Anda di halaman 1dari 7

MAGISTER MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2021
=================================================================
NAMA : MUHAMMAD ALIYUDIN
NIM : 2110121005
MATA KULIAH : MANAJEMEN SISTEM INFORMASI
DOSEN : Dr. PUJI RAHAYU
DUE DATE : Jum’at, 05 November 2021 Pukul 10.00

1. Make a list of the potential technology problems faced by customers of an online retailer.
a. Security
Selain dampak positif dari digitalisasi, ada efek negatif yang menjadi perhatian utama
bagi para konsumen retailer online yaitu faktor keamanan. Perlindungan data pribadi
konsumen dilindungi oleh Undang-undang, jadi segala celah kebocoran data
konsumen aka nada konsekuensi hukumnya.
b. Fraud
Meski sistem keamanan online sudah semakin canggih, penipuan dalam bisnis online
masih banyak dijumpai. Penipuan masih bisa terjadi akibat kurangnya kehati-hatian
dalam bisnis online, baik dari pihak pembeli dan penjual. Semakin banyak penipuan
online, sedikit banyak mempengaruhi kepercayaan konsumen dalam transaksi online
dan ini akan memberikan dampak tidak langsung kepada online retailer.
c. Payment
Semakin hari konsumen semakin dimudahkan dalam proses pembayaran transaksi
online. Tetapi tidak semua sistem pembayaran aman dan nyaman. Ini menjadi
tantangan sendiri bagi pelaku e-comerce diantaranya Payment gateway dan authentic
signature.
d. Delivery
Proses pengiriman barang menjadi bagian dari infrasturukut bisnis digital. Pengiriman
yang cepat dan tepat harus dijaga dalam mempertahankan kepuasan konsumen.
Berbagai macam alat transportasi konvensional belum menjawab tantangan ini
dimana semakin besar transaksi online itu sendiri maka akan semakin besar juga alat
logistic yang dibutuhkan.
2. You should consider problems faced by users of e-business applications that are either
internal or external to the organization.
a. Faktor Internal
1. Management;
Aspek utama dalam e-Business adalah kemudahan pelayanan. Transformasi dari
model bisnis konvensional menuju e-Business adalah permasalahan metodologi
perubahan. Perusahaan-perusahaan di negara-negara berkembang, karena alasan
budaya dan aspek-aspek lainnya, lebih memilih metode evolusi dibandingkan
dengan revolusi dalam mengimplementasikan perubahan tersebut. Yang menjadi
pertimbangan utama tidak saja dari segi efektif tidaknya penerapan konsep baru
di dalam organisasi, namun lebih jauh berkaitan dengan besar-kecilnya resiko
yang harus dihadapi perusahaan dalam masa transisi tersebut (misalnya berkaitan
dengan model bisnis baru yang ingin diimplementasikan). Hal ini berarti
merupakan prospek besar bagi mereka yang memiliki metode penerapan e-
Business secara bertahap, terbukti efektif, dan memiliki resiko kegagalan yang
kecil. Dalam kaitan ini, seringkali perusahaan e-Business bekerja-sama dengan
perusahaan konsultan manajemen untuk membangun metodologi yang sesuai
dengan kebutuhan perusahaan tertentu
2. Business Process;
Dari sekian banyak perusahaan eBusiness yang berkembang di tanah air, terbukti
bahwa perusahaan yang sukses ternyata diraih oleh mereka yang mampu
mengawinkan konsep traditional physical value chain (rangkaian proses bisnis
konvensional) dengan virtual value chain (rangkaian proses bisnis virtual). Di
mata pelanggan e-Business, ada tiga alur yang sangat penting, yaitu alur produk
atau barang yang dibeli, alur informasi dokumen jual-beli, dan alur pembayaran
transaksi. Dapat dilihat di sini bahwa alur produk atau barang biasanya ditangani
oleh rangkaian proses bisnis konvensional (gudang dan distribusi), sementara
untuk alur informasi dan pembayaran ditangani secara virtual (melalui internet).
Untuk dapat sukses, perusahaan harus handal dalam menangani ketiga alur entiti
tersebut. Prospek besar tersedia bagi mereka yang memiliki produk atau jasa
berkaitan dengan penggabungan traditional physical value chain dengan virtual
value chain seperti yang dikemukakan di atas.

3. Human & Resources;


Kajian yang mendalam terhadap fenomena e-Business memperlihatkan bahwa
tantangan implementasi konsep baru ini lebih dikarenakan alasan-alasan
sosiologis dibandingkan dengan aspek teknologinya. Artinya, faktor-faktor
budaya, pendidikan, sosial, dan perilaku memegang peranan penting yang
menentukan sukses tidaknya sosialisasi penggunaan teknologi informasi di dalam
perusahaan. Dengan berpegang pada prinsip “old habit is hard to die” dan “people
are hard to change”, maka aspek manajemen perubahan (change management)
harus benar-benar diperhatikan pelaksanaannya. Kenyataan ini sebenarnya
merupakan prospek e-Business yang sangat besar untuk digarap, karena terbukti
bahwa mereka yang mampu membantu perusahaan untuk dapat secara efektif
bertransformasi ke konsep e-Business akan dipercaya oleh manajemen dalam
mengembangkan konsep tersebut di perusahaannya. Artinya, peluang besar akan
diperoleh oleh perusahaan yang memiliki pendekatan dan metodologi e-Business
yang sesuai dengan tantangan sosiologis yang terdapat pada perusahaan-
perusahaan tradisional.

4. Facilities;
Aspek terakhir yang tidak kalah pentingnya untuk dipertimbangkan adalah
kenyataan bahwa e-Business baru dapat berkembang jika komponen-komponen
lain dalam lingkungan sistem e-Business turut tumbuh dan berkembang secara
serentak. Apalah artinya sebuah komunitas internet yang besar dan kebutuhan
transaksi e-Commerce yang tinggi misalnya, namun tidak dibarengi dengan
kesiapan infrastruktur, ketersediaan hukum, dan jaminan keamanan yang
memadai bagi para pelaku e-Business. Dengan kata lain, kesempatan berbisnis
masih terbuka lebar bagi mereka yang dapat menutupi kepincangan-kepincangan
perkembangan sistem e-Business secara keseluruhan ini, terutama yang
menyangkut mengenai infrastruktur dan suprastruktur e-Business di Indonesia.

b. Faktor Eksternal
1) Customer Expectations
Paradigma baru menekankan pentingnya pelanggan ditempatkan sebagai titik awal
atau acuan dari penyusunan konsep bisnis sebuah perusahaan. Dewasa ini seorang
pelanggan tidak cukup dapat dipuaskan dengan baiknya kualitas sebuah produk
yang ditawarkan. Yang bersangkutan mengharapkan adanya pelayanan pra dan
pasca jual yang baik. Spektrum pelayanan (services) yang dimaksud di sini sangat
luas, seperti misalnya:
• Pelayanan pemesanan produk yang dapat dilaksanakan kapan saja dan dari
mana saja (anytime, anywhere);
• Pembayaran pembelian produk dengan metode yang beragam, seperti melalui
penggunaan kartu kredit, kartu debit, transfer antar rekening, dan lain-lain;
• Pemberian fasilitas asuransi produk yang sangat fleksibel, dimana berbagai
lembaga asuransi di dunia dapat berpartisipasi;
• Pengiriman produk ke rumah secepat mungkin, dengan pilihan durasi dan
harga yang kompetitif;
• Dan lain sebagainya. Dengan jenis dan karakteristik kebutuhan yang
sedemikian rupa, jelas e-business merupakan solusi yang tepat. Karena selain
sifatnya yang dapat menembus batas-batas ruang dan waktu (spece and time),
konsep bisnis digital memungkinkan pula diciptakannya jenis-jenis pelayanan
baru yang dapat meningkatkan value kepada pelanggan
2) Competitive Imperatives
Globalisasi telah membentuk sebuah arena persaingan dunia usaha yang sangat
ketat. Hampir semua perusahaan di dunia dapat melakukan kompetisi secara
terbuka di lingkungan pasar bebas. Tentu saja hal ini menimbulkan dampak yang
sangat besar bagi keberadaan sebuah perusahaan. Pelanggan akan dengan
mudahnya membanding-bandingkan kualitas produk dan pelayanan antar
perusahaan dari hari ke hari. Dengan prinsip selalu mencari yang “cheaper, better,
and faster”, maka secara tidak langsung perusahaan dipaksa untuk menyusun dan
mengembangkan sebuah model dan strategi bisnis yang tepat. Lingkungan
kompetisi yang sedemikan rupa mengharuskan perusahaan untuk menjalankan
berbagai strategi baru sebagai berikut:
• Memfokuskan diri pada bisnis inti dan kemampuan khususnya (core business
and core competencies) dan mengalihdayakan (outsourcing) berbagai proses
yang bukan merupakan spesialisasinya ke perusahaan lain;
• Melakukan berbagai kerja sama dengan mitra-mitra bisnis yang ada untuk
membentuk konsorsium penghasil produk dan/atau jasa baru (collaboration to
compete);
• Memanfaatkan aset-aset non fisik (digital) sebagai pengganti sumber daya
fisik yang dipergunakan untuk menciptakan produk atau jasa;
• Merubah model bisnis konvensional dengan model bisnis baru yang berbasis
website dan internet;
• Dan lain sebagainya. Dengan kata lain, perusahaan konvensional akan
melakukan restrukturisasi usaha agar dapat bertahan di dunia persaingan. E-
business dalam konteks ini menawarkan beragam model bisnis baru yang
dapat dipilih oleh perusahaan sebagai skenario bisnis barunya, seperti
misalnya model bisnis: auction, portal, customer relationship management, e-
procurement, infomediary, supply chain management, reverse auction, dan
lain-lain.
3) Deregulation
Harus diakui pula bahwa secara makro deregulasi yang dilakukan oleh pemerintah
maupun negara-negara lain (disamping keberadaan lembaga-lembaga dan
komunitas dunia semacam WTO, APEC, AFTA, dan lain-lain) telah turut
mewarnai bentuk dunia usaha di masa mendatang, terutama yang berkaitan dengan
konsep perdagangan bebas antar negara dan industri. Ditiadakannya pajak masuk
produk-produk import, dibebaskannya kuota eksport produk, disatukannya
berbagai mata uang asing (single currency), dialirkannya informasi secara bebas,
tentu saja telah memaksa lingkungan dunia usaha menjadi lebih efisien dari masa
ke masa. Internet di sini dianggap sebagai sebuah arena dimana konsep kompetisi
sempurna (perfect competition) dan pasar terbuka telah terjadi, terutama yang
berkaitan dengan produk-produk dan jasa-jasa yang telah dapat didigitalisasi.
Dengan menunggang pada backbone medium ini diharapkan perdagangan dunia
antara negara maupun perusahaan akan mengarah pada implementasi spektrum e-
business dan e-commerce. Secara alami perusahaan yang tidak mampu beradaptasi
dengan perubahan ini akan perlahan-lahan bangkrut dan tersingkir dari dunia
usaha.
4) Technology
Faktor terakhir dan menentukan dalam mengimplementasikan konsep e-business
adalah kemajuan teknologi informasi, yang didominasi oleh percepatan
perkembangan teknologi komputer dan telekomunikasi. Fungsi dari teknologi
informasi tidak hanya kritikal bagi perkembangan e-business 28 (enabling
function) tetapi justru telah menjadi penggerak dari dimungkinannya
dikembangkan model-model bisnis baru yang tidak terpikirkan sebelumnya. Jika
dahulu proses digitalisasi entiti fisik hanya berkembang pada asset semacam
dokumen, saat ini telah berkembang ke arah media yang lain, seperti gambar dua
dimensi, suara, dan video. Riset-riset yang berkembang di negara maju telah pula
mempersiapkan kemungkinan didigitalisasikannya entiti-entiti lain seperti DNA
(sel pembawa sifat keturunan) dan intelegensia. Jenis-jenis interaksi antar manusia
pun oleh teknologi berhasil didigitalisasikan, seperti misalnya dalam proses
komunikiasi, kolaborasi, kooperasi, kompetisi, dan lain sebagainya. Beberapa
pakar teknologi pun telah memperkirakan akan adanya revolusi sosial karena
berkonvergensinya teknologi informasi dengan ilmu-ilmu lain seperti biologi,
kimia, fisika, dan matematika. Tidak heran jika nanti akan muncul model e-
business dimana fungsi seorang staf telah dapat digantikan oleh robot hasil kloning,
atau fungsi seorang manajer telah digantikan oleh robot pintar berbasis kecerdasan
buatan, atau produk-produk fisik telah dapat digantikan oleh produk-produk imitasi
yang diciptakan secara instan, dan lain sebagainya. Teknologi informasi jugalah
yang telah mematikan dan menimbun batas-batas geografis dan waktu sehingga
setiap individu dapat berinteraksi dengan individu lain dalam hitungan detik.

3. Make synthesis about SWOT analysis and Balanced scorecard, give example cases for
each analysis (max 3 pages).

ANALISA SWOT
•Existing Brand •Brand Perception
•Existing Customer Base •Intermediary Use
•Existing Distribution •Technology /Skills
•Cross-Channel Support

STRENGTH WEAKNESS

SWOT

OPPORTUNITY THREATS

•Cross-Selling •Customer Choice


•New Markets •New Entrants
•New Services •New Competitive
•Alliances/Co-Branding Products
•Channel Conflict
STRENGTH
Merk yang sudah dikenal customer
Existing Brand
Mengidentifikasi suatu produk
Pelanggan Loyal
Existing Customer Pelanggan Biasa
Member Ekslusive
Penyalur besar
Existing Distributor Agen Resmi
Agen Khusus
WEAKNESS
Pandangan negatif terhadap Merk
Brand Perception
Black Campaign
Menggunakan pihak ketiga
Intermediary Use
Perusahaan Cangkang
Ugrade Teknologi
Technology/Skill Update Sistem
Peningakatan Keahlian
Cross Channel Support Dukungan rantai pemasok
Penyedia Layanan Tambahan
OPPORTUNITY
Penjualan lintas negara
Cross-Selling
Penjualan lintas wilayah regional
Ekspansi Pasar Baru
New Markets
Ekspansi Pasar Pesaing
Layanan Baru
New Services
Layanan Tambahan
Kerjasama Bisnis
Alliances/Co-Branding
Mendukung produk lainnya
THREATS
Pilihan selera pelanggan yang berubah
Customer Choice
pengaruh Media Sosial
Perusahaan Baru dalam bidang yang sama bermunculan
New Entrants
Perusahaan Bidang lain meluncurkan produk yang sama
Produk Trending
New Competitive Products
Kustomisasi Produk
Persaingan Agen/Distribusi
Channel Conflict
Perebutan Market Share
BALANCE SCORE CARD
Customer Internal Process
•Increase Customer Retention •Short Process Cycles
•Improvement of Service •Integration of
•Increase of Customer Satisfaction
•Increase of Market Share

e-BUSINESS

Financial Learn & Growth


•Online Shop System •Skill of Employess in the field of e-Business
•Cost Cutting •Knowledge Management (KM)
•Efficient Usage of The Budget •Resource of IT

Customer Prespective
Objective Measure
Jumlah pelanggan yang sama
Meningkatkan Retensi Pelanggan
Omset per pesanan
Jumlah pertanyaan melalui email
Layanan Perbaikan
Jumlah penerimaan telepon masuk
Jumlah pengaduan pelanggan
Meningkatkan Kepuasan Pelanggan
Kualitas Informasi yang tayang pada Website
Rasio pengunjung dari wilayah yang berbeda
Meningkatkan Pangsa Pasar Jumlah banner yang ditempatkan pada situs yang berbeda
Ranking pada search engines
Internal Processes Perspective
Objective Measure
Perbandingan pengadaan klasik dengan e-procurement
Lingkar proses yang sederhana
Rasio aktivitas otomatis dengan aktivitas manual
Integrasi Proses e-Business Proses didukung oleh sistem e-Business
Prosedur pengendalian aktivitas yang efektif dalam pengawasan
Learn and Growth
Objective Measure
Rasio Pelatihan
Keahlian pegawai dalam bidang e-Business
Pelatihan keluar untuk pegawai
Manajemen Pengetahuan Menggunakan Manajemen Pengetahuan e-Business
Jumlah ahli dalam bidang e-Business
Sumberdaya Informasi Teknologi
Efisiensi dalam Implementasi Sistem
Financial
Objective Measure
Biaya per pengunjung atau per pelanggan
Sistem Penjualan Online
Perputaran Pesanan
Jumlah pesanan melalui virtual marketplaces
Pengurangan Biaya
Pengurangan Biaya Transaksi
Efisiensi dalam menggunakan anggaran Jumlah proyek e-Business dalam kaitannya dengan investasi

Anda mungkin juga menyukai