Anda di halaman 1dari 15

BAB I

TRANSFORMASI DIGITAL

Tujuan Pembelajaran (Chapter I Learning Objectives)

● Menjelaskan pengertian digital


● Menjelaskan pengertian transformasi digital dan mengapa hal tersebut dibutuhkan
● Mendiskusikan bagaimana transformasi digital dapat mempengaruhi suatu
kegiatan industri
● menjelaskan bagaimana suatu institusi berbasis digital berbeda dari institusi yang
mengadopsi teknologi
● Menjelaskan siapa yang terpengaruh oleh transformasi digital
● Menjelaskan teknologi utama yang mempengaruhi digital landscape

1. Pengertian Transformasi Digital

Pada saat ini sering terdengar kata-kata digitalisasi dan transisi digital yang digunakan
oleh praktisi TI dan juga praktisi non-TI. Kata-kata ini digunakan oleh praktisi TI karena
para profesional tersebut memiliki kaitan dan merupakan bagian dari perkembangan
Teknologi Informasi. Profesional non-IT juga menggunakan kata-kata digitalisasi, hal ini
disebabkan karena saat ini adalah periode pertumbuhan pasar digital di seluruh dunia.
Penjelasan yang dapat mendasarinya adalah setiap individu di dunia ingin melakukan
pekerjaan mereka dalam waktu singkat dan mandiri serta mendapatkan banyak
keuntungan. Oleh karena itu, para profesional non-TI yang melakukan bisnis di sektor ini
bertujuan untuk memperluas perusahaan mereka dan mendapatkan keuntungan besar
dalam kurun waktu singkat, dan mereka lebih tahu kata-kata tersebut karena kata-kata
ini adalah istilah Teknologi Informasi dan metode Teknologi Informasi terbaru untuk
setiap proses pengembangan perusahaan. Sejarah komputasi secara keseluruhan telah
berubah selama 70 tahun terakhir. Komputasi, yang awalnya ditentukan oleh tabung
hampa, telah maju dari transistor ke semikonduktor ke komputasi mainframe ke
komputasi mini ke komputasi pribadi ke Internet dan sekarang ke IOT pada tahun 2020.
Jangkauannya telah meningkat dari 1 juta menjadi 50 miliar .
Konsep digitalisasi dan transisi digital yang disinggung di atas saling memengaruhi
dan kadang sedikit beririsan. Pertama-tama, mengetahui definisi kata-kata sangat
penting, yang digambarkan sebagai berikut:

Digitalisasi
Metode mentransformasi atau mengubah suatu gambar kertas/analog ke representasi
digitalnya dinamakan digitalisasi. Hal ini untuk mengubah non-digital menjadi digital yang
dapat diakses oleh program komputer sehingga mengoptimalkan proses yang
diperlukan. Sebagai Contoh proses digitalisasi adalah : membaca dokumen fisik dan
kemudian menyimpannya dalam bentuk dokumen digital, seperti PDF, MS Word,
Notepad dan MS Excel pada perangkat hard drive. Kegiatan menulis catatan dalam
format file Excel. Proses mengubah kaset VHS analog ke CD atau DVD yang berisi data
optik juga merupakan salah satu bentuk digitalisasi.

Transformasi digital

Perubahan atau transformasi semua kegiatan bisnis, proses, produk, dan model dari
secara manual menjadi digital dengan menggunakan atau menerapkan semua teknologi
dan data digital terbaru dari Sektor TI, maka seluruh prosedur ini dikenal sebagai
transformasi digital. Transformasi digital adalah suatu cara disain ulang tentang
bagaimana suatu organisasi menggunakan teknologi, orang, dan proses yang secara
fundamental mengubah kinerja bisnis (Westerman et al., 2014). Tujuan menyeluruh dari
penggunaan metode transformasi digital ini adalah untuk meningkatkan efisiensi,
efektivitas biaya, kapasitas, kemampuan, manajemen risiko dan keahlian di setiap sektor,
serta untuk mengidentifikasi cara baru untuk monetisation. Hal ini mengharuskan
perusahaan untuk mengubah model bisnis, infrastruktur, proses, dan budayanya secara
mendalam, semuanya diarahkan untuk terus-menerus menemukan sumber nilai
pelanggan baru.

2. Langkah Transformasi Digital

Langkah-langkah untuk Transformasi Digital :


Langkah-langkah untuk mengimplementasikan transformasi digital sangat bervariasi
berdasarkan pada kebutuhan dan tujuan bisnis. Kerangka kerja untuk melakukan
pendekatan transformasi digital yang perlu dilakukan berdasarkan kebutuhan organisasi:
1. Membangun Bisnis Proses yang Baru:
Transformasi digital dimulai dengan mendefinisikan ulang proses bisnis yang ada. Hal ini
bisa melingkupi seluruh operasi perusahaan atau sesuatu yang sangat kecil seperti
mengoptimalkan mekanisme umpan balik pelanggan. Menjadi seorang Chief Information
Officer mungkin akan sulit untuk mengubah proses yang telah bekerja dengan baik untuk
bisnis selama bertahun-tahun. Ini adalah masalah mendasar transformasi digital yang
mengharuskan pengambil keputusan membuat langkah dengan suatu risiko yang
diperhitungkan. CIO perlu menganalisis pasar dan data internal perusahaan untuk
mengetahui proses yang dimiliki dalam ruang lingkup menuju optimasi
2. Identifikasi Teknologi Utama:
Meskipun ada banyak teknologi terkini dengan pertumbuhan dan adopsi yang cepat, tidak
berarti bahwa perlu menerapkan semuanya dalam bisnis. Pilihan teknologi tergantung
pada proses yang akan dioptimalkan. Teknologi, sebetulnya, hanyalah sarana untuk
mendukung ide. Pengguna sering kewalahan dengan teknologi modern dan mencoba
menerapkan semuanya dalam proses bisnis yang ada saat ini. Fokusnya harus pada
menemukan teknologi yang sesuai dengan tujuan bisnis dan menerapkannya secara
efektif.
3. Menguraikan Paradigma Inovasi:
Ketika mulai dengan transformasi digital, sangat tidak mungkin untuk menemukan yang
pas dalam upaya pertama. Jika menemukan teknologi yang baru yang dirasakan cocok,
tetap akan memerlukan mekanisme untuk mengimplementasikan inovasi baru tersebut
di masa depan dengan mudah. Ini mengharuskan perusahaan untuk beralih dari hierarki
manajerial tradisional untuk lebih terlibat dengan karyawan di level bagian bawah. Perlu
mendefiniskan kembali budaya kerja untuk menciptakan lingkungan yang dinamis di
mana perbedaan pendapat dan dan suatu perubahan lebih dihargai daripada dihindari.
4. Membangun Talent Pool (mengumpulkan karyawan yang berbakat)
Untuk menerapkan teknologi inovatif, perusahaan akan membutuhkan orang-orang yang
terampil dan dinamis yang bersedia untuk menjadikan ide menjadi rencana yang dapat
ditindaklanjuti. Tanpa ahli IT yang terampil, akan sulit untuk mengimplementasikan
teknologi inovatif. Sebagai allternative lain perusahaan dapat memberikan pekerjaan
pemberdayaan (outsource) ke perusahaan IT yang lebih ahli dalam bidang teknologi ke
suatu proyek yang saat ini sedang dikerjakan. Manfaat dari pendekatan ini adalah
perusahaan akan menghemat biaya rekrutmen dan pelatihan dan akan dapat berputar
dari satu strategi ke strategi lainnya. Bahkan ketika perusahaan melakukan outsourcing
proyek juga akan membutuhkan tim in-house untuk mengkomunikasikan perubahan dan
mengimplementasikannya dalam organisasi. Dalam hal ini, kebutuhan untuk merekrut
orang baru benar-benar tergantung pada kemampuan tenaga kerja yang ada pada saat
ini.
5. Menetapkan Roadmap:
Setelah mengetahui yang perlu dilakukan, maka selanjutnya adalah menentukan peta
jalan untuk dieksekusi. Seluruh implementasi harus dilakukan secara bertahap. Lebih
baik untuk mencoba dan menguji hipotesis dalam skala kecil sebelum menyelesaikan
semua rencana. Setiap fase pelaksanaan harus diakhiri dengan tonggak mitigasi risiko
yaitu pencapaian yang menunjukkan adanya pengurangan dari risiko saat mengeksekusi
keputusan.

6. Menentukan Key Performance Indicator (KPI)

Rencana tidak lengkap tanpa tujuan. Untuk mengukur efektivitas rencana perlu
dipersiapkan beberapa indikator kinerja utama (key performance indcator/KPI). Metrik ini
akan menunjukkan efektivitas rencana dan juga akan memandu pengambilan keputusan
di masa depan. Perlu menetapkan tujuan yang memiliki angka yang jelas dapat dicapai
bersama dengan garis waktu. Sasaran-sasaran ini akan memandu dan mengoptimalkan
seluruh eksekusi dan memastikan bahwa institusi tidak kehilangan fokus.

Setelah institusi menyelesaikan semua langkah transformasi digital, inilah saatnya untuk
mengulang. Penting bagi user untuk memperbarui strategi secara berkala berdasarkan
kondisi dan hasil pasar. Perlu rasanya terus menerus memutar strategi sampai
menemukan teknologi dan proses yang tepat untuk era digital.

3. Bentuk-bentuk transformasi dan disrupsi yang disebabkan oleh


perkembangan TIK dalam bidang Industri
Dirsupsi teknologi adalah suatu inovasi yang secara signifikan mengubah bagaimana
cara konsumen dan industri dalam berbisnis. Dirsupsi teknologi menggantikan sistem
atau pola yang sudah berjalan karena memiliki keunggulan tertentu. Istilah disruptive
innovation dicetuskan pertama kali oleh Clayton M. Christensen dan Joseph Bower pada
artikel "Disruptive Technologies: Catching the Wave" di jurnal Harvard Business
Review (1995). Menjadi perusahaan digital membutuhkan perubahan yang jauh lebih
besar daripada sekadar berinvestasi dalam teknologi terbaru. HaI ini membutuhkan
perubahan dalam:
• Model Bisnis Digital: Perusahaan perlu secara fundamental mengubah cara
mengidentifikasi, mengembangkan, dan meluncurkan bisnis baru
• Model Operasi Digital: Perusahaan perlu mengikuti pendekatan lean (ramping) untuk
fungsi inti dan pendukung
• Bakat dan Keterampilan Digital: Perusahaan perlu menarik, mempertahankan, dan
mengembangkan talenta pegwai yang tepat
• Metrik Traksi Digital: Perusahaan perlu mengadopsi metrik traksi Digital yang lebih
baru karena KPI tradisional tidak lagi efektif dalam bisnis digital

Industri besar dipengaruhi oleh transformasi digital. Beberapa diantaranya adalah:


asuransi, Perbankan dan Keuangan, Kesehatan, Manufaktur, Teknologi Informasi,
Perjalanan, Transportasi dan Logistik, Eceran

Bahasan mengenai contoh apa yang dilakukan oleh industry dalam transformasi
digital ada pada penjelasan berikut :.
1. Asuransi
Digitalisasi di sektor asuransi telah mengubah cara orang memanfaatkan polis
asuransi. Sebagai contih Allianz Life Indonesia memperkenalkan aplikasi digital untuk
tenaga pemasar asuransi jiwa dan kesehatan, yaitu Allianz Discover. Aplikasi ini
mengintegrasikan ekosistem penjualan lengkap, termasuk tools untuk interaksi dengan
nasabah, mengajukan SPAJ, tracking, serta layanan untuk nasabah ke dalam perangkat
tablet yang dapat dimanfaatkan oleh lebih dari 30.000 agen. Sejak diluncurkan pada
bulan Januari 2015, aplikasi tersebut telah berkembang dari tools untuk mengirimkan
polis asuransi jiwa secara online, menjadi pengalaman penjualan dan layanan secara
digital yang menyeluruh (digital sales and service experience). Jika proses aplikasi polis
asuransi jiwa menggunakan kertas konvensional membutuhkan waktu lebih dari tujuh
hari sejak pengajuan hingga penerbitan polis asuransi, Allianz Discover dapat
memproses aplikasi lengkap hanya dalam waktu lima menit.

2. Perbankan dan Keuangan


Adopsi digital di sektor perbankan telah membantu peningkatan dari perbankan
tradisional ke pendekatan Omni-channel. Bank dan operator keuangan secara agresif
memodernisasi infrastruktur teknologi untuk memungkinkan pertumbuhan saat ini dan
masa depan di semua sektor bisnis. Transformasi digital lebih dari sekedar menyediakan
layanan online dan mobile banking. Industri finansial perbankan perlu berinovasi dalam
menggabungkan teknologi digital dengan interaksi nasabah, dalam hal ini temuan-
temuan teknologi baru tersebut haruslah mempermudah dan memberikan kenyamanan
bagi pengguna dalam mengakses layanan perbankan. Salah satunya adalah perbankan
digital yang menggambarkan proses virtual penunjang seluruh layanannya.

Kini, banyak bank yang sudah mulai mengembangkan fitur-fitur perbankan digital
mereka. Tak hanya penyediaan aplikasi dan website untuk bertransaksi saja, digitalisasi
juga dilakukan pada kantor cabang. Misalnya, kini beberapa bank sudah memiliki aplikasi
untuk reservasi nomor antrean, lalu untuk cetak dan ganti buku tabungan sudah bisa
dilakukan lewat mesin. Bahkan untuk membuka rekening pun kini sudah dapat dilakukan
secara self service oleh nasabah, tanpa harus datang ke kantor cabang. Begitu juga
dengan kinerja teller, yang dulu menghitung uang secara manual, kini sudah
menggunakan mesin khusus. Peralihan dunia perbankan konvensional menjadi digital
dapat meningkatkan efisiensi proses kerja dan meningkatkan kualitas layanan nasabah.
Apalagi, pola transaksi nasabah di zaman kini mengharuskan adanya kemudahan dalam
setiap layanan perbankan. Terciptanya pasar baru dari generasi nasabah yang lebih
muda juga menjadi salah satu faktor mengapa perbankan harus siap berubah. Dengan
melakukan digitalisasi, bank sudah melakukan “investasi” jangka panjang untuk masa
depan. Dikatakan demikian karena channel-channel digital mampu menghemat
biaya cost per transaction

3. Kesehatan
Penerimaan digital di sektor perawatan kesehatan telah merevolusi seluruh
pelayanan kepada asien, mulai dari membuat janji temu hingga proses tindak lanjut,
dengan cara yang baru dan menarik. Beberapa Rumah Sakit di Indonesia menerapkan
sistem terintegrasi dengan SAP Electronic Medical Records and Business Process
Management. Solusi ini meningkatkan rumah sakit untuk menerima informasi operasional
dan klinis secara real-time yang dapat diandalkan sehingga proses pengambilan
keputusan terakselerasi serta realisasi pendapatan yang optimal.
Solusi administratif dan klinis dari SAP akan berjalan di platform SAP HANA, termasuk
keuangan, pengadaan, inventaris, manajemen pasien, tagihan dan rekam medis
elektronik (Electronic Medical Records). (https://inet.detik.com/business/d-
4296937/transformasi-digital-industri-kesehatan-di-indonesia-seperti-apa)
4. Manufaktur
Transformasi digital merevolusi cara produsen berbagi dan mengelola produk. Salah
satu perusahaan manufaktur di Indonesia yang melakukan transformasi digital di
Indonesia adalahg PT Nutrifood. Salah satu yang dilakukan adalah implementasi
tranformasi digital di bagian sumber data manusia. PT Nutrifood mengembangkan
enterprise social network di media sosial sebagai peranti kerja yang menyokong
pekerjaan tiap unit bisnis, seperti Divisi Penjualan dan Pemasaran. Namanya, Workplace
dari Facebook, yang mewajibkan tenaga penjualan dan pemasaran menggunakan
aplikasi tersebut. Selain itu, Workplace juga bisa digunakan untuk sharing knowledge,
quarterly report, bahkan daily report omset (https://swa.co.id/business-
champions/leaders/future-hr-leaders/herman-yosef-paryono-kreator-transformasi-digital-
sdm-nutrifood)
5. Bisnis Perjalanan Wisata
Konsumen mengandalkan saluran dan platform digital untuk semua kebutuhan
perjalanan mereka, mulai dari pemilihan tempat hingga pemesanan. Ini benar-benar
mengubah pengalaman perjalanan wisatawan. Di industri pariwisata kegaiatan search
and share 70% sudah melalui platform digital. Bahkan salah satu perusahaan di
Indonesia menawarkan virtual tour, yaitu jalan-jalan virtual ke berbagai destinasi favorit
di Indonesia maupun mancanegara (https://industri.kontan.co.id/news/dukung-
transformasi-digital-industri-pariwisata-blibli-sediakan-virtual-tour)
6. Transportasi dan Logistik
Integrasi digital telah membantu meningkatkan efisiensi, kecepatan, dan waktu, yang
merupakan inti dari industri transportasi dan logistik. Salah satu perusahaan logistic di
Indonesia yaitu JNE mengembangkan bisnisnya dengan melakukan perubahan di bidang
teknologi. Lewat platform baru, baik konsumen maupun internal JNE dapat memantau
beberapa inovasi melalui aplikasi, salah satunya adalah sistem pelaporan untuk
pelacakan barang bagi para konsumen e-commerce. Hal ini memungkinkan konsumen
untuk mengetahui di mana kiriman mereka berada di setiap tahap perjalanan pengiriman
barang serta memberikan JNE visibilitas menyeluruh untuk keseluruhan transaksi, yang
pada akhirnya menghasilkan performa yang baik serta waktu respons yang lebih cepat.
(https://www.merdeka.com/uang/transformasi-digital-jne-gandeng-oracle-kembangkan-
sistem-pintar-pelacakan-barang.html)

7. Ritel
Integrasi digital telah membantu dalam menciptakan layanan yang dipersonalisasi
kepada pelanggan di sektor ritel. Salah satu usaha ritel di Indonesia yaitu PT Matahari
Putra Prima MPPA menciptakan kembali bisnis berbasis online, dengan meluncurkan
Hypermart Mobile, yakni sebuah aplikasi ponsel pintar untuk pembelian online, di 4 gerai
di wilayah Jabodetabek hingga akhir tahun 2018 dan juga membangun Hypermart online
dengan website https://shop.Hypermart.co.id. Bisnis online ini berkolaborasi dengan
OVO dan Grab (Grab Delivery), yang masing-masing adalah sebuah perusahaan fintech
terdepan dan penyedia jasa layanan antar berbasis komunitas di Indonesia, untuk
mewujudkan pembayaran dan belanja online yang aman dan nyaman serta mampu
diantar dalam waktu 30 menit di sekitar radius 5 kilometer Namun animo masyarakat
belum terlihat positif dari peluncuran ini apabila dibandingkan dengan aplikasi e-
commerce lainnya yang telah berjaya seperti tokopedia, shopee, JD.Id ataupun aplikasi
khusus belanja keperluan dapur seperti tukangsyaur.co dan sayurbox. Basis online
Hypermart pun belum memperoleh perhatian publik sehingga Hypermart harus pandai
dalam mengatur keuangan agar tetap bertahan misalnya dengan efisiensi.

4. Perbedaan institusi berbasis digital berbeda dari institusi yang


mengadopsi teknologi Digital

Penerapan transformasi digital di berbagai industri memberi wawasan tentang


relevansi dan pentingnya suatu institusi berbasis digital. Namun, agar transformasi digital
berhasil, perlu dukungan berbagai kemajuan teknologi digital. Dampak digital pada hidup
akan mencakup segalanya, baik itu mengirimkan pesan kepada seseorang, memesan
makanan, atau memesan taksi. Semuanya sudah digital. Perubahan itu tidak terlihat
tetapi benar dan mengubah kehidupan orang.
Menjadi digital lebih dari sekadar memiliki aplikasi seluler, melengkapi tenaga
penjualan dengan iPad, berjuang untuk mendapatkan suka di Facebook, atau
memindahkan data organisasi ke cloud. Ini tentang menciptakan harmoni dalam berbagai
komponen yang saling terkait saat berbisnis. Para eksekutif membutuhkan kerangka
kerja untuk melihat bagaimana komponen saling bekerja sama sehingga mereka dapat
merencanakan jalan secara mandiri untuk menjadi digital. Digital mengacu pada
peningkatan keterhubungan antara orang, proses, dan produk sekaligus menghasilkan
wawasan dari informasi yang dihasilkan untuk menciptakan nilai. Digital tidak terbatas
pada adopsi teknologi. Digital mengharuskan perusahaan untuk memiliki transformasi
dari perusahaan yang baik, dengan penekanan pada inovasi strategis untuk jangka
panjang dan kepemilikan bersama di mana teknologi mendukung proses tersebut.
Perbedaan antara menjadi institusi berbasis digital dan institusi yang mengadopsi
teknologi digital terlihat pada Tabel 1,

Tabel 1. Perbedaan Pengertian Menjadi institusi Berbasis Digital dan Institusi yang
Mengadopsi Teknologi
Institusi Berbasis Digital Institusi yang mengadopsi Teknologi
Digital
Berfokus pada membeli Berfokus untuk membeli teknologi
teknologi yang paling sesuai terbaik dan terkini tanpa
dengan kebutuhan bisnis mempertimbangkan kebutuhan
bisnis
Melakukan perubahan budaya Tidak membutuhkan perubahan
secara keseluruhan sebelum budaya
adopsi
Menuntut pandangan Tidak memerlukan referensi dari
menyeluruh tentang masalah pemimpin industry tentang masalah
bisnis dari para pemimpin bisnis
Berfokus pada inovasi strategis Memiliki perspektif sempit untuk
dari perspektif jangka panjang memenuhi kebutuhan bisnis yang
mendesak
Melakukan perubahan dalam Memainkan peran pendukung dalam
elemen inti dan kebijakan bisnis transformasi digital

Transformasi digital terkadang disebut sebagai transformasi bisnis. Proses penciptaan


nilai melalui keterhubungan dalam berbagai komponen memerlukan pemeriksaan ulang
seluruh cara menjalankan bisnis dan menjelajahi batas-batas nilai yang baru. Ini mungkin
melibatkan pengembangan bisnis yang sama sekali baru dalam kategori yang
berdekatan. Transformasi bisnis melalui adopsi teknologi Digital telah mengubah seluruh
lanskap keterlibatan klien, perdagangan, pemasaran, dan lainnya di seluruh industri.
Organisasi perlu berevolusi secara digital untuk mengatasi lanskap bisnis yang terus
berubah. Alasan semakin pentingnya Transformasi Digital adalah:
• Acceleration of Change - Laju perubahan digital meningkat secara eksponensial,
sehingga sangat sulit untuk mempertahankan posisi kepemimpinan industri dan
membutuhkan percepatan solusi digital baru yang dibawa ke pasar.
• Persaingan Digital - Meningkatnya tekanan persaingan digital telah memaksa bisnis
yang sudah lama berdiri untuk menguji kembali model mereka di jalur start-up digital
yang lahir"baru.
• Harapan Pelanggan - Pelanggan mengharapkan pengalaman yang baik di semua titik
kontak. Penting untuk memastikan bahwa interaksi mereka baik dan lancer.
• Adopsi Digital: Adopsi digital dari Big data, otomatisasi, dan IoT mengharuskan
perusahaan untuk bertransformasi sepenuhnya.

5. Pengaruh Transformasi Digital terhadap Individu dan Perusahaan/Bisnis

Gagasan bahwa pelanggan dapat memesan mobil di mana saja dan kapan saja dengan
satu klik telah mengubah gagasan tentang layanan transportasi khusus dalam skala
besar. Fenomena Uber menjadi contoh untuk mengubah konsep layanan. Keberhasilan
aplikasi ini, yang dihasilkan dari revolusi digital, hanyalah awal dari transformasi ekonomi
yang tak terhindarkan dengan kecenderungan para profesional yang berdampak dari
semua sektor.

Transformasi Digital: Dampak pada Individu

Eksekutif:
Transformasi ini berarti perubahan cara pandang orang-orang yang mengatur proses
organisasi. Institusi membutuhkan perubahan di antara para eksekutif yang dikarenakan
yang memainkan peran utama dalam pengembangan strategi dan pelaksanaannya. Hal
tersebut menuntut para eksekutif untuk memiliki visi dan memikirkan kembali seluruh
proses pelaksanaan bisnis, mengubah segalanya mulai dari pembuatan produk hingga
cara pemasaran dan layanannya. Transformasi digital juga menuntut para eksekutif untuk
mengalihkan perhatian mereka dari menyempurnakan produk yang sudah ada ke
beradaptasi dengan perubahan baru. Proses ini melibatkan integrasi proses bisnis baru,
praktik, dan sistem informasi yang selaras dengan tujuan untuk memelihara hubungan
pelanggan yang baik.
Chief Experience Officer (CXO
Seorang chief experience officer (CXO) adalah seorang eksekutif yang bertanggung
jawab atas keseluruhan mengenai produk dan layanan organisasi. Transformasi digital
membutuhkan perubahan tidak hanya di antara eksekutif tetapi juga di antara CXO yang
merupakan perwakilan dari suatu organisasi.CXO bertugas melakukan inovasi ekonomi
digital untuk menentukan cara kerja baru, meningkatkan layanan pelanggan, dan
menciptakan platform teknologi, mengusulkan strategi dan pimpin jalan menuju
perubahan besar, dan memperkenalkan inisiatif branding untuk menemukan kebutuhan
baru dan laten yang memberikan peluang untuk mengubah dan membentuk berbagai hal
untuk masa depan
Tetapkan visi yang luas, usulkan strategi, dan organisasi bebas dari warisan dan
kebiasaan saat ini, mendorongnya menuju pola pikir digital

Organisasi perlu berevolusi secara digital untuk mengatasi lanskap bisnis yang terus
berubah. Alasan semakin pentingnya Transformasi Digital adalah:
Acceleration of Change - Laju perubahan digital meningkat secara eksponensial,
sehingga sangat sulit untuk mempertahankan posisi kepemimpinan industri dan
membutuhkan percepatan solusi digital baru yang dibawa ke pasar.
Persaingan Digital - Meningkatnya tekanan persaingan digital telah memaksa bisnis yang
sudah lama berdiri untuk menguji kembali model mereka di jalur start-up "digital yang
lahir" baru.
Harapan Pelanggan - Pelanggan mengharapkan pengalaman yang baik di semua titik
kontak. Penting untuk memastikan bahwa interaksi mereka mulus dan luar biasa.
Adopsi Digital: Adopsi digital dari Big data, otomatisasi, dan IoT mengharuskan
perusahaan untuk bertransformasi sepenuhnya.

Transformasi Digital : Dampak pada industri


Alasan semakin pentingnya Transformasi Digital untuk suatu industry adalah:
• Acceleration of Change - Laju perubahan digital meningkat secara eksponensial,
sehingga sangat sulit untuk mempertahankan posisi kepemimpinan industri dan
membutuhkan percepatan solusi digital baru yang dibawa ke pasar.
• Persaingan Digital - Meningkatnya tekanan persaingan digital telah memaksa bisnis
yang sudah lama berdiri untuk menguji kembali model mereka di jalur start-up digital
yang lahir"baru.
• Harapan Pelanggan - Pelanggan mengharapkan pengalaman yang baik di semua titik
kontak. Penting untuk memastikan bahwa interaksi mereka baik dan lancer.
• Adopsi Digital: Adopsi digital dari Big data, otomatisasi, dan IoT mengharuskan
perusahaan untuk bertransformasi sepenuhnya.

Rangkuman

Menjadi digital berarti menyatukan sejumlah komponen yang saling terkait yang
meningkatkan keterhubungan dan memberikan wawasan yang berharga. Strategi
Transformasi Digital mengacu pada transformasi keseluruhan kegiatan organisasi, yang
bertujuan memanfaatkan peluang untuk mengubah teknologi digital. Untuk menjadi
Bisnis Digital, institusi membutuhkan pemimpin yang terinformasi yang dapat membuat
strategi menggunakan bukti, memimpin tim untuk bekerja, mendidik mereka untuk
mendekati tantangan menggunakan keputusan berdasarkan data, dan menciptakan
siklus inovasi yang gesit dan terfokus secara konstan. Teknologi utama yang
mengganggu perubahan termasuk Analisis data, kecerdasan buatan, Robotika,
komputasi Cloud, Blockchain, IOT, dan pemasaran digital.

Latihan

1. Apa itu information technology (teknologi informasi)?


a) Teknologi jaringan yang menghubungkan orang untuk saling berkomunikasi.
b) Teknologi yang memungkinkan informasi digunakan untuk menghasilkan produk
dan layanan.
c) Teknologi yang memuat semua informasi penting suatu bisnis dan transaksi.
d) Teknologi yang digunakan untuk mengumpulkan data dan mengolahnya menjadi
sebuah informasi penting.
e) Sebuah instruksi Bahasa Pemrograman untuk berkomunikasi dengan komputer.
2. Konversi informasi analog menjadi bentuk digital disebut sebagai _____.
a) Scripting
b) Movement
c) Digitization
d) Revolution
e) Resolution

Model bisnis gangguan digital yang menerapkan penggunaan gratis untuk pengguna
mendapat keuntungan dari …
a) Advertising
b) Pengunduh aplikasi
c) Pengguna tanpa promo
d) Penggunaan data pengakses
e) Keuntungan perusahaan
Gedung headquarter Apple di Cupertino dan headquarter Amazon merupakan basis
kekuatan baru, hal ini membuktikan bahwa …
a) Transformasi digital dapat memberikan keuntungan yang lebih besar dibanding
perusahaan reguler
b) Keuntungan didapatkan dari pengembangan digital
c) Transformasi digital tidak hanya berkembang di bidang bisnis, tetapi juga pada
bidang pembangunan
d) Perkembangan transformasi digital mengangkut berbagai bidang
e) Pengelolaan sumber daya dari transformasi digital dapat memenuhi seluruh
kebutuhan
Salah satu proses untuk melakukan social selling yaitu, kecuali …
a) Menciptakan buyer persona
b) Value first
c) Menggunakan media sosial yang sama
d) Langsung berjualan
e) Menentukan target
Pengendalian utama gangguan transformasi digital dapat dilakukan dengan cara
a) Mengikuti perkembangan yang ada
b) Membuat visi dalam menangani gangguan transformasi digital
c) Mengutamakan transformasi digital dalam pengembangan bidang
d) Mencegah terjadinya kegagalan inovasi baru
e) Membuat strategi yang mapan
Transformasi digital dapat menganggu kultur atau kebudayaan masyarakat karena,
kecuali...
a) Perkembangan transformasi digital tidak dapat dikontrol seiring zaman
b) Masyarakat yang tidak dapat menyeleksi perubahan yang ada
c) Interaksi sosial masyarakat semakin menurun
d) Revolusi gaya hidup manusia
e) Optimalisasi produktivitas dengan berbagai manfaat transformasi digital

3. Pergeseran dari teknologi elektronik mekanik dan analog ke elektronik digital disebut
_____.
a) Industry revolution
b) Development
c) Application
d) Digital revolution
e) Software engineering

4. Teknologi Informasi memungkinkan perusahaan untuk ...


a) Lakukan kegiatan yang dibutuhkan di mana saja
b) menambah pengetahuan tentang pasar
c) fokus investasinya pada solusi teknologi
d) tidak ada jawaban

Daftar Pustaka
Westerman, G., Didier, B., & McAfee, A. (2014). Leading digital: Turning technology into
business transformation. Harvard Business Press.

Anda mungkin juga menyukai