Anda di halaman 1dari 15

B2C (Business to Consumer), Model Penjualan Langsung Tanpa

Perantara

B2C atau business to consumer adalah salah satu model penjualan yang paling populer.
Kamu juga pasti pernah berhubungan langsung dengan perusahaan yang menerapkan B2C.
Model penjualan yang satu ini berkebalikan dengan B2B (business to business). Keduanya
memiliki prinsip dan cara kerja yang sangat berbeda. Sebenarnya, apa itu B2C dan mengapa
banyak perusahaan menggunakannya?

Pengertian B2C
Ketika kamu pergi ke mal dan membeli suatu barang, di saat itulah kamu mendukung
penerapan model B2C (business to consumer) perusahaan.
Menurut Investopedia, B2C adalah proses penjualan produk dan jasa secara langsung dari
bisnis ke konsumen yang merupakan end user  (pengguna akhir).
Adapun menurut TechTarget, B2C adalah model retail di mana produk berpindah langsung
dari bisnis ke end user  yang membeli produk atau jasa untuk penggunaan pribadi.
Jadi, tidak ada perantara antara perusahaan dengan pelanggan. Perusahaan menyalurkan
produk atau jasanya langsung kepada pelanggan.
B2C sudah berkembang sejak lama. Jika kamu membeli pakaian di mal, makan di restoran,
dan membeli sayur di pasar, hal tersebut dapat dikatakan sebagai B2C.
Bahkan, ketika kamu berobat ke rumah sakit dan menggunakan jasa ojek online, perusahaan
sedang menerapkan B2C denganmu.
Seiring berkembangnya internet, B2C tidak sekadar bekerja secara tradisional. B2C juga
berlaku pada sales produk secara online.
Perusahaan bisa membuat online shop untuk menjangkau pelanggannya langsung
secara online. Bahkan, bisnis UMKM pun bisa menjalani B2C secara online.
Salah satu hal yang bisa dilakukan bisnis UMKM dengan B2C adalah berjualan lewat e-
commerce.
E-commerce seperti Shopee, Tokopedia, dan Amazon memberikan kesempatan bagi pelaku
bisnis kecil dan menengah untuk turut menerapkan model penjualan B2C.
Tipe-Tipe B2C
Ada berbagai tipe B2C yang dapat dijalankan secara online. Beberapa tipe ini sering juga
disebut sebagai tipe e-commerce.
Dari sekian banyak tipe tersebut, lima tipe B2C yang paling populer adalah sebagai berikut.
1. Penjual langsung
Tipe B2C yang paling umum adalah penjual langsung atau direct seller. Penjual yang
dimaksud bisa berupa perusahaan besar hingga bisnis rumahan.
Mereka memanfaatkan berbagai platform online untuk menawarkan produk atau jasanya
kepada pelanggan, seperti Instagram dan Facebook.
Beberapa dari mereka juga membangun website khusus untuk menjual produk dan jasanya.
Contoh: Thisisapril.com, Ikea.com
2. Perantara online
Berbeda dengan model B2C sebelumnya, perantara online tidak memiliki produk secara
langsung. Mereka hanya menyediakan platform untuk menghubungkan penjual dengan
pembeli.
Perantara online biasanya mendapat untung dari komisi setiap penjualan perusahaan.
Contoh: Trivago.com, Etsy.com
3. Berbasis periklanan
Model B2C lainnya adalah website atau e-commerce yang berbasis periklanan.
Biasanya, perusahaan membuat konten yang berkualitas untuk menarik
pengunjung website dan meningkatkan traffic website.
Tingginya traffic tersebut dimanfaatkan oleh perusahaan untuk menjual slot iklan yang dapat
diisi oleh informasi penjualan produk atau jasa.
Semakin tinggi traffic website,  perusahaan bisa memasang harga yang lebih tinggi pula untuk
setiap slot iklan.
Contoh: situs media online
4. Berbasis komunitas
B2C juga dapat dilakukan melalui komunitas online.  Ada banyak komunitas di Facebook,
Kaskus, dan platform-platform serupa.
Komunitas tersebut menjadi tempat berkumpulnya masyarakat yang memiliki ketertarikan
dalam bidang yang sama, seperti fotografi, traveling, dan sepeda.
Oleh karena itu, kamu bisa menjual produk atau jasamu langsung kepada komunitas yang
punya ketertarikan pada industrimu.
Contoh: Facebook, Kaskus
5. Berbasis biaya
Tipe B2C yang satu ini mengandalkan subscription  berbayar, berbeda dengan tipe B2C
berbasis periklanan yang tetap menyuguhkan konten secara gratis.
Biasanya, perusahaan memiliki konten yang hanya bisa dinikmati oleh pelanggan yang
berlangganan. Kebanyakan perusahaan dengan model B2C ini bergerak di bidang media.
Contoh: situs media online,  Netflix, Hulu

Tantangan B2C
Salah satu tantangan terbesar B2C adalah mempertahankan stabilitas penjualan. Perusahaan
yang menerapkan model penjualan B2C tentu saja sangat bergantung pada pelanggan.
Jika kondisi ekonomi melemah, seperti dampak pandemi Covid-19, daya beli masyarakat pun
turut melemah.
Model penjualan B2B mungkin juga terdampak. Namun, sebagai contoh, perusahaan tetap
bisa bertahan karena masih ada banyak permintaan periklanan dan pemasaran.
Sementara itu, B2C terdampak secara langsung karena mengandalkan pembelian dari
pelanggan, seperti ditulis The Balance Small Business.
Oleh karena itu, perusahaan perlu menargetkan pelanggan yang tepat. Setelah itu, perusahaan
juga harus membangun brand loyalty agar pelanggan tetap setia pada brand mereka.
Tantangan lainnya dari perusahaan B2C adalah kompetitor, seperti dikutip dari Business
News Daily.
Perusahaan B2C umumnya memiliki kompetitor yang jauh lebih banyak daripada perusahaan
B2B. Kamu harus membuat produk atau jasamu menonjol dan unggul daripada brand
lainnya.
Dalam hal digital, kamu bisa membuat tampilan website dan aplikasi yang lebih menarik dan
user-friendly.
Selain itu, kamu perlu memaksimalkan search engine optimization (SEO) agar produk atau
jasamu mudah ditemukan pelanggan melalui search engine.
Saat ini, perkembangan aplikasi e-commerce di Indonesia khususnya aplikasi B2C (Business
to Consumer) semakin meningkat. Salah satu komponen penting dalam proses jual beli secara
online adalah proses pembayaran elektronik (e-payment). Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan empat model pembayaran elektronik berdasarkan kondisi ekonomi,
keamanan, tingkat pendidikan, akses teknologi, pengguna telepon seluler dan pengguna kartu
kredit dan ATM di Indonesia. Model pembayaran tersebut yaitu ATMPal, iCash, Pulsa E-
payment dan Mobile Banking. Selain itu, dalam penelitian ini akan ditentukan peringkat
kesesuaian untuk masing-masing model pembayaran tersebut dengan kondisi di Indonesia.

Peneraparan E-Bussines secara B2B, B2C, C2C

Perusahaan yang menerapkan e-bisnis secara B2B, B2C, C2C


B2B (Business to Business) merupakan transaksi bisnis yang dilakukan secara elektronik
melalui jaringan internet, extranet, intranet, atau jaringan local. Perusahaan di Indonesia yang
menerapkan konsep B2B :
PT Repex Wahana merupakan holding company yang menaungi beberapa anak perusahaan
atau strategic business unit (SBU). Sebagai One Stop Logistics provider, PT Repex Wahana
senantiasa menawarkan pelayanan yang berkesinambungan yang merupakan jawaban atas
kebutuhan pelanggan dewasa ini. Untuk mencapai hal tersebut, maka PT Repex Wahana
melakukan re-brandingdengan tujuan menyatukan misi serta menyamaratakan kualitas
pelayanan yang seragam dari seluruh Strategic Business Unit. PT Repex Wahana
(http://www.rpxholding.com/), salah satu perusahaan jasa pengiriman (cargo) ternama di
negara Indonesia, juga sukses menggarap segmen B2B. Saat ini 90% pelanggannya adalah
perusahaan, sedangkan 10% individu atau retail. Kunci sukses perusahaan ini dalam
menggarap pasar B2B adalah focus pada excellent product, memberikan excellent service,
dan continuous improvement. Kegiatan inbound dan outbound ini harus sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan agar tidak terjadi kegagalan dalam pengiriman dokumen dan
paket. Aktivitas pengiriman atas dokumen dan paket tersebut harus dalam kondisi yang aman,
tepat waktu sampai ketempat tujuan, karena sesuai dengan visi dan misi dari RPX-APA.

PT Avesta Continental Pack (http://www.avesta.co.id) , sebuah perusahaan yang bergerak di


bidang packaging untuk produk-produk industri farmasi, juga sukses di pasar B2B. Sekitar
70-80% perusahaan farmasi di Indonesia menjadi pelanggan tetapnya. Sang Presiden
Direktur, Kuntoro W Nurtanio, menjelaskan ada 5 prinsip yang dijalankan perusahaannya.
Yaitu prinsip 5R: right quality, right quantity, right time, right price, dan right product. Selain
itu value yang selalu diberikan adalah kredibilitas yang tinggi. PT Avesta tidak mau
menerima perusahaan pemalsu obat & jamu yang tidak mengantongi izin resmi dari
pemerintah menjadi kliennya. Peran sebagai konsultan packaging pun dijalankan juga. Sering
mengundang dan diundang oleh pimpinan perusahaan klien untuk membahas soal packaging.
Inovasi baru kemasan selalu dikomunikasikan kepada para pelanggan. Caranya baik secara
korporat melalui gathering, seminar, atau rekreasi bersama para pelanggan. Juga secara
personal dengan main golf atau tenis.

PT Asaba (Aneka Sakti Bakti) adalah sebuah perusahaan distribusi yang bergerak di bidang
alat-alat tulis dan peralatan kantor dengan visinya: “Terkenal sebagai perusahaan pemasaran
yang inovatif di dalam mengembangkan usaha serta mencapai kepuasan pelanggan” dan
misinya “ Senantiasa mengembangkan usaha dan citra perusahaan dengan mengutamakan
kepuasan pelanggan.” Didukung dengan visi dan misinya itu, PT Asaba dapat bertahan
sampai saat ini dengan usia hampir 30 tahun, walaupun pada tahun 1998 PT Asaba sempat
mengalami perampingan usaha karena krisis moneter yang melanda Indonesia. Selain
bergerak di bidang pendistribusian alat-alat tulis dan perlengkapan kantor, PT Asaba juga
bergerak di bidang: Office Automation (mesin binding, laminating, mesin fotocopi), aplikasi
komputer, industri makanan dan plastik, produksi pensil, ballpoint, dan lain-lain.

PT Asaba (http://www.asaba-indo.com/), perusahaan distributor peralatan kantor, juga


terbilang sukses dalam memasuki pasar B2B. Selain penyediaan alat-alat kantor, bahkan
sekarang sudah berkembang juga di bisnis manajemen data, sistem keamanan, sistem survey,
dll. dalam menggarap pasar B2B, Asaba menerapkan 7 langkah, yaitu: branding the people,
brand architecture, audience identification, brand positioning, brand personality, dan
consistent.

C2C (Consumer to Consumer) adalah model bisnis dimana konsumen bertransaksi langsung
dengan konsumen lain.
Allianz merupakan perusahaan finansial yang berbasis di Muenchen, Jerman. Allianz
pertama kali berdiri tahun 1890. Produk utama perusahaan ini adalah asuransi. Dengan
pendapatan €100 miliar pada tahun 2004, Allianz adalah perusahaan asuransi terbesar di
Jerman, dan salah satu perusahaan asuransi terbesar secara internasional. PT Asuransi Allianz
Utama Indonesia bergerak pada bidang asuransi kendaraan bermotor, kecelakaan diri,
properti, rekayasa, liability, kebakaran serta bencana alam, sedangkan PT Asuransi Allianz
Life Indonesia bergerak pada bidang asuransi jiwa, kesehatan, employee benefit, serta dana
pensiun dan saving. Perusahaan Allianz (http://www.allianz.co.id/) salah satu perusahaan
asusransi di Indonesia. Yang tahun ini melakukan kampanye kepada pelanggannya untuk
berpartisipasi dalam program C2C ini.

B2C (Business to Consumer) meliputi penjualan retail barang dan jasa kepada pembeli
perorangan. Model bisnis dari B2C terjadi pada pelelangan, perusahaan penjual jasa, dan
perusahaan retail online (e-tailing). B2C dapat membantu pengusaha kecil dan menengah
karena dapat menyingkirkan perantara, menghemat biaya dan memberikan kemudahan,
pertumbuhan bisnis lebih pesat daripada biaya yang harus dikeluarkan, dan adanya kebutuhan
akan modal kerja yang lebih rendah dibandingkan dengan kasus bisnis konvensional sehingga
harga dapat ditekan menjadi lebih murah. Perusahaan di Indonesia yang menerapkan konsep
B2C :

Bhinneka.com merupakan salah satu toko online terbesar Indonesia yang didirikan pada
tahun 1999 oleh Hendrik Tio, dengan nama legal PT Bhinneka Mentari Dimensi (BMD).
Penjualan Bhinneka.com didukung oleh berbagai macam outlet fisik dari Bhinneka.com yang
tersebar luas di beberapa tempat di Jakarta sehingga dapat menjangkau tempat-tempat yang
jauh dan memudahkan pengiriman maupun pembelian secara langsung. Kini Bhinneka.com
telah memiliki 7 outlet yang tersebar di berbagai wilayah Jakarta dan berlokasi pusat di Jl.
Gunung Sahari Raya 73C #5-6, Jakarta Pusat. Produk-produk yang ditawarkan Bhinneka.com
tidak hanya berupa komputer, perangkat hardware dan software serta aksesorisnya, tetapi
juga ada kelengkapan fotografi, aneka gadget, hingga peralatan kantor. Pada saat ini
Bhinneka.com sudah jauh berkembang dengan jumlah transksi online perharinya mencapai
400 transaksi, jumlah ini hanya sekitar 2% total kunjungan online perharinya. Sedikitnya
jumlah pembelanja online ini karena masih banyak orang Indonesia yang masih lebih percaya
transaksi offline.

PT. Bhinneka Mentari Dimensi (BMD) hanya memfokuskan bisnisnya menjadi distributor
dari 1 merek PC di Amerika Serikat, yaitu Micron. Persaingan di bisnis PC pun kian tajam
seiring makin gencarnya upaya yang ditempuh pelaku bisnis untuk mengefisienkan bisnisnya
dengan menggunakan TI. Pola single distributorship yang sebelumnya banyak ditempuh
pebisnis PC pun mulai ditinggalkan, mereka mulai menerapkan pola beragam merek
sekaligus (multidistributorship), termasuk yang dilakukan PT. BMD.

Maka sejak tahun 1999, PT. BMD tidak lagi hanya mendistribusikan PC merek Micron, tapi
juga merek lain seperti Compaq, HP ataupun IBM. Menjadi distributor banyak merek bukan
tanpa masalah. Salah satu konsekuesi yang harus ditanggung adalah menyediakan banyak
toko atau gerai agar aktivitas pemasaran berjalan dengan optimal. Hal ini menuntut
perusahaan untuk memiliki teknik e-marketing yang lebih baik sehingga pemasaran
dapat dilakukan secara efektif dan efisien Untuk menghemat biaya, maka PT. BMD
memanfaatkan Internet (www.bhinneka.com) sebagai saluran distribusi alternatif. Dengan
website ini maka konsumen dapat mengetahui berbagai informasi mengenai harga dan
spesifikasi komputer, perangkat hardware dan software serta aksesorisnya, juga kelengkapan
fotografi, aneka gadget, hingga peralatan kantor dan home electronic.

Strategi Pemasaran Melalui Internet


Pemasaran Internet atau e-pemasaran (bahasa Inggris: Internet marketing atau e-marketing
atau online-marketing) adalah segala usaha yang dilakukan untuk melakukan pemasaran
suatu produk atau jasa melalui atau menggunakan media internet atau jaringan www. Kata e
dalam e-pemasaran ini berarti elektronik (electronic) yang artinya kegiatan pemasaran yang
dimaksud dilaksanakan secara elektronik lewat Internet atau jaringan syber. Dengan
munculnya teknologi Internet dalam beberapa tahun ini, banyak istilah baru yang
menggunakan awalan e-xxx, seperti halnya: e-surat, e-business, e-gov, e-society, dll.

Banyak orang beranggapan bahwa pemasaran Internet adalah segala hal yang berhubungan
dengan mencari uang di Internet, yang sebetulnya hal ini tidak benar. Perlu diketahui bahwa
ratusan bahkan ribuan program mencari uang di Internet adalah kegiatan yang dilarang dan
merupakan kecurangan alias penipuan yang hanya menguntungkan untuk orang-orang
tertentu saja.

Kegiatan pemasaran Internet umumnya meliputi atau berkisar pada hal-hal yang berhubungan
dengan pembuatan produk periklanan, pencarian prospek atau pembeli dan penulisan
kalimat-kalimat pemasaran atau copywriting. Pemasaran internet atau e-pemasaran ini secara
umum meliputi kegiatan pembuatan desain web (web design), periklanan dengan
menggunakan baner, promosi perusahaan lewat mesin pencari informasi (mesin pencari),
surat elektronik atau e-surat (e-mail), periklanan lewat e-surat (email advertising), pemasaran
afiliasi (affiliate marketing), advertensi interaktif (interactive advertising) dan lain-lain.
Garis besar strategi pemasaran online dapat dibagi menjadi 6 langkah, yang di singkat
SISTEM:

1. S – Search and research. Melakukan proses pencarian dan riset ceruk pasar dan
kompetitor Anda. Banyak sekali cara seorang marketer dapat mendapatkan pelanggan dari
dunia maya. Ada yang memilih memakai jalan pintas dengan membeli iklan di situs-situs
yang ramai pengunjung atau dari mesin pencari. Beberapa lebih suka membangun situs web
dengan informasi yang membantu calon pembeli. Lalu melalui suatu proses mengkonversi
prospek menjadi pelanggan. Situs-situs jejaring sosial seperti Facebook juga merupakan cara
yang efektif untuk menjangkau pelanggan. Dengan jutaan orang yang aktif di sana setiap
hari, banyak sekali transaksi yang terjadi akibat interaksi yang diawali dari situs tersebut.
Tujuan langkah ini adalah mengetahui dari mana Anda dapat menjangkau prospek dan
pelanggan. Bagi yang ingin memulai bisnis online, langkah ini melibatkan proses pencarian
ceruk pasar. Tentu saja Anda juga ingin mengetahui apa yang dilakukan kompetitor. Riset
sederhana dapat dilakukan dengan biaya yang relatif ekonomi.

2. I – Initiate strategy. Tentukan sistem dan strategi yang akan dipergunakan untuk
menjangkau prospek dan pelanggan. Kebanyakan orang berpikir Internet marketing itu
identik dengan situs web. Itulah permulaan dan akhir dari strategi Internet. Strategi
pemasaran Internet berkembang sangat pesat sehingga informasi yang baru selalu diperlukan
jika tidak ingin ketinggalan. Walaupun situs web masih menempati posisi inti, kenyataannya
tidak harus dimulai dari sana. Contohnya saja, saya tahu ada banyak usaha mikro, kecil dan
menengah yang langsung terjun dalam salah satu situs jejaring sosial. Ekspansi kemudian
dilakukan setelah mereka berhasil di sana, atau merasakan manfaat dan potensinya yang
memang sangat besar. Satu model yang baik adalah membangun situs web sebagai pusat dari
segala aktifitas bisnis. Jejaring sosial dapat dipergunakan untuk mendatangkan pengunjung
ke situs. Selain itu, masih banyak strategi mendatangkan pengunjung yang lain. Dan sekali
lagi, semua diarahkan ke situs web agar dapat mencari tahu, memahami dan melakukan
transaksi di sana.
3. S – Start content engine. Pergunakan berbagai konten untuk menarik orang kepada bisnis
Anda. Konten masih merupakan materi penting dalam strategi pemasaran online, Karena
semua orang ketika berselancar di dunia maya, mereka mencari konten dalam satu bentuk
atau lainnya. Siswa/i dan mahasiswa/i mencari bahan untuk pekerjaan rumah atau makalah.
Tenaga kerja mencari lowongan pekerjaan baru. Staf kantor dan profesional mencari jawaban
atas masalah yang mereka hadapi. Ibu rumah tangga menggunakan Internet untuk
menemukan resep masakan baru. Orang-orang juga mempergunakan media ini untuk mencari
hiburan dalam bentuk lagu dan video. Kegiatan-kegiatan di atas adalah contoh kasus praktis
yang dilakukan pengguna Internet sehari-hari. Bervariasi memang, tapi semuanya berpusat
pada konten. Sedemikian pentingnya, seorang Internet marketer harus mengetahui bagaimana
cara membuat dan mendistrusikan konten dengan baik. Strategi membuat konten tidak
serumit yang dibayangkan kebanyakan orang. Dengan cara yang benar, dapat memenuhi situs
dengan konten yang diinginkan.

4. T – Traffic. Mendatangkan pengunjung ke situs . Itu penting agar mempunyai gambaran


mengenai keseluruhan prosesnya. Beberapa strategi yang populer termasuk:
a. Search engine optimization. Ilmu, teknik dan proses memposisikan halaman situs web di
posisi yang tinggi di halaman pencarian untuk kata kunci yang dipakai prospek dan
pelanggan.
b. Pay per click atau bayar / biaya per klik. Sistem periklanan yang diterapkan di Google
salah satunya, di mana setiap kali iklan Anda diklik, membayar sejumlah uang. Strategi ini
bekerja dengan baik untuk eksperimen dan jika telah memiliki proses penjualan yang baik.
c. Affiliate marketing. Strategi pemasaran di mana Anda menarik Internet marketer
berpengalaman untuk menjadi rekan bisnis lepas. Anda dapat memutuskan untuk membayar
mereka dalam bentuk komisi untuk setiap penjualan yang dihasilkan dari mereka (Cost Per
Sale atau CPS), untuk setiap prospek (Cost Per Action atau CPA), ataupun untuk setiap klik
(Cost Per Click atau CPC, Cost Per Mille atau CPM).
d. Media buying. Meliputi pembelian iklan untuk ditampilkan pada berbagai situs. Strategi ini
dapat dikombinasikan sekaligus dengan teknik pemasaran di dunia nyata dalam bentuk
pembelian iklan di radio, televisi dan media cetak.
e. Social media. Strategi ini naik daun pada beberapa tahun belakangan ini. Pada dasarnya ia
meliputi interaksi langsung dengan pemirsa, prospek dan konsumen di situs media sosial.
f. Email marketing. Mempergunakan email sebagai sarana komunikasi menjangkau pemirsa.
Dengan konten yang baik akan dapat menarik pengunjung kembali ke situs.
5. E – Embrace relationship. Bina hubungan dengan pelanggan melalui berbagai kanal.
Itulah sebabnya diperlukan suatu metode agar dapat merangkul dan menuntun mereka
melalui suatu proses. Jika dapat membuktikan bahwa memahami apa yang mereka lalui,
mendemonstrasikan bahwa sanggup membantu mereka atau memiliki tawaran terbaik yang
mereka cari. Website tidak dapat melakukan semua tugas dengan baik. Oleh sebab itu
dibutuhkan email sebagai sarana komunikasi. Ada sistem yang mengizinkan Anda
mengumpulkan nama dan alamat email prospek dan mengirimkan mereka informasi-
informasi dengan teratur. Jadi tidak perlu khawatir bila suatu saat Anda akan memiliki seratus
ribu bahkan sejuta orang dalam daftar prospek Anda, semuanya dapat ditangani dengan
sistematis. Alternatif sarana yang dapat digunakan untuk membangun hubungan dengan
prospek adalah media sosial. Di Facebook, Anda dapat berkomunikasi secara hampir real-
time dengan mereka, berinteraksi, meminta pendapat, memberikan tips dan bahkan
mengirimkan promosi dan informasi produk baru.

6. M – Money. Strategi mendatangkan pendapatan dan keuntungan. Setelah memiliki


pengunjung dan menghasilkan penjualan, salah satu langkah yang harus di lakukan adalah
optimasi proses sehingga taraf konversi seseorang dari pengunjung ke prospek dan prospek
ke pelanggan semakin tinggi. Jika awalnya dari 200 orang 1 membeli dan meningkatkannya
menjadi 1 pembeli setiap 100 orang, maka teorinya, keuntungan akan berlipat ganda. Jadi,
sampai ke langkah ini bukan berarti akhir dari kesemuanya. Seperti halnya bisnis, semua
merupakan proses yang terus dilakukan, dan berpotensi dikembangkan dan dimajukan. Cara-
cara eksperimen dan optimasi merupakan bidangnya tersendiri dan merupakan topik yang
akan dikupas di kesempatan lain. Untuk sekarang, saya rasa semua ini cukup memberikan
Anda ide tentang bagaimana mengembangkan strategi pemasaran Internet atau Internet
marketing yang sukses.

Peluang dan Trend E-Business di masa mendatang


Walaupun secara umum trend yang terjadi terkait erat dengan kecenderungan perkembangan
E-Business pada negara-negara lain di dunia, namun ada beberapa aspek yang unik terjadi di
negara berkembang semacam Indonesia. Melalui berbagai kajian terhadap perkembangan E-
Business yang terjadi sepanjang tahun, dapat disimpulkan berbagai kecenderungan yang
dapat menggambarkan prospek E-Business di Indonesia antara lain :
Dilihat dari jenis E-Business, nampaknya perkembangan pemakaian alat-alat elektronik dan
digital sebagai medium komunikasi dan relasi bisnis (digital relationship) jauh lebih cepat
dibandingkan dengan penggunaan cara yang sama untuk melakukan perdagangan atau
transaksi jual beli (E-Commerce). Berdasarkan fenomena ini, prospek atau peluang bisnis
nampak bagi perusahaan-perusahaan yang dapat membantu manajemen perusahaan dalam
mengimplementasikan berbagai jenis komunikasi, kolaborasi, dan kooperasi digital yang
terjadi pada backoffice. Sebutlah misalnya konsep backoffice semacam e-Procurement, e-
Supply Chain, ERP, dan lain sebagainya yang pada prinsipnya dipergunakan perusahaan
untuk meningkatkan kualitas komunikasi antara divisi maupun antara perusahaan dengan
mitra bisnisnya. Kecenderungan meningkatnya jenis eBusiness ini didasarkan pada suatu riset
yang mengatakan bahwa ternyata kurang lebih 40% dari biaya total perusahaan habis
dialokasikan untuk mengurusi hal-hal yang berkaitandengan lalu lintas informasi secara
konvensional.

Mudah menciptakan kebutuhan (demand creation) kepada kalangan generasi muda,


dibandingkan dengan usaha untuk merubah pola hidup para generasi dewasa dan tua untuk
mulai menggunakan berbagai teknologi informasi berbasis internet. Dengan kata lain, sukses
terbesar lebih mudah diperoleh bagi mereka yang berkonsentrasi pada E-Business untuk
menciptakan produk atau jasa yang dapat dijual kepada kalangan baru ini (net generation)
karena teknologi informasi telah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari hidup mereka.
Jika perusahaan tetap ingin mencoba untuk menjual produk atau jasa kepada pasar lama
(pengguna dewasa dan generasi lama), maka harus mencoba menggunakan medium teknologi
konvensional untuk menjualnya, seperti melalui telepon atau faksimili. Contohnya adalah
dengan menjual fasilitas jasa semacam chatting atau game kepada para mahasiswa dan
remaja; sementara untuk para orang tua ditawarkan fasilitas SMS (Short Message System)
melalui medium handphone.

Dengan adanya internet, ternyata yang paling banyak mengeruk keuntungan secara finansial
bukanlah para pengguna individual (end users), melainkan sejumlah perusahaan yang
membutuhkan berbagai informasi yang tersedia di internet sebagai bahan baku langsung
maupun tidak langsung terhadap produk atau jasa yang diciptakan perusahaan tersebut.
Contohnya yang telah mendatangkan industri tersendiri adalah penjualan ribuan CD
(Compact Disc) yang berisi program-program gratis (freeware) yang dapat didownload
dengan mudah dan cuma-cuma dari situs semacam www.download.com. Dengan
dipergunakannya internet sebagai medium infomediary ini, maka jelas terbuka peluang bagi
eBusiness yang dapat memberikan isi atau jenis data maupun informasi (content) yang
eksklusif bagi yangmembutuhkan dan menjualnya dengan harga premium (semacam Reuters,
AOL, atau Compuserve). Content yang dijual tersebut dapat diperjual-belikan dalam bentuk
data mentah, maupun yang telah diolah menjadi informasi dan/atau knowledge yang memiliki
value atau nilai tinggi.

Sejumlah teknologi pervasive computing (barang elektronik dengan teknologi digital dan
mikroprosesor di dalamnya) yang mudah dibawa kemana-mana (mobile) akan secara luas
dipasarkan. Yang belakangan ini telah menjadi trend adalah PDA (Personal Digital Assistant)
atau Palm OS Organizer yang memungkinkan pengguna untuk melakukan hubungan
langsung ke internet dan melakukan browsing dari alat-alat tersebut. Dengan kata lain,
peluang eBusienss terbuka lebar bagi mereka yang bergerak pada penyediaan berbagai
perlengkapan teknologi, hardware maupun software, yang berkaitan langsung dengan
kebutuhan di atas. Sebutlah misalnya teknologi berbasis WAP (Wireless Application
Protocols) akan menjadi primadona dalam waktu dekat ini; terlebih-lebih jika melihat
geografis Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia.

Dengan berpegang pada prinsip bahwa E-Business berkaitan erat dengan serangkaian
aktivitas pencarian laba finansial (wealth maximization), maka pemerintah Indonesia akan
mengikuti negara-negara maju lainnya dalam menerapkan prinsip-prinsip pengaturan
(regulasi) E-Business yang kondusif. Seperti yang terjadi di Indonesia, E-Business akan
sepenuhnya menjadi tanggung jawab para pelaku bisnis yang mayoritas dipegang oleh
industri swasta. Karena mekanisme peraturan akan sangat bergantung dan ditentukan oleh
mayoritas pelaku bisnis, maka perusahaan-perusahaan yang sejauh ini bergantung pada
perlindungan pemerintah harus mulai merubah strateginya. Dalam sebuah arena dimana
peraturan akan ditentukan oleh pasar (self regulated market), maka peluang sukses terbesar
hanya akan dimiliki oleh perusahaan-perusahaan E-Business yang benar-benar memiliki
keuggulan kompetitif (competitive advantage) dibandingkan dengan para pesaingnya.

Dari sekian banyak perusahaan E-Business yang berkembang di tanah air, terbukti bahwa
perusahaan yang sukses ternyata diraih oleh mereka yang mampu mengawinkan konsep
traditional physical value chain (rangkaian proses bisnis konvensional) dengan virtual value
chain (rangkaian proses bisnis virtual). Di mata pelanggan E-Business, ada tiga alur yang
sangat penting, yaitu alur produk atau barang yang dibeli, alur informasi dokumen jual-beli,
dan alur pembayaran transaksi. Dapat dilihat di sini bahwa alur produk atau barang biasanya
ditangani oleh rangkaian proses bisnis konvensional (gudang dan distribusi), sementara untuk
alur informasi dan pembayaran ditangani secara virtual (melalui internet).

Bahwa E-Business baru dapat berkembang jika komponen-komponen lain dalam lingkungan
sistem E-Business turut tumbuh dan berkembang secara serentak. Apa artinya jika sebuah
komunitas internet yang besar dan kebutuhan transaksi E-Commerce yang tinggi misalnya,
namun tidak bersamaan dengan kesiapan infrastruktur, ketersediaan hukum, dan jaminan
keamanan yang memadai bagi para pelaku E-Business. Dengan kata lain, kesempatan
berbisnis masih terbuka lebar bagi mereka yang dapat menutupi kekurangan perkembangan
sistem E-Business secara keseluruhan ini, terutama yang menyangkut mengenai infrastruktur
dan suprastruktur E-Business di Indonesia.

Pengenalan trend secara akurat dapat membantu analisa bisnis dan mempersatukan kebiasaan
konsumen, mengurangi ketidakpastian, dan melihat kesempatan baru. Sebagai contoh, Sam
Walton, founder dari Wal-Mart, melihat meningkatnya trend self-service pada tahun 1960-an
dan memanfaatkan hal tersebut sebelum yang lainnya. Pelanggan menginginkan pelayanan
sendiri agar dapat membeli barang dengan harga rendah. Sebagai hasilnya, Wal-Mart
mendapat kontribusi market share yang signifikan. Di saat yang sama, kurangnya tenaga
kerja pada industri membuat toko-toko retail (kelontong) sulit mendapat dan
mempertahankan pegawai yang baik. Pelayanan yang kurang memuaskan dan minimumnya
pengetahuan produk dari pegawai retail mempercepat trend self-service pada konsumen. Pada
saat sekarang, teknologi telah menggeser kekuatan ke konsumen. e-Commerce telah
merubah saluran yang sebelumnya digunakan oleh konsumen dan bisnis untuk membeli dan
menjual barang dan jasa. Electronic channel atau e-channel menyediakan saluran kepada
penjual untuk berinteraksi dengan konsumen global, kemampuan untuk beroperasi dengan
infrastruktur minimal, mengurangi biaya pengeluaran tambahan, dan skala ekonomi yang
lebih besar; konsumen, lebih luas dalam pilihan, kenyamanan, dan harga yang bersaing.
Beberapa perusahaan BUMN sudah mulai menerapakan e-bisnis di Indonesia untuk
meningkatkan daya saingnya, antara lain:
PT. Pos Indonesia yang memiliki bentuk layanan yaitu : Electronic Postal Service (ePostal),
Limited Communication Technology Services (eCom), Internet Content Dan Messaging
Services, dan Community Acces Point (Warung Masif).

Bank Central Asia (BCA), Program sentralisasi sistem komunikasinya didukung oleh sistem
telekomunikasi VSAT dan transponder. Dalam pembenahan ini, BCA meminta bantuan
Accenture (dulu Andersen Consulting). Buahnya kini, sekitar 789 cabang sudah terintegrasi
sistem TI-nya, dilengkapi dengan sekitar 2 ribu jaringan ATM yang memanfaatkan fasilitas
VSAT.

Merpati Nusantara Airlines, Merpati kini memiliki Merpati Internet Reservation Access
(MIRA) yang memungkinkan pelanggannya dapat melakukan reservasi setiap saat tanpa
harus datang ke kantor Merpati. Untuk kebutuhan internal, Merpati akan membangun sistem
terintegrasi yang menghubungkan antara bagian, seperti penjualan, promosi, pemasaran dan
keuangan. Sementara eksternal selain akan dikembangkan layanan reservasi online, Merpati
juga berminat mengembangkan e-Ticketing dane-Payment.

Garuda Indonesia juga memanfaatkan Internet untuk membangun situsnya yang memuat
informasi baik berupa profile perusahaan maupun paket-paket wisata yang ditawarkannya.
Pihak manajemen juga sedang mempersiapkan sistem online reservation yang akan
disertakan dalam situs tersebut. Disamping itu, Garuda memanfaatkan Internet untuk dapat
memperoleh umpan balik dari para konsumennya dengan menyediakan menu khusus yang
diberi nama Feedback. Harapannya, melalui sistem itu, terjalin komunikasi aktif antara
konsumen dengan pihak manajemen Garuda.

Produk yang potensial dan cocok dipasarkan melalui e-bisnis


Berdasarkan karakteristik produk, Internet memiliki banyak kelebihan dibanding media
lainnya untuk berbagai tujuan pemasaran. Indonesia termasuk Negara yang masih kurang
memanfaatkan Internet sebagai media pemasaran dibandingkan media lainnya, hal ini
disebabkan selain karena masih rendahnya tingkat penggunaan Internet, juga masih
terbatasnya penelitian tentang pemasaran yang menggunakan media Internet. Hasil penelitian
pemasaran melalui Internet akan mampu memberi arahan tentang bagaimana metode
pemasaran melalui Internet yang paling tepat untuk dilakukan di Indonesia. Model atau
metode pemasaran hanya akan bisa diperoleh dengan terlebih dahulu mempelajari tentang
bagaimana perilaku konsumen khususnya perilaku para pengguna Internet.

Tujuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai
karakteristik produk yang paling banyak dicari oleh para pengguna Internet di Indonesia.
Secara khusus penulis sangat ingin memahami perilaku pengguna Internet dalam hal
pencarian produk di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi yang merupakan
wilayah dengan jumlah pemakai Internet terbesar di Indonesia.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Asia Foundation tentang penggunaan Internet oleh
perusahaan kecil dan menengah di Philipina, Thailand dan Indonesia menunjukkan empat
pola penggunaan Internet, salah satunya adalah Internet lebih banyak digunakan untuk
promosi dibandingkan penjualan online atau e-commerce (Andam, 2003). Fakta yang
menunjukkan bahwa promosi lebih utama dibandingkan e-commerce di Indonesia
memberikan kesempatan besar bagi para pengiklan untuk semakin meningkatkan
pemasangan iklan di Internet. Untuk kondisi di Indonesia, produk yang sesuai dipasarkan
melalui Internet adalah produk yang sesuai untuk segmen berpendidikan tinggi. Dari hasil
penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakteristik produk yang sesuai untuk
dipasarkan melalui Internet di Indonesia adalah :
1) Produk elektronik
2) Produk yang berkaitan dengan Internet
3) Produk otomotif
4) Surat kabar.

Anda mungkin juga menyukai