Anda di halaman 1dari 6

TUGAS RESUME SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

NAMA : RIZKY RAMADHAN

KELAS : M1M21

STAMBUK : 22132129

1. Perkembangan E Commerce

Jika disuruh menjelaskan, perkembangan e commerce di Indonesia bisa dikatakan sangat pesat.
Apabila dibandingkan dengan negara lain yang ada di sekitar kita.

Seperti yang dapat Anda lihat sendiri, kalau e commerce semakin menjamur seiring dengan
berjalannya waktu.

Tentunya hal ini juga menyesuaikan dengan permintaan pasar yang semakin menggandrungi
kegiatan perbelanjaan online.

Secara umum, ada beberapa jenis e commerce yang berkembang di tanah air.

Bagi Anda yang tertarik untuk terjun ke dunia bisnis elektronik dengan membangun sebuah e-
komersial.

2. Jenis-jenis E Commerce

 Business to Business

Jenis e commerce satu ini memiliki skala paling besar. Karena transaksi yang dilakukan adalah
antar perusahaan. Pada business to business, kegiatan transaksi di aplikasikan secara fisik dan
elektronik.

Dan konsumennya adalah suatu kelompok yang juga menjalankan bisnis. Contohnya adalah
distributor, reseller, dan sebagainya.
 Business to Consumers

Ini adalah jenis e commerce yang paling terkenal, khususnya di Indonesia. Dimana produsen
atau perusahaan (pihak penjual), memasarkan produk secara langsung.

Dengan customer (pengguna) sebagai mangsa pasar. Jadi, di ibaratkan seperti toko ritel berbasis
online. Dimana pembeli bisa membeli produk secara eceran, tanpa jumlah minimal tertentu.

 Consumer to Business

Dalam jenis consumer to business, transaksi penjualan dilakukan oleh pihak konsumen.
Sedangkan perusahaan adalah target pasarnya.

Jadi, individu memberikan penawaran mengenai sebuah produk berupa barang atau jasa.

Kepada perusahaan-perusahaan yang memang membutuhkan. Misalnya saja desainer grafis yang
menawarkan skill-nya.

 Consumer to Consumer

Jenis e commerce ini dilakukan dari konsumen ke konsumen. Klasifikasinya terdiri dari 2 model,
yaitu classifed dan marketplace.

Kalau dalam classified, buyer dan seller melakukan transaksi secara langsung.

Sedangkan dalam marketplace, konsumen (penjual) memerlukan platform untuk tempat


melakukan transaksi. Contoh marketplace, adalah Shopee.

 Business to Administration

Pada jenis e commerce ini, pelaku bisnis menjual produk barang atau pun jasa dengan
menjadikan lembaga pemerintahan sebagai pasar.

Transaksi yang dilakukan juga dalam bentuk tender.


 Online to Offline

Di zaman modern sekarang ini, jenis e commerce satu ini sangat populer.

Dimana pihak seller melakukan kegiatan promosi, mencari pembeli, dan menyediakan produk
dengan memanfaatkan jaringan online sebagai media.

Namun pembeli memiliki option untuk dapat belanja langsung di toko offline.

3. Model E Commerce Businnes

1. Shipping

Ini adalah cara yang paling umum dalam perdagangan online. Anda memproduksi barang sendiri
atau kulakan dari bisnis lain, lalu menjualnya melalui website marketplace. 

Untuk menyerahkan pesanan konsumen, Anda tinggal mengemas dan memberikannya kepada
jasa pengiriman yang ditentukan.

Cara ini memungkinkan Anda untuk memastikan kualitas barang dan pengepakan. Namun, Anda
harus memiliki gudang atau tempat untuk menyimpan dagangan. Oleh karena itu, Anda perlu
menyiapkan modal lebih jika ingin menggunakan metode ini.

Perkembangan E-business dan E-commerc sendiri berasal dari konsep


Electronic Data Interchange dan Transfer Dana Elektronik yang
diperkenalkan pada akhir 1970-an. E-business sendiri diperuntungkan
untuk mengirim dokumen komersial seperti pesan pembelian atau invoice
service elektronik. E-business sendiri merupakan komponen penting
perdaganagan elektronik yang diciptakan oleh Michael Aldrich di Inggris
pada tahun 1979. Dan pada tahun 1990 Tim Berners-Lee menciptakan
World Wide Web dan mengubah jaringan telekomunikasi akademik ke
dalam dunia komunikasi sehari-hari, pada umum nya sistem yang disebut
internet.
C. Perbedaan E-Business dan
2. Dropshipping

Metode ini adalah kebalikan dari shipping. Anda tetap memasarkan dan menjual produk secara
mandiri. Namun, barang yang Anda dagangkan diproduksi dan disimpan oleh pihak lain.
Tidak hanya itu, produsen barang juga bertanggung jawab untuk mengemas dan mengirimkan
setiap pesanan yang masuk.

Yang lebih menarik lagi, Anda mendapatkan 100% keuntungan dari penjualan. Hanya saja,
metode ini mengharuskan Anda untuk mendaftarkan diri ke platform atau program dropshipping.
Contohnya adalah Oberlo.

Untuk dapat mendaftar ke platform dropshipping, Anda perlu membayar sejumlah biaya yang
diberikan setiap jangka waktu tertentu. Kurang lebih seperti berlangganan sebuah jasa.

Setiap platform mengatur jumlah barang yang dapat Anda jual. Jumlah ini juga dapat
dipengaruhi oleh tingkat keanggotaan yang Anda miliki.

Walaupun bisnis dropship  ini tidak membutuhkan modal yang besar, Anda tidak dapat
melakukan pengecekan kualitas dagangan. Jadi,  Anda perlu memastikan bahwa program
dropshipping yang ingin Anda ikuti terpercaya.

3. Wholesale

Wholesale adalah metode berjualan secara grosir. Dengan kata lain, dagangan hanya ditawarkan
dalam jumlah besar, tapi dengan harga satuan yang lebih rendah.

Usaha yang melakukan cara ini umumnya menggunakan model bisnis ecommerce B2B. Namun,
tidak sedikit juga bisnis ecommerce grosir yang menjual kebutuhan sehari-hari konsumen awam.

Metode wholesale memiliki keunggulan dan kekurangan yang mirip dengan shipping. Hanya
saja, Anda memerlukan gudang atau penyimpanan yang lebih besar untuk menyimpan dagangan
dalam jumlah yang lebih besar.

4. D2C (Direct to Consumer)

Apakah Anda pernah membeli produk dari toko atau website milik suatu bisnis? Jika ya, berarti
Anda pernah bertransaksi dengan usaha yang menggunakan metode Direct to Consumer.

Dalam arti lain, D2C adalah metode di mana perusahaan memproduksi dan mendistribusikan


dagangannya sendiri. Di ranah ecommerce, metode ini dilakukan dengan membuat website toko
online.

Tentunya, kondisi tersebut memberikan tantangan tersendiri bagi perusahaan yang menggunakan
metode D2C. Terutama jika Anda memulai bisnis baru.
Karena produk Anda tidak dipajang di marketplace maupun toko ritel, Anda perlu
menginvestasikan waktu dan biaya lebih untuk memasarkannya.

Salah satunya adalah menggunakan strategi optimasi mesin pencarian (SEO) agar halaman


produk dan website muncul di pencarian Google untuk kata kunci yang ditentukan.

Kabar baiknya, metode Direct to Consumer menawarkan banyak keuntungan. Di bawah ini
adalah beberapa di antaranya:

 Bisa mendapatkan pemasukan secara utuh — Pendapatan Anda dapat dimaksimalkan


tanpa perlu membayar marketplace atau ritel.
 Dapat mengenali tren konsumen dengan tool analytics — Anda dapat menggunakan
data tentang aktivitas pelanggan di toko online Anda untuk bahan evaluasi.
 Memungkinkan Anda untuk menjual produk custom — Anda dapat membantu
konsumen untuk mendapatkan yang mereka inginkan dengan produk yang dapat
dikustomisasi.
 Memudahkan testing produk — Metode D2C membantu Anda untuk menentukan
produk-produk yang paling sesuai untuk konsumen.

5. Private Labeling

Memulai sebuah bisnis bukan berarti Anda harus bisa memproduksi barang sendiri. Bisa jadi,
Anda sudah memiliki contoh produk, tapi tidak memiliki dana untuk membuatnya dalam jumlah
besar.

Nah, Anda dapat membuat kontrak dengan perusahaan manufaktur untuk memproduksinya.
Meski demikian, produk ini tetap dijual dan didistribusikan oleh bisnis Anda. Inilah yang disebut
private labeling.

Selain dropshipping, ini adalah metode bisnis lain yang cocok apabila Anda belum memiliki
modal besar untuk produksi mandiri.

6. White Labeling

White labeling mirip dengan private labeling. Namun, Anda tidak meminta sebuah produsen
untuk memproduksi barang yang Anda desain.

Melainkan, Anda bekerjasama dengan perusahaan yang menawarkan white labeling untuk satu
atau lebih produknya. Kemudian, Anda mendesain sendiri kemasan dan brandnya sebelum
didistribusikan.

Cara ini juga dapat Anda gunakan untuk memulai berbisnis dengan modal yang tidak begitu
besar. Namun, Anda harus pintar memilih jenis produk dan perusahaan yang menawarkannya.
Ada dua kriteria yang perlu Anda perhatikan sebelum memutuskan untuk menjalankan metode
ini:

1. Pikirkan jenis produk yang memang diminati banyak konsumen. Jika tidak, Anda sendiri
yang rugi.
2. Setiap perusahaan menawarkan biaya white labeling yang berbeda. Oleh karena itu, Anda
perlu menimbang-nimbang pilihan terlebih dahulu.

Saat ini produk white labeling tidak hanya berupa fisik, tapi juga digital. Contohnya
adalah Niagahoster Partner yang memungkinkan Anda untuk memiliki bisnis layanan web
hosting sendiri tanpa deposit maupun biaya bulanan

7. Subscription atau Langganan

Seperti yang dapat Anda tebak, subscription adalah metode di mana sebuah bisnis menjual
layanan berlangganan produk. Konsumennya akan mendapatkan satu atau lebih jenis produk
dalam interval tertentu. Misalnya satu bulan sekali.

Karena menyerupai layanan berlangganan, bisnis yang menggunakan metode ini biasanya dapat
memiliki penghasilan yang lebih konstan.

Walau demikian, metode subscription hanya sesuai untuk beberapa industri. Pada umumnya,
produk kesehatan, kecantikan, dan makanan adalah jenis komoditas yang laku jika dijual dengan
cara ini.

Perkembangan E-business dan E-commerc sendiri berasal dari konsep


Electronic Data Interchange dan Transfer Dana Elektronik yang
diperkenalkan pada akhir 1970-an. E-business sendiri diperuntungkan
untuk mengirim dokumen komersial seperti pesan pembelian atau invoice
service elektronik. E-business sendiri merupakan komponen penting
perdaganagan elektronik yang diciptakan oleh Michael Aldrich di Inggris
pada tahun 1979. Dan pada tahun 1990 Tim Berners-Lee menciptakan
World Wide Web dan mengubah jaringan telekomunikasi akademik ke
dalam dunia komunikasi sehari-hari, pada umum nya sistem yang disebut
internet.
C. Perbedaan E-Business dan

Anda mungkin juga menyukai