Anda di halaman 1dari 5

Nama : Eva Destriani Puteri

NIM : 1800928

Resume Artikel (Model Bisnis Digital)

7.1  Konsep Model Bisnis Digital

Perkembangan teknologi komputer dan telekomunikasi yang sangat pesat.


Saat ini telah mengakibatkan terjadinya revolusi di dunia perdagangan dan industri.
Digital business atau disebut juga bisnis digital adalah bisnis tercanggih saat ini yang
diperkirakan terus berkembang setiap tahun dan semakin lama akan meningkat tajam.
Bisnis digital yang saya maksudkan di sini adalah bisnis online. Bisnis digital atau
bisnis online adalah bisnis riil yang menggunakan media internet.

Adapun Model bisnis digital, antara lain :

1. Infomediary - sebuah perusahaan yang mengumpulkan, menganalisa dan menjual


informasi pada konsumen dan perilaku pembelian mereka kepada pihak lain yang
ingin menjangkau mereka konsumen. Contohnya adalah: Recommender System
(Epinions), Sistem Pendaftaran (New York Times).

2. Licensing- Dengan memegang paten untuk jenis tertentu perangkat, apakah itu
menjadi pemain musik atau coding ini memungkinkan untuk menjual pengetahuan
tersebut dan dapat membuat beberapa keuntungan yang signifikan dengan sedikit atau
tidak ada usaha pada bagian pencipta. Masalah dengan memiliki atau menciptakan
alat digital baru adalah kemampuan untuk menyalin atau menciptakan alat yang sama
tanpa mendapatkan hak sesuai dari pencipta aslinya. Hak perlindungan dan privasi
akan memberikan kontribusi untuk jenis teknik uang membuat dengan cara penting.

3. Merchant - sebuah perusahaan yang menjual barang dan jasa melalui toko online.
Ini "e-tailers" dapat tradisional 'batu bata-dan-mortir' etalase dengan kehadiran online
atau benar-benar virtual dan tidak memiliki toko fisik. Barang dan jasa yang dijual
dapat baik melalui harga yang tercantum atau lelang.

Dan Model-model operasi atau kegiatan ebisnis ini ada 5 jenis yaitu:

1. E-commerce
Model e-commerce meningkatkan efisiensi kegiatan operasional perusahaan
dengan penyediaan sistem Manajemen Hubungan Pelanggan (CRM) dan penciptaan
pendapatan. Model ini memungkinkan sistem yang sudah ada menyediakan interaksi
jenis business-toconsumer dan menghasilkan kinerja yang tinggi serta kemampuan
availibilitas yang berkelanjutan.
Model e-commerce menyediakan kerangka bagi bisnis yang memerlukan
model operasional yang berbeda, karena penjualan online pada umumnya adalah
suatu bentuk ekspansi. Motif utama adalah meningkatkan penjualan dan keuntungan
dengan menggunakan internet sebagai saluran baru untuk menjual jasa atau produk
dan meningkatkan akses oleh pelanggan, penyampaian layanan.

2. Extranet
Model extranet berkaitan dengan masalah akses, pemberian layanan, dan
kepercayaan. Model ini menyediakan layanan Manajemen Rantai Pasok (SCM) dan
Perencanaan Sumber daya Perusahaan (ERP) yang prosesnya terhubung dengan mitra
kerja yang ditentukan. Model dapat mengurangi biaya melalui peningkatan efisiensi.
Manajemen keamanan dan kepercayaan adalah dua faktor penting yang menentukan
kesuksesan model ini. Perusahaan menggunakan model ini dengan tujuan utama
untuk meningkatkan efisiensi proses bisnis dan mengurangi biaya. Ini adalah model
yang berorientasi pada kegiatan operasional yang ingin mendapatkan keuntungan
kompetitif dan peningkatan pendapatan melalui peningkatan efisiensi transaksi.

3. E-process excellent
Model ini meningkatkan akses, efisiensi kegiatan operasional dan pemberian
layanandengan cara fokus pada peningkatan produktivitas dan pengendalian melalui
kolaborasi, stabilitas yang diberikan oleh aliran regulasi dan manajemen kinerja
berlanjut.

4. Virtual Community
Model ini menerapkan bandwidth yang fleksibel dan jaringan yang aman
sekolaborasi realtime, berbagi proses dan pengetahuan sehingga meningkatkan
perusahaan, efisiensi kegiatan operasional, dan pemberian layanan.

5. Above the e-line


Model ini memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan produk dan
pasar baru, dan memperkuat citra perusahaan. Model ini memungkinkan kinerja yang
tinggi, jaminan kinerja untuk konsumen dan keamanan transaksi keuangan, sementara
mengimplementasikan model e-bisnis terbaru dan proses-proses business-to-
consumer. (Erawan, 2014)

7.2 Bisnis Digital Vs Bisnis Konvensional

Jika dalam Bisnis Konvensional transaksi bisnis yang dilakukan secara tatap
muka (face to face), melibatkan sejumlah fasilitas dan sumber daya fisik (office and
paper), dan mempertukarkan barang dan jasa terkait dengan uang kertas atau koin;
maka pada saat ini dengan adanya sistem Bisnis Digital transaksi serupa dapat
dilakukan oleh siapa saja dan dari mana saja secara fleksibel yang dapat
dilakukandengan menggunakan peralatan elektronik seperti : komputer, personal
digital assistant, dan internet, dimana proses pembayaran dilakukan melalui mekanisme
transferinformasi keuangan (credit card, digital money, dan sebagainya) (Erawan, 2014)

Perbedaan bisnis online dan bisnis konvensional, antara lain :

 Tempat usaha
Perbedaan pertama antara bisnis online dan konvensional ialah dari tempat
usahanya. Dalam hal ini bisnis konvensional tentu membutuhkan tempat sperti toko
atau lapak untuk menawarkan produk atau jasa kepada para konsumen. Sebaliknya
kamu tidak perlu pusing masalah sewa tempat usaha jika ingin berbisnis secara online
karena tempat usaha bisnis online adalah website dan media sosial. Nantinya proses jual
beli akan dilakukan secara online juga sehingga proses transaksi lebih simple dan cepat.

 Modal usaha

Selain masalah tempat usaha, perbedaan bisnis online dan bisnis konvensional
lain yang harus kamu tahu ialah mengenai masalah modal usaha. Kebanyakan orang
berpikir jika merintis sebuah usaha harus memiliki modal yang besar. Anggapan ini
tentu tidak sepenuhnya salah karena dalam bisnis konvensional, kamu tidak dapat
memulai sebuah bisnis tanpa modal yang terbilang besar. Katakanlah modal untuk sewa
tempat usaha, gaji karyawan dan lainnya. Akan tetapi, bisnis online dapat dimulai
dengan bisnis yang lebih sedikit. Hal ini disebabkan karena kamu bisa mulai berjualan
misalnya melalui media sosial yang kamu miliki ataupun dari website.

 Cara kerja

Untuk masalah cara kerjanya, hampir semua bisnis konvensional harus


dilakukan di toko offline sehingga kamu harus memiliki jadwal untuk datang ke toko.
Sebaliknya jika kamu memilih bisnis online maka kamu memiliki wkatu yang fleksibel
dalam mengurus bisnismu. Kapanpun dan dimanapun kamu berada, kamu bisa
mengecek penjualan atau membalas berbagai pertanyaan dari konsumen. Maka dari itu
kamu bisa memiliki waktu lebih untuk melakukan aktivitas lain yang kamu inginkan.

 Metode promosi

Ada juga hal lain yang menjadi perbedaan bisnis online dan bisnis konvensional
yaitu dari cara promosi bisnisnya. Tentu saja untuk bisnis konvensional, cara promosi
dilakukan secara konvensional juga misalnya ialah dengan menyebar brosur ataupun
promosi melalui mulut ke mulut. Sedangkan untuk bisnis online kamu akan
memanfaatkan teknologi yang ada misalnya ialah dengan menggunakan media sosial
yang kamu miliki ataupun menggunakan jasa iklan dari media sosial agar produkmu
lebih dikenal.
7.3 Bentuk Model Bisnis Digital

Jenis Website Contoh (di Kelompok


No. Penjelasan
E-Commerce Indonesia) Interaksi
Berfungsi sebagai sebuah platform
yang
di mana para individu dapat memasang
barang jualan mereka secara gratis.
Listing / iklan Pendapatan diperoleh dari iklan
1 OLX, berniaga.com B2C, C2C
baris premium..
Jenis iklan baris seperti ini cocok bagi
penjual yang hanya ingin menjual
barang
dengan kuantitas kecil
Ini adalah model bisnis dimana website
yang bersangkutan tidak hanya
membantu
mempromosikan barang dagangan
Online saja, tapi tokopedia.com,
2 C2C
Marketplace juga memfasilitasi transaksi uang bukalapak.com
secara
online. Seluruh transaksi online harus
difasilitasi oleh website yang
bersangkutan
Model bisnis ini mirip dengan
marketplace,
Shopping tapi penjual yang bisa berjualan disana blibli.com,
3 B2B, B2C
Mall haruslah penjual atau brand ternama zalora.com
karena
proses verifkasi yang ketat.
Model bisnis ini cukup sederhana,
yakni
sebuah toko online dengan alamat
website
lazada.co.id,
4 Toko Online (domain) sendiri di mana penjual B2C
bhinneka.com
memiliki
stok produk dan menjualnya secara
online
kepada pembeli.
Banyak penjual di Indonesia yang
menggunakan situs media sosial
Toko online Siapapun yang
seperti
5 di berjualan dengan C2C
Facebook, Twitter dan Instagram untuk
media sosial media sosial
mempromosikan barang dagangan
mereka.
Website dipakai sebagai platform
Jenis-Jenis
untuk
website
mengumpulkan orang-orang dengan
crowdsourcin kitabisa.com,
6 skill C2B
g wujudkan.com
yang sama atau untuk penggalangan
dan
dana
crowdfunding
secara online.
(Pradana, 2016)

7.4 Contoh Model Bisnis Digital

 Shopee
Keberadaan usaha, mikro, kecil dan menengah di Indonesia mengalami
perkembangan luar biasa. Sebuah data menyebutkan terdapat sekitar 62.922.617
(99,99%) usaha berskala mikro hingga menengah menjadi bagian penting pergerakan
ekonomi di Tanah Air.

Pesatnya perkembangan UMKM saat ini ternyata turut didukung oleh kehadiran
teknologi informasi yang memudahkan masyarakat dalam berbagai hal.Sehingga,
keberadaan teknologi saat ini merubah perilaku berbelanja masyarakat sebagai konsumen
yang disambut dengan baik terhadap munculnya UMKM yang dapat memenuhi
kebutuhan sesuai gaya hidup. Masyarakat pun kini tak asing dengan e-commerce atau
perdagangan elektronik.

Sebagai salah satu perusahaan berbasis digital, platform e-commerce , Shopee,


berinisiatif mendukung kebijakan pemerintah tersebut dengan membantu produk UMKM
Indonesia untuk bisa beradaptasi dengan pendekatan literasi digital untuk usaha yang
dijalankan.

 Penggunaan media iklan digital

Pada website seperti banner hingga account khusus perusahaan pada Facebook dan
Twitter merupakan media yang tepat untuk saat ini. Selain itu kehadiran online shop yang
dihubungkan dengan halaman pada situs-situs community provider dan market creator
juga sangat bermanfaat untuk meningkatkan traffic pada online shop tersebut. Namun
demikian perlu juga untuk disadari bahwa keberadaan online shop saja tidak dapat
dijadikan andalan oleh perusahaan yang membukanya sebab dari negara yang dianggap
ready dalam hal teknologi informasi dan komunikasi, persentase online shop bahkan
belum mencapai 1% sebagai situs populer. (Ardianti, 2016)

Referensi

Ardianti, R. (2016). Perkembangan Adopsi e-commerce dan Implikasinya bagi Manajemen


Organisasi Bisnis. Akuntansi Dan Keuangan Pulit Petra, 2007.
Erawan, L. (2014). Pengantar eBisnis. 1–17.
Pradana, M. (2016). Klasifikasi Bisnis E-Commerce Di Indonesia. Modus, 27(2), 163.
https://doi.org/10.24002/modus.v27i2.554
Sindo News. 2019. Shopee Dukung Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia melalui
UMKM. https://ekbis.sindonews.com. (di akses pada)

Toko Distributor. 2018. Perbedaan Bisnis Online dan Bisnis Konvensional.


https://tokodistributor.blog. (di akses pada)

Anda mungkin juga menyukai