1812000162
E-Commerce
Dalam sistem perdagangan online, minimal ada empat model bisnis ecommerce yang
paling banyak ditemukan, yaitu B2B (business to business), B2C (business to
consumer), C2C (consumer to consumer), C2B (consumer to business).
Konsumen yang berada dalam model bisnis B2B belum tentu merupakan konsumen end
user dari barang atau layanan yang dibelinya. Mereka bisa saja adalah reseller yang lalu
akan menjualnya pada konsumen lain.
Oleh karena itu, model bisnis B2B ini cenderung mempunyai siklus penjualan yang lebih
panjang. Selain itu, upaya pemasaran yang diperlukan untuk menarik minat
konsumenpun tentu berbeda dengan model lainnya.
B2C merupakan model bisnis ecommerce yang paling banyak ditemui di Indonesia.
Mereka akan menjual produknya pada konsumen end user. Mereka yang bergerak
dengan model bisnis ini akan menawarkan produk dan layanan yang sangat beragam.
Mulai dari kebutuhan primer, hingga tersier.
3. Model Bisnis Ecommerce C2C (Consumer to Consumer)
Ciri dari model bisnis C2C adalah jual beli barang antar konsumen. Para pelaku bisnis ini
biasanya akan bergantung pada situs iklan, marketplace dan forum-forum terkenal untuk
memasarkan barangnya. Model bisnis ini banyak memiliki peminat karena siklus
bisnisnya yang cenderung lebih pendek.
C2B merupakan model bisnis yang dilakukan oleh konsumen ke pihak perusahan.
Berbeda dengan C2C yang menawarkan produk dagangan. C2B pada umumnya akan
menawarkan jasanya kepada konsumen. Selain itu, mereka yang berstatus
sebagai freelance pun termasuk dalam kategori bisnis ini.
Walaupun model bisnis ecommerce hanya terbagi menjadi empat jenis, namun teknik
dalam pengoperasiannya ternyata berbeda. Kondisi ini akan meluputi cara dalam
mendapatkan dagangan, pengelolaan, serta pengirimannya pada pelanggan. Berikut ini
adalah berbagai metode yang bisa digunakan pada ecommerce.
1. Shipping
Shipping merupakan cara yang paling banyak digunakan dalam perdagangan online.
Untuk menyerahkan pada pihak konsumen, maka barang perlu di kemas dan
memberikan produk tersebut pada penyedia jasa pengiriman yang sudah ditentukan.
2. Dropshipping
Berbeda dengan Shipping, dalam dropshipping penjual perlu memasarkan dan menjual
produk secara mandiri. Namun barang yang di pasarkan tersebut dibuat dan juga
disimpan oleh orang lain. Selain itu, para produsen juga akan lebih bertanggung jawab
dalam mengemas dan mengirimkan pesanan yang dilakukan oleh dropshipper.
3. Wholesale
Metode penjualan ini dilakukan secara grosir. Artinya, produk hanya akan ditawarkan
dalam jumlah yang banyak, namun dengan harga satuan yang lebih renah.
Metode bisnis ini memiliki kelebihan dan kekurangan yang hampir serupa
dengan Shipping. Namun, Anda membutuhkan gudang yang lebih besar untuk
menyimpan produk yang sangat banyak tersebut.
5. Private Labeling
Dalam memulai sebuah bisnisi, tidak melulu harus memproduksi barang tersebut sendiri.
Karena, kemungkinan sudah memilki contoh produk, namun tidak memiliki dana yang
besar untuk menjualnya dalam jumlah yang banyak.
Untuk hal ini, penjual bisa membuat kontrak dengan perusahaan manufaktur untuk
memproduksikan produk.
6. White Labeling
Hampir mirip dengan private labeling, bedanya adalah white labeling tidak membuat
perjanjian kontrak pada produsen lain untuk memproduksi barang, melainkan penjual
yang bekerjasama dengan perusahaan yang menawarkan metode white labeling untuk
satu atau lebih produknya. Lalu, penjual sendirilah yang mendesain kemasan dan juga
brand dari produk tersebut sebelum dipasarkan.
Model bisnis yang akan saya bahas hingga akhir pembahasan adalah model bisnis yang
telah saya jalankan sejak Desember 2020 lalu, yaitu “Thriftberdua.id” bisnis yang saya
jalankan Bersama sahabat saya di Makassar, thriftberdua ini bergerak di bidang fashion,
barang yang kami jual ada pakaian “second” yang masih sangat layak untuk di pakai
guna mengurangi fashion waste atau limbah pakaian yang terus bertambah tiap
tahunnya. Dengan adanya thriftberdua ini kami harap penggunaan Kembali pakaian yang
sudah tidak dipakai oleh Sebagian orang dapat mengurangi jumlah sampah masyarakat.
Uniknya, bisnis ini terbilang langka, karena menjual pakaian hanya ada 1pcs tiap
modelnya sehingga orang-orang berburu untuk mendapatkannya. Model bisnis yang
saya gunakan adalah bisnis yang menggunakan model B2C yaitu Business to Consumer,
dimana saya melakukan penjualan ke customer dan melakukan penawaran secara online
menggunakan E-Commerce yaitu platform Instagram dan Shopee sebagai media untuk
berjualan.
Rencana bisnis adalah dokumen tertulis yang menjelaskan secara terperinci bagaimana
suatu bisnis akan mencapai tujuannya. Biasanya rencana bisnis ini dibuat oleh bisnis
baru. Di dalamnya menjabarkan rencana tertulis dari sudut pandang pemasaran,
keuangan, dan operasional.
Analisis pasar: Suatu perusahaan membutuhkan penanganan industri yang baik serta
target pasarnya. Ini akan menguraikan persaingan dan bagaimana faktornya dalam
industri, bersama dengan kekuatan dan kelemahannya.
Strategi pemasaran: Area ini menjelaskan bagaimana perusahaan akan menarik dan
mempertahankan basis pelanggannya dan bagaimana bermaksud untuk menjangkau
konsumen. Ini berarti saluran distribusi yang jelas harus diuraikan.
1. Ringkasan Eksekutif
Thriftberdua.id bisnis yang bergerak di bidang fashion pria maupun wanita. Dimiliki
dan di dirikan oleh saya dan sahabat saya. Tujuannya adalah untuk mengurangi
limbah pakaian.
2. Produk dan layanan
Produk yang dijual adalah pakaian dan layanan yang digunakan dalam proses
penjualan adalah Instagram dan Shopee
3. Analisis Pasar
Target pasar kami adalah Remaja dan Dewasa usia 14-35 Tahun
4. Strategi Pemasaran
Strategi yang kami lakukan dalam melakukan penjualan adalah memberikan
kualitas barang terbaik dengan cara memilih sendiri, di cuci, di setrika kemudian
di berikan pewangi pakaian dan menggunakan plastic packing brand sendiri.
Selain itu, keramahan terhadap pembeli juga merupakan kekuatan utama kami.
Industri teknologi informasi melihat kegiatan e-dagang ini sebagai aplikasi dan penerapan
dari e-bisnis (e-business) yang berkaitan dengan transaksi komersial, seperti: transfer
dana secara elektronik, SCM (supply chain management), e-pemasaran (e-marketing),
atau pemasaran online (online marketing), pemrosesan transaksi online (online
transaction processing), pertukaran data elektronik (electronic data interchange /EDI), dll.
E-Business
Begitu banyak definisi tentang e-business yang terdapat dalam literatur dan internet.
Berikut ini adalah beberapa di antaranya:
E-business adalah praktek pelaksanaan dan pengelolaan proses bisnis utama seperti
perancangan produk, pengelolaan pasokan bahan baku, manufaktur, penjualan,
pemenuhan pesanan, dan penyediaan servis melalui penggunaan teknologi komunikasi,
komputer, dan data yang telah terkomputerisasi. (Steven Alter. Information System:
Foundation of E-Business. Prentice Hall. 2002)
E-business meliputi semua hal yang harus dilakukan menggunakan teknologi informasi
dan komunikasi (ICT) untuk melakukan kegiatan bisnis antar organisasi maupun dari
organisasi ke konsumen. (Sid L. Huff, dkk. 2000. Cases in Electronic Commerce.
McGraw-Hill)
Penggunaan internet dan teknologi digital lainnya untuk komunikasi, koordinasi, dan
manajemen organisasi. (Kenneth C. Laudon dan Jane P. Laudon. 2001. Esssentials of
Management Information Systems: Organization and Technology in Networked
Enterprise. Prentice Hall)
Contoh: Harian Kompas yang juga memiliki e-bisnis Kompas Online. Kompas
menjalankan proses bisnis utamanya berupa penyediaan berita dan distribusinya, tidak
lagi hanya melalui media cetak saja tetapi juga melalui internet. Keutungan yang dapat
diberikan Kompas online dapat diakses oleh seluruh penduduk di Indonesia (bahkan
dunia), up to date, memangkas biaya kertas, dapat diakses 24 jam, dll.
Sistem e-payment hadir dengan berbagai kelebihan. Namun di sisi lain sistem ini juga
memiliki beberapa kekurangan. Berikut kelebihan dan kekurangan dari sistem electronic
payment ini.
Kelebihan E-Payment
1. Menghasilkan lebih banyak penjualan
Sistem ini memungkinkan konsumen untuk membayar produk dan layanan secara online
tanpa harus bertemu dengan pihak penjual. Oleh karena itu, Anda dapat menjangkau
lebih banyak pelanggan potensial di berbagai wilayah sehingga dapat menghasilkan lebih
banyak penjualan.
Sistem pembayaran ini jauh lebih efektif dan efisien daripada pembayaran tunai. Hanya
dengan menggunakan smartphone atau aplikasi internet banking, konsumen dapat
membayar barang yang mereka beli dengan cepat dan mudah. Selain itu, konsumen
dapat membayar produk yang dibeli dari situs e-commerce kapan saja dan di mana saja
selama perangkat yang mereka gunakan terhubung dengan koneksi internet.
Pengguna dapat memeriksa akun virtual dan melihat semua pengeluaran dan riwayat
transaksi. Hal ini dapat memudahkan pengguna untuk mengontrol jumlah pengeluaran
yang dilakukan setiap bulannya.
Kekurangan E-Payment
1. Kemungkinan terkena serangan hacker
Melihat semakin berkembangnya teknologi, saat ini penjahat juga ikut beralih menyerang
sistem digital. Jika Anda tidak menggunakan sistem keamanan yang baik, risiko
terjadinya data breach juga dapat terjadi di bisnis Anda. Oleh karena itu sistem
pembayaran yang aman harus selalu Anda prioritaskan. Jika Anda menggunakan sistem
payment gateway, pastikan mereka menyediakan sistem fraud detection untuk
mencegah terjadinya kecurangan atau penipuan.
2. Kurangnya privasi
Semua informasi transaksi seperti data penerima, jumlah dana, serta waktu pembayaran
akan tersimpan di database sistem pembayaran yang Anda gunakan. Hal ini
menyebabkan kurangnya privasi pada sistem e-payment.
Kami menggunakan Mobile banking dan sistem transfer untuk pelanggan, selain itu kami
juga menggunakan media yang telah di sediakan oleh shopee. Sistemnya adalah pembeli
mentransfer ke pihak shopee lalu setelah barang di terima shopee akan mengirmkan
uangnya ke kami melalui transfer.