Anda di halaman 1dari 18

PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN BISNIS F

Kelompok 7

Disusun oleh :

1. Aldo Nahason Pasca (22042010301)


2. Moh. Iqbal Prasetyo Ritonga (22042010320)
3. M. Afif Zaky Akmal (22042010328)

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN’ JAWA TIMUR


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS
SURABAYA
2024
JURNAL 1

Nusantara Journal of
Multidisciplinary Science
Vol. 2, No. 1, Januari 2024 E-ISSN : 3024-8752
Hal 115-124 P-ISSN : 3024-8744
Site : https://jurnal.intekom.id/index.php/njms

Strategi Inovatif dalam Meningkatkan


Daya Saing Bisnis di Era Digital
Aditya Restu Hapriyanto1
1
Fakultas Hukum, Universitas Surakarta, Surakarta, Indonesia

Article Info ABSTRAK


Dalam menghadapi tantangan era digital yang terus berkembang,
Article history:
perusahaan dituntut untuk memperkuat daya saing mereka melalui
Received Januari 1, 2024 strategi inovatif. Artikel ini membahas peran kunci inovasi dalam
Revised Januari 5, 2024 meningkatkan daya saing bisnis di era digital. Kami mengeksplorasi
Accepted Januari 07, 2024 berbagai strategi inovatif yang dapat diterapkan, termasuk pengadopsian
teknologi canggih, model bisnis baru, dan pendekatan pemasaran yang
disesuaikan dengan kebutuhan pasar yang dinamis. Dengan fokus pada
Keywords: perubahan perilaku konsumen dan transformasi teknologi, artikel ini
Strategi, membahas bagaimana perusahaan dapat mengintegrasikan inovasi dalam
Bisnis, semua aspek operasional mereka. Kami juga menyoroti pentingnya
Era Digital kolaborasi antara sektor bisnis dan teknologi untuk menciptakan
ekosistem inovatif yang mendorong pertumbuhan. Selain itu, artikel ini
Keywords: mengevaluasi dampak positif dari strategi inovatif terhadap efisiensi
operasional, peningkatan kualitas produk atau layanan, dan menciptakan
Strategy,
pengalaman pelanggan yang unik. Kami menyajikan beberapa studi
Business,
kasus sukses dan pelajaran yang dapat diambil dari perusahaan-
Digital era
perusahaan terkemuka yang berhasil mengadopsi strategi inovatif dengan
baik. Melalui analisis mendalam, artikel ini memberikan wawasan
tentang bagaimana perusahaan dapat mengembangkan budaya inovatif
yang berkelanjutan, mendorong kreativitas di antara karyawan, dan
secara proaktif menanggapi perubahan pasar. Kesimpulannya, strategi
inovatif tidak hanya menjadi kebutuhan, tetapi juga kunci utama untuk
memenangkan persaingan bisnis di era digital yang penuh dengan
dinamika dan ketidakpastian.

ABSTRACT
Facing the challenges of the ever-evolving digital era, businesses are
compelled to reinforce their competitiveness through innovative
strategies. This article delves into the pivotal role of innovation in
enhancing business competitiveness in the digital age. We explore
various innovative strategies that can be applied, including the adoption
of cutting-edge technology, new business models, and marketing
approaches tailored to the needs of a dynamic market. With a focus on
changing consumer behavior and technological transformation, this
article discusses how companies can integrate innovation into all aspects
of their operations. We also highlight the importance of collaboration
between the business and technology sectors to create an innovative
ecosystem that fosters growth. Furthermore, the article evaluates the
positive impact of innovative strategies on operational efficiency,
product or service quality enhancement, and the creation of a unique
customer experience. We present several successful case studies and
lessons learned from leading companies that have adeptly adopted
innovative strategies. Through in-depth analysis, this article provides
insights into how companies can develop a sustainable innovative
culture, foster creativity among employees, and proactively respond to
necessity but also a key to winning the business competition in a digital
era full of dynamics and uncertainties.

This is an open access article under the CC BY license.

Corresponding Author:
Aditya Restu Hapriyanto
Fakultas Hukum, Universitas Surakarta,
Surakarta, Indonesia
Email: adityarestuhapriyanto@gmail.com

1. PENDAHULUAN
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan transformasi digital, dunia bisnis
mengalami perubahan paradigmatik yang mengharuskan perusahaan untuk terus berinovasi
demi mempertahankan dan meningkatkan daya saingnya. Era digital membawa dampak
signifikan terhadap cara perusahaan beroperasi [1], berinteraksi dengan pelanggan, dan
menjalankan strategi bisnisnya. Dalam konteks ini, penelitian ini bertujuan untuk menjelajahi
strategi inovatif dalam meningkatkan daya saing bisnis di era digital [2]. Perubahan fundamental
dalam perilaku konsumen, terutama dalam hal adopsi teknologi, telah menciptakan tantangan
baru bagi perusahaan. Pelanggan semakin mengandalkan platform digital untuk berinteraksi
dengan produk dan layanan, menciptakan kebutuhan akan strategi bisnis yang adaptif dan
responsif terhadap perubahan ini. Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang strategi
inovatif menjadi krusial untuk memahami dinamika pasar dan menjawab tuntutan pelanggan di
era digital ini.
Penelitian ini memberikan kontribusi signifikan dengan merinci bagaimana strategi
inovatif dapat diterapkan secara efektif dalam konteks bisnis era digital. Fokus pada keterkaitan
antara teknologi, strategi bisnis, dan inovasi menjadikan penelitian ini sebagai penyelidikan
yang menyeluruh, mengisi kesenjangan pengetahuan dengan memberikan wawasan mendalam
tentang langkah-langkah konkret yang dapat diambil oleh perusahaan untuk memperkuat daya
saing mereka di pasar yang terus berubah. Lebih lanjut, penelitian ini berkomitmen untuk
memberikan rekomendasi praktis yang dapat membimbing perusahaan dalam menghadapi
dinamika bisnis digital. Dengan mendalaminya konsep strategi bisnis di era digital dan merinci
praktik inovatif yang sukses, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berharga
kepada pemangku kepentingan bisnis, akademisi, dan praktisi. Rekomendasi praktis ini
diharapkan dapat menjadi panduan yang bermanfaat untuk meningkatkan kinerja dan daya saing
perusahaan di tengah dinamika bisnis yang terus berubah dalam era digital. Dengan demikian,
penelitian ini bukan hanya menciptakan pemahaman baru, tetapi juga menyediakan landasan
praktis untuk perusahaan yang berupaya menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang
dalam lingkungan bisnis yang terus berkembang.
2. METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain penelitian studi kasus.
Penekanan diberikan pada pemahaman mendalam terkait implementasi strategi inovatif dalam
bisnis era digital. Populasi penelitian melibatkan sejumlah perusahaan dari berbagai sektor
industri yang telah berhasil menerapkan strategi inovatif dalam operasional mereka. Pemilihan
sampel dilakukan secara purposive, mempertimbangkan variabilitas sektor industri, ukuran
perusahaan, dan keberhasilan implementasi strategi inovatif. Instrumen utama untuk
pengumpulan data adalah wawancara mendalam dengan pemangku kepentingan kunci, termasuk
eksekutif perusahaan, manajer inovasi, dan praktisi terkait. Selain itu, analisis dokumen seperti
laporan keuangan, laporan tahunan, dan strategi bisnis juga digunakan untuk memperoleh
pemahaman menyeluruh tentang implementasi strategi inovatif. Observasi langsung terhadap
praktik inovatif dan interaksi di dalam perusahaan juga dilakukan untuk memvalidasi dan
melengkapi data yang diperoleh melalui wawancara dan analisis dokumen.Data yang terkumpul
dianalisis menggunakan pendekatan analisis isi untuk mengidentifikasi pola-pola tematik,
keterkaitan, dan asosiasi di antara data yang dihasilkan. Langkah-langkah analisis data
melibatkan klasifikasi tematik, penyusunan pola, dan penarikan kesimpulan. Proses triangulasi
digunakan untuk memastikan kevalidan dan reliabilitas hasil analisis.
Data yang terkumpul dari wawancara, analisis dokumen, dan observasi diolah dan disusun
untuk menggambarkan secara komprehensif implementasi strategi inovatif di perusahaan-
perusahaan yang menjadi subjek penelitian. Temuan-temuan tersebut kemudian diorganisir
berdasarkan kategori tematik yang muncul selama analisis, termasuk keberhasilan implementasi,
faktor-faktor pendukung, dan hambatan yang dihadapi. Analisis mendalam juga dilakukan untuk
memahami dampak strategi inovatif terhadap kinerja bisnis, efisiensi operasional, dan persepsi
pelanggan. Dalam merumuskan kesimpulan, temuan-temuan tersebut dikaitkan dengan literatur
dan konsep teoritis yang mendukung, memberikan kerangka pemahaman yang lebih kokoh
terkait strategi inovatif dalam bisnis era digital

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang berhasil mengadopsi
strategi inovatif di era digital umumnya memiliki pendekatan holistik. Mereka tidak hanya fokus
pada inovasi produk atau layanan, tetapi juga melibatkan inovasi dalam model bisnis, proses
operasional, dan interaksi dengan pelanggan. Faktor-faktor kunci yang mendukung keberhasilan
implementasi strategi inovatif meliputi kepemimpinan yang visioner, budaya perusahaan yang
mendukung inovasi, keterlibatan karyawan, dan kesiapan teknologi. Perusahaan-perusahaan
yang mampu menciptakan lingkungan yang mendorong kreativitas dan eksperimen cenderung
lebih sukses dalam menerapkan strategi inovatif. Beberapa hambatan yang diidentifikasi
termasuk resistensi terhadap perubahan, kurangnya sumber daya, dan kesulitan dalam
mengintegrasikan teknologi baru ke dalam infrastruktur yang sudah ada. Pengelolaan hambatan
ini menjadi kunci untuk menjaga kontinuitas dan keberlanjutan implementasi strategi inovatif.
4. KESIMPULAN
Secara keseluruhan, hasil penelitian ini menggambarkan bahwa keberhasilan implementasi
strategi inovatif di era digital memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan inovasi dalam
berbagai aspek bisnis, termasuk produk atau layanan, model bisnis, proses operasional, dan
interaksi dengan pelanggan. Faktor-faktor kunci seperti kepemimpinan yang visioner, budaya
perusahaan yang mendukung inovasi, keterlibatan karyawan, dan kesiapan teknologi menjadi
poin krusial yang mendukung langkah-langkah inovatif. Namun, tantangan seperti resistensi
terhadap perubahan, keterbatasan sumber daya, dan kesulitan integrasi teknologi perlu diatasi
dengan manajemen yang efektif.
JURNAL 2

Analisis Pemberdayaan UMKM dan


Peningkatan Daya Saing Dalam Kancah
Pasar Global
Kristina Sedyastuti
Universitas Bina Darma
kristinasedyastuti@yahoo.com

Abstrak

Pemberdayaan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) di tengah arus globalisasi dan
tingginya persaingan membuat UMKM harus mampu mengadapai tantangan global, seperti
meningkatkan inovasi produk dan jasa, pengembangan sumber daya manusia dan teknologi,
serta perluasan area pemasaran. Hal ini perlu dilakukan untuk menambah nilai jual UMKM itu
sendiri, utamanya agar dapat bersaing dengan produk-produk asing yang kian membanjiri
sentra industri dan manufaktur di Indonesia, mengingat UMKM adalah sektor ekonomi yang
mampu menyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia (Sudaryanto, 2011). Belum kokohnya
fundamental perekonomian Indonesia mendorong pemerintah untuk membangun struktur
ekonomi dengan mempertimbangkan keberadaan UMKM. Sektor ini telah terbukti
memberikan lapangan kerja dan memberikan kesempatan bagi UMKM untuk berkembang di
masyarakat. Keberadaan UMKM tidak dapat diragukan karena terbukti mampu bertahan dan
menjadi penggerak ekonomi, terutama setelah krisis ekonomi. Di sisi lain, UKM juga
menghadapi banyak masalah, yaitu keterbatasan modal kerja, sumber daya manusia yang
rendah, dan kurang cakapnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Metode Penelitian
ini menggunakan pendekatan eksploratif deskriptif dengan menganalisis strategi pemberdayaan
UMKM dalam menghadapai pasar Global. Karya ilmiah ini juga dikembangkan dengan
menggunakan pendekatan kajian literatur atau studi putaka. Pendekatan teori/konsep dilakukan
dengan merujuk dari beberapa sumber, seperti buku dan jurnal ilmiah. Semua uraian gagasan
yang ada digabungkan dalam satu susunan kerangka pemikiran. Kendala lain yang dihadapi
oleh UMKM adalah hubungan dengan prospek bisnis yang kurang jelas dan perencanaan visi
misi yang belum stabil. Pemberian informasi dan jaringan pasar, kemudahan akses pendanaan
dan pendampingan serta peningkatan kapasitas teknologi informasi merupakan beberapa
strategi peningkatan daya saing UMKM Indonesia, yang tak kalah pentingnya adalah jiwa
kewirausahaan yang tak pantang menyerah. Oleh karena itu diperlukan sinergi semua pihak
terutama antara pelaku usaha, pemerintah dan lembaga keuangan mikro.

Kata kunci : UMKM, strategi, pemberdayaan, daya saing

1. Pendahuluan

Belum kokohnya fundamental perekonomian Indonesia saat ini, mendorong pemerintah


untuk terus memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), yang selanjutnya
penulis akan mennggunakan singkatan ini. Sektor ini mampu menyerap tenaga kerja cukup
besar dan memberi peluang bagi UMKM untuk berkembang dan bersaing dengan perusahaan
yang lebih cenderung menggunakan modal besar (capital intensive). Eksistensi UMKM
memang tidak dapat diragukan lagi karena terbukti mampu bertahan dan menjadi roda
penggerak ekonomi, terutama pasca krisis ekonomi. Disisi lain, UMKM juga menghadapi
banyak sekali permasalahan, yaitu terbatasnya modal kerja, Sumber Daya Manusia yang rendah, dan
minimnya penguasaan ilmu pengetahuan serta teknologi (Sudaryanto dan Hanim, 2002). Kendala lain
yang dihadapi UMKM adalah keterkaitan dengan prospek usaha yang kurang jelas serta perencanaan,
visi dan misi yang belum mantap. Hal ini terjadi karena umumnya UMKM bersifat income gathering
yaitu menaikkan pendapatan, dengan ciri-ciri sebagai berikut: merupakan usaha milik keluarga,
menggunakan teknologi yang masih relatif sederhana, kurang memiliki akses permodalan (bankable),
dan tidak ada pemisahan modal usaha dengan kebutuhan pribadi.

1.1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan eksploratif deskriptif dengan menganalisis


pemberdayaan UMKM dan meningkatkan daya saing dalam menghadapai pasar Global.
Karya ilmiah ini juga dikembangkan dengan menggunakan pendekatan kajian literatur atau
studi putaka. Pendekatan teori/konsep dilakukan dengan merujuk dari beberapa sumber,
seperti buku, jurnal ilmiah, dan internet. Semua uraian gagasan yang ada digabungkan dalam
satu susunan kerangka pemikiran.

1.2. Hasil dan Pembahasan

Penguatan lembaga pendamping melalui Peningkatan Capacity Building Setyobudi


(2007) menyebutkan bahwa Bank Indonesia lebih fokus pada penguatan lembaga pendamping
UMKM melalui peningkatan capacity building dalam bentuk pelatihan dan kegiatan penelitian
yang menunjang pemberian kredit kepada UMKM. Beberapa upaya yang dilakukan antara lain:

a. pelatihan-pelatihan kepada lembaga pendamping UMKM, dalam rangka meningkatkan


kemampuan kredit UMKM
b. Pendirian Pusat Pengembangan Pendamping UKM (P3UKM), sebagai pilot project.
P3UKM antara lain bertugas melakukan pelatihan dan akreditasi pendamping UKM.
c. Pengembangan Sistem Informasi Terpadu Pengembangan Usaha Kecil (SIPUK) sebagai
sarana untuk lebih menyebarluaskan secara cepat hasil-hasil penelitian dan berbagai
informasi lainnya. SIPUK terdiri dari Sistem Informasi Baseline Economic Survey (SIB)
Sistem Informasi Agroindustri Berorientasi Ekspor (SIABE), Sistem Informasi Pola
Pembiayaan/ lending model Usaha Kecil (SILMUK), Sistem Penunjang Keputusan Untuk
Investasi (SPKUI); dan Sistem Informasi Prosedur Memperoleh Kredit (SIPMK). SIPUK ini
dapat diakses melalui website Bank Indonesia.
d. Berbagai penelitian dalam rangka memberikan informasi untuk mendukung
pengembangan UMKM. Kegiatan penelitian terutama diarahkan untuk mendukung
penetapan arah dan kebijakan Bank Indonesia dalam rangka pemberian bantuan teknis dan
juga dalam rangka penyediaan informasi yang berguna dalam rangka pengembangan
UMKM. Penelitian tersebut disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan UMKM serta
untuk menggali potensi sektor UMKM di tiap-tiap daerah di Indonesia. Dalam upaya
meningkatkan peran UMKM untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Bank Indonesia
melakukan kajian identifikasi peraturan pusat dan daerah dalam rangka pengembangan
UMKM serta kajian dan implementasi pilot project klaster pengembangan UMKM.

Simpulan

Dari hasil analisis diatas maka strategi untuk mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) di Indonesia tidak terlepas dari dukungan perbankan dalam penyaluran
kredit. Saat ini skim kredit yang sangat familiar di masyarakat adalah Kredit Usaha Rakyat
(KUR), yang khusus diperuntukkan bagi UMKM dengan kategori usaha layak, tanpa agunan.
Selain itu penguatan lembaga pendamping UMKM dapat dilakukan melalui kemudahan akses
serta peningkatan capacity building dalam bentuk pelatihan dan kegiatan penelitian yang
menunjang pemberian kredit kepada UMKM. Strategi untuk mengantisipasi mekanisme pasar
yang makin terbuka dan kompetitif khususnya di kawasan Asean adalah penguasaan pasar,
yang merupakan prasyarat untuk meningkatkan daya saing UMKM. Agar dapat menguasai
pasar, maka UMKM perlu mendapatkan informasi dengan mudah dan cepat, baik informasi
mengenai pasar produksi maupun pasar faktor produksi untuk memperluas jaringan pemasaran
produk yang dihasilkan oleh UMKM. Aplikasi teknologi informasi pada usaha mikro, kecil dan
menengah akan mempermudah UMKM dalam memperluas pasar baik di dalam negeri maupun
pasar luar negeri dengan efisien. Pembentukan Pusat Pengembangan UMKM berbasis IT
dianggap mampu mendorong pertumbuhan dan perkembangan usaha mikro, kecil, dan
menengah di era teknologi informasi saat ini.
Untuk meningkatkan daya saing diperlukan sinergi antara peran pemerntah selaku
pembuat kebijakan serta lembaga pendamping, khususnya lembaga keuangan mikro untuk
mempermudah akses perkreditan dan perluasan jaringan informasi pemasaran. Selain itu,
budaya mencintai produksi dalam negeri juga perlu dipupuk agar UMKM berkembang dan
perekonomian nasional menjadi lebih kuat. Pelaku usaha mikro, kecil dan menengah perlu aktif
untuk bekerjasama dan berkoordinasi dengan Pemerintah maupun Pemerintah Daerah untuk
terus melakukan pembinaan dan pelatihan melalui peningkatan capacity building dan
penerapan aplikasi information technology (IT), termasuk mengefektifkan kembali web
Pemda-Pemda saat ini yang tidak optimal sebagai basis komunikasi UMKM di daerah.
JURNAL 3

Kesuksesan Wirausaha di Era Digital


dari Perspektif Orientasi Kewirausahaan
(Study Literature)
Zulkifli1, Irwan Sugiarto2, Fithriah Napu3, Arief Yanto Rukmana4, Puji
Hastuti5
1 Universitas Muhammadiyah Kendari, zulkifli@umkendari.ac.id
2 Sekolah Tinggi Hukum Bandung, Irwansugiarto8@gmail.com
3 Universitas Muhammadiyah Kendari, fithriah.napu@umkendari.ac.id

4 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi STAN IM, ariefyantorukmana@gmail.com

5 Poltekkes Kemenkes Semarang, pujih75@gmail.com

PENDAHULUAN

Perubahan teknologi telah membawa dampak yang signifikan bagi keberlangsungan bisnis dan
wirausaha di era modern. Teknologi telah mempercepat laju globalisasi dan mengubah cara
orang berkomunikasi, berinteraksi, dan berbelanja. Kini, bisnis tidak hanya bersaing dengan
perusahaan lokal tetapi juga perusahaan internasional yang memiliki sumber daya yang lebih
besar dan teknologi yang lebih canggih (Hervé et al., 2021; Sriayudha et al., 2020). Dalam hal
ini, teknologi memainkan peran penting dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas
perusahaan. Sebagai contoh, perangkat lunak manajemen bisnis dapat membantu pengusaha
untuk mengelola bisnis mereka secara lebih efisien, mempercepat proses produksi,
mengoptimalkan sumber daya, dan meningkatkan kualitas produk dan layanan. Dalam hal ini,
teknologi dapat membantu pengusaha dalam mengurangi biaya produksi dan mempercepat waktu
respon terhadap pelanggan. Di sisi lain, teknologi juga membuka peluang baru bagi wirausaha.
Perkembangan teknologi telah memungkinkan wirausaha untuk memanfaatkan platform digital
untuk memasarkan produk mereka ke seluruh dunia (Lukito-Budi et al., 2022; Sahban &
Syahchari, 2019). Wirausaha dapat memanfaatkan media sosial, situs web, dan pasar daring
untuk mencapai konsumen yang lebih luas dan meningkatkan omset bisnis mereka. Namun,
perubahan teknologi juga membawa risiko yang signifikan bagi keberlangsungan bisnis. Dalam
hal ini, perusahaan yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan perubahan teknologi akan
kehilangan daya saing dan akan sulit untuk bertahan di pasar (Bala & Verma, 2018; Fachrunnisa
et al., 2020). Terlebih lagi, dengan berkembangnya teknologi, kemampuan wirausaha untuk
membangun brand awareness dan loyalitas konsumen juga semakin sulit (Ipsmiller et al., 2022;
Troise, Ben-Hafaïedh, et al., 2022; Troise, Dana, et al., 2022).

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan dengan library research atau studi literatur ini
adalah untuk mengetahui peran orientasi kewirausahaan (enterpreneurship
orientation/EO) sebagai salah satu faktor keberhasilan usaha mikro, kecil, dan
menengah (UMKM) di era digital. EO adalah penentu penting keberhasilan wirausaha,
dan era digital telah menghadirkan peluang dan tantangan baru bagi UMKM. Studi ini
mengeksplorasi literatur terkini tentang EO dan hubungannya dengan kesuksesan
UMKM di era digital. Pencarian Literatur Pencarian komprehensif akan dilakukan di
database elektronik, termasuk Google, Scopus, Elsevier, Springer,SAGE Journals,
Emerald Insight dan Online Research. Pencarian akan dibatasi pada artikel yang
diterbitkan dalam bahasa Inggris dan Indonesia antara tahun 2010 dan 2022 untuk
relevansinya. Ekstraksi dan Sintesis Data Artikel yang dipilih untuk studi literatur ini
akan ditinjau dan data akan diekstraksi menggunakan formulir standar. Data yang
digali meliputi tujuan penelitian, desain penelitian, dimensi EO, ukuran keberhasilan
UMKM, dan temuan kunci. Pendekatan sintesis naratif akan digunakan untuk
menganalisis data dan mengidentifikasi tema dan pola utama.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sangat penting untuk
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di seluruh dunia (Nurlinda & Sinuraya,
2020; Zaelani, 2019). Bisnis ini berkontribusi secara signifikan terhadap penciptaan
lapangan kerja, pengembangan produk dan layanan inovatif, dan promosi
kewirausahaan (Matt & Rauch, 2020; Santoso et al., 2020). Di era digital, UMKM
menghadapi tantangan dan peluang baru, dengan munculnya teknologi digital dan e-
commerce menghadirkan jalan baru untuk pertumbuhan bisnis (Hervé et al., 2021;
Sriayudha et al., 2020). Orientasi kewirausahaan (EO) merupakan penentu kritis
keberhasilan wirausaha, dan dampaknya terhadap keberhasilan UMKM di era digital
telah menjadi topik penelitian yang penting. Penelitian latar belakang ini bertujuan
untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang peran EO sebagai salah
satu faktor keberhasilan UMKM di era digital (Octavia et al., 2020).
UMKM di Era Digital: Era digital telah mengubah cara bisnis beroperasi,
dengan teknologi digital dan e-commerce memberikan peluang dan tantangan baru
bagi UMKM. Maraknya media sosial, teknologi seluler, dan platform e-commerce
memudahkan UMKM menjangkau pelanggan, menjual produk, dan membangun
brand awareness (Mubarak et al., 2019). Penggunaan teknologi digital telah
memungkinkan UMKM untuk mengurangi biaya, meningkatkan efisiensi, dan
meningkatkan pengalaman pelanggan. Namun, era digital juga meningkatkan
persaingan dan menciptakan tantangan baru, seperti ancaman keamanan siber, masalah
privasi data, dan perubahan perilaku konsumen (Asad et al., 2022). EO telah terbukti
menjadi penentu penting keberhasilan wirausaha, dan dampaknya terhadap kesuksesan
UMKM di era digital telah menjadi topik penelitian yang penting (Guo et al., 2020;
Wales et al., 2019). Studi menunjukkan bahwa EO berdampak positif terhadap kinerja
dan pertumbuhan UMKM di era digital (Ipsmiller et al., 2022). Misalnya, penelitian
telah menunjukkan bahwa perusahaan dengan tingkat inovasi, proaktif, dan
pengambilan risiko yang tinggi lebih mungkin untuk memperkenalkan produk dan
layanan baru dan berekspansi ke pasar baru (Nizam et al., 2020; Xu Zhang et al.,
2022). Selanjutnya, EO telah terbukti memungkinkan UMKM untuk beradaptasi
dengan perubahan lingkungan pasar, seperti pergeseran perilaku konsumen dan
munculnya teknologi baru (Ipsmiller et al., 2022; Xia et al., 2022).
KESIMPULAN
Berdasarkan studi literatur, kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa
orientasi kewirausahaan yang baik dapat membantu mencapai kesuksesan wirausaha di
era digital. Orientasi kewirausahaan yang baik dapat membantu para wirausaha untuk
mengembangkan kemampuan mereka dalam memanfaatkan teknologi digital, serta
menghadapi tantangan dan peluang yang muncul di era digital. Studi literatur ini
menunjukkan bahwa wirausaha yang memiliki orientasi kewirausahaan yang baik
memiliki kemampuan untuk menciptakan nilai tambah bagi pelanggan, memanfaatkan
teknologi digital dengan efektif, dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di era
digital. Oleh karena itu, orientasi kewirausahaan yang baik merupakan faktor penting
yang dapat membantu wirausaha mencapai kesuksesan di era digital.

PPT KELOMPOK 7
NOTULENSI KELOMPOK 7
LIST PERTANYAAN UNTUK KELOMPOK 7:

1.Naufal Arsyad (22042010333)


Bagaimana proses pengembangan dan implementasi model bisnis inovatif dalam industri TI dan
komunikasi dapat memastikan keberlanjutan dan adaptabilitas perusahaan di tengah perubahan cepat
dalam teknologi dan pasar global?

Jawab
Pengembangan dan implementasi model bisnis inovatif dalam industri TI dan komunikasi memastikan
keberlanjutan dan adaptabilitas perusahaan dengan memungkinkan mereka untuk secara proaktif
merespons perubahan teknologi dan pasar global melalui analisis pasar yang mendalam, budaya
inovasi yang kuat, kemitraan strategis, pengembangan produk yang relevan, fleksibilitas dalam model
bisnis, investasi dalam keterampilan karyawan, evaluasi berkelanjutan, dan tanggung jawab sosial dan
lingkungan. Dengan pendekatan ini, perusahaan dapat tetap kompetitif dan beradaptasi dengan cepat
di era yang terus berubah.

2.Savira Azzahro (22042010029) Kel 2


Apa peran transformasi digital dalam mendukung pengembangan model bisnis inovatif di industri
TIK untuk meningkatkan daya saing global?

Jawab
Transformasi digital memungkinkan pengembangan model bisnis inovatif di industri TIK dengan
memperluas jangkauan pasar, meningkatkan efisiensi operasional, menghadirkan produk dan layanan
yang lebih canggih, serta memperkuat interaksi dengan pelanggan, semuanya bertujuan untuk
meningkatkan daya saing global.

3. Carrisa Putri Oktavia (22042010003) Kel. 3


Bagaimana perusahaan dapat mengadopsi perkembangan teknologi yang canggih untuk
pengoptimalan bisnisnya?

Jawab
Perusahaan dapat mengadopsi perkembangan teknologi yang canggih untuk pengoptimalan bisnisnya
dengan memulai dengan evaluasi menyeluruh terhadap kebutuhan bisnis dan identifikasi peluang
terbaik untuk penerapan teknologi. Langkah selanjutnya adalah melakukan riset menyeluruh untuk
memahami teknologi yang paling relevan dengan industri mereka, dilanjutkan dengan pengembangan
rencana implementasi yang komprehensif, termasuk alokasi sumber daya yang tepat dan pelatihan
karyawan. Melakukan pilot project atau uji coba kecil memungkinkan perusahaan untuk menguji
teknologi secara praktis sebelum menerapkannya secara menyeluruh, sambil memastikan integrasi
yang mulus dengan sistem yang sudah ada. Pemantauan dan evaluasi berkelanjutan sangat penting
untuk memastikan bahwa teknologi tersebut memberikan nilai tambah yang diharapkan, sambil
memperhatikan perubahan pasar dan teknologi yang terus berkembang.

4. Miftakhul Jannah (22042010015) Kel.4


Apa saja tantangan baru yang dihadapi oleh perusahaan akibat perubahan fundamental dalam perilaku
konsumen di era digital?

Jawab
Tantangan baru yang dihadapi oleh perusahaan akibat perubahan fundamental dalam perilaku
konsumen di era digital mencakup peningkatan ekspektasi pelanggan terhadap pengalaman yang
personal, instan, dan terhubung secara digital; kesulitan dalam memahami pola perilaku konsumen
yang semakin kompleks dan beragam di berbagai platform digital; perubahan dalam dinamika pasar
yang dipengaruhi oleh pengaruh media sosial dan opini publik yang cepat berubah; serta perlunya
menghadapi tantangan privasi data dan keamanan cyber yang semakin kompleks di tengah
meningkatnya keprihatinan konsumen terkait privasi dan perlindungan data pribadi mereka.
5. Made Ayu Alivy Khumaira (22042010339) Kel 5
Bagaimana pentingnya adaptasi dan fleksibilitas dalam model bisnis inovatif untuk memenuhi
perubahan pasar dan teknologi di industri TI dan komunikasi?

Jawab
Adaptasi dan fleksibilitas adalah kunci untuk kesuksesan model bisnis inovatif di industri TI dan
komunikasi karena lingkungan bisnis yang terus berubah memerlukan kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan cepat terhadap perubahan pasar dan teknologi. Dengan mengadopsi
pendekatan yang adaptif, perusahaan dapat secara proaktif merespons tren baru, permintaan
pelanggan yang berubah, dan inovasi teknologi yang muncul, memungkinkan mereka untuk tetap
relevan dan kompetitif. Fleksibilitas dalam model bisnis memungkinkan perusahaan untuk
menyesuaikan strategi, produk, dan layanan mereka sesuai dengan perubahan kebutuhan dan
preferensi pelanggan, sehingga memungkinkan mereka untuk memanfaatkan peluang baru dan
mengatasi tantangan dengan lebih efektif. Dengan demikian, adaptasi dan fleksibilitas tidak hanya
memungkinkan perusahaan untuk bertahan di tengah ketidakpastian dan kompleksitas industri TI dan
komunikasi, tetapi juga untuk berkembang dan memimpin dalam menghadapi perubahan yang terjadi.

6. Nanda Akhilla Zahr (22042010123) KELOMPOK 6


Bagaimana keuangan mikro dapat menjadi metode global yang efektif dalam mengatasi kemiskinan,
terutama dalam konteks UMKM di Indonesia?

Jawab
Keuangan mikro dapat menjadi metode global yang efektif dalam mengatasi kemiskinan, terutama
dalam konteks UMKM di Indonesia, karena menyediakan akses yang lebih mudah dan terjangkau
terhadap sumber daya keuangan bagi para pelaku usaha kecil dan menengah yang sering kali tidak
dapat mengakses layanan keuangan formal. Melalui lembaga keuangan mikro seperti koperasi kredit,
bank mikro, atau lembaga keuangan non-pemerintah, UMKM dapat memperoleh pinjaman modal
dengan bunga rendah, mengurangi ketergantungan pada pemberi pinjaman informal dengan tingkat
bunga yang tinggi. Dengan demikian, keuangan mikro membuka pintu bagi UMKM untuk
memperluas usaha mereka, meningkatkan produksi, dan meningkatkan pendapatan. Selain itu,
keuangan mikro sering kali disertai dengan program pelatihan dan pendampingan untuk pemilik
usaha, yang membantu meningkatkan keterampilan manajerial, akses pasar, dan keberlanjutan bisnis.
Di Indonesia, di mana UMKM berperan besar dalam perekonomian, adopsi keuangan mikro dapat
membantu mengurangi tingkat kemiskinan dengan meningkatkan kesejahteraan ekonomi bagi banyak
penduduk, termasuk mereka yang berada di daerah pedesaan dan perkotaan yang kurang berkembang.
Dengan memperluas akses terhadap modal dan sumber daya lainnya, keuangan mikro memainkan
peran penting dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

7. Hanifah Maulydia Kartikasari (22042010132)


Apa saja tantangan yang dihadapi dalam mengimplementasikan strategi inovatif di era digital, dan
bagaimana organisasi dapat mengatasi tantangan tersebut?

Jawab
Tantangan yang dihadapi dalam mengimplementasikan strategi inovatif di era digital meliputi adanya
ketidakpastian teknologi yang cepat berkembang, kebutuhan akan perubahan budaya organisasi yang
mungkin sulit, serta risiko keamanan data yang semakin kompleks. Organisasi dapat mengatasi
tantangan tersebut dengan mengadopsi pendekatan yang inklusif dan fleksibel dalam pengambilan
keputusan, mempromosikan budaya kerja yang mendukung eksperimen dan pembelajaran, serta
meningkatkan investasi dalam keamanan teknologi informasi dan pelatihan karyawan untuk
meningkatkan kesadaran akan risiko keamanan data.

8. Putri Avrillia (22042010013)


strategi pemasaran yang seperti apa yang efektif untuk memperkenalkan produk atau layanan TIK
inovatif kepada pasar global?
Jawab
Strategi pemasaran yang efektif untuk memperkenalkan produk atau layanan TIK inovatif kepada
pasar global melibatkan kombinasi dari pendekatan digital dan tradisional. Ini termasuk penggunaan
pemasaran digital yang canggih seperti kampanye iklan online yang tersegmentasi secara geografis
dan demografis, optimisasi mesin pencari (SEO), pemasaran konten yang relevan dan berkualitas
tinggi, serta kehadiran aktif di media sosial untuk meningkatkan kesadaran merek dan keterlibatan
pelanggan. Di samping itu, keterlibatan dalam acara dan konferensi industri global, kemitraan
strategis dengan perusahaan atau influencer yang memiliki pengaruh di pasar target, serta dukungan
dari kampanye pemasaran yang didukung oleh testimoni pelanggan dan studi kasus sukses dapat
membantu membangun kepercayaan dan meningkatkan adopsi produk atau layanan TIK inovatif di
pasar global.

9. Liana Rahma Kusumadini (22042010078)_Kel. 11


Apa strategi terbaik untuk mengelola risiko yang terkait dengan adopsi model bisnis inovatif dalam
industri TI dan Komunikasi?

Jawab
Strategi terbaik untuk mengelola risiko yang terkait dengan adopsi model bisnis inovatif dalam
industri TI dan Komunikasi melibatkan kombinasi dari pendekatan proaktif dan responsif. Ini meliputi
analisis risiko yang cermat untuk mengidentifikasi potensi ancaman dan kerentanan, pengembangan
rencana mitigasi risiko yang komprehensif dengan fokus pada keamanan data, kepatuhan regulasi, dan
kontinuitas bisnis, implementasi sistem pemantauan dan pengendalian yang ketat untuk memonitor
dan mengevaluasi risiko secara berkala, serta keterlibatan aktif dari manajemen senior dan karyawan
dalam memahami dan mengatasi risiko yang muncul. Selain itu, memperkuat kolaborasi dengan mitra
industri dan lembaga keamanan serta mengadopsi pendekatan berbasis teknologi seperti enkripsi data,
kecerdasan buatan untuk deteksi ancaman, dan pemulihan bencana yang tangguh juga merupakan
strategi penting untuk mengelola risiko yang terkait dengan adopsi model bisnis inovatif di industri TI
dan Komunikasi.

10. Bella Karunia Sandhy (22042010313) Kel.12


Apa hambatan utama dalam mengadopsi model bisnis inovatif TIK? dan bagaimana perusahaan TIK
mengatasi regulasi, infrastruktur, dan sumber daya manusia yang tertinggal?

Jawab
Salah satu hambatan utama dalam mengadopsi model bisnis inovatif TIK adalah ketidakmampuan
untuk beradaptasi dengan perubahan cepat dalam teknologi dan pasar, yang sering kali disertai dengan
tantangan regulasi yang kompleks, infrastruktur yang terbatas, dan kekurangan sumber daya manusia
yang terampil. Untuk mengatasi regulasi yang kaku, perusahaan TIK dapat berkolaborasi dengan
pihak berwenang dan memperjuangkan peraturan yang mendukung inovasi dan pertumbuhan industri.
Terkait infrastruktur, perusahaan dapat berinvestasi dalam teknologi cloud, jaringan broadband, dan
infrastruktur digital lainnya, sambil memanfaatkan kemitraan dengan penyedia layanan infrastruktur
yang ada. Dalam hal sumber daya manusia, pelatihan karyawan, rekrutmen bakat yang terampil, dan
kemitraan dengan institusi pendidikan dapat membantu memperkuat tenaga kerja perusahaan TIK
untuk menghadapi tantangan inovasi yang kompleks.

11. Akbar Al Farizky (22042010043) Kel 13


Bagaimana perusahaan memastikan integrasi yang lancar antara model bisnis inovatif dan
infrastruktur teknologi yang ada? dan bagaimana perusahaan membangun keterlibatan dan dukungan
dari seluruh stakeholder terkait dengan model bisnis inovatif mereka?

Jawab
Perusahaan memastikan integrasi yang lancar antara model bisnis inovatif dan infrastruktur teknologi
yang ada dengan mengadopsi pendekatan yang terencana dan terintegrasi. Mereka memulai dengan
menganalisis infrastruktur teknologi yang sudah ada untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan,
dan kemungkinan celah yang perlu diatasi untuk mendukung model bisnis inovatif mereka.
Selanjutnya, perusahaan melakukan investasi yang tepat dalam teknologi baru atau peningkatan
infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung model bisnis baru mereka. Selain itu, perusahaan
memastikan bahwa sistem dan proses yang ada dapat beradaptasi dengan perubahan yang dibawa oleh
model bisnis inovatif, dengan memberikan pelatihan kepada karyawan dan membangun budaya
organisasi yang mendukung inovasi dan adaptasi. Untuk membangun keterlibatan dan dukungan dari
seluruh stakeholder terkait dengan model bisnis inovatif mereka, perusahaan berfokus pada
komunikasi terbuka dan jelas. Mereka mengkomunikasikan visi, manfaat, dan dampak dari model
bisnis inovatif kepada stakeholder, seperti karyawan, pelanggan, mitra, dan komunitas lokal.
Perusahaan juga mendorong partisipasi aktif dari stakeholder dalam proses inovasi, seperti melalui
program kemitraan, forum diskusi, atau grup kerja lintas-fungsional. Dengan melibatkan dan
membangun dukungan dari seluruh stakeholder, perusahaan dapat memperkuat penerimaan dan
keberhasilan model bisnis inovatif mereka.

12. Dwi Syerli Inda Rahmawati (22042010134) Kel.14


Bagaimana langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk memastikan bahwa setiap aspek bisnis
baik itu pemasaran, operasi, atau layanan pelanggan, terhubung secara sinergis dalam lingkungan
digital dengan tetap memperhatikan aspek keamanan dan privasi?

Jawab
Untuk memastikan bahwa setiap aspek bisnis terhubung secara sinergis dalam lingkungan digital
sambil tetap memperhatikan aspek keamanan dan privasi, langkah-langkah konkret yang dapat
diambil antara lain: membangun platform digital terpadu yang memungkinkan kolaborasi dan
komunikasi antar departemen, mengadopsi sistem manajemen data yang terpusat untuk memastikan
konsistensi dan keamanan data, melatih karyawan tentang praktik keamanan cyber yang baik,
menerapkan kebijakan privasi yang ketat serta memastikan kepatuhan terhadap peraturan GDPR atau
peraturan privasi data lokal lainnya, mengadopsi teknologi enkripsi dan autentikasi dua faktor untuk
melindungi data sensitif, dan mengintegrasikan solusi keamanan yang canggih seperti pemantauan
ancaman cyber dan deteksi intrusi dalam infrastruktur digital perusahaan. Dengan mengambil
langkah-langkah ini secara konkret, perusahaan dapat memastikan bahwa setiap aspek bisnisnya
terhubung secara sinergis dalam lingkungan digital sambil tetap memprioritaskan keamanan dan
privasi data.

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai