E-marketplace adalah pasar online tempat terjadinya jual beli, biasanya dilakukan antar perusahaan
(B2B mendominasi hingga 75% e-marketplace). Secara fungsi, sebenarnya fungsi e-marketplace tidak
berbeda dengan pasar biasa, yaitu:
Mencocokkan antara penjual dan pembeli.
Sebagai fasilitas transaksi
Sebagai infrastruktur institusional.
Perbedaan yang paling krusial hanya terletak pada online nya. Pada e-marketplace, kita bisa pergi ke
pasar kapan saja dan dimana saja selama ada akses internet. Fitur-fiturnya pun semakin memudahkan
proses jual beli. Kita bisa mencari barang atau jasa yang kita butuhkan hanya dengan mengetikkan
spesifikasinya, maka sistem langsung dengan cepat mencocokkan. Lebih hemat waktu, energi, dan juga
biaya.
Selain fungsi, ada juga komponen-komponen dalam e-marketplace, yaitu:
Penjual
Penjual ini terdiri dari front end, back end, dan intermediaries.
A. -Front end adalah bagian dari penjual yang berkomunikasi langsung dengan calon
pembeli. Misalnya administrator sebuah toko online.
B. -Back end adalah bagian penjual di balik layar yang mengurusi hal-hal seperti logistic,
pengemasan produk, pengiriman, dsb.
C. -Intermediaries adalah pihak ketiga yang mendukung kegiatan penjualan. Biasanya ada
dua macam intermediaries: pertama, intermediaries yang memberikan informasi
mengenai pasar, permintaan, penawaran, dsb; kedua, intermediaries yang memberikan
nilai tambah seperti memberi strategy advise untuk perusahaan tersebut. Kalau kata
dosenku sih, sebaiknya intermediaries yang pertama dihilangkan saja karena hal itu
sebenarnya bisa dikerjakan oleh back end. Penghilangan intermediaries disebut
disintermediation. Jika suatu intermediary sebelumnya tidak ada kemudian diadakan,
maka istilahnya disebut reintermediation. Tetapi untuk jenis intermediaries yang kedua
sebaiknya dipertahankan saja karena dapat meningkatkan performa penjual.
Pembeli
Produk berupa barang atau jasa. Di e-marketplace produknya bisa dalam bentuk digital.
Infrastruktur. Dalam e-marketplace juga tetap ada kebijakan yang mengatur jalannya jual beli,
kesepakatan-kesepakatan, dsb.
E-MARKETPLACE
File Presentasi (PPT)
Pengertian E-Marketplace
Electronik Marketplace merupakan sebuah pasar virtual dimana pasar tersebut menjadi tempat
bertemunya pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi. E-market mempunyai fungsi yang
sama dengan sebuah pasar tradisional, hanya saja yang menjadi perbedaan nya adalah E-Market
ini lebih terkomputerisasi dengan menggunakan bantuan sebuah jaringan dalam mendukung
sebuah pasar agar dapat dilakukan secara efisien dalam menyediakan up date informasi dan
layanan jasa untuk penjual dan pembeli yang berbeda-beda. Fungsi sebuah pasar sendiri adalah:
Menghubungkan antara penjual dan pembeli
Menentukan produk yang akan ditawarkan. Mencari pembeli atau penjual. Menemukan harga
yang sesuai.
Memfasilitasi transaksi
Transaksi antara lain pembayaran, pengiriman, pertukaran informasi dll
Menyediakan infrastruktur
Aturan pemerintah, hukum yang berlaku.
4 Evolusi E-Marketplace
Di dalam dunia maya, secara prinsip, e-Marketplace berkembang melalui empat tahapan evolusi
berdasarkan konsep yang dikembangkan oleh Warran D. Raisch. Keempat tahapan evolusi
tersebut masing-masing adalah: Commodity Exchanges, Value-Added Services, Knowledge
Networks, Value Trust Networks.
- Commodity Exchanges
Awal terbentuknya sebuah E-Marketplace adalah dimana terdapat berbagai pihak atau entiti
yang memiliki tujuan utama dalam berdagang. Sifat komoditas yang paling cocok
diperdagangkan dalam E-Marketplace adalah produk atau jasa. Alasannya adalah karena selain
sesuai dengan karakteristik transaksi dagang yang cepat dan berjangka pendek, barang-barang
komoditas ini mudah sekali menentukan harganya sehingga tidak sulit jika dipertukarkan secara
internasional (dengan memakai standar pembayaran semacam kartu kredit dan transfer bank).
- Value-Added Services
Evoulusi selanjutnya dari E-Marketplace adalah akan terbentuknya sebuah tempat dimana
terciptanya sebuah bentuk-bentuk penawaran baru terhadap metode jual-beli yang sudah ada di
suatu pasar konvensional. Filosofi utama yang mendasari jenis perdagangan ini adalah suatu
pandangan yang mengatakan bahwa setiap konsumen (atau calon pembeli) adalah unik, sehingga
mereka sebenarnya mengharapkan untukmemperoleh atau dapat membeli produk atau jasa yang
khusus sesuai dengan kebutuhan atau kesukaan masing-masing individu. Dengan kata lain,
perusahaan harus mampu menghasilkan dan menawarkan produk atau jasa yang dapat
di- tambahsulam-kan (tailor made) sesuai dengan keinginan unik pelanggan. Selain variasi
produk yang dapat disesuaikan, harga, cara pengiriman, lama garansi, jenis asuransi, dan hal-hal
lain pun dapat dipilih sesuka hati konsumen. Di e-Marketplace, hal ini sangat mudah dilakukan
karena banyak sekali aspek-aspek penciptaan produk atau jasa yang dapat dengan mudah di-
digitalisasi-kan. Semakin hal serupa tidak dapat dilakukan di pasar konvensional, semakin besar
value added yang ditawarkan oleh e-Marketplace. Industri dengan produk -produk yang dapat di
- digital-kan merupakan primadona di e-Marketplace ini seperti: media dan publikasi, musik dan
rekaman, hiburan, kurir, dan lain sebagainya.
- Knowledge Networks.
Evolusi ketiga dari E-Marketplace adalah sebuah perkumpulan yang berbasiskan
pengetahuan. Dalam hal ini hal yang menjadi titiknya adalah sumber daya manusia dengan
kompetensi dan keahlian yang beragam. Interaksi antara perusahaan dengan mitra bisnis,
stakeholder (yang berkepentingan), dan konsumen merupakan tidak hanya merupakan
sebuahkomunikasi pasif belaka, namun di dalamnya terkandung aspek-aspek pengetahuan yang
secara sadar atau tidak saling dipertukarkan. Lihatlah bagaimana dengan hanya berbekal fasilitas
browsing dan situs-situs portal, seseorang yang sangat awam di bidang tertentu dalam waktu
singkat dapat memiliki berbagai referensi berharga berkualitas tinggi untuk dipelajari. Tidak
pernah terbayangkan sebelumnya bahwa hanya dengan berbekal email dan situs (homepage),
seorang individu dapatmengembangkan bisnis dengan berbagai sumber daya data dan informasi
yang telah tersedia gratis di internet. Di samping itu, perusahaa n pun dapat belajar banyak dari
perusahaan-perusahaan lain, baik yang merupakan mitra bisnis atau pun para pesaingnya.
Konsumen pun menjadi bertambah pintar karena hampir tidak ada lagi hal yang dapat
disembunyikan oleh para penjual produk atau jasa. Hampir tidak ada lagi produk atau jasa
dengan kualitas buruk yang mampu bertahan lama di pasaran karena konsumen akan
diberitahu oleh sumber-sumber lain melalui internet mengenai produk atau jasa yang buruk
mutunya tersebut. E-Marketplace ini secara tidak langsung akan meningkatkan kualitas
perdagangan di dalam kehidupan manusia, karena sudah tidak ada lagi yang dapat dikelabui
atau dibodohi oleh siapapun. Setiap tawaran, ajakan, data, maupun informasi dapat dengan
mudah dicek kebenarnnya di internet.
- Value Trust Network
Evolusi terakhir dari E-Marketplace adalah value trust network. Evolusi terakhir dari emarketplace ini merujuk pada sebuah jaringan yang merupakan bertemunya berbagai individu,
komunitas, institusi, perusahaan, bisnis, pemerintah, negara, dan entiti lainnya. Sebuah
workgroup akan terbentuk di dalam sebuah dunia maya dengan berbagai dan bermacam-macam
kepentingannya masing-masing. Interaksi ini akan terwujud jika jaringan dari sebuah
marketplace dapat dipercaya dalam konteks ini adalah security yang aman. Berbagai prasyarat
yang harus dipenuhi oleh e-Marketplace untuk menuju kepada lingkungan tersebut di antaranya
adalah: faktor keamanan dalambertransaksi, jaminan privasi dalam berkomunikasi, adanya
standar pertukaran informasi antar institusi yang disepakati, dan berlakunya hukum dunia maya
yang efektif
Komponen Marketplace
Komponen dari sebuah marketplace hampir sama dengan komponen pada pasar tradisional pada
umumnya, yang paling penting agar terjadinya sebuah transaksi adalah dengan adanya calon
penjual dan pembeli. Disini akan diuraikan beberapa komponen yang menunjang sebuah
marketplace itu sendiri, yaitu:
Pelanggan
Pelanggan berasal dari seluruh dunia, yang surf melalui Web.
Penjual
Jutaan toko ada di Web, iklan dan menawarkan barang yang sangat bervariasi.
2. Customer Portals
Ciri-ciri dari Customer portals yaitu memiliki beberapa penjual, banyak pembeli, catalog based, dan
harga tetap. Menurut saya jenis seperti ini sangat tepat jatuh pada
contoh : http://202.43.163.90/ atau carrefour
4. Consortia-sponsored Marketplaces
Ciri-ciri Consortia-sponsored marketplaces yaitu memiliki sedikit pembeli, banyak penjual, pembeli
memiliki kontrol, dan harga tetap. Menurut saya jenis seperti ini sangat tepat jatuh pada
contoh : www.argomaret.com
http://beritapanji.blogspot.co.id/2011/05/mencari-tahu-contoh-jenis-dari-tiap-e.html
baru
di
dunia
bisnis
dan
perdagangan.
sebagai
media
Lelang merupakan suatu lembaga hukum yang sudah ada pengaturannya dalam
peraturan perundang-undangan sejak masa pemerintahan Hindia Belanda dahulu. Di
Indonesia lelang secara resmi masuk dalam Perundang-undangan sejak 1908, yaitu
dengan diberlakukannya Vendu Reglement atau peraturan lelang (stb 1908 no.189
sebagaimana telah diubah dengan dengan stb 1945 no 56) dan Vendu Instructie
(instruksi lelang stb 1908 nomor 190) yang hingga sekarang masih berlaku berdasarkan
Pasal II Aturan peralihan Undang-Undang Dasar Tahun 1945.
Lelang pada umumnya adalah suatu sarana untuk mempertemukan penjual dan
pembeli dengan tujuan menentukan harga yang wajar bagi suatu barang. Menurut
ketentuan Pasal 1 Vendu Reglement ordonansi 28 Februari 1908, menentukan bahwa
yang dimaksud dengan penjualan umum (openbare verkopingen) ialah pelelangan
dan penjualan barang, yang diadakan di muka umum dengan penawaran harga makin
meningkat, dengan persetujuan harga yang makin menurun atau dengan pendaftaran
harga, atau di mana orang-orang yang diundang atau sebelumnya sudah diberi tahu
tentang pelelangan atau penjualan, atau kesempatan yang diberikan kepada orangorang yang berlelang atau yang membeli untuk menawar harga, menyetujui harga atau
mendaftarkan.[1] Berdasarkan pengertian lelang tersebut dapat diketahui bahwa lelang
merupakan suatu proses yang sangat sederhana dan merupakan suatu mekanisme
pasar yang dipimpin oleh pejabat lelang dengan cara penawaran lisan dan semakin
naik atau semakin menurun dan atau secara tertulis dan tertutup untuk memperoleh
harga yang optimal.
Pengaturan tentang lelang juga terdapat di dalam peraturan menteri keuangan
seperti diantaranya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Lelang, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 174/PMK.06/2010
tentang
Pejabat
Lelang
Kelas
dan
Peraturan
Menteri
Keuangan
Nomor
dari
ketentuan
mengenai
lelang
sebelumnya
dalam
rangka
peraturan
perundang-undangan
diberi
wewenang
khusus
untuk
melaksanakan penjualan barang secara lelang. Pejabat Lelang Kelas I dan Kelas II
diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri. Orang yang
diangkat sebagai Pejabat Lelang harus memenuhi persyaratan sebagaimana diatur
dalam Pasal 3 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 174/PMK.06/2010 dan Nomor
175/PMK.06/2010 diantaranya meliputi: a) Sehat jasmani dan rohani; b) berpendidikan
paling
rendah
Sarjana
(S1)
diutamakan
bidang
hukum
dan
ekonomi
dan pelatihan (diklat) Pejabat Lelang; e) berpangkat paling rendah Pengatur (Golongan
II/c) untuk Pejabat Lelang Kelas I dan Penata (III/c) untuk Pejabat Lelang Kelas II; f)
memiliki kantor Pejabat Lelang; g) tidak memiliki kredit macet dan tidak termasuk dalam
daftar orang tercela; g) memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Untuk menjadi peserta lelang, setiap peserta harus menyetor uang jaminan
penawaran lelang yang disetor melalui rekening sesuai dengan pengumuman lelang
atau tunai secara langsung kepada bendahara penerima KP2LN/Pejabat Lelang pada
setiap pelaksanaan lelang. Penawaran diajukan secara tertulis dengan menyebut
nama, alamat penawar, harga yang disanggupinya dan kemudian ditandatangani oleh
pihak penawar. Pada lelang yang menggunakan harga limit, pejabat lelang dapat
mensahkan penawar tertinggi sebagai pembeli apabila penawaran yang diajukan telah
mencapai atau melampaui harga limit.[4]Setelah penawar tertinggi disahkan sebagai
pembeli maka ia wajib melakukan pelunasan kewajibannya membayar objek
lelang. Hak dan kewajiban baik penjual maupun pembeli lahir ketika telah ada
kesepakatan barang dan harga. Bagi penjual, hak dan kewajiban yang utama yaitu
berhak menerima pembayaran dan wajib menyerahkan hak milik atas barang yang
diperjualbelikan serta wajib menanggung kenikmatan tenteram atas barang dan
menanggung cacat-cacat yang tersembunyi. Sedangkan bagi pembeli, hak dan
kewajiban yang utama yaitu berhak atas penyerahan barang dari penjual serta wajib
membayar harga pembelian barang tersebut.[5]
Seiring dengan penggunaan media Internet yang semakin luas dalam bidang
perdagangan, mekanisme lelang kini dapat dilakukan dengan menggunakan media
internet. Pelaksanaan lelang melalui internet dikenal dan juga diatur dalam Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang. Hal
ini dapat dilihat dalam Pasal 1 butir 1 bahwa lelang adalah penjualan barang yang
terbuka untuk umum dengan penawaran harga secara tertulis dan/atau lisan yang
semakin meningkat atau menurun untuk mencapai harga tertinggi, yang didahului
dengan pengumuman lelang. Kemudian dalam Pasal 57 ayat (2) menyatakan dalam hal
penawaran lelang tidak langsung secara tertulis, peserta lelang mengajukan penawaran
dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi antara lain: LAN (local area
network), Intranet,
Internet,
pesan
singkat
(short
Lelang melalui internet termasuk kedalam jenis lelang non eksekusi dikarenakan
pelaksanaannya tidak didahului/ berdasar putusan pengadilan. Lelang non eksekusi
terbagi atas non eksekusi wajib dan non eksekusi sukerala. Cara melakukan
penawaran lelang melalui internet dilakukan secara tidak langsung dan tertulis.
Penawaran lelang tidak langsung dalam lelang noneksekusi sukarela melalui Internet
menurut ketentuan Pasal 57 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010,
setidak-tidaknya harus memenuhi ketentuan yaitu harus menggunakan perangkat lunak
yang khusus untuk penyelenggaraan lelang melalui Internet dengan harga semakin
meningkat, peserta lelang yang sah mendapatkan nomor peserta lelang dan sandi
akses (password), penawaran dilakukan secara berkesinambungan sejak waktu yang
ditetapkan sampai dengan penutupan penawaran sebagaimana disebutkan dalam
pengumuman lelang, nilai limit bersifat terbuka/ tidak rahasia dan harus ditayangkan
dalam situs, peserta lelang dapat mengetahui penawaran tertinggi yang diajukan oleh
peserta lelang lainnya secara berkesinambungan, dan pejabat lelang mengesahkan
penawar tertinggi sebagai pembeli berdasarkan cetakan rekapitulasi yang diproses
perangkat lunak lelang melalui Internet pada saat penutupan penawaran.
Lelang melalui internet di dalam dunia perdagangan secara elektronik (ecommerce) dikenal dengan istilah electronic auction (e-auction). Dalam IJCSNS
(International Journal of Computer Science and Network Security) e-auction diartikan
sebagai berikut:[2]
dengan
perkembangan. Pertama,
lelang melalui
lebih
rendah
lebih
[1] Rochmat Soemitro, Peraturan dan Instruksi Lelang, Bandung:Eresco, 1987, hlm 1
[2] Hameed Ullah Khan, et.al. Theoritical Model for e-Auction, International Journal of Computer Science and
Network Security, IJCSNS VOL.12 No.4, 2012, hlm 116
[3] Aras
Nur,
Peranan
e-Auction
Dalam
Pelelangan
Barang
dan