Anda di halaman 1dari 16

BY RAHADIAN ARIEF

Teknologi dan
Infrastruktur

Tahapan, Perbandingan dan Area E-Commerce


Empat Tahap Evolusi E-Business

Tahap Inform
Pada tahap awal ini, yang biasanya terjadi adalah
adanya unit-unit kecil di dalam perusahaan yang
mulai mencoba membangun program-program
kecil (software) berbasis internet. Contohnya
adalah pengembangan
homepage yang menampilkan profil organisasi di
internet, atau membangun website yang isinya
adalah produk-produk dan jasa-jasa yang
ditawarkan perusahaan kepada pelanggannya,
atau sebuah situs yang berisi berita-berita
mutakhir di bidang tertentu yang berkaitan
dengan tugas sebuah unit perusahaan, dan
lain-lain. Biasanya hal-hal kecil ini berasal dari
ide salah satu atau sekelompok orang di unit
organisasi terkait karena yang bersangkutan
memiliki pemahaman dan pengalaman di bidang
internet.
Empat Tahap Evolusi E-Business

Tahap AUTOMATE
Tahap berikutnya adalah mencoba untuk mengintegrasikan beberapa unit di dalam perusahaan yang
masing-masing telah mengimplementasikan konsep kecil e-business. Yang menjadi dasar penggabungan
modul-modul ini biasanya adalah sebuah rangkaian proses yang saling berhubungan. Contohnya adalah
proses pengajuan anggaran dari masing-masing unit ke divisi keuangan. Melalui aplikasi atau modul situs yang
lebih dinamis (berbasis database), setiap unit memasukkan rencana anggarannya ke dalam sebuah aplikasi
dan bagian keuangan secara otomatis menerima konsolidasi anggaran dari seluruh unit yang ada di
perusahaan. Contoh lainnya adalah di bagian pengadaan atau logistik yang secara otomatis melalui sebuah
aplikasi database menerima pesanan pembelian barang dari berbagai unit yang ada di perusahaan.
Keseluruhan rangkaian proses ini secara otomatis dibantu alurnya oleh aplikasi e-business. Tidak jarang pula
kerap dikembangkan berbagai aplikasi yang melibatkan pelanggan (customers) dalam prosesnya. Misalnya
adalah sistem pemesanan produk atau jasa melalui website, atau aplikasi pelayanan purna jual (CRM), dan lain
sebagainya. Value yang dituju pada tahapan ini adalah efektivitas, yaitu sebuah hal yang pada awalnya sangat
sulit untuk dilakukan, tetapi dengan adanya aplikasi e-business hal-hal baru dapat dilakukan oleh perusahaan.
Empat Tahap Evolusi E-Business

Tahap Integrate
Tahap selanjutnya dari pengembangan aplikasi e-business adalah mengintegrasikan proses bisnis perusahaan
dengan perusahaan atau entiti-entiti lain yang ada di luar perusahaan. Bedanya dengan automate yang lebih
menekankan pada target efektivitas, pada integrate tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan dan
mengembangkan kinerja perusahaannya secara signifikan. Level integritas proses bisnis antara perusahaan
dengan pihak luar pada tahapan ini sangat tinggi; bahkan tidak jarang dibutuhkan suatu manajemen integrasi
proses bisnis yang online dan real-time. Contoh yang kerap dipakai untuk mengilustrasikan tahap ini adalah
aplikasi “package delivery tracking” yang dimiliki Federal Express maupun DHL yang memungkinkan pelanggan
melalui komputernya (internet) melacak status pengiriman paketnya (yang bersangkutan dapat mengetahui
posisi terkini dari paket yang dimaksud). Contoh lain adalah aplikasi e-business yang diterapkan di industri
penerbangan dimana perusahaan dapat mengetahui secara persis lokasi terkini dari seluruh awak pesawatnya
baik yang sedang terbang maupun istirahat. Proses pemesanan tiket bioskop atau pertandingan olah raga
melalui internet yang memungkinkan seorang pelanggan untuk memilih spesifik bangku yang diinginkan juga
merupakan salah satu implementasi dari e-business pada tahapan ini. Value terbesar yang diperoleh
perusahaan di sini adalah meningkatnya keunggulan kompetitif (hal yang membedakan perusahaan dengan
para pesaingnya)
Empat Tahap Evolusi E-Business

Tahap Reinvent
Tahap terakhir di dalam evolusi dapat secara efektif diimplementasikan jika ada perubahan paradigma
mendasar dari manajemen perusahaan, terutama yang berkaitan dengan cara mereka melihat bisnis yang ada.
Tahap ini dinamakan sebagai “reinvent” karena perusahaan yang telah memiliki pengalaman sukses
menerapkan konsep e-business pada tiga tahap sebelumnya ditantang untuk mendefinisikan ulang mekanisme
dan model bisnisnya dengan berpedoman pada peluang-peluang usaha baru yang ditawarkan oleh e-business.
Lihatlah bagaimana perusahaan retail dan distribusi merubah total bisnisnya menjadi penyedia jasa informasi
(portal) sehubungan dengan consumer products yang ditawarkan, atau perusahaan pembuat perangkat lunak
aplikasi internet yang mendefinisikan ulang usahanya menjadi perusahaan outsourcing di bidang Customer
Relationship Management, atau perusahaan penjual buku-buku asing yang berubah menjadi perusahaan
penterjemah bahasa-bahasa asing, dan lain sebagainya. Kata kunci di dalam tahap ini adalah “business
transformation” dan “industry convergence”; dimana karena semakin kaburnya batas-batas segmen industri
yang ada, perusahaan dapat menawarkan berbagai jenis produk atau jasa yang belum pernah terfikirkan
sebelumnya, yang pada akhirnya dapat merubah bisnis inti yang sedang digelutinya. Hal yang perlu
diperhatikan pada tahap ini adalah bahwa perusahaan tidak dapat menerapkan konsep e-business murni tanpa
adanya hubungan jejaring dengan berbagai mitra bisnis (internetworking). Prinsip “collaboration to compete”
(berkolaborasi untuk berkompetisi) sering dipergunakan oleh pimpinan manajemen di sini, demikian pula
pepatah manajemen lama yang mengatakan “if you can not beat them (the competitors), join them!”.
Membandingkan Pasar Konvensional Dan Digital
Salah satu produk yang dihasilkan internet adalah Perbandingan dari Perspektif Pembeli
terbentuknya sebuah market elektronik atau 1. Product Price (PB)
market digital (sering diistilahkan sebagai 2. Search Costs (SCB)
e-market). 3. Risk Costs (RCB)
Jika di dunia nyata seorang pembeli dan penjual 4. Distribution Costs (DCB)
bertemu di pasar fisik (konvensional), maka di 5. Sales Tax (TB)
dalam dunia maya mereka bertemu di internet. 6. Market Costs (MTB)
Kedua jenis pasar ini berkembang secara
berdampingan. Terkadang keberadaan e-market Perbandingan dari Perspektif Penjual
merupakan saingan dari pasar konvensional, 1. Marketing and Advertising Costs (ACS)
namun di lain kesempatan keduanya saling 2. Overhead Costs (OCS)
melengkapi (co-exist). Ada sebuah riset 3. Inventory Costs (ICS)
yang menarik dari Iowa State University dan 4. Production Costs (PCS)
University of Illinois at UrbanaChampaign yang 5. Distribution Tax (DCS)
membandingkan karakateristik dari kedua pasar
tersebut ditinjau dari sudut biaya yang harus
dialokasikan baik oleh penawar
produk/jasa (penjual) maupun oleh pelanggan
(pembeli).
Membandingkan Pasar Konvensional Dan Digital

Perbandingan dari Perspektif Pembeli


Product Price adalah total jumlah biaya yang harus dibayar perusahaan untuk membeli produk atau jasa yang
ditawarkan dimana di dalamnya telah termasuk biaya produksi, biaya koordinasi (manajemen), dan margin
keuntungan (profit margin). Di pasar konvensional biaya ini biasanya jauh lebih murah dibandingkan dengan di
pasar digital karena besarnya biaya koordinasi (manajemen) yang diperlukan untuk membayar tempat
(showroom), menyewa sumber daya manusia (salesman), dan lain-lain.
Sementara di pasar digital, harga produk kerap dapat ditekan serendah-rendahnya karena hampir semua
produk atau jasa dijual sebagaimana layaknya sebuah komoditas. Lihatlah bagaimana banyak perusahaan
dotcom menjual barang-barang fisik dengan cara lelang (auctioning) maupun lelang terbalik (reverse
auctioning).
Disamping itu pula, fenomena price discrimination dan cost transparency turut mewarnai strategi perusahaan di
dunia maya dalam menentukan harga produknya yang jelas akan jauh berada di bawah harga pada pasar
konvensional.
Membandingkan Pasar Konvensional Dan Digital

Perbandingan dari Perspektif Pembeli


Search Cost adalah biaya yang diperlukan oleh pelanggan atau
calon pembeli ketika harus meluangkan waktu, tenaga, dan biaya
dalam mencari produk atau jasa yang diinginkan. Lihatlah
bagaimana di pasar konvensional seorang calon pembeli harus
berjalan dari satu tempat ke tempat yang lain untuk mencari
produk yang diinginkan dengan kualitas dan harga yang sesuai
dengan keinginan. Selain tenaga dan waktu, yang bersangkutan
pasti harus mengalokasikan uangnya untuk keperluan
transportasi. Di dalam pasar digital, biaya tersebut dapat ditekan
dengan sangat rendah karena adanya mesin pencari (searching
engine) semacam www.google.com, www.altavista.com,
www.yahoo.com, dan www.excite.com.
Jika di dunia nyata seseorang harus meluangkan waktu seharian
dalam mencari produk yang diinginkan ke beberapa tempat, di
dunia maya yang bersangkutan cukup melakukannya di satu
tempat melalui peralatan komputer PC yang terhubung dengan
internet.
Membandingkan Pasar Konvensional Dan Digital

Perbandingan dari Perspektif Pembeli


Risk Cost adalah faktor biaya yang harus diperhitungkan oleh calon pembeli sehubungan dengan proses atau
aktivitas pembelian di pasar konvensional maupun pasar digital.
Ada tiga jenis biaya resiko yang harus diperhatikan, yaitu:
● Economic Risk, berkaitan dengan kemungkinan hilangnya uang dalam proses pembelian produk
● Performance Risk, berkaitan dengan kemungkinan tidak didapatkannya kualitas produk seperti yang
diharapkan
● Personal Risk, berkaitan dengan kemungkinan adanya kerugian lain yang dapat menimpa individu
sehubugan dengan metode pembelian yang dipilih.
Pada pasar konvensional, jenis biaya di atas jelas lebih murah dibandingkan dengan di pasar digital. Hal ini
disebabkan karena calon pembeli berhadapan langsung dengan penjual secara fisik, dan yang bersangkutan
dapat meraba dan/atau menyentuh langsung produk yang diinginkan, sehingga resiko terjadinya hal-hal yang
merugikan dapat ditekan sekecil-kecilnya. Sebaliknya di pasar digital, ketiga jenis resiko yang ada sangat tinggi
karena si pembeli tidak dapat mengontrol secara langsung aktivitas jual-beli yang terjadi. Dari segi Economic
Risk, sering kali dijumpai produk yang telah dipesan dan dibayar tidak sampai ke tujuan; dari segi Performance
Risk, tidak jarang produk yang dikirim ke tempat tujuan sudah dalam keadaan rusak; dan dari segi Personal
Risk, sudah merupakan rahasia umum bahwa memberikan nomor kartu kredit di internet merupakan aktivitas
yang sangat beresiko karena kemungkinan dapat dicuri oleh mereka yang tidak berhak.
Membandingkan Pasar Konvensional Dan Digital

Perbandingan dari Perspektif Pembeli


Distribution Cost adalah biaya pengiriman produk Sales Tax adalah besarnya pajak yang harus
yang harus ditanggung oleh calon pembeli. Secara dibayar oleh pembeli ketika yang bersangkutan
jelas dapat dimengerti mengapa di pasar digital membeli produk atau jasa tertentu. Di dalam dunia
biaya ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan di nyata, besarnya pajak sangat ditentukan oleh lokasi
pasar konvensional. Pada pasar konvensional, biaya geografis (negara dan bagian-bagiannya) dan
ini ditanggung oleh penjual dan perusahaan dapat regulasi yang berlaku. Biasanya besarnya pajak
menekan besarnya biaya yang harus dikeluarkan, penjualan berkisar antara 5%-15% dari harga
karena sekali angkat, yang bersangkutan hanya produk. Hingga saat ini, belanja di internet masih
membayar satu kali biaya distribusi (economy of belum dikenakan pajak karena masih sulit
scale). menentukan peraturan geografis yang berlaku di
Sementara jika memesan dan membeli produk dari dunia maya (pajak dikenakan berdasarkan lokasi
internet, biaya distribusi akan dibebankan kepada pembeli atau penjual?)
pembeli dimana besarnya sangat bervariasi
tergantung dari kecepatan dan besar maupun
beratnya barang.
Membandingkan Pasar Konvensional Dan Digital

Perbandingan dari Perspektif Pembeli


Market Cost adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh pembeli untuk dapat berpartisipasi (masuk) ke dalam
pasar tertentu dengan tujuan melakukan jual beli. Biaya untuk berpartisipasi ke e-market dinilai lebih tinggi
karena yang bersangkutan harus memiliki fasilitas untuk dapat melakukan koneksi dengan pasar digital.
Seorang yang ingin melakukan pembelian dari rumah harus memiliki PC, membayar listrik, telepon, dan ISP
(Internet Service Provider) untuk dapat masuk ke dalam e-market, sementara di pasar konvensional harga
berpartisipasi cenderung lebih murah karena siapa saja dapat dengan mudah datang ke pasar yang
bersangkutan.
Membandingkan Pasar Konvensional Dan Digital

Perbandingan dari Perspektif Penjual


Dari sisi ini, pasar digital dapat dikategorikan menjadi dua jenis, tergantung dari jenis produk yang ditawarkan.
Jika yang dijual adalah produk fisik, maka pasar yang bersangkutan diistilahkan sebagai Non Digital Product
E-Market, sementara jika produk yang dijual telah dapat didigitalisasikan (seperti dokumen, teks, gambar,
audio, dan video) maka termasuk kategori Digital Product E-market.

Marketing Costs dan Advertising Costs di pasar konvensional sangat tinggi biayanya, karena media yang
dipakai semacam majalah, koran, radio, maupun televisi mengenakan tarif yang sangat tinggi untuk iklan.
Sementara di e-market, biaya pemasaran dapat ditekan karena selain biaya pemasangan
iklan pada website relatif rendah, beragam cara lain untuk memasarkan produk dapat dipergunakan, seperti
melalui email, chatting, website link, newsgroup, dan lain-lain.

Overhead Costs adalah biaya tetap yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dalam mengelola aktivitas bisnis
sehari-hari, terutama yang berkaitan dengan penjualan produk-produk terkait. Termasuk di dalam biaya
ini adalah biaya sewa kantor, biaya telepon, biaya listrik, biaya kertas, dan lain sebagainya. Pada pasar
konvensional biaya ini sangat tinggi karena hampir keseluruhan proses memerlukan aset-aset fisik. Sementara
itu di pasar digital, biaya overhead jauh lebih kecil karena perusahaan tidak harus memelihara aset fisik yang
besar (cukup dengan memiliki sebuah komputer untuk mengelola situs dan bisnis jual-beli
Membandingkan Pasar Konvensional Dan Digital

Perbandingan dari Perspektif Penjual


Inventory Cost adalah biaya total yang harus dialokasikan
karena tidak menentunya permintaan (demand) terhadap
produk yang ada, sehingga perusahaan harus memiliki stok
barang yang cukup. Termasuk dalam biaya ini adalah biaya
pengadaan dan biaya penyimpanan barang. Untuk produk
yang berbentuk fisik, biaya ini sama besarnya baik di pasar
konvensional maupun di pasar digital. Sementara untuk
produk-produk digital, biaya ini sangat rendah karena hanya
dibutuhkan media storage (hard disk) untuk menyimpannya.

Production Costs adalah biaya total yang dibutuhkan untuk


menciptakan produk dari bahan mentah atau bahan baku
(setengah jadi) yang dimiliki perusahaan. Jelas jika produk
tersebut berbentuk fisik, biaya produksi ini akan lebih tinggi
jika dibandingkan dengan produk digital (karena pada produk
digital proses yang terjadi tidak lebih dari pada usaha untuk
menrestrukturisasi bit-bit digital).
Membandingkan Pasar Konvensional Dan Digital

Perbandingan dari Perspektif Penjual


Distribution Costs adalah biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk mendistribusikan
produk-produknya sampai ke tangan pelanggan (baik secara langsung, atau melalui wholesaler maupun
retailer). Biaya terbesar akan terjadi pada mekanisme perdagangan produk fisik melalui e-market karena
perusahaan harus mengirimkan produknya ke pelanggan sesuai dengan kuantitas frekuensi dan volume yang
ada (semakin sedikit dan beragam permintaan akan semakin mempertinggi biaya distribusi).
Sementara untuk pasar konvensional biaya ini bisa lebih murah karena prinsip economy of scale. Biaya
distribusi terendah berlaku untuk jenis produk digital karena yang dibutuhkan hanyalah biaya pengiriman file
atau proses data uploading saja.
Tahapan, Perbandingan dan Area E-Commerce

TUGAS
Tugas
● Berikan 10 contoh dari mana saja yang masuk kategori Pasar Konvensional dan Digital
● Bagaimana masing masing ruang lingkup dari e-businessnya
● Apakah setiap perusahaan tersebut memiliki tahap yang sama dalam mengembangkannya?
THX

Anda mungkin juga menyukai