Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/372564003

Analisis Turn Around Perusahaan Nestle Indonesia sebagai Respons


terhadap Tantangan Bisnis Digital

Article · July 2023

CITATIONS
READS
0
193

2 authors, including:

Wafa Fauziah
Universitas Pelita Bangsa
2 PUBLICATIONS 0 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Wafa Fauziah on 24 July 2023.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Analisis Turn Around Perusahaan Nestle Indonesia sebagai Respons
terhadap Tantangan Bisnis Digital

Penulis
Wafa Fauziah

PENDAHULUAN
Bisnis digital telah mengubah lanskap bisnis secara drastis dalam beberapa dekade
terakhir. Kemajuan teknologi informasi dan internet telah memungkinkan perusahaan untuk
beroperasi dalam skala yang lebih besar, mencapai pasar global, dan mengoptimalkan proses
bisnis mereka. Namun, perubahan ini juga membawa tantangan baru yang harus dihadapi oleh
perusahaan [1] yang ingin tetap relevan dan kompetitif di era digital. Salah satu respons yang
dapat diambil oleh perusahaan adalah melakukan turn around atau perubahan strategis dalam
operasi mereka [2]. Dalam makalah ini, kami akan menganalisis bagaimana turn around
perusahaan dapat menjadi respons yang efektif terhadap tantangan bisnis digital.
Pertama, perubahan teknologi dan pergeseran preferensi konsumen menjadi faktor
utama yang mendorong perusahaan untuk melakukan turn around. Bisnis digital telah
mengubah cara konsumen berinteraksi dengan perusahaan dan produk mereka. Konsumen
sekarang lebih terbiasa dengan belanja online, pembayaran digital, dan penggunaan aplikasi
seluler untuk memenuhi kebutuhan mereka. Perusahaan yang tidak mengikuti tren ini dapat
tertinggal dan kehilangan pangsa pasar. Dalam menghadapi tantangan ini, perusahaan harus
melakukan perubahan strategis, memperhatikan lingkungan kerja karyawan [3,4] dengan
mengadopsi teknologi baru, dan menyesuaikan model bisnis mereka agar sesuai dengan
kebutuhan dan preferensi konsumen digital.
Kedua, persaingan yang ketat di dunia bisnis digital juga menjadi alasan penting untuk
melakukan turn around. Dengan kemudahan aksesibilitas dan keberagaman pasar online,
perusahaan harus berjuang untuk mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar mereka.
Startup dan perusahaan besar dengan modal risiko yang cukup dapat dengan cepat muncul
dan menjadi pesaing yang tangguh [5]. Turn around perusahaan dapat membantu dalam
meningkatkan daya saing dan menciptakan keunggulan kompetitif melalui inovasi [6] produk,
pengoptimalan proses bisnis, dan strategi pemasaran yang cerdas. Perubahan ini dapat
memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan peluang yang ada dalam lingkungan bisnis
digital yang kompetitif.
Selanjutnya, perubahan perilaku konsumen juga memainkan peran kunci dalam
mendorong perusahaan untuk melakukan turn around. Konsumen modern memiliki harapan
yang tinggi terhadap pengalaman digital yang mudah, cepat, dan personal. Mereka
mengharapkan layanan pelanggan yang responsif, antarmuka pengguna yang intuitif, dan
kemampuan untuk mengakses produk dan layanan kapan saja dan di mana saja. Perusahaan
yang tidak dapat memenuhi harapan ini berisiko kehilangan loyalitas konsumen dan reputasi
yang buruk di pasar. Dalam menghadapi perubahan perilaku konsumen ini, turn around
perusahaan dapat membantu dalam mengidentifikasi dan membangun kemampuan yang
diperlukan untuk memenuhi harapan konsumen modern.
Keempat, turn around perusahaan juga dapat menjadi respons terhadap perubahan
dalam model bisnis yang didorong oleh bisnis digital. Bisnis digital sering kali melibatkan
model bisnis yang berbeda, seperti layanan berbasis langganan, penjualan online, atau
platform agregasi. Perusahaan yang telah beroperasi dalam model bisnis tradisional
mungkin perlu
beradaptasi dan melakukan perubahan strategis untuk mengintegrasikan elemen-elemen baru
ini ke dalam operasi mereka. Perubahan ini dapat melibatkan restrukturisasi organisasi,
perubahan dalam proses bisnis, dan pengembangan kemampuan baru yang relevan dengan
model bisnis digital.
Kelima, turn around perusahaan juga dapat membantu dalam menghadapi tantangan
keamanan dan privasi yang berkaitan dengan bisnis digital. Dalam lingkungan digital yang
terhubung erat, perusahaan harus siap menghadapi ancaman keamanan data, serangan siber,
dan pelanggaran privasi. Turn around perusahaan dapat mencakup pengembangan dan
implementasi kebijakan dan prosedur keamanan yang kuat, peningkatan infrastruktur
teknologi yang aman, dan investasi dalam sumber daya manusia [7,8] yang memiliki keahlian
di bidang keamanan dan privasi. Hal ini dapat membantu perusahaan mengurangi risiko dan
menjaga kepercayaan konsumen terhadap bisnis mereka.
Terakhir, turn around perusahaan sebagai respons terhadap tantangan bisnis digital
dapat membantu perusahaan menciptakan keunggulan kompetitif jangka panjang. Dengan
mengadaptasi dan berinovasi, perusahaan dapat membangun fondasi yang kuat untuk
pertumbuhan di era digital [9]. Turn around dapat memungkinkan perusahaan untuk
memanfaatkan teknologi baru, merespon perubahan pasar dengan cepat, dan menciptakan
keunggulan yang sulit ditiru oleh pesaing. Dalam beberapa kasus, perusahaan bahkan dapat
mengubah diri mereka menjadi pemimpin pasar dalam industri mereka dengan menggunakan
strategi turn around yang tepat.
Dalam kesimpulan, bisnis digital membawa tantangan yang signifikan bagi perusahaan,
tetapi juga membuka peluang baru. Turn around perusahaan dapat menjadi respons yang
efektif dalam menghadapi tantangan ini dengan melakukan perubahan strategis, inovasi, dan
adaptasi terhadap perubahan yang dibawa oleh bisnis digital. Dalam makalah ini, kami akan
melakukan analisis lebih lanjut tentang analisis turn around yang dapat diadopsi oleh
perusahaan untuk tetap relevan dan sukses di era bisnis digital yang terus berkembang.

PEMBAHASAN
Turnaround management adalah sebuah proses formulasi dan implementasi dari
strategic plan yang didukung rangkaian aksi yang diambil untuk pembaharuan korporasi serta
restrukturisasi dalam menghadapi financial distress. Umumnya proses ini memerlukan
bantuan konsultan turnaround seperti RT Knowledge & Beyond. Tujuannya mencari dan
menganalisa akar permasalahan hingga pada akhirnya rencana turnaround dibentuk dan
dieksekusi. Tentunya dengan asumsi bahwa perusahaan tersebut masih memiliki potensi
untuk dapat segera berbalik arah dan kemudian menerapkan strategi pertumbuhan yang tepat.
Umumnya langkah pertama dalam turnaround strategy yakni membutuhkan tindakan berani
untuk mengganti top manajemen dan pimpinan yang ada. Sebagai gantinya ditempatkan
pengganti dengan commanding leadership style yang mampu mengambil keputusan dengan
cepat dan tepat.
Program Turnaround PT Nestle Indonesia Tbk merupakan langkah penting untuk
melakukan perubahan dari perspektif yang berbeda. Tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui turunan program seperti pengaruh kompetensi, motivasi dan kepuasan kerja
terhadap prestasi kerja pegawai. Penelitian ini menggunakan analisis jalur dengan mengambil
sampel acak stratifikasi sebanyak 45 orang dengan distribusi proporsional dari pegawai umum
PT Nestle Indonesia Tbk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kompetensi tidak
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja, tetapi motivasi berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan kerja karyawan. Hal lainnya adalah kepuasan kerja mempengaruhi
kinerja karyawan.Oleh
karena itu, dalam mengevaluasi sistem penghargaan harus memperhatikan tingkat dan beban
kerja karyawan, serta sistem komunikasi, untuk menjaga motivasi kerja karyawan perusahaan.
Perusahaan Nestle Indonesia mengambil langkah turn around sebagai respons terhadap
tantangan bisnis digital yang berkembang pesat. Nestle Indonesia melihat bahwa perubahan
perilaku konsumen yang semakin digigit oleh digitalisasi merupakan tantangan besar bagi
perusahaan dalam mempertahankan kinerja bisnis yang baik. Salah satu strategi yang
dilakukan oleh Nestle Indonesia adalah meningkatkan fokus pada bisnis online mereka.
Mereka menginstall team khusus untuk meningkatkan keberadaan mereka di ruang digital dan
fokus pada pelanggan yang menggunakan media sosial untuk berbelanja.
Selain itu, Nestle Indonesia juga memprioritaskan inovasi produk digital. Nestle
meningkatkan investasi mereka dalam teknologi dan meluncurkan inisatif seperti Media Tech
Summit, di mana perusahaan mempertemukan pemimpin bisnis dan pakar industri untuk
memperluas pengetahuan mereka mengenai hal-hal seperti marketing digital, periklanan
digital dan analisis data. Nestle Indonesia juga meningkatkan upaya untuk mengoptimalkan
bisnis mereka dengan memanfaatkan teknologi seperti Internet of Things (IoT), big data dan
kecerdasan buatan. Nestle Indonesia melihat bahwa teknologi dapat membantu mereka
meningkatkan efisiensi dan efektivitas seluruh rantai pasokan mereka.
Dengan turn around yang diterapkan dengan baik, Nestle Indonesia mampu
menghadapi tantangan bisnis digital dan mempertahankan kinerja bisnis yang baik.
Peningkatan fokus pada bisnis online, inovasi produk digital, dan penggunaan teknologi yang
optimal mendorong Nestle Indonesia untuk terus bersaing di pasar digital yang semakin ketat.

Indikator Dilakukannya Turn Around


1. Dukungan yang kuat dari stakeholders, termasuk para pekerja, komunitas, dan pemegang
saham.
Faktor penting dalam kesuksesan dan keberlangsungan bisnis perusahaan tersebut.
Berikut beberapa contoh dukungan yang diberikan oleh para stakeholders kepada PT.
Nestle Indonesia:
a) Pekerja: Para pekerja di PT. Nestle Indonesia mendapatkan program pelatihan dan
pengembangan, kesejahteraan karyawan, dan kesempatan untuk memperoleh
penghasilan yang lebih baik. Selain itu, perusahaan juga menjamin keselamatan dan
kesehatan kerja bagi para pekerja.
b) Komunitas: PT. Nestle Indonesia melakukan berbagai kegiatan sosial, seperti
memberikan bantuan kepada korban bencana alam, membantu pemberdayaan
masyarakat, dan membantu meningkatkan kualitas pendidikan di daerah-daerah
terpencil. Hal ini membuat perusahaan mendapatkan dukungan dari masyarakat
sekitar.
c) Pemegang saham: PT. Nestle Indonesia terus menerus memberikan keuntungan bagi
para pemegang saham dengan menjaga pertumbuhan bisnis dan memaksimalkan nilai
investasi mereka.
Dukungan dari para stakeholders ini menjadi kunci penting bagi PT. Nestle Indonesia
untuk dapat menyeimbangkan kepentingan bisnis dan kepentingan sosial. Selain itu,
dukungan ini juga membantu perusahaan untuk menciptakan citra yang baik di mata
publik dan memperkuat posisi perusahaan dalam industri FMCG di Indonesia.
2. Adanya bisnis inti (core business) yang mampu mendatangkan cashflow dan cukup untuk
memenuhi kebutuhan baru.
Bisnis inti (core business) yang mampu mendatangkan cashflow dan cukup untuk
memenuhi kebutuhan baru pada PT Nestle Indonesia adalah produksi dan penjualan
produk makanan dan minuman. PT Nestle Indonesia telah banyak memproduksi produk-
produk yang sudah dikenal dan diminati oleh masyarakat luas, seperti susu, kopi, coklat,
biskuit, dan makanan bayi. Produk-produk tersebut memiliki pangsa pasar yang besar dan
memiliki potensi untuk terus meningkatkan penjualannya di masa depan.
Selain itu, PT Nestle Indonesia juga terus melakukan inovasi produk dan
pengembangan bisnis yang berkelanjutan. Hal ini dilakukan untuk memenuhi permintaan
pasar yang semakin berkembang, meningkatkan daya saing perusahaan, serta
memperkuat posisi perusahaan di pasar. Sebagai contoh, PT Nestle Indonesia telah
mengembangkan produk susu rendah laktosa dan susu kedelai untuk konsumen yang
memiliki intoleransi laktosa atau memilih gaya hidup vegetarian. Dengan fokus pada
bisnis inti yang telah terbukti sukses dan terus melakukan inovasi produktif, PT Nestle
Indonesia diyakini dapat menghasilkan cashflow yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
baru perusahaan.
3. Adanya tim manajemen yang solid dan tangguh untuk mengendalikan operasional
perusahaan.
PT Nestle Indonesia memiliki tim manajemen yang solid dan tangguh untuk
mengendalikan operasional perusahaan. Berikut beberapa tokoh penting dalam tim
manajemen PT Nestle Indonesia:
a) Ganesan Ampalavanar - President Director
Ganesan Ampalavanar menjabat sebagai Presiden Direktur PT Nestle Indonesia sejak
tahun 2017. Beliau memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas di industri
makanan dan minuman, baik di dalam maupun di luar negeri. Sebelum menjabat
sebagai Presiden Direktur PT Nestle Indonesia, beliau memegang posisi di Nestle
India Limited, Nestle Malaysia Berhad, dan Nestle USA.
b) Arshad Chaudhry - Business Executive Officer (BEO) Beverages and CPW
Arshad Chaudhry adalah BEO di PT Nestle Indonesia dan bertanggung jawab atas
bisnis minuman dan produk sarapan. Beliau telah memiliki pengalaman lebih dari 20
tahun di industri makanan dan minuman, termasuk di Nestle Pakistan, Nestle Middle
East, Nestle Nigeria, dan Nestle Waters.
c) Rizki Nur Himawan - Country Controller
Rizki Nur Himawan merupakan Country Controller di PT Nestle Indonesia sejak
tahun 2018. Beliau bertanggung jawab atas keuangan dan administrasi perusahaan di
Indonesia. Sebelum bergabung dengan PT Nestle Indonesia, beliau pernah bekerja di
perusahaan-perusahaan internasional lainnya seperti BP, INCO, dan Rio Tinto.
d) Rully Gumilar - Business Executive Officer (BEO) Dairy
Rully Gumilar menjabat sebagai BEO Dairy di PT Nestle Indonesia sejak tahun 2019.
Beliau memiliki pengalaman lebih dari 15 tahun di industri makanan dan minuman,
termasuk di Nestle Indonesia, Nestle Thailand, dan Nestle AOA (Asia, Oceania,
Africa).
Dari tim manajemen yang solid dan tangguh ini, diharapkan PT Nestle Indonesia dapat
terus melakukan inovasi bisnis dan menjaga kinerja operasional perusahaan agar dapat
terus memenuhi kebutuhan konsumen serta memberikan hasil yang maksimal bagi
pemegang saham.
4. Sumber-sumber pembiayaan, khususnya pembiayaan jangka panjang.
PT Nestle Indonesia memiliki beberapa sumber pembiayaan jangka panjang, antara lain:
a) Pinjaman Bank. PT Nestle Indonesia dapat mengajukan pinjaman jangka panjang dari
bank-bank dengan bunga yang lebih rendah dan jangka waktu pembayaran yang lebih
lama. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk memiliki modal kerja yang kuat dan
membantu meningkatkan efisiensi keuangan.
b) Obligasi. PT Nestle Indonesia dapat mengeluarkan obligasi sebagai sumber
pembiayaan jangka panjang. Dalam hal ini perusahaan menjual surat utang dan
memberikan bunga kepada investor. Obligasi memberikan manfaat dalam hal
memperlihatkan struktur keuangan yang solid dan stabil, serta meningkatkan citra
perusahaan dalam dunia bisnis.
c) Saham. Perusahaan dapat menjual saham ekuitas sebagai sumber pembiayaan jangka
panjang. Dalam hal ini, PT Nestle Indonesia dapat melakukan penawaran umum
perdana di bursa efek Indonesia untuk menarik investor dan meningkatkan modal
perusahaan.
d) Modal Sendiri. PT Nestle Indonesia dapat mengalokasikan pendapatannya sebagai
modal sendiri sebagai sumber pembiayaan jangka panjang. Dalam berbagai keputusan
penting, modal sendiri sering menjadi sumbe pembiayaan utama untuk menunjang
kegiatan operasional perusahaan.
Sumber-sumber pembiayaan jangka panjang ini dapat digunakan PT Nestle Indonesia
untuk memperkuat modal kerja dan memenuhi kebutuhan investasi perusahaan. Hal ini
dapat membantu mengoptimalkan kinerja perusahaan dan memastikan keberlangsungan
bisnis di masa depan.

Upaya Langsung terhadap Manajemen Produk


PT Nestle Indonesia melakukan beberapa upaya langsung terhadap manajemen produk, antara
lain:
1. Inovasi produk. PT Nestle Indonesia terus melakukan inovasi produk untuk memenuhi
kebutuhan konsumen yang beragam. Salah satu contohnya adalah Nestle Kitkat yang
memiliki beragam varian rasa dan ukuran, sehingga konsumen memiliki banyak pilihan
sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka.
2. Pengembangan produk yang sehat dan aman. PT Nestle Indonesia memastikan setiap
produknya aman dan sehat untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Perusahaan ini juga aktif
mengembangkan produk-produk yang lebih sehat, seperti produk susu rendah lemak dan
produk makanan yang mengandung lebih sedikit gula.
3. Pengelolaan rantai pasok. PT Nestle Indonesia juga berusaha untuk mengelola rantai
pasok produknya dengan baik, mulai dari bahan baku hingga pengiriman produk. Hal ini
dilakukan untuk memastikan kualitas produk tetap terjaga, serta meminimalkan risiko
terjadinya kerugian atau masalah dalam produksi dan pengiriman.
4. Penanganan klaim konsumen. PT Nestle Indonesia memiliki tim khusus untuk menangani
klaim konsumen terkait produknya. Tim ini bertugas untuk menerima, mengevaluasi, dan
menangani masalah yang dialami konsumen terkait produk Nestle Indonesia. Dengan
demikian, perusahaan dapat memperbaiki produknya dan meningkatkan kepuasan
konsumen.

Upaya Tidak Langsung terhadap Manajemen Produk


1. Mengubah budaya korporat.
Untuk mengubah budaya korporat di PT Nestle Indonesia, perlu dilakukan beberapa
langkah, antara lain:
a) Membuat komitmen dari manajemen. Langkah pertama adalah membuat komitmen
dari pimpinan perusahaan untuk membawa perubahan dalam budaya korporat.
Manajemen harus memberikan dukungan penuh dan memimpin dengan contoh dalam
implementasi perubahan.
b) Membuat visi dan misi yang baru. PT Nestle Indonesia perlu membuat visi dan misi
yang baru yang mempromosikan budaya korporat yang diinginkan. Hal ini harus
diatur dengan cara yang terstruktur dan terukur agar perubahan yang diinginkan dapat
diimplementasikan.
c) Melibatkan karyawan. Karyawan harus diberikan peran aktif dalam perbaikan budaya
korporat di perusahaan. Ini bisa dilakukan dengan membuat kelompok kerja khusus,
forum terbuka, atau program pelatihan khusus. Pimpinan perusahaan harus
menunjukkan keterbukaan terhadap saran dan masukan dari karyawan dan bekerja
sama dengan mereka untuk mendorong perubahan budaya korporat.
d) Pengadaan pelatihan. Pelatihan khusus tentang budaya korporat harus disediakan
untuk seluruh karyawan PT Nestle Indonesia. Pelatihan ini dapat mencakup materi
seperti etika kerja, nilai-nilai perusahaan, timbal balik, serta kerja sama dan
kepercayaan.
e) Mengukur dan mengevaluasi. Perusahaan harus mengukur dan mengevaluasi dampak
dari perubahan yang diadakan. Hal ini harus dilakukan secara teratur dan dijadikan
dasar untuk mengukur apakah perubahan telah berhasil dan apa yang perlu diperbaiki
lagi.
Menerapkan langkah-langkah ini dapat membantu PT Nestle Indonesia untuk mengubah
budaya korporat menjadi lebih baik dan sehat sehingga dapat memberikan manfaat positif
bagi perusahaan dan karyawan.
2. Efisiensi.
Program efisiensi operasional yang dicanangkan oleh Nestle berhasil mencatatkan
sukses, dimana penghematan yang dilakukan melampaui target sebesar CHF 1 miliar pada
2007. Jika dihitung dari tahun 1996, maka Cost of Goods Sold (COGS)/Harga Pokok
Penjualan (HPP) sudah menurun dari 52.1% pada 1996 menjadi kurang dari 42% di tahun
2007. Kunci pencapaian ini adalah dari penghematan. Kemudian strategi Nestle dalam
membidik produk yang punya value-added lebih tinggi, dimana porsi COGS lebih kecil
dibandingkan dengan harga jual juga mengambil peran penting. Peningkatan dalam COGS
pada 2007, terutama berasal dari inflasi akibat membumbungnya harga komoditas,
terutama pertanian.
Perangkat utama Nestle dalam mencapai efisiensi operasional antara lain adalah
GLOBE yang memungkinkan berbagai cabang Nestle di seluruh dunia ‘berbicara’ dalam
satu bahasa sama, definisi sama, perangkat sama dan ukuran sama pula. Program GLOBE
menghilangkan kompleksitas yang tidak perlu dalam sebuah proses dan menjadikan
Nestle sebagai perusahaan yang saling berketerkaitan.
GLOBE memfasilitasi adanya fleksibilitas, sehingga Nestle bisa menggunakan
berbagai model bisnis yang berbeda, baik itu produk premium global-driven seperti
Nespresso, bisnis yang dikelola secara regional seperti PetCare dan bisnis sangat lokal
seperti Culinary, bisnis yang berdiri terpisah seperti Jenny Craig atau bisnis yang service-
driven (Gerber Life). GLOBE memungkinkan tiap bisnis untuk beroperasi dengan
strukturnya yang paling optimal dan untuk mendorong timbulnya permintaan.
GLOBE terdiri dari praktik-praktik terbaik dari internal maupun eksternal, yang
kemudian diadopsi oleh seluruh penjuru organisasi dengan cepat. Praktik ini etrdiri dari
berbagai aspek organisasi, mulai dari Food Quality. Health & Safety, Pricing- The Nestle
Way, Supply Chain Management dan Marketing.
Manfaat besar yang diperoleh melalui GLOBE antara lain adalah: manajemen supply
chain lebih baik dengan cara mengurangi modal kerja dan penghematan, juga
mempercepat proses peluncuran produk ke pasar, sehingga menyediakan produk yang
baru demi mendorong pertumbuhan. Praktik ini yang umumnya memang saving-driven,
namun juga berfokus pada bagaimana melayani pelanggan dengan lebih baik, dan
memberikan produk yang lebih segar dan berkualitas tinggi, yang merupakan driver utama
dari permintaan. Keunggulan operasional ini merupakan keunggulan kompetitif Nestle
dibandingkan dengan lawan-lawannya. Jika pada umumnya sulit untuk menekan biaya
selagi mempertahankan value yang ada, maka Nestle mampu melakukannya dengan
sangat baik.
3. Reorganisasi, dengan cara:
a) Destinasi sumber daya dan penghargaan.
PT Nestle Indonesia bisa melakukan reorganisasi destinasi sumber daya dan
penghargaan untuk meningkatkan efektivitas dan keberhasilan perusahaan, aset, dan
keuangan perusahaan. Pada bagian tenaga kerja, perusahaan bisa melakukan
penentuan kembali posisi pekerjaan dan job deskripsi agar lebih terfokus pada jenis
pekerjaan yang dibutuhkan oleh perusahaan. Pada aset, perusahaan bisa melakukan
audit terhadap aset yang sudah ada dan melakukan pengevaluasian ulang mengenai
apa yang masih berguna dan apa yang sudah tidak berguna lagi. Pada keuangan,
perusahaan bisa melakukan penghematan biaya yang bersifat tidak produktif untuk
dialokasikan ke bagian atau kegiatan yang lebih produktif.
Sedangkan penghargaan yang pernah diterima oleh Nestlé Indonesia salah
satunya adalah saat meraih apresiasi dari Pemerintah! Gubernur Jawa Timur Khofifah
Indar Prawansa memberikan penghargaan kepada Nestlé Indonesia atas Capaian
Realisasi Investasi tahun 2021. Penghargaan ini diterima oleh Manager Pabrik
Nestlé Kejayan Troy Green dan didampingi oleh Direktur Corporate Affairs
Nestlé Indonesia Sufintri Rahayu pada saat penyelenggaraan East Java Investment
(EJI) Week di Surabaya, Jawa Timur. EJI Week 2022 adalah acara tingkat provinsi
yang diselenggarakan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal Jawa Timur pada
tanggal 14-16 September 2022, dan merupakan bagian dari rangkaian acara yang
diselenggarakah oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam rangka memperingati
HUT ke-77 Provinsi Jawa Timur.
“Investasi Nestlé di Jawa Timur dimulai dari tahun 1973 dengan membangun
pabrik pertama kami di Sidoarjo. Kami kembali menambah investasi dengan
membangun Pabrik Kejayan di Pasuruan yang memiliki kapasitas lebih besar.
Selanjutnya, untuk memenuhi kebutuhan bahan baku, yaitu susu segar, kami turut
menjalin kemitraan dengan 26.000 peternak sapi perah di Jawa Timur yang telah
berlangsung lebih dari 45 tahun,” tutur Sufintri Rahayu.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi
(DPMPTSP) Jawa Timur Aris Mukiyono turut menyampaikan, “Mewakili
Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan DPMPTSP, saya mengapresiasi Nestlé
Indonesia yang telah berinvestasi di Jawa Timur secara berkelanjutan, dan mampu
mendorong perekonomian di Jawa Timur serta memberikan berbagai manfaat untuk
masyarakat, khususnya komunitas peternak sapi perah. Harapan saya adalah
kemitraan ini dapat terus terjalin erat dan menginspirasi pihak lainnya yang turut
ingin berkontribusi memajukan Indonesia.”
b) Pengakuan terhadap posisi sekarang
Dalam rangka menyambut Hari Kartini tahun ini, Nestlé Indonesia kembali
menekankan komitmennya dalam mendorong emansipasi perempuan Indonesia
dengan menggelar panel diskusi bertema “Lanjutkan Semangat Kartini di Masa Kini”.
Dalam diskusi ini, Nestlé Indonesia memperkuat fokus perusahaan dalam
memberdayakan
perempuan melalui keterlibatan Nestlé Indonesia dalam mempraktikkan
konsep Diversity & Inclusion, keberlanjutan, hingga gizi, kesehatan, dan keafiatan
bagi karyawan, mitra, dan konsumennya.
Presiden Direktur Nestlé Indonesia, Samer Chedid mengatakan dalam
sambutannya, “Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang nutrisi, kesehatan dan
keafiatan, kami percaya bahwa pemberdayaan perempuan adalah kunci menciptakan
generasi yang lebih sehat dan produktif, termasuk untuk anak-anak Indonesia. Kami
juga percaya bahwa perempuan memiliki peran yang penting dalam pertumbuhan
ekonomi Indonesia. Sehingga, penting untuk terus menghidupkan semangat
emansipasi dan pemberdayaan perempuan di seluruh kegiatan operasi perusahaan
kami.”

REKOMENDASI
Implikasi Kebijakan:
Proses turn around digunakan untuk memperbarui strategi bisnis untuk meningkatkan kinerja
perusahaan yang berada dalam situasi buruk. Dalam konteks bisnis digital, berpindah-pindah
dapat memiliki implikasi yang signifikan bagi perusahaan seperti meningkatkan kinerja
bisnis, beradaptasi dengan lingkungan digital yang dinamis, mengurangi biaya operasional,
dan meningkatkan kecepatan dan fleksibilitas pengambilan keputusan dan strategi. Proses ini
sangat penting dan harus dilakukan dengan hati-hati untuk memberikan hasil positif bagi
perusahaan.
Saran untuk pembahasan Selanjutnya:
Adapun saran – saran bagi peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan kajian yang sama dapat mengembangkan
penelitian tujuan yang ingin diteliti dan lebih memfokuskan terhadap apa yang diteliti.
2. Peneliti harus memahami tentang fokus kajian yang akan diteliti dengan memperbanyak
studi literatur yang berkaitan dengan fokus kajian yang akan diteliti.
3. Untuk para peneliti selanjutnya, disarankan agar meningkatkan lagi ketelitian baik dalam
segi kelengkapan data yang diperoleh dari

REFERENSI
[1] Irawan NC. Tantangan Pengembangan Kopi Berkelanjutan. In: Baguna FL, editor.
Budidaya Tanaman Kopi dan Olahannya Untuk Kesehatan [Internet]. 1st ed. Makassar:
CV. Tohar Media; 2023. p. 199. Available from:
https://www.researchgate.net/publication/370043526_Tantangan_Pengembangan_Kopi
_Berkelanjutan
[2] Esthi RB, Irawan NC. Manajemen perubahan : konsep dan studi kasus. Andriyanto,
editor. Klaten: Penerbit Lakeisha; 2023. 140 p
[3] Esthi, R. B. (2021, January). Effect of compensation, work environment and
communication on employee performance in ud. djaya listrik and material. In Forum
Ekonomi (Vol. 23, No. 1, pp. 145-154).
https://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/FORUMEKONOMI/article/view/9110/1134
[4] Esthi, R. B. (2020). Performance of employees: Individual characteristics and work
environment in PT Kawai Nip. Journal of Research in Business, Economics, and
Education, 2(1), 360-368. https://e-journal.stie-
kusumanegara.ac.id/index.php/jrbee/article/view/38/38
[5] Setiawan, I., & Esthi, R. B. (2021, October). Kepuasan kerja pengemudi transportasi
online di Indonesia. In FORUM EKONOMI (Vol. 23, No. 4, pp. 781-790).
https://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/FORUMEKONOMI/article/view/10227/1573
[6] Irawan, N. C., & Aulia, N. N. (2022, November). The nexus between green strategic
consensus, innovation, and performance evidence from eco-friendly food agro-industry
companies in Indonesia. In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science
(Vol. 1108, No. 1, p. 012033). IOP Publishing. https://doi.org/10.1088/1755-
1315/1108/1/012033
[7] Esthi, R. B. (2022). The Effect of Competence and Job Training on the Performance of
Crab Meat Agro-industry Employees in West Java. Jurnal Ilmiah Agrineca, 22(2), 1-9.
https://doi.org/10.36728/afp.v22i2.2005
[8] Esthi, R. B., & Savhira, I. (2019). The influence of work training, competence and
discipline of work on employee performance in PT. Lestarindo Perkasa. Journal of
Research in Business, Economics, and Education, 1(2). https://e-journal.stie-
kusumanegara.ac.id/index.php/jrbee/article/view/13/13
[9] Esthi, R. B. (2020). Strategi Sumber Daya Manusia di Masa Pandemi dan New Normal
Melalui Remote Working, Employee Productivity, Dan Upskilling For Digital. JPM:
Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(1), 22-24.
http://www.djournals.com/jpm/article/view/6/10
[10] Hariyanto, P. (2016). Turnaround Management. SINDOnews.
https://ekbis.sindonews.com/berita/1160650/39/turnaround-management
[11] Arum . (2014). Keunggulan Efisiensi Operasional Nestle. Managerial How To.
https://www.blj.co.id/2013/02/24/keunggulan-efisiensi-operasional-nestle/
[12] Nestle. (2022). Nestle Indonesia Raih Penghargaan di East Java Investment 2022.
Nestle Indonesia. https://www.nestle.co.id/media/pressreleases/allpressreleases/eji-
2022#
[13] Nestle. (2023). Sambut Hari Kartini, Nestle Indonesia Tekankan Komitmennya. Nestle
Indonesia. https://www.nestle.co.id/media/news/sambut-hari-kartini-nestl%C3%A9-
indonesia
[14] Sumerta, I. K., Mulyaningsih, L. A., Yasa, I. N. W. (2017). Strategi Unit Bisnis dan
Implikasi Manajerial pada Perusahaan Nestle. SCRIBD.
https://www.scribd.com/document/368315923/Manajerial-Nestle-Fix

Kesimpulan
Nestle Indonesia mengambil pendekatan yang berbeda dalam menanggapi tantangan bisnis
digital yang cepat. Mereka berfokus pada meningkatkan kehadiran online mereka dan inovasi
produk digital mereka. Nestle Indonesia juga mengoptimalkan bisnisnya dengan teknologi
seperti Internet of Things, big data, dan kecerdasan buatan. Dengan menerapkan strategi ini,
Nestle Indonesia dapat mempertahankan kinerja bisnisnya dan tetap kompetitif di pasar digital
yang berkembang.
Kelebihan
Jurnal ini memberikan sumber informasi yang akurat dan terpercaya,metode
penelitiannya tersusun rapi dan terperinci sehingga pembaca lebih mudah memahami isi
jurnal secara cepat

Kekurangan
Terbatasnya akses yang tersedia pada jurnal ini dan juga produk nestlé ini memiliki
harga yang relatif mahal sehingga tidak menjangkau ke semua kalangan

Nama : Revalia Ayu Andini


Nim : 23080230206
Kelas :F

Anda mungkin juga menyukai