Anda di halaman 1dari 4

RMK

(Ringkasan Mata Kuliah)

Mata Kuliah : Teknologi Bisnis Digital

Nama Anggota Kelompok 7 :

1. Ni Putu Rika Octavia Wahyuni (21111501013)


2. Ansetio Inna (21111501043)
3. Caroline Fernanda Tuwo (21111501050)

Bisnis Digital dan E-Commerce

Pesatnya kemajuan teknologi dan penerapannya dalam bisnis disertai dengan


serangkaian terminologi baru seperti e-CRM, e-retail, dan e-procurement. Label tersebut
dapat digunakan untuk mendefinisikan ruang lingkup perubahan yang ingin kita lakukan
dalam suatu organisasi melalui penggunaan komunikasi elektronik. Manajer dalam suatu
organisasi perlu menyetujui dan mengkomunikasikan transformasi digital yang mereka
usulkan melalui penggunaan teknologi digital kepada karyawan, pelanggan, dan mitra.

 E-commerce

Cakupan perdagangan elektronik (e-commerce) lebih sempit dibandingkan bisnis


digital. Seringkali istlah ini dianggap hanya merujuk pada jual beli menggunakan Internet.
Namun, e-commerce harus dianggap sebagai semua transaksi yang dimediasi secara
elektronik antara suatu organisasi dan pihak ketiga mana pun yang berhubungan dengannya.
Berdasarkan definisi ini, transaksi non-keuangan seperti customer support dan permintaan
informasi lebih lanjut juga akan dianggap sebagai bagian dari e-commerce. Kalakota dan
Whinston (1997) mengacu pada berbagai perspektif berbeda mengenai e-commerce yang
masih berlaku hingga saat ini, yaitu:
 Perspektif komunikasi – penyampaian informasi, produk atau layanan atau
pembayaran
melalui sarana elektronik.
 Perspektf proses bisnis – penerapan teknologi menuju otomatisasi transaksi bisnis dan
alur kerja.
 Perspektif layanan – memungkinkan efisiensi biaya sekaligus meningkatkan
kecepatan dan kualitas pemberian layanan.
 Perspektif online – pembelian dan penjualan produk dan informasi secara online.

Definisi ini menunjukkan bahwa perdagangan elektronik tidak hanya terbatas


pada pembelian dan penjualan produk, tetapi juga mencakup aktivitas pra-penjualan dan
pasca-penjualan diseluruh rantai pasokan. Saat mengevaluasi dampak strategis e-commerce
pada suatu organisasi, penting untuk mengidentifikasi peluang transaksi e-commerce sisi beli
dan sisi jual karena sistem dengan fungsi berbeda perlu diciptakan dalam suatu organisasi
untuk mengakomodasi transaksi dengan pembeli dan dengan pemasok. E-commerce sisi beli
mengacu pada transaksi untuk mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan dari pemasoknya.
Sedangkan, E-commerce sisi penjualan mengacu pada transaksi yang melibatkan penjualan
produk ke pelanggan organisasi.

Social commerce menjadi bagian yang semakin penting dari e-commerce bagi
pemilik situs karena menggabungkan ulasan dan penilaian ke dalam situs dan menautkan ke
situs jejaring sosial dapat membantu memahami kebutuhan pelanggan dan meningkatkan
konversi ke penjualan.

 Bisnis Digital

Bisnis digital cakupannya lebih luas dibandingkan e-commerce. Hal ini mirip
dengan istilah e-business (yang pertama kali diciptakan oleh IBM), yang menggambarkannya
pada tahun 1997 sebagai: e-business adalah transformasi proses bisnis utama melalui
penggunaan teknologi Internet. Proses bisnis digital utama adalah proses atau unit organisasi.
Hal tersebut termasuk penelitian dan pengembangan, pemasaran, manufaktur, serta logistik
masuk dan keluar. Transaksi e-commerce sisi beli dengan pemasok dan transaksi e-commerce
sisi jual dengan pelanggan juga dapat dianggap sebagai proses bisnis digital yang utama.

 Peluang Bisnis Digital


Bisnis digital telah memperkenalkan peluang baru bagi organisasi kecil dan
besar untuk bersaing di pasar global. Internet juga memberikan peluang yang signifikan bagi
banyak bisnis untuk membangun hubungan yang lebih dekat dengan pelanggan dan pemasok
mereka yang sudah ada secara online untuk membantu mencapai retensi pelanggan.
Mendorong penggunaan layanan bisnis online dan digital oleh pelanggan dan pemasok dapat
mengurangi biaya secara signifikan sekaligus menyediakan saluran baru yang nyaman untuk
pembelian dan layanan pelanggan. Melalui penyediaan layanan online berkualitas tinggi,
organisasi dapat membangun hubungan jangka panjang dengan pemangku kepentingannya.

 Risiko dan Hambatan Adopsi Bisnis Digital

Peluang yang ada harus diseimbangkan dengan risiko penerapan layanan bisnis
digital, yang mencakup risiko strategis dan praktis. Salah satu risiko strategis utama adalah
pengambilan keputusan yang salah mengenai investasi bisnis digital. Di setiap sektor bisnis,
beberapa perusahaan telah memanfaatkan bisnis digital dan memperoleh keunggulan
kompetitif. Namun ada juga yang berinvestasi di bisnis digital tanpa memperoleh keuntungan
yang diharapkan, baik karena pelaksanaan rencana yang salah, atau karena pendekatan yang
digunakan tidak tepat.

Ada juga banyak risiko praktis yang harus dikelola, yang jika diabaikan, dapat
mengakibatkan pengalaman pelanggan yang buruk dan berita buruk yang merusak reputasi
perusahaan. Jika pengalaman pelanggan terhadap suatu layanan sangat buruk, mereka akan
berhenti menggunakannya, dan beralih ke opsi online lainnya. Contoh pengalaman pelanggan
online yang buruk meliputi:

1. Situs web yang gagal karena lonjakan lalu lintas pengunjung setelah iklan TV pada
jam sibuk.
2. Peretas menembus keamanan sistem dan mencuri detail kartu kredit.
3. Sebuah perusahaan mengirim email kepada pelanggan tanpa mendapat izin dari
mereka, sehingga mengganggu pelanggan dan berpotensi melanggar undang-undang
privasi dan perlindungan data.
4. Masalah pemenuhan barang yang dipesan secara online, berarti pesanan pelanggan
hilang atau tertunda.
5. Email pertanyaan layanan pelanggan dari situs web tidak sampai ke orang yang tepat
dan diabaikan.
 Hambatan Adopsi Internet oleh Konsumen

Hambatan konsumen dalam mengadopsi Internet meliputi :

1. Tidak ada manfaat yang dirasakan


2. Kurangnya kepercayaan
3. Masalah keamanan
4. Kurangnya keterampilan
5. Biaya

Kurangnya permintaan akan layanan internet yang masih ada di setiap negara perlu
diperhitungkan ketika memperkirakan permintaan masa depan.

Anda mungkin juga menyukai