PT. PERTAMINA
OLEH :
KELOMPOK 2
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2017
Profil Perusahaan
Dengan pengalaman lebih dari 56 tahun, Pertamina semakin percaya diri untuk
berkomitmen menjalankan kegiatan bisnisnya secara profesional dan penguasaan teknis yang
tinggi mulai dari kegiatan hulu sampai hilir.Berorientasi pada kepentingan pelanggan juga
merupakan suatu hal yang menjadi komitmen Pertamina,agar dapat berperan dalam
memberikan nilai tambah bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.
Upaya perbaikan dan inovasi sesuai tuntutan kondisi global merupakan salah satu
komitmen Pertamina dalam setiap kiprahnya menjalankan peran strategis dalam
perekonomian nasional. Semangat terbarukan yang dicanangkan saat ini merupakan salah
satu bukti komitmen Pertamina dalam menciptakan alternatif baru dalam penyediaan sumber
energi yang lebih efisien dan berkelanjutan serta berwawasan lingkungan. Dengan inisatif
dalam memanfaatkan sumber daya dan potensi yang dimiliki untuk mendapatkan sumber
energi baru dan terbarukan di samping bisnis utama yang saat ini dijalankannya, Pertamina
bergerak maju dengan mantap untuk mewujudkan visi perusahaan, Menjadi Perusahaan
Energi Nasional Kelas Dunia.
Aktivitas eksplorasi dan produksi panas bumi oleh Pertamina sepenuhnya dilakukan
di dalam negeri dan ditujukan untuk mendukung program pemerintah menyediakan 10.000
Mega Watt (MW) listrik tahap kedua. Di samping itu Pertamina mengembangkan CBM atau
juga dikenal dengan gas metana batubara (GMB) dalam rangka mendukung program
diversifikasi sumber energi serta peningkatan pasokan gas nasional pemerintah.
Potensi cadangan gas metana Indonesia yang besar dikelola secara serius yang dimana
saat ini Pertamina telah memiliki 6 Production Sharing Contract (PSC)-CBM.
Sektor hilir Pertamina meliputi kegiatan pengolahan minyak mentah, pemasaran dan
niaga produk hasil minyak, gas dan petrokimia, dan bisnis perkapalan terkait untuk
pendistribusian produk Perusahaan. Kegiatan pengolahan terdiri dari: RU II (Dumai), RU III
(Plaju), RU IV (Cilacap), RU V (Balikpapan), RU VI (Balongan) dan RU VII (Sorong).
Selanjutnya, Pertamina juga mengoperasikan Unit Kilang LNG Arun (Aceh) dan Unit
Kilang LNG Bontang (Kalimantan Timur). Sedangkan produk yang dihasilkan meliputi
bahan bakar minyak (BBM) seperti premium, minyak tanah, minyak solar, minyak diesel,
minyak bakar dan Non BBM seperti pelumas, aspal, Liquefied Petroleum Gas (LPG),
Musicool, serta Liquefied Natural Gas (LNG), Paraxylene, Propylene, Polytam, PTA dan
produk lainnya.
Selain itu Direktorat Gas, Energi Baru dan Terbarukan mengelola bisnis Gas, Power,
dan NRE sebagai core business Pertamina untuk memperkuat business positioning dan daya
saing, mengoptimalkan profit serta mendukung business sustainability Perseroan. Strategi:
1. Mengembangkan penguasaan pasar Gas, Power, dan NRE dengan mengamankan
sisi pasokan, serta meng-create dan memperluas pasar untuk mengembangkan
skala bisnis melalui optimalisasi bisnis eksisting dan penguasaan resources baru.
Remote Environment
1. Faktor Ekonomi
Pengaruh terbesar bagi ekonomi Indonesia di 2016 bisa jadi antara lain, yaitu pertama
perlambatan ekonomi Tiongkok dan kedua masih rendahnya harga minyak. Bahasan pertama
adalah pengaruh Tiongkok ke Indonesia. Sebagai mitra dagang terbesar Indonesia,
perlambatan di Tiongkok berarti memberi pengaruh pada kegiatan ekspor. Perlu dicatat,
ekonomi dunia juga mendapat pengaruh yang sama atas perlambatan ini. Melihat hal ini,
tentunya pola ekspor Indonesia pun harus mulai diubah, dari barang mentah menjadi barang
jadi/ barang konsumsi.
Kedua, terkait harga minyak. Secara otomatis, minyak menjadi referensi harga bagi
komditas lain, dimana nilai minyak yang rendah berimbas pada harga komoditas yang
rendah. Indonesia sendiri mulai berusaha untuk mengurangi ketergantungan kepada
komoditas pada 2015 lalu. Di dalam negeri, harga minyak ini mengganggu ide
pengembangan energi terbarukan karena harganya menjadi lebih murah untuk dikonsumsi.
2. Faktor Politik
Bambang P.S. Brodjonegoro mengungkapkan program kewajiban pencampuran
(mandatori) biofuel 20 persen ke dalam bahan bakar minyak (BBM) akan membantu
pemerintah memangkas subsidi. Selama ini perbedaan harga bahan bakar minyak (BBM) dan
biofuel yang terlalu tinggi dinilai menjadi penyebab enggannya masyarakat berpindah ke
bahan bakar non-fosil. Sesuai Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
Nomor 2856 Tahun 2015 tentang Harga Dasar BBM, dalam setiap liter BBM yang dijual ke
masyarakat mengandung setidaknya lima komponen harga, yaitu:
3. Faktor Sosial
4. Faktor Teknologi
Di zaman modernisasi seperti sekarang, manusia sangat bergantung pada teknologi. Hal
ini membuat teknologi menjadi kebutuhan dasar setiap orang. Tidak terlepas dari itu ,
perusahaan-perusahaan pun berlomba-lomba menggunakan teknologi yang lebih maju untuk
meningkatkan efisiensi, efketifitas, ataupun kualitas produk yang dihasilkannya. Demikian
pula dengan Pertamina, dengan membentuk Upstream Technology Center (UTC), yaitu
lembaga penelitian dan Perguruan Tinggi dalam negeri untuk mengembangkan teknologi
eksplorasi dan produksi migas dan panasbumi baru yang murah serta lebih sesuai dengan
kondisi geologi, topografi dan sosial Indonesia. Teknologi yang dikembangkan oleh
pertamina juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi secara global, contohnya saja
Penelitian atau pengembangan perangkat lunak 4D Microgravity.
5. Faktor Ekologi
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang kaya akan bahan bakar fosil seperti
minyak bumi yang menjadi sumber energi utama bagi kebutuhan nasional. Namun pada
kenyataannya penggunaan yang terus menerus dengan pola konsumsi yang konsumtif, tidak
terkendali dan tidak peduli terhadap lingkungan menyebabkan penipisan cadangan minyak
bumi secara cepat. Indonesia diprediksi oleh para ahli energi, akan mengalami krisis energi.
Pertamina sebagai leading sector dalam energi pun memahami fenomena tersebut, bahwa
perubahan paradigma masyarakat terhadap energi dan pengembangan sumber energi baru
masih memerlukan waktu yang panjang untuk implementasinya, sedangkan kebutuhan energi
adalah sesuatu yang mendesak dan harus selalu tersedia.
Industry Environment
Analisis untuk pertamina: konsumen bisa saja memilih menggunakan bahan bakar minyak
dari shell sebagai produk pengganti karena memiliki fungsi yang serupa. Sehingga pertamina
menjalankan strategi seperti:
a. Fokus
Menggunakan secara optimum berbagai kompetensi perusahaan untuk meningkatkan nilai
tambah perusahaan.
b. Integritas
Mampu mewujudkan komitmen kedalam tindakan nyata.
c. Visionary (Berwawasan Jauh Kedepa)
Mengantisipasi lingkungan usaha yang berkembang saat ini maupun yang akan datang untuk
dapat tumbuh dan berkembang.
d. Excellence (Unggul)
Menampilkan yang terbaik dalam semua aspek pengelolaan usaha.
e. Mutual Respect (Keselarasan dan Kesetaraan)
Menempatkan seluruh pihak yang terkait setara dan sederajat dalam kegiatan usaha.
Daya tawar menawar pembeli berubah sejalan dengan perubahan tren dan teknologi
dari tahun ke tahun, hal ini dapat mempengaruhi volume penjualan perusahaan. Untuk
mutu dan ragam produk agar selalu menghasilkan produk-produk yang menyesuaikan
keinginan pembeli.
mesin yang memakai minyak pertamina sehingga apabila permintaan konsumen meningkat
Produk yang dibeli dari industri adalah standar dan tidak berdiferensiasi.
Pembeli memperoleh laba yang rendah, yang menciptakan insentif yang besar untuk
Pembeli menempatkan suatu ancaman yang dapat dipercaya melakukan integrasi ke hulu
Persaingan diantara pesaing yang ada mengambil bentuk yang sama dalam memperebutkan
kompetisi harga,
persaingan advertensi.
Oleh karena itu, PT pertamina terus berusaha dan selalu menekankan pada peningkatan pada
Di Indonesia, pertamina merupakan perusahaan bahan bakar minyak nomor satu dan
merupakan milik pemerintah sehingga pembeli lebih terkonsentrasi kepada pertamina
dibandinkan dengan perusahaan bahan bakar minyak milik swasta lainnya (shell, petronas
etc)
b) Produk yang dibeli dari industri adalah standar dan tidak berdiferensiasi.
Bahan bakar minyak yang dibeli dari pertamina merupakan produk standar
yang digunakan di Indonesia
c) Pembeli memperoleh laba yang rendah, yang menciptakan insentif yang besar untuk
mengurangi biaya pembelian.
d) Mutu produk pembeli sangat besar dipengaruhi oleh produk industri, pembeli pada
umumnya kurang sensitif harga.
Maksudnya, apabila harga bahan bakar minyak naik, pembeli mungkin akan merasa
jengkel, tetapi pembeli tetap akan membeli bahan bakar minyak tersebut karena diperlukan
untuk kehidupan sehari-hari
f) Pembeli menempatkan suatu ancaman yang dapat dipercaya melakukan integrasi ke hulu
untuk membuat produk industri
kompetisi harga,
persaingan advertensi.