Anda di halaman 1dari 14

ISBN : 978- 623-7097-15-0 Prosiding Seminar Nasional

Konferensi Ilmiah Mahasiswa UNISSULA 2 (KIMU 2)


Semarang, Oktober 2019

Evaluasi Penyebab Keterlambatan Pada Jadwal Proyek Pembuatan


Kapal Kontainer 100 TEUs Dengan Analisis Risiko Menggunakan
Metode Monte Carlo Dan Software Primavera Risk Analysis Studi
Kasus Pada PT. Janata Marina Indah Semarang
Arif Wijanarko¹⁾ Andre Sugiyono, ST, MM, Ph.D ²⁾, Brav Deva Bernadhi, ST, MT²⁾
¹⁾Mahasiswa Jurusan Teknik Industri FTI UNISSULA
²⁾Dosen Pembimbing Jurusan Teknik Industri FTI UNISSULA
Fakultas Teknologi Industri
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
Jl. Raya Kaligawe KM 4 Semarang, Indonesia

Abstrak – Pada proyek pembuatan Kapal Kontainer 100 TEUs di PT Janata Marina Indah Semarang
terdapat keterlambatan pada durasi aktual proyek. Banyak faktor yang mempengaruhinya, salah satunya
adalah faktor risiko. Keterlambatan proyek pembuatan kapal sangat terkait dengan risiko baik dari
internal maupun eksternal. Untuk mencapai kesuksesan proyek pembuatan kapal sangat penting
mengetahui proses yang terjadi dalam pengerjaanya. Maka analisa risiko dan mitigasi risiko diperlukan
dalam manajemen risiko proyek pembuatan kapal baru. Penelitian ini memerlukan objek data berupa
main schedule proyek, kemudian dilakukan analisa risiko dengan identifikasi dan verifikasi risiko yang
ada pada proyek pembuatan kapal kontainer 100 TEUs. Dengan menggunakan metode Monte Carlo dan
Software Primavera Risk Analysis, pada penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hasil berupa
peringkat risiko, perkiraan keberhasilan suatu proyek terhadap schedule proyek, aktivitas sensitif dan
jalur kritis proyek, serta mitigasi risiko atau respon terhadap proyek pembuatan kapal kontainer 100
TEUs. Hasil menunjukan nilai persentase keterlambatan sebesar 12,52% dari target pembuatan kapal
selama 727 hari. Maka proyek mengalami keterlambatan selama 91 hari akibat adanya risiko dan proyek
diperkirakan selesai dalam waktu 818 hari. Pada proyek pembuatan kapal kontainer 100 TEUs di PT.
Janata Marina Indah didapatkan 16 risiko yang berpengaruh terhadap pekerjaan dengan 4 risiko kategori
sangat tinggi, 9 risiko kategori tinggi ,dan 3 risiko kategori sedang.
Kata kunci: Kapal Kontainer 100 TEUs, Analisis Risiko, Monte Carlo, Primavera Risk Analysis.

Abstract – In the 100 TEUs Container Shipbuilding project at PT Janata Marina Indah Semarang
there was a delay in the actual duration of the project. Many factors influence it, one of which is a risk
factor. The delay in shipbuilding projects is closely related to risks both from internal and external. To
achieve the success of the shipbuilding project it is very important to know the processes that occur in
the process. Then risk analysis and risk mitigation is needed in the risk management of new shipbuilding
projects. This research requires data objects in the form of a main project schedule, then a risk analysis
is carried out by identifying and verifying risks in the 100 TEUs container shipbuilding project. By
using the Monte Carlo method and Primavera Risk Analysis Software, this study aims to get results in
the form of risk ratings, project success estimates for project schedules, sensitive activities and project
critical paths, as well as risk mitigation or response to 100 TEUs container ship projects. The results
show the value of the percentage delay of 12.52% of the target of shipbuilding for 727 days. So the
project experienced a delay of 91 days due to the risk and the project is estimated to be completed within
818 days. In the 100 TEUs container shipbuilding project at PT. Janata Marina Indah found 16 risks
that affect work with 4 risks, very high categories, 9 risks in high categories, and 3 risks in the medium
category.
Key words: 100 TEUs Container Ship, Risk Analysis, Monte Carlo, Primavera Risk Analysis.

I. PENDAHULUAN

PT Janata Marina Indah (PT JMI) merupakan salah satu perusahaan galangan besar yang berada di Semarang
tepatnya di area Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, galangan ini bergerak dibidang pembuatan dan perbaikan kapal
dengan failitas seperti building berth, graving dock, floating dock dll. Pada akhir tahun 2015 terdapat proyek
pembuatan kapal Kapal Kontainer 100 TEUs. Dilihat pada gambar kurva-S, penyelesaian proyek mengalami ketidak
sesuaian waktu proyek antara rencana dan realisasinya, terlihat tidak tecapainya progres proyek pada bulan pertama
sampai ketiga dan pada empat bulan terakhir dalam rencana proyek. Banyak faktor yang mempengaruhinya, salah
satunya adalah faktor risiko. Kegiatan proyek pembuatan kapal merupakan kegiatan yang sementara berlangsung

KLASTER ENGINEERING 1
dalam jangka waktu terbatas. Salah satu tujuan pengerjan proyek adalah tercapainya hasil yang sesuai pada ketepatan
perencanaan dan penjadwalan proyek yang dikerjakan.

Ditinjau dari permasalahan diatas, maka dilakukan penelitian yang berfokus pada tindakan pencegahan dan
minimalisasi nilai perbedaan durasi proyek yang disebabkan oleh keterlambatan dengan menerapkan analisis risiko
pada tahap perencanaan dan penjadwalan. Dengan penerapan metode ini, diharapkan risiko-risiko yang berpengaruh
besar terhadap terjadinya keterlambatan proyek dapat diidentifikasi sehingga upaya mitigasi dapat dilakukan guna
meminimalisasi dan menekan nilai kerugian proyek

II. TINJAUAN PUSTAKA/ LANDASAN TEORI


A. Pengertian Proyek
Setiap pekerjaan yang memiliki kegiatan awal dan memiliki kegiatan akhir, dengan kata lain setiap
pekerjaan yang dimulai pada waktu tertentu dan direncanakan selesai atau berakhir pada waktu yang telah
ditetapkan disebut proyek.
Proyek konstruksi atau rekayasa, di banyak negara dan khususnya untuk Indonesia telah menerapkan
peraturan dengan Undang-Undang Republik Indonesia No 18 tahun 1999, yang mewajibkan proyek-proyek
tersebut harus dilakukan oleh para insinyur terdaftar atau perusahaan yang terdaftar. Artinya, perusahaan ini
mempunyai lisensi atau izin untuk melaksanakan pekerjaan seperti desain dan konstruksi pengairan, bangunan,
pembangkit listrik, fasilitas industri, galangan, instalasi, fasilitas operasi minyak dan gas serta masih banyak lagi
jenisnya. Output dari proses desain adalah gambar, perhitungan, dan semua dokumentasi desain lainnya yang
diperlukan untuk melaksanakan tahap berikutnya. Tahap selanjutnya kemudian akan dilakukan oleh konstruktor
atau pengembang yang kemudian akan membangun rencana ini menjadi dalam bentuk yang nyata.
B. Manajemen Proyek
Referensi pada buku panduan PMBOK (A Guide to The Project Management Body of Knowledge) definisi
manajemen proyek, manajemen proyek adalah aplikasi atau implementasi dari pengetahuan, keterampilan,
perangkat dan teknik pada suatu aktifitas proyek untuk memenuhi kebutuhan atau tujuan suatu proyek.
Metodologi manajemen proyek adalah Perencanaan, pemantauan dan pengontrolan terhadap semua aspek
yang terdapat dalam sebuah proyek, serta motivasi yang ada di dalamnya untuk mencapai tujuan proyek dengan
waktu, biaya, kualitas dan performansi yang telah ditentukan.
B.1. Tahap Dasar Manajemen Proyek
Tahapan dasar dari kegiatan manajemen proyek mencakup :
1. Tahapan Pendefinisian (Definition)
Mendefinisikan tujuan dari proyek dan faktor – faktor yang harus dipertimbangkan agar proyek yang
dilaksanakan dapat berhasil dengan standar yang direncanakan.
2. Tahap Inisiasi (Initiation)
Merupakan perencanaan awal pada sumber daya yang akan digunakan sebelum pengerjaan suatu proyek.
3. Tahap Perencanaan (Planning)
Menguraikan proyek mulai di definisikan mengenai aktivitas apa saja yang terlibat guna mencapai tujuan proyek
serta menjadwalkan aktivitas tersebut serta mengalokasikan sumber daya yang dibutuhkan.
4. Tahap Eksekusi (Executing)
Merupakan aktivitas yang menjalankan operasional proyek sesuai dengan apa yang direncanakan serta
melakukan pelaporan proses operasional proyek tersebut.
5. Tahap Pengawasan (Controlling)
Mengawasi pelaksanaan di lapangan untuk memastikan operasional proyek berjalan sesuai dengan apa yang
sudah direncanakan.
6. Penutup (Closing)
Ketika proyek yang dijalankan telah memenuhi tahapan operasional yang telah direncanakan.
Dalam manajemen proyek, penentuan waktu penyelesaian kegiatan merupakan salah satu aktifitas awal yang
sangat penting dalam proses perencanaan karena penentuan waktu tersebut akan menjadi dasar bagi perencanaan
yang lain. Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan dalam proyek:
1. Penyusunan jadwal (scheduling), anggaran (budgeting), kebutuhan sumber daya manusia (manpower planning),
dan sumber organisasi yang lain.
2. Proses pengendalian (controlling)
Dari penjabaran diatas dapat disimpulakan bahwa kegiatan perencanaan harus diikuti oleh alur pengawasan yang
efektif sehingga mendukung eksekusi proyek agar sesuai dengan perencanaan.

2 Prosiding Seminar Nasional


Konferensi Ilmiah Mahasiswa UNISSULA 2 (KIMU 2)
Semarang, Oktober 2019
ISBN : 978- 623-7097-15-0 Prosiding Seminar Nasional
Konferensi Ilmiah Mahasiswa UNISSULA 2 (KIMU 2)
Semarang, Oktober 2019

B.2. Penjadwalan Proyek


Penjadwalan merupakan implementasi dari perencanaan yang bisa memberikan informasi mengenai jadwal
rencana dan kemajuan proyek yang meliputi sumber daya (biaya, tenaga kerja, peralatan dan meterial), durasi dan
juga kemajuan waktu untuk menyelesaikan proyek. Dalam penjadwalan juga dibutuhkan proses monitoring dan juga
updating agar selalu mendapatkan penjadwalan yang realistis dan sesuai dengan tujuan proyek tersebut.
Penjadwalan proyek meliputi pengurutan dan pembagian waktu untuk seluruh kegiatan proyek. Penjadwalan
proyek juga merupakan sesuatu yang lebih spesifik dan menjadi bagian dari perencanaan proyek
.Adapun langkah-langkah dalam menentukan penjadwalan proyek, yaitu :
1. Work Breakdown Structure
WBS (Work Breakdown Structure) merupakan proses pengidentifikasian aktivitas suatu proyek. Setiap
aktivitas diidentifikasi agar dapat dimonitor dengan mudah dan dapat dimengerti pelaksanaannya, sehingga tujuan
proyek yang telah ditentukan dapat terlaksana sesuai dengan jadwal. Dalam mengidentifikasi kegiatan sebaiknya
tidak terlalu sedikit dalam pembagiannya karena akan membatasi keefektifan dalam perencanaan dan kontrol, juga
sebaiknya tidak terlalu banyak dalam pembagiannya karena juga akan membingungkan bagi penggunanya.
2. Penyusunan urutan kegiatan
Setelah diuraikan menjadi komponen-komponen, lingkup proyek disusun kembali menjadi urutan kegiatan
sesuai dengan logika ketergantungan (jaringan kerja). Di dalam penyusunan urutan kegiatan adalah bagaimana
meletakkan kegiatan tersebut di tempat yang benar, apakah harus bersamaan, setelah perkerjaan yang lain selesai
atau sebelum pekerjaan yang lain selesai. Pada penyusunan urutan kegiatan sendiri ada beberapa informasi yang
harus diperhatikan, yaitu:
a.Technological constraints, yang meliputi metode konstruksi, prosedur, dan kualitas.

b. Managerial Constraints, yang meliputi sumber daya, waktu, biaya, dan kualitas.
c. External contraints, yang meliputi cuaca, peraturan, dan bencana alam.
3. Perkiraan kurun waktu
Setelah terbentuk jaringan kerja, masing-masing komponen kegiatan diberikan perkiraan kurun waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan yang bersangkutan, juga perkiraan sumber daya yang diperlukan untuk
menyelesaikan kegiatan tersebut. Durasi suatu aktivitas adalah panjangnya waktu pekerjaan mulai dari start sampai
finish. Ada 2 pendekatan dalam menentukan durasi aktivitas, yaitu:
a. Pendekatan teknik, meliputi memeriksa persediaan sumber daya (A), mencatat produktivitas sumber daya (B),
memeriksa kuantitas pekerjaan (C), kemudian mnentukan durasi [(C/A)*B]
b. Pendekatan praktek, meliputi pengalaman dan keputusan
4. Penyusunan jadwal
Jaringan kerja yang masing-masing komponen kegiatannya telah diberi kurun waktu kemudian secara
keseluruhan dianalisis dan dihitung kurun waktu penyelesaian proyek, sehingga dapat diketahui jadwal induk dan
jadwal untuk pelaksanaan pekerjaan lapangan. Di dalam penyusunan jadwal masukan-masukan yang diperlukan
yaitu jenis-jenis aktivitas, urutan setiap aktivitas, durasi waktu aktivitas, kalender (jadwal hari), milestone dan
asumsi-asumsi yang diperlukan. Schedule dibagi menjadi 2 bagian utama, yaitu Master Schedule dan Detailed
Schedule. Master Schedule berisikan kegiatan-kegiatan utama dari suatu proyek yang dibuat untuk level executing
management, sedangkan Detailed Schedule merupakan bagian dari Master Schedule yang berisikan detail dari
kegiatan kegiatan utama yang dibuat untuk membantu para pelaksana dalam pengerjaan di lapangan.
C. Pengertian Risiko
Risiko adalah kemungkinan suatu kejadian dengan tidak menutup kemungkinan bahwa ada lebih dari satu
akibat yang mungkin terjadi untuk satu kejadian tertentu. Pada umumnya risiko dipandang daru perspektif negatif,
seperti kehilangan, bahaya, kerugian, kegagalan dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut pada prinsipnya merupakan
bentuk ketidak pastian yang mestinya dipahami dan dikelola secara efektif sehingga dapat menjadi nilai tambah
bagi organisasi.Per definisi risiko merupakan suatu kesempatan atau peluang yang secara matematis dapat
diformulasikan sebagai berikut:
Risk likelihood adalah probabilitas terjadinya suatu peristiwa yang dikuantifisir menjadi angka

probabilitas, risk impact adalah dampak dari peristiwa tersebut yang biasanya diukur dengan satuan moneter

KLASTER ENGINEERING 3
misalnya rupiah, sedang tingkat kepentingan risiko disebut risk exposure, yang dalam analisis biaya-manfaat akan
mencerminkan besarnya biaya. Risk exposure inilah yang nantinya akan diperbandiongkan dengan risk exposure
suatu pekerjaan lainnya dan menjadi acuan bagi orang untuk memilih pekerjaan mana yang akan dilakukan.
Frekuensi risiko dengan tingkat pengulangan yang tinggi akan memperbesar probabilitas atau
kemungkinan kejadiannya.
Nilai probabilitas adalah nilai dari kemungkinan risiko akan terjadi berdasarkan pengalaman–pengalaman
yang sudah ada, berdasarkan nilai kualitas dan kuantitasnya. Jika tidak memiliki cukup pengalaman dalam
menentukan probabilitas risiko, mak probabilitas risiko harus dilakukan dengan hati–hati serta dengan langkah
sistematis agar nilainya tidak banyak menyimpang.
Nilai konsekuensi dapat diasumsikan dalam bentuk kompensasi biaya yang harus ditanggung atau dapat
berupa tindakan penanggulangan dangan cara lain dengan biaya yang lebih rendah.
Ada 4 jenis risiko , yakni:
1. Operational Risk, adalah risiko yang berhubungan dengan operasional organisasi, antra lain misalnya risiko yang
mencakup sistem organisasi, proses kerja, teknologi dan sumber daya manusia.
2. Financial Risk, adalah risiko yang berdampak pada kinerja keuangan organisasi seperti kejadian risiko akibat
dari fluktuasi mata uang, tingkt suku bunga termasuk risiko pemeberian kredit, likuiditas dan kondisi pasar.
3. Hazard Risk, adalah risiko yang terkait dengan kecelakaan fisik seperti kerusakan karena kebakaran, gempa
bumi, ancaman fisik .
4. Strategic Risk, adalah risiko yang ada hubungannya dengan strategi perusahaan, politik, ekonomi, hukum. Risiko
ini juga terkait dengan reputasi kepemimpinan organisasi dan perubahan selera pelanggan.
D. Manajemen Risiko
Pada dasarnya tujuan manajemen risiko adalah mencegah dan meminimisasi pengaruh yang tidak
diinginkan akibat dari kejadian yang tidak terduga melalui penghindaran risiko atau persiapan rencana mitigasi yang
berkaitan dengan risiko tersebut. Dalam manajemen risiko proyek adalah suatu peristiwa atau kondisi yang tidak
pasti, dan jika terjadi mempunyai pengaruh positif atau bisa juga negatif pada tujuan proyek. Suatu risiko
mempunyai sebab dan bila terjadi akan membawa dampak, oleh karena itu risiko dapat dinyatakan sebagai fungsi dari
kemungkinan dan dampak.
Dalam menangani risiko proyek, ada 4 (empat) tahap proses yang harus dilakukan:
1. Mengidentifikasi Risiko, yaitu mengamati kondisi, mengidentifikasi dan mengklarifikasi kejadian yang
berpotensi risiko. Metode untuk mengidentifikasi risiko ini bermacam-macam. Semua sumber informasi yang
dapat menentukan sumber permasalahan dapat dijadikan sebagai alat untuk identifikasi risiko.
2. Analisa Risiko, yaitu menentukan kemungkinan terjadinya suatu risiko dan konsekuensinya (tingkat pengaruh),
yang mana hasil dari analisa ini berupa didapatkannya suatu tingkatan pada faktor-faktor risiko yang ada. Dari
tingkatan ini, dapat dikembangkan suatu pilihan penanganan risiko tersebut.
3. Penanganan Risiko, yaitu teknik dengan metode untuk menangani masing-masing faktor risiko yang ada.
4. Lesson-Learned, tahap ini menyimpulkan setiap analisa, temuan dan pelajaran-pelajaran yang didapat dalam
mengelola risiko untuk kepentingan di waktu yang akan datang.
Secara umum, risiko dapat dianalisa secara kualitatif, semi kualitatif atau kuantitatif. Derajat kuantitatif
dipakai dalam beberapa situasi dimana tergantung pada scope dari studi manajemen risiko, sumberdaya yang
tersedia, ukuran risiko dan data yang tersedia.
E. Proses Manajemen Risiko
E.1 Perencanaan Risiko
Manajemen risiko dapat memberikan manfaat optimal jika diterapkan sejak awal kegiatan walaupun
seringkali dilakukan pada tahap pelaksanaan atau operasional kegiatan sasarannya adalah untuk meminimalkan
risiko-risiko potensial dan memaksimalkan kesempatan kesempatan yang mungkin bisa diraih. Tahap ini
merupakan proses untuk menentukan langkah-langkah dalam menyelesaikan risiko yang timbul dalam suatu
proyek, maka dari itu faktor risiko harus didefinisikan dalam bentuk suatu rencana atau prosedur yang reaktif.
Perencaaan manajemen risiko menggambarkan tentang bagaimana manajemen risiko disusun dan
dilaksanakan dengan baik dalam sebuah proyek konstruksi. Keberhasilan proyek diukur melalui empat sasaran
proyek, yaitu Cost, Time, Scope, dan Quality. Dampak risiko terhadap proyek dapat dikategorikan rendah,
sedang, atau tinggi, tergantung bagaimana risiko mempengaruhi proyek.

4 Prosiding Seminar Nasional


Konferensi Ilmiah Mahasiswa UNISSULA 2 (KIMU 2)
Semarang, Oktober 2019
ISBN : 978- 623-7097-15-0 Prosiding Seminar Nasional
Konferensi Ilmiah Mahasiswa UNISSULA 2 (KIMU 2)
Semarang, Oktober 2019

E.2 Identifikasi Risko


Kegiatan ini merupakan proses peninjauan area-area pada proses- proses teknis yang berpeluang memiliki
faktor risiko potensial mempengaruhi pencapaian sasaran biaya, kinerja (peformance) dan waktu penyelesaian
proyek. Identifikasi risiko ialah proses peninjauan seluruh risiko untuk dianalisis dan diketahui respon risiko
yang dilakukan, agar tidak berdampak buruk bagi proyek. Menurut A Guide to the Project Management Body of
Knowledge (PMBOK), langkah dalam tahapan identifikasi risiko adalah peninjauan kembali dokumen, teknik
pengumpulan informasi, analisis checklist, analisis asumsi dan dengan teknik diagram.
E.3 Pengukuran Risiko
Setelah mengidentifikasi risiko maka selanjutnya risiko yang perlu diukur. Fungsi dari pengukuran
risiko adalah :
1. Untuk menentukan relatif pentingnya.
2. Untuk memperoleh infomasi yang akan menolong untuk menetapkan kombinasi peralatan manajemen risiko
yang cocok untuk penanganannya.
E.4 Pengukuran Risiko Dengan Distribusi Probabilitasnya
Distribusi probabilitas menunjukan probabilitas kejadian bagi masing-masing dampak yang mungkin.
Karena dampak itu merupakan saling eklusif, maka senua probabilitas itu jika dijumlahkan maka jumlahnya
sama dengan satu.
E.5 Penilaian Risiko
Penilaian risiko adalah suatu proses penilaian terhadap suatu risiko yang terjadi pada tahapan proses
pekerjaan dengan beberapa tahapan prosedur dalam penilaian risiko, pada proses tahapan penilaian risiko
menggunakan standarisasi sebagai acuan dalam menentukan peringkat/ rating risiko tersebut.
E.6 Matrik Risiko
Adalah penilaian risiko yang diperoleh dari proses hasil kali antara likelihood (Frekuensi) dan
consequences (keparahan) suatu risiko, dari proses tersebut akan dihasilkan kategori tingkat keparahan dari suatu
risiko apakah risiko tersebut termasuk dalam kategori rendah, sedang, tinggi ataupun ekstrim, penilaian risiko
tersebut dapat dihasilkan dengan menggunakan metode matrik risiko
Pada dasarnya tujuan manajemen risiko adalah mencegah dan meminimisasi pengaruh yang tidak
diinginkan akibat dari kejadian yang tidak terduga melalui penghindaran risiko atau persiapan rencana mitigasi
yang berkaitan dengan risiko tersebut.
E.7 Respon Risiko
Setelah laporan kemajuan tiap aktivitas proyek dianalisa, harus dibuat keputusan tentang bagaimana
tindakan pembetulan, jika ada aktivitas yang ketinggalan dari jadwal. Apabila hasil analisis menunjukan adanya
indikasi penyimpangan yang cukup berarti, maka perlua dilakukan langkah-langkah pembetulan. Tindakan
pembetulan yang berupa:
1 Relokasi sumber daya
2 Menambah jumlah tenaga kerja
3 Jadwal alternatif (lembur,shift)
4 Membagi-bagi pekerjaan ke subkontraktor
5 Merubah metode kerja
6 Work Splitting (pembagian pekerjaan dengan durasi yang lama)

F. Software Primavera Risk Analysis


Primavera Risk Analysis adalah software scheduling / penjadwalan proyek yang dapat digunakan untuk
menganalisa deterministik dari jadwal suatu proyek. Dengan menggunakan metode monte carlo dengan 1000
literasi dikarenakan metode monte carlo adalah metode yang memunculkan bilangan acak untuk memeriksa
permasalahan. Output yang dihasilkan dalam metode tersebut adalah nilai deterministik dari suatu proyek dan
memunculkan tornado graph yang memiliki tingkatan risiko dari yang tertinggi sampai dengan yang terendah.

KLASTER ENGINEERING 5
G. Metode Monte Carlo
Metode atau simulasi monte carlo adalah metode yang digunakan dalam memodelkan dan menganalisa
sistem yang mengandung resiko dan ketidak-pastian. Pada bidang manajemen proyek, simulasi Monte Carlo
dapat mengkuantifikasi akibat dari resiko dan ketidak-pastian yang terjadi dalam jadwal dan biaya proyek.
Simulasi Monte Carlo sering digunakan untuk melakukan analisa keputusan pada situasi yang
melibatkan resiko yang melibatkan beberapa parameter untuk dilakukan pertimbangan secara simultan.
Metode ini seringkali juga disebut dengan metode percobaan statistik (method of statistical trials).
Validasi hasil simulasi dilakukan dengan rnenggunakan rata -rata dari Persentase Kesalahan Absolut
Rata- Rata (Mean Absolute Percentage Error- MAPE). Jika MAPE < 25% maka hasil simulasi dapat diterima
secara memuaskan, sebaliknya jika MAPE > 25% maka hasil simulasi kurang memuaskan (Makridakii,
Wheelwright, and McGee, 1983).
Dimana, Yi = hasil simulasi pada waktu ke -t , At = data
aktual pada waktu ke –t.

III. METODE PENELITIAN/EKSPERIMEN


A. Studi Literature
Studi literature dengan membaca berbagai jurnal dan skripsi yang berkaitan dengan permasalahan yang
dibahas serta berkonsultasi dengan peneliti sebelumnya.
B. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan pengambilan data pada saat studi lapangan. Metode pengumpulan
data adalah cara pengadaan data-data yang dibutuhkan untuk keperluan penelitian. Jenis data yang
dikumpulkan, yaitu:
Data primer adalah data yang diperoleh dengan melakukan pengamatan dan penelitian secara langsung ke
lapangan. Pengumpulan data primer ini dilakukan dengan cara mengamati langsung ke galangan produksi,
melakukan diskusi dengan pihak terkait atau berupa penyebaran kuesioner ke karyawan yang terlibat langsung
secara operasional.
Data sekunder adalah data yang pengumpulannya tidak diamati secara langsung oleh peneliti. Data yang
didapatkan adalah data arsip perusahaan seperti data dokumentasi dari perusahaan dan data dari hasil penelitian
sebelumnya yang dilakukan di perusahaan tersebut. Data yang dibutuhkan untuk penelitian ini, yaitu:
- Data Ukuran Utama Kapal
- Data Main Schedule Bangunan Baru Kapal Kontainer 100 TEUs di PT. JMI
- Data kuisioner
- Data actual pada lapangan
C. Identifikasi dan Verifikasi Risiko
Selanjutnya pada proses identifikasi risiko pada operasional pembangunan proyek. Pada tahap ini akan di
identifikasi risiko – risiko yang dihadapi dan bagaimana risiko itu dapat terjadi. Identifikasi risiko dapat
dilakukan dengan pertanyaan where, when, why, and how kejadian – kejadian yang dapat menghambat atau
mempengaruhi pekerjaan tersebut. alat dan teknik yang dapat digunakan dalam pengidentifikasi risiko
anatara lain melalui checklist, data – data yang sudah ada, dan wawancara.
D. Pemetaan Risiko dan Matrik Risiko
Pada tahap ini dilakukan setelah proses identifikasi terhadap risiko yaitu dengan menentukan peringkat
risiko, dan pada matrik risiko akan dihasilkan kategori tingkat keparahan dari suatu risiko apakah risiko
tersebut termasuk dalam kategori rendah, sedang, tinggi ataupun sangat tinggi.
E. Respon Risiko
Pada tahap ini akan dilakukan penentuan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk menangani risiko
yang telah teridentifikasi.

6 Prosiding Seminar Nasional


Konferensi Ilmiah Mahasiswa UNISSULA 2 (KIMU 2)
Semarang, Oktober 2019
ISBN : 978- 623-7097-15-0 Prosiding Seminar Nasional
Konferensi Ilmiah Mahasiswa UNISSULA 2 (KIMU 2)
Semarang, Oktober 2019

F. Flow Chart Metodologi Penelitian

Penyusunan penelitian Tugas Akhir ini didasarkan pada sistematika metodologi yang diuraikan
berdasarkan urutan diagram alir atau flow chart yang dilakukan mulai penelitian hingga selesainya
penelitian. Penelitian ini dimulai dengan tahap pengumpulan data – data penunjang untuk penelitian Tugas
Akhir yang kemudian dilanjutkan dengan pengolahan data dan dilanjutkan ke tahap analisa yaitu didapatkan
output yang sesuai dengan tujuan awal penelitian, sehingga diperoleh kesimpulan akhir.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Identifikasi dan Verifikasi Risiko
Pada tahap ini mengidentifikasi risiko yang didapat dari jurnal, penelitian terdahulu, dan narasumber dari
pihak responden. Kemudian dari risiko – risiko yang didapat dilakukan verifikasi dari risiko yang relevan
pada kejadian yang mempengaruhi proyek kapal bangunan baru khususnya kapal kontaier 100 TEUs yang
dibangun di PT. Janata Marina Indah Semarang. Didapatkan hasil 16 risiko dari 3 bagian utama dalam
proyek (Engineering, Procurement, Construction).
Tabel 1. Risiko yang Teridentifikasi dan Terverifikasi

Risk Code Kejadian Risiko

R01 Keterlambatan dalam pekerjaan desain ( E )


R02 Keterlambatan pada penyediaan material ( P )
R03 Tidak tersedianya vendor lokal yg disyaratkan regulator ( P )
R04 Pekerjaan perbaikan / revisi akibat desain tidak sesuai ( E )
R05 Perbaikan / revisi karena rekomendasi setelah pengerjaan ( C )
R06 Respon instruksi yang terlambat ( C )
R07 Kemampuan finansial galangan ( P, C )
R08 Kurangnya komunikasi antara beberapa pihak ( E, P, C )
R09 Kurangnya performa SDM dalam menyelesaikan proyek ( C )
R10 Kebutuhan tenaga kerja ( C )
R11 Penundaan terkait perijinan ( C )
R12 Kondisi cuaca yang buruk saat pelaksanaan pengerjaan ( C )
R13 Rendahnya unit utilitas pada galangan ( C )
R14 Rekomendasi akibat kurangnya performa peralatan di kapal ( C )
R15 Rendahnya performa alat kerja ( C )
R16 Tidak dapat dikerjakan secara paralel dengan konstruksi ( C )

B. Indeks Nilai Probabilitas Risiko


Nilai probabilitas adalah nilai kemungkinan terjadinya risiko terhadap aktivitas pada pengerjaan suatu
proyek. Nilai ini bersifat tidak pasti yang berdasarkan data dari narasumber, pada cakupan kali ini yaitu
PT. Janata Marina Indah. Kemudian didapatkan nilai probabilitas dari bagian PPC (Project Planing
Control) PT. Janata Marina Indah.
C. Indeks Akibat Dampak Risiko
Indeks akibat dampak risiko adalah penambahan waktu (delay) akibat / dampak dari adanya risiko pada
proyek yang sedang dikerjakan. Dalam penelitian kali ini mengacu pada ketentuan PMBOK – Project
Management Body Of Knowledge .

KLASTER ENGINEERING 7
D. Pemetaan Risiko Terhadap Aktivitas Pekerjaan
Kemudian setelah melakukan identifikasi dan verifikasi tehadap risiko -risiko yang ada pada proyek
pembangunan kapal, diketahui 3 risiko berkemungkinan terjadi pada tahap engineering, 4 risiko
berkemungkinan terjadi pada tahap procurement , dan 12 risiko berkemungkinan terjadi pada tahap
construction.
E. Kuantifikasi Dampak Risiko dan Kategori Risiko
Pada tahap ini merupakan tahap pengolahan data dari kuesioner yang telah diisi dan didiskusikan oleh
peneliti dengan narasumber yakni pihak karyawan PT. Janata Marina Indah. Kuesioner bertujuan untuk
mengetahui besaran peluang atau nilai probabilitas terjadinya suatu risiko, serta dampak keterlambatan
dalam penelitian ini fokus pada hari yang ditambahkan tiap aktivitas akibat risiko yang terjadi.
Melalui hasil kuesioner yang didapat dari responden berupa nilai probabilitas terjadinya risiko,
dampak minimum, dampak rata-rata, dan dampak maksimal. Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel
hasil pengolahan data peringkat risiko, kategori risiko dapat diketahui dengan rincian :

 4 Risiko dengan kategori Very High


 9 Risiko dengan kategori High
 3 Risiko dengan kategori Medium
Kemudian setelah itu dilakukanlah pemetaan risiko berdasarkan matriks risiko.

Gambar 1. Peta Matrik Risiko


F. Analisa Menggunakan Software Primavera Risk Analyst
Tahap yang harus dikerjakan dalam simulasi monte carlo pada Software Primavera Risk Analyst guna
memperoleh nilai perkiraan deterministik pembangunan suatu proyek, adalah sebagai berikut :
F.1 Pembuatan Schedule Gant Chart
Data main schedule dibawah ini diperoleh dari PT. Janata Marina Indah Semarang. Dan permodelan
dimodelkan pada software primavera risk analyst.

Gambar 2. Scheduling pada software

8 Prosiding Seminar Nasional


Konferensi Ilmiah Mahasiswa UNISSULA 2 (KIMU 2)
Semarang, Oktober 2019
ISBN : 978- 623-7097-15-0 Prosiding Seminar Nasional
Konferensi Ilmiah Mahasiswa UNISSULA 2 (KIMU 2)
Semarang, Oktober 2019

F.2 Input Risiko


Memasukan data risiko pada proyek yang telah teridentifikasi dan terverifikasi ke software pada risk
register.

Gambar 3. Input Risiko pada Risk Register

F.3 Penentuan kriteria kategori risiko pada Risk Scoring


Pengaturan kriteria kategori risiko yang telah didapat pada perhitungan diatas. kategori sedang(medium),
tinggi (high), dan sangat tinggi (very high ).

Gambar 4. Setting Kategori Risiko


F.4 Pemetaan risiko terhadap aktivitas pekerjaan atau wbs (work breakdown structure), dan input nilai
probabilitas serta dampak terhadap waktu pekerjaan.

Gambar 5. Input Nilai Probabilitas & Dampak

KLASTER ENGINEERING 9
F.5 Kemudaian risiko yang telah diatur melalui build impact risiko terintegrasi dengan main schedule yang
telah dimodelkan. Sehingga risiko akan mempengaruhi aktivitas dalam schedule

Gambar 6. Build Impact Risiko

F.6 Berikut adalah hasil jadwal yang terintegrasi dengan risiko

Gambar 7. Main Schedule yang Terintegrasi dengan Risiko


F.7 Setelah itu dilakukan running simulasi monte carlo dengan percobaan 10.000 kali percobaan. Prinsip
metodenya adalah menurunkan secara acak variabel yang tidak pasti secara berulang dengan miniman 1000
kali iterasi atau percobaan simulasi model dan dalam penelitian kali ini variabel risiko yang mempengaruhi
time delay. Percobaan ini kurang lebih memakan waktu 10 jam.

Gambar 8. Running Software Simulasi Monte Carlo

10 Prosiding Seminar Nasional


Konferensi Ilmiah Mahasiswa UNISSULA 2 (KIMU 2)
Semarang, Oktober 2019
ISBN : 978- 623-7097-15-0 Prosiding Seminar Nasional
Konferensi Ilmiah Mahasiswa UNISSULA 2 (KIMU 2)
Semarang, Oktober 2019

F.8 Hasil running 10.000 kali percobaan menghasilkan deterministic proyek tersebut hanya 3% on target

Gambar 9. Hasil Analisys Software

Gambar 10. Deterministic Keberhasilan Ketercapaian Proyek

G. Hasil Analisa Menggunakan Software Primavera Risk Analyst


G.1 Peluang Hasil Tercapainya Durasi Schedule Proyek
Dari hasil analisa mengunakan software primavera risk analyst dengan metode simulasi monte carlo, durasi
proyek pembangunan kapal Kontainer 100 TEUs PT. Janata Marina Indah yang ditargetkan selesai 727 hari
memiliki peluang keberhasilan on-target hanya sebesar 3%. Dengan kata lain proyek diperkirakan delay
dikarenakan adanya risiko – risiko yang terjadi pada aktual pengerjaan. Pada data hasil analisa, proyek yang
terintegrasi dengan risiko diperkirakan selesai selama 818 hari dengan peluang 100%, durasi 807 hari
dengan peluang 80% , durasi 801 hari dengan peluang 50%. G.2 Mengetahui Aktivitas – Aktivitas Sensitif
Akibat Risiko
Aktivitas sensitif ini merupakan jalur kritis yang disebabkan oleh risiko yang mempengaruhi time schedule
dari proyek pembangunan kapal tersebut. Pada aktivitas pekerjaan yang didapat setelah melakukan analisa
dan mendapatkan hasil aktivitas yang merupakan jalur kritis sebagai berikut :

Gambar 11. Aktivitas Sensitif yang Merupakan Jalur Kritis pada Proyek

KLASTER ENGINEERING 11
Dari analisa dengan software didapatkan tornado graph dengan hasil jalur kritis :
1. Main engine purchasing 100%
2. Electrical (Outfitting) 96%
3. Piping (Outfitting) 94%
4. Hull material purchasing 74%
5. Power System 42%
6. Poop deck 42%
7. Boat deck 42%
8. Navigation deck 42%
9. Hydrophore 42%
10. Machineries fitting 42%
Jadi dari besar presentase kemungkinan terjadinya jalur kritis diperoleh dalam aktifitas tersebut

Tabel 2. Mitigasi Risiko

Risk Kategori
Kejadian Risiko Mitigasi Risiko
Rank Risiko

Keterlambatan supply Monitoring proses purchase order dan penjadwalan lebih


1 Very High
material awal

Rendahnya performance Melakukan pengecheckan terhadap semua peralatan dan


2 Very High
alat kerja melakukan maintenance terjadwal

Melakukan planing yang matang terhadap kebutuhan


3 Kebutuhan tenaga kerja Very High
subcontractor tiap pekerjaan

Kemampuan finansial Melakukan koordinasi dan komunikasi terhadap pihak yang


4 Very High
galangan terkait dengan purchasing dan order

Keterlambatan dalam Melakukan koordinasi dengan tiap divisi agar tiap detail
5 High
pengerjaan design design sesuai dengan actual lapangan

Kurangnya komunikasi Perlu adanya koordinasi dan komunikasi tiap divisi yang
6 High
antara beberapa pihak dilakukan dalam hal teknis maupun non teknis

Perbaikan / revisi karena


Melakukan koordinasi dengan tiap divisi agar tiap detail
7 rekomendasi setelah High
design sesuai dengan actual lapangan
pengerjaan

Tidak tersedianya vendor


8 lokal yang disyaratkan High Melakukan pre order dengan perencanaan yang lebih awal
regulator

Kurangnya performance
Melakukan pelatihan dan self motivation terhadap SDM dan
9 SDM dalam High
subcontractor, serta pengawasan kerja
menyelesaikan proyek

12 Prosiding Seminar Nasional


Konferensi Ilmiah Mahasiswa UNISSULA 2 (KIMU 2)
Semarang, Oktober 2019
ISBN : 978- 623-7097-15-0 Prosiding Seminar Nasional
Konferensi Ilmiah Mahasiswa UNISSULA 2 (KIMU 2)
Semarang, Oktober 2019

Kondisi cuaca yang


10 buruk saat pelaksanaan High Pemasangan tenda/ pelindung jika terjadi hujan, maka tidak
pengerjaan terlalu mengganggu proses pekerjaan

Pekerjaan perbaikan /
11 revisi akibat design tidak High Melakukan koordinasi dengan tiap divisi agar tiap detail
sesuai design sesuai dengan actual lapangan

Rendahnya flow
12 production utility pada High Menjadwalkan lokasi dan alat berat yang digunakan supaya
galangan tertib dalam bergantian pemanfaatannya

Response instruksi yang Perlu adanya koordinasi dan komunikasi tiap divisi dan
13 High
terlambat monitoring terjadwal

Penundaan terkait
14 Medium Melakukan pemeriksaan dan pengetestan internal sebelum
perijinan
calss, dan meningkatkan kualitas pekerjaanr

Rekomendasi akibat
Melakukan pengecheckan pada saat order barang dengan
15 kurangnya performance Medium
maker terkait spesifikasi dan fungction
equipment kapal

Tidak dapat dikerjakan


16 secara pararel dengan Medium Menjadwalkan lokasi dan alat berat yang digunakan supaya
konstruksi tertib dalam bergantian pemanfaatannya

G.2 Menentukan Pengukuran Keberhasilan Proyek


Validasi hasil simulasi dilakukan dengan rnenggunakan rata -rata dari Persentase Kesalahan Absolut Rata-
Rata (Mean Absolute Percentage Error- MAPE). Jika MAPE < 25% maka hasii simulasi dapat diterima secara
memuaskan, sebaliknya jika MAPE > 25% maka hasil simulasi kurang memuaskan (Makridakii, Wheelwright,
and McGee, 1983).
|𝑌𝑖−𝐴𝑡|
MAPE =∑ 𝑥 100%
𝐴𝑡

Dimana, Yi = hasil simulasi pada waktu ke -t , At = data aktual pada waktu ke -t .


Proyek diperkirakan tidak tepat pada jadwal yang ditargetkan , dengankata lain proyek mengalami delay
akibat dari risiko yang diterima.
MAPE =(Time Delay)/(Time Project) x 100%
MAPE =(91 day)/(727 day) x 100%
MAPE=12,52 %
Dengan persentase keterlambatan sebesar 12,52 % dari target pembangunan yang dicapai adalah 727
hari, proyek mengalami delay akibat adanya risiko selama 91 hari dan proyek diperkirakan selesai dalam 818
hari .

V. SIMPULAN
Berdasarkan analisa meggunakan manajemen risiko pada proyek pembuatan kapal kontainer 100 TEUs di PT.
Janata Marina Indah. Didapatkan 16 risiko yang berpengaruh terhadap pekerjaan dengan 4 risiko kategori sangat
tinggi, 9 risiko kategori tinggi dan 3 risiko kategori sedang.
Proyek ditargetkan selesai dalam waktu 727, namun analisa hasil menunjukkan peluang keberhasilan on target
hanya 3% . Sehingga proyek memiliki MAPE ( Mean Absolute Percentage Error) sebesar 12,52 % dari target yang
ditentukan. Sehingga proyek mengalami delay akibat adanya risiko selama 91 hari yang diperkirakan selesai dalam
waktu 818 hari.
Risiko yang berdampak paling krusial pada proyek adalah risiko dengan kategori sangat tinggi (very high).
Dimana pada hasil peringkat risiko terdapat 4 risiko yang paling mempengaruhi keterlambatan pada proyek adalah
keterlambatan suplai material, rendahnya performa alat kerja, kebutuhan tenaga kerja, dan kemampuan finansial

KLASTER ENGINEERING 13
galangan. Mitigasi risiko dapat dilakukan dengan perencanaan yang telah dilakukan terhadap risiko yang terjadi.
Sehingga dapat meminimalisir dampak dari adanya risiko pada proyek.

UCAPAN TERIMA KASIH


Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada dosen pembimbing yang
telah meluangkan waktu disela –sela rutinitasnya untuk arahan dan saran dalam penyusunan penelitian ini, serta
kepada segenap karyawan PT Janata Marina Indah yang membantu dalam memberikan data kebutuhan penelitian ini.
Tak lupa mengucapan terima kasih yang spesial untuk kedua orang tua yang mendukung dalam prose belajar selama
ini.

DAFTAR PUSTAKA
Badalpur, Mohammadreza. Methodology based on MCDM for Risk Management in EPC Projects: A case Study of
LPG Storage Tanks Construction,Iran: Industrial Engineering, Islamic Azad University, Soth Tehran Branch,
Tehran, Iran. Vol.8, No.3, pp1-23, 2015.
Bali, Rahul and Prof M.R Apte. Risk Management in EPC Contract – Risk Identification, India: Mechanical and Civil
Engineering, MIT College, Pune. Vol.11, Issue1, 2014.
Fajar, Adnan. Aplikasi Simulasi Monte Carlo Dalam Estimasi Biaya Proyek,Palu : Staff Pengajar Jurusan Teknik
Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Tadulako, 2018 .
Institute, Project Management . Project Management Body of Knowledge, PMI : Project Management Institute, 2017.
Isnaini, Rizalatul. Analisis Dan Respon Risiko Pada Proyek Pembangunan Galangan Kapal Kabupaten Lamongan,
Surabaya: Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, 2011.
Kurniawan, Reza. Studi Ketelambatan Proyek Pembangunan Kapal Kargo Dengan Metode Bow Tie Analysis,
Surabaya: Jurusan Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. MO –
141326, 2015.
Mahadewi Lufina, M.M., M.Sc. Proses Manajemen Risiko , Jakarta : Core Faculty of PPM School of Management.
2017
Praboyo Budiman. Jurnal Dimensi Teknik Sipil Keterlambatan Waktu Pelaksanaan Proyek Dan Peringkat Dari
Penyebab – Penyebabnya. Surabaya : Jurusan Teknik Sipil, Universitas Kristen Petra Surabaya, Vol.1, No.1,
1999.
Purwandono Dewi Kurniasari dan I. Nyoman Pujawan. Aplikasi Model House Of Risk (HOP) Untuk Mitigasi
Risiko Proyek Pembangunan Jalan TOL Gempol – Pasuruan : Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya, 2010.
Sulistyana, Yuni. Penilaian Risiko Operasional Pekerjaan Bangunan Kapal Baru Di PT. Adiluhung Saranasegara
Indonesia Menggunakan Metode Matrik Risiko, Surabaya: Jurusan Teknik Perkapalan, Institut Teknologi Adhi
Tama Surabaya, 2017.
Unas, Saifoe El dan Achfas Zacoeb. Monitoring Proyek Dengan Metode Monte Carlo Pada Durasi Pekerjaan, Malang
: Jurusan Teknik Sipil, Universitas Brawijaya Malang, 2016.

14 Prosiding Seminar Nasional


Konferensi Ilmiah Mahasiswa UNISSULA 2 (KIMU 2)
Semarang, Oktober 2019

Anda mungkin juga menyukai