Anda di halaman 1dari 162

Research & Technology Innovation:

Annual Report 2020


Annual Report 2020 merangkum berbagai inovasi yang telah dikembangkan Fungsi Research &
Technology Innovation (RTI) untuk mempersiapkan bisnis Pertamina di masa depan. Berbagai inovasi itu
seperti upaya untuk pengembangan energi baru yang lebih ramah lingkungan serta berbagai riset untuk
meningkatkan efisiensi operasional.

Pada Annual Report 2020 ini, pembaca bisa melihat berbagai produk yang sudah dikomersialisasikan
maupun produk yang kini sedang dikembangkan oleh RTI.
Rincian dari informasi yang disajikan bisa dilihat melalui simbol di pojok kanan bawah. Melalui fitur itu,
pembaca juga bisa langsung melompat ke halaman yang diinginkan.
Sambutan Direksi
Iman Rachman - Direktur Strategi Portofolio & Pengembangan Usaha

Riset dan Inovasi menjadi sebuah tantangan sekaligus jawaban bagi Pertamina di masa depan. Melalui
kegiatan ini Pertamina akan selalu memiliki peluang untuk bersaing, membentuk ekosistem bisnis energi
yang baru, serta meningkatkan kinerja operasional melalui produk-produk yang lebih efisien.

Riset yang dilakukan oleh Fungsi Research, Technology & Innvovation (RTI) berorientasi pada percepatan
komersialisasi. Oleh karenanya RTI harus mampu melihat berbagai faktor dan tren yang mempengaruhi
industri energi di dunia, serta memahami perilaku pasar yang akan disasar.

Sampai saat ini, RTI telah menghasilkan berbagai produk baru yang prospektif. Sebagian hasil tersebut
telah dikomersialisasi seperti aplikasi PertaEOR, PertafloSIM, Corrosion Inhibitor, Smooth Fluid 05,
Pertamina Demulsifier, dan masih banyak lagi.

Saat ini RTI juga tengah menyiapkan produk baru yang akan memperkuat posisi Pertamina menjadi
perusahaan energi kelas dunia. Sebagian di antaranya seperti pengembangan ekosistem energi berbasis
baterai, katalis bahan bakar nabati, hingga mengkonversi karbon dioksida menjadi produk bernilai
tambah. Tentu saja produk-produk itu tak hanya memperkuat Pertamina, tapi juga diharapkan
memberikan manfaat bagi masyarakat untuk Indonesia yang lebih baik.

Sambutan Manajemen Research & Technology Innovation


Oki Muraza - SVP Research & Technology Innovation (2021-Sekarang)

Dunia kini semakin menujukkan berbagai perubahan-perubahan yang cepat. Perubahan itu tidak hanya
terjadi pada produk yang digunakan manusia saja, akan tetapi produk-produk yang digunakan itu turut
mengubah tatanan kehidupan yang ada.

Di sinilah perlunya kewaspadaan terhadap perubahan yang akan terjadi pada ekosistem industri energi.
Kewaspadaan itu musti dicurahkan dalam kegiatan yang mampu meningkatkan sikap percaya diri demi
menghadapi masa depan. Ikhtiarnya adalah riset dan inovasi.

Sejarah dunia korporasi energi menunjukkan bahwa kemampuan beradaptasi dengan perkembangan
zaman merupakan syarat survivability sebuah perusahaan. Hal ini ditunjukkan pada perubahan dari
tahun ke tahun di top 50 energy companies. Orsted misalnya, sebuah perusahaan energi baru, berhasil
menjadi salah satu perusahaan dengan valuasi yang terbaik.

Untuk mencapai itu, riset dan inovasi berperan penting agar sebuah entitas bisnis mampu menghadapi
perubahan zaman. Bahkan bukan tidak mungkin hasil riset dan inovasi mampu menciptakan pasar dan
ekosistem baru dalam bisnis energi.

Saat ini di bawah Fungsi Research & Technology Innovation (RTI), Pertamina berfokus melakukan
berbagai kegiatan invention menjadi innovation untuk menjaga keberlangsungan bisnis di masa depan.
Pengembangan baterai, misalnya, sudah berjalan cukup jauh, bahkan pada persiapan skema bisnis
hingga pabriknya.

Tak hanya di bidang energi, inovasi di bidang petrokimia juga terus digenjot untuk menjawab kebutuhan
pasar akan produk-produk kimia yang lebih spesifik. Sektor petrokimia sendiri diprediksi berpotensi
memberikan kontribusi hingga 10% dari seluruh pendapatan Pertamina di 2030.

Karenanya produk, kajian, metode, hingga pengembangan bisnis baru di bawah RTI harus menjadi solusi
yang kemudian menjadi lokomotif bisnis Pertamina. Untuk mencapai itu, syarat utamanya adalah
inovasi yang dilakukan cermat dengan memperhatikan kebutuhan pasar serta tren perubahan industri
energi dunia.

Kesimpulannya, kesiapan teknologi dan inovasi adalah enabler dan kunci yang mendorong Pertamina
menjadi world class energy company!

Dadi Sugiana - SVP Research & Technology Innovation (2019-2020)

Tahun 2020 menjadi tahun yang sulit bagi kita semua. Utamanya karena pandemi Covid-19. Demi
prioritas kesehatan, ruang dan waktu pekerjaan harus ditata ulang. Namun demikian, tahun yang sulit
ini memberi pelajaran yang sangat berarti.

Saya bersyukur juga turut bangga, proses adaptasi kita dalam menghadapi pandemi Covid-19 seraya
tetap fokus pada target pekerjaan berjalan memuaskan. Hal itu terbukti pada kinerja Fungsi Research &
Technology Innovation (RTI) di tahun 2020.
Karenanya saya mengingatkan, mental adaptif yang telah kita tunjukkan di masa pandemi harus kita
pertahankan. Sebab perubahan acap terjadi kapan saja dan di saat yang sama kita harus siap
menghadapinya.

Salah satu upaya agar kita siap menghadapi perubahan adalah dengan terus melakukan inovasi. Dan di
sinilah peran utama RTI bagi Pertamina.

Inovasi yang berkelanjutan, berorientasi pada komersialisasi, serta perbaikan kualitas lingkungan musti
terus didorong agar Pertamina unggul dalam kompetisi pasar energi sambil menjaga kualitas hidup
manusia menjadi lebih baik.

Bahkan melalui inovasi yang dilakukan di bawah Fungsi RTI, kita berpeluang untuk menghasilkan produk
baru yang dibutuhkan pasar.

Ary Kurniawan - VP Planning & Commercial Development

Kegiatan riset maupun aktivitas pendukung lainnya di lingkungan RTI Pertamina memiliki orientasi
terhadap percepatan dan penyiapan Pertamina menuju world class energy company. Karenanya, riset
yang sudah mendekati tahap komersialisasi menjadi prioritas RTI.

Planning & Commercial Development (PCD) berupaya menjembatani dan mempercepat proses
komersialisasi hasil riset. Di tahun 2020, project komersialisasi utama yang dikelola PCD adalah
pembangunan pabrik katalis, skema bisnis baterai, battery swapping station, blending ethanol-
methanol-gasoline (GME), hingga baterai portable untuk keperluan UMKM.

Selain komersialisasi, PCD juga berperan dalam perencanaan dan pengelolaan riset berikut semua aspek
sumber daya yang diperlukan agar sesuai dengan kepentingan bisnis Pertamina dengan tetap
mengedepankan aspek good corporate governance. Pemanfaatan teknologi digital juga terus didorong
agar proses bisnis dan dokumentasi kegiatan RTI bisa lebih optimal.
Merry Marteighianti - VP Upstream Research & Technology Innovation

Riset dan inovasi di Fungsi Upstream Research and Technology Innovation (URTI) berfokus pada
penelitian yang bertujuan menambah cadangan, menaikkan produksi, effisiensi biaya operasi dan
optimalisasi pemanfaatan energi. Riset yang dilakukan mencakup eksplorasi migas dan geothermal,
enhanced oil recovery (EOR), innovasi produksi dan pengeboran untuk optimalisasi dan efisiensi, hingga
penangkapan dan pemanfaatan emisi karbon.

Di tahun 2020, URTI telah berhasil mengembangkan beberapa aplikasi, seperti PertaEOR sebagai aplikasi
yang mampu menjawab metode EOR yang paling tepat, PertafloSIM sebagai aplikasi simulasi jaringan
pipa Pertamina, pengolahan data seismik berbasis cloud, serta manajemen aset menggunakan big data.

Selain itu, berbagai metode eksplorasi baik migas dan geothermal juga telah dikembangkan. Lebih jauh
lagi, berbagai metode itu kemudian akan disinergikan dengan suatu aplikasi demi memudahkan kegiatan
operasional hulu.

Tak kalah pentingnya riset penangkapan dan pemanfaatan karbon dioksida me njadi produk bernilai
tambah terus digalakkan, seperti CO2 menjadi metanol dan precipitated calcium carbonate.
Andianto Hidayat - VP Downstream Research & Technology Innovation

Downstream Research & Technology Innovation (DRTI) berupaya mengembangan rise t dan inovasi yang
mencakup pengembangan teknologi energi baru dan terbarukan (EBT), baterai, peningkatan kualitas
produk bahan bakar, pengembangan produk petrokimia dan non bahan bakar, riset katalis, sampai riset
material and chemical.

Seluruh riset itu dilakukan demi meningkatkan kemandirian energi Indonesia dan menyiapkan Pertamina
terhadap transisi energi di masa depan. Riset DRTI juga mengembangkan produk-produk yang bisa
dimanfaatkan pada optimalisasi proses di kilang maupun operasi di hulu.

Di samping itu ada pula riset yang bertujuan demi meningkatkan variasi produk-produk Pertamina,
khususnya pada produk non-bahan bakar seperti solvent yang diperuntukkan sebagai bahan baku di
industri cat, tinta, dan kimia.

Produk katalis hasil penelitian kami sudah dimanfaatkan secara komersial di kilang-kilang Pertamina,
terutama dalam mengolah minyak nabati menjadi produk bahan bakar berupa green diesel, green
gasoline, maupun green avtur.
Pentingnya Inovasi dalam Menunjang Business Value Pertamina
From Technology Adapters to Innovators
Oleh:

• Wahyudi, Analyst II Digital Innovation RTI

• Tomi Indra Prathama, Sr Analyst III Innovation Strategy & Portfolio

Pada era VUCA (volatility, uncertainty, complexity, and ambiguity) saat ini, segala sesuatu bergerak
secara dinamis dan terus berkembang. Tidak terkecuali di sektor ekonomi dan bisnis.

Perusahaan dari berbagai sektor industri terus berbenah dan mengembangkan hal -hal baru untuk dapat
terus bertahan dan berkembang menjadi market leader dari bisnis yang dijalankan.

Jika pada awal 2000an perusahaan dengan market capital terbesar dunia masih dipegang oleh
perusahaan yang bergerak di sektor migas seperti PetroChina dan Exxon Mobile, kini terjadi perubahan
yang signifikan beberapa tahun ke belakangan. Dalam satu decade terakhir, perusahaan bidang
teknologi seperti Apple, Google, Microsoft, dan Amazon kini mendominasi.

Hal itu tidak terlalu mengejutkan sebetulnya. Alasannya sederhana saja, perusahaan-perusahaan itu
terus mengembangkan produk dan teknologi teranyar yang dibutuhkan pasar. Tak jarang inovasi yang
dilakukan merupakan yang belum pernah terpikirkan dan benar-benar baru.

Data yang diambil dari top research & development (R&D) spenders 2018 versi Bloomberg menunjukkan
bahwa kegiatan inovasi berupa pengembangan riset memang didominasi oleh perusahaan yang
bergerak di bidang teknologi tersebut. Bahkan, R&D intensity di perusahaan teknologi secara rata-rata
mencapai angka di atas 10 persen.

Kemudian yang paling menarik, terdapat korelasi yang kuat antara pertumbuhan market capital
perusahaan dengan R&D intensity. Semakin tinggi R&D intensity maka semakin tinggi pula tingkat
pertumbuhan market capital perusahaan.

Begitu pula sebaliknya, semakin rendah R&D intensity yang dilakukan perusahaan, maka akan semakin
rendah pula peluang perusahaan tersebut untuk meningkatkan market capital-nya.

Data tersebut juga memperlihatkan bahwa R&D intensity di perusahaan migas masih tergolong rendah
sehingga merupakan hal yang wajar jika market capital perusahaan migas saat ini cenderung stagnan
dikarenakan minimnya kegiatan inovasi yang dilakukan.

1 - Tabel 1: Top Global Company by market value Sumber: Bloomberg, Google

Inovasi sangat erat kaitannya dengan kegiatan penelitian. Perusahaan yang ingin mengembangkan
portofolio dan diversifikasi terhadap produk yang ditawarkan memerlukan penelitian secara konsisten.

Produk dan layanan yang sifatnya inovasi hanya akan muncul dari kegiatan penelitian yang dilakukan
secara berkala dan terus menerus. Melihat bagaimana kesuksesan inovasi yang dilakukan oleh
perusahaan teknologi, perusahaan migas perlu melakukan perubahan dari yang sebelumnya cenderung
menggunakan teknologi yang sudah ada (technology adopters) menuju ke perusahaan yang berbasis
inovasi (Innovators).

Selain itu, tekanan yang diberikan pada era transisi energi yang terjadi saat ini di mana sumber energi
fosil akan beralih ke sumber energi ramah lingkungan memerlukan kegiatan inovasi dan penelitian yang
fokus dan konsisten.
Kegiatan penelitian tidak hanya dibutuhkan untuk tetap menjaga dan mengembangkan competitive
advantage dari portofolio bisnis yang saat ini dijalankan. Penelitian juga dibutuhkan dalam
pengembangan produk baru untuk menjawab tantangan di masa depan.

Kegiatan penelitian yang dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan tersebut pada akhirnya
akan menjadi sustainable competitive advantage bagi perusahaan. Singkatnya, kegiatan penelitian dapat
menjadi katalis transformasi perusahaan migas dari technology adopters menuju innovators.

Kesimpulannya, agar dapat bertahan juga berkembang di era transisi energi dan VUCA ini, perusahaan
migas perlu bertransformasi menjadi perusahaan berbasis inovasi. Inovasi dilakukan tidak hanya demi
optimalisasi portofolio bisnis yang saat ini dijalankan, tapi juga berorientasi pada upaya membuka
peluang bisnis baru sesuai tantangan masa depan.

Dengan kata lain, perusahaan migas yang mengedepankan kegiatan penelitian dan inovasi sebagai
langkah strategis utama perusahaan akan memiliki peluang yang lebih besar untuk terus berkembang.

2 - Tabel 2: Top R&D Spenders 2018

Benchmarking Di Era Transformasi Energi

3 - Benchmarking di Berbagai Negara

Oleh: Chrystian Afiko Irlando Sianturi, Analyst I Innovation Strategy & Portfolio

Negara penghasil minyak dan gas kini berbenah guna menjaga keberlanjutan bisnisnya. Terlebih
pandemi Covid-19 sempat memberikan pukulan keras pada industri migas.
Ancaman pandemi itu direspon oleh berbagai negara dengan memberikan berbagai kemudahan bagi
sektor migas melalui kebijakan fiskal. Norwegia misalnya menerapkan pengurangan pajak penghasilan
tambahan.

Kemudian India menerapkan pengurangan pajak produksi. Kanada memberikan insentif pajak terkait
investasi dan keringanan royalti. Brazil menerapkan tarif royalti yang lebih rendah untuk lapangan kecil.

Indonesia termasuk negara yang juga tanggap pada dampak turunnya harga minyak dengan
menerapkan fleksibilitas skema bagi hasil cost recovery atau gross split.

Tren untuk menjaga sustainability itu dilakukan tidak hanya dengan relaksasi kebijakan fiskal. Sebagian
perusahaan migas malah lebih dulu berinisiatif untuk melakukan transisi energi menuju energi baru dan
terbarukan (EBT), jauh sebelum pandemi Covid-19.

Sepanjang 2016 hingga 2020, belanja modal perusahaan migas asal Eropa di sektor EBT berada di
kisaran 5% - 20% dari total belanja modal di sektor hulu.

Adapun di tahun 2021, berbagai perusahaan migas dunia berdasarkan S&P Global Power Plays
Database, sudah menyiapkan belanja modal besar untuk EBT. Di antara yang paling agresif adalah:
• Total sekitar 300 juta USD

• Shell sekitar 700 juta USD

• British Petroleuim sekitar 100 juta USD

• Eni sekitar 150 juta USD

• Equinor sekitar 900 juta USD.

Tentu saja Pertamina juga tidak diam. Saat ini, Pertamina melalui Fungsi Research & Technology
Innovation (RTI) sudah menyiapkan berbagai alternatif transisi energi fosil menuju EBT. Beberapa di
antaranya:

• Bioethanol generasi kedua dari tandan kosong kelapa sawit

• Konversi mikroalga menjadi crude oil

• Katalis hydrotreated biodiesel

• Baterai untuk kendaraan dan stasioner serta kajian skema bisnisnya


• Bioavtur

• Gasoline-Methanol-Ethanol Blending

• Solar PV

• Gasifikasi Batubara menjadi Dimethyl Ether (DME)

Pertamina sendiri sudah memiliki portofolio energi baru dan terbarukan yakni pemanfaatan energi
panas bumi yang dijalankan oleh PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).

Untuk sektor bisnis geothermal itu, RTI juga turut mendukung dengan berbagai riset geothermal baik
dari lini eksplorasi hingga optimalisasi operasional.

Kendati transisi energi fosil menuju EBT seolah menjadi napas baru industri energi. RTI juga tetap
mengembangkan berbagai produk yang bisa mengoptimalkan kegiatan hulu dan pengolahan.

Riset di bidang EOR, jaringan pipa, eksplorasi migas, metode pengeboran, hingga metode peningkatan
produksi juga terus dilakukan demi meningkatkan lifting migas serta operasional yang lebih optimal.

Malah sebagian riset RTI ditujukan untuk mengembangkan produk turunan dari unit pengolahan
menjadi produk non migas yang berpotensi dijual ke berbagai industri.

Berbagai inovasi yang dikembangkan RTI itu terasa sangat penting di zaman yang disebut-sebut
volatility, uncertainty, complexity, and ambiguity (VUCA). Sebab inovasilah yang menjadi bekal
Pertamina agar selalu siap bertransofrmasi dan menjadi perusahaan energi kelas dunia.

Super Tax Deduction Bisa Menjadi Stimulus Riset Pertamina


Oleh: Agus Riptono, Analyst I Innovation Strategy & Portfolio

Pada 9 Oktober 2020 lalu, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor
153/PMK.010/2020 tentang Pemberian Pengurangan Penghasilan Bruto atas Kegiatan Penelitian dan
Pengembangan Tertentu di Indonesia. Beleid tersebut merupakan aturan pelaksana dari Peraturan
Pemerintah (PP) No.45 tahun 2019 pasal 30 huruf d tentang Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan
Pelunasan Pajak Penghasilan dalam Tahun Berjalan.

Adanya aturan tersebut menjadi angin segar kepada dunia penelitian dan pengembangan (litbang) di
Indonesia. Pasalnya, pengurangan penghasilan bruto yang diatur bisa mencapai 300% dari jumlah biaya
untuk kegiatan litbang.

Besaran pengurangan penghasilan bruto 300% terdiri dari 100% pengurangan penghasilan bruto dan
200% tambahan pengurangan penghasilan bruto dari jumlah biaya yang dikeluarkan. Rincian tambahan
200% itu meliputi: 50% jika menghasilkan paten dalam negeri, 25% jika menghasilkan paten luar negeri,
100% jika mencapai tahap komersialisasi dan 25% jika dilakukan melalui kerja sama dengan lembaga
Penelitian dan Pengembangan Pemerintah dan/atau lembaga pendidikan tinggi di Indonesia.

Insentif itu menunjukkan niat Pemerintah dalam mendorong inovasi. Targetnya berbagai kebijakan fiskal
itu dapat meningkatkan anggaran riset dan teknologi di masa depan yang awalnya hanya 0,28% dari
gross domestic product pada tahun 2018 menjadi 1%.
Keterlibatan swasta untuk berinovasi juga diharapkan meningkat dengan relaksasi pajak yang
ditawarkan Pemerintah. Efek lainnya yang diharapkan adalah meningkatnya kerja sama antara pihak
pengembang riset dan teknologi dengan pihak industri, meningkatkan daya saing industri nasional dan
memperkuat pertumbuhan industri berbasis teknologi.

Menurut belied tersebut terdapat 11 fokus dan 105 tema kegiatan litbang yang diatur. Sebagi an fokus
yang bersinggungan dengan bisnis Pertamina antara lain sektor energi, ICT dan kimia dasar berbasis
migas dan batubara. Adapun untuk tema litbang yang bersinggungan adalah kimia organik, baterai,
petrokimia, enhanced oil recovery (EOR), energi baru & terbarukan (EBT), gasifikasi batubara, petrokimia
dan pengolahan limbah/sampah untuk energi.

Inilah momentum tepat bagi Pertamina untuk terus menggenjot inovasi yang dikembangkan. Saat ini,
berbagai produk inovasi Pertamina itu sudah memberikan kontribusi nyata bagi perusahaan.

Saat ini Pertamina telah menerima notifikasi kesesuaian proposal litbang dari Kemenristek/BRIN untuk
24 judul proposal riset. Sesuai notifikasi, potensi pengurangan penghasilan bruto yang bisa diperoleh
Pertamina adalah sebesar 16,8 juta USD dan dapat dimanfaatkan sejak diperolehnya paten atas hasil
litbang dan atau komersialisasi.

Pertamina juga berkewajiban menyampaikan laporan biaya litbang setiap Tahun Pajak kepada Dirjen
Pajak dan Kementrian terkait paling lambat bersamaan dengan penyampaian Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan badan Tahun Pajak bersangkutan.

Sebelum beleid super tax deduction diterbitkan, kegiatan litbang Pertamina telah melahirkan berbagai
inovasi. Di antaranya pemanfaatan sumber nabati menjadi energi, sistem digital untuk mendukung
operasional hulu, pengembangan EOR, baterai, penangkapan dan pemanfaatan karbon dioksida, hingga
berbagai produk kimia untuk optimalisasi kegiatan di hulu dan pengolahan.

Seluruh inovasi itu dilakukan demi menjawab tantangan di era disrupsi energi global. Setelah
diterbitkannya super tax deduction ini, diharapkan kegiatan litbang Pertamina menjadi lebih bergairah
karena kemudahan yang ditawarkan Pemerintah.

4 - Ilustrasi Tax Deduction


Proyek Inovasi Strategis RTI Tahun 2020

Research and Technology Innovation (RTI) bertanggung jawab untuk membuka peluang bisnis Pertamina
melalui kegiatan inovasi riset dan pengembangan teknologi energi. Setiap kegiatan inovasi itu
berorientasi pada komersialisasi agar mempercepat Perseroan menjadi perusahaan energi kelas dunia.

Sepanjang tahun 2020, RTI mengerjakan sebanyak 171 pekerjaan. Dari total 171 pekerjaan, 105 di
antaranya adalah kegiatan riset sementara 66 lainnya merupakan kegiatan komersialisasi dan
operasional.
Pabrik Katalis Pertamina
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memiliki program dan kebijakan strategis sektor
ESDM yang menjadi prioritas pada tahun 2020, yaitu program Quick Wins 2020. Salah satu programnya
adalah “Mendorong Kerja Sama Pertamina & Pupuk Indonesia di Bidang Hidrogenasi CPO”.

Hidrogenasi CPO merupakan salah satu upaya memproduksi green fuel dan mengurangi impor BBM
(solar), di mana pada proses tersebut membutuhkan katalis. Saat ini program katalis Merah Putih telah
menjadi program PSN sesuai Perpres Nomor 109 Tahun 2020 Tanggal 17 November 2020.

Potensi katalis domestik cukup besar, terutama untuk segmen industri di oleochemical, oil & gas
(refinery) dan syngas. Mayoritas katalis di Indonesia masih dipenuhi oleh impor. Kebutuhan nasional
tahun 2017-2020 katalis mengalami peningkatan signifikan dari 500 juta USD pada tahun 2017 sampai
595.5 juta USD pada tahun 2020 dengan pertumbuhan sebesar kurang lebih 6%.

Formulasi katalis yang dikembangkan oleh ITB dan Pertamina sudah ada yang dapat dikomersialkan.
Katalis oleochemical seperti CuZn, CuMn, dan CuCr akan diproduksi untuk memenuhi kebutuhan pasar
industri oleochemical seperti Ecogreen, Wilmar, dan juga Sinar Mas. Katalis hydrotreating juga akan
dihasilkan untuk memenuhi demand tinggi di industri oil & gas, PT Pertamina.

Kontribusi Terhadap Perekonomian Nasional


• Mengurangi ketergantungan impor katalis terhadap kebutuhan operasional Industri Nasional.
Pabrik Katalis dengan kapasitas 800 TPY dapat mensubstitusi produk Impor senilai +/- 250
Miliar Rupiah/Tahun

• Menyerap lapangan kerja (konstruksi +/- 150 orang dan saat operasional +/- 42 orang) mulai
Triwulan IV 2020

Sampai dengan tahun 2020, beberapa progress yang telah dilakukan antara lain:

1. Telah ditandatangani Joint Venture Agreement (JVA) antara PT Pertamina (Persero), PT Pupuk
Kujang dan Institut Teknologi Bandung tanggal 29 Juli 2020.

2. Izin dari kementerian BUMN untuk pendirian JVC katalis Merah Putih sudah diperoleh pada 30
September 2020 untuk Pupuk Indonesia, dan tanggal 26 November 2020 untuk Pertamina.

https://sway.office.com/OILltHtTj009VfR7#content=yf0bVN99SVcQKn

Proyek Gasifikasi Batubara Menjadi DME


Mengurangi Impor LPG

Sehubungan dengan arahan pemerintah untuk mengurangi impor LPG, maka RTI mengembangkan
konversi batubara menjadi dimethyl ether (DME). Proyek ini bekerja sama dengan PT Bukit Asam dan Air
Products.
5 - Produk DME untuk mensubtitusi LPG

Di tahun 2020, RTI telah melakukan kajian kelayakan untuk pengembangan pabrik batu bara menjadi
DME, implementasi DME, dan kajian infrastrukturnya.

Berdasarkan kajian, untuk mensubstitusi 100% LPG dengan DME dibutuhkan 7 juta metrik ton per
tahunnya. Sementara ini, cadangan batubara nasional masih bisa mensuplai hingga 350 tahun.

6 - Mantan Menteri BUMN Rini Soemarno meninjau produk DME hasil pengembangan RTI
Bioethanol Generasi II

7 - Produk Bioethanol

8 - Tandan kosong yang akan diolah menjadi kelapa sawit

9 - Ilustrasi proses pengolahan tandan kosong

Bioethanol telah melalui uji pra-komersial dengan memanfaatkan fasilitas pre-komersial milik Clariant
GmbH dengan kapasitas 1.000 ton ethanol per tahun di Straubing, Jerman. Adapun sampel yang
digunakan sebanyak 60 ton sampel limbah kelapa sawit. Jumlah itu terdiri dari 30 ton tandan kosong
kelapa sawit dan 30 ton pelepah kelapa sawit yang dikirim pada awal tahun 2020.

Dari total sampel 60 ton, pengujian dilakukan tiga kali demi memperoleh hasil yang paling optimal. Hasil
uji pertama tingkat konversi tandan kosong kelapa sawit menjadi ethanol sebanyak 15% dari total
volume sampel. Artinya apabila sampel yang diproses 10 kilogram, maka ethanol yang diperoleh
sebanyak 1,5 kilogram.

Pada uji coba berikutnya, RTI Pertamina menargetkan agar tingkat konversi meningkat menjadi 16%.
Upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan optimasi peralatan pengolahan limbah kelapa sawit
tersebut.

Semakin tinggi tingkat konversi bahan baku limbah kelapa sawit menjadi ethanol, maka secara
keekonomian akan lebih baik. Semakin baik keekonomian riset tersebut, maka peluang
komersialisasinya juga semakin tinggi.

Rencananya, ethanol dari limbah kelapa sawit akan dimanfaatkan sebagai komponen campuran bensin
menjadi produk alcohol blended fuel. Keberhasilan riset ini berpotensi untuk mengurangi impor bensin
dan meningkatkan kemandirian Indonesia di sektor energi.

10 - Produk Bioethanol
Mikroalga

11 - Proses pengambilan sampel mikroalga

12 - Sampel mikroalga

Mikroalga menjadi salah satu sumber bahan baku energi baru dan terbarukan yang berpotensi
dikembangkan. Melalui penelitian yang dilakukan RTI bersama Universitas Gadjah Mada (UGM)
mikroalga berhasil dikonversi menjadi crude oil.

Sebelum menjadi crude, mikroalga perlu dikeringkan terlebih dahulu menjadi biomass kering. Dari satu
liter mikroalga, dapat diperoleh sekitar 30 miligram biomass kering per harinya. Kemudian dari 30
miligram itu dapat diperoleh sekitar 10%-15% wt crude oil.

Adapun saat ini sedang dikembangkan metode baru yang diharapkan dapat meningkatkan tingkat
konversi mikroalga yang menjadi biomass kering menjadi sekitar 40 mg sampai 50 mg per liter.

Kondisi iklim dan geografis di Indonesia juga menjadi kekuatan dalam mengembangkan mikroalga. Di
antaranya ketersediaan sinar matahari di sepanjang tahun, iklim tropis, dan suhu di atas 15 derajat
celcius.
13 - Sampel mikroalga yang sedang dikaji melalui lensa mikroskopik

Berdasarkan kajian RTI, pemanfaatan mikroalga sebagai penghasil minyak nabati ini berpotensi lebih
produktif ketimbang pemanfaatan bahan bakar nabati dari kelapa sawit.

Mikroalga mempunyai produktivitas yang tinggi dengan tanaman nabati lainnya. Mikroalgae mampu
memproduksi 58.700 liter minyak per hektare lahan budidaya.

https://sway.office.com/OILltHtTj009VfR7#content=CdK4dC464RIE94
Bioavtur

Status:

• Pada Desember 2020, Pertamina melalui RU IV Cilacap, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI)
telah berhasil melakukan uji coba co-processing minyak inti sawit murni (RBDKPO) dengan avtur
hingga komposisi 2%-vol, atau yang bisa disebut dengan J2.

• Sebagai tindak lanjut, Pertamina bekerja sama dengan Intitut Teknologi Bandung (ITB)
melaksanakan ground test menggunakan sample J2 tersebut sebagai validasi performa dan
keamanan penggunaan Bioavtur kepada Airlines

• Ground Test dilaksanakan pada tanggal 23-24 Desember 2020 di Garuda Maintenance Facility
(GMF), Cengkareng. Pengambilan data performa engine dilakukan dengan mensimulasikan
kondisi saat ground idle (sebelum terbang), take off (performa tertinggi engine pesawat), flight
idle (saat mengudara), dan transient thrust (performa daya dorong engine). Hasil sementara
Ground Test tidak terjadi kendala dan performa J2 mirip dengan Avtur/Jet A1.

• Secara keseluruhan, produk J2 Pertamina telah memenuhi spesifikasi Defence Standard 91-091
untuk bahan bakar Avtur/Jet A1.

14 - Bioavtur Engine Test


15 - The 1st Bioavtur Testing on Engine Test Cell of GMF Aeroasia, 22-23 Des 2020

• Pertamina sudah melakukan feasibility study green avtur plant di tahun 2013, pengembangan
katalis bioavtur sejak 2015, melakukan engine pilot test di tahun 2018, dan trial co-processing
skala pilot di tahun 2019.

• Hasil engine pilot test menunjukkan bahwa hingga komposisi blending 10%, produk bioavtur
masih sesuai dengan spesifikasi Jet A-1 ASTM 1655. Selain itu, penambahan bioavtur
memberikan performa yang setara dengan avtur dan emisi yang lebih rendah seiring
penambahan komposisi bioavtur.

https://sway.office.com/OILltHtTj009VfR7#content=AjL9kJixwzI9kN
Bahan Bakar Campuran Bensin - Methanol - Ethanol

16 - Prediksi permintaan bensin

Salah satu upaya RTI untuk menekan impor gasoline adalah dengan mencampurkan methanol dan
ethanol dalam gasoline dengan komposisi tertentu. Kegiatan riset dilakukan melalui formulasi berbagai
bahan bakar GME yang sesuai dengan spesifikasi dan parameter seperti toleransi kadar air dan
pemisahan fase. Selain itu, dilakukan pula pengujian kestabilan penyimpanan bahan bakar GME di
berbagai kondisi temperatur.

Agar produk GME yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi kendaraan, dilakukan pula formulasi aditif
untuk memenuhi kualitas bahan bakar yang aman.

Melalui serangkaian pengujian in-house yang telah dilakukan fungsi RTI Pertamina, produk bahan bakar
GME diharapkan dapat menjawab kebutuhan konsumen, mendukung terwujudnya mandat pemerintah
untuk pemanfaatan bioethanol, serta berkontribusi untuk pengurangan impor gasoline.

17 - Road Test Bahan Bakar A20 tahun 2020


Uji jalan atau roadtest bahan bakar GME 20% telah dilakukan pada kendaraan karburator dan injeksi
untuk melihat secara langsung pengaruh bahan bakar bensin beralkohol terhadap performa mesin,
impresi berkendara, dan konsumsi bahan bakar. Selain itu, dilakukan pula uji Dynotest pada kendaraan
untuk melihat efek bahan bakar GME.

https://sway.office.com/OILltHtTj009VfR7#content=gyMPkHDn4YskbF
Syngas menjadi Methanol

18 - Gambaran reaksi konversi syngas menjadi methanol

19 - Katalis syngas menjadi methanol

Metanol merupakan salah satu komponen yang rencananya dimanfaatkan sebagai campuran dalam
bensin. Pemanfaatan metanol sebagai campuran bensin dilakukan dengan semangat kemandirian energi
untuk mengurangi porsi impor bensin nasional. Metanol sendiri telah terbukti mampu menjadi bahan
bakar yang baik.

Fungsi Research & Technology Innovation (RTI) Pertamina bekerja sama dengan Institut Teknologi
Bandung (ITB) kini sedang melakukan riset formulasi katalis yang mampu memproduksi metanol dari
synthetic gas atau syngas. Riset formulasi katalis syngas jadi metanol telah dimulai sejak akhir tahun
2019 lalu.

Kini, RTI masih berupaya memperoleh formulasi katalis syngas menjadi metanol yang paling optimal.
Optimalisasi itu berfokus pada peningkatan kualitas serta memperoleh formula dengan biaya yang
paling efisien.
Sementara ini, RTI telah memperoleh formula kondisi operasi tekanan dan temperatur yang rendah
dalam mengkonversi syngas menjadi metanol. Tekanan dan temperatur yang rendah itu diyakini lebih
irit energi, yang artinya bisa lebih murah.

20 - Proses uji katalis syngas menjadi methanol skala lab


Katalis Fluid Catalytic Cracking (FCC)

21 - Katalis FCC

Setiap bulannnya, Pertamina membutuhkan katalis fluid catalytic cracking sebanyak 900 ton. Selama ini
pengadaan katalis FCC dilakukan secara impor. Oleh karena itu, upaya mengembangkan katalis FCC
secara mandiri merupakan langkah strategis untuk mengurangi porsi impor migas.

Saat ini, RTI telah menghasilkan produk katalis FCC yang memiliki performa yang dapat disesuaikan
dengan kebutuhan kilang. Formulasi dapat disesuaikan sedemikian rupa agar dapat memenuhi target
operasional unit FCC.

Sebagai contoh, salah satu portofolio katalis FCC RTI yang diformulasikan untuk mengolah VGO sudah
mampu menghasilkan yield propulene 7,68%, gasoline 50,69% dan research octane number 92,53
berdasarkan hasil uji riset pilot plant di pihak ketiga. Hasil tersebut dapat memenuhi tiga spesifikasi
utama agar katalis FCC RTI dapat diaplikasikan di salah satu unit FCC Pertamina.

https://sway.office.com/OILltHtTj009VfR7#content=IVBG9AV1qPRtFD
22 - Pilot plant Fluid catalytic Cracking

Pengembangan Aditif Bahan Bakar Bensin

23 - Sampel Aditif hasil pengembangan RTI

Pertamina menghasilkan berbagai jenis bahan bakar saat ini. Adapun untuk meningkatkan performa
bahan bakar, dibutuhkan aditif.

Paket aditif yang ditambahkan tersebut berfungsi untuk memperbaiki kualitas bensin agar mesin tetap
terjaga prima. Aditif juga mencegah penumpukan deposit sisa pembakaran pada ruang bakar
(combustion chamber), busi (spark plug), katup (intake valve) dan nosel (injection nosel).

Selama ini, aditif yang digunakan masih menggunakan produk impor. Karenanya riset ini bertujuan
untuk meningkatkan kemandirian Pertamina agar memiliki produk aditif sendiri.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan formulasi gasoline yang memenuhi persyaratan teknis
untuk keperluan komersial oleh Pertamina. Formulasi aditif gasoline yang akan dikembangkan ini
menggunakan berbagai aditif seperti antioxidant, friction modifier, corrosion inhibitor dan carrier oil.

24 - Sampel Aditif (2)

Aplikasi PertaRAY

25 - Gambaran Aplikasi PertaRAY


26 - Gambaran Aplikasi PertaRAY (2)

PertaRAY, Aplikasi Pengolahan Data Mikroseismik dan Metode Attenuasi Gelombang

Teknologi dalam eksplorasi bawah permukaan bumi (subsurface imaging) selalu berkembang sesuai
dengan meningkatnya kecanggihan instrumen, perangkat keras, hingga perangkat lunak. Karena itu RTI
berupaya untuk berinovasi terutama dalam digitalisasi pekerjaan eksplorasi dengan menggunakan
bantuan perangkat lunak.

Salah satu sifat fisis batuan yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan subsurface imaging adalah sifat
atenuasi gelombang seismik. Atenuasi gelombang seismik dapat dijelaskan sebagai energi yang hilang
ketika gelombang menjalar dan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti geometrical spreading (efek
gelombang yang menjalar ke semua arah sehingga energi akan berkurang seiring dengan bertambah nya
jarak), anelastic attenuation (faktor pengurangan energi akibat internal friction yang mencakup
temperature, komposisi batuan, melt content, dan kerapuhan batuan batuan yang dilewati oleh
gelombang).

Hingga saat ini, kegiatan subsurface imaging pada lapangan geothermal pada umumnya mengkombinasi
metode elektro-magnetik dan gravitasi. Metode tersebut cukup efektif dikarenakan memiliki penetrasi
kedalaman yang cukup dalam. Namun, metode-metode tersebut memiliki keterbatasan pada resolusi
litologi pada batuan.

Berdasarkan hal tersebut,RTI bekerja sama oleh Universitas Pertamina mengembangkan metode
atenuasi gelombang seismic dalam pemetaan sebaran panas di reservoir geothermal. Selain
pengembangan metode, hasil riset yang didapatkan dari riset ini adalah perangkat lunak (software)
pengolah data mikroseismik dan data atenuasi gelombang seismik.

Software pengolah data mikroseismik yang sebelumnya menggunakan coding script dengan bahasa
pemrograman dan menggunakan software terpisah, kemudian dibangun dan diintegrasikan menjadi
sebuah software user-friendly yang dinamakan “PertaRAY”. Pada Tahun 2020, yakni tahap awal,
software tersebut bersifat stand-alone dan diujicobakan oleh RTI dan PT PGE sebelum nantinya
pengembangan di tahap kedua, software akan diintegrasikan melalui cloud system milik Pertamina.

Harapan kedepannya, baik metode Atenuasi Gelombang (Q-Tomography) dan Software PertaRAY dapat
membantu perusahaan dalam menggambarkan kondisi subsurface yang detail, akurat, dan ekonomis
sehingga membantu mengurangi biaya operasional di lapangan.

SPIIRIT - Sistem Pengelolaan Inovasi dan Informasi Riset & Teknologi

Pengelolaan Research & Development (R&D Management) merupakan suatu hal yang unik. Seperti
diketahui, sebuah kegiatan pekerjaan, termasuk riset, pada umumnya terkategori menjadi dua yakni
project based dan non-project / operational based.

Project based artinya, kegiatan tersebut mempunyai hasil yang jelas berupa barang maupun jasa yang
dikerjakan dalam kurun waktu dan anggaran yang telah ditentukan. Sementara operational based
merupakan kegiatan yang dilakukan secara kontinyu dalam jangka waktu yang panjang dengan batasan
anggaran yang tidak setajam proyek dan relatif konstan. Nah, hal yang unik pada pengelolaan R&D
adalah karena pekerjaan tersebut mencakup pengelolaan project based dan operasional based.

Mengapa dikatakan demikian? Kegiatan R&D merupakan proses kegiatan mencari solusi terhadap suatu
fenomena / fakta / permasalahan yang terjadi dengan cara yang terstruktur dan sistematis. Proses
kegiatan tersebut dilakukan secara berulang melalui tahapan trial & error yang dapat mempengaruhi
variabel waktu dan anggaran. Hasil dari penelitian bisa saja gagal tanpa hasil atau sebaliknya, berhasil
hingga tahap komersial.

Lalu bagaimana agar delivarable, waktu dan anggaran tersebut dapat dikontrol dan
dipertanggungjawabkan?
Pertanyaan inilah yang timbul ketika periode awal fungsi Research & Technology Center terbentuk. Saat
itu, RTI merupakan gabungan beberapa fungsi dari Direktorat Teknis yang sebelumnya melakukan hal –
hal terkait technical solution dan service. Fungsi – fungsi tersebut memiliki proses bisnis yang berbeda
satu sama lain. Selain itu, terdapat pula hal lain yang menjadi tantangan.

Untuk mengatasi kondisi di atas, disusunlah Blueprint Pengembangan RIset & Teknologi. Blueprint itu
terdiri dari tiga hal, yakni

1. Topik – topik riset yang strategis,

2. Roadmap riset,

3. Kebutuhan SDM dan infrastruktur dalam mendukung pelaksanaan topik stretagis.

Implementasi blueprint tersebut kemudian tertuang dalam Sistem Tata Kerja (STK) pengelolaan Riset
dan Teknologi yang merupakan dasar prosedur pengembangan riset.

Agar tiga hal dari blueprint tersebut dapat dilaksanakan, dimonitor, dan dikelola optimal, fungsi RTI
mengembangkan suatu aplikasi pengelolaan R&D yang diberi nama SPIIRIT. SPIIRIT merupakan akronim
dari Sistem Pengelolaan Inovasi dan Informasi Riset & Teknologi.

Inisiasi pengembangan SPIIRIT dilakukan pada pertengahan tahun 2018 dan mulai dilakukan percobaan
pada periode akhir tahun 2018 hingga akhirnya diluncurkan pada triwulan I 2019.
Bisa dikatakan aplikasi SPIIRIT merupakan aplikasi pengelolaan riset pertama di dunia yang sesuai
dengan proses bisnis pekerjaan R&D, mengingat aplikasi pengelolaan proyek lainnya hanya dapat
diaplikasikan pada proyek – proyek infrastruktur dan sejenis.

Dalam implementasi aplikasi SPIIRIT, RTI telah mempersiapkan tim SPIIRIT Ambassador yang
bertanggung jawab sebagai change agent di fungsinya masing – masing.

Setelah diluncurkan, SPIIRIT langsung memberikan dampak baik kelangsungan kegiatan riset RTI. Hal itu
dapat dilihat dari indikasi-indikasi sebagai berikut:

• Kategori riset semakin sesuai dengan blueprint RTI dari sebelumnya 36,67% menjadi 43,33%.

• Kegiatan riset terdokumentasi secara runut sesuai dengan standar.

• Rata-rata penyelesaian laporan bulanan kegiatan naik dari sebelumnya 23,25 hari menjadi 17,25
hari setelah akhir bulan berakhir.

• Pelaporan monitoring lebih efisien dan terintengrasi. Proses review dan pengolahan data
dilakukan secara otomatis oleh sistem

• 100% rencana kerja riset di tahun 2018 dan 2019 terdokumentasi secara digital dengan
keamanan data yang terjamin.
• Pelaporan kegiatan riset lebih fleksibel karena bisa dilakukan menggunakan ponsel pintar
maupun komputer. Kemudahan pelaksanaan pelaporan kegiatan riset lebih baik dengan nilai
4,1/5 skala likert dari sebelumnya hanya 1,9/5 skala likert.

• SPIIRIT memiliki tampilan yang user-friendly sehingga tidak merepotkan para pengguna.
Pengguna tidak lagi direpotkan karena penambahan beban kerja dari pelaporan kegiatan riset.

Tak hanya menyelesaikan permasalahan di atas, SPIIRIT juga memberikan manfaat bagi ef isiensi
operasional. Misalnya, kebutuhan biaya kontrol dan pengawasan kegiatan riset di RTI turun hingga
30%.

Ke depan, SPIIRIT akan terus dikembangkan agar tahapan riset bisa terlaksana dengan baik dan
mendorong proses komersialisasi riset dengan tetap menjunjung prinsip good corporate governance
(GCG). Dengan pengembangan dan implementasi aplikasi ini, diharapkan pengelolaan kegiatan R&D
dapat berjalan efektif dan optimal serta menghasilkan nilai tambah bagi Pertamina.

https://sway.office.com/OILltHtTj009VfR7#content=fRSApUSkSJkIcI
Perangkat Lunak Cloud-Based Seismic Processing

27 - Tampilan Software Cloud-based Seismic Processing

28 - Ilustrasi pemanfaatan Cloud-based Seismic Processing Software di ponsel pintar

Bisa diutilisasi via Smartphone

Cloud-based Seismic Processing Software merupakan salah satu riset yang dikembangkan untuk
memudahkan pemrosesan data seismik atau gempa. Selama ini pemrosesan data seismik membutuhkan
spesifikasi komputer dengan performa tinggi.

Dengan cloud-based, maka pemrosesan data diharapkan bisa lebih mudah diakses baik melalui
komputer maupun smartphone. Sebab kegiatan geoscience umumnya membutuhkan mobilitas tinggi.

Pengembangan Cloud-based Seismic Processing Software berpotensi mengurangi biaya sewa yang
dibutuhkan dalam kegiatan geoscience hingga biaya operasional. Selain itu, software ini juga bisa
dikembangkan sesuai kebutuhan Pertamina di masa depan.
Karbon Dioksida menjadi Methanol

29 - Konversi CO2 menjadi Metanol Skala Lab

Metanol merupakan produk chemical yang dapat digunakan sebagai campuran bahan bakar gasoline
dan sebagai bahan baku industri kimia lainnya. Sementara pemanfaatan CO2 saat ini merupakan upaya
Pertamina dalam mereduksi emisi gas rumah kaca sesuai target pemerintah dan memanfaatkannya
sebagai produk bernilai tambah.

Konversi CO2 menjadi green methanol ini merupakan riset Power-to-X yang dilakukan Pertamina untuk
mengkonversi energi listrik terbarukan yang berfluktuasi menjadi bahan bakar atau bahan kimia cair.
Proses tersebut dilakukan melalui metode elektrolisis secara langsung antara gas CO2 dan ai r
menggunakan membrane electrode assembly (MEA).

RTI dan Unsri saat ini telah berhasil mengkonversi CO2 menjadi metanol dengan tingkat konversi
sebesar 9,14%. Targetnya tingkat konversi CO2 menjadi metanol akan dinaikkan menjadi 25%.
Karbon Dioksida menjadi Precipitated Calcium Carbonate

30 - Produk Endapan Kalsium Karbonat

Riset RTI berhasil memanfaatkan CO2 yang dilarutkan dengan batu kapur menjadi produk precipitated
calcium carbonate (PCC). Sebagai informasi, PCC merupakan produk yang dimanfaatkan sebagai filler
dalam industri kertas, cat, dan polimer.

Pada pemanfaatannya, PCC berpotensi untuk dapat digunakan pada industri makanan & minuman,
hingga farmasi. Seluruh industri yang berpotensi menjadi pangsa pasar PCC seperti itu kerap mengalami
pertumbuhan setiap tahunnya. Berdasarkan kajian, sampai tahun 2022, rata-rata pertumbuhan industri
yang menjadi pangsa pasar PCC sekitar 3,4% per tahun.

Saat ini riset CO2 menjadi PCC sudah memasuki tahap skala pilot. Kapasitas design produksi skala pilot
sebesar 2 kilogram per jam dengan tingkat kemurnian produk PCC mencapai lebih dari 95%.
31 - Proses produksi PCC dari batu kapur dan karbon dioksida dengan kapasitas produksi 2 kilogram per jam.

32 - Peralatan produksi PCC


33 - Peralatan produksi PCC (2)
34 - Peralatan produksi PCC (3)
Metode Noise Tomography untuk Pemetaan Geothermal

35 - Hasil Simulasi Metode Noise Tomography

Metode Noise Tomography untuk meningkatkan resolusi dalam pemetaan rekahan di lapangan
geothermal

Pemetaan Bawah Permukaan atau lebih dikenal sebagai subsurface imaging merupakan salah satu
tantangan bagi para geoscientist dan researcher dalam mendeskripsikan kondisi di bawah permukaan
bumi, seperti pada lapangan geothermal, dimana target pengeboran berada pada zona rekahan yang
didominasi oleh batuan beku. Pemetaan Zona Rekahan ini diperlukan untuk meminimalisir kegagalan
dalam proses pengeboran sehingga dapat menurunkan biaya operasional lapangan.

Berdasarkan hal tersebut, Tim Geothermal Research Technology Innovation (RTI) Pertamina bersama
Pusat Studi Energi (PSE) UGM dan BMKG bekerjasama mengembangkan metode noise tomography
dalam upaya meningkatkan resolusi subsurface imaging. Metode Noise Tomography merupakan
metode geofisika pasif seismik yang memanfaatkan noise koheren alami untuk memperoleh beda
kecepatan pada batuan yang menjadi parameter keberadaan zona rekahan pada lapangan geothermal.
Metode ini telah diujicoba pada 2 lapangan geothermal, yakni pada tahun 2018 di Lapangan Geothermal
Lumut Balai, Sumatera Selatan dan pada tahun 2019 di Lapangan Geothermal Hululais, Bengkulu dengan
hasil yang memuaskan (berdasarkan validasi dengan data milik PT. PGE). Bahkan di tahun 2019, metode
noise tomography digunakan sebagai bahan pertimbangan dan validasi arah sumur pengeboran di
cluster D.

36 - Hasil Simulasi Metode Noise Tomography

Tidak puas dengan hal tersebut, di tahun 2020, metode noise tomography kembali diujicoba untuk
mengetahui tingkat resolusi data subsurface imaging pada Lapangan Geothermal Hululais, Bengkulu.
Untuk melengkapi bagian dari riset, saat ini tim Geothermal Research dan PSE UGM telah membangun
sebuah aplikasi (software) berbasis cloud yang akan dimanfaatkan untuk melakukan pengolahan data
noise tomography secara real-time yang diberi nama “PERTAGAMANT”. Nantinya, software ini akan
diintegrasikan dengan Cloud System Pertamina sehingga dapat dioperasikan oleh seluruh APH.

Harapannya, ketika metode ini dapat membantu mengatasi permasalahan di dalam subsurface imaging,
rasio keberhasilan pengeboran akan meningkat, biaya operasional lapangan akan berkurang, dan dapat
memberikan keuntungan bagi perusahaan.

Metode Hydraullic Dilation


37 - Sketsa Volumetrik Proses Hydraulic Dilation

Fungsi Research & Technology Innovation (RTI) Pertamina melalui risetnya kini tengah berupaya
meningkatkan recovery factor dan produksi minyak dan gas milik Pertamina. Adapun riset yang saat ini
dikembangkan adalah pengembangan teknologi fracturing melalui prinsip geomekanik BitCan
Geosciences & Engineering Inc melalui teknologi Maximum reservoir Contact Hydraulic Dilation (MaxC).

MaxC adalah perilaku pelebaran batuan yang prosesnya diinduksi secara hidrolik dengan menyuntikan
fluida air bertekanan tinggi ke dalam batuan. Proses itu akan menggeser butiran batuan sesuai dengan
prinsip geomekanik.

Adapun Fluida injeksi yang digunakan adalah air dan tidak menggunakan proppant (material padat
buatan manusia, yang dirancang untuk menjaga fraktur hidrolik terbuka), serta rekahan yang terjadi
adalah permanen. Selain itu teknologi ini merupakan terobosan baru untuk sumur dangkal ( ±100 ft)
yang multilayer.

38 - Utilisasi Geomekanik untuk Meningkatkan Produksi Reservoir

Metode Hydraulic Dilation berpotensi meningkatkan produksi migas menjadi dua hingga empat kali
lipat.
https://sway.office.com/OILltHtTj009VfR7#content=Z6BbZcvm1fhF1p

High Performance Water-Based Mud

39 - Reaktor skala 50 L telah berhasil dibuat, saat ini reaktor berada di Laboratorium Kimia IPB

Kegiatan pemboran dalam dunia migas merupakan kegiatan dengan tantangan yang cukup rumit dan
membutuhkan biaya besar. Salah satu penyebab terjadinya masalah selama pemboran ialah stuck pipe
yang diakibatkan formasi shale yang reaktif.
Menurut data global, stuck pipe dapat mengakibatkan kerugian sebesar $1 milliar setiap tahun. Sejauh
ini, pemilihan fluida pemboran memberikan sumbangsih besar dalam mencegah terjadinya stuck pipe.

Fluida pemboran yang dipilih harus dapat meminimalisir swelling atau sloughing effect yang terjadi
apabila melalui formasi shale yang reaktif. Untuk menangani permasalahan shale instability biasanya
digunakan oil-based mud (OBM).

Namun karena restriksi untuk mengurangi dampak pencemaran lingkungan OBM tidak selalu dapat
digunakan. Selain itu OBM juga relatif mahal harganya sehingga tidak ekonomis untuk sumur-sumur
yang bernilai ekonomi rendah.

Untuk itu perlu dikembangkan Water-Based Mud yang mempunyai kinerja yang menyerupai OBM yang
dikenal dengan High Performance Water-Based Mud (HPWBM). Salah satu HPWBM yang dikembangkan
adalah dengan menggunakan poliamina.

40 - Sintesa Dendrimer skala 50 L telah berhasil dibuat dan diuji dengan HPLC
41 - Dendrimer diformulasikan sebagai sistem Mud

Sintesa Dendrimer sebagai polyamine dan katalisnya yang berperan sebagai shale inhibitor untuk system
HPWBM. Kekuatan interaksi antara gugus amina dan muatan negatif shale serta efek penghalang
masuknya air pada pori atau antar lapisan shale menjadi kunci kinerja inhibitor.

Untuk mencegah terjadi masalah pengeboran akibat ketidakstabilan shale, maka perlu dikembangkan
inhibitor hidrasi dengan kinerja yang stabil pada suhu rendah dan tinggi. Salah satu inhibitor hidrasi
shale yang stabil termal (40-260oC) adalah polipropilenimina dendrimer.

Senyawa ini tidak terhidrolisis pada suhu tinggi dalam suasana basa dan asam. Dendrimer lain yang
dikembangkan berupa poliamidoamina dengan gugus ujung berupa amina (PAMAM). Bentuk amida
PAMAM menyebabkan dekomposisi dendrimer pada suhu tinggi.

Water Based Mud dapat digunakan untuk pengeboran di formasi shale yang reaktif. Cost yang lebih
rendah dibandingkan Oil Based Mud, dan lebih ramah lingkungan.

Adapun HPWBM memiliki kelebihan dapat digunakan di lingkungan suhu dan tekanan yang tinggi
dimana ini selaras dengan kegiatan pemboran Pertamina saat ini yang menargetkan interest zone
yang lebih dalam.

Silica Scaling Handling

42 - Kandungan Silika yang terangkat

Silica Scalling Handling merupakan produk prototipe yang mampu mengekstrak material silika dalam
brine Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) sebesar 82%.
Project ini menjadi penting karena jika pengendapan silika (Kerak silika) pada pipa produksi apabila
dibiarkan dalam kurun waktu tertentu dapat mengakibatkan penurunan distribusi uap sehingga akan
berdampak pada produksi energi listrik dari PLTP.

Prototype Silica Scaling Handling telah melalui uji performance tahap I di PT Pertamina Geothermal
Energy Area Lahendong.

43 - Simulasi aliran brine

44 - Ilustrasi prototipe

Melalui pemanfaatan peralatan Silica Scalling Handling itu, terdapat lima keuntungan yang ditawarkan.

1. Biaya maintenance yang selama ini digunakan untuk pH-modified dan pengontrol suhu brine
pada pipa produksi dapat turun hingga 50%.

2. Brine yang sudah dalam kondisi bersih karena melalui pemrosesan Silica Scaling Handling bisa
dimanfaatkan untuk memanaskan fluida pekerja pada Heat Exchanger PLTP Binary Cycle.

3. Brine yang sudah bersih tersebut dapat langsung diinjeksikan kedalam sumur injeksi tanpa
melalui balong-balong pengendapan material silika sehingga dapat menghemat biaya
operasional lapangan.

4. Brine dengan kadar silika rendah bahkan sama sekali tidak ada, dapat dimanfaatkan sebagai
sumber air bahan baku pembuatan hydrogen fuel-cell dengan proses elektrolisis.

5. Material kalsium silikat yang telah terekstrak dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
pembuatan produk fire-proof dalam kegiatan kontruksi bangunan tahan api.
Baterai NMC (Nickel Manganese Cobalt)

45 - Produk baterai

Formulasi dan Optimasi Proses Pembuatan Material Lithium Ion Battery Tipe NMC

Untuk dapat memenuhi tantangan kebutuhan energy storage yang terus meningkat maka penguasaan
teknologi material elektroda untuk lithium ion battery (LIB) khususnya type NMC (nickel manganese
cobalt), menjadi sangat penting.

Oleh karena itu, diperlukan penguasaan metoda produksi material NMC dari skala laboratorium hingga
skala yang lebih besar untuk membuktikan konsistensi produk pada jumlah yang memadai untuk
keperluan uji produksi LIB.

Untuk keperluan ini maka sejak tahun 2020, RTI melakukan kegiatan Formulasi dan Optimasi Proses
Pembuatan Material LIB dengan katoda NMC tipe cylinder 18650.

NMC yang dikembangkan merupakan material katoda berbasis nickel rich karena mempunyai sifat
kerapatan energi yang tinggi (berkisar 140–200 Wh kg-1) dan masa pakai siklus yang tinggi sehingga
sangat sesuai diaplikasikan untuk kendaraan listrik.

Saat ini telah dilakukan optimasi komposisi elektroda untuk baterai NMC 622 dan 811. Komposisi yang
optimal untuk katoda yaitu NMC : AB : PVDF = 93,5% : 2,25% : 4,25% sementara komposisi anoda
menggunakan MCMB : CMC : SBR : AB = 92,7% : 1,5% : 4,8% : 1%. Pada tahun 2021 penelitian ini
berlanjut untuk melakukan optimalisasi proses sintesis material dan juga proses produksi prototype
serta uji performance LIB cell.
https://sway.office.com/OILltHtTj009VfR7#content=KEkOKCll94u9sk

Pilot Project Charging Station dan Aplikasi Seluler SPKLU MyPertamina

Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) merupakan project RTI Pertamina bekerja sama
dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN). Project ini sebagai antisipasi seandainya di masa depan
kendaraan baterai menjadi pilihan masyarakat.

Kini, Pertamina dan PLN telah meresmikan SPKLU di SPBU Fatmawati. Rencananya, SPKLU juga akan
ditempatkan di pusat keramaian seperti di mall, gedung parkir, lapangan parkir, dan lainnya.

EV sebagai Trend Transportasi Masa Depan


• Proyeksi demand EV mencapai 661 ribu unit pada tahun 2035*

• Kebutuhan SPKLU mencapai 66 ribu unit pada tahun 2035**

EV sebagai “Disruptive Technology”

• Mengurangi polusi emisi gas rumah kaca

• Mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil

• Potensimenjadi global battery producer dan global EV manufacturer karena SDA nikel yang
melimpah

Dukungan Pemerintah

• Perpres No. 55 tahun 2019 mengenai percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis
baterai (Battery Electric Vehicle) untuk transportasi jalan.

46 - Demand Electric Vehicle

https://sway.office.com/OILltHtTj009VfR7#content=NaK0q3eEBOcK1R
Hybrid EV Kit untuk Sepeda Motor

https://sway.office.com/OILltHtTj009VfR7#content=Mt87pJM47jn2b0

Dengan Rp. 3 juta-an Masyarakat Dapat Memiliki Sepeda Motor Listrik yang Bisa Dibawa Pergi Jauh

Rendahnya minat masyarakat membeli sepeda motor listrik yang tersedia di pasaran disebabkan oleh;
keterbatasannya dipakai perjalanan jauh karena belum tersedianya infrastruktur charging (74,29%),
harga beli yang masih relatif mahal (65,71%), kehandalan tenaga, top speed kurang (57,14%), sulitnya
layanan servis, suku cadang & aksesoris (54,29%) serta masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran
masyarakat (51,43%).

Berdasarkan kenyataan itu, RTI membuat konsep perangkat converter kit. Converter kit adalah
komponen tambahan yang bisa membuat sepeda motor bensin menjadi sepeda motor listrik hybrid.
Diperkirakan, converter kit nantinya bisa dibeli oleh masyarakat hanya dengan Rp 3,5 juta dengan skema
baterai sewa.

Perangkat ini dirancang agar dapat dipasangkan secara plug & play pada sepeda motor konvensional
yang populasinya sudah sangat banyak di masyarakat. Tidak diperlukan pengeboran, pemotongan
maupun pengelasan pada rangka sepeda motor aslinya.

Fitur converter kit juga membuat kondisi sepeda motor selalu terjaga utuh, apabila sewaktu-waktu ingin
melepas converter kit atau hendak menjual sepeda motornya tidak akan menjadi masalah.
47 - Management Walkthrough Direktur Utama Pertamina ke RTI Pulo Gadung

Pembangunan Gedung IV Research & Technology Innovation

48 - Gedung IV RTI Pertamina Pulo Gadung

Pembangunan fasilitas riset Gedung IV di Pulo Gadung merupakan kesatuan program jangka panjang
pembangunan research center yang direncanakan akan dibangun di Daan Mogot dan Balaraja. Gedung
IV ini tidak hanya diperuntukkan untuk keperluan penelitian internal saja tapi juga untuk keperluan
komersial bagi pihak lain yang ingin melakukan penelitian enhanced oil recovery (EOR) maupun drilling.

Gedung IV memiliki fasilitas lengkap untuk penelitian drilling. Geoscience & Drilling Laboratory di gedung
IV dilengkapi dengan simulasi interaksi antara batuan, minyak, chemical, surfaktan, dan material lainnya.
Berbagai peralatan untuk mengatasi swelling, metode cementing, simulasi drilling fluid, serta uji
kekuatan reservoir juga tersedia. Bahkan faslitas ini juga menyediakan simulasi pengeboran high
pressure high temperature dengan suhu mencapai 600° Fahrenheit.

Kelengkapan lainnya, yakni EOR Laboratory Gedung IV merupakan fasi litas penting untuk mengukur
keberhasilan suatu metode EOR. Dengan demikian, metode EOR bisa lebih akurat dan minim risiko
ketika diimplementasikan.
49 - Peresmian Gedung IV oleh SVP RTI Dadi Sugiana

50 - SVP RTI Dadi Sugiana meninjau fasilitas di Gedung IV


Produk Inovasi RTI

RTI memiliki berbagai produk baik yang sudah siap maupun yang sudah dikomersialisasi. Adapun produk
yang dikembangkan termasuk pada optimalisasi produk bahan bakar, optimalisasi operasional di hulu
dan pengolahan, specialty chemical, katalis, energi baru dan terbarukan, software, produk petrokimia
untuk keperluan non-bahan bakar, dan lain-lain.
Katalis
Hydrotreated Biodiesel
Mengkonversi menjadi 100% bahan bakar nabati

Katalis Hydrotreated Biodiesel (HBD) digunakan untuk memproduksi bahan bakar nabati (BBN). Katalis
ini berhasil mengkonversi refined, bleached, deodorized palm oil (RBDPO) menjadi 100% diesel nabati
atau yang kemudian disebut sebagai D-100.

BBN D-100 yang dihasilkan dengan Katalis HBD memiliki kualitas yang setara dengan Diesel Racing
dengan cetane number 70-90. Kandungan sulfur dari D-100 yang dihasilkan katalis HBD juga rendah
yakni hanya 10 part per minute.

Kelebihan Katalis HBD lainnya adalah mudah diaplikasikan di seluruh Refinery Unit Pertamina. Hanya
dengan modifikasi minor, Katalis PK 220 HBD mampu bekerja dengan peralatan kilang yang sudah ada.
51 - Bahan baku untuk memproduksi D100. Kelapa sawit diolah terlebih dahulu menjadi RBDPO

52 - Sampel katalis hydrotreated bio diesel

53 - Road Test D100 yang diproduksi melalui Katalis Hydrotreted Bio Diesel

Katalis Isomerisasi
Katalis isomerisasi adalah katalis yang mampu merubah bentuk karbon rantai panjang tanpa cabang (n-
parafin) menjadi rantai karbon yang bercabang iso-parafin. Katalis ini termasuk katalis improvement
atau katalis yang berfungsi meningkatkan kualitas minyak. Salah satunya mampu meperbaiki
karakteristik minyak.

Katalis ini sejalan dengan program pemerintah yang akan melakukan optimalisasi penggunaan bahan
bakar nabati (green fuel). Kendala dari bahan bakar nabati adalah karakteristiknya yang belum tercapai
standard atau spesifikasi bahan bakar, seperti green diesel (D100) yang titik tuang ( pour point) masih
diatas >18 oC dan green avtur titik beku (freezing point) masih diatas -47 oC. Karakteritik tersebut
merupakan titik kritis yang harus terpenuhi.
Katalis isomerasasi ini mampu meningkatkan karateritik produk sehingga spesifikasi bahan bakar nabati
terpenuhi. Selain mendukung penggunaan bahan bakar yang bermber dari nabati, katalis isomerisasi
juga mampu digunakan untuk mengolah lube base oil (LBO) grup II.

54 - Sampel katalis isomerisasi (1)

55 - Sampel katalis isomerisasi (2)

Katalis Green Gasoline dari Minyak Goreng Bekas

56 - Sampel green gasoline dan us ed cooking oil


RTI telah melakukan pengembangan katalis untuk mengolah minyak goreng bekas / minyak jelantah
atau used coking oil (UCO) menjadi bahan bakar balap F2. Katalis UCO telah dilakukan uji kinerja dengan
menggunakan unit old xytel reactor.

Katalis UCO telah mampu mengkonversi minyak jelantah menjadi gasoline dengan angka oktan
mencapai 106 atau telah mencapai spesifakasi sebagai bahan bakar balap F2. Tak hanya menjadi produk
berkualitas, pengolahan UCO sekaligus menjadi upaya menjaga lingkungan demi mengurangi limbah
minyak bekas. Selain itu, keunggulan green gasoline adalah rendah sulfur dan emisi pembakaran.

Specialty Chemicals

https://sway.office.com/OILltHtTj009VfR7#content=S9AJGDkfHI6GoS

Pertasurf

3 Fungsi dalam 1 Produk

Pertasurf atau Pertamina Surfaktan merupakan produk dengan tiga fungsi sekaligus. Fungsi pertama
sebagai aqueous film forming foam (AFFF) atau sebagai foam pemadam kebakaran dari sumber
hidrokarbon.
Fungsi kedua sebagai oil spill disperssant (OSD) atau cairan pembersih tumpahan minyak di air. Dan
fungsi ketiga sebagai degreaser atau sebagai cairan pembersih kotoran sisa minyak di tangki kilang.

Pertasurf terbuat dari bahan alami yang ramah lingkungan, highly biodegradable, tidak mengandung
racun, dan tidak mengakibatkan iritasi. Karena memiliki tiga fungsi sekaligus, Pertasurf akan
memudahkan dalam proses pengadaan serta efisien untuk penyimpanan di Gudang.

57 - Sampel Pertasurf
58 - Produk Pertasurf

59 - Video Pertasurf

Pertaflow
Pertaflow merupakan pour point depressant (PPD) yang digunakan untuk memungkinkan penggunaan
hasil olahan berbasis minyak bumi pada suhu yang lebih rendah. Suhu terendah di mana bahan bakar
atau minyak akan dituangkan dan masih bisa mengalir disebut pour point (titik tuang).
Penggunaan Pertaflow akan menekan titik pour point tersebut agar lebih rendah. Penekanan pour point
bergantung pada karakteristik base oil dan konsentrasi polimer.

60 - Sampel Pertaflow (1)

Antifoam

61 - Sampel Antifoam

Bekerja Optimal pada Dosis Minimum


Antifoam AFRD 03 merupakan produk hasil riset RTI yang berfungsi untuk mengurangi dan menghambat
pembentukan busa (foam) dalam proses industri. Komponen bahan baku AFRD03 memanfaatkan
intermediate streams Refinery Unit VI Balongan bernama Go Foam yang telah teruji di RU II Dumai.

Antifoam AFRD 03 bertipe silicon based yang berarti bisa diaplikasikan pada unit proses baik pada
temperatur tinggi maupun rendah. Tingkat kontaminasi silikon yang dihasilkan AFRD 03 juga sangat
rendah pada produk di unit proses karena bersifat high molecular weight.

Kelebihan lain dari Antifoam AFRD yakni memiliki tingkat odor yang rendah, bekerja optimal pada dosis
minimum, stabil pada temperatur tinggi dan rendah, serta molekulnya mampu menyebar dengan sangat
baik ketika diaplikasikan.
62 - Video Antifoam

Corrosion Inhibitor

63 - Sampel Corrosion Inhibitor bersama produk chemi cal lainnya

Potensi Masalah yang berhubungan dengan korosi:

1. Resiko kegagalan operasi dan keselamatan:

• Kecelakaan fatal

• Kegagalan peralatan

• Kerusakan material

2. Kerugian finansial

• Terganggunya bisnis

• Downtime peralatan akibat kegagalan operasi

• Reputasi dan kepercayaan menurun

• Penurunan nilai barang

3. Resiko lingkungan
• Pencemaran lingkungan akibat fluida yang bocor ke lingkungan

64 - Gambaran Korosi Overhead CDU

Kelebihan produk Corrosion Inhibittor RTI:

1. Tailor-made base. Corrosion Inhibitor yang dikembangkan di DRTI didesain secara khusus sesuai
kebutuhan customer dan kondisi lapangan.

2. Excellence Performance. Data pengamatan selama field trial menunjukkan bahwa performance
corrosion inhibitor DRTI lebih baik dibandingkan existing.

3. Efficient. Lebih dari 50% bahan baku yang digunakan untuk membuat produk corrosion inhibitor
DRTI merupakan produk dari Pertamina

4. Competitive. Harga produk corrosion inhibitor DRTI lebih murah dibandingkan existing dengan
potensi penghematan > 50%

Jenis Corrosion Inhibitor yang dikembangkan RTI:

1. Filming Amine

Merupakan chemical corrosion inhibitor yang didesain khusus untuk memproteksi material logam dari
serangan asam, terutama dari serangan asam klorida (HCl). Produk ini diformulasikan dari senyawa
amine yang berfungsi sebagai filming yang akan membentuk lapisan antara permukaan logam dan fluida
penyebab korosi seperti asam, air dll.

Seri Produk : RD CI-05, RD CI-06, RD CI-07, RD CI-08, RD CI-09, dan RD CI-10

2. Neutralizing Amine

Merupakan chemical corrosion inhibitor yang diformulasikan dari senyawa amine yang berfungsi untuk
mengontrol pH kandungan air pada crude atau feedstock.

Seri Produk : RD NA-01

65 - Sampel Corrosion Inhibitor RDCI-07

Pertadem

66 - Sampel Pertadem

Pertamina Demulsifier

Pertadem adalah surfaktan yang berfungsi memisahkan air pada minyak serta membantu proses
pengurangan kadar garam pada minyak. Produk ini bisa didesain tailor-made sesuai kebutuhan dan
kondisi lapangan.

Sejak proses formulasi hingga diproduksi, Pertadem dikembangkan oleh tenaga ahli yang kompeten.
Proses itu dilakukan secara bersinergi melibatkan Pertamina dan Anak Perusahaan. Hasilnya, Pertadem
mampu mengurangi tingkat basic sediment and water (BS&W) sedikitnya 0,5% per volume atau lebih
rendah lagi.
Kelebihan lainnya, Pertadem memiliki performa yang lebih baik dibanding produk eksisting. Secara
harga, Pertadem juga lebih bersaing karena diproduksi secara mandiri oleh RTI Pertamina.
67 - Sampel PertaDEM B-02 bersama produk chemical lainnya

S m o o t h F l u i d - Non Aquaous Base Fluid for Drilling Fluid

68 - Sampel Smooth Fluid (tengah dan kanan)

Kerap Cetak Rekor Pengeboran

Pada saat uji coba penggunaan SF-05, PT Pertamina Hulu Mahakam telah berhasil memecahkan 2 kali
rekor di WK Mahakam. Pertama, pada bulan November 2019 menyelesaikan pengeboran sepanjang
2.132 meter selama 24 jam di Lapangan Tunu dengan menggunakan Rig Maera (rekor sebelumnya 1.600
meter pada tahun 2019).
Kedua, pada bulan September 2020 menyelesaikan pengeboran selama 13,5 hari dengan Total
Depth/TD 2.774 meter pada sumur B-G-4.G1 di Lapangan Bekapai (rekor sebelumnya 16,5 hari pada
tahun 2019).

Sebelumnya SF-05 juga turut berkontribusi pada kegiatan pengeboran PT Pertamina Internasional EP
(PIEP) di Algeria. PIEP berhasil melakukan pengeboran hingga TD 3.667 dalam waktu 27 hari, yang
berdampak penghematan total waktu pengeboran overall menjadi 43 hari (lebih cepat 23 hari). Efisiensi
waktu tersebut diestimasi menghemat biaya operasional sebesar 40% dari yang dianggarkan di awal.

https://sway.office.com/OILltHtTj009VfR7#content=hHI17x6qPYy7ab
69 - Video Smooth Fluid, Sumber: Youtube Pertamina

Smooth Fluid 05 (SF-05) memiliki beberapa keunggulan yaitu dapat diformulasikan sesuai kondisi atau
permintaan dari pemakai. Utilisasi lumpur pengeboran SF-05 dapat menghasilkan efisiensi biaya
pengeboran karena lumpur setelah pengeboran dapat direkondisi dan digunakan kembali.

S p r e e z e - Anti Corrosion Solution

Pertamina SPREEZE merupakan produk pelumas anti karat serba guna dari Pertamina dengan formula
zat aktif khusus yang telah dipatenkan. Produk ini digunakan untuk memudahkan pelepasan baut dan
mur berkarat, melindungi moisture pada peralatan elektronik,dan mencegah karat dengan melapisi
permukaan logam. Produk ini sangat direkomendasikan untuk kegiatan maintenance dan perbaikan
pada otomotif, marine, industri dan rumah tangga.

Beberapa keunggulan SPREEZE antara lain:

1. Kemampuan penetrasi yang baik


2. CFC Free, Chlorinated solvent free, sehingga aman dan tidak merusak ozon.

3. Low BTX Aromatic, kadar BTX yang sangat rendah sehingga tidak karsinogenik.

4. Silicon free, tidak merusak peralatan.

5. Economical, lebih ekonomis dibanding produk sejenis kompetitor

6. Zero Electrical Conductivity, sehingga tidak menghantarkan listrik (aman)

7. Low Toxicity, kadar toksisitas rendah

70 - Produk Spreeze yang sudah dikemas


Solvent SBP 80/130

Solvent SBP 80/130 memiliki karakteristik jernih, odorless, non korosif dan tidak memiliki kandungan
senyawa hidrokarbon aromatic sehingga lebih ramah lingkungan. Senyawa hidrokarbon aromatik pada
SBP 80/130 juga dibatasi penggunaannya karena sifatnya karsinonegik dan berbahaya untuk kesehatan.

Selain ramah lingkungan Solvent SBP 80/130 ini memiliki beberapa keunggulan dibanding produk
solvent pendahulunya. Kualitas SBP 80/130 tidak turun jika disimpan lama dan warnanya tetap bening
seperti air. Apabila digunakan sebagai pelarut pada industri cat, solvent ini tidak mempengaruhi kualitas
warna dari produk cat.

Keunggulan lainnya dari Solvent SBP 80/130 yakni kekuatan kelarutan (solvency strength) lebih baik. Hal
ini ditunjukkan dari hasil pengujian laboratorium, di mana aniline point-nya lebih rendah dibandingkan
solvent kompetitor. Produk ini juga bersifat zero condutivity sehingga dapat juga diaplikasikan sebagai
pelarut produk cleaner untuk peralatan elektronik.
Lube Base Oil Group II

71 - Proses pengolahan Lube Base Oil Group II

Fungsi Research & Technology Innovation (RTI) Pertamina berhasil mengembangkan proses pembuatan
produk Lube Base Oil Group II pada skala pilot. Produk lube base oil group II ini dibuat dengan
memodifikasi proses katalitik dengan memanfaatkan prototipe katalis hasil riset mandiri RTI. Adapun
lube base oil group II ini merupakan bahan dasar untuk pembuatan produk pelumas.

72 - Produksi Lube Base Oil Skala Lab

Saat ini, produksi lube base oil group II sudah berhasil pada skala pilot test. Produk tersebut memenuhi
persyaratan produk lube base oil group II diantaranya kandungan saturated >90%, kandungan sulfur
dibawah 0,03%, dan viscosity index pada rentang 80 – 120.

Selain itu, produk lube base oil group II ini juga memiliki kadar aromatik di bawah 1%. Prototipe katalis
PK 300 HADK yang digunakan dalam produksi lube base oil group II ini dikembangkan secara mandiri di
RTI, formulasi katalis dapat dimodifikasi untuk menyesuaikan kebutuhan. Harapannya, katalis PK 300
HADK ini nantinya bisa dimanfaatkan untuk proses produksi lube base oil group II di kilang Pertamina.
Battery Energy Storage System (BESS)

73 - BESS Container sebagai cadangan energi di Laboratorium Pertamina, Pulo Gadung

Battery Energy Storage System (BESS) merupakan produk yang digunakan untuk menyimpan cadangan
energi listrik yang berfungsi seperti genset. Perbedaannya dengan genset, energi yang tersimpan di BESS
berasal dari sumber terbarukan yang berfluktuasi seperti angin dan matahari.

BESS memiliki tiga tipe dari yang terkecil battery module berkapasitas 100 Ah dengan energi 4,8 kWh,
BESS cabinet yang disimpan dalam lemari cabinet berkapasitas 300 Ah dengan energi 14,8 kWh, dan
BESS container yang tersimpan dalam peti kemas dengan kapasitas 3.600 Ah dengan energi 172,8 kWh.

Saat ini BESS telah diaplikasikan sebagai cadangan energi untuk keperluan penelitian di laboratorium
Pertamina, Pulo Gadung. Mengingat beberapa peralatan laboratorium kerap harus dalam keadaan
standby, maka BESS memiliki peran penting untuk menjaga kegiatan penelitian terus berlangsung secara
normal.

Baterai LFP dan NCA


Pertamina mengambangkan lithium-ion battery (LiB) untuk aplikasi kendaraan listrik dan penyimpan
energi listrik dari pembangkit energi terbarukan. Produk baterai yang telah dikembangkan adalah
battery cell lithium ferro phosphate (LFP) dan nickel cobalt aluminum (NCA).

Selain itu, RTI juga telah mengembangkan lebih jauh dua produk tersebut menjadi produk akhir seperti
battery pack untuk kendaraan listrik, fasilitas stasiun penukaran baterai, dan battery energy storage
system (BESS) untuk penyimpanan energi berskala besar.

Powerdock

74 - Perakitan Powerdock dilakukan di rumah selama pandemi Covid-19

Perangkat PowerDock berupa sebuah docking inverter yang dirancang khusus untuk memanfaatkan
battery pack converter kit hybrid menjadi stationary energy storage untuk menghasilkan listrik 220V AC.
Piranti ini dapat menggantikan fungsi generator genset, UPS, atau powerbank pada saat listrik padam.

PowerDock bisa memenuhi kebutuhan listrik bagi UMKM, aktivitas outdoor maupun kebutuhan
baseload rumah tangga di daerah 3T yang berlum terjangkau jaringan listrik.

PowerDock telah menggunakan teknologi inverter pure sinewave yang efisien, handal, stabil dan aman
dalam menyuplai kebutuhan tegangan berbagai perangkat elektronik. Perangkat ini bisa dimanfaatkan
untuk fungsi charging, hiburan dan penerangan. Bahkan tipe beban inductive yang berat seperti pompa
air jetpump, AC, kulkas, kipas angin dan lain-lain.

Keunggulan perangkat ini dibandingkan dengan sumber listrik non-grid konvensional, seperti generator
genset di antaranya, biaya operasional charging per KWh lebih murah dibandingkan BBM dan tidak
menghasilkan emisi gas buang CO2 beracun. PowerDock juga tidak berisik bahkan tanpa suara, mudah
dioperasikan, dan tidak memerlukan perawatan ganti oli atau dipanaskan secara berkala.
Powerdock telah memperoleh penghargaan Continuous Improvement Program (CIP) Pertamina kategori
gold.

75 - Produk Powerdock

76 - Video Powerdock
PertaGASTECH

77 - Adsorben gas catcher dari karbon aktif


PertaGasTech-Adsorben Gas Magmatik Hg, As & H2S untuk Eksplorasi Potensi Hidden Geothermal

Potensi Geothermal di Indonesia yang mencakup 40% potensi geothermal dunia menjadi visi Pertamina
dalam pengembangan energy geothermal. RTI bekerja sama dengan Lemi gas mencoba
mengembangkan instrumen guna menangkap gas magmatic Hg, As, dan H2S yang digunakan untuk
mendeteksi keberadaan zona panas (heat source) dan zona patahan (reservoir) geothermal.

PertaGasTech adalah instrument berbahan dasar karbon aktif yang mampu menggantikan instrument
jarum emas dalam menangkap gas magmatic dari dalam bumi.

Cara Kerja dari PertaGasTech yakni dengan menanamkan instrumen PertaGasTech ke dalam lubang
yang terlapis paralon sedalam ±2 meter (hingga menembus horizon B), kemudian lubang tersebut
divakum sehingga kondisi lubang hampa udara. Instrumen kemudian didiamkan selama 2 minggu
sebelum diambil kembali dan dilakukan proses destruksi serta analisis di laboratorium.

Keunggulan dari instrumen PertaGasTech adalah berbahan dasar karbon aktif yang lebih ekonomis
(dibandingkan dengan harga bahan menggunakan emas murni). Kehandalan instrumen itu dalam
menangkap gas magmatic mencapai 99% (lebih tinggi dibandingkan dengan jarum emas), dan tidak
rawan hilang saat akuisisi data di lapangan.

PertaGasTech diujicoba pertama kali pada skala laboratorium pada Tahun 2017 dengan hasil yang
memuaskan dimana hasil adsorbsi lebih baik ketimbang jarum emas. Kemudian PertaGasTech diuji
kembali pada skala lapangan (validasi) sebanyak dua kali, yakni pada tahun 2018 di Lapangan
Geothermal Ulubelu, Lampung dan pada tahun 2019 di Lapangan Geothermal Karaha Bodas,
Tasikmalaya.

Hasil validasi menunjukkan bahwa instrument PertaGasTech telah mampu memetakan daerah
geothermal existing di lapangan (ditunjukkan dengan peta sebaran nilai gas magmatic Hg, As, dan H2S)
dan juga mampu memetakan daerah potensi hidden geothermal yang tidak terekam pada pengukuran
terdahulu.

PertaGasTech kemudian diserahkan RTI kepada tim Upstream Technical Center guna menambah
referensi data eksplorasi dan dapat diaplikasikan pada lapangan- lapangan baru milik Pertamina. Pada
Tahun 2020 dan 2021, PertaGasTech digunakan dalam eksplorasi prospek geothermal di Seulawah, Aceh
dan Bukit Daun, Bengkulu.

Harapan kedepan, instrument PertaGasTech dapat dimanfaatkan sebagai tools dalam kegiatan
eksplorasi geokimia gas pada lapangan geothermal milik Pertamina yang handal, akurat, dan bernilai
ekonomis.

PertaEOR

PertaEOR

RTI telah menghasilkan produk aplikasi untuk menentukan metode EOR yang paling cepat dan tepat. Di
antara metode yang mampu dianalisa oleh PertaEOR adalah thermal recovery, gas injection, chemical
injection, huff and puff, dan carbon dioxide injection. Selain itu, aplikasi ini juga bisa memprediksi
recovery produksi dari suatu metode yang diterapkan di lapangan.

Analisa PertaEOR mampu mendeteksi metode EOR hanya dalam beberapa minggu saja. Dengan
demikian, hasil analisa tersebut bisa mempercepat keputusan di level manajemen. Pemanfaatan
PertaEOR juga lebih murah dan mampu menghemat biaya sekitar US$ 7.000 per bulan.
PertaEOR akan terus dikembangkan lebih lanjut agar mampu menganalisa lebih komprehensif.
Rencananya, PertaEOR akan didesain agar mampu menghitung skala keekonomian dari suatu metode
EOR termasuk juga perhitungan non-statistik, misalnya memperhitungkan kondisi sosial di sekitar
lapangan.

78 - Ilustrasi

79 - Dashboard PertaEOR
PertafloSIM

80 - Kemampuan PertafloSIM dalam infografis

81 - Launching PertafloSIM

PertafloSIM adalah software simulasi yang dapat digunakan sebagai alat kerja engineer untuk
mengetahui kondisi optimal pipa, troubleshooting, debottlenecking, dan back pressure, serta
mengevaluasi kinerja sumur produksi.

Pengembangan PertafloSIM di Research & Technology Innovation Pertamina:

• 2018: Inisiasi Software PertafloSIM

• 2019: Pengembangan Modul PVT Black Oil, PVT Compositional, Surface Facilities (Multiphase
Black Oil & Compositional), Modul Permodelan Sumur Natural Flow, dan Perbaikan Bug

• 2020: Penyempurnaan Modul dan Fitur Existing, dan penambahan moduk Artificial Lift

Tujuan pengembangan PertafloSIM:

• Mengetahui kondisi operasi yang optimal


• Aplikasi yang dapat dikembangkan sesuai kebutuhan (bukan black box)

• Mengurangi beban biaya operasi produksi (efisiensi),

• Memecahkan masalah operasi (troubleshooting),

https://sway.office.com/OILltHtTj009VfR7#content=OBedItgPdLC8jU

Musicool
Musicool adalah hidrokarbon refigeran/freon yang berfungsi sebagai bahan pendingin di air conditioner
dan lemari es. Hidrokarbon refigeran adalah gas cair yang dihasilkan dari perut bumi yang kemudian
diolah untuk digunakan sebagai bahan pendingin. Sifatnya ramah lingkungan, hemat energi dan listrik.
82 - Varian Produk Musicool

Hidrokarbon refigeran (Musicool) diluncurkan Pertamina pada tahun 2009 dan sukses memikat
konsumen tanah air. Hal itu dikarenakan banyaknya keuntungan yang dapat diraih dengan
menggunakan produk ini. Keunggulan tersebut adalah : asli produk dalam negeri dan memenuhi
persyaratan SNI, hemat energi hingga 30%, dan pastinya ramah lingkungan.

Manfaat produk Musicool antara lain: kompresor menjadi lebih ringan, suara mesin lebih halus, serta
mampu menurunkan konsumsi energi sehingga menjadi lebih efisien. Tak heran jika saat ini Musicool
telah banyak digunakan pada gedung perhotelan, rumah sakit, dan perkantoran.

Penggunaan refigeran sintetik/freon dapat menyebabkan menipisnya lapisan ozone atau dikenal dengan
efek rumah kaca yang berbahaya bagi bumi dan manusia. Oleh karenanya penggunaan musicool adalah
solusi jitu dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan.
https://sway.office.com/OILltHtTj009VfR7#content=zwfBOstTfSnZiQ

83 - Sumber

Aspal Buton

84 - Pengaspalan menggunakan Aspal Buton di Makassar bekerja sama dengan WIKA Bitumen dan Pusjatan Kementerian
PUPR.

Kebutuhan aspal di Indonesia setiap tahunnya mencapai 1,2 juta ton per tahun. Sekitar 45% -50% dari
jumlah tersebut masih dipenuhi dari impor. Melalui kajian dan riset Fungsi Research and Technology
Innovation (RTI), Pertamina kini berupaya untuk memanfaatkan ketersediaan aspal yang sangat tinggi di
Pulau Buton dan sektiarnya. Diperkirakan, jumlah deposit aspal Buton mencapai 650 juta ton.
Kendati memiliki jumlah deposit yang banyak, Aspal Buton tidak bisa dipakai langsung karena
mengandung banyak mineral yang dapat menyebabkan rusaknya peralatan saat aplikasi. Agar
kualitasnya baik, aspal buton perlu diolah dulu melalui proses ekstraksi. Aspal minyak Pertamina saat ini
dinilai terlalu lunak bagi daerah tropis seperti Indonesia. Agar spesifikasi aspal lebih sesuai dengan iklim
tropis, maka aspal Buton kini dikaji untuk ditambahkan ke dalam aspal minyak Pertamina.

Pada Desember 2019 lalu, RTI telah selesai melakukan uji gelar hasil riset Aspal Buton di salah satu jalan
raya provinsi di Maros, Makassar. Uji gelar dilakukan bekerja sama dengan WIKA Bitumen dan Pusat
Jalan dan Jembatan (Pusjatan), Direktorat Jenderal Binamarga Pekerjaan Umum. Di tahun 2020, RTI
telah melakukan studi kelayakan pembangunan pabrik ekstraksi Aspal Buton.

Aspal Buton sendiri memiliki potensi mencapai 1,2 juta ton per tahun. Selain itu, dengan cara ekstraksi
ini akan mendapatkan produk dengan harga Rp. 5500 per kg produk asbuton yang lebih murah dari
harga aspal minyak sekitar Rp. 7000 per kg aspal oil.

Fasilitas Pengujian RTI


Fasilitas pengujian dibutuhkan untuk memastikan suatu inovasi bisa berhasil diimplementasikan di
lapangan. Adanya fasilitas pengujian juga dapat meminimalisir risiko kegagalan suatu produk sebelum
dimanfaatkan baik untuk di hulu, pengolahan, maupun industri lainnya.

Laboratorium Pertamina RTI ini selalu dikembangkan dan terpelihara sesuai standar internasional demi
menjaga kualitas riset, inovasi, dan layanan yang diberikan laboratorium RTI.

Chemical & Physical Analysis Laboratory

85 - Ilustrasi

Terakreditasi ISO:17025
Chemical & Physical Analysis Laboratory atau CPA Lab merupakan laboratorium yang dikelola oleh
Innovation & New Ventures untuk memberikan layanan uji produk. Beberapa produk yang bisa diuji
seperti minyak mentah, gas alam, produk kimia, hingga sumber bahan bakar nabati. Untuk keperluan
itu, CPA Lab telah dilengkapi oleh 36 peralatan uji coba.

CPA Lab sudah terakreditasi ISO: 17025 yang berarti memenuhi standar persyaratan kompetensi untuk
laboratorium pengujian dan kalibrasi. Akreditasi itu juga membuktikan bahwa layanan yang diberikan
oleh CPA Lab menjamin kualitas dari pengujian, diisi oleh tenaga yang kompeten, serta peralatan lab
yang terus terpelihara dengan baik.

Adanya pengujian di CPA Lab dapat mendorong optimalisasi dari suatu produk sebelum
diimplementasikan. Selain itu, pengujian laboratorium juga dapat meminimalisir risiko yang dapat
ditimbulkan sebelum suatu produk diolah di unit pengolahan.

86 - Fasilitas CPA Lab

87 - Fasilitas CPA Lab (2)


https://sway.office.com/OILltHtTj009VfR7#content=OuJVlrYFF8CmAK
EOR Laboratory

EOR Laboratory telah memulai aktivitasnya sejak tahun 2017. Meskipun memiliki nama EOR Laboratory,
ruang lingkup aktivitas laboratorium ini mencakup berbagai pengujian yang tidak terbatas pada uji
performa skema EOR. Mulai dari sampling fluida reservoir baik bottom hole sampling (BHS) atau
separator/surface sampling, karakterisasi fluida reservoir, studi PVT, Routine Core Analysis (RCA), Special
Core Analysis (SCAL).

Pengujian performa chemical EOR dan CO2 EOR sesuai ketentuan SKK Migas dan juga Pertamina
Upstream Development Way (PUDW) tentu saja dapat dilakukan di laboratorium ini. Beberapa
instrumen uji yang terdapat di laboratorium ini merupakan instrumen dengan jumlah terbatas di
Indonesia maupun Asia Tenggara. Terbukti dengan adanya kunjungan pemerintah Kamboja untuk
benchmarking dan penjajakan studi EOR pada tahun 2019.

88 - Fasilitas Lab EOR


89 - Fasilitas Lab EOR (2)

90 - Fasilitas Lab EOR (3)

91 - Fasilitas Lab EOR (4)


Geoscience & Drilling Laboratory

92 - Ilustrasi Lab Drilling

Pada pertengahan tahun 2019 Drilling Laboratory mulai beroperasi dan merupakan satu-satunya
laboratorium pengeboran independen yang dimiliki oleh PT. PERTAMINA (Persero) yang melayani
pengujian terkait fluida & semen pengeboran baik di lingkungan internal PT. PERTAMINA (Persero)
maupun dari pihak eksternal.

Fasilitas peralatan di Geoscience & Drilling Laboratory RTI mampu melakukan pengujian fluida & semen
pengeboran hingga kondisi Ultra-HTHP (500°F & 30.000 psi). Dilengkapi oleh 16 jenis instrumen uji untuk
analisis fluida pengeboran dan 8 jenis instrumen uji untuk analisis semen pengeboran, laboratorium
drilling mulai beroperasi pada bulan Juli 2019.

Berbagai peralatan untuk mengatasi swelling, metode cementing, simulasi drilling fluid, serta uji
kekuatan reservoir kini tersedia di Gedung IV Pertamina Pulo Gadung. Bahkan Geoscience & Drilling
Laboratory di Gedung IV Research & Technology Innovation juga menyediakan simulasi pengeboran high
pressure high temperature dengan temperatur mencapai 600° Fahrenheit.

93 - Fasilitas Drilling Laboratory


94 - Fasilitas Drilling Laboratory (2)

95 - Fasilitas Drilling Laboratory (3)

96 - Fasilitas Drilling Laboratory (4)


Instrument Analysis Laboratory

Instrument Analysis memiliki nama lain non-fuel, petrochemical, and environment laboratory adalah
laboratorium yang menangani analisa produk Pertamina yang diaplikasikan untuk keperluan selain
bahan bakar seperti solvent, lubricant, polytam, dan lainnya.
97 - Gas Chromatography

Pilot Plant Laboratory

98 - Penggunaan fasilitas Pilot Plant Laboratory


Pilot Plant Laboratory merupakan lab yang dapat menangani pengujian berikut:

• Pilot Testing: Analisa kinerja katalis hydrotreating dan proses fluid catalytic cracking

• Catalyst Testing: Analisa fisik dan kimia untuk spesifikasi katalis tertentu

• Process Analysis: analisa kondisi operasi proses Hydrotreating dan FCC

99 - WD X-Ray Fluorescent
100 - X-Ray Diffraction

101 - Surface Area Analyzer


102 - SEM With EDX

103 - Surface Area Analyzer 2


104 - Crushing Strength

Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia yang unggul menjadi suatu kunci keberhasilan riset Pertamina. Para SDM di RTI
memiliki berbagai pengalaman serta keahlian khusus pada bidang riset yang sesuai dengan arah
Pertamina di masa depan.

Tak hanya kompeten pada bidang riset, SDM di RTI juga terus memegang teguh identitas dan budaya
Pertamina yang Amanah, Kompeten, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (AKHLAK).
Dr. Oki Muraza, S.T., M.Sc.

Saat ini Bapak Oki Muraza memimpin Fungsi Research & Techology Innovation Pertamina. Ia
memperoleh gelar PhD di jurusan Teknik Kimia Technische Universiteit Eindhoven (TU Eindhoven).

Bapak Oki memiliki segudang pengalaman di dunia riset energi dan petrokimia. Ia pernah memperoleh
dana riset sebesar 6,2 juta USD dari beberapa perusahaan sekaligus seperti Saudi Aramco, SABIC, d an
KACST.

Bapak Oki Muraza memiliki keahlian pada:

1. Selective production of propylene

2. Heavy oil production & upgrading

3. Methanol to propylene

4. Coal to olefins

5. Catalysis for circular economy.

Bapak Oki pernah terlibat pada pekerjaan operasional migas lepas pantai bersama Repsol YPF-SES
sebagai Chemical Superviser dan Production Supervisor di tahun 2001-2002.

Sebelumnya Bapak Oki pernah bekerja sebagai Research Associate di The Petroleum Institu te Abu Dhabi
dalam kolaborasi riset bersama University of Minnesota pada pengembangan katalis/adsobent berbasis
zeolit untuk pemrosesan hidrokarbon.
Ia juga pernah memperoleh beasiswa dari Shell Research and Technology Centre Amsterdam (SRTCA)
dan Shell Global Solutions International BV.

Hingga saat ini, Bapak Oki Muraza sudah menerbitkan 173 publikasi yang terdaftar di Google Scholar.

Dr. Eng. Bayu Prabowo S.T., M. Eng.

Bayu Prabowo menyelesaikan gelar doktoralnya pada tahun 2014 mengambil jurusan Environmental
Science and Technology di Tokyo Institute of Technology. Di RTI, ia bertanggung jawab pada
pengembangan energi baru dan terbarukan yang bersumber dari bahan bakar nabati.

Saat ini, Bayu berfokus pada penelitian bioetanol generasi kedua yang diproduksi dari biomasssa
lignoselulosa. Rangkaian program yang dijalankan antara lain:

• Asesmen terhadap potensi dan sebaran bahan baku

• Asesmen awal terkait kelayakan teknis dan ekonomi teknologi proses yang digunakan

• Pengujian produksi bioetanol skala pilot dan demonstrasi

• Pembuatan conceptual engineering design

• Mempersiapkan bioetanol untuk masuk ke tahap komersial


Harapannya, bioetanol generasi kedua ini dapat mencapai tahap komersial dan memberi kemanfaatan
yang besar untuk Pertamina dan masyarakat Indonesia.

Aplikasi proyek ini juga menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kapasitas produksi bahan bakar di
Pertamina. Selain itu, riset ini juga menjadi diversifikasi bisnis Pertamina.

Lebih jauh lagi, proyek ini diharapkan menjadi langkah awal Pertamina agar unggul sebagai perusahaan
yang mampu mengolah bahan baku nabati menjadi bahan bakar nabati dan kimia nabati.

Selain itu, keberhasilan project ini dapat menurunkan porsi impor bahan bakar. Tak hanya itu, bagi
lingkungan, bioethanol juga berpotensi mengurangi tingkat pencemaran udara karena emisi gas buang
yang lebih rendah.

Hingga tahun 2021, Bayu telah menerbitkan delapan jurnal dan memperoleh enam penghargaan.
Penghargaan terakhir yang ia peroleh yakni sebagai pembicara tamu di event "Asean & China, Japan,
and Korea (10+3) Young Scientist Growth and Cooperation Forum."

Informasi lebih lanjut:

Scopus, Google Scholar

Belladonna Troxylon Maulianda S.T., P.Eng., Ph.D

Belladona Troxylon Maulianda menyelesaikan studi S3nya di University of Calgary, Kanada mengambil
studi Teknik Perminyakan. Belladona memiliki pengalaman 15 tahun pada bidang geomekanik,
unconventional reservoirs, hydraulic fracturing, dan manajemen proyek.
Bersama RTI, saat ini Belladona terlibat pada proyek:

1. Hydraulic Dilation di PHE Siak bekerja sama dengan BitCan Canada

2. Stimulasi sumur di PHSS bekerja sama dengan DFI Indonesia

3. Mercury removal bekerja sama dengan UPN

4. Big Data di Pertamina Hulu Mahakam bersama ITB

5. CLU Prototype bersama ITB

6. MOF untuk acid gas removal bersama Universitas Pertamina.

Berbagai proyek itu difokuskan pada peningkatan produksi minyak dan gas di Lapangan Pertamina.
Sebagian proyek itu akan dilanjutkan ke tahapan pengajuan paten dan paper, serta pembuatan
prototipenya.

Hingga saat ini Belladona telah menerbitkan 23 jurnal, 59 citation, dan 4 h-index. Belladona juga pernah
menjadi editor pada jurnal Petroleum Exploration and Production Technology, serta menjadi reviewer
pada Journal of Petroleum Science and Engineering, dan Journal of Natural Gas Science and Engineering.

Informasi lebih lanjut:

Google Scholar
Dr. Devi Putra S.T., M.Sc

Devi Putra menyelesaikan studi S3nya di Eindhoven University of Technology, Belanda mengambil studi
Control Systems Engineering pada tahun 2004.

Bidang keahlian Devi adalah:

1. Pemodelan,

2. Analisa dinamika sistem dan perancangan sistem kendali. Ia juga menguasai bidang

3. Aplikasi pada sistem pemboran, berupa:

a. pengendalian arah dan kompensasi vibrasi/osilasi pada sistem pemboran berarah


(directional drilling),

b. pengendalian tekanan pada sistem managed pressure drilling (MPD) dan sistem
automatic kick detection and killing, dan

c. optimalisasi kecepatan penetrasi pemboran (rate of penetration/ROP).

Selain itu, Devi juga mempunyai pengalaman dan keahlian dalam bidang optimalisasi dan otomasi
proses pemboran, yang didalamnya termasuk digital drilling technology.
Saat ini di RTI Devi sedang menggarap proyek

1. Realtime Drilling Advisory System (RTDAS) atau sistem pemboran cerdas yang juga interaktif
dalam memberikan saran yang paling optimal dalam proses pemboran. Proyek ini
dikembangkan bekerja sama dengan Baker Hughes.

2. High-Pressure High-Temperature (HPHT) Drilling and Completion Fluid. Proyek ini bekerja sama
dengan Halliburton dan dilakukan demi menjawab tantangan pemboran Pertamina pada sumur
HPHT yang memiliki spesifikasi: ultra density mud, big hole related ineffective hole cleaning,
stability mud under high temperature, dan excessive ECD on narrow margin window.

3. High Performance Water-Based Mud (HPWBM). Proyek ini mengembangkan HPWBM dengan
menggunakan Dendimer Alkanolamine sebagai Polyamine Based Shale Hydration
Inhibitor. HPWBM ini dikembangkan untuk menghadapi tantangan pemboran pada formasi
yang mengandung reactive shale yang tidak dapat dibor dengan menggunakan Oil-Based Mud
(OBM) karena faktor lingkungan atau karena alasan keekonomian.

4. Integrated 3D Geomechanic Software. Proyek ini mengembangkan perangkat lunak yang


mengintegrasikan 3D geomechanic dengan prediksi tekanan abnormal dan minerologi
untuk meningkatkan efektifitas dalam memprediksi permasalahan pemboran yang mungkin
muncul sehingga dapat dimitigasi dengan lebih baik.

Informasi lebih lanjut:

Disertasi doktoral, Researchgate


Erlangga Septama S.T., MAppSc., Ph.D.

Erlangga Septama menyelesaikan gelar S3nya mengambil Earth Science, Geology dan Geophysics, di
Memorial University of Newfoundland, Kanada. Erlangga memiliki keahlian di bidang:

1. Petroleum geoscience

2. Sedimentology and stratigraphy

3. Provenance analysis and chemostratigraphy

4. High resolution sequence stratigraphy

5. Marine geology

Di RTI Erlangga bertugas menjadi lead researcher untuk proyek:

1. Seismik anistropi pada sediment laut dalam di Lapangan Sadewa, Cekungan Kutai Kalimantan
Timur

2. Potensi Petroleum Play Sub-Volcanik di Pulau JawaCloud Based Seismic Processing Software

3. Permodelan Sandbox di Cekungan Tarakan, Kalimantan Timur

4. Delineasi prospek migas konvensional-non konvensional Pretersier di Cekungan Sumatra Utara


5. Riset Reservoir rekahan alami di Sumatra

Hingga saat ini, Erlangga telah menerbitkan sepuluh jurnal dan telah menerima lima penghargaan.
Beberapa penghargaan itu di antaranya

1. Dua kategori platinum dan satu kategori gold pada forum Continous Improvement Program
(CIP) tingkat Hulu dan Persero (PC-Prove Pandawa dan AMT, Platinum, PC-Prove Gerobak, Gold.
(2017-2018).

2. Best oral presenter, Forum Eksploitasi Pertamina EP, 2012

3. American Association of Petroleum Geologist (AAPG) grant in aid award 2011.

4. Canadian society of Petroleum Geologist (CSPG) field study award 2010

5. Honorable mention, Best geological paper award in CSPG-CSEG-CWLS joint convention 2009

6. Beasiswa selama studi S3, S2, dan S1: TotalFinaElf scholarship, Memorial University of
Newfoundland Graduate Scholarship, Pertamina EP TBLN (living allowance), NSW-DMR
Discovery 2000 scholarship serta beasiswa Pertamina

Informasi lebih lanjut:


Google Scholar

Dr. Rhian Indradewa, S.T., M.S.M., CRP.


Rhian Indradewa menyelesaikan studi S3nya di School of Business and Management di Institut Teknologi
Bandung. Ia memiliki keahlian pada perencanaan strategi dan bisnis, analisa pasar, manajemen inovasi
dan teknologi, manajemen proyek minyak dan gas, rantai pasok produk migas, dan menjalin hubungan
B2B dan B2C.

Saat ini Rhian berfokus menggarap program incubator di Pertamina. Program tersebut merupakan
wadah start-up binaan Pertamina untuk tumbuh dan berkembang. Program itu diharapkan dapat
memonetisasi inovasi internal dan eksternal Pertamina yang sejalan dengan rencana bisnis perusahaan.

Ke depannya, diharapkan start-up yang dibina dapat meningkatkan kegiatan inovasi yang bisa
diaplikasikan di Pertamina. Selain menghasilkan pendapatan bagi perusahaan, kegiatan itu juga
berpotensi meningkatkan citra Pertamina sebagai perusahaan yang inovatif dan sustainable.

Rhian telah menerbitkan:

1. Enam jurnal terindex Scopus,

2. 40 jurnal internasional terindex Google Scholar, Academic Research, EBSCO, DOAI,

3. Dua Patent dan satu buku di bidang manajemen inovasi

Penghargaan:

1. Scholastic Award dari ITB

2. Industrial Department of Republic Indonesia Fellowship

3. PLN Fellowship

Informasi lebih lanjut:

Scopus

Google Scholar
Dr. Eng. Haryo Satriya Oktaviano S.Si., M.Eng.

Haryo Satriya Oktavianto menyelesaikan gelar S3nya di Department of Energy Sciences, Tokyo Institute
of Tehcnology, Jepang. Hingga saat ini ia telah menerbitkan sembilan jurnal, satu buku, satu paten, dan
17 presentasi. Ia juga telah menerima tiga penghargaan di antaranya

1. Bilateral Research Project Hrantee, JSPS/DG-RSTHE Japan - Indonesia (2019 - 2020).

2. Science and Technology Research Grantee, Indonesia Toray Science Foundation (2019 - 2020)
3. Monbukagakusho Scholarship Awardee (2008 - 2013).

Adapun fokus riset Haryo di RTI saat ini adalah:


1. Pengembangan material untuk baterai lithium-ion (LIB),

2. fuel cell, dan

3. produksi green hydrogen.

Ketiga proyek itu berpotensi menjadi energy carrier di masa depan.

Pengembangan LIB dilakukan bersama Universitas Negeri Sebelas Maret dan Universitas Pertamina.
Pengembangan yang saat ini dilakukan adalah material katoda berbasis nickel-rich dan sintesis anoda
dengan menggunakan sumber karbon dari kilang, green petroleum coke (GPC).
Proyek fuel cell dikerjakan bersama Institut Teknologi Sepuluh Nopember dan Politeknik Negeri
Bandung. Saat ini proyek itu berada pada tahap pengembangan prototype untuk polymer electrolyte
membrane (PEM fuel cell) dan solid oxide fuel cell.

PEM fuel cell rencananya akan dimanfaatkan pada kebutuhan portable, sementara solid oxide fuel cell
akan dimanfaatkan pada aplikasi stasioner.

Pengembangan GPC juga dilakukan untuk dikembangkan sebagai material katoda dalam PEM fuel cell.
Keunggulan material ini adalah absennya penggunaan logam mulia yang selama ini menjadi penyebab
mahalnya biaya produksi fuel cell.

Selain itu, Haryo juga mengembangkan green hydrogen melalui penelitian dalam rancang bangun
prototipe elektroliser bersama Politeknik Negeri Bandung. Pengembangan green hydrogen juga
dilakukan dengan melakukan kajian penggunaan energi bersih seperti geotermal dalam produksi
hidrogennya.

Informasi lebih lanjut:

Scopus, Google Scholar

Dr.Eng. Usman S.T., M.Si.


Usman menyelesaikan gelar S3nya di Shimane University, Jepang mengambil studi di Fakultas Material
Science Department.

Usman memiliki keahlian pada pengembangan katalis hidrodesulfurisasi (CoMo/NiMo) dengan metode
impregnasi, pengembangan aspal polymer dan aspal buton, serta ahli pada produk specialty chemical
seperti degreaser, rust remover, descaler, corrosion inhibitor, demulsifier, dan masih banyak lagi.

Saat ini di RTI Usman berfokus menggarap:

1. Formulasi Surfaktan EOR melalui sintesa Sodium Ligno Sulphonate dari Limbah Pulp and Paper

2. Pembuatan produk teknologi New Pertagastech, yang merupakan teknologi eksplorasi


geothermal, minyak dan gas melalui adsorpsi gas microseepage

3. Pembuatan additive anti korosi, anti swelling, dan RVP depressant untuk proyek gasoline
methanol dan ethanol (GME)

4. Pembuatan hand sanitizer Hazal

5. Komersialisasi Pertasurf 31, Corrosion Inhibitor, Demulsifier, Pour Point Depressant.

Diharapkan seluruh kegiatan itu bisa segera masuk ke tahap komersial untuk mendatangkan keuntungan
bagi Pertamina. Sebagian produk itu juga sudah masuk tahap awal komersialisasi. Namun masih banyak
langkah-langkah yang harus dilakukan agar penjualan produk tidak hanya ditujukan ke internal
Pertamina tapi juga di pasar nasional dan internasional.
Dr. Bambang Mujihardi S.Si., M.Si.

Saat ini Bambang Mujihardi tergabung dalam Tim Upstream Research & Technology Innovation (URTI)
RTI sebagai Lead Specialist II untuk riset-riset di bidang eksplorasi dan eksploitasi geothermal. Ia
menyelesaikan S3 nya di Institut Teknologi Bandung mengambil studi Teknik Geofisika.

Bambang memiliki keahlian di bidang:

1. Seismic Data Analyzes

2. Microseismic Data & Survey

Adapun ruang lingkup riset yang saat ini dikerjakan Bambang di RTI di antaranya:

1. Pengembangan metoda-metoda geofisika untuk eksplorasi dan monitoring di lapangan


Geothermal.

2. Eksplorasi prospek “blind/hidden” geothermal

3. Teknologi pemanfatan geothermal Low-Medium Temperature

4. Melaksanakan kegiatan riset dan inovasi di bidang energi Geothermal yang berkaitan dengan
penambahan cadangan, effisiensi, optimalisasi produksi energi.
Harapannya riset-riset yang telah dilakukan oleh fungsi Geothermal Research dapat diimplementasikan
di PT.PGE untuk mendukung keberlangsungan industri geothermal di Indonesia.

Berikut merupakan riset-riset yang dilakukan Bambang di RTI, antara lain:

• Rancang bangun Adsorben Hg, As dan H2S untuk Eksplorasi Geothermal di Lapangan
Geothermal Karaha.

• Pengembangan Metoda Noise Tomography untuk pemetaan rekahan bawah permukaan di


Lapangan Geothermal.

• Optimalisasi brine untuk PLTP binary di Lapangan Tompaso, Sulawesi Utara.

• Pengembangan Metode Attenuation Tomography untuk Mendeteksi Penyebaran Panas pada


Reservoir Geothermal pada Lapangan Geothermal.

• Pengembangan Metode Low Frequency Passive Seismic untuk Mendeteksi keberadaan Fluida
pada Reservoir Geothermal di Lapangan Geothermal Hululais, Bengkulu.

• Riset Integrasi Data Satelit Multispectral Thermal Infrared (TIR) dan Synthetic Aperture Radar
(SAR) untuk Eksplorasi Hidden Geothermal.

Riset-riset yang saat ini dilakukan, diharapkan dapat sesuai dengan tujuan dan ruang lingkup kegiatan
Geothermal research yang berujung pada sumbangsih peningkatan cadangan dan produksi geothermal
bagi Pertamina.

Dr. Zaky Al Fatony S.Si., M.T.


Saat ini Zaky Al Fatony tergabung dalam Tim Petroleum dan Petrochemical NonFuel (PPNF) RTI sebagai
Specialist II untuk riset di bidang Bottom Product (lube base, slack wax, petroleum coke, serta aspal). Ia
menyelesaikan S3nya di Institut Teknologi Bandung mengambil studi Teknik Kimia.

Zaky memiliki keahlian di bidang:

1. Catalyst & material for RnD

2. Refinery and hydrocarbon processing technology

3. Process simulation

Adapun ruang lingkup riset yang saat ini dikerjakan Zaky di RTI di antaranya:

1. Perbaikan kualitas produk untuk mengakomodir regulasi dan spesifikasi yang kian meningkat,

2. Mencari lini stream baru dari kilang-kilang yang memiliki potensi untuk dijadikan bottom
product,

3. Melakukan pengembangan/diversifikasi produk bottom sesuai dengan trend pasar.

Dengan melihat tren bisnis saat ini, maka kilang dituntut untuk memiliki fleksibilitas dalam
pengolahannya. Meskipun liftingan produk non-fuel tidak sebanyak Produk BBM (volume based-
mengingat kebijakannya untuk memproduksi BBM), tetapi produk-produk non-fuel memiliki potensi
yang cukup menjanjikan bila dilihat dari margin harga.

Harapannya riset-riset yang telah dilakukan oleh fungsi PPNF dapat diimplementasikan di kilang.

Berikut merupakan project yang dilakukan Zaky di RTI, antara lain:

• Lube base Oil: Riset pengembangan proses dan katalis ke arah lube base oil Group III dari stream
raffinat LMO, MMO, dan DAO

• Slack Wax: Riset perbaikan kualitas warna dan kandungan oil dari slack wax yang dihasilkan dari
stream Hdt grade MMO pada RU IV

• Petroleum Coke: Riset perbaikan kualitas ukuran partikulat/partikel pada produk Petroleum
coke untuk mengurangi debu

• Aspal: Riset peningkatan kualitas aspal minyak pertamina 60/70, Diversifikasi produk aspal hi
grade serta CPHMA dari asbuton.

Proyek yang saat ini dilakukan, diharapkan dapat meningkatkan kualitas produk-produk non-fuel
khususnya bottom produk yang berujung pada sumbangsih peningkatan revenue bagi Pertamina
Wawan Rustyawan S.T., M.T.

Wawan Rustyawan memiliki keahlian pada formulasi katalis, sisntesis katalis, dan rekayasa material dari
skala nano untuk dihasilkan katalis dan material yang sesuai dengan proses di downstream.

Wawan juga ahli dalam pengujian sifat fisika-kimia, uji micro activity, pilot, hingga demo plant. Selain itu,
Wawan juga kerap melakukan scale-up hingga rekayasa sistem proses untuk implementasi di secondary
process.

Bersama RTI, Wawan telah menerbitkan delapan paten komersial.

Adapun saat ini terdapat 12 proyek di RTI yang melibatkan Wawan, di antaranya:

1. Proses pembuatan demo plant bio-refinery (HDO-HDI) di Palembang

2. Formulasi katalis dan uji pilot untuk produksi bio BTX untuk bahan baku antara farmasi

3. Formulasi dan uji pilot katalis untuk produksi green racing fuel low benzene

4. Proses pembuatan green racing fuel dari minyak jelanta untuk menunjang Moto GP

5. Formulasi katalis dan uji pilot implementasi PK 240 WR untuk unit GO GTU RU VI dalam
mencapai target EURO IV
6. Formulasi katalis dan Uji Pilot PK 210 HQ untuk mengolah kerosin bersulfur tinggi dari crude
Oman

7. Formulasi dan Uji Pilot untuk mengolah umpan lube menjadi Lube Base Grade II

8. Pembuatan buku Katalog Katalis

9. Pembuatan Pabrik Katalis Merah Putih

10. Uji Coba produksi J-2 dan D-100 di RU IV

11. Formulasi katalis untuk mengolah CPO menjadi FAME, FAMET & H-FAME dan diuji
pilot bekerjasama dg PTPN

12. Uji Lifetime katalis formulasi mandiri untuk proses ARHDM

Ferry Fathoni S.T., M.T

Ferry Fathoni saat ini sedang menyelesaikan studinya di Fakultas School of Geography, University of
Leeds, Inggris. Ia memiliki keahlian pada control system, instrumentation, battery management system,
dan sustainable development

Ferry Fathoni saat ini berfokus pada tiga project strategis.

1. Pengaruh agenda perubahan iklim global dan kebijakan lingkungan nasional terhadap
sustainable development pada sektor energi transportasi di Indonesia

2. Pengaruh faktor endogen dan eksogen terhadap eco-innovation biofuel dan elektrifikasi
kendaraan di Indonesia

3. Preferensi Konsumen di wilayah Jabodetabek atas sepeda motor listrik


Dilakukannya project itu didasarkan pada transisi energi global yang kini beralih ke sumber energi baru
dan terbarukan (EBT). Diharapkan proyek ini bisa memberikan kontribusi dalam pengembangan model
bisnis EBT di sektor transportasi berbasis emerging technologies.

Kelanjutan dari proyek ini diharapkan mampu memberoikan proyeksi pengembangan model bisnis
berbasis teknologi masa depan yang terjangkau dan ramah lingkungan.

Informasi lebih lanjut:

Scopus

Rinzan Akhirjulima S.T., M.T.

Rinzan Akhirjulima sedang menyelesaikan studi S3nya di Institut Teknologi Bandung mengambil jurusan
Teknik Kimia. Ia memiliki keahlian di bidang:

1. Proses ekstraksi cair pada minyak hidrokarbon fraksi berat,

2. Proses aplikasi drilling base fluids untuk kegiatan pemboran hulu,

3. Proses pengolahan minyak bumi untuk produksi bahan bakar minyak non kendaraan (pelarut,
bahan kimia khusus).

Saat ini proyek yang sedang digeluti oleh Rinzan di RTI adalah:
1. Optimasi dan improvement kualitas porudk Smooth Fluid untuk klasifikasi grup III

2. Studi potensi produksi TDAE menggunakan proses ekstraksi cair-cair kondisi superkritik

3. Studi terkait teknologi produksi polyolefin untuk kesiapan pabrik polypropylene (PP) dan
polyethylene (PE) di Pertamina

Produksi Smooth Fluid grup III dikembangkan agar mampu menjawab tantangan terkait penggunaan
bahan dasar lumpur pemboran yang sangat ramah lingkungan, serta mendukung kegiatan pemboran
yang membutuhkan performa unggul.

Pada proyek TDAE, produksi diharapkan dapat mengurangi dampak karsinogenik terhadap lingkungan
pada aplikasi produksi kompon ban.

Melalui hasil studi teknologi produksi polyolefin, diharapkan dapat terpilih teknologi yang tepat guna
menjawab kebutuhan pasar domestik dan regional PP dan PE.

Rizki Ekananda S.T., M.T.

Saat ini, Rizki Ekananda sedang menyelesaikan studi S3nya di Institut Teknologi Bandung mengambil
jurusan Teknik Kimia. Rizki memiliki keahlian pada pengembangan sintesa bahan baku katalis dan
memformulasikannya agar dapat memenuhi target operasional.

Bersama RTI, Rizki terlibat pada pengembangan portofolui katalis fluid catalytic cracking (FCC) agar
dapat meningkatkan fleksibilitas skenario pengolahan di unit FCC/RCC Pertamina, baik ke arah produk
bahan bakar maupun petrokimian.

Proyek itu sekaligus pengembangan proses dan katalis untuk mengolah feedstock unconventional,
termasuk renewable feedstock di unit FCC/RCC.
Pertamina memiliki portfolio katalis FCC/RCC yang diproduksi sendiri dan diimplementasikan di unit
FCC/RCC yang dimiliki Pertamina pada khususnya dan dapat bersaing di pasar katalis global diluar
Pertamina.

Kelanjutan proyek ini diharapkan dapat terus berlanjut hingga skala komersial sehingga dapat
memenuhi kebutuhan katalis FCC/RCC secara mandiri (yang saat ini setidaknya memiliki porsi lebih dari
60% total belanja katalis Pertamina setiap tahun).

Pengembangan katalis FCC juga berpotensi meningkatkan nilai komponen dalam negeri. Hal ini karena
sebagian bahan baku FCC/RCC bisa diperoleh di dalam negeri.

Indah Kurniawaty S.T., M.T.

Indah Kurniawaty saat ini sedang menyelesaikan studi S3nya pada program doktoral Ilmu Kimia,
Universitas Indonesia. Indah memiliki keahlian di bidang:

1. Nanopartikel, fuel, petrochemical,

2. Environment engineering, safety,

3. Laboratory analysis
Indah bergabung dengan Pertamina sejak 2008. Selama sembilan tahun, Indah bertugas sebagai as isten
peneliti di bidang lingkungan, katalis, bio-fuel, fuel, gas, petrochemical & petroleum non-fuel.

Setelah itu, Indah dipercaya untuk melakukan technical & laboratory support di bidang chemical EOR
dan instrument analysis.

Adapun keahlian Indah di antaranya:

1. Corporate strategic planning- refinery & hydrocarbon processing technology

2. EOR method

3. EOR laboratory

4. Manajemen inovasi

5. Research methodology

6. Teknik uji laboratorium

7. Risk management framework & principles

8. Katalis & Material untuk R&D- environment

9. Industrial technology untuk R&D


Informasi lebih lanjut:

Google Scholar
Kegiatan RTI di Tahun 2020
Publikasi RTI Tahun 2020 di Tabloid Energia

Sepanjang tahun 2020, RTI kerap mempublikasikan perkembangan riset dan kegiatannya di Energia.
Publikasi ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pekerja di Pertamina agar inovasi RTI bisa
dimanfaatkan untuk kegiatan operasionalnya.

Selain itu, upaya ini juga diharapkan dapat meningkatkan citra Pertamina sebagai perusahaan yang
inovatif dan siap untuk menghadapi perubahan di masa depan.
Tautan: Kritik dan Saran

Anda mungkin juga menyukai