Anda di halaman 1dari 3

NAMA : ANDREAS REINALDI

NPM : 17520140

MATKUL : E-BUSINESS

E - BUSINESS DRIVING FOR CES


Ada empat faktor desakan yang saling berkonvergensi satu dengan lainnya yang secara signifikan
akan  menentukan percepatan implementasi konsep e-business, yaitu masing-masing: customer
expectations,  competitive imperatives, deregulation, dan technology. 

Customer expectation

Paradigma baru menekankan pentingnya pelanggan ditempatkan sebagai titik awal


atau acuan dari  penyusunan konsep bisnis sebuah perusahaan. Dewasa ini seorang
pelanggan tidak cukup dapat dipuaskan  dengan baiknya kualitas sebuah produk yang
ditawarkan. Yang bersangkutan mengharapkan adanya  pelayanan pra dan pasca jual yang
baik. Spektrum pelayanan (services) yang dimaksud di sini sangat luas,  seperti misalnya: 

• Pelayanan pemesanan produk yang dapat dilaksanakan kapan saja dan dari mana saja
(anytime,  anywhere); 
• Pembayaran pembelian produk dengan metode yang beragam, seperti melalui
penggunaan kartu  kredit, kartu debit, transfer antar rekening, dan lain-lain; 
• Pemberian fasilitas asuransi produk yang sangat fleksibel, dimana berbagai lembaga
asuransi di  dunia dapat berpartisipasi; 
• Pengiriman produk ke rumah secepat mungkin, dengan pilihan durasi dan harga yang kompetitif; •
Dan lain sebagainya.

COMPETETIVE IMPERATIVES

Globalisasi telah membentuk sebuah arena persaingan dunia usaha yang sangat ketat.
Hampir semua  perusahaan di dunia dapat melakukan kompetisi secara terbuka di
lingkungan pasar bebas. Tentu saja hal  ini menimbulkan dampak yang sangat besar bagi
keberadaan sebuah perusahaan. Pelanggan akan dengan  mudahnya membanding-
bandingkan kualitas produk dan pelayanan antar perusahaan dari hari ke hari.  Dengan
prinsip selalu mencari yang “cheaper, better, and faster”, maka secara tidak langsung
perusahaan  dipaksa untuk menyusun dan mengembangkan sebuah model dan strategi
bisnis yang tepat. Lingkungan  kompetisi yang sedemikan rupa mengharuskan perusahaan
untuk menjalankan berbagai strategi baru  sebagai berikut: 

• Memfokuskan diri pada bisnis inti dan kemampuan khususnya (core business and core 
competencies) dan mengalihdayakan (outsourcing) berbagai proses yang bukan
merupakan  spesialisasinya ke perusahaan lain; 
• Melakukan berbagai kerja sama dengan mitra-mitra bisnis yang ada untuk membentuk 
konsorsium penghasil produk dan/atau jasa baru (collaboration to compete); 
• Memanfaatkan aset-aset non fisik (digital) sebagai pengganti sumber daya fisik yang
dipergunakan  untuk menciptakan produk atau jasa; 
• Merubah model bisnis konvensional dengan model bisnis baru yang berbasis website dan internet;
• Dan lain sebagainya.
DEREGULATION

Harus diakui pula bahwa secara makro deregulasi yang dilakukan oleh pemerintah
maupun negara negara lain (disamping keberadaan lembaga-lembaga dan komunitas dunia
semacam WTO, APEC, AFTA,  dan lain-lain) telah turut mewarnai bentuk dunia usaha di
masa mendatang, terutama yang berkaitan dengan  konsep perdagangan bebas antar
negara dan industri. Ditiadakannya pajak masuk produk-produk import,  dibebaskannya
kuota eksport produk, disatukannya berbagai mata uang asing (single currency),
dialirkannya  informasi secara bebas, tentu saja telah memaksa lingkungan dunia usaha
menjadi lebih efisien dari masa ke  masa. Internet di sini dianggap sebagai sebuah arena
dimana konsep kompetisi sempurna (perfect  kompetition) dan pasar terbuka telah terjadi,
terutama yang berkaitan dengan produk-produk dan jasa-jasa  yang telah dapat
didigitalisasi. Dengan menunggang pada backbone medium ini diharapkan perdagangan 
dunia antara negara maupun perusahaan akan mengarah pada implementasi spektrum e-
business dan e 
commerce. Secara alami perusahaan yang tidak mampu beradaptasi dengan perubahan ini
akan perlahan lahan bangkrut dan tersingkir dari dunia usaha.

TECHNOLOGY

Faktor terahir dan menentukan dalam mengimplementasikan konsep e-business adalah kemajuan 
teknologi informasi, yang didominasi oleh percepatan perkembangan teknologi komputer dan 
telekomunikasi. Fungsi dari teknologi informasi tidak hanya kritikal bagi perkembangan e-
businessFaktor terahir dan menentukan dalam mengimplementasikan konsep e-business adalah
kemajuan  teknologi informasi, yang didominasi oleh percepatan perkembangan teknologi komputer
dan  telekomunikasi. Fungsi dari teknologi informasi tidak hanya kritikal bagi perkembangan e-
business

EMPAT TAHAP EVOLUSI E-BUSINESS


Tahap Inform

Pada tahap awal ini, yang biasanya terjadi adalah adanya unit-unit kecil di dalam perusahaan yang
mulai mencoba membangun program-program kecil (software) berbasis internet. Contohnya adalah
pengembangan homepage yang menampilkan profil organisasi di internet, atau membangun
website yang isinya adalah produk-produk dan jasa-jasa yang ditawarkan perusahaan kepada
pelanggannya, atau sebuah situs yang berisi berita-berita mutakhir di bidang tertentu yang berkaitan
dengan tugas sebuah unit perusahaan, dan lain-lain. Biasanya hal-hal kecil ini berasal dari ide salah
satu atau sekelompok orang di unit organisasi terkait karena yang bersangkutan memiliki
pemahaman dan pengalaman di bidang internet

Tahap Automate

Tahap berikutnya adalah mencoba untuk mengintegrasikan beberapa unit di dalam perusahaan
yang masing-masing telah mengimplementasikan konsep kecil e-business. Yang menjadi dasar
penggabungan modul-modul ini biasanya adalah sebuah rangkaian proses yang saling berhubungan.
Contohnya adalah proses pengajuan anggaran dari masing-masing unit ke divisi keuangan. Melalui
aplikasi atau modul situs yang lebih dinamis (berbasis database), setiap unit memasukkan rencana
anggarannya ke dalam sebuah aplikasi dan bagian keuangan secara otomatis menerima konsolidasi
anggaran dari seluruh unit yang ada di perusahaan.
Tahap Integrate 

Tahap selanjutnya dari pengembangan aplikasi e-business adalah mengintegrasikan


proses bisnis  perusahaan dengan perusahaan atau entiti-entiti lain yang ada di luar
perusahaan. Bedanya dengan automate  yang lebih menekankan pada target efektivitas,
pada integrate tujuan utama perusahaan adalah  meningkatkan dan mengembangkan
kinerja perusahaannya secara signifikan. Level integritas proses bisnis  antara perusahaan
dengan pihak luar pada tahapan ini sangat tinggi; bahkan tidak jarang dibutuhkan suatu  
manajemen integrasi proses bisnis yang online dan real-time.

Tahap Reinvent 

Tahap terakhir di dalam evolusi dapat secara efektif diimplementasikan jika ada
perubahan paradigma  mendasar dari manajemen perusahaan, terutama yang berkaitan
dengan cara mereka melihat bisnis yang  ada. Tahap ini dinamakan sebagai “reinvent”
karena perusahaan yang telah memiliki pengalaman sukses  menerapkan konsep e-
business pada tiga tahap sebelumnya ditantang untuk mendefinisikan ulang  mekanisme
dan model bisnisnya dengan berpedoman pada peluang-peluang usaha baru yang
ditawarkan  oleh e-business .

MENYATUKAN PHYSICAL VALUE CHAIN DENGAN VIRTUAL VALUE CHAIN


Hasil kajian terhadap perusahaan-perusahaan yang sukses di dunia maya menunjukkan bahwa kunci
terbesar keberhasilan mereka terletak pada kemampuan manajemen dalam menggabungkan rantai
nilai fisik (PVC=Physical Value Chain) dengan rantai nilai virtual (VVC=Virtual Value Chain). Seperti
diketahui bersama, tidak semua produk fisik dapat digitalisasikan. Produk-produk retail rumah
tangga semacam radio,televisi, lemari es, video tape, baju, sepatu, dan lain-lain jelas merupakan
barang fisik kebutuhan pelanggan yang tidak dapat diubah bentuknya menjadi sinyal digital (berbeda
dengan dokumen, audio, gambar, dan video). Dengan kata lain, produk-produk tersebut tidak dapat
diciptakan dan didistribusikan melalui internet (dunia maya) melainkan harus melalui jalur
konvensional (dunia nyata). Dengan kata lain, perusahaan harus handal dalam mengelola PVC-nya.
Seperti yang dijabarkan dalam teori Michael Porter, proses inti dari PVC terdiri dari lima tahapan
umum, yaitu: purchasing and inbound logistics, production and operation, outbound logistics and
distribution, sales and marketing, dan customer supports and services.

Anda mungkin juga menyukai