Anda di halaman 1dari 10

Tugas Kelompok ke-2

Week 4, Session 5
2502124920- Rachmadita Irsalina
2502094432 – Yudistiro Dwi S
2502044485 – Hermin Finnolia Dharmawan
2502120405 – Mohammad fariq
2502044062 – Adriana Sinta Anarita

Saat ini terdapat beberapa produk fashion dengan brand lokal asal Indonesia
telah berhasil merambah pasar Internasional, seperti MATOA dan ERIGO. Berawal
dari UMKM yang semakin berkembang hingga produk-produk lokal tersebut
mendapatkan pasar luar negeri. Teknologi informasi membuat produk-produk lokal
tersebut mudah untuk dijangkau oleh pasar dalam negeri hingga luar negeri. Penjualan
produk dilakukan secara offline dan online. Penyerapan produk meningkat signifikan
dengan didukung pembelian secara online.
Produk MATOA sering juga disebut MATOA INDONESIA merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang fashion khususnya untuk produk jam tangan.
Produk jam tangan brand MATOA dibuat secara handmade dengan bahan dasar dari
kayu dengan kualitas terbaik. Produksi jam tangan MATOA memberdayakan para
pengrajin lokal yang berasal dari Desa Ciwidey, Jawa Barat. Sasaran market dari
MATOA adalah anak-anak muda yang memiliki ketertarikan terhadap produk-produk
fashion. Kini produk MATOA telah menembus pasar global mulai dari Malasyia,
Jepang, Australia, Amerika Serikat, hingga Eropa.
Berikutnya produk brand fashion lokal ERIGO yang juga mendunia dan
menjadi trend saat ini. Erigo menjual produk-produk pakaian hingga celana yang
mengusung konsep OOTD (Outfit of The Day). Penjualan produk ERIGO dilakukan
melalui offline dan platform online. Disamping melakukan penjualan online melalui
e-commerce, bergabungnya ERIGO dengan program ekspor pada salah satu
marketplace semakin memudahkan untuk masuk ke pasar global. Penjualan produk
ERIGO meningkat pesat baik di dalam negeri maupun luar negeri. Kedua brand
fashion tersebut menunjukkan bahwa meskipun perusahaan dengan produk lokal akan

Global Supply Chain Management-R3


tetapi sangat penting untuk menjaga pelayanan dan kualitas agar mampu bersaing di
pasar global.

Pertanyaan
1. Bagaimana menurut kelompok anda, terkait dengan pendistribusian produk MATOA
dan ERIGO kepada konsumen di masa Pandemi Covid 19? (Poin 20)
Jawaban :
MATOA INDONESIA merupakan perusahaan yang bergerak di bidang fashion
khususnya untuk produk jam tangan. Produk jam tangan brand MATOA dibuat secara
handmade dengan bahan dasar dari kayu dengan kualitas terbaik. Produksi jam tangan
MATOA memberdayakan para pengrajin lokal yang berasal dari Desa Ciwidey, Jawa Barat.
Sasaran market dari MATOA adalah anak-anak muda yang memiliki ketertarikan terhadap
produk-produk fashion. Dalam pendistribusian produk nya selama pandemi, MATOA sendiri
tetap membuka toko offline di beberapa gerai baik di mall atau tempat yang lain dengan tetap
mematuhi aturan PPKM. Konsumen yang kesana juga harus memakai masker, menggunakan
hand sanitizer sebelum masuk ke MATOA House, pengecekan suhu, dan jumlah konsumen
maksimal 4 orang. Selain offline, distribusi produk MATOA Juga dilakukan di website
pribadi matoa. Matoa-indonesia, market place shopee, lazada dan tokopedia

Global Supply Chain Management-R3


Pada usahanya menembus pasar global dan menjual produknya sampai ke luar negeri
pada masa pandemi, MATOA menggunakan diferensiasi sebagai strategi dalam melakukan
ekspor. Hal ini diiringi dengan diferensiasi yang dilakukan melalui dimensi content, context
dan infrastructure yang memang efektif untuk diterapkan dalam rangka melakukan kegiatan
ekspor. Sama seperti penjualan didalam negeri, pada masa pandemi MATOA
mendistribusikan dan memperkenalkan produknya melalui online pada webiste resmi
MATOA, seperti pemasaran di social media, sedangkan sistem on-ground seperti workshop
yang terdapat di Bandung serta mengikuti beberapa acara pameran dan berbagai strategi
pemasaran lainnya. Proses pemesanan di mulai dari pre-order, kemudian MATOA memenuhi
pesanan pelanggan dan dikirim melalui kegiatan ekspor ke luar negeri. Penjualan dalam
negeri dan luar negeri untuk pendistribusian barang ke pelanggan melalui market place dan
official website resmi MATOA, yang kemudian didistribusikan melalui agen distribusi baik
dalam maupun luar negeri yang telah bekerja sama dengan MATOA.

ERIGO

ERIGO berdiri pada tahun 2010 yang dikomandoi oleh Muhammad Saddad, ERIGO
merupakan bisnis yang bergerak dalam bidang fashion atau clothing line, strategi marketing
dan branding serta promosi sangat gencar dilakukan, di mana ini ditujukan agar perhatian
konsumen dapat ditarik. ERIGO juga mengusung kampanye “Wandering Souls”, sebuah
manifestasi dari brand spirit yang bertujuan untuk mendorong dan menyemangati generasi
muda agar selalu memiliki rasa ingin tahu dan hasrat mengeksplorasi yang tinggi. Kampanye
ini merupakan apresiasi berbagai kultur, karakter serta gagasan yang diharapkan dapat
membawa serangkaian inspirasi untuk memperkaya pemikiran, karya dan kultur para
generasi muda lokal, terutama dalam bidang fashion.
Dalam mendistribusikan produknya semasa pandemi, eigo memasarkan produknya
pada official website, serta market place seperti Shopee, tokopedia, lazada dan zalora,
pandemi membuat konsumen belanja secara offline, dengan harga yang tergolong murah dan
di dukung kualitas produk yang baik Salah satu metode pemasaran erigo yakni melalui
Shopee dan Tokopedia. Namun Shopee menjadi favorit dalam membeli produk Erigo yang
saat ini jumlah pengikutnya mencapai 6,7 juta pengguna. Dalam akun Shopee Erigo Official
Shop terdapat berbagai informasi mengenai produk, harga, gambar produk yang dijual hingga

Global Supply Chain Management-R3


proses pengiriman produk ke tempat penerima. Hal ini membuat konsumen semakin minat
karena kemudahan informasi dan akses untuk berinteraksi baik dengan erigo maupun dengan
para konsumen yang telah memberikan ulasan mengenai produk tersebut. Sehingga dengan
harga yang terjangkau dan tersedia nya ulasan dari para konsumen yang terlebih dahulu
membeli produk Erigo yang semakin menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian
secara online.

Dalam mengaet minat beli yang luas dan bukan saja mengincar pasar dalam negeri,
namun ingin merambah ke luar negeri tentu ini menjadi ajang pembuktian untuk brand erigo
sendiri utuk para pesaing mereka untuk menunjukan eksistensi mereka yang serius ingin Go
Internasional Erigo sendiri sebelum datang ke New York Fashion Week mereka membuat
heboh menggunakan billboard di Time Square New York untuk melakukan promosi yang
dimana kita ketahui bahwa time square merupakan Billboars Iconic di New York dan dunia
dengan menggunakan metode itu tentu ada nilai viral marketing dan kualitas yang ingin
ditunjukan erigo dalam dunia fashion. Distribusi pembelian barang ke luar negeri juga

melalui

Global Supply Chain Management-R3


official website dari
erigo, yang secara langsung di pesan oleh pelanggan, kemudian erigo akan melayani
pembelian dan di kirim melalui kegiatan ekspor. Pendistribusian produk MATOA dan
ERIGO sudah tepat sasaran melalui offline dan online sangat penting di era globalisasi saat
ini yang tidak terbatas ruang dan waktu serta dapat melakukan shipping secara worldwide.

2. Berikan analisis kelompok anda apabila perusahaan-perusahaan dengan brand lokal yang
mendunia tersebut melakukan kebijakan off-shoring? (Poin 25)
Jawaban :
Offshoring merupakan kebijakan relokasi aktivitas produksi ke negara asing. Produk
yang dihasilkan melalui aktivitas offshoring kemudian diimpor untuk digunakan sebagai
hasil produksi domestik. Objektif utama dari kegiatan offshoring tak lain ialah untuk
menekan biaya. Namun, tidak dapat dipungkiri meskipun menyebabkan biaya produksi
lebih rendah sehingga menghasilkan profit yang lebih tinggi, dampak lain yang
ditimbulkan dari offshoring ialah hilangnya lapangan pekerjaan; tugas yang semula
dikerjakan oleh pegawai dalam negeri berubah menjadi dikerjakan oleh pekerja luar negeri
Apabila MATOA dan ERIGO memindahkan kegiatan produksi ke negara lain dengan
tujuan mengurangi biaya produkasi unit, terdapat dua kemungkinan yang terjadi pada
aspek keuntungan perusahaan: harga jual yang ditawarkan lebih rendah sehingga
permintaan pasar meningkat; atau profit yang didapatkan lebih tinggi jika harga jual dibuat
konstan. Akan tetapi, terdapat pula risiko yang bisa jadi dihadapi MATOA dan ERIGO,
seperti berkurangnya kendali terhadap proses produksi—termasuk pengendalian bahan
baku yang digunakan. Hal tersebut memungkinkan berkurangnya juga kualitas dari produk

Global Supply Chain Management-R3


yang dihasilkan, sehingga minat di pasaran dan kepuasan pelanggan pun ikut menurun.
Selain itu, menurut kelompok kami memilih kebijakan offshoring akan menyebabkan
MATOA dan ERIGO kehilangan salah satu strategi diferesiasi mereka. Difrensiasi
merupakan teknik penciptaan nilai yang membedakan suatu produk dari para
kompetitornya. Perusahaan seperti MATOA menawarkan nilai unik pada produk jam
tangannya yang dibuat dari kayu kualitas terbaik secara handmade dan dikerjakan oleh
pengrajin lokal dari Ciwidey, Jawa Barat. Kami menilai strategi tersebut mampu memikat
pasar di Indonesia sebab MATOA mendukung pemberdayaan sumber daya lokal. Oleh
karena itu, beralih pada kebijakan offshoring bukan hanya dapat membawa dampak pada
perusahaan MATOA dan ERIGO secara internal saja, melainkan juga perekonomian pada
tingkat yang lebih luas.
3. Identifikasi faktor-faktor apa saja yang perlu menjadi pertimbangan apabila perusahaan-
perusahaan dengan produk brand fashion lokal tersebut memilih melakukan kebijakan off-
shoring! (Poin 25)
Jawaban :
Ferreira dan Prokopets (2009) menunjukkan bahwa perusahaan harus mengevaluasi
dampak dari keputusan offshoring pada beberapa elemen kunci dari total biaya:
a) Harga Pemasok: harus link ke biaya dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung,
tenaga kerja tidak langsung, manajemen, overhead, amortisasi modal, pajak daerah,
biaya produksi, dan kepatuhan terhadap peraturan biaya lokal.
b) Ketentuan: biaya dipengaruhi oleh syarat pembayaran bersih dan setiap diskon
volume.
c) Ongkos Kirim: termasuk transportasi di negara, laut/angkutan udara, angkutan ke
tujuan, dan kemasan.
d) Persediaan dan pergudangan: termasuk persediaan di pabrik, penanganan dipabrik,
biaya gudang pabrik, persediaan rantai pasokan, dan biaya rantai pasokan
pergudangan.
e) Biaya kualitas: meliputi biaya validasi, biaya penurunan kinerja karena kualitas buruk,
dan biaya obat tambahan untuk memerangi penurunan kualitas.
f) Tugas pelanggan, pajak pertambahan nilai, insentif pajak daerah.

Global Supply Chain Management-R3


g) Biaya risiko, staf pengadaan, biaya broker, infrastruktur (TI dan Fasilitas), dan
perkakas dan biaya cetakan.
h) Tren nilai tukar dan dampaknya terhadap biaya.

Dari hal diatas dapat ditarik beberapa faktor yang menjadi pertimbangan brand
lokal fashion memilih melakukan kebijakan off-shoring yaitu :
a) Keamanan data perusahaan: penyedia jasa off-shoring biasanya melayani beberapa
klien sekaligus, maka perlu diperhatikan perihal keamanan data perusahaan. Jika
memiliki suatu concern tertentu akan hal ini, maka ada baiknya meminta pihak ketiga
memberikan jaminan kerahasiaan data atau jaminan ketersediaan layanan untuk klien.
b) Waktu tunggu yang lebih lama : memiliki karyawan on site tentunya bissa
memberikan jaminan waktu yang lebih singkat untuk menyelesaikan suatu
permasalhan yang muncul tiba-tiba. Dengan melibatkan perusahaan off-shoring ada
kemungkinan akan mengahadapi waktu tunggu yang lebih lama hingga suatu
permasalahan dapat terselesaikan.
c) Kesenjangan budaya : memperkejakan karyawan secara off-shoring bisa
menimbulkan adanya kesenjangan budaya termasuk kultur dalam bekerja. Hal ini
dapat disiasati dengan memberikan pelatihan kepada karyawan off-shoring untuk
mengerti kebiasaan perusahaan dalam bekerja dan kebiasaan komunikasi yang
berlaku untuk mendukung pekerjaan sehari-hari.
d) Biaya tinggi yang tak terduga: untuk kualitas karyawan yang baik, terkadang perlu
mengeluarkan anggaran yang lebih. Hal ini disebabkn oleh kualitas mendunia yang
dimiliki oleh tenaga kerja off-shoring.
e) Standar kualitas bisnis yang berbeda: dalam melakukan off-shoring, adanya
kemungkinan kualitas pekerjaan yang tidak sesuai. Faktor seperti indivisu yang tidak
berpengalaman, manajemen tim lemah, dan kegagalan untuk memahami spesifikasi
bisa menyebabkan autcome yang tidak sesuai dengan standar ataupun ekspektasi.
f) Komunikasi yang tidak transparan: karena lokasi tenaga kerja yang jauh, perlu
dilakukan komunikasi yang transparan dengan memanfaatkan aplikasi untuk
melakukn meeting secara daring dan aplikai yang bisa mengorganisir pekerjaan yang
harus diselesaikan.

Global Supply Chain Management-R3


4. Situasi ekonomi global berangsung-angsur mengalami pemulihan, hal ini merupakan
kesempatan yang baik bagi para pelaku usaha untuk merespon pasar. Permintaan pasar
tinggi ditunjukkan dengan peningkatan penjualan produk secara online karena banyaknya
voucher yang diberikan oleh pihak marketplace untuk menarik pembeli. Diskusikan
dengan kelompok anda terkait dengan “upaya” yang perlu dilakukan perusahaan jika
tingginya pesanan tersebut justru berpotensi menyebabkan lead time produk yang panjang
sehingga berdampak pada pengalaman pelanggan! (Poin 30)

Jawaban :

Lead Time adalah jumlah waktu antara inisiasi proses dan penyelesaian. Untuk
pelanggan, Lead Time adalah waktu antara pesanan pelanggan yang dikonfirmasi dan jadwal
pengambilan atau pengirimannya berdasarkan syarat dan ketentuan. Ini bervariasi
berdasarkan pelanggan dan produk. Lead time umumnya diterapkan oleh perusahaan di
bidang jasa dan manufaktur. Pada dasarnya apa pun jenis bisnis yang digeluti, lead time harus
diperhatikan. Istilah lead time adalah sendiri akan berbeda arti di setiap bidang,
menyesuaikan operasi bisnis yang dijalankan.
Lead time yang tinggi apalagi ditengah maraknya belanja online dengan promo
berdampak pada tingginya persediaan. Hal ini akan memengaruhi kepuasaan konsumen.
Bahkan, berisiko menyebabkan konsumen mencari barang alternatif lainnya. Mengingat
lead time sangat penting lantaran mengacu pada jumlah waktu, lead time yang terlalu
lama rentan menyebabkan pemborosan waktu dan sumber daya. Oleh karena itu, sangat
penting untuk melakukan peninjauan lead time untuk meningkatkan produktivitas. Makin
pendek lead time yang diperlukan, makin tinggi potensi keuntungan dan kepuasan konsumen
yang akan didapatkan.
Kunci untuk memahami dan mengurangi lead time adalah peta aliran nilai rantai
pasokan. Biasanya peta aliran nilai hanya mempertimbangkan proses dalam satu
fasilitas. Peta aliran nilai rantai pasokan yang diperluas memetakan aliran produk dari
pemasok, dan mungkin bahkan dari pemasok mereka sepanjang rantai pasokan ke bisnis. Ini
juga dapat melangkah lebih jauh dan meluas melalui bisnis ke pelanggan. Dengan
mempertimbangkan seluruh produk dan aliran informasi, peta aliran nilai rantai pasokan akan
memberi pemahaman yang jelas tentang apa yang membentuk waktu tunggu. Hal ini

Global Supply Chain Management-R3


kemudian dapat mengembangkan peta keadaan masa depan untuk mulai mengurangi waktu
tunggu. Pembisnis perlu melibatkan pemasok dalam proses ini tetapi lakukan pendekatan
kolaboratif. Tujuannya adalah untuk mengurangi waktu tunggu dan membuat segalanya lebih
mudah bagi semua orang, bukan memaksakan kehendak pada pemasok. Mulailah dengan
melihat aliran informasi dari pembisnis ke pemasok dan aliran produk dari pemasok ke
Pembisnis. Saat Pembisnis membangun kepercayaan mungkin dapat mulai menelusuri
lebih dalam ke dalam proses internal pemasok.
Beberapa Solusi Mengurangi Lead Time :
a. Kurangi kegiatan yang tidak memberikan efek positif dan menambah nilai. Siapkan
daftar kegiatan lalu hapus aktivitas yang dinilai tidak memberikan keuntungan.
b. Untuk mempercepat durasi pengiriman barang, pilih ekspedisi yang menawarkan waktu
lebih cepat dengan jumlah armada banyak. Dari sisi biaya, pengiriman singkat jelas lebih
mahal. Namun, sebanding dengan kepuasan konsumen yang akan didapatkan.
c. Mengurangi lead time dapat dilakukan dengan cara menggabungkan dua kegiatan yang
berbeda. Contohnya, menggabungkan lokasi produksi dengan perakitan di satu tempat.
Dengan cara ini, pembisnis bisa mengurangi lead time pengangkutan bahan baku yang
diperlukan selama proses produksi hingga perakitan.
d. Gunakan sistem otomatis untuk mengisi inventori atau memesan barang kepada pemasok.
e. Jika dalam proses produksi menggunakan bahan lokal asal luar negeri, maka carilah
pemasok lokal dengan kualitas setara. Membeli bahan baku lokal dari pemasok lokal
efektif mengurangi waktu tenggang.
f. Membuat prediksi penjualan, prediksi penjualan akan dapat membantu pengelolaan
inventaris pada gudang penyimpanan, sehingga dapat mengantisipasi produk yang
dibutuhkan oleh pelanggan akan dapat dengan cepat diproses sesuai pesanan yang masuk. 
g. Pemberian insentif terhadap pemasok yang mampu bersaing dalam memenuhi lead time
yang diingikan dalam bentuk bonus. Hal tersebut sebagai stimulasi agar dapat
menawarkan proses produksi yang lebih cepat. 

Global Supply Chain Management-R3


Refrensi :

Lecture note week 4 : Desain Jaringan Rantai Pasokan dan Perancangan Jaringan Rantai
Pasokan Global
https://employers.glints.com/id-id/blog/offshoring-dan-outsourcing-apa-saja-manfaatnya/ 

https://justhanes.wordpress.com/2017/06/09/merancang-jaringan-rantai-pasokan-global/ 
 
Waters,  D.  (2019). Supply  chain  management:  An  introduction  to  logistics. 
Bloomsbury Publishing. 
 
Modak, N. M., & Kelle, P. (2019). Managing a dual-channel supply chain under  price 
and  delivery-time  dependent  stochastic  demand. European  Journal  of Operational
Research, 272(1), 147-161. 
 
Nawangsih. (ND). Peranan Strategi Diferensiasi Produk Berbasis Creative Entrepreneur
Untuk Meningkatkan Keunggulan Kompetitif Produk. Prosiding Seminar Nasional: Prodi
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember. ISBN 978-602-60569-2-4.
Hal. 80.
Diakses melalui https://jurnal.unej.ac.id/index.php/prosiding/article/download/3668/2858/
pada 26 Maret 2023. 

 
Schroder, Enno. (2018).  Offshoring, employment, and aggregate demand. 30:179–204.
Diakses melalui https://link.springer.com/content/pdf/10.1007/s00191-018-0582-4.pdf?
pdf=button pada 26 Maret 2023. 
 
https://lodi.id/2022/11/25/mengoptimalkan-lead-time-dalam-proses-pemenuhan-pesanan-
bisnis-anda/ 
 
 

Global Supply Chain Management-R3

Anda mungkin juga menyukai