manusia tidak
lagi menjadi penguasa alam melainkan manusia sebagai bagian dari alam. Pada teori
psikologi dan relasi, dijelaskan bahwa di masa depan saat manusia telah mencapai
kesejahteraan materiil, maka manusia akan mengejar pencapaian yang lebih tinggi
(pencapaian non materiil). Pada teori spiritual, dijelaskan bahwa akan ada kemenangan
dari kebaikan di atas kejahatan atau yang dikenal dengan new age of spirituality. Dan
terakhir adalah teori integrasi yang mengintegrasikan semua pandangan dalam teori-teori
di atas.

Selain memahami tentang teori-teori masa depan, dengan mengambil mata kuliah
ini saya memahami bahwa terdapat banyak metode yang dapat digunakan dalam
perencanaan masa depan. Metode yang saya pelajari adalah metode back casting;
historical analysis; visioning; scenarios, environmental scanning; cross impact; modeling;
dan trend analysis. Masing-masing metode tersebut memiliki keunggulan dan

15
Mata Kuliah Seminar Studi Futuristik

kelemahannya masing-masing sehingga perlu disesuaikan penggunaannya dengan


kebutuhan perencanaan yang ingin dibuat.

Setelah mengambil mata kuliah studi futuristik saya memahami bahwa terdapat
kekurangan dari analisis yang dilakukan dalam perencanaan yaitu selalu mengikuti trend
dan tidak mempertimbangkan aspek teknologi dalam analisisnya. Analisis yang sudah
dilakukan selama perkuliahan dan studio perencanaan hanya berkaitan dengan aspek
ekonomi, sosial, lingkungan, sarana dan prasarana saja. Padahal teknologi merupakan
aspek yang penting dan sedang berkembang pesat di jaman kini serta sangat
mempengaruhi kondisi sosial, ekonomi, lingkungan, sarana dan prasarana yang ada di
masyarakat.

Dalam pelaksanaan perkuliahan studi futuristik saya merasa senang karena harapan
saya dalam mencari pandangan baru bisa tercapai. Pelaksanaan kuliah pun cukup baik,
efektif dan telah sesuai dengan standar perkuliahan yang baik menurut saya. Saya
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ir. Hastu Prabatmodjo, M.S., Ph.D. atas
bimbingan yang diberikan dan pandangan baru yang saya miliki saat ini.

16
Mata Kuliah Seminar Studi Futuristik

Nama : Asyrafinafilah Hasanawi

NIM : 15413013

Kesan dan Pesan Terhadap Mata Kuliah SSF (Seminar Studi Futuristik)

Studi futuristik? Dari namanya saja sudah membawa pikiran kita ke arah
kemampuan untuk merenungi dan meramalkan masa depan. Itu kesan pertama saya ketika
diperkenalkan tentang mata kuliah pilihan oleh dosen wali saya, pak Hastu Prabatmodjo.
Setelah menjalani perkuliahan selama kurang lebih satu semester, saya masih bertanya
dalam benak saya Jadi apa itu sebenarnya studi futuristik? Studi futuristik, atau sering
disingkat SSF oleh mahasiswa/i PL ITB, dalam hemat saya merupakan mata kuliah yang
sangat unik, jauh dari prakiraan hanya mengajak melamun atau berkhayalselama
kuliah, mata kuliah ini membuat saya menjadi berpikir dan menelaah jauh mengenai MASA
DEPAN. Masa depan adalah simbol yang penting yang dapat membuat masa kini diterima
dan masa lampau mempunyai arti. Dalam era yang serba cepat dan diwarnai perubahan
yang saling berkaitan sekarang ini, Studi Futuristik merupakan kebutuhan bahkan pilihan
yang harus dilakukan. Karena berpikir tentang masa depan ataupun tidak terhadap apa
yang dilakukan, pasti akibatnya mempunyai pengaruh di masa depan.

Jujur saja saya sempat beberapa kali googling hal-hal yang berkaitan dengan
futuristik. Ya, saya Cuma mengenal beberapa futuris terkenal seperti Alfin dan Heidi
Toffler, pasangan suami-istri penulis sekaligus futuris terkenal dari Amerika serikat. Saya
pernah membaca karya Alfin Toffler berjudul The Third Wave dan memang menarik
bagaimana beliau menggambarkan tiga jenis masyarakat, berdasarkan konsep 'waves'
masing waves saling menggantikan society yang lebih tua. Mungkin rasa penasaran dengan
pola pikir dan metoda yang digunakan Toffler merupakan salah satu alasan saya
mengambil mata kuliah ini selain memang dikenalkan oleh dosen wali sendiri.

Selama minggu ke-1 hingga ke-4, saya merasa yang saya dapatkan dari SSF adalah
bagaimana memikirkan masa depan dan bekerja dan hidup di masa depan, juga kepada
siapa saja yang apa pun peran pilihan mereka di masa depan tertarik tidak hanya untuk
mencoba memahami masa depan; namun lebih pada pemahaman yang arif tentang
pengaruh mereka sendiri terhadap masa depan. Kemudian, kami dibagi menjadi beberapa
kelompok untuk membuat resensi paper berkaitan futuristik atau masa depan. Saya masih
ingat kelompok saya (Saya, Ana, dan Rani) membuat resensi mengenai Kota Dalam Air
dan mendapat komentar tertulis topik sangat menarik, kami senang dan bangga.
Selanjutnya, untuk mingu-minggu berikutnya hingga minggu UTS, pak Hastu mengukas
berbagai hal yang menyangkut Studi Futuristik, hingga metodologi yang digunakan dalam
menganalisis dan mengarahkan masa depan. Disertai beberapa rekomendasi buku yang
saya ingin baca The Shallows karya Nicholas Carr. Ya mungkin kalau tidak dapat bentuk
fisiknya saya akan coba cari pdf nya (supaya memudahkan dibaca dimana pun).

Untuk UTS sendiri pak Hastu sama sekali tidak membebani kami dengan hapalan
dan tes tertulis lainnya. Kami diminta untuk membuat paper mengenai proyeksi masa
depan Indonesia di tahun 2050. Saya dan teman saya mendapat topik mengenai pangan.
Sayangnya, proyeksi yang kami tampilkan terlalu banyak menyajikan hitungan dan kurang
mendalam mengenai proyeksi. Selain itu, salah satu alternatif dalam pemenuhan
kebutuhan masa depan kami adalah Vertical Farming dan hal tersebut sudah dilakukan di
Singapura, kami ternyata salah tangkap dan mengira hal tersebut masih belum familiar di
kalangan masyarakat. Its ok to be wrong, as Michelangelo have been said I am still
learning.

17
Mata Kuliah Seminar Studi Futuristik

Selain itu, saya juga mendapatkan pelajaran yang banyak kehidupan, seperti
banyak memperhitungkan sebab situasi dan kondisi dunia yang semakin dimanis. Saya
bukan seorang yang sangat cemerlang di jurusan dan bukan pula yang terbodoh, saya juga
bukan juga aktivis himpunan yang sangat aktif, organisasi intra kampus juga saya ikuti
sekenanya. Hal tersebut saya jalani karena saya memiliki minat lain di bidang
entrepeneurship. Ya, saya masih belum dikatakan sukses, saya masih cupu soal menjual
produk, membuat desain, cari vendor yang baleg, berhadapan dengan consumer yang
pernah nipu karena saya dan tim yang masih rada gaptek soal pembayaran via internet
atau e-pay. Saya sedih dan kecewa, uang jajan saya terpaksa saya tabung untuk ya
sekadar menutupi kerugian tersebut (soalnya malu kalo minta uang ekstra dari orang tua).
Setelah kejadian itu, saya jadi agak kapok untuk melajutkan usaha dan memutuskan
vakuum cukup lama untuk semester ini mungkin sampai masa KP (kerja praktek) selesai.
Saya sadar banyak sekali metoda-metoda futristik yang dapat saya aplikasikan untuk
melanjutkan usaha kedepannya, seperti scenario planning, trend planning, modelling,
backcasting analysis, historical planning, etc. Maybe, Ill ready to face the world (later).

Untuk menjelaskan berbagai metode yang dapat digunakan untuk futuristic


studies, pak Hastu memberi kami tugas untuk mempresentasikan analisis tersebut.
Kelompok saya mendapat tugas analisis tren. Trend Analysis sendiri sebenernya susah
susah gampang untuk mencari referensinya, kami agak bingung mulanya karena analisis
yang kami dapatkan sudah terlalu common di telinga anak Plano. Lalu, kami melakukan
diskusi bersama mencari berbagai referensi seperti referensi cetak, digital, video, dan
sebagainya dan hasilnya ternyata cukup baik. Untuk UAS, kami mendapat tugas
menjelaskan prospek, interaksi, dan dampak proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Proyek
ini sangat menarik dan hasilnya memuaskan, beberapa metoda yang dijelaskan juga
menambah wawasan kami sekelompok (dan semoga yang lain pula).

Adapun beberapa hal yang belum saya dapat ketahui dan dapat jawabannya sejak
mengikuti perkuliahan SSF yakni pengaruh internet atau teknologi terhadap studi atau pola
pikir planologi. Akan kan studi futuristik ini punya prospek menjadi mata kuliah wajib
nantinya, atau peluang munculnya aspek atau sektor teknologi akan diperhitungakan
dalam penyusunan rencana di studio, atau probabilitas kebenaran hasil ramalan futuris
terhadap analisis masa depan yang dilakukan akankah ada perhitungan untuk mengapprove
minimal toleransi kebenaran analisis tersebut. Karena peserta matkul SSF di semester ini
seluruhnya dari jurusan PL, saya pikir interaksi dan pertanyaan-pertanyaan yang
dilontarkan sangat didominasi dengan PWK (agak kurang dinamis untuk contoh kasus).

Terakhir, beberapa kesan dan pesan yang dapat saya sampaikan di antaranya:

Promosi untuk matkul pilihan ini masih sangat kurang dan ada bebera teman saya
yang di luar jurusan tertarik mengikutinya akan tetapi kekurangan info. Salah satu
caranya dengan memperbaharui informasi di silabus singkat matkul yang ditampilkan
di situs ol.akademik. Kedepannya mungkin jika jumlah peserta bukan hanya dari
kalangan mahasiswa/i PWK bisa terjadi interaksi dan diskusi yang lebih menarik.
Metoda yang diajarkan juga sangat menarik dan tidak membebani sama sekali.
Dengan jumlah peserta matkul yang kurang dari 25 orang membuat belajar lebih
menyenangkan sejujurnya efektif seperti les privat dan interaksi dosen-mahasiswa
lebih baik dan terbuka.

18
Mata Kuliah Seminar Studi Futuristik

Nama : Raniasih Sasmitari

NIM : 15413011

Kesan dan Pesan Terhadap Mata Kuliah Seminar Studi Futuristik

1. Kesan yang saya dapat dari mengikuti perkuliahan Seminar Studi Futuristik adalah
bahwa mata kulain ini membuka wawasan mengenai perencanaan yang benar-benar
berorientasi terhadap masa depan dengan teori dan metode perencanaan yang belum
pernah dipelajari sebelumnya baik dalam mata kuliah Metode Analisis Perencanaan.
Dari teori yang dipelajari, dalam membuat suatu rencana kita perlu memperhatikan
keadaan eksisting dan perubahan teknologi untuk mendapat gambaran perubahan yang
terjadi di masa depan. Begitu pula dengan rencana, diperlukan juga kesesuaian dengan
rencana dengan keadaan eksisting dan teknologi serta gambaran keadaan pada masa
depannya agar perencanaan dengan sistem yang ada di dalamnya sustainable. Dengan
begitu mata kuliah ini diperlukan agar perencana dapat melaksanakan sustainable
development dalam rencananya.
Meskipun teori-teori futuristik penting untuk dipelajari, ilmu ini sulit diterima oleh
beberapa kalangan karena memang tidak ada orang yang tahu masa depan seperti apa,
maka dari itu dalam proses perencanaan yang memerlukan penjelasan yang saintifik
berdasarkan data yang sudah ada, terutama dalam bentuk angka. Dengan begitu,
diperlukan metode-metode untuk menerawang berdasarkan data. Adapun metode yang
telah dipelajari dapat berupa kualitatif, kuantitatif, atau campuran keduanya. Metode
kualitatif dapat berupa environmental scanning, analisis skenario, dan lain-lain.
Sementara analisis kuantitatif berupa analisis trend, permodelan, dan lain-lain.
Kemudian campuran keduanya seperti analisis posibilitas.

2. Menurut saya, hal yang kurang dalam mata kuliah ini berada pada metodenya yang
sebenarnya dapat melengkapi satu sama lain, namun diperlukan konversi yang
kompleks untuk menyatukan analisis yang berbeda seperti analisis skenario dan
permodelan. Analisis skenario sangat baik untuk membayangkan posibiltas skenario
berdasarkan force stakeholder utama yang terkait, yang menarik apabila skenario
tersebut dapat dimodelkan menjadi rumus matematika untuk menjawab dengan
persoalan dengan metode analisis trend dan permodelan.
Jadi dalam pengerjaannya skenario merupakan sebuah fungsi sendiri yang dapat
memengaruhi laju trend atau pola dalam analisis sehingga peramalan dapat lebih
akurat. Namun pada kenyataannya, realita memang berbeda dengan hitungan

19
Mata Kuliah Seminar Studi Futuristik

matematikabanyak variabel bebas yang mempengaruhi perubahan dari suatu


skenario. Mungkin akan menarik apabila dibentuk kelompok yang dapat menyatukan
metode analisis ini sehingga dapat membentuk metode baru yang mungkin lebih
akurat.

3. Menurut saya, mata kuliah ini memang sudah cukup baik. Tugas dari mata kuliah ini
juga sudah mengajarkan mahasiswa untuk berpikir dan meramalkan masa depan untuk
menjawab isu perencanaan dengan metode analisisnya dan solusi futuristik yang
ternyata feasible di beberapa negara maju. Mungkin akan sangat baik kalau mahasiswa
dapat tugas untuk berpikir inovatif, menggagas ide untuk sekiranya menjawab
permasalahan yang sudah ada, terlepas dari feasible atau tidaknya ide tersebut
sekarang. Karena bisa saja di masa depan, ide tersebut dapat diwujudkan untuk
menjawab masalah-masalah perencanaan.

20

Anda mungkin juga menyukai