Anda di halaman 1dari 15

MODUL PENGANTAR APLIKASI KOMPUTER

(FEB 114)

MODUL SESI 4
E-COMMERCE DAN MARKETPLACE

DISUSUN OLEH
LISTA MERIA, S.Kom, MM

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020
Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :


1. Menjelaskan pengertian e-commerce dan marketplace.
2. Menjelaskan perbedaan ecommerce dan marketplace.
3. Menggunakan dan memanfaatkan aplikasi e-commerce.
4. Menggunakan dan memanfaatkan aplikasi marketplace.

A. E-Commerce
1. Pengertian E-commerce
Secara umum pengertian e-commerce atau electronic commerce adalah
aktivitas jual beli dengan memanfaatkan perangkat teknologi dan internet. Baik
penjual maupun pembeli, keduanya harus terhubung dengan internet untuk
melakukan transaksi.
Menurut para ahli e-commerce adalah proses menjual dan membeli suatu
produk secara elektronik oleh konsumen, dari satu perusahaan ke perusahaan
lainnya melalui transaksi bisnis yang terkomputerisasi (Laudon, 1998). Kalakota
dan Whinston (1997) mendefinisikan e-commerce ditinjau dari empat perspektif
yang berbeda yaitu :
a. Perspektif Komunikasi, e-commerce adalah penyediaan produk (barang,
jasa, informasi) dan pembayaran melalui jaringan komputer atau peralatan
elektronik yang lain.
b. Perspektif pelayanan, e-commerce diartikan sebagai alat untuk memenuhi
kebutuhan perusahaan dan konsumen yang sangat menguntungkan. Hal ini
karena dapat meminimalkan biaya sekaligus meningkatkan kualitas dan
kecepatan pelayanan terhadap konsumen.
c. Perspektif proses bisnis, e-commerce merupakan aplikasi dari kemajuan
teknologi yang bertujuan memudahkan transaksi bisnis sekaligus langkah-
langkah pelaksanaan pekerjaan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 2 / 15
d. Perspektif online, e-commerce memungkinkan terjadinya proses jual/beli
produk (barang, jasa, informasi) melalui internet dan layanan online yang
lain.

2. Jenis-Jenis E-commerce
E-commerce terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan pelaku usaha,
sarana, dan juga orientasi keuntungannya.
a. Business-to-Business (B2B)
Business-to-Business (B2B) adalah bentuk jual-beli produk atau jasa yang
melibatkan dua atau beberapa perusahaan dan dilakukan secara elektronis.
Dalam hal ini, baik pembeli maupun penjual adalah sebuah perusahaan dan
bukan perorangan. Biasanya transaksi ini dilakukan karena mereka telah
saling mengetahui satu sama lain dan transaksi jual beli tersebut dilakukan
untuk menjalin kerjasama antara perusahaan itu.
b. Business-to-Consumer (B2C)
Business to Consumer (B2C) ialah bisnis yang dikerjakan antara pelaku
bisnis dengan konsumen. produsen hanya memasarkan produk dalam bentuk
barang ataupun jasa, sementara konsumen hanya berperan sebagai pengguna
atau pembeli saja
c. Consumer-to-Consumer (C2C)
Consumer-to-Consumer (C2C) adalah jenis e-commerce dimana pelakunya
adalah sama-sama pelanggan atau konsumen. Di sini pelanggan akan
menjual barang atau jasa dari produsen tertentu kepada pelanggan lainnya.
Bisa dikatakan di sini penjual adalah semacam perantara.
d. Consumer-to-Business (C2B)
Consumer to Business (C2B) ialah aktivitas bisnis yang terjadi diantara
produsen dan konsumen. Bisnis ini dikerjakan oleh konsumen terhadap
produsen yang menyediakan produk (barang atau jasa).

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 3 / 15
3. Manfaat E-commerce
E-commerce memiliki keuntungan, baik bagi pihak penjual maupun
pembeli. Beberapa keuntungan bagi penjual dalam penggunaan e-Commerce
anatara lain :
a. Jangkauan pemasaran luas.
Tidak ada batasan ruang atau wilayah ketika masuk dalam dunia maya, hal
inilah yang dimanfaatkan oleh para pelaku usaha. Penjual bisa leluasa
menjajakan produknya dengan jangkauan pasar yang luas, bahkan bisa
menjual barang hingga ke luar negeri.
b. Buka non-stop 24 jam.
Tidak mengenal hari libur, dan hari besar. Pesanan dari konsumen dapat
diterima setiap saat walaupun pada kenyataannya memang tidak 24 jam
untuk salalu membuka internet tetapi ada fasilitas internet yang dapat
menyimpan pesanan konsumen.
c. Hemat biaya operasional.
Bisnis online tetap membutuhkan modal, tetapi biaya akan lebih rendah
dibandingkan membuka toko konvensional yang relative besar terutama di
biaya sewa tampat dan gaji karyawan.
d. Efisiensi promosi.
Promosi di media online lebih menguntungkan karena bisa menargetkan
orang secara spesifik. Apalagi jika kita menggunakan fitur periklanan
semacam Google Ads atau Facebook Ads. Anda bisa menargetkan
konsumen hanya untuk wilayah tertentu, hobi, interest, gender atau umur
tertentu.

Selain penjual, keuntungan juga diperoleh oleh pembeli. Keuntungan e-commerce


untuk pembeli antara lain :
a. Kemudahan dalam berbelanja
Pembeli bisa berbelanja kapan pun dan di mana pun. Bisa berbelanja sambil
bersantai tanpa keluar rumah. Cukup dengan komputer atau alat komunikasi

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 4 / 15
yang dilengkapi jaringan internet, maka pembelian barang bisa dilakukan
dengan mudah.
b. Jenis produk beraneka ragam
Ketika berbelanja secara online, produk yang ditawarkan akan lebih banyak
dan beragam, bahkan bukan tidak mungkin Anda akan menemukan barang-
barang yang sudah langka di pasaran.
c. Keleluasaan memilih produk
Pembeli memiliki kebebasan untuk memperoleh informasi yang beragam
dan mendetail, memilih produk bahkan membandingkan dengan penjual
atau toko online lainnya.
d. Menghemat waktu
Konsumen juga dapat menghemat waktu untuk berbelanja karena cukup
pada satu tempat saja serta dapat melakukannya ditempat mereka
sedang beraktivitas.

3. Contoh E-commerce
Perkembangan e-commerce di Indonesia sudah sangat pesat, terutama
setelah menginjak tahun 2000-an. Berikut adalah contoh bentuk-bentuk e-
commerce yang saat ini masih banyak digunakan.
a. Iklan Baris
Iklan baris adalah contoh e-commerce sederhana yang sering jadi pilihan
para pelaku usaha. Lewat iklan baris, seseorang atau perusahaan bisa
mempromosikan barang atau jasa yang hendak dijual kepada konsumen.
Iklan baris hanya berperan sebagai media promosi tanpa menyediakan
fasilitas transaksi. Jadi, pembeli harus menghubungi si penjual secara
langsung untuk melakukan transaksi. Penyedia website iklan baris juga
tidak bertanggung jawab terhadap transaksi yang terjadi.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 5 / 15
Contoh website iklan baris yang sampai saat ini masih sering dipakai adalah
OLX dan forum jual beli di Kaskus. Website seperti ini tidak mendapat
keuntungan dari transaksi jual/beli, tapi biasanya memperoleh uang dari
layanan iklan.

1. OLX

2. FJB Kaskus

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 6 / 15
b. Online Shop
E-commerce yang juga banyak ditemukan adalah online shop/toko online,
baik berupa website maupun lewat media sosial. Proses transaksi e-
commerce yang berbasis media sosial hampir sama seperti iklan baris, yaitu
pembeli harus menghubungi si penjual secara langsung. E-commerce
berbasis medsos lebih sering dilakukan oleh perorangan atau individu,
sedangkan perusahaan yang lebih besar biasanya memiliki website sendiri
untuk menjual produk-produknya.

Bentuk e-commerce ini memiliki fasilitas transaksi untuk memudahkan


proses pembayaran. Target pasar yang dituju oleh perusahaan seperti ini
biasanya adalah end-user atau pengguna akhir, tapi tidak menutup
kemungkinan adanya penjualan secara grosir untuk supplier.

1. Mamaschoice.id

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 7 / 15
2. Nike.com

3. Pizzahut.co.id

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 8 / 15
c. Marketplace
Marketplace adalah perantara antara penjual dan pembeli di dunia maya.
Situs marketplace bertindak sebagai pihak ketiga dalam transaksi online
dengan menyediakan tempat berjualan dan fasilitas pembayaran. Sesuai
dengan namanya, bentuk e-commerce yang satu ini lebih mirip mal atau
pusat perbelanjaan online. Dibandingkan dengan dua bentuk e-commerce
sebelumnya, marketplace menawarkan produk yang jauh lebih beragam. Hal
ini dikarenakan ada banyak penjual yang berkumpul dalam marketplace
tersebut. Penjualnya pun tidak terbatas pada perusahaan-perusahaan besar
atau brand ternama, tapi juga bisa individual.

Di sisi lain, pihak penyedia marketplace akan memberikan sejumlah fasilitas


untuk penjual dan pembeli, mulai dari metode pembayaran yang aman
(rekening pihak ketiga) hingga adanya promo tertentu. Penyedia
marketplace biasanya mendapatkan keuntungan dari iklan atau komisi yang
sudah disepakati bersama. Contoh marketplace yang sampai saat ini banyak
digunakan adalah Alibaba, Aliexpress, Tokopedia, Bukalapak, Shopee dan
lain-lain.

Jenis-Jenis Marketplace

Pada umumnya terdapat dua jenis kerja sama di situs marketplace Indonesia,
yaitu marketplace murni dan konsinyasi.
1. Marketplace Murni
Kerjasama marketplace murni adalah ketika situs marketplace hanya
menyediakan lapak untuk berjualan dan fasilitas pembayaran. Penjual
yang melakukan kerjasama marketplace diberikan keleluasaan lebih banyak
dibandingkan kerjasama konsinyasi.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 9 / 15
Penjual berkewajiban untuk menyediakan deskripsi dan foto produk secara
mandiri. Selain itu, penjual juga dapat menerima penawaran harga dari
pembeli. Jadi sebelum melakukan pembayaran, pembeli dapat melakukan
penawaran harga kepada penjual. Setelah mendapatkan harga yang
disepakati oleh kedua belah pihak, pembeli bisa mengirimkan sejumlah
uang ke rekening yang disediakan marketplace.

Contoh marketplace Indonesia yang populer di dengan jenis kerjasama


pertama adalah Tokopedia, Bukalapak, Elevenia, Blanja, dan BliBli.

1. Tokopedia

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 10 / 15
2. Blibli

3. Bukalapak

Beberapa contoh marketplace dari luar negeri yang populer di Indonesia


adalah Shopee (Singapura), Lazada (Singapura), JD.ID (Tiongkok),
Amazon (Amerika Serikat), dan Rakuten (Jepang)

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 11 / 15
1. Shopee

2. Lazada

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 12 / 15
3. Amazon

4. Rakuten

2. Marketplace Konsinyasi
Jenis kerjasama yang kedua adalah konsinyasi atau istilah mudahnya
adalah titip barang. Jika penjual melakukan kerjasama konsinyasi dengan
situs marketplace, ia hanya perlu menyediakan produk dan detail nformasi
ke pihak marketplace.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 13 / 15
Salah satu contoh marketplace yang menyediakan kerjasama konsinyasi
adalah Zalora. Contoh marketplace lain yang menggunakan jenis kerjasama
ini adalah Berrybenka.

Pihak situs marketplace akan mengurus penjualan dari foto produk, gudang,
pengiriman barang, hingga fasilitas pembayaran. Berbeda dari jenis
kerjasama sebelumnya, di jenis kerjasama ini pembeli tidak bisa melakukan
penawaran harga karena alur semua alur transaksi ditangani oleh situs
marketplace.

Perbedaan mendasarnya terletak pada tanggung jawab penjual dan alur


transaksinya. Alur transaksi di marketplace terjadi langsung antara penjual
dan pembeli, sedangkan kerjasama konsinyasi semua alur transaksi
langsung ditangani situs marketplace.

1. Zalora

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 14 / 15
2. Berrybenka

Perbedaan Marketplace dengan Online Shop


Marketplace dan online shop adalah dua platform yang berbeda.
Perbedaan utamanya terletak pada perantara. Marketplace adalah perantara
yang menghubungkan para penjual dengan pembeli. Sedangkan online shop
atau toko online tidak memerlukan perantara. Penjual langsung menjual
produknya di platform mandiri kepada pembeli. Jadi tidak ada perantara
sama sekali. Berjualan melalui online shop atau toko online menuntut Anda
untuk lebih mandiri. Anda perlu membuat website, mengelola pemasaran
melalui media sosial, dan langsung berurusan dengan konsumen. Walaupun
begitu, dengan mengelola website toko online sendiri memiliki keuntungan
lebih banyak dibanding hanya berjualan melalui marketplace. Terlebih lagi
jika Anda sudah mempunyai merek sendiri.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 15 / 15

Anda mungkin juga menyukai