Anda di halaman 1dari 7

PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari

PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero), disingkat PT. DKB merupakan
penggabungan 3 Galangan Kapal Nasional (BUMN) yaitu PT. Dok & Perkapalan Tanjung Priok
(Persero), PT. Pelita Bahari (Persero) dan PT. Kodja (Persero).
Ruang lingkup perusahaan PT. DKB antara lain :

Pembangunan kapal baru sampai dengan 50,000 DWT


Reparasi kapal di atas dok sampai dengan 30,000 DWT, Reparasi

berjalan/berlayar
Fasilitas produksi/fabrikasi minyak dan gas lepas pantai
Peralatan dan perawatan alat-alat manufaktur
Kontrak dengan anak perusahaan dan kargo

Tujuan, jenis dan aktivitas usaha perseroan ini adalah sebagai berikut :
1. Membangun, memperbaiki dan memelihara kapal-kapal dan alat-alat apung
lainnya serta peralatannya.
2. Memeriksa/membersihkan, menyusun (assembling) dan memperbaiki mesinmesin serta peralatannya.
3. Melaksanakan pekerjaan engineering pada umumnya yang dimungkinkan oleh
fasilitas-fasilitas alat produksi yang tersedia.
4. Bertindak sebagai Supplier dari barang-barang dan peralatan yang diperlukan
untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang tersebut dahulu.
Model Bisnis PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari

Analisis Value Chain PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari


1

Analisis Porters Five Forces Model

Public Service Obligation


Public Service Obligation (PSO) adalah konsep yang berkembang di akhir tahun 1990,
diprakarsai oleh. Asian Development Bank (ADB). PSO merupakan bagian dari tanggung jawab
pemerintah dimana akibat penentuan tariff atau harga jual suatu produk oleh pemerintah tidak
bisa menutup biaya produksi produk tersebut, jadi besarnya merupakan selisih negatif dikalikan
dengan volume yang dikonsumsi/terjual kepada masyarakat, dan anggarannya dibebankan
2

terhadap APBN. Namun apabila dana PSO yang diajukan oleh BUMN tidak sepenuhnya
disetujui oleh Pemerintah, maka beban akan ditanggung oleh BUMN.
PT. DKB bukan merupakan BUMN pengemban PSO. 16 BUMN yang memiliki
kewajiban melaksanakan PSO yaitu PT KAI, PT Pelni, PT Merpati, PT ASDP, PT POS
Indonesia, Perum Damri, Perum Jasa Tirta I, Perum Jasa Tirta II, Perum Perumnas, PT PLN, PT
Pertamina, PT Pusri, PT Sang Hyang Seri, PT Pertani, Perum Bulog, serta PT ASKES atau
sekarang BPJS Kesehatan.
Faktor eksternal yang sangat berpengaruh bagi kelangsungan usaha PT Dok dan
Perkapalan Kodja Bahari:
1. Harga bahan baku
Hal ini pernah tejadi pada tahun 2012, dimana PT. Dok dan Perkapalan Kodja
Bahari mengalami kerugian yang sangat besar kerugian besar. Kerugian yang diderita
perseroan berawal ketika perusahaan menerima pesanan kapal yang cukup banyak
dari PT Pertamina Persero, padahal harga baja saat itu tengah melonjak.
Sehingga kontrak yang dibuat oleh perusahaan kepada pemberi 'order' tidak
lagi cocok dengan harga baja. Namun, perusahaan tidak dapat negosiasi dengan
Pertamina. Kontrak tersebut tidak dapat direalisasikan kemungkinan karena perseroan
kurang gigih untuk melakukan negosiasi ulang dengan Pertamina serta tidak memiliki
strategi yang bagus. Seharusnya kalau sudah kontrak dengan pemberi 'order',
biasanya langsung buat kontrak dengan bahan bakunya. Dengan tujuan untuk berjagajaga.
2. Sumber Daya Manusia
Peningkatan kapabilitas sumber daya manusia yang mampu berinteraksi aktif
dengan teknologi kapal yang tepat guna dan dengan dukungan laboratorium.
3. Sumber Pendanaan
Pengembangan skema pembiayaan yang memungkinkan pengadaan kapal
oleh perusahaan pelayaran nasional tanpa harus tergantung dari sumber-sumber
pendanaan luar negeri.
Masalah yang dihadapi PT.Dok dan Perkapalan Kodja

Peningkatan peran galangan kapal Indonesia di pasar dunia merupakan tantangan yang
harus dihadapi. Pangsa pasar industri galangan kapal Indonesia di pasar dunia hanya sebesar
0,3% atau praktis bukanlah pelaku pasar yang menentukan. Namun demikian, hal tersebut
bukanlah menjadi kendala mengingat bahwa galangan kapal Indonesia masih mempunyai
peluang untuk memasuki niche market atau segmen-segmen pasar kapal tertentu yang tidak
dijamah oleh galangan kapal luar negeri.
Pada saat ini terdapat empat galangan kapal dalam negeri yang mempunyai kapabilitas
yang tidak kalah dengan galangan kapal asing yaitu PT (Persero) Dok dan Perkapalan Kodja
Bahari, PT (Persero) PAL, PT (Persero) Dok dan Perkapalan Surabaya dan PT Jasa Marina
Indah. Keempat perusahaan ini apabila dibina secara terfokus dapat menjadi core bagi
pengembangan industri galangan kapal dalam negeri. Pembinaan dan pengembangan secara
terfokus tersebut harus menjadi prioritas sehingga akan mampu meningkatkan daya saing di
tingkat global. Lebih baik membentuk beberapa buah perusahaan galangan kapal yang benarbenar dapat menjadi ujung tombak dan model pengembangan industri galangan kapal, daripada
menghidupkan begitu banyak perusahaan galangan kapal tetapi tidak mencapai economies of
scale dan economies of scope yang dibutuhkan untuk dapat berkembang secara sehat.
Analisa Keuangan PT.Dok dan Perkapalan Kodja
PT Dok dan Perkapalan Kodja merupakan BUMN yang tidak listing ke public, sahamnya hanya
dimiliki oleh Negara dan pemegang saham penting lainnya. Oleh karenanya, penting bagi kita
untuk mencari data referensi dari publikasi publikasi laporan kinerja keuanagn perusahaan
yang ada. Salah satu pengukuran yang dapat kita gunakan untuk melihta profitabilitas sebuah
perusahaan adalah dengan menggunakan Return On Investment dimana dimaksudkan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang
digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.
Dalam analisis lebih dalamnya, perusahaan menggunakan pendekatan du pont model dimana
modal perusahaan telah dikembangkan dengan memasukkan unsur profit margin dan turnover of
operating assets yang dikombinasikan dengan cara mengalikannya untuk menunjukkan
bagaimana rasio-rasio ini saling mempengaruhi untuk menentukan profitabilitas harta. Selain itu

kita juga dapat mengetahui lebih jauh mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi
rendahnya ROI sebagai alat pengendalian divisi untuk peningkatan ROI tiap tahunnya.
Untuk dapat mengetahui apakah perusahaan telah mencapai tingkat efisiensi dalam
menggunakan modalnya adalah dengan membandingkan tingkat ROI pada tahun tersebut dengan
standar ROI yang telah ditetapkan perusahaan sebelumnya, dimana dalam hal ini diterapkan pula
oleh PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari Cabang Semarang untuk dapat membuktikan
kebenaran argumentasi melalui kegiatan penelitian terhadap perusahaan ini.
Permasalahan yang coba kami lihat adalah seberapa besar tingkat efisiensi penggunaan modal
melalui pendekatan sistem Du Pont pada PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari Cabang
Semarang tahun 2001-2004 dimana dalam sebuah penelitian yang mempunyai tujuan untuk
mendiskripsikan dan menganalisis tingkat efisiensi penggunaan modal melalui pendekatan
sistem Du Pont pada PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari Cabang Semarang tahun 2001-2004
(dalam IDTesis.com) menghasilkan kesimpulan bahwa dengan pendekatan sistem Du Pont
diketahui tingkat ROI PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari Cabang Semarang tahun 2001-2004
adalah sebesar 5,24% yang masih berada jauh di bawah standar ROI yang telah ditetapkan
perusahaan sebesar 12%-14%. Dapat kami pahami bahwa perusahaan tidak efisien dalam
mengolah penanaman modalnya. Hal ini dikarenakan profit margin perusahaan yang rendah
hingga mencapai angka minus atau rugi rata-rata sebesar 7,41% meskipun tingkat perputaran
aktivanya telah mencapai tingkat efektif sebesar 1 kali.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahaan belum efisien dalam
menggunakan modalnya secara keseluruhan, karena tingkat efisiensi dalam tahun 2001-2004
adalah sebesar 5,24% dimana diketahui penyebab ketidakefisienan tersebut adalah tingginya
harga pokok produksi dan biaya produksi yang tidak diikuti dengan tingginya pendapatan usaha.
Menurut penulis dari artikel yang kami jadikan acuan analisis kinerja keuangan PT Dok dan
Perkapalan Kodja Bahari ini, hendaknya perusahaan meningkatkan pendapatan usahanya agar
dapat tercipta laba usaha yang maksimal sesuai dengan tujuan perusahaan dan hendaknya
perusahaan menekan biaya produksi dan biaya operasional agar tidak sampai terjadi penurunan
laba maupun kerugian yang bersifat material agar profitabilitas perusahaan yang tinggi dapat
tercapai.
5

REFERENSI

www.bumn.go.id, terakhir diakses pada tanggal 16 November 2014, pukul 19.31 WIB
www.dkb.co.id, terakhir di akses pada tanggal 17 November 2014, pukul 19.51 WIB
Diunduh dari http://idtesis.com/analisis-tingkat-efisiensi-penggunaan-modal-melaluipendekatan-sistem-du-pont-pada-pt-dok-dan-perkapalan-kodja-bahari-cabang-semarang/ pada
tanggal 18 November 2014, pukul 10. 27 WIB

Anda mungkin juga menyukai