Anda di halaman 1dari 28

MODEL BISNIS E-COMMERCE

BAYU SEPTIADI-2222320005
MODEL BISNIS

Perkembangan e-commerce tidak terlepas dari laju pertumbuhan jaringan


internet, karena e-commerce berjalan melalui jaringan dan koneksi internet.
Sebagai suatu perdagangan yang berbasis teknologi canggih, e-commerce
telah mereformasi perdagangan konvensional di mana interaksi antara
konsumen dan perusahaan yang sebelumnya dilakukan secara langsung
menjadi interaksi yang tidak langsung. E-Commerce telah merubah
paradigma bisnis klasik dengan menumbukan model-model interaksi antara
produsen dan konsumen di dunia virtual. Penggunaan IT dalam menjalankan
proses operasional bisnis atay e-commerce dapat memberikan fleksibilitas
dan keleluasaan dalam proses produksi, serta memungkinkan untuk
melakukan pengiriman atau delivered ke pelanggan dengan lebih cepat,
tepat, terarah dan lebih rapih untuk produk yang kita inginkan dan nyaris
tanpa kertas. (Sherly, Halim dan Sudirman, 2020)
MODEL BISNIS

E-commerce merujuk pada semua jenis transaksi elektronik antara


perusahaan dan pemangku kepntingan baik itu transaksi keuangan atau
pertukaran informasi atau layanan lainya mencakup dari sisi pembeli dan
penjual. Dengan demikian E-commerce memprioritaskan aktivitas
pembeli dan penjual serta menempatkan rencana dan sumber daya
untuk memberikan manfaat yang teridentifikasi (Basoeky et all, 2021)
Model Bisnis
Bisnis Model E-Commerce

1. B2B (Business to Business)


2. B2C (Business to Consumer)
3. C2C (Consumer to Consumer)
4. C2B (Consumer to Business)
5. B2G (Busines to Government)
6. G2C (Government to Consumer)
Bisnis Model E-Commerce

1. B2B (Business to Business)


Transaksi bisnis antara pelaku bisnis dengan pelaku bisnis lainnya. Dapat
berupa kesepakatan spesifik yang mendukung kelancaran bisnis.
Bisnis Model E-Commerce

1. B2C (Business to Consumer)


Aktivitas yang dilakukan produsen kepada konsumen secara langsung.
Bisnis Model E-Commerce

1. C2C (Consumer to Consumer)


Aktivitas bisnis (penjualan) yang dilakukan oleh individu (konsumen) kepada
individu (konsumen) lainnya.
Bisnis Model E-Commerce

1. C2B (Consumer to Business)


C2B merupakan model bisnis dimana konsumen (individu) menciptakan dan
membentuk nilai akan proses bisnis.
Bisnis Model E-Commerce

1. B2G (Busines to Government)


Merupakan turunan dari B2B, perbedaannya proses ini terjadi antara pelaku
bisnis dan instansi pemerintah
Bisnis Model E-Commerce

1. G2C (Government to Consumer)


Merupakan hubungan atau interaksi antara pemerintah dengan masyarakat.
Konsumen, dalam hal ini masyarakat, dapat dengan mudah menjangkau
pemerintah sehingga memmperoleh kemudahan dalam pelayanan sehari-hari.
Klasifikasi dan Isi Kerangka E-Commerce

1. Classifieds/listing/iklan baris
Ini adalah model bisnis e-commerce paling sederhana ang cocok digunakan di
negaranegara berkembang. Dua kriteria yang biasa diusung model bisnis ini:
▪ Website yang bersangkutan tidak memfasilitasi kegiatan transaksi online
▪ Penjual individual dapat menjual barang kapan saja, dimana saja secara gratis.
Situs iklan baris yang terkenal di Indonesia ialah OLX (gabungan antara Tokobagus.com dan
Berniaga.com) dan Forum Jual Beli Kaskus. Kedua situs ini tidak mengharuskan penjualnya
untuk menggunakan fasilitas rekening bersama atau escrow. Transaksi yang terjadi
langsung antara penjual dan pembeli. Metode transaksi yang paling sering digunakan ialah
metode cash on delivery atau COD. Situs iklan baris seperti ini cocok bagi penjual yang
hanya ingin menjual sesekali saja, seperti barang bekas atau barang yang stoknya sedikit.
Klasifikasi dan Isi Kerangka E-Commerce

2. Marketplace C2C (Customer to Customer)


Ini adalah model bisnis dimana website yang bersangkutan tidak hanya membantu
mempromosikan barang dagangan saja, tapi juga memfasilitasi transaksi uang secara
online. Berikut ialah indikator utama bagi sebuah website marketplace:
• Seluruh transaksi online harus difasilitasi oleh website yang bersangkutan
• Bisa digunakan oleh penjual individual
Kegiatan bisnis e-commerce jenis marketplace harus menggunakan pihak ketiga atau
yang disebut escrow untuk menjamin keamanan transaksi. Penjual hanya akan
menerima uang pembayaran setelah barang diterima oleh pembeli. Selama barang
belum sampai, uang akan disimpan di rekening pihak ketiga. Apabila transaksi gagal,
maka uang akan dikembalikan ke tangan pembeli.
Klasifikasi dan Isi Kerangka E-Commerce

Situs marketplace di Indonesia yang paling banyak dikunjungi pelanggan ialah


Tokopedia, Bukalapak, Shopee, dan Lazada.
Jenis e-commerce seperti ini lebih cocok bagi penjual yang lebih serius dalam
berjualan online. Biasanya sang penjual memiliki jumlah stok barang yang
cukup besar dan mungkin sudah memiliki toko fisik.
Klasifikasi dan Isi Kerangka E-Commerce

3. Shopping mall
Model e-commerce ini mirip sekali dengan marketplace, namun yang bisa
berjualan disana haruslah penjual atau brand ternama karena proses verifikasi
yang ketat. Salah satu situs online shopping mall yang beroperasi di Indonesia
ialah Blibli.com.
Klasifikasi dan Isi Kerangka E-Commerce

4. Toko online B2C (Business to Consumer)


Model bisnis ini cukup sederhana, yakni sebuah toko online dengan alamat
website (domain) sendiri, dimana penjual memilki stok produk dan menjualnya
secara online kepada pembeli. Beberapa contoh toko online di Indonesia ialah
Bhinneka, BerryBenka, Bilna dan Tiket.com. Model bisnis ini cocok bagi
mereka yang serius berjualan online dan siap mengalokasikan sumber daya
mereka untuk mengelola situs mereka sendiri
Klasifikasi dan Isi Kerangka E-Commerce

5. Toko online di media sosial


Banyak penjual di Indonesia yang menggunakan situs media sosial seperti
Facebook dan Instagram untuk mempromosikan barang dagangan mereka.
Membuat toko online di Facebook atau Instagram sangatlah mudah,
sederhana, dan gratis, bahkan channel BBM pun juga sering digunakan
sebagai media jual beli barang.
Jenis Model Bisnis E-Commerce

5. Toko online di media sosial


Banyak penjual di Indonesia yang menggunakan situs media sosial seperti
Facebook dan Instagram untuk mempromosikan barang dagangan mereka.
Membuat toko online di Facebook atau Instagram sangatlah mudah,
sederhana, dan gratis, bahkan channel BBM pun juga sering digunakan
sebagai media jual beli barang.
E-commerce dan Struktur Industri

– Internet: jaringan global


– Intranet: jaringan milik perusahaan atau organisasi yang menggunakan teknologi
Internet, seperti protokol Internet, browser Web, dsb.
– Extranet: jaringan melalui Internet yang menghubungkan beberapa intranet
E-commerce dan Struktur Industri

▪ Selain infrastruktur, aplikasi EC juga ditunjang oleh lima pilar:


– SDM (People)
– Peraturan/perundangan publik (Public Policy)
– Pemasaran dan periklanan (Marketing and Advertisement)
– Layanan-layanan pendukung (Support and Services)
– Kemitraan usaha (Business Partnerships)
E-commerce dan Struktur Industri
E-commerce dan Rantai Nilai Industri

Tujuan dari penerapan rantai nilai e-commerce adalah untuk meningkatkan keuntungan
perusahaan dengan meminimalisir biaya produksi. Fungsinya bagi produk adalah untuk
meningkatkan value dan pemanfaatan yang akan perusahaan produksi.
Selain itu, fungsi lainnya antara lain:
▪ Memudahkan e-commerce untuk penelitian dan pengembangan terhadap produk
mereka.
▪ Membantu merancang produk sehingga produk berkualitas dan proses pemasarannya
lancar.
▪ Membantu perusahaan dalam proses produksi terutama terkait efisiensi biaya dan
jumlah produk.
▪ Meningkatkan peluang pasar dan proses penjualan produk.
E-commerce dan Rantai Nilai Industri

Ada dua pendekatan berbeda dalam menilai rantai nilai industry dalam e-commerce. Pendekatan
cara analisis tergantung dari jenis keunggulan kompetitif apa yang ingin perusahaan ciptakan,
yakni Keunggulan biaya atau keunggulan diferensiasi. Berikut penjelasan dan langkah umumnya:

Keunggulan biaya atau cost advantage – Pendekatan ini berguna ketika perusahaan mencoba
untuk bersaing keuangan, ingin mengetahui sumber keuntungan dan kerugian biaya, serta faktor
yang mendorong biaya tersebut. Perusahaan mengidentifikasi setiap kegiatan dan biayanya,
kemudian mengidentifikasi peluang untuk mengurangi biaya produksi.
Keunggulan diferensiasi atau differentiation advantage – Pendekatan ini cocok untuk
perusahaan yang ingin menciptakan produk atau jasa yang unggul dalam pasar. Contohnya adalah
Apple, Google, dan Starbucks. Perusahaan mengidentifikasi kegiatan penciptaan nilai pelanggan,
melakukan evaluasi strategi diferensiasi, serta mengidentifikasi diferensiasi berkelanjutan yang
paling baik.
E-commerce dan Rantai Nilai Perusahaan

Dalam hal ini customer menginginkan perusahaan tempat mereka melakukan


bisnis untuk terus menerus melakukan peningkatan, terutama di bidang-
bidang berikut ini:
Kecepatan layanan. Perusahaan yang berpandangan kedepan menganut
kebutuhan untuk selalu melakukan perubahan dan secara konsisten
merekonstruksi dan mendekonstruksi proses dan produk mereka untuk
menyediakan layanan yang lebih cepat.
Kenyamanan. Pelanggan sangat menyukai kenyamanan dalam one-stop
shopping. Ini artinya mereka menginginkan integrasi yang lebih baik dari siklus
pemasukan pesanan, pemenuhan pesanan, dan pengiriman pesanan. Dengan
kata lain, pelanggan menginginkan integrasi yang lebih baik dari rantai nilai.
E-commerce dan Rantai Nilai Perusahaan

Personalisasi. Pelanggan ingin perusahaan memperlakukan mereka secara


individual. Dengan teknologi saat ini, perusahaan memiliki kemampuan untuk
menyediakan secara tepat apa yang diinginkan pelanggan, dibuat sesuai
dengan spesifikasi pelanggan.
Harga. Harga yang terjangkau tidak lagi terpenting. Perusahaan yang dapat
memberikan layanan yang khas dengan harga yang masuk akal akan
berkembang maju dan dibanjiri oleh pelanggan baru.
E-commerce dan Rantai Nilai Perusahaan

Kunci sukses untuk memasuki dunia ecommerce adalah kemampuan


perusahaan menggunakan teknologi baru untuk menciptakan proposisi nilai
(Secara definisi, proposisi nilai pada dasarnya adalah pernyataan yang
menjelaskan sejumlah manfaat yang akan diperoleh pelanggan dari suatu
produk jika membeli produk tersebut, atau dapat juga diartikan sebagai alasan
yang mendasari pelanggan bersedia untuk bertransaksi dengan perusahaan)
yang baru kepada pelanggan. Amazon.com telah sukses dalam hal ini dengan
meningkatkan produk, memotong harga, dan meningkatkan kualitas layanan
secara berkesinambungan.
TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKA

Pradana, mahir (2015). Klasifikasi Jenis-jenis Bisnis E-commerce Di Indonesia,


Universitas Telkom Bandung, Jurnal Neo Bis
Anggaranie, Gita. (2017). Klasifikasi Bisnis e-Commrece. Supply Chain Indonesia
Sitinjak, Wahyu et al (2022). Pengantar Bisnis (Konsep E-Marketing. Media Sains
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai