Anda di halaman 1dari 5

Nama : I Gusti Ngurah Bagus Ardha Nayaka Dipastra

NIM : 120113487
Kelas : Manajemen F

UAS Cross Cultural Understanding


Soal :
1. Pilihlah satu start up unicorn atau decacorn di Indonesia maupun di mancanegara kecuali
Gojek dan perusahaan-perusahaan yang sudah pernah dikaji dalam pertemuan di kelas
2. Jelaskanlah bagaimana latar belakang atau demografi karyawannya!
3. Berikan analisis manajemen lintas budaya yang diterapkan oleh perusahaan tersebut
a. Bagaimana budaya organisasi yang diterapkan
b. Bagaimana struktur perusahaan dan manajemen kepemimpinan yang diterapkan
c. Bagaimana citra atau branding dari perusahaan tersebut di mata publik
4. Buatlah dengan format 12/TNR/1.5/Normal !

Jawaban :
1. Perusahaan start up PERTAMINA
2. Latar Belakang
Pertamina merupakan perusahaan milik negara yang bergerak di bidang energi meliputi
minyak, gas serta energi baru dan terbarukan. Pertamina menjalankan kegiatan bisnisnya
berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola korporasi yang baik sehingga dapat berdaya saing
yang tinggi di dalam era globalisasi. Dengan pengalaman yang sudah cukup lama
Pertamina semakin percaya diri untuk berkomitmen menjalankan kegiatan bisnisnya
secara profesional dan penguasaan teknis yang tinggi mulai dari kegiatan hulu sampai
hilir. Berorientasi pada kepentingan pelanggan juga merupakan suatu hal yang menjadi
komitmen Pertamina agar dapat berperan dalam memberikan nilai tambah bagi kemajuan
dan kesejahteraan bangsa Indonesia. PT Pertamina (Persero) melakukan pendistribusian
ke SPBU yang tersebar di wilayah Indonesia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
akan BBM. Pertamina juga menyiapkan berbagai langkah antisipasi dalam
pendistribusian BBM agar tidak terkendala cuaca ekstrim yang melanda sebagian besar
wilayah Indonesia. Indonesia mempunyai cuaca yang tidak menentu, sehingga
dampaknya tidak hanya di darat tetapi juga berdampak pada transportasi laut akibat
tingginya gelombang disertai angin. Meskipun demikian, Pertamina tetap berupaya
mendistribusikan BBM ke berbagai wilayah di tanah air, dengan berbagai langkah
antisipasi agar ketersediaan BBM di berbagai titik wilayah bisa dipenuhi. Peran SPBU
dalam sistem kerjasama Pertamina dengan SPBU sangatlah penting. Tentunya Pertamina
harus bekerjasama yang baik dengan pihak-pihak SPBUyang merupakan tempat atau
prasarana umum dimana masyarakat luas bisa memenuhi kebutuhan bahan bakar yang
dibutuhkan. SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum) merupakan prasarana
umum yang disediakan oleh Pertamina untuk masyarakat luas guna memenuhi kebutuhan
bahan bakar. Pada umumnya SPBU menjual bahan bakar seperti premium, pertalite,
solar, bio solar, pertamax, pertamax plus dan lain-lain. Bentuk kerjasama yang
ditawarkan Pertamina dalam bentuk usaha SPBU yaitu SPBU DODO (Dealer Operation
Dealer Owner) yang merupakan usaha dimana lokasi dan investasi dilakukan seluruhnya
oleh individu calon mitra untuk mengembangkan outlet non PSO, tetapi para calon mitra
harus memenuhi ketentuan dan syarat yang ditentukan oleh Pertamina dalam proses
pembangunan SPBU yang akan dibangun dilokasi. Bentuk usaha SPBU yang kedua yaitu
SPBU CODO (Company Owned Dealer Operated) yang merupakan usaha SPBU antara
PT. Pertamina (Persero) dengan pihak-pihak tertentu (mitra usaha). Kerjasamanya yaitu
dalam pemanfaatan lahan milik perusahaan ataupun individu untuk di bangun SPBU PT.
Pertamina. Bentuk kerjasama dalam bisnis bukanlah hal yang baru, tetapi sudah dari dulu
banyak kegiatan kerjasama dalam bisnis terutama yang bersifat sederhana dengan
tujuannya masing-masing. Adapun beberapa maksud dan tujuan perusahaanmelakukan
kerjasama dengan perusahaan lain seperti memperbesar perusahaan, meningkatkan
efisiensi, menghilangkan atau mengurangi resiko persaingan, menjamin tersedianya
pasokan atau penjualan, distribusi dan sebagainya.

Demografi karyawan
Direktur SDM PT Pertamina (Persero), Erry Sugiharto, mengatakan sebanyak 48 ribu
pekerja Pertamina yang terdiri dari 37 ribu pegawai tetap dan 11 ribu pegawai tidak tetap
(kontrak), sekitar 54 persen didominasi oleh generasi milenial. Umumnya para pegawai
usia milenial ini sangat ingin adanya perubahan dan menginginkan tantangan dengan
bekerja di Pertamina saat ini. Pertamina sendiri menurutnya bisa memanfaatkan bonus
demografi ini dengan meningkatkan produktivitas pegawainya dengan menyiapkan ruang
dan waktu untuk berinovasi dan menciptakan kreatifitas untuk kemajuan perusahaan.
“Sekitar 54 persen pegawai kita adalah generasi milenial,” kata Erry saat memberikan
pembekalan bagi calon wisudawan program Pascasarjana UGM. Ia mengajak para calon
wisudawan untuk mendaftar menjadi pegawai di Pertamina. Namun demikian, dalam
perekrutan calon pegawai baru menurutnya Pertamina menekankan pada kemampuan
softskill dalam kepemimpinan tidak hanya pada keterampilan teknis. “Yang dibutuhkan
soft skill bidang leadership, skill teknis biasanya sudah terbentuk sejak masuk,” katanya.
Kemampuan dalam kepemimpinan menurutnya sangat penting untuk mendorong capaian
target Aspirasi Pertamina menjadi perusahaan global energy terdepan dengan nilai valuasi
pasar US$ 100 miliar dan menjadi Top 100 Global Fortune pada tahun 2024 dengan cara
melakukan restrukturisasi organisasi dalam mengelola kegiatan operasi perusahaan.
Alumnus S2 Fakultas Hukum UGM ini menyebutkan dari seluruh daftar jajaran pimpinan
Pertamina dari level atas hingga paling bawah sekitar 5 persen merupakan kontribusi di
Pertamina. Bahkan, di posisi jabatan pengisi jabatan strategis sekitar 10 persen diisi oleh
alumni UGM. Ia menyampaikan untuk menduduki jabatan strategis di Pertamina
setidaknya para pegawainya dituntut harus memiliki kualifikasi menjadi orang yang dapat
dipercaya, dapat diandalkan, terbuka dan selalu berkomunikasi dengan baik dengan rekan
kerja dan bawahan.

3. a. Pertamina memiliki tata nilai sebagai pondasi perusahaan untuk mewujudkan visi dan
misinya berdasarkan standar global dan penerapan tata kelola perusahaan yang baik
(Good Corporate Governance). Tata nilai Pertamina yang disebut dengan 6C, terdiri dari
Clean, Competitive, Confident, Customer Focus, Commercial dan Capable, wajib
diketahui dan menjadi pedoman bagi seluruh pekerja dalam aktivitasnya sehari-hari.
Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia. Misi: Menjalankan usaha minyak, gas,
serta energi baru dan terbarukan secara terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip
komersial yang kuat. Untuk mewujudkan Visi Perseroan sebagai perusahaan kelas dunia,
maka Perseroan sebagai perusahan milik Negara turut melaksanakan dan menunjang
kebijakan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada
umumnya, terutama di bidang penyelenggaraan usaha energi, yaitu energi baru dan
terbarukan, minyak dan gas bumi baik di dalam maupun di luar negeri serta kegiatan lain
yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di bidang energi, yaitu energi baru dan
terbarukan, minyak dan gas bumi tersebut serta pengembangan optimalisasi sumber daya
yang dimiliki Perseroan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi
dan berdaya saing kuat serta mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan
dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas. Misi Perseroan menjalankan
usaha inti minyak, gas, bahan bakar nabati serta kegiatan pengembangan, eksplorasi,
produksi dan niaga energi baru dan terbarukan (new and renewable energy) secara
terintegrasi. TATA NILAI PERUSAHAAN Pertamina menetapkan enam tata nilai
perusahaan yang dapat menjadi pedoman bagi seluruh karyawan dalam menjalankan
perusahaan. Keenam tata nilai perusahaan Pertamina adalah sebagai berikut:
 CLEAN (BERSIH)
Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak menoleransi suap,
menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman pada asas-asas tata kelola
korporasi yang baik.
 COMPETITIVE (KOMPETITIF)
Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong
pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja.
 CONFIDENT (PERCAYA DIRI)
Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam reformasi
BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa.
 CUSTOMER FOCUS (FOKUS PADA PELANGGAN)
Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan
yang terbaik kepada pelanggan.
 COMMERCIAL (KOMERSIAL)
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan berdasarkan
prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
 CAPABLE (BERKEMAMPUAN)
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan
penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan
pengembangan.

b. Struktur Organisasi Pertamina


Jajaran Direksi PT Pertamina (Persero) ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS). Sehingga para pemegang saham memiliki peranan penting dalam perusahaan
karena modal dasar perusahaan terdiri dari saham-saham yang dimiliki oleh pemegang
saham.
Hal tersebut seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007, RUPS
adalah salah satu organ perusahaan selain direksi dan dewan komisaris.
Mengutip dari kumparanBisnis, susunan Direksi Pertamina tersebut tertuang dalam
Salinan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor SK-142/MBU/05/2021
tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota Direksi Perseroan (Persero) PT
Pertamina.
Pada putusan tersebut pemegang saham juga memberhentikan dengan hormat M Haryo
Yunianto dari jabatan Direktur Penunjang Bisnis PT Pertamina (Persero) dan menetapkan
Dedi Sunardi ditetapkan sebagai Direktur Penunjang Bisnis Pertamina.
Untuk lebih jelasnya, struktur organisasi holding Pertamina terdiri atas dewan direksi dan
dewan komisaris. Mengutip dari pertamina.com, berikut ini rincian susunan dibalik
perusahaan raksasa milik BUMN:
 Direktur Utama
 Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha
 Direktur Keuangan
 Direktur Sumber Daya Manusia
 Direktur Logistik dan Infrastruktur
 Direktur Penunjang Bisnis
 Komisaris Utama
 Wakil Komisaris Utama
 Komisaris
 Komisaris Independen
Dalam susunan struktur organisasi Pertamina di atas, tentunya para direktur akan dibantu
oleh beberapa divisi yang menaunginya. Direktur utama merupakan bagian tertinggi di
suatu perusahaan. Setelah itu, akan ada Chief Audit Executive, SVP HSSE, Chief Legal
Counsel, Corporate Secretary, SVP Corporate Communications and Investor Relations.
Direktur strategi, portofolio, dan pengembangan usaha yang diketuai Iman Rachman
terdiri dari beberapa divisi antara lain SVP Strategy and Investment, SVP UPstream and
Portofolio Co. Business Development and Portofolio, SVP Downstream, Gas, Power and
NRE, Business Development and Portofolio, SVP Research and Technology Innovation,
dan VP New Ventures.
Pada direktur keuangan terdiri atas beberapa bagian, yaitu SVP Controller and Reporting,
SVP Corporate Finance, SVP Enterprise Risk Management, VP Police Development and
Assurance, VP Tax. Kemudian, direktur SDM menaungi divisi SVP Human Capital
Development, dan SVP Human Capital Management. Direktur logistik dan infrastruktur
terdiri dari SVP Government Program Management, SVP Logistics Integration and
Optimization, dan SVP Infrastructure Integration and Optimization. Lalu, terakhir ada
direktur penunjang bisnis yang dibantu oleh SVP Enterprise IT, SVP Procurement, SVP
Asset Management, and SVP Shared Service.

c. Citra yang dimiliki oleh suatu perusahaan tidak lepas dari peran Public Relations di
dalamnya, nama baik perusahaan ditentukan oleh citra atau reputasi perusahaan di mata
khalayak. Hal ini tentunya menjadi bentuk dan gambaran bagaimana perusahaan tersebut.
Selain membangun citra, perusahaan yang baik haruslah mengedepankan hubungan
eksternal dengan banyak khalayak di luar perusahaan demi terjalinnya hubungan yang
harmonis anatara pihak eksternal dan internal perusahaan.
PT Pertamina (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara terbesar di tanah air,
Pertamina merupakan powerhouse bagi pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia. PT
Pertamina (Persero) senantiasa terus melakukan program transformasi dan berkomitmen
untuk mewujudkan visi menjadi perusahaan minyak dan gas nasional kelas dunia. Serta
memiliki keinginan untuk menjadi perusahaan pilihan bagi konsumen, mitra kerja, dan
pencari kerja. Pada penulisan tugas akhir ini, pembahasan terfokus kepada kegiatan
eksternal perusahaan yang gencar dilakukan oleh PT Pertamina (Persero)-Marketing
Operation Region (MOR) IV Jateng dan DIY. Pelaksanaan Kuliah Kerja Media yang
dilaksanakan selama dua bulan, pelaksanaan KKM mulai tanggal 25 Februari 2019 – 26
April 2019 di PT Pertamina (Persero)-Marketing Operation Region (MOR) IV Jateng dan
DIY yangberada di Jalan Pemuda No.144 Sekayu, Semarang Tengah. Penulis
ditempatkan di fungsi Communication & CSR di Lantai 1 Gedung di PT Pertamina
(Persero)-Marketing Operation Region (MOR) IV Jateng dan DIY.
Keberhasilan suatu perusahaan tidak terlepas dari peran Public Relations yang menjadi
ujung tombak perusahaan, dari mulai fungsi, peran, tugas dan manfaat adanya Public
Relations tidak akan tercapai tanpa adanya praktik kegiatan yang memberikan hasil.
Aktivitas Public Relations dalam membangun citra positif perusahaan PT Pertamina
(Persero)-Marketing Operation Region (MOR) IV Jateng dan DIY melakukan berbagai
macam kegiatan eksternal yang akan memberikan banyak dampak positif terhadap
reputasi perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai